BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Penelitian ini memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru (Studi deskriptif analitik tentang pengaruh supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru serta dampaknya terhadap hasil belajar siswa). Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka diperoleh temuan-temuan penelitian yang telah menjawab pertanyaan penelitian seperti diutarakan pada rumusan masalah serta telah membuktikan hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Berdasarkan angka skor rata-rata hasil analisis data deskriptif, a. profil kinerja mengajar guru secara umum memiliki kategori baik. Kinerja mengajar guru yang dimaksud diukur dengan aspek guru sebagai : a) administrator, b) pengajar, c) edukator, d) evaluator, e) motivator, f) penganalisa, g) kemampuan memberikan pengayaan dan perbaikan dan h) fasilitator. Dari ke dua aspek administrator dan penganalisa telah menunjukkan hasil yang sangat tinggi, sedangkan aspek guru sebagai pengajar, pendidik, evaluator, motivator, kemamapuan memberikan perbaikan dan pengayaan, dan guru sebagai failitator berada pada kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket variabel kinerja mengajar guru sebesar 4,1 atau 82%. 226 b. Berdasarkan angka skor rata-rata hasil analisis data deskriptif, profil supervisi pembelajaran pengawas secara umum memiliki kategori yang baik. Supervisi pembelajaran diseminasi, yang dimaksud diukur dengan aspek: a) b) alokasi sumber-sumber profesional, informasi dan c) latihan dan pengembangan, d) observasi dan evaluasi, e) motivasi dan f) hubungan antar pribadi. Ke enam aspek yaitu informasi dan diseminasi, latihan dan pengembangan, observasi dan evaluasi, motivasi dan hubungan antar pribadi komunikasi, berada dalam kategori tinggi. Akan tetapi aspek alokasi sumber-sumber profesional menempati posisi terendah yaitu cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket variabel supervisi pembelajaran pengawas sebesar 3,5 atau 70%. c. Berdasarkan angka skor rata-rata hasil analisis data deskriptif, profil perilaku kepemimpinan kepala Madrasah secara umum memiliki kategori yang baik. Perilaku kepemimpinan yang dimaksud diukur dengan aspek: a) beroreientasi pada tugas, b) berorientasi pada bawahan dan , c) berorientasi pada perubahan. Kedua aspek yaitu perilaku beroreientasi pada tugas, dan perilaku berorientasi pada bawahan berada dalam kategori tinggi, sedangkan untuk beorientasi pada perubahan berada dalam kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah sebesar 3,94 atau 79% 2. Berdasarkan hasil perhitungan diuraikan hasil uji hipotesis sebagai berikut. a. Pengaruh Supervisi Mengajar Guru. Pembelajaran Pengawas terhadap Kinerja 227 Hubungan kausal antara supervisi pembelajaran pengawas (X1) terhadap kinerja mengajar guru (Y) ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar 0,352. Hipotesis penelitian yang menyatakan ”terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi pembelajaran pengawas terhadap kinerja mengajar guru” diterima. Pengaruh positif supervisi pembelajaran pengawas terhadap kinerja mengajar guru 19,8%. Hal ini berarti bahwa kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh supervisi pembelajaran pengawas sebesar 19,8% Dengan demikian, tinggi rendahnya kinerja mengajar guru dapat dipengaruhi oleh supervisi pembelajaran pengawas. b. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru. Hubungan kausal antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja mengajar guru ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar 0,398. Hipotesis penelitian yang menyatakan ”terdapat pengaruh positif dan signifikan perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja mengajar guru” dapat diterima. Pengaruh positif perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja mengajar guru 23,2 %. c. Pengaruh Supervisi pembelajaran pengawas terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah. Hubungan kausal antara supervisi pembelajaran pengawas (X1) terhadap perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2) ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,526. Hipotesis penelitian yang menyatakan ”terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi pembelajaran pengawas (X1) 228 terhadap perilaku kepemimpinan kepala sekolah (X2)” diterima. Pengaruh positif supervisi pembelajaran pengawas dan signifikan terhadap perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah 27,7%. d. Pengaruh Supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru. Hubungan kausal Supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru berdasarkan hasil perhitungan sebesar 43%. Supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 43% terhadap kinerja mengajar guru dan sisanya sebesar 57% ditentukan oleh faktor yang tidak diteliti. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan Supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama berkontribusi positf dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru” dapat diterima. 3. Berdasarkan hasil perhitungan diuraikan hasil uji hipotesis sebagai berikut. a. Pengaruh supervisi pembelajaran pengawas terhadap prestasi belajar peserta didik. Hubungan kausal Supervisi pembelajaran pengawas terhadap prestasi belajar peserta didik ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar 0,315. 229 Supervisi pembelajaran pengawas berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. sebesar 13%. Hal ini berarti bahwa prestasi belajar siswa turut dipengaruhi oleh supervisi pembelajaran pengawas sebesar 13% Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh supervisi pembelajaran pengawas . Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ” Supervisi pembelajaran pengawas berkontribusi signifikan terhadap prestasi belajar siswa ” dapat diterima. b. Pengaruh Perilaku kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah terhadap prestasi belajar siswa Hubungan kausal Perilaku kepemimpinan kepala Madrasah terhadap prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh koefisien jalur sebesar 0,417. Perilaku kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Pasuruan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan besarnya sumbangan 20,7 %. Hal ini berarti bahwa variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah turut menentukan prestasi belajar siswa sebesar 20,7%. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Perilaku kepemimpinan kepala sekolah berkontribusi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa” dapat diterima. c. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa. Hubungan kausal kinerja mengajar guru terhadap Prestasi Belajar Siswa ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar 0,479. 230 Kinerja mengajar guru berpengaruh positif dan signifikan prestasi belajar siswa, dengan besarnya sumbangan adalah 23%. Hal ini berarti bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh Kinerja mengajar guru sebesar 23% Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh Kinerja mengajar guru. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ” Kinerja mengajar guru berkontribusi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa” dapat diterima. d. Pengaruh Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa. Hubungan kausal Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersamasama terhadap prestasi belajar siswa berdasarkan perhitungan sebesar 57%. Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama memberikan pengaruh sebesar 57% terhadap prestasi belajar siswa dan sisanya sebesar 43% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan Supervisi pembelajaran pengawas, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama berkontribusi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa” dapat diterima. 231 4. Dengan perhitungan menggunakan MCA (Multi Classification Analysis) Pada diagram model aditif diperoleh pencapaian prestasi belajar siswa yang dibimbing oleh guru perempuan, berusia muda, yang bersatatus pegawai swasta (Non PNS), mengajar di lembaga pendidikan Negeri, mendapat perlakuan supervisi pembelajaran tinggi, perilaku kepemimpinan kepala sekolah tinggi dan dalam kinerja mengajarnya guru tersebut tinggi, peserta didik memperoleh prestasi akademis lebih tinggi dibandingkan karakter yang lainnya. B. IMPLIKASI Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Implikasi tersebut antara lain: 1. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa supervisi pembelajaran pengawas memberi pengaruh signifikan sebesar 19,8%. terhadap kinerja mengajar guru dan 13% terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Masih rendahnya pengaruh supervisi pembelajaran pengawas karena pengawas belum optimal dalam menjalankan supervisi pembelajaran yang di dapat dari (1) kegiatan pengawas lebih banyak pemantauan dari pada pembinaan, monitoring terhadap : kegiatan awal tahun, PSB, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian praktek, ujian akhir sekolah (UAS), Ujian Nasional (UN), pelaksanaan Try Out bagi kelas IX. (2) Belum seluruh guru di setiap sekolah disupervisi kelas, adapun yang menjadi prioritas supervisi kelas lebih diarahkan kepada guru-guru yang akan naik pangkat dan mengikuti sertifikasi guru. Hal ini juga diakibatkan jumlah pengawas yang 232 masih kurang, bila dibandingkan dengan jumlah sekolah. (3) pendekatan yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah sebenarnya masih banyak yang bersifat instruktif, misalnya keharusan menguasai kurikulum, memiliki silabus, memiliki RPP, disiplin dalam mengajar. 2. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberi kontribusi signifikan sebesar 23,23%. terhadap kinerja mengajar guru dan 20,7% terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Masih rendahnya perilaku kepemimpinan kepala sekolah karena kepala sekolah belum optimal dan Kelemahan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah yaitu dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan arah program. Sebaiknya disusun persyaratan untuk merekrut kepala sekolah yang didasarkan atas profesionalisme perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang diawali dengan pendidikan, masa kerja/golongan, pengalaman kepala sekolah, loyalitas dan dedikasi terhadap sekolah serta pembuatan program sekolah yang jelas serta mempunyai daya saing sebagai Madrasah Tsanawiyah dengan mengadakan feat and proper test. 3. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru kontribusi signifikan sebesar 23% terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Masih rendahnya pengaruh kinerja mengajar guru karena masih banyak guru yang belum tepat waktu dalam penyelenggaraan KBM, hal ini dapat menyebabkan siswa kekurangan waktu untuk belajar dan guru kurang waktu untuk bekerja, ini dapat mengakibatkan rendahnya pencapaian prestasi belajar 233 siswa (Haris, 1998); (2) pengelolaan KBM masih berpusat pada guru yang mengakibatkan siswa kurang memiliki pengalaman dalam belajar, dan ini mengakibatkan siswa tidak dapat mencapai prestasi yang tinggi (Gagne, 1985). Kedua, guru yang bertugas untuk memonitor pencapaian prestasi belajar siswa juga belum terlaksana dengan optimal, hal ini mengakibatkan siswa tidak merasa dirinya diperhatikan dan inipun dapat mengakibatkan rendahnya pencapaian prestasi belajar siswa. Padahal bila guru secara terus menerus memonitor siswa dapat menyadarkan dirinya terhadap kesulitankesulitan yang dihadapi siswa ( Blum, 2005). Maka dengan meningkatkan efektifitas pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa. 4. Prestasi siswa menunjukkan hasil belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kinerja mengajar guru, Supervisi Pembelajaran Pengawas dan Perilaku kepemimpinan kepala Sekolah suasana kelas, suasana sekolah, sarana yang mendukung pembelajaran, kebijakan dan peraturan sekolah, kurikulum yang digunakan, kegiatan ekstrakurikuler, performa guru dalam KBM, relationship antara siswa dengan temannya atau dengan guru, dan semua kegiatan lainnya yang berlangsung di sekolah merupakan beberapa faktor eksternal . Faktor-faktor eksternal ini dapat dimanipulasi dengan tujuan untuk mendorong berkembangnya faktor internal pada siswa dalam upaya mencapai prestasi yang lebih baik (Gagne, 1988). 5. Pencapaian prestasi belajar siswa yang dibimbing oleh guru perempuan, berusia muda, bersatatus Non PNS, mengajar di lembaga pendidikan Negeri, 234 mendapat perlakuan supervisi pembelajaran tinggi, perilaku kepemimpinan kepala sekolah tinggi dan dalam kinerja mengajarnya guru tersebut tinggi, peserta didik memperoleh prestasi akademis lebih tinggi dibandingkan karakter yang lainnya. Keadaan ini bisa terjadi karena : (1) guru perempuan lebih telaten, (2) dengan umur yang masih muda energinya dan semangatnya masih tinggi, (3) pegawai swasta yang mengajar di lembaga negeri harus rajin, karena kalau tidak pemutusan hubungan kerja bisa sewaktu-waktu dilakukan, honor juga berdasarkan kehadiran dan dengan mengajar di lembaga negeri kemungkinan untuk di terima sebagai pegawai negeri sipil lebih cepat daripada guru yang mengajar di lembaga pendidikan swasta. Perbedaan ini hanya berdasarkan data yang dikolektif selama tiga tahun. Dengan demikian perbedaan ini perlu dikaji lebih jauh untuk melihat perbedaan pencapaian prestasi belajar peserta didik. C. REKOMENDASI 1. Rekomendasi untuk Pengelola (Kantor Kementerian Agama) Kantor Kementerian Agama Kabupaten sebagai lembaga yang bertanggung jawab lebih besar tentang pendidikan madrasah di tingkat kabupaten, perlu memberikan dukungan nyata terhadap upaya sekolah dalam bentuk kebijakan maupun program yang menuju pada peningkatan kinerja mengajar guru dan hasil belajar siswa. Diantara rekomendari tersebut dapat diajukan sebagai berikut. Melakukan pembinaan secara intensif baik kepada pengawas sekolah maupun kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuannya dalam membina para guru di lapangan. Diantara kebijakan itu misalnya memberikan penegasan kembali 235 tentang tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Dapat pula dikembangkan program kegiatan seperti: (1) Penyelenggaraan pendidikan dan latihan (Diklat) bagi pengawas tentang kemampuan profesionalnya terutama dalam supervisi pembelajaran, (2) Mendorong dan menfasilitasi pengawas dan kepala sekolah untuk terus meningkatkan kualifikasi dirinya, dengan memberikan bea siswa untuk mengikuti kuliah, dan mempermudah jalur birokrasi untuk mmeperoleh ijin belajar, (3) Membuat kebijakan tentang rekrutmen pengawas dan kepala sekolah lebih transparan dan jelas baik itu persyaratan akademik maupun kepribadian, sehingga terjadi persaingan yang lebih sehat lagi. (4) Peningkatan kemampuan pengawas melalui pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga pengawas, berupa Diklat kepengawasan, penataran khusus pengawas, seminar, lokakarya dan kegiatan ilmiah lainnya. yang boleh dikatakan tidak ada baik, bahkan dalam kegiatan penataran/pelatihan guru, pelatihan kepala sekolah dan kegiatan akademik lainnya pengawas tidak pernah dilibatkan. (5) Meningkatkan daya dukung untuk menunjang melaksanakan tugas kepengawasan satuan pendidikan. Karena biaya operasional/rutin untuk melaksanakan tugas kepengawasan tidak memadai terlebih lagi untuk pengawasan di daerah terpencil (6) Pemberian penghargaan kepada pengawas. Pengawas kurang diberikan penghargaan sebagaimana tenaga pendidik seperti adanya guru teladan dan penghargaan lainnya. (7) Melakukan pembinaan lebih intensif kepada para guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran. Program yang sekiranya dapat dikembangkan adalah: (a) Menyelenggarakan diklat yang berkaitan dengan kompetensi guru, (b) Menfasilitasi guru untuk mengikuti 236 kuliah, (c) Menyediakan kemudahan untuk memperoleh sumber belajar yang lebih banyak, (d) Mengoptimalkan pengawas untuk melaksanakan supervisi pembelajaran 2. Rekomendasi untuk pengawas sekolah Rekomendasi yang ingin disampaikan diantaranya; (1) melakukan analisis kebutuhan kesulitan guru dalam proses pembelajaran secara cermat sehingga penetapan pemberian bantuan kepada guru-guru tepat. (2) Pengawas dapat langsung sendiri mapun bersama kepala sekolah menyentuh pengembangan proses pembelajaran di kelas. Guru dengan bantuan dan binaan pengawas dapat mengembangkan dirinya untuk meningkatkan kompetensinya dalam bidang pembelajaran. Dalam MGMP pengawas sekolah dapat berperan sebagai nara sumber , atau fasilitator dengan mengundang nara sumber lain yang sesuai dengan masalah yang dihadapi guru. Dapat pula pengawas berperan sebagai penghubung antar sekolah bagi guru-guru dalam sekolah binaannya. Semakin dekat (hubungan intra personal) dengan para guru diharapkan semakin terbuka untuk lebih mengintensifkan proses pembinaan. (3) Pengawas lebih mengintensifkan pembinaan guru dalam proses pembelajaran di kelas melalui kunjungan kelas. Dalam kegiatan tersebut pengawas dapat melihat secara langsung pelaksanaan pembelajaran di kelas. Setelah pengamatan langsung pengawas dapat mengetahui keunggulan dan kekurangan proses pembelajaran yang diciptakan guru di kelas. Diakhiri dengan diskusi bersama guru yang diamati di kelas, pengawas dapat memberikan masukan dan sekaligus penghargaan terhadap kinerja mengajar guru tersebut. Jika perlu pengawas dapat menentukan jadwal bersama guru untuk terus 237 mengadakan pertemuan secara berkala sehingga guru selalu merasa diperhatikan dan akhirnya merasa penuh percaya diri sebagai akibat peningkatan kinerja mengajarnya. (4) Kegiatan K3M (Kelompok Kerja Kepala Madrasah) merupakan tempat bagi pengawas untuk mengadakan pembinaan terhadap guru melalui kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah, kemmapuan profesional kepala sekolah mempengaruhi langsung atau tidak langsung terhadap kinerja mengajar guru. Semakin baik pola perilaku kepamimpinan dan kemampuan profesional kepala sekolah akan mempengaruhi terhadap upaya untuk terus berpacu dengan peningkatan kinerja mengajarnya. 3. Rekomendasi untuk kepala sekolah Berdasarkan beberapa hasil temuan penelitian, direkomendasikan bagi para kepala sekolah sebagai berikut: Kepala sekolah sebagai pengelola dan pemimpin sekolah hendaknya terus berupaya meningkatkan kinerjanya dalam membina dan mengembangkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam pemebelajaran di sekolah. Hal ini dapat ditempuh melalui: (1) Peningkatan kemampuan dalam bidang pembelajaran yang nantinya akan diestafetkan pada guru melalui pelaksanaan tugasnya sebagai guru ( dalam hal ini kepala sekolah mempunyai kewajiban mengajar selama 6 jam perminggu); (2) upaya membantu guru dalam memecahkan masalah yang dihadapinya perlu terus ditingkatkan sesuai dengan permaslahan yang muncul di sekolah; (3) Kepala sekolah untuk meningkatkan inisiasi struktur, konsiderasi, dan lebih terbuka terhadap perubahan yang diarahkan pada peningkatan kinerja mengajar guru dalam upaya meningkatkan 238 kualitas pendidikan; (4) Untuk lebih meningkatkan prestasi belajar peserta didik, kelas III mata pelajaran UN (matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam) memberi kepercayaan kepada guru perempuan berusia muda dan berstatus non PNS. 4. Rekomendasi untuk Guru. Keberhasilan belajar peserta didik di sekolah merupakan cerminan dari keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas mulianya sebagai pendidik. Implementasi peran guru dalam mendidik siswa di sekolah dapat dilihat dari kinerjanya dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Apabila keseluruhan aktivitas pembelajaran terlaksana dengan baik, maka kualitas hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan pendidikan di sekolah dapat mencapai keberhasilannya. Berdasarkan temuan di lapangan dapat diajukan rekomendasi bagi guru dalam rangka meningkatkan kinerja mengajarnya dengan upaya peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas pembelajaran merupakan hal utama yang harus dilakukan guru sesuai dengan kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki guru. 5. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya. Kajian dalam penelitian ini telah mengungkap pengaruh supervisi pembelajaran pengawas dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru serta dampaknya pada prestasi peserta didik. Pada tahab selanjutnya perlu diungkap factor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja mengajar guru serta dampaknya terhadap prestasi peserta didik. Factor-faktor lain tersebut diantaranya, learning organization, kepuasan kerja, kualifikasi 239 pendidikan guru, kurikulum sekolah, panghasilan guru, teknologi pendidikan, kemampuan, ketrampilan mental dan fisik, tingkat sosial, pengalaman kerja, struktur desain organisasi, iklim organisasi, insentif, motivasi, sarana dan prasarana, pembiayaan, disiplin guru, partisipasi orang tua, kompensasi, komunikasi, manajemen sekolah yang tidak diteliti dalam penelitian ini.