pengaruh supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku

advertisement
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.
KESIMPULAN
Penelitian ini memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
mengajar guru (Studi deskriptif analitik tentang pengaruh supervisi pembelajaran
pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar
guru serta dampaknya terhadap hasil belajar siswa). Berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data, maka diperoleh temuan-temuan penelitian yang
telah menjawab pertanyaan penelitian seperti diutarakan pada rumusan masalah
serta telah membuktikan hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Berdasarkan angka skor rata-rata hasil analisis data deskriptif,
a. profil kinerja mengajar guru secara umum memiliki kategori baik. Kinerja
mengajar guru yang dimaksud diukur dengan aspek guru sebagai : a)
administrator, b) pengajar, c) edukator, d) evaluator, e) motivator, f)
penganalisa, g) kemampuan memberikan pengayaan dan perbaikan dan h)
fasilitator. Dari ke dua aspek
administrator dan penganalisa telah
menunjukkan hasil yang sangat tinggi, sedangkan aspek guru sebagai
pengajar,
pendidik,
evaluator,
motivator,
kemamapuan
memberikan
perbaikan dan pengayaan, dan guru sebagai failitator berada pada kategori
baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap
angket variabel kinerja mengajar guru sebesar 4,1 atau 82%.
226
b. Berdasarkan angka skor rata-rata hasil analisis data deskriptif, profil supervisi
pembelajaran pengawas secara umum memiliki kategori yang baik. Supervisi
pembelajaran
diseminasi,
yang dimaksud diukur dengan aspek: a)
b)
alokasi
sumber-sumber
profesional,
informasi dan
c)
latihan
dan
pengembangan, d) observasi dan evaluasi, e) motivasi dan f) hubungan antar
pribadi. Ke enam aspek yaitu informasi dan diseminasi, latihan dan
pengembangan,
observasi dan evaluasi,
motivasi dan
hubungan antar
pribadi komunikasi, berada dalam kategori tinggi. Akan tetapi aspek alokasi
sumber-sumber profesional menempati posisi terendah yaitu cukup tinggi.
Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket
variabel supervisi pembelajaran pengawas sebesar 3,5 atau 70%.
c. Berdasarkan angka skor rata-rata hasil analisis data deskriptif, profil perilaku
kepemimpinan kepala Madrasah secara umum memiliki kategori yang baik.
Perilaku
kepemimpinan
yang
dimaksud
diukur
dengan
aspek:
a)
beroreientasi pada tugas, b) berorientasi pada bawahan dan , c) berorientasi
pada perubahan. Kedua aspek yaitu perilaku beroreientasi pada tugas, dan
perilaku berorientasi pada bawahan berada dalam kategori tinggi, sedangkan
untuk beorientasi pada perubahan berada dalam kategori sangat baik. Hal ini
ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket variabel
perilaku kepemimpinan kepala sekolah sebesar 3,94 atau 79%
2. Berdasarkan hasil perhitungan diuraikan hasil uji hipotesis sebagai berikut.
a. Pengaruh
Supervisi
Mengajar Guru.
Pembelajaran
Pengawas
terhadap
Kinerja
227
Hubungan kausal antara supervisi pembelajaran pengawas (X1) terhadap
kinerja mengajar guru (Y) ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar 0,352.
Hipotesis penelitian yang menyatakan ”terdapat pengaruh positif dan
signifikan supervisi pembelajaran pengawas terhadap kinerja mengajar guru”
diterima. Pengaruh positif supervisi pembelajaran pengawas terhadap kinerja
mengajar guru 19,8%. Hal ini berarti bahwa kinerja mengajar guru
dipengaruhi oleh supervisi pembelajaran pengawas sebesar 19,8% Dengan
demikian, tinggi rendahnya kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi oleh
supervisi pembelajaran pengawas.
b. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Mengajar Guru.
Hubungan kausal antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2)
terhadap kinerja mengajar guru ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar
0,398. Hipotesis penelitian yang menyatakan ”terdapat pengaruh positif dan
signifikan perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja
mengajar guru” dapat diterima. Pengaruh positif perilaku kepemimpinan
kepala sekolah (X2) terhadap kinerja mengajar guru 23,2 %.
c. Pengaruh
Supervisi
pembelajaran
pengawas
terhadap
Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Hubungan kausal antara supervisi pembelajaran pengawas (X1) terhadap
perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2) ditunjukkan oleh koefisien
korelasi sebesar 0,526. Hipotesis penelitian yang menyatakan ”terdapat
pengaruh positif dan signifikan supervisi pembelajaran pengawas (X1)
228
terhadap perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2)” diterima. Pengaruh
positif supervisi pembelajaran pengawas dan signifikan terhadap perilaku
kepemimpinan kepala sekolah adalah 27,7%.
d. Pengaruh
Supervisi
pembelajaran
pengawas
dan
perilaku
kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja
mengajar guru.
Hubungan kausal Supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku
kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja
mengajar guru berdasarkan hasil perhitungan sebesar 43%.
Supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala
sekolah secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 43% terhadap
kinerja mengajar guru dan sisanya sebesar 57% ditentukan oleh faktor yang
tidak diteliti.
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang
menyatakan
Supervisi
pembelajaran
pengawas
dan
perilaku
kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama berkontribusi positf dan
signifikan terhadap kinerja mengajar guru” dapat diterima.
3. Berdasarkan hasil perhitungan diuraikan hasil uji hipotesis sebagai berikut.
a. Pengaruh supervisi pembelajaran pengawas terhadap prestasi belajar
peserta didik.
Hubungan kausal Supervisi pembelajaran pengawas terhadap prestasi
belajar peserta didik ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar 0,315.
229
Supervisi pembelajaran pengawas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar siswa. sebesar 13%. Hal ini berarti bahwa prestasi
belajar siswa turut dipengaruhi oleh supervisi pembelajaran pengawas
sebesar 13% Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat
dipengaruhi oleh supervisi pembelajaran pengawas . Berdasarkan temuan
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ”
Supervisi pembelajaran pengawas berkontribusi signifikan terhadap prestasi
belajar siswa ” dapat diterima.
b. Pengaruh Perilaku kepemimpinan kepala
Madrasah Tsanawiyah
terhadap prestasi belajar siswa
Hubungan kausal Perilaku kepemimpinan kepala
Madrasah
terhadap prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar 0,417.
Perilaku kepemimpinan kepala
Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten
Pasuruan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa
dengan besarnya sumbangan 20,7 %. Hal ini berarti bahwa variabel perilaku
kepemimpinan kepala sekolah
turut menentukan prestasi belajar siswa
sebesar 20,7%. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang menyatakan “Perilaku kepemimpinan kepala sekolah
berkontribusi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa” dapat
diterima.
c. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Hubungan kausal kinerja mengajar guru terhadap Prestasi Belajar Siswa
ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,479.
230
Kinerja mengajar guru berpengaruh positif dan signifikan prestasi
belajar siswa, dengan besarnya sumbangan adalah 23%. Hal ini berarti bahwa
prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh Kinerja mengajar guru sebesar 23%
Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi
oleh Kinerja mengajar guru. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ” Kinerja mengajar guru
berkontribusi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa” dapat
diterima.
d. Pengaruh Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku kepemimpinan
kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar
siswa.
Hubungan kausal Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersamasama terhadap prestasi belajar siswa berdasarkan perhitungan sebesar 57%.
Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja mengajar guru
secara bersama-sama memberikan
pengaruh sebesar 57% terhadap prestasi belajar siswa dan sisanya sebesar
43% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang menyatakan Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku kepemimpinan
kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama berkontribusi
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa” dapat diterima.
231
4. Dengan perhitungan menggunakan MCA (Multi Classification Analysis)
Pada diagram model aditif diperoleh pencapaian prestasi belajar siswa
yang dibimbing oleh guru perempuan, berusia muda, yang bersatatus pegawai
swasta (Non PNS), mengajar di lembaga pendidikan Negeri, mendapat perlakuan
supervisi pembelajaran tinggi, perilaku kepemimpinan kepala sekolah tinggi dan
dalam
kinerja mengajarnya guru tersebut tinggi, peserta didik memperoleh
prestasi akademis lebih tinggi dibandingkan karakter yang lainnya.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan
dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini.
Implikasi tersebut antara lain:
1. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa supervisi pembelajaran
pengawas memberi pengaruh signifikan sebesar 19,8%. terhadap kinerja
mengajar guru dan 13% terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Masih
rendahnya pengaruh
supervisi pembelajaran pengawas karena pengawas
belum optimal dalam menjalankan supervisi pembelajaran yang di dapat dari
(1) kegiatan pengawas lebih banyak pemantauan dari pada pembinaan,
monitoring terhadap : kegiatan awal tahun, PSB, ulangan akhir semester,
ulangan kenaikan kelas, ujian praktek, ujian akhir sekolah (UAS), Ujian
Nasional (UN), pelaksanaan Try Out bagi kelas IX. (2) Belum seluruh guru di
setiap sekolah disupervisi kelas, adapun yang menjadi prioritas supervisi
kelas lebih diarahkan kepada guru-guru yang akan naik pangkat dan
mengikuti sertifikasi guru. Hal ini juga diakibatkan jumlah pengawas yang
232
masih kurang, bila dibandingkan dengan jumlah sekolah. (3) pendekatan yang
dilaksanakan oleh pengawas sekolah sebenarnya masih banyak yang bersifat
instruktif,
misalnya keharusan menguasai kurikulum, memiliki silabus,
memiliki RPP, disiplin dalam mengajar.
2. Hasil
penelitian
dan
analisis
data
menunjukkan
bahwa
perilaku
kepemimpinan kepala sekolah memberi kontribusi signifikan sebesar 23,23%.
terhadap kinerja mengajar guru dan 20,7% terhadap pencapaian prestasi
belajar siswa. Masih rendahnya perilaku kepemimpinan kepala sekolah
karena kepala sekolah belum optimal dan
Kelemahan dari perilaku
kepemimpinan kepala sekolah yaitu dalam proses pengambilan keputusan
untuk menentukan arah program. Sebaiknya disusun persyaratan untuk
merekrut kepala sekolah yang didasarkan atas profesionalisme perilaku
kepemimpinan kepala sekolah
yang diawali dengan pendidikan, masa
kerja/golongan, pengalaman kepala sekolah, loyalitas dan dedikasi terhadap
sekolah serta pembuatan program sekolah yang jelas serta mempunyai daya
saing sebagai Madrasah Tsanawiyah dengan mengadakan feat and proper
test.
3. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru
kontribusi signifikan sebesar 23% terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.
Masih rendahnya pengaruh kinerja mengajar guru karena masih banyak guru
yang belum tepat waktu dalam penyelenggaraan KBM,
hal ini dapat
menyebabkan siswa kekurangan waktu untuk belajar dan guru kurang waktu
untuk bekerja, ini dapat mengakibatkan rendahnya pencapaian prestasi belajar
233
siswa (Haris, 1998); (2) pengelolaan KBM masih berpusat pada guru yang
mengakibatkan siswa kurang memiliki pengalaman dalam belajar, dan ini
mengakibatkan siswa tidak dapat mencapai prestasi yang tinggi (Gagne,
1985). Kedua, guru yang bertugas untuk memonitor pencapaian prestasi
belajar siswa juga belum terlaksana dengan optimal, hal ini mengakibatkan
siswa tidak merasa dirinya diperhatikan dan inipun dapat mengakibatkan
rendahnya pencapaian prestasi belajar siswa. Padahal bila guru secara terus
menerus memonitor siswa dapat menyadarkan dirinya terhadap kesulitankesulitan yang dihadapi siswa ( Blum, 2005). Maka dengan meningkatkan
efektifitas pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan pencapaian
prestasi belajar siswa.
4. Prestasi siswa
menunjukkan hasil belajar
yang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Kinerja mengajar guru, Supervisi Pembelajaran
Pengawas dan Perilaku kepemimpinan kepala Sekolah suasana kelas, suasana
sekolah, sarana yang mendukung pembelajaran, kebijakan dan peraturan
sekolah, kurikulum yang digunakan, kegiatan ekstrakurikuler, performa guru
dalam KBM, relationship antara siswa dengan temannya atau dengan guru,
dan semua kegiatan lainnya yang berlangsung di sekolah merupakan beberapa
faktor eksternal . Faktor-faktor eksternal ini dapat dimanipulasi dengan tujuan
untuk mendorong berkembangnya faktor internal pada siswa dalam upaya
mencapai prestasi yang lebih baik (Gagne, 1988).
5. Pencapaian prestasi belajar siswa yang dibimbing oleh guru perempuan,
berusia muda, bersatatus Non PNS, mengajar di lembaga pendidikan Negeri,
234
mendapat perlakuan supervisi pembelajaran tinggi, perilaku kepemimpinan
kepala sekolah tinggi dan dalam kinerja mengajarnya guru tersebut tinggi,
peserta didik memperoleh prestasi akademis lebih tinggi dibandingkan
karakter yang lainnya. Keadaan ini bisa terjadi karena : (1) guru perempuan
lebih telaten, (2) dengan umur yang masih muda energinya dan semangatnya
masih tinggi, (3) pegawai swasta yang mengajar di lembaga negeri harus
rajin, karena kalau tidak pemutusan hubungan kerja bisa sewaktu-waktu
dilakukan, honor juga berdasarkan kehadiran dan dengan mengajar di
lembaga negeri kemungkinan untuk di terima sebagai pegawai negeri sipil
lebih cepat daripada guru yang mengajar di lembaga pendidikan swasta.
Perbedaan ini hanya berdasarkan data yang dikolektif selama tiga tahun.
Dengan demikian
perbedaan ini perlu dikaji lebih jauh untuk melihat
perbedaan pencapaian prestasi belajar peserta didik.
C. REKOMENDASI
1. Rekomendasi untuk Pengelola (Kantor Kementerian Agama)
Kantor Kementerian Agama Kabupaten sebagai lembaga yang bertanggung
jawab lebih besar tentang pendidikan madrasah di tingkat kabupaten, perlu
memberikan dukungan nyata terhadap upaya sekolah dalam bentuk kebijakan
maupun program yang menuju pada peningkatan kinerja mengajar guru dan hasil
belajar siswa. Diantara rekomendari tersebut dapat diajukan sebagai berikut.
Melakukan pembinaan secara intensif baik kepada pengawas sekolah maupun
kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuannya dalam membina para guru di
lapangan. Diantara kebijakan itu misalnya memberikan penegasan kembali
235
tentang tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Dapat pula dikembangkan program
kegiatan seperti: (1) Penyelenggaraan pendidikan dan latihan (Diklat) bagi
pengawas
tentang kemampuan profesionalnya terutama dalam supervisi
pembelajaran, (2) Mendorong dan menfasilitasi pengawas dan kepala sekolah
untuk terus meningkatkan kualifikasi dirinya, dengan memberikan bea siswa
untuk mengikuti kuliah, dan mempermudah jalur birokrasi untuk mmeperoleh ijin
belajar, (3) Membuat kebijakan tentang rekrutmen pengawas dan kepala sekolah
lebih transparan dan jelas baik itu persyaratan akademik maupun kepribadian,
sehingga terjadi persaingan yang lebih sehat lagi. (4) Peningkatan kemampuan
pengawas melalui pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga
pengawas, berupa Diklat kepengawasan, penataran khusus pengawas, seminar,
lokakarya dan kegiatan ilmiah lainnya. yang boleh dikatakan tidak ada baik,
bahkan dalam kegiatan penataran/pelatihan guru, pelatihan kepala sekolah dan
kegiatan akademik lainnya pengawas tidak pernah dilibatkan. (5) Meningkatkan
daya dukung untuk menunjang melaksanakan tugas kepengawasan satuan
pendidikan.
Karena
biaya
operasional/rutin
untuk
melaksanakan
tugas
kepengawasan tidak memadai terlebih lagi untuk pengawasan di daerah terpencil
(6) Pemberian penghargaan kepada pengawas. Pengawas
kurang diberikan
penghargaan sebagaimana tenaga pendidik seperti adanya guru teladan dan
penghargaan lainnya. (7) Melakukan pembinaan lebih intensif kepada para guru
untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran. Program
yang sekiranya dapat dikembangkan adalah: (a) Menyelenggarakan diklat yang
berkaitan dengan kompetensi guru, (b) Menfasilitasi guru untuk
mengikuti
236
kuliah, (c) Menyediakan kemudahan untuk memperoleh sumber belajar yang lebih
banyak,
(d)
Mengoptimalkan
pengawas
untuk
melaksanakan
supervisi
pembelajaran
2. Rekomendasi untuk pengawas sekolah
Rekomendasi yang ingin disampaikan diantaranya; (1) melakukan analisis
kebutuhan kesulitan guru dalam proses pembelajaran secara cermat sehingga
penetapan pemberian bantuan kepada guru-guru tepat. (2) Pengawas dapat
langsung sendiri mapun bersama kepala sekolah menyentuh pengembangan
proses pembelajaran di kelas. Guru dengan bantuan dan binaan pengawas dapat
mengembangkan dirinya untuk meningkatkan kompetensinya dalam bidang
pembelajaran. Dalam MGMP pengawas sekolah dapat berperan sebagai nara
sumber , atau fasilitator dengan mengundang nara sumber lain yang sesuai dengan
masalah yang dihadapi guru. Dapat pula pengawas berperan sebagai penghubung
antar sekolah bagi guru-guru dalam sekolah binaannya. Semakin dekat (hubungan
intra personal) dengan para guru diharapkan semakin terbuka untuk lebih
mengintensifkan proses pembinaan. (3) Pengawas lebih mengintensifkan
pembinaan guru dalam proses pembelajaran di kelas melalui kunjungan kelas.
Dalam kegiatan tersebut pengawas dapat melihat secara langsung pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Setelah pengamatan langsung pengawas dapat mengetahui
keunggulan dan kekurangan proses pembelajaran yang diciptakan guru di kelas.
Diakhiri dengan diskusi bersama guru yang diamati di kelas, pengawas dapat
memberikan masukan dan sekaligus penghargaan terhadap kinerja mengajar guru
tersebut. Jika perlu pengawas dapat menentukan jadwal bersama guru untuk terus
237
mengadakan pertemuan secara berkala sehingga guru selalu merasa diperhatikan
dan akhirnya merasa penuh percaya diri sebagai akibat peningkatan kinerja
mengajarnya. (4) Kegiatan K3M (Kelompok Kerja Kepala Madrasah) merupakan
tempat bagi pengawas untuk mengadakan pembinaan terhadap guru melalui
kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah, kemmapuan profesional kepala
sekolah mempengaruhi langsung atau tidak langsung terhadap kinerja mengajar
guru. Semakin baik pola perilaku kepamimpinan dan kemampuan profesional
kepala sekolah akan mempengaruhi terhadap upaya untuk terus berpacu dengan
peningkatan kinerja mengajarnya.
3. Rekomendasi untuk kepala sekolah
Berdasarkan beberapa hasil temuan penelitian, direkomendasikan bagi para
kepala sekolah sebagai berikut:
Kepala sekolah sebagai pengelola dan pemimpin sekolah hendaknya terus
berupaya meningkatkan kinerjanya dalam membina dan mengembangkan
kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam pemebelajaran di
sekolah. Hal ini dapat ditempuh melalui: (1) Peningkatan kemampuan dalam
bidang pembelajaran yang nantinya akan diestafetkan pada guru melalui
pelaksanaan tugasnya sebagai guru ( dalam hal ini kepala sekolah mempunyai
kewajiban mengajar selama 6 jam perminggu); (2) upaya membantu guru dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya perlu terus ditingkatkan sesuai dengan
permaslahan yang muncul di sekolah; (3) Kepala sekolah untuk meningkatkan
inisiasi struktur, konsiderasi, dan lebih terbuka terhadap perubahan yang
diarahkan pada peningkatan kinerja mengajar guru dalam upaya meningkatkan
238
kualitas pendidikan; (4) Untuk lebih meningkatkan prestasi belajar peserta didik,
kelas III mata pelajaran UN (matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan
Ilmu Pengetahuan Alam) memberi kepercayaan kepada guru perempuan berusia
muda dan berstatus non PNS.
4. Rekomendasi untuk Guru.
Keberhasilan belajar peserta didik di sekolah merupakan cerminan dari
keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas mulianya sebagai pendidik.
Implementasi peran guru dalam mendidik siswa di sekolah dapat dilihat dari
kinerjanya dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Apabila keseluruhan
aktivitas pembelajaran terlaksana dengan baik, maka kualitas hasil belajar siswa
menjadi lebih baik dan pendidikan di sekolah dapat mencapai keberhasilannya.
Berdasarkan temuan di lapangan dapat diajukan rekomendasi bagi guru dalam
rangka
meningkatkan
kinerja
mengajarnya
dengan
upaya
peningkatan
kemampuan dalam melaksanakan tugas pembelajaran merupakan hal utama yang
harus dilakukan guru sesuai dengan kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki
guru.
5. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya.
Kajian dalam penelitian ini telah mengungkap pengaruh supervisi
pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja mengajar guru serta dampaknya pada prestasi peserta didik. Pada tahab
selanjutnya perlu diungkap factor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja
mengajar guru serta dampaknya terhadap prestasi peserta didik. Factor-faktor lain
tersebut diantaranya,
learning organization, kepuasan kerja, kualifikasi
239
pendidikan guru, kurikulum sekolah, panghasilan guru, teknologi pendidikan,
kemampuan, ketrampilan mental dan fisik, tingkat sosial, pengalaman kerja,
struktur desain organisasi, iklim organisasi, insentif, motivasi, sarana dan
prasarana, pembiayaan, disiplin guru, partisipasi orang tua, kompensasi,
komunikasi, manajemen sekolah yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Download