BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita
oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga
banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
hipertensi. Gejalanya terkadang tidak terasa, maka hipertensi menjadi salah
satu penyakit yang disebut sebagai silent killer, karena penyakit hipertensi
mengakibatkan
berbagai
komplikasi
pembuluh
darah
yang
dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner, ginjal dan stroke dikemudian hari
(Peter, 2006).
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi
faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang
dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor
risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan
makan garam), alkohol, stres dan kelebihan berat badan (obesitas)(Peter,
2006).
Penyakit hipertensi ini terjadi karena salah satu akibat masalah yang
sering muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan
yang tinggi garam, stress yang dialami, obesitas. Bagi laki-laki kebiasaan
merokok, minum-minuman beralkohol akan memacu timbulnya hipertensi.
cara untuk penanganan hipertensi yaitu dengan mengubah ke arah gaya
11
Universitas Sumatera Utara
hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet / pola makan seperti
rendah garam, rendah kolesterol dan lemak, dan tidak mengkomsusi alkohol
dan rokok(Peter, 2006).
Berkaitan dengan gaya hidup, maka pengetahuan, sikap dan
kepatuhan menjadi faktor utama agar penyakit hipertensi ini tidak
berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah. Kepatuhan terhadap diet
yang meliputi diet rendah garam, rendah kolesterol dan rendah lemak sangat
diperlukan.Kepatuhan sendiri sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan
sikap penderita.Pengetahuan akan mempengaruhi kompetensi perasaan
dalam mengatur gejala. Seseorang yang faham tentang hipertensi dan
berbagai penyebabnya maka akan melakukan tindakan sebaik mungkin agar
penyakitnya tidak berlanjut (Schere dan Bruce, 2001). Faktor kepatuhan
yang lain adalah sikap. Sikap menjadi faktor yang paling kuat, karena
dengan sikap ingin sembuh dan keinginan untuk menjaga kondisi tubuh
tetap sehat akan berpengaruh terhadap penderita untuk mengontrol diri
dalam berperilaku sehat. Kemampuan penderita hipertensi agar tidak
menjadikan penyakitnya semakin parah adalah menjaga perilaku pola
makan yang salah satunya adalah melakukan diet rendah garam
(Notoatmodjo, 2007).
Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%.
Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan
umur 55-64 tahun. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi
12
Universitas Sumatera Utara
terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di
tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005,
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar
26,3% dengan faktor utama adalah hipetensi. Prevalensi hipertensi di
Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21%. Data secara
nasional yang ada belum lengkap, karena sebaguan besar penderita
hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi
umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya (Kusuma, 2010).
Profil kesehatan Puskesmas Medan Johor pada tahun 2011
menunjukkan bahwa hipertensi menduduki peringkat ketiga dari 10
penyakit yang terbanyak di masyarakat dengan 1654jumlah kunjungan di
tahun 2011.Pada tahun 2012 diperoleh kunjungan masyarakat dari bulan
Januari hingga Februari terdapat 166 kunjungan masyarakat ke Puskesmas
Medan Johor. (Profil Kesehatan Puskesmas Medan Johor, 2012)
Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan terhadap 5 orang
penderita hipertensi diketahui bahwa pada dasarnya para pasien ini
mengetahui bahwa mereka harus mengurangi konsumsi garam. Namun
demikian, ternyata mereka menunjukkan sikap yang kurang mendukung
dimana setiap hari kandungan garam yang dikonsumsi masih cukup tinggi.
Hal ini terjadi karena sudah menjadi kebiasaan selera makan bahwa kalau
masakan yang dirasakan kurang asin maka akan mengurangiselera makan
mereka. Selain itu pelaksanaan kepatuhan diet rendah garam juga kurang
13
Universitas Sumatera Utara
mendapat dukungan dari keluarga dimana anggota keluarga mereka
memang menyukai masakan yang terasa asin daripada masakan yang manis.
Sikap dan dukungan keluarga di atas yang menyebabkan penderita
hipertensi ini tidak dapat melakukan diet rendah garam secara sempurna.
Perilaku pasien yang ditemukan adalah tidak pernah mengontrol
kesehatannya dan tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi menyebabkan
pasien terkena serangan stroke pertama.
Berdasarkan hal di atas, penulis sangat tertarik untuk memberikan
promosi kesehatan mengenai diet hipertensi pada Praktik Belajar Lapangan
Komprehensif ini dengan anggota keluarga hipertensi di Lingkungan VI
Kelurahan Gedung Johor dimulai dari tanggal 11 Juni 2012 s/d 7 Juli 2012
sebagai suatu praktik pembelajaran pada penulis yang bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan dan mengaplikasikan teori dan konsep yang
telah didapat dari proses belajar di pendidikan. Pengelolaan pelayanan
keperawatan yang dapat diberikan yakni promosi kesehatan mengenai
hipertensi yaitu penatalaksanaan perawat melalui program pengaturan diet
yaitu tentang pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dalam kepatuhan
melaksanakan diet. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya
promosi kesehatan bagi pasien hipertensi adalah penyuluhan kesehatan,
memberikan booklet dan leaflet, pengaturan menu, dan pengukuran tandatanda vital.
14
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan
Tujuan dari PBLK ini adalah untuk mengaplikasikan konsep/teori
asuhan keperawatan komunitas dengan hipertensi untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai diet hipertensi yang akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku pasien dan keluarga dalam upaya mengikuti diet
hipertensi sebagai upaya menerapkan pola hidup sehat.
C. Manfaat
1.
Mahasiswa
Melatih mahasiswa dalam melaksanakan keperawatan komunitas
khususnya pada pasien hipertensi sehingga mahasiswa dapat secara
langsung memberikan intervensi kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi sehingga hal ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
mahasiswa.Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
menyusun kebijaksanaan yang dapat mencegah kejadian hipertensi pada
masyarakat.
2.
Pendidikan Keperawatan
Diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi
pendidikan keperawatan pada aspek aplikatifnya dan menjadi referensi
tersendiri untuk meningkatkan asuhan keperawatan dalam ruang lingkup
Keperawatan Komunitas khususnya perawatan pasien hipertensi.
3.
Komunitas
Diharapkan secara langsung dapat menambah pengetahuan bagi
pasien dan keluarga dalam melaksanakan diet hipertensi sehingga dapat
menjaga kebugaran tubuhnya dengan menjaga diet rendah garam dengan
baik sehingga tidak terjadi komplikasi akibat hipertensi.
15
Universitas Sumatera Utara
Download