BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin pesat,
maka setiap perusahaan haruslah selalu meningkatkan kinerja agar bisnisnya dapat
bertahan. Perusahaan juga dituntut untuk memperhatikan hal-hal yang sifatnya
fundamental terkait dengan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. Dengan
demikian, perusahaan akan lebih mudah untuk menggalang dana baik dari para
investor maupun kreditor.
Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan
tentunya mengharapkan return atas investasi mereka. Menurut Pradhono
(2004:149) return yang diterima oleh pemegang saham adalah pengembalian yang
diterima atas investasi yang telah dilakukan. Return tersebut dapat berupa (1)
capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih pergerakan harga
saham pada saat membeli dan menjual, (2) keuntungan yang diperoleh dari
pembagian dividen. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia untuk
dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk tunai. Kebijakan dividen
adalah salah satu keputusan yang penting bagi perusahaan. Kebijakan dividen
yang dimaksud disini adalah dividen payout ratio (DPR). Bagi perusahaan,
informasi yang terkandung dalam dividen payout ratio (DPR) digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah pembagian dividen. Bagi para
pemegang saham, informasi yang terkandung dalam dividen payout ratio (DPR)
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi, yaitu apakah akan menambah dana atau tidak pada suatu perusahaan.
Banyak pemegang saham yang hidup daru penghasilan berupa deviden, mereka
tentu akan lebih memilih saham-saham yang dividennnya dapat mereka andalkan.
Masalah dalam kebijakan dividen mempunyai dampak yang sangat
penting bagi para pemegang saham maupun bagi perusahaan yang akan
membayarkan dividennya. Pada umumnya para pemegang saham mempunyai
tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan
pembagian dividen maupuncapital gainspada saat saham tersebut dijual. Tingkat
keuntungan yang diharapkan haruslah lebih besar daripada apabila mereka
menanamkan pada obligasi pemerintah ataupun tingkat bunga deposito. Di lain
pihak, perusahaan juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada
pemegang sahamnya.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan perusahaan tergantung pada
kebijakan perusahaan masing-masing. Kebijakan dividen ini sangat penting bagi
manajer keuangan perusahaan, karena harus mempertimbangkan beberapa
kepentingan yang saling terkait baik menyangkut kepentingan perusahaan,
pemegang saham, masyarakat, maupun pemerintah. Oleh karena itu, biasanya
penentuan dividen diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
sebagai pementuan keputusan tertinggi dalam perusahaan.
Besar dividen yang dibagikan pada pemegang saham berdasarkan
besarnya perolehan laba. Perusahaan akan menaikkan dividen bila terjadi
peningkatan laba. Oleh karena itu laba (income) sering dikatakan sebagai indikasi
kemampuan perusahaan membayar dividen. Dividen umumnya dapat dibagikan
kepada pemegang saham oleh perusahaan bila laporan laba rugi menunjukkan
adanya perolehan laba, dan laba yang dibagikan kepada pemegang saham berupa
dividen bersumber dari laba bersih.Laba Bersih (net income) adalah selisih lebih
pendapatan atas beban-beban dan yang merupakan kenaikan bersih atas modal
yang berasal dari kegiatan usaha (Soemarso, 2004:54). Laba bersih yang diperoleh
perusahaan sebagian diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen,
sebagian lagi disisihkan menjadi laba ditahan karena itu Tingkat pembayaran
dividen perusahaan bervariasi tergantung pada kebijaksanaan perusahaan masingmasing.
Disamping laba bersih perusahaan, arus kas khususnya arus kas operasi
juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen kepada para investor tidak dapat dilakukan
dengan hanya memperhatikan laba bersih saja tetapi diperlukan juga analisis
terhadap laporan arus kas. Laporan arus kas terdiri dari tiga aktivitas yaitu
aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Dari ketiga aktivitas tersebut, yang sering dikaitkan dengan pembuatan
keputusan investasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Arus kas
yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
dari
kegiatan-kegiatan
usahanya
perusahaan
dapat
melunasi
pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar. Arus kas operasi
memiliki pengaruh terhadap dividen, dimana semakin tinggi arus kas operasi
maka semakin tinggi pula dividennya. Hal ini dikarenakan dalam arus kas operasi
digambarkan kinerja perusahaan dimana kinerja perusahaan yang baik akan
menghasilkan laba bersih yang tinggi sehingga perusahaan dapat meningkatkan
pembayaran dividennya.
Penelitian yang dilakukan Suharli M. (2007) tentang Pengaruh
Profitability dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai
dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat Studi Pada Perusahaan yang
Terdaftar di BEI Periode 2002-2003. Data penelitian diambil dengan metode
purposive sampling terhadap perusahaan yang berada di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari kedua variabel independen hanya
profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Irawan (2012) tentang Pengaruh Laba Bersih
dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen. Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010. Teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan metode judgment
sampling. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan hanya variabel laba bersih
saja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan
arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan
pengujian secara simultan diperoleh EPS dan OCF mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Perusahaan yang ingin diteliti adalah perusahaan manufaktur karena
perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang membeli dan mengolah
sendiri bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Proses produksi yang tidak
terputus mulai dari pembelian bahan baku sampai produk tersebut siap dijual
dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut. Menurut Rudianto (2006:16)
perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang yang hanya membeli
dan menjual dalam bentuk yang sama. Perusahaan manufaktur harus mengolah
terlebih dahulu bahan mentah yang dibeli dari supplier sebelum menjual kepada
masyarakat.
Sebuah informasi berguna jika informasi tersebut dapat mempengaruhi
dan mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Dengan keberadaan suatu
informasi baru akan dapat membentuk kepercayaan baru dikalangan para investor.
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang“Pengaruh Informasi Laba Bersih Dan Arus Kas
Operasi Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdapat Di BEI.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik menjadi
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah informasi laba bersih dan arus kas operasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 sampai 2011 ?
2. Apakah informasi laba bersih dan arus kas operasi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2009 sampai 2011 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hal – hal berikut ini.
1. Untuk menguji pengaruh variabel laba bersih dan arus kas operasi terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2009 sampai 2011 secara simultan.
2. Untuk menguji pengaruh variabel laba bersih dan arus kas operasi terhadap
kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2009 sampai 2011 secara parsial.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat
kepada pihak-pihak berkepentingan dengan mengategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Kontibusi Praktis
a. Bagi Manajemen Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pemahaman
bagi pihak manajemen perusahaan manufaktur yang dapat digunakan sebagai
masukan mengenai pengelolaan keuangan yang baik sehingga dapat
mengkasilkan kebijakan dividen yang optimal.
b. Bagi Investor
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi yaitu menentukan
perusahaan mana yang akan memberikan return yang lebih besar terutama dari
sisi dividen dan perusahaan mana yang mempunyai rasio keuangan yang baik
sehingga akan mengurangi resiko kerugian.
2. Kontribusi Teoritis
Penelitian ini dapat berguna sebagai referensi dan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya dan menambah perbendarahaan kepustakaan yang nantinya
dapat berguna sebagai bahan bacaan dan perbandingan dalam memecahkan
masalah serta diharapkan dapat berguna bagi peneliti lainnya yang tertarik
terhadap masalah dalam menganalisa kebijakan dividen sehingga dapat
menyempurnakan penelitian ini.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka peneliti perlu
melakukan pembatasan dalam bentuk ruang lingkup penelitian. Adapun ruang
lingkup penelitian ini adalah:
1. Dalam hal ini, peneliti membahas tentang pengaruh informasi laba dan arus
kas operasi terhadap kebijakan deviden pada perusahaan manufaktur yang
terdapat di BEI.
2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009
sampai 2011 secara berturut-turut dan menerbitkan laporan keuangan yang
dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia.
3. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi linear
berganda.
Download