BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan
perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencairan dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Manajemen
keuangan
juga
mengkaitkan
perolehan
(acquitition),
pembiayaan /pembelanjaan (financing) dan manajemen aktiva dengan
tujuan secara menyeluruh dari suatu perusahaan. (Manajemen terhadap
fungsi keuangan).
Semua
kegiatan / aktivitas perusahaan
yang
bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien
mungkin.
Menurut pendekatan teori system, suatu perusahaan secara teknis
operasional dapat terdiri dari lima subsistem pula, yakni:
a. Subsistem produksi
b. Subsistem personalia
c. Subsistem pemasaran
d. Subsistem administrasi dan umum
e. Subsistem keuangan
Sejak perusahaan itu melakukan riset pemasaran (untuk menetapkan
produk apa yang akan dihasilkan, berapa jumlahnya, siapa dan dimana
6
konsumennya, berapa harganya, dan kapan memproduksi produk itu),
sampai
kepada
kegiatan
produksi
(mendirikan
pabrik,
membeli
peralatannya, membeli dan mendatangkan bahan baku, mempekerjakan
tenaga kerja dalam proses produksi), dan kegiatan para karyawan pada
berbagai bagian, semuanya memerlukan dana. Secara teoritis, tak satu pun
di antara kegiatan-kegiatan itu dapat terlaksana tanpa biaya. Jadi, yang
memikirkan dana bagi pembiayaan berbagai kegiatan itulah yang menjadi
salah satu fungsi manajemen keuangan. Dengan demikian, manajemen
keuangan adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam bidang
keuangan, yakni meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
keuangan.
Drs Agus Sartono MBA (2005) menyebutkan bahwa Manajemen
Keuangan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun
usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan
secara efisien.
Peranan Manajemen Keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
•
Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen
keuangan (pemerolehan (acquitition), pembiayaan /pembelanjaan
(financing) dan manajemen aktiva secara efisien)
•
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan
masyarakat meningkat.
7
•
Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien
dalam perubahan yang terjadi di lingkungan :
-
persaingan antar perusahaan,
-
perekonomian dunia yang tidak menentu,
-
perubahan teknologi
-
tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi
2.1.1 Fungsi Manajemen Keuangan
1. Fungsi penggunaan dana (Allocation of fund)
o Keputusan investasi/Capital budgeting/Investment decition
o Pembelanjaan aktif
o Bagaimana menggunakan dana secara efisien
o Alokasi ke AL & AT (aktiva riil)
2. Fungsi mendapatkan dana (raising decision) / Obtion of funds
o Keputusan pembelanjaan /Financing decision
o Pembelanjaan pasif
o Bagaimana memperoleh dana yang paling efisien (murah)
o Tercermin di neraca sisi pasiva
2.1.2 Keputusan dalam Manajemen Keuangan
o Keputusan investasi (Investment decision)
o Keputusan ini meliputi penentuan aktiva riil yang dibutuhkan
untuk dimiliki perusahaan,
o Keputusan pembelanjaan (Financing decision)
8
o Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan
dana yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang
diperlukan.
o Kebijakan deviden (deviden policy)
o Keputusan Manajemen Aktiva
o Keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan/penggunaan
aktiva
dengan
efisien
(biasanya
lebih
memperhatikan
manajemen aktiva lancar (kas, piutang dan sediaan).
2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan itu.
Dengan nilai perusahaan yang tinggi, akan menaikkan jumlah kekayaaan
para pemilik modal sendiri. Itulah sebabnya maka dalam teori manajemen
keuangan modern disebutkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk
memaksimumkan kekayaan para pemegang saham.
Drs Agus Sartono MBA (2005) menyebutkan bahwa tujuan dari
manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham melalui maksimasi nilai perusahaan. Istilah memaksimumkan profit
pada dasarnya hanya merupakan tujuan jangka pendek, sebab hanya
meliputi satu periode, atau untuk periode tertentu. Dalam analisis multi
periode, profit itu merupakan konsep arus, dimana para pengusaha ingin
memaksimumkan arus profitnya pada seluruh periode yang bersifat
independen
dan
homogen.
Dalam
9
keadaaan
demikian,
tujuan
memaksimumkan profit jangka pendek mengarah kepada maksimum profit
jangka panjang. Artinya jika profit itu selalu meningkat pada setiap tahun
maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Akan tetapi apabila perolehan
profit itu tidak menentu dimana pada beberapa tahun profit itu naik tapi
pada tahun-tahun yang lainnya profit itu malah menurun, maka kedua
tujuan itu tidak ekuivalen. Dengan demikian maka jelaslah bahwa tujuan
memaksimumkan kekayaan pemegang saham dianggap lebih baik
daripada memaksimumkan profit, karena telah mempertimbangkan
beberapa hal seperti:
a. Kekayaan jangka panjang
b. Resiko dan ketidak pastian
c. Waktu memperoleh keuntungan
d. Keuntungan pemegang saham
2.2 Investasi
Investasi modal kerja pada perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu
investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka
pendek adalah investasi yang berumur kurang dari satu tahun sedangkan
investasi jangka panjang berumur lebih dari satu tahun. Namun, ada pula
yang membagi investasi jangka panjang menjadi dua, investasi jangka
menegah yaitu antara satu sampai lima tahun dan investasi jangka panjang
yaitu lebih dari lima tahun.
10
Investasi jangka panjang ini dalam manajemen keuangan sering
dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pengertian
modal atau capital mengacu kepada aktiva tetap yang dipergunakan dalam
proses produksi sedangkan pengertian budget adalah suatu rencana atau
proyeksi aliran kas dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian
penganggaran modal tidak lain adalah proses merupakan proses analisa
meyeluruh tentang suatu proyek. Proses ini sangat penting bagi
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Perusahaan memutuskan
untuk melakukan investasi saat ini dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan yang cukup dimasa datang. Sebagai contoh investasi pada
perlengkapan system distribusi, bangunan, sarana produksi yang lebih
baik, penelitian dan pengembangan produk baru yang kesemuanya itu
sangat menentukan dan mempengaruhi keberhasilan dimasa mendatang.
Perlu diingat kembali bahwa tujuan utama perusahaan adalah
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, demikian pula tujuan
yang harus dicapai dalam investasi jangka panjang ini adalah
memaksimumkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham.
Jika perusahaan melakukan investasi yang memberikan nilai sekarang
yang lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan meningkat.
Peningkatan nilai perusahaan dari investasi ini akan tercermin pada
meningkatnya harga saham. Dengan kata lain, keputusan investasi harus
dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan
11
keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang diisyaratkan oleh
pemilik modal.
Dalam penganggaran modal beberapa informasi sangat diperlukan
diantaranya adalah : alternatif kesempatan investasi, estimasi aliran kas,
pemilihan investasi atas dasar kriteria yang ada dan penilaian kembali
setelah ditentukannya suatu investasi. Konsep penganggaran modal ini
dapat diterapkan pada berbagai alternative investasi jangka panjang, baik
itu berupa investasi baru, eksplorasi sumber alam dan investasi jangka
panjang lainnya. Informasi tentang aliran kas untuk masing-masing
alternative investasi dapat diperoleh dari sumber yang berbeda. Sebagai
contoh investasi produk baru sangat memerlukan informasi yang berasal
dari bidang pemasaran, sedangkan investasi penggantian aktiva lebih
banyak diperoleh dari bidang produksi.
Tugas yang paling penting didalam penanggaran modal atau capital
budgeting adalah estimasi aliran kas dimasa mendatang yang mencakup
aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Proyeksi aliran kas melibatkan
berbagai variable, individu dan berbagai departemen atau bidang dalam
bperusahaan. Secara umum investasi jangka panjang dapat dikelompokkan
menjadi empat macam :
1. Investasi penggantian asset karena sudah using atau karena adanya
teknologi yang baru.
2. Investasi ekspansi berupa penambahan kapasitas produksi karena
adanya kesempatan usaha yang lebih baik
12
3. Investasi penambahan produk baru atau diversifikasi produk
4. Investasi lain yang tidak termasuk kedalam ketiga kategori tersebut,
Investasi lain ini meliputi investasi peralatan pengendalian polusi dan
investasi peningkatan keselamatan kerja.
Sementara itu jika dilihat dari segi keterkaitan antar investasi, dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu investasi yang bersifat meniadakan atau
mutually exclusive dan investasi yang independen. Investasi yang saling
meniadakan artinya kita tidak mungkin untuk melakukan keduanya
sebagai contoh perusahaan tidak dapt menggunakan conveyor dan forklift
untuk material handling dalam proses produksinya. Sedangkan investasi
yang independen adalah investasi dimana keputusan penolakan dan
penerimanya tidak berpengaruh apapun terhadap investasi lain. Misalnya
keputusan untuk membeli perlengkapan untuk material handling dan
mesin pengepakan dalam perusahaan rokok.
Perlu diingat bahwa keputusan investasi tidak mencakup hanya
investasi pada asset rril seperti tanah, bangunan, alat kantor, kendaraan dan
asset riil lainnya melainkan juga investasi pada asset finansiil seperti
investasi pada saham dan obligasi. Investasi pada asset riil juga meliputi
asset berujud atau tangible asset dan asset tak berujud atau intangible asset
seperti merek, kontrak manajemen, dan hak patent. Konsep penilaian
investasi ini akan menjawab pertanyaan berapa besarnya tambahan nilai
riil dari suatu investasi. Keputusan investasi jangka panjang ini
mempunyai
arti
sangat
penting
13
karena
ketidaktepatan
dalam
memproyeksikan kebutuhan investasi akan mengakibatkan terjadinya over
atau underinvestment.
Ada dua komponen utama aliran kas, yakni initial cash flow yang
merupakan pengeluaran investasi. Pengeluaran ini mencakup pengeluaran
yang diperlukan mulai saat timbul idea tau gagasan untuk beroperasi. Kita
perlu mengindentifikasi dengan teliti setiap pengeluaran ini karena dapat
saja pengeluaran ini terjadi berkali-kali selama usia proyek. Yang kedua
adalah operasional cash flow, yang berkaitan dengan pengeluaran dan
penerimaan selama operasi perusahaan. Operasional cash flow ini biasanya
akan mempunyai selisih neto yang positif, dan dari sini pengembalian
investasi itu dilakukan. Cara semacam itu cukup tepat apabila tidak ada
perbedaan antara pengakuan penerimaan dan biaya akuntansi dan
terjadinya penerimaam dan pengeluaraan kas. menjadi ma operasi bisnis.
Dalam membuat suatu program atau proyek didalam suatu
perusahaan hendaklah dibuat suatu perhitungan investasi yang tepat dan
terukur. Jika program tersebut dapat dijalankan dengan keuntungan yang
maksimal, maka program tersebut akan dilaksankan. Pertumbuhan
perusahaan dan bahkan kemampuannya untuk tetap mampu berkompetisi
maupun bertahan bergantung pada aliran pemikiran yang konstan untuk
membuat suatu program baru, cara-cara untuk membuat suatu program
yang ada menjadi lebih baik dan cara-cara untuk beroperasi dengan biaya
yang lebih rendah. Akibatnya perusahaan yang dikelola dengan baik akan
berusaha
sekuat
tenaga
untuk
14
mengembangkan
usulan-usulan
penganggaran modal yang baik. Hal ini sesuai dengan rencana bisnis
strategis suatu perusahaan seperti yang diungkapakan Brigham and Huston
(2006) menyatakan rencana bisinis yaitu rencana jangka panjang yang
memberikan garis besar strategi jangka panjang perusahaan untuk jangka
waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Jika Perusahaan memiliki kemampuan dan eksekutif serta
karyawan yang imajinatif, dan jika sistem insentifnya bekerja dengan
benar, maka akan banyak pemikiran investasi anggaran yang muncul
kepermukaan. Beberapa pemikiran mungkin adalah suatu pemikiran.
Menganalisa berbagai usulan pengeluaran modal bukanlah suatu operasi
yang tanpa biaya, memang akan ada keuntungan yang diraih, tetapi
analisis tetap membutuhkan biaya. Untuk beberapa jenis program tertentu
mungkin dibutuhkan analisis yang relaitf detail tetapi untuk beberapa
program lain mungkin sebaiknya digunakan prosedur yang lebih
sederhana.
Terdapat lima metode yang digunakan untuk menilai peringkat program dan untuk
memutuskan apakah program tersebut sebaiknya diterima atau ditolak
dalam anggaran modal. Yaitu (1) pembayaran kembali, (2) pembayaran
kembali yang didiskontokan, (3) nilai sekarang bersih (net present valueNPV), (4) tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR), dan
(5) tingkat pengembalian yang dimodifikasikan (modified internal rate of
return-MIRR).
15
2.3
Tekhnik Analisis Data
2.3.1 Avarage Rate Of Return atau Return On Investment (ROI)
Avarage Rate Of Return atau Return on Investment merupakan
ratio antara laba setelah pajak terhadap investasi. Drs Lukman Syamsudin
MA (2004) mengemukakan bahwa perhitungan Avarage Rate Of Return
didasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang
tampak dalam laporan rugi laba, dengan perhitungan sebagai berikut :
Avarager Rate Of Return = Avarage Earning After Taxes
Avarage Investment
Avarage earning after taxes (rata-rata bersih sesudah pajak) atau
rata-rata keuntungan bersih sesudah pajak dihitung dengan jalan
menambha keseluruhan keuntungan bersih sesudah pajak umur proyek,
kemudian dibagi dengan umur ekonomis proyek tersebut.
Avarage EAT =
EAT
n
Keterangan :
Avarage EAT = Rata-rata keuntungan bersih sesudah pajak
EAT
n
= Total keuntungan bersih sesudah pajak
= Umur ekonomis proyek/aktiva (jangka waktu proyek
menghasilkan)
Avarage Investment (Rata-rata Investasi) dihitung dengan jalan
membagi dua jumlah ivestasi. Rata-rata ini mengasumsikan bahwa
perusahaan menggunakan metode depresiasi garis lurus dan tidak ada nilai
16
residu atau salvage pada akhir umur ekonomis proyek. Dengan demikian
nilai buku aktiva akan menurun pada tingkat yang konsta, mulai dari nilai
investasi yang semula sampai dengan Rp.0 pada akhir umur ekonomis
proyek. Hal ini berarti bahwa rata-rata nilai proyek adalah separuh dari
jumlah investasi yang semula.
Metode ini hanya didasarkan atas laba dari data laporan keuangan,
dengan demikian kelemahan yang utama yaitu apabila metode depresiasi
yang dipergunakan berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda
karena metode depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya
suatu keuntungan. Sebagai contoh penggantian mesin lama yang masih
memiliki nilai buku Rp. 5.000.000,- dengan mesin baru senilai Rp.
23.000.000,- Biaya pemasangan Rp. 2.000.000,-. Sehingga total investasi
adalah sebesar Rp. 25.000.000,- dikurangi dengan penjualan mesin lama
Rp. 5.000.000,- atau sebesar Rp. 20.000.000,-.cara perusahaan dalam
menjaga kelangsungan hidup dari usahanya dengan mengambil kebijakan
penjualan kredit, dimana penjualan kredit ini akan menimbulkan piutang
yang merupakan investasi bagi perusahaan. Karena pembayarannya dapat
ditangguhkan dan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai
perjanjian antara perusahaan dan konsumen.
2.3.2 Payback Period
Drs Lukman Syamsudin MA (2004) menyatakan Payback period
merupakan perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan
17
untuk menutup initial investment dari suatu proyek dengan menggunakan
cash inflow yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Perhitungan payback
period untuk suatu peroyek yang mempunyai pola cash inflow yang sama
dari tahun ketahun dapat dilakukan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
Payback period = Initial Investment
Cash Inflow
Drs Agus Sartono MBA (2005) menyebutkan bahwa payback
period merupakan berapa lama (jangka waktu) yang diisyaratkan untuk
pengembalian initial cash investment (investasi). Kelemahan konsep ini
adalah tidak memperhatikan konsep niali waktu uang dan tidak
memperhatikan aliran kas masuk setelah payback.
2.3.3 Metode Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Untuk mengetahui kelayakan suatu proyek atau program layak
dijalankan dapat di lihat berapa besar persentase keuntungan yang
ditentukan. Salah satunya adalah dengan metode nilai sekarang bersih (Net
Present Value-NPV), Brigham and Huston (2006) menyatakan metode
nilai bersih sekarang – NPV adalah metode untuk menyusun peringkat
usulan-usulan investasi menggunakan NPV, yang setara dengan nilai
sekarang dari arus kas bersih dimasa mendatang yang didiskontokan pada
biaya modal. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita akan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
18
1. Mengitung dari setiap arus kas, termasuk arus kas masuk dan arus kas
keluar, yang didiskontokan pada biaya modal program.
2. Menjumlahkan arus-arus kas terdiskonto diatas kemudian jumlah ini
dinyatakan sebagai NPV program tersebut.
3. Jika NPV memiliki nilai positif, program tersebut sebaiknya diterima,
sedangkan jika negatif sebaiknya ditolak. Jika terdapat dua program
dengan NPV positif bersifat saling ekslusif, maka yang sebaiknya
diterima adalah dengan program yang mempunyai nilai NPV positif
terbanyak.
Brigham and Huston (2006) mengemukakan persamaan NPV dapat
dinyatakan sebagai berikut:
NPV
= CF0
=
+
CF1 + CF2 + .... = Cfn
(1+K)1 (1+K)2
(1+K)n
n
CFt
t=0 (1+k)t
Dasar pemikiran untuk metode NPV cukup sedehana. Nilai NPV
sebesar “Nol” menunjukkan bahwa arus kas program tersebut pasti
memadai untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang diminta atas modal tersebut. Jika
sebuah program memiliki nilai NPV positif, maka program tersebut
menghasilkan kas yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk
melayani utangnya dan untuk memberikan pengembalian yang diminta
kepada para pemegang saham, dan kelebihan kas ini akan dikumpulkan
19
untuk dibayarkan kembali hanya untuk para pemegang saham perusahaan.
Oleh karena itu jika perusahaan melaksanakan suatu program yang nilai
NPV-nya positif, maka posisi para pemegang sahamnya juga akan
membaik.
Drs Lukman Syamsudin MA (2004) menyatakan Net Present
Value adalah merupakan selisih antara cash flow yang didiskonto pada
tingkat bunga minimum atau cost of capital perusahaan dikurangi dengan
investasi. Merupakan salah satu dari tekhnik capital budgeting yang
mempertimbangkan nilai waktu uang yang paling banyak digunakan.
NPV = Present Cash Inflow – Present Value Investasi
Pengukuran cash inflow dan cash outflow yang didasarkan atas nilai
sekarang atau present valuenya dapat memberikan suatu perbandingan
yang lebih tepat dari beberapa proyek yang sedang dievaluasi. Apabila
proyek yang dinilai mempunyai pola cash flow konvensional (cash out
flow diikuti oleh serangkaian cash flow) maka present value dari invstasi
adalah sebesar modal yang diinvestasikan, sebaliknya apabila cash flow
dari suatu proyek mempunyai nonkonvensional, maka terlebih dahulu
harus dihitung present value dari keseluruhan modal yang diinvestasikan,
kemudian baru dikurangi dari present value keseluruhan cah inflow.
Keputusan proyek tersebut diterima atau tidak sangat tergantung dari Net
Present Value proyek tersebut, usulan proyek diterima apabila VPV > 0.
20
Dr. Suad Husnan MBA (2005) mengemukakan net Present Value
yaitu sebagai nilai tunai bersih atau nilai sekarang bersih.NPV merupakan
kombinasi pengertian present value penerimaan dengan present value
pengeluaran kas.
NPV = PV penerimaan – investasi yang diperlukan
Dengan demikian untuk investasi yang hanya berusia satu tahun rumus untuk
menghitung NPV adalah
NPV = A0 + A1
1+r
Penggunaan NPV nampaknya memang merupakan tujuan yang
wajar bagi perusahaan, karena pedoman NPV membantu kita dalam
menggunakan investasi pada pasar modal untuk menemukan opportunity
cost capital sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Drs Agus Sartono MBA (2005) menyatakan Net Present Value
adalah selisih present value proceed dengan present value investment
(outlay). Metode ini merupakan metode discounted cash flow dengan
perhitungan sebagai berikut :
NPV =
n
At
t=0 (1+r)t
NPV = - A0 +
n
At
t=1 (1+r)t
21
Jika suatu investasi nilai NPVnya sama dengan nol, sebenarnya telah
memberikan keuntungan sebesar required rate of returnya. Sehingga memang
seharusnya menerima investasi yang memberikan keuntungan riil sebesar
tingkat keuntungan yang diharapkan. Jika perusahaan memiliki NPV sama
dengan nol, maka perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan, hal ini
disebabkan keuntungan perusahaan adalah nol. Dengan kata lain keuntungan
yang diperoleh hanya cukup untuk membayar modal saja, maka sebaiknya
dalam mengambil keputusan seorang manager harus memilih proyek atau
investasi yang memiliki nilai net present value positif dan lebih besar.
2.3.4 Tingkat Pegembalian Internal (IRR)
Metode tingkat pengembalian internal (Internal rate of return –
IRR) dinyatakan sebagai tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang dari ekspektasi arus kas masuk kesuatu program kenilai sekarang
dari biaya program. Brigham and Huston (2006) menyatakan tingkat
pengembalian internal yaitu metode penyusunan peringkat usulan investasi
dengan menggunakan tingkat pegembalian dari sebuah investasi yang
dihitung dengan menemukan tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas masuk masa depan ke biaya program.
Dengan rumus perhitungan tingkat pengembalian internal sebagai berikut :
PV ( Arus Kas Masuk = PV ( Biaya Investasi )
Atau ekuivalennya, tingkat yang memaksa NPV menjadi sama dengan nol
CF0 + CF1
(1+IRR)1
+ CF2
(1+IRR)2
+ ....... + CFn
(1+IRR)n
22
= 0
NPV
=
n
CFt
t=o (1+IRR)t
= 0
Drs Lukman Syamsudin MA (2004) mengemukakan tingkat pengembalian
internal sebagai tingat discount atau bunga yang akan menyamakan
present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek
yang sedang dinilai, atau dengan kata lain IRR adalah tingkat discount
yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena present value cash
inflow pada tingkat discount tersebut akan sama dengan initial investment.
Kriteria penerimaan atau penolakan suatu usulan proyek ditentukan
sebagai berikut :
Usulan proyek investasi akan diterima apabila :
IRR > cost of capital
Dan akan ditolak apabila,
IRR < cost of capital
Dr. Suad Husnan MBA (2005) menyatakan tingkat pengembalian internal
suatu investasi adalah tingkat bunga yang menyamankan present value dari
aliran kas masuk. Secara sistemetis, tingkat bunga tersebut dinyatakan
sebagai r, bisa dinyatakan:
n
t-0
(At)
(1+r)t
=0
Apabila kas awal atau biaya terjadi pada waktu 0, persamaa bias diubah
menjadi :
23
A0 =
A1
+ A2
+ …… + An
(1+r) n
(1+r)
(1+r)2
IRR dari suatu program adalah ekpektasi tingkat pengembaliannya, jika
tingkat pengembalian internal melebihi biaya uang yang digunakan untuk
mendanai program, maka akan mendapat surplus setelah pembayaran
modal dan surplus ini akan diberikan kepada pemegang saham perusahaan.
Oleh karena itu menerima sebuah program yang nilai IRR melebihi biaya
modalnya akan meningkatkan kekayaan pemegang saham dilain pihak jika
tingkat pengembalian internal lebih kecil dari biaya modalnya maka
menerima
program
akan
menimbulkan
biaya
bagi
perusahaan.
Karakteristik “impas” seperti inilah yang membuat IR bermanfaat dalam
mengevaluasi program-program dalam suatu perusahaan.IRR berganda
yaitu suatu situasi dimana sebuah program memiliki dua atau lebih IRR.
Drs Agus Sartono MBA (2005) mengemukakan Internal Rate Of
Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value aliran kas
keluar yang diharapkan (Expected cash outflows) dengan present value
aliran kas masuk yang diharapkan (expected cash inflows). Internal rate Of
Return ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut :
n
t-0
(At)
(1+r)t
=0
dari persamaan tersebut, dapat juga diubah menjadi :
A0 =
A1
+ A2
+ …… + An
2
(1+r)
(1+r)
(1+r) n
24
Apabila internal rate of return lebih besar dari rate of return yang
ditentukan maka investasi tersebut diterima, karena akan menaikkan harga
pasar saham dan sebaliknya bila internal rate of return lebih kecil
disbanding rate of return yang ditentukan maka investasi itu akan ditolak.
25
Download