PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK AND

advertisement
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
1. UMUM
1. GENERAL
a. Pendirian dan Informasi Umum
a. Establishment and General Information
PT Indo Setu Bara Resources Tbk (Dahulu PT Cipendawa Tbk)
('Perusahaan") didirikan pada tanggal 25 November 1970 dengan nama
PT Tjipendawa Farm Enterprise Ltd, dengan Akta Notaris Juliaan Nimrod
Siregar Gelar Mangaradja Namora SH No.90. Akta pendirian tersebut
telah dapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam surat keputusan No. J.A 5/79/25 tanggal 7 Juni 1972 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 22 Tambahan
No. 188 tanggal 16 Maret 1973. Akta perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris R.F Limpele, SH,
No. 34 tanggal 29 Juni 2012 mengenai Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan PT Indo Setu Bara Resources Tbk. Perubahan ini telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-30517
tanggal 15 Agustus 2012.
PT Indo Setu Bara Resources Tbk (Formerly PT Cipendawa Tbk) ("the
Company") was established under name of PT Tjipendawa Farm Enterprise Ltd
based on Notarial Deed No. 90 of Juliaan Nimrod Siregar Gelar Mangaradja
Namora, SH dated November 25, 1970. The deed of establishment was
approved by the Minister of justice of the Republic of Indonesia through Decision
Letter No. JA 5/79/25 dated June 7, 1972 and was published in State Gazette
No. 22, Supplement No.188 dated March 16, 1973. Deed of the company has
changed several times, most recently by Deed R.F Limpele, SH. Number 34
dated June 29, 2012 about the Annual General Meeting of Shareholders of PT
Indo Setu Bara Resources Tbk. This change was approved by the Minister of
Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decree No.. AHUAH.01.10-30517 dated August 15, 2012.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, lingkup kegiatan
Perusahaan meliputi bidang usaha peternakan, industri, pertanian,
pertambangan, jasa, angkutan dan perdagangan.
According to Article 3 of the Company's articles of association, the scope of
activities of the Company are farming, industry, agriculture, mining, sevice,
transportation and tranding.
Perusahaan berkedudukan di Wisma Intra Asia Lt. 2 Jl. Prof. Dr. Soepomo
SH No. 58, Jakarta. Perusahaan memulai operasi komersial pada awal
tahun 1971.
The Company is located at Wisma Intra Asia Lt. 2 Jl. Prof. Dr. Soepomo SH No.
58, Jakarta. The Company Started its commercial operations in beginning of
1971.
b. The Company’s Public Offering
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 20 April 1990, Perusahaan memperoleh Surat Pernyataan
Efektif dari Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) untuk
menawarkan 3.000.000 sahamnya terdiri dari 2.546.200 saham baru dan
453.800 saham milik pemegang saham lama di Bursa Efek di Indonesia
kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp. 1.000 per saham dengan
harga penawaran Rp. 5.900 per saham. Pada tanggal 18 Juni dan 2 Juli
1990, seluruh saham perusahaan telah dicatat masing-masing di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia).
As of April 20, 1990 The Company obtained the effective letter from Chairman of
the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam), in connection with the public
offering of 3,000,000 shares of stock consisting of 2,546,200 new shares and
453,800 shares of existing stockholders to the public through the stock
Exchanges in Indonesia at a nominal value of Rp 1,000 per share with offering
price of Rp 5,900 per shares. As of June 18, and July 2, 1990 all the Company's
shares have been listed in Jakarta Stock Exchanges and Surabaya Stock
Exchanges, respectively (now Indonesian Stock Exchanges) (BEI).
Bedasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Tanggal 15
Desember 2004, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui
untuk melakukan penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih
dahulu sejumlah 14.198.115 saham tersebut telah disetujui oleh Direksi
Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) Melalui Surat No. S0212/BEJ-PSR/03-2005 tanggal 7 Maret 2005.
Base on the stockholders' extraodinary general Meeting dated December 15,
2004, the Company's stockholders resolved to increase paid-up capital stock
without pre-emptive rights to the stocckholders of 14,198,115 shares with
nominal value of Rp 1,000 per share which is taken by PT Graha Pustaka. The
additional paid-up capital stock have been approved by Director of Jakarta Stock
Exchanges (now Indonesian Stock Exchanges) (BEI) in its letter No. S0212/BEJ-PSR/03-2005 dated March 7, 2005.
c. Struktur Entitas Anak
c. The Subsidiaries' Structure
Perusahaan memiliki secara langsung dan tidak langsung Entitas Anak
sebagai berikut :
Entitias Anak/
Subsidiaries
Kegiatan
Pokok/
Main
Activities
The Company has direct and indirect ownership in the following Subsidiaries :
Persentase Kepemilikan/
Percentage of Ownership
Domisili/
Domicile
Jumlah Aset Sebelum Eliminasi/
Total Assets Before Elimination
31 Maret 2013
Rp
31 Desember 2012
Rp
31 Maret 2013
Rp
31 Desember 2012
Rp
99,952%
99,952%
9,145,570,630
8,768,215,680
98%
98%
9,126,727,684
8,744,740,576
Pemilikan langsung/
Direct ownership
PT Sentra Alam
Penyertaan pada
Jakarta
Resources (SAR)*** Perusahaan lain/
Investment in Order
Company
Pemilikan tidak langsung melalui SAR/
Indirect ownership from SAR
PT Pratama Sumber
Bumibara (PSB)**
6
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
1. UMUM (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
c. Struktur Entitas Anak (Lanjutan)
c. The Subsidiaries' Structure (Continued)
** Sampai dengan tanggal 31 Maret 2013, SAR dan PSB belum
melakukan kegiatan operasi komersial.
** Up March 31,2013, SAR and PSB have not yet commercially operated.
PSB memiliki izin usaha Pertambangan Ekplorasi dari Bupati Berau
masing-masing dengan No.320 dan No. 321, keduanya tertanggal 16 Juni
2009. Pertambangan eksplorasi dengan komoditi batubara yang berada di
kampung Labanan Makarti dan Tumbit Dayak, Kecamatan Teluk Bayur,
Kabupaten/Kota Berau, Provinsi Kalimantan Timur dan masing-masing
dengan luas 2.000 hektar dan 1.612 Hektar PSB masih dalam tahap
pengembangan dan belum melakukan kegiatan operasi komersil.
PSB has obtained its mining exploration license No.320 and No.321
respectively, both dated June 16, 2009 from the head of Regent of Berau. Coal
Mining and commodities exploration are located in Kampung Labanan Makarti
and Tumbit Dayak, in Teluk Bayur, District of Berau, East Kalimantan, with
covering areas of 2.000 hectares and 1.612 hectares,respectively. PSB is still in
a development stage and has not commercially operated.
d. Komisaris, Direksi dan Karyawan
d. Commissioners, Directors and Employees
Susunan Komisaris dan Direktur Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013
dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s Commissioner and Director as of March 31,
2013 and December 31, 2012 are as follows:
31 Maret 2013/March 31, 2013
Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Directors
Komisaris :
Presiden Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen
:
:
:
Nama / Name
Fakir Chand
Hari Kiran Vadlamani
Djunggu Harungguan Sitorus
:
:
:
Commissioner
President Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
Direksi
Presiden Direktur
Direktur
:
:
Nama / Name
Robijanto
Ravindra Kumar Sankara
:
:
Director
President Director
Director
31 Desember 2012/December 31, 2012
Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Directors
Komisaris :
Presiden Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris Independen
:
:
:
Nama / Name
Fakir Chand
Hari Kiran Vadlamani
Djunggu Harungguan Sitorus
:
:
:
Commissioner
President Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
Direksi
Presiden Direktur
Direktur
:
:
Nama / Name
Robijanto
Ravindra Kumar Sankara
:
:
Director
President Director
Director
Gaji dan kompensasi kesejahteraan lainnya yang diperoleh Dewan
Komisaris Perusahaan adalah masing-masing sebesar Rp 40 Juta dan Rp
59 Juta untuk tahun 31 Maret 2013 dan 2012, dan direksi perusahaan
adalah masing-masing sebesar Rp 83 juta dan Rp 59 Juta untuk tahun 31
Maret 2013 dan 2012.
Salaries nd other compensation benefits incured for the companys board of
commissioners amounting to Rp 40 million and Rp 59 million in March 31, 2013
and 2012, respectively, and board of Directors amounting to Rp 83 million and
Rp 59 million in March 31, 2013 and 2012, respectively.
Pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 2012, perusahaan dan entitas
Anak memiliki masing-masing sejumlah 6 dan 7 karyawan ( tidak diaudit).
As of March 31,2013 and 2012, the Company and Subsidaries had employees
of 6 and 7 employees, respectively (unaudited).
7
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
a. Basis of preparation of the Consolidated Financial Statements
Pernyataan Kepatuhan
Statement of Compliance
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia ("SAK"), yang mencakup pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan ("SAK") dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan ("ISAK") yang dikeluarkan oleh dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkap dalam catatancatatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi
dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
The consolidated financial Statements have been prepared in accordance with
Indonesian Financial Acconting Standards ("SAK"), which comprise the
statements of financial Accounting Standards ("PSAKs") and interpretations to
financial Accounting Standards ("ISAK") issued by the board of Financial
Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants. As disclosed
further in the relevant succeding notes, several amended and published
accounting standards were adopted effective January 1, 2011.
Laporan keuangan konsolidasi juga disusun sesuai dengan peraturan
Badan Pengawasan Pasar Modal dan lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
No. VII.G.7 tetang "Pedoman Penyajian Laporan Keuangan" yang terdapat
dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-06/PM/2000
tanggal 13 Maret 2000 dan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.
The consolidated financial statements have also been prepared in accordance
with Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAMLK) Rute No. VII.G.7 regarding Financial Statements Presentation Giudelines
included in the Appendix of the Decree of the Chairman of BAPEPAM-LK No.
KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2000, and the Decision Decree of the
Chairman of BAPEPAM-LK No. KEP-554/BL/2010 dated December 30, 2010.
Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan PSAK 1 (Revisi
2009), "Penyajian Laporan Keuangan" yang diterapkan pada tanggal 1
Januari 2011.
The consolidated financial statements are prepared in accordance with PSAK 1
(Revised 2009), "presentation of Financial Statements" which is adopted on
January 1, 2011.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian adlaah selaras dengan kebijakan akuntansi yang
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi
penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1
Januari 2011 seperti yang telah diungkap pada Catatan ini.
The accounting policies adopted in the prepared of the consolidated financial
statements are consistent with those made in the preparation of the consolidated
financial statements for the year ended December 31, 2010 except for the
adoption of several amended PSAKs effective January 1, 2011 as disclosed in
this Note.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual,
kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep
biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur dengan
menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam Catatan yang relevan.
The consolidated financial statements have been prepared on the accural basis,
except for the consolidated statements of cash flows, using the historical cost
concept of accounting, except for certain accounts which are measured on the
based as described in the relevant note herein.
Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode
langsung.
The statement of cash flows presents receipts and payments of cash on hand
and in banks classified into operating, investing and financing activities. Cash
flows from operating activities is presented under direct method.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan adalah
Rupiah.
The reporting currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah.
Pernyataan Kepatuhan
Statement of Compliance
Penerapan standar akuntansi di atas yang relevan terhadap Perusahaan
dan Entitas Anak adalah sebagai berikut :
The adoption of the aforesaid accounting standards which are relevant to the
Company and Subsidiaries are as follows:
1. Penyajian Laporan Keuangan
1 Presentation of financial Statements
PSAK 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu
antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian
secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan
antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang, informasi komparatif konsistensi penyajian dan
memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, estimasi dan
pertimbangan
utama,
pengelolaan
permodalan,
pendapatan
konprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan
dan pernyataan kepatuhan.
8
PSAK 1 (Revised 2009) regulates the presentation of financial statements as
to, among others, the obejective, component of financial statements, fair
presentation, materiality and aggregation, offsetting, distinction between
current and non-current asset and liabilities, comparative information,
consistency of presentation and introduces new disclosures such as, among
others, key estimations and judgments, capital management, other
comprehensive income, departures from accounting standards and
statement of compliance.
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Perubahan Signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut
terhadap perusahaan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut :
The Significant changes that arose from such accounting standard impacting
the Company and Subsidiaries are as Follows:
-
Laporan posisi keuangan konsolidasian dan laporan laba rugi
komprehensif konsolidasi, saat ini digunakan untuk menggantikan
neraca konsolidasian dan laporan laba rugi konsolidasian. Laporan
posisi keuangan konsolidasian yang menunjukan saldo awal pada
awal periode komparatif perlu disajikan dalam hal terjadi
reklasifikasi atau penyajian kembali pos-pos laporan keuangan,
atau entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
restrospektif.
-
Consolidated statement of financial position and consolidated statement
of comprehensive income are now presented instead of consolidated
balance sheet and consolidated statement of income. Consolidated
statement of financial position showing the beginning balance of the
comparative period should be presented in case of reclassification or
restatement of financial statement accounts, or when the entity adopts an
accounting policy restrospectively.
-
Perubahan istilah "Hak Minoritas" menjadi "Kepentingan
Nonpengendali" dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
Sebelumnya, hak minoritas disajikan terpisah diantara bagian dari
liabilitas dan ekuitas.
-
change in the term "minority Interest" to "Non-controlling Interest" and is
presented as part of equity. Previosly, minority interest is presented
separately between liability and equity sections.
-
Tambahan pengungkapan yang diperlukan, cotohnya pengelolaan
permodalan dan pernyataan kepatuhan terhadap standar
akuntansi.
-
Additional disclosures are required such as capital management and
statement of compliance with accounting standards.
Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan
standar tersebut.
The comparative information has been restated to comply with such standards.
2. Laporan Keuangan Interim Konsolidasian
2. Interim Consolidated Financial Statements
Standar mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode interim yang
dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam
bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian harus disajikan utnuk
perbandingan periode iterim, namun informasi komparatif satu tahun
untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan.
3. Penyajian Investasi pada Entitas Anak
The standard requires the interim financial report to contain a consolidated
statement of comprehensive income for the interim period reported and the
year-to-date presented as either in one statement or two satements. The
consolidated statement of comprehensive income comparative interim
period, but comparative fot the last full financial year are not required.
3. Presentation of Investment in Subsidiaries
PSAK 4 (Revisi 2009), "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri" diterapkan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan konsolidasian untuk satu kelompok entitas yang
berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi
untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan
entitas asosiasi bila laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai
informasi tambahan.
PSAK 4 (Revised 2009),"Consolidated and Separated Financial Statements"
shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial
statements for a grup of entities under the control of a parent and accounting
for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates
when separates financial statements are presented as additional information.
Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai
informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi
pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi
pada (a) biaya perolehan atau (b) sesuai PSAK 55 (Revisi 2006),
"Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran".
When a parent entity prepares separated financial statements as
supplementary information, its shal account for investment in subsidiaries,
jointly controlled entities and subsidiaries either (a) at cost or (b) in
accordance with PSAK 55 (Revised 2006), "Financial Instruments:
Recognition and Measurement".
Sebagai akibat dari implementasi standar yang baru ini, perusahaan
menyajikan laporan keuangan tersendiri (entitas induk saja) sebagai
informasi tambahan dan mencatat investasi pada Entitas Anak dengan
metode harga perolehan.
As a result of implementation of this new standard, the company prepares
separate financial statements (parent Company only) as supplementary
information and account fot its invesment in subsidiaries using cost method.
4. Akuntansi Kombinasi Bisnis
4. Accounting for Business Combination
PSAK 22 (Revisi 2010), "Kombinasi Bisnis" diimplementasikan secara
prospektif untuk kombinasi bisnis pada dan setelah tanggal 1 Januari
2011 dan tidak diperlukan penyesuaian atas aset dan liabilitas dari
kombinasi bisnis yang ada sebelum tanggal 1 Januari 2011.
PSAK 22 (Revised 2010), "Business Combination" is applied prospectively
starting January 1, 2011 and requires no adjustment for asset and liabilites of
business combination entered prior January 1,2011.
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK 22 (Revisi 2010), sejak
tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak:
In accordance with the transitional provision of PSAK 22 (Revised 2010),
strating January 1,2011 the Company and Subsidiaries:
i. Menghentikan amortisasi goodwill
ii. Mengeleminasi jumlat tercatat akumulasi amotisasi goodwill terkait
(Catatan 11);dan
iii. Melakukan pengujian penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan
PSAK 48 (Revisi 2009),"Penurunan Nilai Aset" (Catatan 11).
i. Ceased the goodwill amortization;
ii. Eliminated the carrying amount of the related accumulated amortization of
goodwill (Note 11); and
iii Perfomed an impairment test of goodwill in accordance with PSAK 48
(Revised 2009),"Impairment of asset" (Note 11).
9
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Sejak tanggal 1 Januari 2011, kombinasi bisnis dicatat dengan
menggukan metode akuisisi diukur berdasarkan jumlah agregat
imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal
akuisisidan jumlah dari kepentingan non-pengendali dari pihak yang
diakuisisi. Pada setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur
kepentingan nonpengendali dari pihak yang diakuisisi, baik pada nilai
wajar atau proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas asset
bersih yang teridentifikasikan dari pihak yang diakuisisikan. Biaya
akuisisi dibebankan pada saat terjadinya.
Starting Januari 1, 2011, business combinations are accounted for using the
acquisition menthod. The cost of an acquisition is measured at fair value on
acquisition date and the amount of any non-controling interest in acquiree.
For each business combination, the acquirer measures the non-controling
interest in the acquiree either at fair value or at the proportionate share of the
acquisition costs are expensed as incurred.
Pada saat akuisisi suatu bisnis, perusahaan dan entitas Anaka
mengklasifikasikan dan menentukan aset terindentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan
kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau akuntansi dan
kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
When the Company and Subsidiaries acquires a business, the Company and
Subsidiaries assess the identifiable assets and liabilities assumed for
appropriate classification and designation in accordance with the contractual
terms, economic circumstances, and pertinent condition as at the acquistion
date.
Pada saat pengukuran awal, goodwill diukur berdasarkan selisih lebih
dari atas nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap
kepentingan nonpengendali dengan selisih jumlah aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat dari
perhitungan tersebut lebih rendah dari nilai wajar aset bersih entitas
anak yang diakuisisi, maka selisih tersebut diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian.
Goodwill is measured at cost of the excess of the aggregate of consideration
transferred and the amount recognized for non-controlling interest over the
net identifiable assets acquired and liabilities assumed. If this consideration
is lower than the fair value of the net assets of the subsidiary's acquired, the
difference is recognized in the consolidated statement of comprehensive
income.
b. Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsipKonsolidasian
Konsolidasian
b. Principles of Consolidation
Sejak Tanggal 1 Januari 2011
From January 1, 2011
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan
secara retrospektif PSAK 4 (Revisi 2009), "Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri", kecuali beberapa hal
berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang
manyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non pengendali (KNP); (ii)
Kehilangan pengendalian pada entitas Anak; yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan
keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas entitas anak yang
memiliki pembatasan jangka panjang.
Effective January 1, 2011, the Company and Subsidiaries restrospectively
adopted PSAK 4 (Revised 2009), "Consolidated and separated Financial
Statements", except for the following iterms that were applied prospectively: (i)
losses of a subsidiary that result in a deficit balance to non-controlling interests
(NCI); (ii) loss of control over a subsidiry; (iii) change in the ownership interest a
subsidiary that does not result in a loss of control; (iv) potential voting right in
determining the existence of control; and (v) consolidation of a subsidiary that is
subject to long-term restriction.
PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan
keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam
pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada
entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika
laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
PSAK 4 (Revised 2009) provides for the preparation and preparation and
presentation of consolidated financial statements for a group of entities under
the control of a parent, and the accounting for investment in subsidiarries,jointly
controlled entities and associated entities when separate financial statements
are presented as additional information.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian telah di terapkan secara konsisten oleh
perusahaan dan entitas anak, kecuali dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial
statements have been consistently applied by the company and subsidiaries,
unless otherwise stated.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak
seperti yang disebutkan pada catatan 1c, dimana perusahaan baik secara
langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham.
The Consolidated financial statements include the financial statements of
subsidiaries as mentioned in note 1c, in which the Company owns more than
50% share ownership, either directly or indirectly.
Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan, jika ada, dieleminasi
untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan
Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.
All material intercompany accounts and transactions, including inrealized gains
or losses, if any, are eliminated to reflect the financial position and the results
operations of the Company and Subsidiaries as one business entity.
Entitas Anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu
tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal
entitas induk kehilangan pengendalian, pengendalian dianggap ada ketika
perusahaan memiliki langsung atau tidak langsung melalui entitas anak,
lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Subsidiary is fully consolidated from the dates of acquisition, being the date on
which the Company obtained control, and continued to be consolidated until the
date such control ceases. Control is presumed to exist if the company owns,
directly or indirectly through subsidiary, more than half on the voting power of an
entity.
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP
bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Losses of a non-wholly owned subsidiary are attributes to the NCI even if such
losses result in a deficit balance for the NCI.
10
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan
dan entitas anak:
In case of loss of control over a subsidiary, the Company and Subsidiaries:
-
-
Derecognizes the assets (icluding goodwill) and liabilities of the subsidiary;
-
Derecognizes the carrying amount of any NCI;
Recognizes the fair value of the consideration received;
Recognizes the fair value of any investment retained;
Recognizes any surplus of deficit in profit or loss in the consolidated
statement of comprehensive income;and
Reclassifies the parent's share of components previously recognizes in other
comprehensive income to consolidated statement of comprehensive income
-
Menghentikan pengakuan aset (termasuk setia goodwill) dan liabilitas
entitas anak;
Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; dan
Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui
sebagai laba komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara
-
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas
anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak
langsung pada perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
NCI represents the portion of the profit or loss and net assets off the subsidiary
not attributable directly or indirectly to the Company, which are presentedin the
consolidated statement of comprahensive income and under the equity section
of the consolidated statement of financial position, respectively, separately from
the corresponding portion attributable to the equity holders of the parent entity.
Sebelum Tanggal 1 Januari 2011
Prior January 1, 2011
Proporsi bagian kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset neto
dan laba atau rugi neto entitas anak yang dikonsolidasikan disajikan
sebagai "Hak Minoritas atas Aset Neto Entitas Anak yang
Dikonsolidasikan" dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan
sebagai "Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Neto Entitas Anak yang
Dikonsolidasikan" dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
The proportionate shares of minority shareholders in net income or loss of the
consolidated subsidiaries were presented as "Minority Interest in Net Assets of
Consolidated Subsidiaries" in the consolidated statement of financial position
and as "Minority interest in Net Income (Loss) of Consolidated Subsidiaries" in
the consolidated statement of comprehensive income.
Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu
entitas anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan
tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham
minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham
mayoritas, kecuali apabila pemegang saham minoritas memiliki
kepentingan jangka panjang lainnya pada entitas anak tersebut atau
terdapat liabilitas yang mengikat untuk menutupi kerugian tersebut dan
pemegang saham minoritas mampu memenuhi liabilitasnya. Apabila pada
tahun selanjutnya entitas anak melaporkan laba maka laba tersebut
terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang
saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham
minoritas yang dibebankan pada Perusahaan dapat dipulihkan.
The losses applicable to the minority interests in a subsidiary may have
exceeded the minority interest in the equity of the subsidiary. The excess and
any further losses applicable to the minority interest were absorbed by the
Company as the majority stockholder, except to the extent that minority interests
had other long-term interest in the related subsidiary or had binding obligations
for, and were able to make good of, the losses. If the subsidiary subsequently
reported profits, all such profits were allocated to the majority interest holder, in
this case, the Company, until the minority interests share of losses proviously
absorbed by the Company were recovered.
c. Kas dan Setara Kas
c. Cash and Cash Equivalent
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan kas di bank yang tidak dibatasi
penggunaannya.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Cash and cash equivalents consist of cash and cash in bank that are not limited
in usage.
d. Transactions with Related Parties
Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK
7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini
mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak
berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan
laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap
laporan keuangan secara individual. Penerapan PSAK 7 (Revisi 2010)
tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.
Effective January 1, 2011, the Company and Subsidiaries applied PSAK 7
(Revised 2010), “Related Party Disclosures”. PSAK 7 (Revised 2010) requires
disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances,
including commitments, in the consolidated and separate financial statements of
a parent, and also applies to individual financial statements. The adoption of
PSAK 7 (Revised 2010) did not have a significant impact on the related
disclosures in the consolidated financial statements.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak jika:
A party is considered to be related to the Company and Subsidiaries if:
a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara,
suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di
bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan dan Entitas Anak;
(ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas Anak yang
memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas Anak;
atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas
Anak;
a. directly, or indirectly through one or more intermediaries, the party (i)
controls, is controlled by, or is under common control with, the Company and
Subsidiaries; (ii) has an interest in the Company and Subsidiaries that gives
it significant influence over the Company and Subsidiaries; or, (iii) has joint
control over the Company and Subsidiaries;
b. suatu pihak adalah entitas asosiasi Perusahaan dan Entitas Anak;
b. the party is an associate of the Company and Subsidiaries;
c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Perusahaan dan Entitas
Anak sebagai venturer;
c. the party is a joint venture in which the Company and Subsidiaries is a
venturer;
11
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
d. suatu pihak adalah anggota
Perusahaan dan Entitas Anak;
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
kunci
d. the party is a member of the key management personnel of the Company
and Subsidiaries;
e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan
dalam butir (a) atau (d);
e. the party is a close member of the family of any individual referred to in (a) or
(d);
f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama
atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk di mana hak suara
signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung,
individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
f. the party is an entity that is controlled, jointly controlled or significantly
influenced by or for which significant voting power in such entity resides with,
directly or indirectly, any individual referred to in (d) or (e); or
g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan
kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau entitas yang terkait
dengan Perusahaan dan Entitas Anak.
g. the party is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of
the Company and Subsidiaries, or of any entity that is a related party of the
Company and Subsidiaries.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang
relevan.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the
relevant notes to the consolidated financial statements.
dari
personil
manajemen
e. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain
e. Trade and Other Receivables
Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan dalam nilai wajar awal, lalu
diukur dalam nilai yang diamortisasi setelah dikurangi dengan penyisihan
penurunan nilai.
Trade and other receivables are recognized initially at fair value and
subsequently measured at amortized cost less allowance for impairment losses.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan
penyisihan kerugian penurunan nilai sesuai dengan PSAK 55 (Revisi
2006).
Effective January 1, 2010, the Company and Subsidiaries provides allowance for
impairment losses in accordance with PSAK 55 (Revised 2006).
f. Persediaan
f.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau
nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto adalah taksiran harga jual dalam
kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode ratarata tertimbang. Penyisihan penurunan nilai persediaan, apabila ada,
ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan
pada akhir tahun.
g. Biaya Dibayar Dimuka
Inventories
Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Net realizable
value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less the
estimated cost of completion and the estimated cost necessary to make the sale.
Cost is determined by the weighted-average method. Allowance for any decline
in the value of inventories, if any, is provided through a review of the condition of
the inventories at the end of the year.
g. Prepaid Expenses
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan
menggunakan metode garis lurus.
h. Aset tetap
Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using the straightline method.
h. Fixed Assets
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai, apabila ada. Biaya perolehan
termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya itu terjadi, jika
memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang
signifikan dilakukan sebagai sebuah kondisi untuk terus mengoperasikan
aset tetap, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying
amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria
pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
12
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment
losses, if any. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed assets
when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. Likewise, when
major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of
the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other
repairs and maintenance cost that do not meet the recognition criteria are
recognized in consolidated statement of comprehensive income as incurred.
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus
berdasarkan masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation of fixed assets is computed using the straight-line method based on
the estimated useful lives of the assets as follows:
Masa
Useful Lives
(Tahun/Years )
Bangunan
Mesin dan peralatan
Peralatan dan perabotan Kantor
Peralatan Geologis
Kendaraan
Buildings
20
8 - 20
4- 8
4
4
Machinery and equipment
Office furnitures,fixtures and equipment
Geologist equipment
Vehicles
Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus selama
20 (dua puluh) tahun.
Buildings are depreciated using the straight-line method over 20 (twenty) years.
Menurut PSAK No.56 (Revisi 2011) tentang Laba per Saham yang efektif
untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012, perhitungan
laba tahun berjalan pemilik entitas induk per saham dasar dengan
membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar selama tahun yang bersangkutan.
According to PSAK No. 56 (Revised 2011) about earnings per share effective for
the fiscal year that began on January 1, 2012, income for the year of the owner
of the parent entity per share is computed by dividing net earning by the
weighted average number of issued and outstanding shares of stock during the
year.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi serta
dikurangi rugi penurunan nilai, jika ada. Untuk tanah yang belum
digunakan untuk operasi disajikan dalam “Aset Tidak Lancar”
Land is stated at cost and not amortized less impairment losses, if any. For the
land which not used in operations was presented in “Non-Current Assets”.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan
atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah
bersih hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau
dibebankan pada operasi tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future
economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising
on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net
disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in profit or
loss in the year the asset is derecognized.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, manfaat ekonomis dan metode
penyusutan dievaluasi, dan jika sesuai keadaan, disesuaikan secara
prospektif.
The asset’s residual values, useful lives and methods of depreciation are
reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end.
i. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan
i.
Deferred Exploration and Development Costs
Biaya eksplorasi diakumulasi untuk setiap area of interest dan
ditangguhkan sebagai aset apabila biaya-biaya tersebut diharapkan akan
dapat diperoleh kembali melalui eksploitasi atau penjualan, atau apabila
kegiatan tersebut belum mencapai tahap yang memungkinkan untuk
memastikan apakah kegiatan tersebut akan dapat menghasilkan
cadangan yang secara ekonomis dapat diperoleh, serta kegiatan yang
signifikan, dalam area of interest terkait masih berlangsung.
Exploration cost are accumulated for each area of interest and deferred as an
asset when the costs are expected to be recouped through exploitation or sale,
or where activities in the area of interest have not yet reached a stage which
permits a reasonable assessment of the existence or otherwise of economically
recoverable reserves, and active and significant operations in, or in relation to,
the area of interest are continuing.
Biaya pengembangan dikapitalisasi termasuk biaya-biaya untuk
mengembangkan area of interest sebelum dimulainya kegiatan operasi
dalam area of interest yang bersangkutan. Biaya pengembangan
diamortisasi selama masa produksi yang diharapkan atau berdasarkan
estimasi umur tambang atau periode izin ekplorasi, yang mana yang lebih
pendek. Biaya yang tidak diamortisasi dihapuskan pada saat Perusahaan
dan Entitas Anak menentukan bahwa tidak ada lagi nilai yang dapat
diharapkan dari area of interest yang bersangkutan di masa mendatang.
Development cost which incorporate costs for developing an area of interest
prior to the commencement of operations in the respective area are capitalized
and are amortized based on anticipated coal production during the estimated
exploration permit period, whichever is shorter. Unamortized costs are written off
in the period in which the Company and its Subsidiaries determine that no future
value is expected from the area of interest.
Setiap area of interest ditelaah pada setiap akhir periode akuntansi dan
apabila diperlukan, penyesuaian dibuat untuk menghapuskan biaya
eksplorasi tangguhan sepanjang nilainya tidak dapat dipulihkan kembali di
masa yang akan datang.
Each area of interest is reviewed at the end of each accounting period and,
where appropriate, an adjustment is made to write off deferred exploration
expenditures to the extent that they are not recoverable.
Biaya eksplorasi tambang dan pengembangan tangguhan diamortisasi
dengan menggunakan metode unit produksi yang dihitung sejak tanggal
dimulainya produksi komersial dari setiap area of interest yang
bersangkutan.
Deferred exploration and development expenditures are amortized on the unit-ofproduction method from the date of commencement of commercial production of
each respective area of interest.
13
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
j. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
j.
Impairment of Non-Financial Assets
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan
secara prospektif PSAK 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”
termasuk goodwill yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum tanggal 1
Januari 2011.
Effective January 1, 2011, the Company and Subsidiaries prospectively adopted
PSAK 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets” including goodwill acquired
from business combinations before January 1, 2011.
PSAK 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan
entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset
dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi
jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset.
Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan PSAK 48
(Revisi 2009) mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK
48 (Revisi 2009) yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas
membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
PSAK 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by an entity
to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount.
An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount
exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is
the case, the asset is described as impaired and PSAK 48 (Revised 2009)
requires the entity to recognize an impairment loss. PSAK 48 (Revised 2009)
also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes
disclosures.
Seperti diuraikan di sini, penerapan PSAK 48 (Revisi 2009) tersebut
memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan berikut
pengungkapannya terkait, terutama atas pengujian penurunan nilai bagi
goodwill yang diharuskan minimal satu kali setiap tahun atau lebih sering
bila ada indikasi penurunan nilai.
As described herein, the adoption of PSAK 48 (Revised 2009) has a significant
impact on the financial reporting including the related disclosures, mainly on the
impairment test of goodwill which is required at least once a year or more
frequently when indications for impairment exits.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak
menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai.
Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai
aset (yaitu aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tak
berwujud yang belum dapat digunakan atau goodwill yang diperoleh dari
suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Perusahaan dan Entitas Anak
membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company and Subsidiaries assess at each annual reporting period whether
there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication
exists, or when annual impairment testing for an asset (i.e. an intangible asset
with an indefinite useful life, an intangible asset not yet available for use or
goodwill acquired in a business combinations) is required, the Company and
Subsidiaries make an estimate of the asset’s recoverable amount.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah
yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas (UPK)
dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut
tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari
aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada
nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami
penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar
nilai terpulihkannya.
An asset’s recoverable amount is the higher of an asset’s or cash-generating
unit’s (CGU) fair value less costs to sell and its value in use, and is determined
for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are
largely independent of those from other assets or groups of assets. Where the
carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is
considered impaired and is written down to its recoverable amount.
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih
didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum
pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan
risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia.
Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak
menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar
aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau
indikator nilai wajar yang tersedia.
In calculating the value in use, the estimated net future cash flows are
discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects
current market assessments of the time value of money and the risks specific to
the asset. In determining fair value less costs to sell, recent market transactions
are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, an
appropriate valuation model is used to determine the fair value of the assets.
These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair
value indicators.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah
terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi
atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka
entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang
digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi
penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi
sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya
maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada
rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun
sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut,
penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk
mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya,
dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
An assessment is made at each annual reporting period as to whether there is
any indication that previously recognized impairment losses recognized for an
asset other than goodwill may no longer exist or may have decreased. If such
indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized
impairment loss for an asset other than goodwill is reversed only if there has
been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable
amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the
carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount. The
reversal is limited so that the carrying amount of the asset does not exceed its
recoverable amount, nor exceed the carrying amount that would have been
determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the
asset in prior years. Reversal of an impairment loss is recognized in the
consolidated statement of comprehensive income. After such a reversal, the
depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the
asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis
over its remaining useful life.
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun (pada tanggal 31
Desember) dan ketika terdapat indikasi bahwa nilai tercatatnya mungkin
mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan
dengan menentukan jumlah tercatat tiap UPK (atau kelompok UPK) terkait
dari goodwill tersebut. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah
tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait
goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
Goodwill is tested for impairment annually (as at December 31) and when
circumstances indicate that the carrying value may be impaired. Impairment is
determined for goodwill by assessing the recoverable amount of each CGU (or
group of CGUs) to which the goodwill relates. Where the recoverable amount of
the CGU is less than their carrying amount, an impairment loss is recognized.
Impairment losses relating to goodwill cannot be reversed in future periods.
14
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
k. Imbalan Kerja Karyawan
k. Employment Benefit
Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan program imbalan kerja
karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga
Kerja No. 13/2003 (UU No. 13) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24
(Revisi 2004), “Imbalan Kerja Karyawan”.
The Company and Subsidiaries recognized an unfunded employee benefit
obligations in accordance with Labor Law No. 13/2003 (UU No. 13) dated March
25, 2003 and PSAK 24 (Revised 2004), “Employee Benefits”.
Berdasarkan UU No. 13, Perusahaan dan Entitas Anak disyaratkan untuk
membayar uang pesangon, uang penghargaan dan ganti kerugian kepada
karyawan tertentu jika memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
Undang-Undang tersebut.
Based on UU No. 13, the Company and Subsidiaries are required to pay
severance pay, rewards and compensation to certain employees if they meet the
requirements specified in the Law.
l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
l.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan
kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan
posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata
uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs
tengah antara kurs beli dan kurs jual yang diumumkan oleh Bank
Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang
timbul dari transaksi dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam
mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi
komprehensif pada tahun berjalan. Kurs yang digunakan pada tanggal 31
Maret 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 9.719 dan Rp 9.180
untuk US$ 1.
m. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Foreign Currency Transactions and Balance
Transactions denominated in foreign currencies are translated into Rupiah at the
exchange rates prevailing at the dates of the transactions. At the consolidated
statement of financial position dates, monetary assets and liabilities
denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using the middle
rate of exchange quoted by Bank Indonesia at such dates. Exchange gains and
losses arising on foreign currency transactions and on the translation of foreign
currency monetary assets and liabilities into Rupiah are recognized in the
current year consolidated statement of comprehensive income. The exchange
rate used as of March 31, 2013 and 2012 were Rp 9,719 and Rp 9,180 to US$
1, respectively.
m. Revenue and Expense Recognition
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan
PSAK 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi
terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat
diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul
dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis
dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan
PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti
terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Effective January 1, 2011, the Company and Subsidiaries adopted PSAK 23
(Revised 2010), “Revenue”. This revised PSAK identifies the circumstances in
which the criteria on revenue recognition will be met and, therefore, revenue may
be recognized, and prescribes the accounting treatment of revenue arising from
certain types of transactions and events, and also provides practical guidance
on the application of the criteria on revenue recognition. The adoption of this
revised PSAK has no significant impact on the consolidated financial
statements.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan
diperoleh oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur
secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang
diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai
(“PPN”). Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan
diakui:
Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic
benefits will flow to the Company and Subsidiaries and the revenue can be
reliably measured. Revenue is measured at the fair value of the consideration
received, excluding discounts, rebates and Value Added Taxes (“VAT”). The
following specific recognition criteria must also be met before revenue is
recognized:
Penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan.
Pendapatan dari jasa diakui pada saat jasa tersebut diberikan dan faktur
diterbitkan kepada pelanggan.
Revenues from sales are recognized when the goods are delivered to the
customers. Revenue from services are recognized when the services are
rendered and invoices are issued to customers.
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi, pendapatan atau beban bunga dicatat dengan menggunakan
metode suku bunga efektif (SBE), yaitu suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa
datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih
tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari
aset keuangan atau liabilitas keuangan.
For all financial instruments measured at amortized cost, interest income or
expense is recorded using the effective interest rate (EIR), which is the rate that
exactly discounts the estimated future cash payments or receipts through the
expected life of the financial instrument or a shorter period, where appropriate, to
the net carrying amount of the financial asset or financial liability.
Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual).
Expenses are recognized when incurred (accrual basis).
15
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
n. Pajak Penghasilan
n. Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun
yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year
computed using prevailing tax rates.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode
mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas
menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak
aset dan liabilitas, kecuali perbedaan yang dikenakan pajak final. Liabilitas
pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan
aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax
consequences attributable to differences between the consolidated financial
statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective
tax bases, except those differences that are subject to final tax. Deferred tax
liabilities are recognized for all taxable temporary differences while deferred tax
assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is
probable that taxable income will be available in future periods against which the
deductible temporary differences can be utilized.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku
atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi
keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak
tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada
usaha tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya
telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or
substantively enacted by the consolidated statement of financial position date.
Changes in the carrying amounts of deferred tax assets and liabilities due to a
change in tax rates are charged to current year operations, except to the extent
that it relates to items previously charged or credited to equity.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus di
laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali aset dan liabilitas pajak
tangguhan untuk entitas yang berbeda sesuai dengan penyajian aset dan
liabilitas pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated statement of
financial position, except if these are for different legal entities, in the same
manner the current tax assets and liabilities are presented.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya
surat ketetapan pajak atau, jika Perusahaan dan Entitas Anak
mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut
ditetapkan.
Adjustments to tax obligations are recorded when a tax assessment letter is
received or, if appealed against by the Company and Subsidiaries, when the
result of the appeal is determined.
o. Laba per Saham
o. Earnings per Share
Sesuai dengan PSAK 56, "Laba per Saham", laba (rugi) per saham
dihitung dengan membagi laba (rugi) tahun berjalan yang diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
p. Informasi Segmen
In accordance with PSAK 56, "Earnings per Share”, earnings (loss) per share is
calculated by dividing profit (loss) attributable to the equity holder of parent
company by the weighted average shares outstanding during the year.
p. Segmen Information
Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK
5 (Revisi 2009), "Segmen Operasi". PSAK 5 (Revisi 2009) mengatur
pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan
konsolidasian untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari
aktivitas bisinis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di
mana entitas beroperasi. Penerapan PSAK 5 (Revisi 2009) tidak memiliki
dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Effective Januari 1, 2011, the Company and Subsidiaries applied PSAK 5
(Revised 2009), "Operating Segments". PSAK 5 (Revised 2009) requires
disclosures that will enable users of consolidated financial statements to
evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the
entity engages and the economic enviroments in which it operates. The Adoption
of PSAK 5 (Revised 2009) has no significant impact on the consolidated
financial statements.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of an entity:
a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh
pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan
beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
a. that engages in business activities from which it may earn revenues and
incur expenses (including revenues and expenses relating to transactions
with other components of the same entity);
b. hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang
dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
b. whose operating results are reviewed regulary by the entity's chief operating
decision maker to make decisions about resources to be allocated to the
segment and assess its performance; and
c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
c. for which discrete financial information is available.
Segmen geografis meliputi penyediaan barang di dalam lingkungan
ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang
berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan
ekonomi lain.
A geographical segment is engaged in providing products within a particular
economic environment that is subject to risks and returns that are different from
those of segments operating in other economic environments.
16
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
q. Instrumen Keuangan
q. Financial Instruments
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan
PSAK 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran", yang menggantikan PSAK 50, Akuntansi Investasi Efek
Tertentu" dan PSAK 55 (Revisi 1999), "Akuntansi Instrumen Derivatif dan
Aktivitas Lindung Nilai".
Effective January 1, 2010, the Company and Subsidiaries adopted PSAK 50
(Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” and
PSAK 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and
Measurement”, which supersede PSAK 50, “Accounting for Certain Investments
in Securities” and PSAK 55 (Revised 1999), "Accounting for Derivative
Instruments and Hedging Activities".
Penerapan awal dari PSAK revisi di atas tidak menimbulkan penyesuaian
transisi yang harus dicatat di dalam laporan keuangan konsolidasian pada
tanggal 1 Januari 2010.
The early implementation of above revised PSAK has no transitional adjustment
effect on the consolidated financial statements as of January 1, 2010.
i. Aset Keuangan
i.
Financial Assets
Pengakuan awal dan pengukuran
Initial recognition and measurement
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006)
diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar
melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi
yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk
dijual. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset
keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets within the scope of the PSAK 55 (Revised 2006) are
classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and
receivables, held-to-maturity investments, and available-for-sale financial
assets. The Company and Subsidiaries determines the classification of its
financial assets at the initial recognition.
Aset keuangan diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika
dan hanya jika Perusahaan dan Entitas Anak menjadi salah satu pihak
yang terlibat dalam perjanjian instrumen keuangan.
Financial asset are recognized on the consolidated statement of financial
position when and only when, the Company and Subsidiaries become a party
to the contractual provisions of the financial instrument.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya,
ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan
aset keuangan tersebut.
When financial assets are recognized initially, they are measured at fair
value, plus, in the case of financial assets not at fair value through
consolidated statement of comprehensive income, directly attributable
transaction costs or issuance of those financial asset.
Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan
diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan
seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Entitas Anak
berkomitmen untuk membeli dan menjual aset. Pembelian dan
penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam
kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan
yang berlaku di pasar.
All regular way purchases and sales of financial assets are recognized or
derecognized on the trade date, i.e., the date that the Company and
Subsidiaries commit to purchase or sell the asset. The assets purchase or
sales that requires delivery of assets within the period generally established
by regulation or convention in the market place which available.
Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan
pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan
dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.
The Company and Subsidiaries determine the classification of its financial
assets after initial recognition and, where allowed and appropriate, will be reevaluated every end of financial year.
Pengakuan awal dan pengukuran (Lanjutan)
Initial recognition and measurement (continued)
-
-
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Aset keuangan yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba atau
rugi. Aset keuangan yang diperdagangkan adalah derivatif
(termasuk derivatif melekat yang terpisahkan) atau aset keuangan
yang dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat.
-
Financial assets held for trading are classified as financial assets at fair
value through profit or loss. Financial assets held for trading are
derivatives (including separated embedded derivatives) or financial assets
acquired principally for the purpose of selling in the short term.
-
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan dan piutang.
17
Financial assets at fair value through profit or loss
Loans and receivables
Financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted
in an active market are classified as loans and receivables.
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
-
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
-
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai
investasi dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perusahaan dan Entitas
Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
-
Held-to-maturity (HTM) Investments
Financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturity
are classified as held-to-maturity when the Company and Subsidiaries
have the positive intention and ability to hold the investment to maturity.
-
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Available-for-sale (AFS) Financial Assets
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang
tidak diklasifikasikan dalam kategori yang lain.
Available-for-sale financial assets are financial assets that are not
classified in any of the other categories.
Investasi dalam instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak dapat
diukur secara handal diukur menggunakan biaya perolehannya
dikurangi dengan rugi penurunan nilai.
Investment in equity instruments whose fair value cannot be reliably
measured are measured at cost less impairment loss.
Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak mencakup kas dan bank,
piutang usaha, piutang lain-lain, penyertaan pada Entitas Anak yang
akan dijual dalam waktu dekat dan aset lain-lain.
The Company’s and Subsidiaries’ financial assets include cash on hand and
in banks, trade receivables, other receivables, investment in Subsidiary
which will be traded in short time and other asset.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Subsequent measurement
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non
derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada
biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada saat pinjaman dan piutang dihentikan
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or
determinable payments that are not quoted in an active market. Such
financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate
method. Gains and losses are recognized in the consolidated statement of
comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or
impaired, as well as through the amortization process.
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan, atau, bila dapat
diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok
aset keuangan serupa, terjadi bila:
A financial asset, or where applicable, a part of a financial asset or part of a
group of similar financial assets, is derecognized when:
i.
hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan
tersebut berakhir; atau
i. the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired;
or
ii. Perusahaan dan Entitas Anak memindahkan hak untuk menerima
arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau
menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima
tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga
melalui suatu kesepakatan penyerahan dan (a) Perusahaan dan
Entitas Anak secara substansial memindahkan seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b)
Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial tidak
memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan
pengendalian atas aset keuangan tersebut.
ii. The Company and Subsidiaries has transferred its rights to receive cash
flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received
cash flows in full without material delay to a third party under a “passthrough” arrangement; and either (a) the Company and Subsidiaries has
transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the
Company and Subsidiaries has neither transferred nor retained
substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred
control of the asset.
i. Aset Keuangan (Lanjutan)
i.
Financial Assets (Continued)
Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Impairment of Financial Assets
Pada setiap tanggal pelaporan posisi keuangan, Perusahaan dan
Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa
aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company and Subsidiaries assess at each financial position reporting
date whether there is any objective evidence that a financial asset is
impaired.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak pertama kali
menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual,
atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak
signifikan secara individual.
For loans and receivables carried at amortized cost, the Company and
Subsidiaries first assess whether objective evidence of impairment exists
individually for financial assets that are individually significant, or collectively
for financial assets that are not individually significant.
18
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai
secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak,
maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan
yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang
penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian
penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company and Subsidiaries determine that no objective evidence of
impairment exists for an individually assessed financial asset, whether
significant or not, the asset is included in a group of financial assets with
similar credit risk characteristics and the group is collectively assessed for
impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for
which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included
in a collective assessment of impairment.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah
terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai
tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak
termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).
Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan
suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman
yang diberikan dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat
diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan
nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the
amount of the loss is measured as the difference between the asset’s
carrying amount and the present value of estimated future cash flows
(excluding future expected credit losses that have not yet been incurred).
The present value of the estimated future cash flows is discounted at the
financial asset’s original effective interest rate. If a loans and receivables
have a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss
is the current effective interest rate.
Nilai tercatat atas aset keuangan tersebut dikurangi melalui
penggunaan akun cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian
tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Pendapatan bunga selanjutnya diakui berdasarkan nilai
tercatat yang diturunkan nilainya, sebesar suku bunga efektif atas aset
keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersamasama dengan cadangan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak
terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa
mendatang dan seluruh agunan, jika ada, telah direalisasi atau telah
dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak.
The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an
allowance for impairment account and the amount of the loss is recognized in
the consolidated statement of comprehensive income. Interest income
continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the
original effective interest rate of the financial asset. Loans and receivables,
together with the associated allowance, are written off when there is no
realistic prospect of future recovery and all collateral, if any, has been
realized or has been transferred to the Company and Subsidiaries.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai
aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai
yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi (dipulihkan) dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jika penghapusan kemudian
dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
If in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss
increases or decreases because of an event occurring after the impairment
was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or
reduced (reversed) by adjusting the allowance account. If a future write-off is
later recovered, the recovery is recognized in the consolidated statement of
comprehensive income.
ii. Liabilitas Keuangan
ii. Financial Assets (Continued)
Pengakuan Awal dan Pengukuran
Initial Recognition and Measurement
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006)
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba atau rugi, liabilitas keuangan pada biaya
perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan sebagai
untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan
Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat
pengakuan awal.
Financial liabilities within the scope of PSAK 55 (Revised 2006) are
classified as financial liabilities at fair value through profit or loss, financial
liabilities measured at amortized cost, or as derivatives designated as
hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company
and Subsidiaries determine the classification of its financial liabilities at initial
recognition.
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan,
dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of
loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.
ii. Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
ii. Financial Liabilities (Continued)
Pengakuan Awal dan Pengukuran (Lanjutan)
Initial Recognition and Measurement (Continued)
Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak mencakup utang
usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, utang dividen dan
utang lain-lain kepada pihak berelasi.
The Company’s and Subsidiaries’ financial liabilities include trade payables,
other payables, accrued expenses, dividend payable and other payables to
related parties.
19
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Pengakuan setelah Pengakuan Awal
Subsequent Measurement
Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan tingkat bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian diakui di laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada saat utang jangka panjang dihentikan
pengakuannya atau diturunkan nilainya melalui proses amortisasi.
Subsequent to initial recognition, all financial liabilities are measured at
amortized cost using the effective interest method. Gain and losses are
recognized in the consolidated statement of comprehensive income when the
loans and borrowings are derecognized as well as through the effective
interest method amortization process.
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas yang
ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation under the contract is
discharged or cancelled or expired.
Ketika sebuah liabilitas keuangan digantikan dengan liabilitas
keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang
secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas
keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau
modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian
pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan
baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan
tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
When an existing financial liability is replaced by another from the same
lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are
substantially modified, such an exchange or modification is treated as a
derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and
the difference in the respective carrying amounts is recognized in the
consolidated statement of comprehensive income.
iii. Saling Hapus Instrumen Keuangan
iii. Offsetting of Financial Instruments
Aset keuangan dan liabilitas saling hapus dan nilai netonya disajikan
dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika,
terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus
atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas
keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan
menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount
reported in the consolidated statement of financial position if, and only if,
there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts
and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and
settle the liabilities simultaneously.
iv. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
iv. Fair Value of Financial Instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di
pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar
yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan.
Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif,
nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik
penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang
dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi
atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial
sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
r. Operasi dalam Penghentian
The fair value of financial instruments that are actively traded in organized
financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at
the close of business at the end of the reporting period. For financial
instruments where there is no active market, fair value is determined using
valuation techniques. Such techniques may include using recent arm’s-length
market transaction, reference to the current fair value of another instrument
that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other
valuation models.
r.
Perusahaan menerapkan PSAK 58 (Revisi 2003), “Operasi dalam
Penghentian” yang mengatur tentang operasi dalam penghentian serta
penyajian dan pengungkapan atas aset, liabilitas, penghasilan, beban, dan
arus kas yang berhubungan dengan operasi dalam penghentian.
20
Discontinued Operations
The Company has implemented PSAK 58 (Revised 2003) of “Discontinued
Operations” provides for the presentation and disclosures of discontinued
operations of asset, liabilities, revenues, expenses, and cash flow
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
3. SOURCES OF ESTIMATION UNCERTAINTY
Pertimbangan
Judgments
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen
untuk membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan
pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.
Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan
penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode
pelaporan berikutnya.
The preparation of the consolidated financial statements requires management to
make judgments, estimates, and assumptions that affect the reported amounts of
revenues, expenses, assets, and liabilities, and the disclosure of contingent
liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions
and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the
carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan
kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak yang memiliki pengaruh
paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian:
The following judgments are made by management in the process of applying the
Company’s and Subsidiaries’ accounting policies that have the most significant
effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Classification of Financial Assets and Financial
Perusahaan dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas
tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan
bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2006) terpenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan
kebijakan akuntansi Perusahaan dan Entitas Anak seperti diungkapkan pada
Catatan 2q.
The Company and Subsidiaries determine the classifications of certain assets and
liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the
definition set forth in PSAK 55 (Revised 2006). Accordingly, the financial assets and
financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s and
Subsidiaries’ accounting policies disclosed in Note 2q.
Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill
Purchase Price Allocation and Goodwill Impairment
Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara
ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan
liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu
oleh Perusahaan dan Entitas Anak menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK 22
(Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi dan diuji bagi
penurunan nilai setiap tahunnya. Nilai tercatat goodwill Perusahaan dan
Entitas Anak pada tanggal 31 Maret 2013 adalah sebesar Rp 12.855.185.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.
Acquisition accounting requires extensive use of accounting estimates to allocate the
purchase price to the fair market values of the assets and liabilities purchased,
including intangible assets. Certain business acquisitions of the Company and
Subsidiaries have resulted in goodwill. Under PSAK 22 (Revised 2009), "Business
Combination", such goodwill is not amortized and subject to an annual impairment
testing. The carrying amount of the Company's and Subsidiary's goodwill as of
March 31, 2013 was Rp 12,855,185. Further details are disclosed in Note 11.
Estimasi dan Asumsi
Estimates and assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain
pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang
material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya,
diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan Entitas Anak menyusun asumsi
dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan
disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin
berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan dan
Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada
saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation
uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material
adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial
period are disclosed below. The Company and Subsidiaries based their assumptions
and estimates on parameters available when the financial statements were
prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may
change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the
Company and Subsidiaries. Such changes are reflected in the assumptions when
they occur.
Penyusutan Aset Tetap
Depreciation of Fixed Assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap
antara 4 sampai dengan 20 tahun yang merupakan umur yang secara umum
diharapkan dalam industri dimana Perusahaan dan Entitas Anak menjalankan
bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya
biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih atas aset
tetap Perusahaan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31
Desember 2012 masing-masing adalah sebesar Rp 17.803.404 dan Rp
53.726.016. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8.
The costs of fixed assets are depreciated over their estimated useful lives.
Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within 4 to 20
years, which are common life expectancies applied in the industries where the
Company and Subsidiaries conduct its businesses. Changes in the expected level of
usage and technological development could impact the economic useful lives and
the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could
be revised. The net carrying amount of the Company’s and Subsidiaries’ fixed assets
as of March 31, 2013 and December 31, 2012 was Rp 17,803,404 and Rp
53,726,016. Further details are disclosed in Note 8.
Pajak Penghasilan
Income tax
Estimasi signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak
penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang
penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal.
Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas atas pajak penghasilan
badan. Apabila keputusan final atas pajak tersebut berbeda dari jumlah yang
pada awalnya dicatat, perbedaan tersebut dan dicatat pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian pada periode dimana hasil tersebut dikeluarkan.
Significant estimate is involved in determining the provision for corporate income tax.
There are certain transactions and computation for which the ultimate tax
determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company and
Subsidiaries recognize liabilities for expected corporate income tax issues based on
estimates of whether additional corporate income tax will be due. Where the final tax
outcome of those matters is different from the amounts that were initially recorded,
such differences will recorded at the consolidated statement of comprehensive
income in the period in which such determination is made.
21
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (Lanjutan)
3. SOURCES OF ESTIMASION UNCERTAINTY (Continued)
Aset Pajak Tngguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan
dan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang besar
kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi
fiskal dan perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan
oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak
tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat
penghasilan kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 15.
4. KAS DAN BANK
4. CASH AND BANK
Kas dan Bank terdiri dari:
This account consist of:
31 Maret 2013/
March 31, 2013
Operasi yang Dulanjutkan
Kas
Bank
Rupiah
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
Dolar Amerika Serikat
BSI Bank Ltd, Singapura
PT Bank Central Asia Tbk
The Hongkong and Shanghai Banking
Comporation Limited
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Deferred tax assets are recognized for all unused tax losses and deductible
temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be
available against which the tax losses and deductible temporary differences.
Significant management estimates are required to determine the amount of deferred
tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of the
future taxable profits together with future tax planning strategies. Further details are
disclosed in Note 15.
31 Desember 2012/
December 31, 2012
282,121
Continuing Operations
Cash on hand
894,901
-
93,866,690
-
-
142,342
Banks
Rupiah accounts
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
United States Dollar accounts
BSI Bank Ltd, Singapore
PT Bank Central Asia Tbk
The Hongkong and Shanghai Banking
Comporation Limited
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
47,798,829
7,059,046
Jumlah bank
47,798,829
101,068,078
Total Banks
Jumlah Kas dan Setara Kas
48,080,950
101,962,979
Total Cash and Cash Equivalent
5. PIUTANG USAHA
5. TRADE RECEIVABLES
Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, akun ini merupakan
piutang usaha kepada pihak ketiga atas jasa konsultasi sebesar Rp
703.044.767 dan Rp 2.350.698.000.
As of March 31, 2013 and December 31,2012, this account represents trade
receivables from third party for consultation fees amounting to Rp 703,044,767 and
Rp 2,350,698,000 .
Menurut manajemen tidak terdapat penurunan nilai atas piutang usaha
sehingga tidak diperlukan pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai
atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
The management believes that is no imparment losses on receviable so that are not
necessary provide provision for impairment losses to cover uncollectible trade
recevaible.
6. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
7. ADVANCE AND PREPAID EXPENSES
Akun ini merupakan biaya dibayar dimuka untuk sewa kantor dan biaya
operasional. Saldo per tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah
sebesar Rp 70.726.835 dan Rp 10.081.790.
22
This account is prepaid expenses for office rent and operational expenses. Balance
as of March 31, 2013 and December 31, 2012 were Rp 70,726,835 and Rp
10,081,790.
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
7. ASET TETAP
7. FIXED ASSETS
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
Saldo Awal/
Beginning Balance
The details of fixed assets are as follows:
31 Maret 2013/March 31, 2013
Penambahan/
Pengurangan/
Additions
Deductions
Saldo Akhir/
Ending Balance
Biaya Perolehan
Cost
-
25,625,000
-
49,834,300
20,989,100
Geologist equipment
Office furniture, Fixtures
and equipment
96,448,400
-
49,834,300
46,614,100
Total
Peralatan Geologis
Peralatan dan
perabotan kantor
17,033,333
1,601,563
-
18,634,896
25,689,050
2,369,042
17,882,291
10,175,801
Geologist equipment
Office furniture, Fixtures
and equipment
Jumlah
42,722,383
3,970,605
17,882,291
28,810,696
Total
Nilai Buku
53,726,017
17,803,404
Book Value
Peralatan Geologis
Peralatan dan
perabotan kantor
25,625,000
70,823,400
Jumlah
-
Akumulasi Penyusutan
Acummulated Depreciation
Saldo Awal/
Beginning Balance
31 Desember 2012/December 31, 2012
Penambahan/
Pengurangan/
Additions
Deductions
Saldo Akhir/
Ending Balance
Biaya Perolehan
Cost
Peralatan Geologis
Peralatan dan
perabotan kantor
25,175,000
450,000
-
25,625,000
64,312,150
8,456,050
1,944,800
70,823,400
Geologist equipment
Office furniture, Fixtures
and equipment
Jumlah
89,487,150
8,906,050
1,944,800
96,448,400
Total
Akumulasi Penyusutan
Acummulated Depreciation
Peralatan Geologis
Peralatan dan
perabotan kantor
10,489,583
6,543,750
-
17,033,333
15,879,038
13,822,929
4,012,917
25,689,050
Geologist equipment
Office furniture, Fixtures
and equipment
Jumlah
26,368,621
20,366,679
4,012,917
42,722,383
Total
Nilai Buku
63,118,529
53,726,017
Book Value
Penyusutan yang dibebankan pada beban umum dan administrasi masingmasing sebesar Rp 3.970.605 dan Rp 20.366.679 untuk 31 Maret 2013 dan
31 Desember 2012 (catatan 21).
Depreciation charged to general and administrative expenses- continuing operation
amounting to Rp 3,970,605 and Rp 20,366,679 in March 31, 2013 and December
31, 2012 respectively (Note 21).
Seluruh aset tetap Perusahaan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian
atas kebakaran dan risiko lainnya.
All of the Company's fixed assets are not insured againts losses from fire and other
risks.
Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan dan Entitas Anak, tidak
terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya
penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember
Based on the Company's and Subsidiaries' management assessments, there are no
events or changes in circumstances which indicaticate an impairment value of fixed
assets as of March 31, 2013 and December 31, 2012.
23
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
8. TANAH YANG BELUM DIGUNAKAN
8. UNUSED LAND
Perusahaan menguasai beberapa bidang tanah seluas 249.681 meter persegi
yang terletak di Desa Bencoy, Sukaraja, Jawa Barat. Tanah tersebut belum
digunakan untuk kegiatan usaha Perusahaan dan belum dilakukan proses
sertifikasi menjadi nama Perusahaan.
The Company owns several parcels of land totaling of 249,681 square meters
located in the Village Bencoy, Sukaraja, Sukabumi, West Java. The land has not
been used for operations and has not been certified into Company's name.
Berdasarkan penelahaan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian
atau perubahan keadaan yang mengidikasikan adanya penurunan nilai tanah
yang belum digunakan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012.
Based on the Company's management assessments , there are no events or
changes in circumtances whice indicate an impairment value of unused land as of
March 31, 2013 and December 31, 2012.
9. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN YANG DITANGGUHKAN
9. DEFERRED EXPLORATION AND DEVELOPMENT COST
Akun ini terdiri dari:
This account consist of:
31 Desember 2012
31 Maret 2013
Survei teknis geologi
Eksplorasi dan
studi kelayakan
Analisis mengenai
dampak lingkungan
Survei topografi
Lain-lain
Jumlah
2,501,247,501
2,501,247,501
2,104,040,500
2,104,040,500
1,194,671,870
671,682,132
2,581,174,992
9,052,816,995
1,194,671,870
671,682,132
2,545,469,892
9,017,111,895
10. GOODWILL
10. GOODWILL
Rincian goodwill atas operasi yang dilanjutkan adalah sebagai berikut:
Cost
Jumlah- Entitas Anak
The details goodwillfrom continuing operations is as follows:
Akumulasi
Amortisasi/
Accumulated
Amortization
Biaya
Perolehan/
Entitas Anak:
Saldo 31 Desember 2012
Amortisasi tahun berjalan
Saldo 31 Maret 2013
Technical geological survey
Exploration and
feasibility studies
Environmental
inpact assessment
Topographic survey
Others
Total
Nilai buku
Bersih/Net
Book Value
-
12,855,185
12,855,185
Subsidiary:
Balance, December 31, 2012
Amortization during the year
Balance, March 31, 2013
-
12,855,185
Total- Subsidiary
12,855,185
-
12,855,185
12,855,185
Pada tanggal 31 Desember 2011, manajemen Perusahaan menetapkan
penurunan nilai goodwill atas akuisisi PT Sentra Alam Resources sebesar Rp
1.902.259.862 karena belum adanya unit penghasil kas pada Entitas Anak.
11. ASET LAIN-LAIN
As of December 31, 2011, the Company management determines impairment losses
of goodwill from acquisition of PT Sentra Alam Resources amounting to Rp
1,902,259,862 due to the absence of cash-generating unit in the Subsidiary.
11. OTHER ASSETS
Akun ini terdiri dari:
This account consist of:
31 Maret 2013
31 Desember 2012
Deposit Galon
Deposit Telepon
Deposit Keamanan
150,000
10,000,000
-
150,000
10,000,000
54,554,850
Jumlah
10,150,000
64,704,850
24
Deposit Galon
Deposit Telepon
Security Deposit
Total
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
12. HUTANG LAIN-LAIN
12. OTHER PAYABLES
Akun ini terdiri dari:
This account consist of:
31 Maret 2013
Pihak hubungan ketiga
DNC
PT Jabanin Dua Perkasa
PT EDI Indonesia
PT Binka
KAP Herman Dody Tanumihardja & Rekan
PT Iforte Solusi Infotek
PT Tirta Investama (Aqua)
Blessing Residence
lain-lain
Jumlah
31 Desember 2012
8,118,000
5,500,000
11,325,500
55,000,000
462,000
80,405,500
13. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
294,983,063
21,476,300
7,260,000
46,001
9,438,105
333,203,469
13. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES
Dalam kegiatan usaha yang normal, Perusahaan dan Entitas Anak
melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi dan saldo
dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
31 Maret 2013
Hutang lain-lain jangka panajang
Pihak berelasi
Mr. Fakir Chand
Mr. Kiran Vadlamani
Indo Setubara Pte Ltd
Mr. Satya
Mr. Ravindra Kumar
Sankara
Indo Setubara Limited
Mr. Maruli
Jumalah pihak berelasi
Presentase dari jumlah
liabilitas
Third parties
DNC
PT Jabanin Dua Perkasa
PT EDI Indonesia
PT Binka
KAP Herman Dody Tanumihardja & Rekan
PT Iforte Solusi Infotek
PT Tirta Investama (Aqua)
Blessing Residence
Others
Total
In the course of business, the Company and Subsidiaries angage in transactions
with related parties. The transaction and balance with these related parties are as
follows:
31 Desember 2012
7,292,501,088
357,585,000
115,630,480
7,282,350,288
1,333,711,215
115,630,480
54,966,969
186,881,565
-
83,516,969
62,627,835
4,107,708
Other payables- Non-current liabilities
Related parties
Mr. Fakir Chand
Mr. Kiran Vadlamani
Indo Setubara Pte Ltd
Mr. Satya
Mr. Ravindra Kumar
Sankara
Indo Setubara Limited
Mr. Maruli
8,007,565,102
8,881,944,495
Total related parties
86%
86.00%
Precentage to total
liabilitas
Utang lain-lain kepada pihak berelasi merupakan pinjaman tanpa bunga dan
tidak memiliki jadwal pengembalian yang pasti.
Other payables to related parties repsents non-interest bearings loan and ha no
definitie repament schedule.
Sifat hubungan Perusahaan dan Entitas Anak dengan pihak-pihak berelasi
adalah sebagai berikut:
The nature of relationship of the Company and Subsuduarues with related parties
are as follows:
Pihak-pihak Berelasi
Sifat Hubungan/
Nature of Relantionship
Related Prties
Mr. Fakir Chand
Komisaris Utama / President Commissioner
Mr. Kiran Vadlamani
Komisaris / Commissioner
Mr. Satya
Direktur PT SAR / Director of PT SAR
Mr. Ravindra Kumar Sankara
Direktur / Director
Mr. Ravindra Kumar Sankara
Indo Setubara Limited (ISBL)
Pemegang Saham/ Stockholder
Indo Setubara Limited (ISBL)
Indo Setubara Pte Ltd
Di dalam pengendalian ISBL/
Controlled by ISBL
25
Mr. Fakir Chand
Mr. Kiran Vadlamani
Mr. Satya
Indo Setubara Pte Ltd
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
14. PERPAJAKAN
14. TAXATION
a. Pajak Dibayar Di muka
a. Prepaid Taxes
Rincian pajak dibayar di muka adalah sebagai berikut:
The details of prepaid taxes is as follows:
31 Maret 2013
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penghasilan Pasal 21
Jumlah
31 Desember 2012
185,751,639
185,751,639
b. Hutang Pajak
171,744,639
171,744,639
Value Added Tax
Prepaid Income Tax Article
Total
b. Taxes payable
Akun ini terdiri dari:
This account consist of:
31 Maret 2013
31 Desember 2012
Pajak Penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 4 (2)
Bea pengalihan hak atas
tanah dan bangunan
2,866,497
3,510,182
-
5,411,331
3,360,637
256,785,772
256,785,772
Income Tax
Article 21
Article 23
Article 4 (2)
Tax duty on trasfer of
Land and building
Jumlah hutang pajak
263,162,451
265,557,740
Total taxes payable
c. Pajak Penghasilan-kini
c.
Rekonsilisasi antara rugi sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan
tangguhan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi kompheresif
konsolidasi, dengan taksiran kena pajak untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai
31 Maret 2013
Rugi sebelum manfaat
(beban) pajak
Penghasilan tangguhan
menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian
Jumlah laba (rugi) sebelumnya
manfaat pajak
Penghasilan tangguhan
Rugi Entitas Anak
sebelum beban pajak
penghasilan tangguhan
Laba (rugi) sebelum manfaat
pajak penghasilan
Tangguhan -perusahaan
Beda tetap:
Rugi penurunan
Nilai goodwill
Laba penjualan
aset keuangan
Beban Imbalan Pasca Kerja
lain-lain
Taksiran laba (rugi) kena pajak
tahun berjalan
Perusahaan
Akumulasi rugi fiskal
Awal tahun
Penyesuaian rugi fiskal
Awal tahun
Taksiran rugi fiskal
akhir tahunPerusahaan
Taksiran rugi fiskal
akhir tahunEntitas Anak
Income Tax-Current
A reconciliation between loss before deferred income tax benefit (expense), as
show in the consolidated statement of comphoresive income, and estimated
taxable income for the years ended March 31, 2013 and December 31, 2012 are
as follows:
31 Desember 2012
(375,866,119)
1,427,253,573
(375,866,119)
1,427,253,573
-
39,350,000
11,392,442
Total income ( loss) before
income tax benefit
loss of subsidiaries
before deferred income
tax expense
Income (loss) before
inome tax benefitCompany
Permanent diference:
Loss on impairment value
of goodwill
Gain on sale
financial assets
Representation and donation
Other
2,504,100,870
Estimated taxable income (loss)
current year-company
1,026,104,855
(375,866,119)
-
2,453,358,428
-
-
(375,866,119)
(1,340,947,857)
(3,845,048,727)
-
(1,716,813,976)
(1,340,947,857)
(2,983,347,962)
(1,978,892,515)
26
Loss before deferred income
tax benefit (expense) per
consolidated
statement of comprehenif income
Accumulated fiscal loss
beginning of the years
Adjustments fiscal loss
beginning of the years
Estimated fiscal loss
end of the years
Company
Estimated fiscal loss
end of the years
Subsidiaries
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
14. PERPAJAKAN (Lanjutan)
14. TAXATION (Continued)
Perusahaan dan Entitas Anak tidak terhutang pajak penghasilan badan untuk
tahun 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 karena Perusahaan dan Entitas
Anak mengalami rugi fiskal.
The Company and Subsidiaries has no corporate income tax payable for March 31,
2013 and December 31, 2012 due to the Company and Subsidiaries still on tax loss
position.
d. Pajak Penghasilan-Tangguhan
d. Income Tax - Deferred
Perhitungan aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31
Desember 2012 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2013
Operasi yang Dilanjutkan
Goodwill
Operasi yang Dihentikan
Imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
Penyisihan penurunan
nilai piutang usaha
The computation of deferred tax assets as of March 31, 2013 and December 31,
2012 are as follows:
31 Desember 2012
-
-
-
-
Continuing Operations
Goodwill
Discontinued Operations
Employee benefit liability
Depreciation of fixed assests
Allowance for Impairment
Loss for Trade Receivable
Jumlah-Operasi yang dihentikan
-
-
Total-Discontiuned Operations
Aset pajak tangguhan - neto
-
-
Deferred tax assets - net
Perusahaan dan Entitas Anak tidak mengakui rugi fiskal sebagai aset pajak
tangguhan, karena manajemen Perusahaan dan Entitas Anak berpendapat
bahwa rugi fiskal tersebut tidak dapat dipulihkan dengan penghasilan kena
pajak di masa depan.
15. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
The Company and Subsidiaries did not recognize fiscal loss as a deffered tax
assets, as the Company's and Subsidiaries management believe that such fiscal
loss cannot be recoverd against taxable income in the future.
15. ACCRUED EXPENSES
Akun ini terdiri dari:
This account consist of:
31 Maret 2013
31 Desember 2012
Gaji dan tunjungan
228,806,218
116,307,818
Salaries and allowances
Jumla Biaya Yang Masih Harus Dibayar
228,806,218
116,307,818
Total Accured Expenses
16. HUTANG DIVIDEN
16. DIVIDEND PAYABLES
Akun ini merupakan dividen untuk pemegang saham yang belum diklaim
sesuai ketentuan pembayaran dividen yang diputuskan dalam rapat umum
Pemegang Saham Tahunan. Saldo per 31 Maret 2013 dan 31 Desember
2012 adalah Rp. 657.278.150
17. MODAL SAHAM
17. CAPITAL STOCK
Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro
Administrasi Efek Perusahaan (PT EDI Indonesia), susunan pemegang
saham dan komposisi kepemilikan saham pada tanggal 31 Maret 2013 dan
31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
This account represent dividend for shareholders which have not yet claimed
pursuant to dividend payment decided in the Annual General Meeting of
Shareholders. Balance as of March 31, 2013 and December 31, 2012 was Rp.
657,278, 150.
Based on the shareholders list issued by the Share Adminiatrator Bareau of the
Company (PT EDI Indonesia), the Company's shareholders and ownership
composition as of March 31, 2013 and December 31, 2012 are as follows:
Presentase
Kepemilikan/
Percentage of
Ownership
Jumlah Saham/
Number of
Shares
Jumlah/
Amount
Shareholders
Indo Setubara Limited
Masyarakat
32,277,798
1,920,317
94,38%
5,62%
32,277,798,000
1,920,317,000
Indo Setubara Limited
Publics
Jumlah
34,198,115
100,00%
34,198,115,000
Total
18. AGIO SAHAM
18. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Merupakan selisih antara nilai nominal saham dengan harga saham yang di
tawarkan kepada masyarakat.
27
Represents the difference between the nominal value of shares at the price of
shares offered to the public.
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
19. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
19. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY
Akun ini merupakan pencadangan imbalan pasca kerja yang harus dibayar
oleh Entitas. Saldo per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 sebesar Rp
39.350.000.
20. PENDAPATAN BERSIH
This account is a reserve post-employment benefits to be paid by the Company.
Balance as of March 31, 2013 and December 31, 2012 amounting to Rp 39,350,000.
20. NET REVENUES
Akun ini terdiri dari:
This account consist of:
31 Maret 2013
31 Maret 2012
Pendapatan jasa
Konsultasi pertambangan
-
918,000,000
Service revenue
Mining consultancy
Jumlah
-
918,000,000
Total
21. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
21. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
The details of general and administrative expenses are as follows:
31 Maret 2013
31 Maret 2012
Gaji, upah, dan tanjungan
Jasa profesional
Imbalan pasca kerja
Logistik
Sewa
Operasional
Pajak
Perjalanan dinas
Penyusutan (Catatan 8)
Administrasi bank
Lain-lain
175,292,931
100,000,000
43,327,160
84,000
13,904,600
3,970,238
353,814
136,426,902
195,832,098
143,755,103
67,073,820
21,924,093
30,015,172
3,181,708
5,826,906
2,068,729
96,583,626
Jumlah beban umum dan administrasi
473,359,646
566,261,255
22. INFORMASI SEGMEN
Salaries, wages, and allowances
Professional fees
Employment Benefits
Logistic
Rental
Operational
Taxes
Treveling
Depreciation (Note 8)
Bank charges
Others
Total general and administrative expenses
22. SEGMENT INFORMATION
Perusahaan dan Entitas Anak menyajikan informasi segmen usaha
berdasarkan kegiatan usahanya yang terdiri dari Pertenakan dan
Pertambangan, dan untuk informasi segmen geografis disajikan berdasarkan
lokasi kegiatan usaha.
The Company and Subsidiaries present business segment information based on its
business activies which consists of Farming and Mining, and for geographical
segment information were presented based on the location of business activites.
Informasi segmen usaha (Primer)
Business segment information (Primary)
Keterangan
Aset Segmen
Liabilitas Segmen
Perolehan aset tetap
Beban penyusutan
Keterangan
Aset Segmen
Liabilitas Segmen
Perolehan aset tetap
Beban penyusutan
31 Maret 2013/March 31, 2013
Pertambangan/
Eliminasi/
Mining
Elimination
Peternakan/
Farming
-
Peternakan/
Farming
10,995,385,682
9,276,567,421
46,614,100
28,810,696
Pertambangan/
Mining
-
Konsolidasian/
Consolidation
-
31 Desember 2012/December 31, 2012
Eliminasi/
Elimination
12,652,731,781
10,558,047,402
8,906,050
20,366,679
28
10,995,385,682
9,276,567,421
46,614,100
28,810,696
Konsolidasian/
Consolidation
-
12,652,731,781
10,558,047,402
8,906,050
20,366,679
Descriptions
Segment assets
Segment liabilities
Addition of fixed assets
Deprection expenses
Descriptions
Segment assets
Segment liabilities
Addition of fixed assets
Depreciation expenses
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
22. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
22. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Informasi segmen geografis (Sekunder)
Keterangan
Aset Segmen
Liabilitas Segmen
Perolehan aset tetap
Beban penyusutan
Keterangan
Geographical segment information (Secondary)
Jakarta
Samarinda
1,828,154,167
1,835,932,235
13,781,600
7,149,811
Konsolidasian/
Consolidation
-
9,167,231,515
7,440,635,186
32,832,500
21,660,885
31 Desember 2012/December 31, 2012
Eliminasi/
Samarinda
Elimination
Jakarta
Aset Segmen
Liabilitas Segmen
Perolehan aset tetap
Beban penyusutan
31 Maret 2013/March 31, 2013
Eliminasi/
Elimination
-
Konsolidasian/
Consolidation
9,029,257,908
11,931,854,658
25,625,000
16,839,583
9,029,257,908
11,931,854,658
25,625,000
16,839,583
23. ASET DAN LIABILITAS MONETER
DALAM MATA UANG ASING
10,995,385,682
9,276,567,421
46,614,100
28,810,696
Descriptions
Segment assets
Segment liabilities
Addition of fixed assets
Depreciation expenses
Descriptions
Segment assets
Segment liabilities
Addition of fixed assets
Depreciation expenses
23. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED
IN FOREIGN CURRENCY
Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan
mempunyai aset moneter dalam mata uang asing sebagai berikut
As of March 31, 2013 and December 31, 2012, the Company had monetary assets
denominated in foregin cerrency as follows:
31 Maret 2013
Mata uang asing/
Foregin currency
Ekuivalen Rp/
Equivalent in Rp
Aset
Kas dan BankDolar Amerika Serikat
Piutang usaha
Dolar Amerika Serikat
-
-
72,337
703,044,761
Assets
Cash on hand in banksUnited States Dollar
Trade receivable
United States Dollar
Jumlah
72,337
703,044,761
Total
Mata uang asing/
Foregin currency
31 Desember 2012
Ekuivalen Rp/
Equivalent in Rp
Aset
Kas dan BankDolar Amerika Serikat
Piutang usaha
Dolar Amerika Serikat
9,722
94,009,032
243,092
2,350,698,000
Assets
Cash on hand in banksUnited States Dollar
Trade receivable
United States Dollar
Jumlah
252,814
2,444,707,032
Total
Perusahaan tidak memiliki liabilitas moneter dalam mata uang asing.
The Company has no monetary liabilities denominated in foregin currency.
Pada tanggal 26 April 2013, kurs tengah adalah Rp 9.721 untuk setiap 1 US$,
yang dihitung berdasarkan kurs rata-rata jual dan beli untuk uang kertas asing
dan/atau transaksi yang ditetapkan olah Bank Indonesia. Jika aset moneter
dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2013 dijabarkan ke dalam
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tangal 26 April
2013 tersebut, maka proforma laba selisih kurs akan meningkat sekitar Rp
144.674.
On April 26,2012, the middie rate of exchange was Rp.9,721 to US$ 1, wich was
calculated based on the average selling and buying bank notes and/or transaction
exchange rate published by Bank Indonesia. If the monetary assets in foregin
currency as of March 31,2013 using the middle rate as of April 26, 2013, the
proforma of gain on foregin exchange would be increased by appromimately Rp
144,674.
29
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
24. LABA (RUGI) PER SAHAM
24. EARNINGS (LOSS) PER SHARE
Laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) yang diabrusikan
kepada pemilik induk denganrata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar
selama tahun berjalan. Laba (rugi) per saham untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Maret 2013 dan 31 December 2012 masing-masing adalah
sebagai berikut:
31 Maret 2013
Earning (loss) per share is calculated by diving the profit (loss) attributable to the
equality holders of parent company by the weidhted average number of shares
outsanding durring the current year. Earnings (loss) per share for the year ended
March 31, 2013 and December 31, 2012 respectively, are as follows:
31 Desember 2012
Jumlah laba (rugi)
Komporesif yang
diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
Jumlah rata-rata tertimbang
saham yang ditempatkan
dan disetor penuh (saham)
(375,866,119)
1,427,253,573
34,198,115
34,198,115
Total comprehensive
income (loss) attributable to
the equality holders of parent
company
Total average number
of shares issued and
fully paid (shares)
Jumlah laba (rugi) per Saham
(11)
42
Earning (loss) per Share
25. ASET KEUANGAN
25. FINANCIAL ASSETS
PT Cipendawa Tbk melakukan perjanjian pengalihan aset-aset untuk kegitan
usaha peternakan ayam dengan PT Cipendawa Agrindustri (CA) yang
dinyatakan dalam akta Inbreng No.4 yang dibuat dihadapan Notaris Innovani
Damanik, SH, Nkn tanggal 8 april 2010. Atas pengalihan pengalihan asetaset tersebut, Perusahaa memperoleh sejumlah 205.371 saham atau dengan
sejumlah nominal sebesar Rp 10.537.100.000. Harga saham tersebut adalah
berdasarkan Laporan Penilaian Saham yang dterbitkan oleh KJP STefanus
Tonny Hardi & Rekan tanggal 31 Desember 2009.
PT Cipendawa Tbk entered into an agreement for the transfer of the assets of the
business activities of a poultry farm with PT Cipendawa Agriindustri (CA) which is
covered by Inbreng Deed No. 4 of Notary Innovani Damanik, SH, MKn dated April 8,
2010. Upon transfer of such assets, the Company acquired a number of 105,371
shares or with nominal amount of Rp 10,537,100,000. The stock price is based on
Share Valuation Report which issued by KJPP Stefanus Tonny Hardi & Associates
dated December 31, 2009.
Perusahaan menyajikan penyertaan saham pada CA tersebut di atas sebagai
aset keuangan untuk diperdagangkan dan selisih antara nilai wajar dengan
nilai tercatat atas aset tersebut telah dibukukan pada laporan laba rugi
kompherensif konsolidasian tahun 2010 sebesar Rp 8.974.375.689.
The Company is accounted for an invesment in shares of CA as financial assets at
fair value through profit or loss and the difference between fair value and its carrying
value of respective assets was recorded to the consolidated statement of
Comphoresive income in 2010 amounting to Rp 8,974,375,689
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Perusahaan pada tanggal 26 Januari 2011 yang dinyatakan dengan akta
Notaris Buntario Tigris Darmawan Ng, SH, SE, MH No.121 pada tanggal yang
sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui penjualan aset
keuangan tersebut di atas kepada PT Cipendawa Agro Lestari selanjutnya
pada tanggal 3 Maret 2011, aset keuangan tersebut telah dijua kepada PT
Cipendawa Agro Lestari, dengan harga jual sebesar Rp 11.050.000.000. Atas
penjualan tersebut, serta adanya pemulihan kerugian yang ditanggung oleh
pemegang saham tertentu, selanjutnya Perusahaan mencatat laba penjualan
aset keuangan sebesar Rp 88.331.114 yang dibukukan pada operasi tahun
berjalan.
Based on Extraordinary General Meeting of Stockholder dated January 26, 2011
which was covered by Deed No. 121 of Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH on
the same date, the Company’s stockholder resolved to sale the above financial
assets to PT Cipendawa Agro Lestari and then on March 3, 2011, the financial
assets have been sold to PT Cipendawa Agro Lestari with selling price of Rp
11,050,000,000. For this sale and after a stockholder absorb loss recovery, the
Company recorded gain on sale of financial assets amounting to Rp 88,331,114
which was accounted for under current year operations.
Penjualan aset keuangan tersebut telah dinyatakan dalam Akta Perjanjian
Jual Beli dan Pengalihan Saham No.51 yang dibuat di hadapan Humberg Lie,
SH, SE, Mkn Notaris di jakarta, pada tanggal 3 Maret 2011.
The sale of financial assets is covered under Deed of Sale and Purchase Agreement
and Transfer of shares No.51 of Humburg Lie, SH, SE, Mkn Notary in Jakarta, Date
March 3,2011.
30
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
26. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN
26. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS
Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset
keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak atas operasi
yang dilanjutkan:
31 Maret 2013
The following tables set forth the fair values, which approximate their carrying
amounts, of financial assets and financial liabilities of the Company and Subsidiaries
as continuing operations:
31 Desember 2012
Aset Keuangan
Piutang dan Pinjaman
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Aset Lain-lain
48,080,950
703,044,767
10,150,000
101,962,979
2,350,698,000
40,395,370
Jumlah
761,275,717
2,493,056,349
Liabilitas Keuangan
Liabilitas yang Dicatat sebesar
Nilai Wajar atau Biaya perolehan
yang Diamortisasi
Hutang Lain-lain
Biaya yang Masih Harus Dibayar
Hutang Deviden
Hutang Lain-lain - Pihak Berelasi
80,405,500
268,156,218
657,278,150
8,007,565,102
Jumlah
9,013,404,970
Financial Assets
Loan and Receivables
Cash and Cash Equivalents
Account Receivables
Other Assets
Total
Financial Assets
333,203,469
155,657,818
657,278,150
9,146,350,224
10,292,489,661
Liabilities at Fair Value or
Amortized Cost
Other Payables
Accrued Payables
Devidend Payables
Other Payables - Related Parties
Total
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat
dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu
transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan
likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas
diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.
The fair value is defined as the amount which the instrument could be exchanged in
the short-term transactions between parties that are willing and have sufficient
knowledge through a transaction that is fair, but in a forced sale or liquidation sale.
The fair value obtained from the market price quotations, discounted cash flow
models and option pricing models are reasonable.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat
sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila
jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat
diukur secara handal.
Financial instruments are presented in the statement of financial position are stated
at fair value, or vice versa, are presented in the carrying amount of an amount close
to fair value or fair value can not be measured reliably.
Nilai wajar untuk kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain, aset lainlain, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, utang dividen dan utang lainlain-pihak berelasi mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.
The fair value for cash on hand and in banks, trade receivable and other receivables,
other current payables, accrued expenses, dividend payables and other payablesrelated parties close to its carrying value due to short-term nature.
27. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
27. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Risiko keuangan utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan
dan Entitas Anak adalah risiko kredit dan risiko likuiditas. Melalui pendekatan
manajemen risiko, Perusahaan dan Entitas Anak mencoba untuk
meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas.
The main financial risks arising from the Company’s and Subsidiaries’ financial
instruments are credit risk and liquidity risk. Through a risk management approach,
the Company and Subsidiaries try to minimize the potential negative impact of the
above risks.
(i) Risiko kredit
(i) Credit risk
Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen
keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain
mengalami kerugian keuangan.
Credit risk is the risk that one party of a financial instrument will fail to meet its
obligations and cause the other party suffered financial losses.
Instrumen keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang mempunyai
potensi atas risiko kredit terdiri dari saldo kas di bank. Untuk risiko kredit
yang berhubungan dengan bank, Perusahaan dan Entitas Anak hanya
memilih bank-bank dengan predikat yang baik. Jumlah eksposur risiko
kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut.
The Company’s and Subsidiaries’ financial instruments that have the potential
for credit risk consist of cash in bank. For credit risk associated with banks, the
Company and Subsidiaries only choose the banks with well predicate. Total
maximum credit risk exposure equal to the carrying value of these accounts.
Sedangkan untuk risiko kredit yang berhubungan dengan piutang usaha
dan piutang lainnya, Perusahaan dan Entitas Anak hanya memberikan
piutang kepada pihak yang terpercaya.
As for the credit risk associated with trade and other receivables, the Company
and Subsidiaries only provide receivable to a trusted party.
Manajemen yakin terhadap kemampuan untuk mengendalikan dan
menjaga eksposur risiko kredit pada tingkat yang minimal. Tabel berikut
menunjukkan eksposur maksimum risiko kredit yang disajikan sejumlah
nilai buku aset keuangan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
piutang usaha.
Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimal
exposure of credit risk. The following table sets out the maximum exposure of
credit risk is presented by the carrying amount of the financial assets less any
allowance for impairment losses.
31
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
27. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
27. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
31 Maret 2013
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Aset lain-lain
Jumlah
31 Desember 2012
48,080,950
703,044,767
10,150,000
761,275,717
101,962,979
2,350,698,000
40,395,370
2,493,056,349
(ii) Risiko Likuiditas
Cash and Cash Equivalennts
Trade Receivables
Other assets
Total
(ii) Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan dan Entitas Anak akan
mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi
komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.
Liquidity risk is the risk in which the Company and Subsidiaries will experience
difficulties in acquiring funds to meet commitments associated with financial
instruments.
Perusahaan dan Entitas Anak mengelola risiko likuiditas dengan
mempertahankan kas dan bank yang mencukupi untuk memungkinkan
Perusahaan dan Entitas Anak dalam memenuhi komitmen Perusahaan
dan Entitas Anak untuk operasi normal Perusahaan dan Entitas Anak.
Selain itu, Perusahaan dan Entitas Anak juga melakukan pengawasan
proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan
tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.
The Company and Subsidiaries manages liquidity risk by maintaining cash on
hand and in banks are sufficient to enable the Company and Subsidiaries to
meet the Company’s and Subsidiaries commitment to the normal operation of
the Company and Subsidiaries. In addition, the Company and Subsidiaries also
control the cash flow projections and actual and continuous supervision of the
date of maturity of assets and financial liabilities.
Pada tanggal 31 Maret 2013, sisa umur jatuh tempo aset dan liabilitas
keuangan Perusahaan dan Entitas Anak (dalam jutaan Rupiah) adalah
sebagai berikut:
As of March 31, 2013, the remaining maturity profile of the Company’s and
Subsidiaries’ financial assets and liabilities (in million of Rupiah) are as follows:
Tidak memiliki
waktu jatuh
tempo
kontraktual/
no contractual
maturity
≤1
bulan/
months
>1 - 3
bulan/
months
Kas dan Bank
Piutang Usaha
Aset lain-lain
-
142
10
609
-
-
-
-
142
609
10
cash on hand and in bank
Trade receivable
Other Assets
Jumlah aset
keuangan
-
152
609
-
-
-
761
Total Financial Assets
-
-
80
-
-
-
80
other payables
Accrued expenses
Dividend Payables
Other Payables
related parties
Total financial
liabilities
>3 - 6
bulan/
months
> 6 -12
bulan/
months
> 12
bulan/
months
Jumlah/
Total
Aset Keuangan
Financial Assets
Liabilitas Keuangan
Hutang lain-lain
Biaya masih
Harus dibayar
Hutang dividen
Hutang lain-lain Pihak berelasi
Jumlah liabilitas
keuangan
Aset (liabilitas)
Keuangan Bersih
Financial Liabilities
657
268
-
-
-
-
-
268
657
8,008
-
-
-
-
-
8,008
8,665
268
80
-
-
-
9,013
(8,665)
(116)
529
-
-
-
(8,252)
(iii) Pengelolaan Modal
(iii)
Net financial assets
(liabilities)
Capital Management
Dalam
pengelolaan
permodalannya,
Perusahaan
senantiasa
mempertahankan kelangsungan usaha serta memaksimalkan manfaat
bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
In managing capital, the Company safeguards its ability to continue as a going
concern and to maximize benefits to the stockholders and other stakeholders.
Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola
permodalannya untuk memastikan struktur modal pengembalian yang
optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi
penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal,
serta mempertimbangkan kebutuhan modal di masa yang akan datang.
The Company actively and regularly reviews and manages its capital to ensure
the optimal capital structure and return to the shareholders, taking into the
consideration the efficiency of capital use based on operating cash flow and
capital expenditures and also consideration of future capital needs.
32
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 MARET 2013
(Dengan Angka Perbandingan Tahun 2012)
(Dinyatakan dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT INDO SETU BARA RESOURCES Tbk
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
FOR THE YEAR ENDED
MARCH 31, 2013
(With Comparative Figure for 2012)
(Expressed In Rupiah, Unless Otherwise Stated)
28. REKLASIFIKASI AKUN
28. RECLASSIFICATION ACCOUNT
Akun berikut dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun
2010 telah diklasifikasikan kembali agar sesuai dengan penyajian akun
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun 2011:
Dilaporkan sebelumnya/
Previously Reported
Laba Pengalihan aset/
Income from transfer of Assets
The following account in the 2010 consolidated statement of comprehensive income
have been reclassified to conform to the presentation of account in the 2011
consolidated statement of comprehensive income:
Setelah direklasifikasi/
Affter Reclassified
Selisih nilai wajar aset keuangan/
Difference in fair value
of financial assets
29. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Jumlah
Total
8,974,375,689
29. COMPLETION OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak bertanggung jawab atas
penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini yang diselesaikan dan
disetujui pada tanggal 26 April 2013.
The management of the Company and Subsidiaries is responsible for the
preparation of these consolidated financial statements that were completed and
approved on April 26, 2013.
33
Download