PERMASALAHAN DAN KINERJA 1. Permasalahan Inventori a. Permasalahan Kebijakan Inventori: Yi berkaitan dgn bagaimana menjamin agar setiap permintaan pemakai dpt dipenuhi dgn ongkos minimal – penentuan operating stock dan safety stock i. Pengulangan (repetitiveness) pengambilan keputusan: 1) Pemesanan tunggal (single order) 2) Pemesanan berulang (repeat order) ii. Sumber pasokan (supply source) brg: 1) Pasokan luar (outside supply) 2) Pasokan dalam (inside supply) iii. Pengetahuan tentang permintaan: 1) Karakteristik pola permintaan: a) Permintaan konstan (constant/deterministic demand) b) Permintaan variabel (variable/probabilistic demand) 2) Ketergantungan barang: a) Permintaan saling bebas (independent demand) b) Permintaan saling bergantungan (dependent demand) iv. Pengetahuan ttg waktu ancang (knowledge of lead time): 1) Waktu ancang konstan (constant lead time) 2) Waktu ancang variabel (variable lead time) v. Kebijakan inventori 1) Perencanaan Kebutuhan Material – PKM (Material Requirement Planning – MRP) 2) Perencanaan Kebutuhan Distribusi (Distribution Requirement Planning – DRP) b. Permasalahan Operasional – Kualitatif i. Permasalahan organisasi dan administrasi – aspek fungsional sistem inventori (misal mekanisme dan prosedur pengadaan barang: jenis, jmlh, letak, pemasok, dsb) ii. Permasalahan koordinasi – keterkaitan antara pengelola sistem inventori dgn unit organisasi lain (departemen keuangan – marketing – produksi, dll) iii. Permasalahan eksternal – interaksi sistem dgn lingkungannya (pemasok – manajemen/pengelola – user/konsumen) 2. Kriteria Kinerja a. User (pemakai) – service level b. Pengelola (manajemen) – keuntungan maksimum investasi yg ditanam pemilik modal (owner) c. Pemilik modal (owner) – tingkat pengembalian modal yg ditanam: Inventory Turn Over Ratio (ITR) 3. Service Level a. Tingkat ketersediaan (availability) – kemampuan sistem inventori dlm memenuhi permintaan pemakai tanpa ditunda: i. % pemenuhan segera jmlh permintaan pemakai: jumlah permintaan yg dapat dipenuhi dibagi dengan permintaan totalnya Ds .100% D Eg: bila dlm suatu hari tdp permintaan gula pasir dari konsumen sebanyak 100 kg, sedangkan pada hari tsb hanya tersedia 80 kg. Hitung tingkat ketersediaan gula pasir tsb D s .100% D 80 .100% 80% 100 ii. % pemenuhan jumlah order yg terlayani – berdasarkan pd perbandingan jmlh yg terlayani dgn jmlh order yg ada pd perioda tsb fp .100% F Eg: dalam suatu hari tdp 10 pesanan yg datang dr berbagai pelanggan di suatu outlet, tetapi manajemen hanya mampu melayani 9 pesanan. Hitung tingkat ketersediaan pelayanan outlet tsb. fp .100% F 9 .100% 90% 10 iii. % waktu tersedianya inventori – perbandingan antara hari dimana gudang isi (ada barang) dgn jmlh hari kerja dlm perioda tsb H .100% HT Eg: pada tahun 2009 gudang PT XYZ dalam kondisi kosong selama 15 hari. Pada thn tsb jumlah hari kerja sebnyak 300 hari kerja. Hitung tingkat ketersediaan PT XYZ pada thn 2009. H .100% HT 300 15 .100% 95% 300 b. Kemampuan Pelayanan (Serviceability) – diukur dr beberapa aspek: waktu pengiriman (delivery time), waktu proses (processing time), dan waktu tunggu (waiting time) Eg: pemasok A menawarkan brg – lead time 8 hari dgn standar deviasi 2 hari Pemasok B menawarkan brg yg sama – lead time 10 hari (pasti) Pilih mana? c. Intangible Service (kualitatif) – kemudahan akses, kenyamanan pelayanan, kepercayaan, kepastian, diskon/rabat, dll 4. Ongkos Inventori Yaitu semua pengeluaran dan kerugian yg timbul sebagai akibat adanya inventori selama horizon perencanaan waktu tertentu. Secara umum dibedakan menjadi: a. Ongkos pembelian (purchasing cost): ongkos yg dikeluarkan utk membeli brg inventori – f(jumlah dan harga) b. Ongkos pengadaan (procurement cost): ongkos yg dikeluarkan utk setiap proses pengadaan brg – dibedakan: ongkos pemesanan (order cost) dan ongkos persiapan (set up cost) – dlm sistem inventori kedua ongkos tsb disebut ongkos pesan (ordering cost). c. Ongkos simpan (holding cost) i. Ongkos memiliki inventori – inventori dianggap barang modal ii. Ongkos gudang (storage cost) iii. Ongkos kerusakan dan penyusutan iv. Ongkos kadaluwarsa (obsolescence cost) v. Ongkos asuransi (insurance cost) vi. Ongkos administrasi (administration cost) vii. Dan lain2 Ongkos satuan simpan (h) biasanya mrp fungsi harga satuan brg (p) dan % ongkos simpan per perioda (I) – biasanya mengacu pd tingkat suku bunga bank h p.I d. Ongkos kekurangan i. Kuantitas brg yg tdk dpt dipenuhi ii. Waktu pemenuhan gudang (Rp/waktu) iii. Ongkos pengadaan darurat – agar konsumen tdk lari iv. Ongkos kadaluwarsa (obsolescence cost) e. Ongkos sistemik – ongkos investasi utk membangun sistem inventori Sehingga ongkos total inventori dpt dirumuskan sbb: OT Ob O p Os Ok Osist OT = Ob = Op = Os = Ok = Osist = Ongkos total inventori selama horizon perencanaan T Ongkos pembelian selama horizon perencanaan T Ongkos pesan selama horizon perencanaan T Ongkos simpan selama horizon perencanaan T Ongkos kekurangan selama horizon perencanaan T Ongkos sistemik selama horizon perencanaan T 4. Keterkaitan Ongkos dan Tingkat Pelayanan Selain ongkos total minimum, manajemen jg hrs memperhatikan tingkat pelayanan (service level) yg akan diberikan kpd user/konsumen – trade off 5. Inventory Turn Over Ratio (ITR) Selain ongkos dan tingkat pelayanan, ukuran kinerja jg dpt ditentukan dr tingkat perputaran inventori (inventory turn over ratio – ITR) – mengukur efektivitas modal yg ditanam dlm inventori. a. Perbandingan antara volume penjualan thnan dgn volume inventori rata2 Vp ITR VT Dalam satu thn gula pasir terjual 100 ton, sedangkan volume inventori rata2 sebesar 5 ton. Hitung ITR nya ITR Vp VT 100 20 kali 5 a. Perbandingan antara nilai penjualan tahunan dgn modal yg ditanam dlm sistem inventori V ITR n In Nilai penjualan gula pasir thn 2002 sebesar Rp 20 juta dgn modal yg ditanam sebesar Rp 2 juta. Hitung ITR ITR Vn In 20000000 10 kali 2000000 Pemakaian ukuran kinerja: 1. Pasar kompetitif/persaingan – lbh menggunakan service level dan ongkos 2. Pasar monopoli – ITR dan ongkos