BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri.1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpancar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa yang sederhana di kemukakan oleh Bittner, yakni: Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.6 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunkasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media massa yang termaasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi. Keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. 6 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala, Komunikasi massa suatu pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,2009, hal. 3 10 11 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa melalui definisi komunikasi massa uang dikemukakan oleh beberapa definisi komunikasi massa itu secara prindsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi lainnya yang dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponen – komponen yang terlibat di dalamnya juga proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Adapun beberapa karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :7 a. Komunikastor Terlambangkan, jadi beberapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu menggunakan beberapa macam alat peralatan untuk digunakan, dan beberapa biaya yang diperlukan, sifatnya relative. Namun, yang pasti komunikasi itu lebih kompleks tidak seperti komunikasi antarpersonal maupun komunikasi kelompok. b. Pesan Bersifat Umum, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum dan bentuk dari komunikasi massa berupa fakta peristiwa atau opini. 7 Elvinaro Ardianto., Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung, Penerbit Simbiosa Rekatama Media, 2007, Hal 6-12 12 c. Komunikannya Anonim dan Heterogen, komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Karena dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. d. Media Massa Menimbulkan Keserempakkan, kelebihan komunikasi massa di bandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relativ banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi massa yang terpenting adalah unsur isi dan komunikasi massa pun menekankan pada “apanya”.8 Dalam komunikasi massa pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan system tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah, selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komuikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena 8 Ibid 13 melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. g. Stimulasi Alat Indar “Terbatas”, dalam komunikasi massa stimulasi alat indra tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar majalah, pembacanya hanya melihat, pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayaknya hanya mendengar, sedangkan pada telvisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. h. Umpan Balik Tertunda (Delayed), komponen umpan balik atau yang lebih populernya dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Pada komunikasi massa umpan balik atau feedback bersifat tertunda karena komunikator dan komunikan tidak melakukan kontak langsung. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Adapun beberapa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat yaitu : 1. Berfungsi sebagai pengawasan, media massa merupakan sebuah medium dimana dapat di gunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. 14 2. Social Learning, fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. 3. Penyampaian Informasi, komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat. 4. Fungsi lain dari komunikasi massa adalah hiburan.9 2.1.4 Komponen Komunikasi Massa Sebagaimana telah dijelaskan, komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan lancarnya proses komunikasi tersebut. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi lainnya. Proses komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Komunikator, sebagaimana telah diuraikan, dalam proses komunikasi diperlukan adanya komponen – komponen yang menunjang kelangsungannya, yang meliputi komunikator, pesan, komunikan dan media. Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya 9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, 2006, hal 78 15 langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha – usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksi secara massal dan di distrubusikan kepada massa. b. Pesan, sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penaan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. Disini dimensi seni tampak sangat berperan. Tanpa dimensi seni menata pesan, tidak mungkin media surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, dan film dapat memikat perhatian khalayak, yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan, dan perilaku komunikan. c. Media, media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous). Jenis – jenis media massa yang digolongkan dalam media massa adalah pers, siaran radio, televisi dan film. 2.2 Media Massa 2.2.1 Pengertian Media Massa McLuhan mengungkapkan pengertian media massa sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian “dapat” di sini menekankan 16 pada pengertian, bahwa jumlah sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat tertentu tidaklah esesial. Yang penting ialah: “The communicator is a social organization”. 2.2.2 Karakteristik Media Massa Media massa sebagai alat penyampain pesan yang di gunakan oleh komunikator dalam proses komunikasi massa juga memiliki karakteristik. Berikut karakteristik media massa : 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadi dialog antara pengirim dan penerima pesan, walaupun ada umpan baliknya atau interaksi, biasanya tertunda atau memerlukan waktu yang lama. 3. Meluas dan serentak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan bergerak secara simultan, dimana informasi yang disampaikan di terima oleh khalayak banyak secara bersamaan. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 17 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat di terima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.10 2.3 Film Sebagai Media Massa Film adalah salah satu media komunikasi massa pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut simbol, komunikasi simbol dapat berupa gambar yang ada dalam film. Gambar dalam film menunjukkan kekuatan gambar dalam menyampaikan maksud dan pengertian kepada orang lain. Gambar dapat menyampaikan lebih banyak pengertian dalam situasi – situasi tertentu ketimbang apa yang dapat disampaikan oleh banyak kata. Secara umum, film dipandang sebagai suatu media tersendiri. Film merupakan sarana pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus dan produknya bisa diterima dan diminati layaknya karya seni.11 Meskipun film sebagai penemuan teknologi baru pada abad kesembilan belas, tetapi apa yang dapat diberikannya tidak terlalu baru dari segi isi atau fungsi. Film sebagai sarana baru digunakan untuk menghibur, memberikan informasi serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknik lainnya kepada masyarakat umum.12 10 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal 126 Moekijat, Teori Komunikasi, Mandar Maju, Bandung, 1997, hal.150 12 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1989, hal 3 11 18 Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi.13 Sedangkan menurut UU Perfilman, film adalah karya cipta seni dan budaya yang menyampaikan media komunikasi massa pandang dengar yang dapat dibuat berdasarkan atas senimatografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanisme elektronik dan atau lainnya.14 Film sebagai media komunikasi massa sudah banyak dibicarakan karena hampir sebagian besar rakyat Indonesia (terutama yang tinggal di kota – kota) hampir setiap hari berentuhan dengan film, baik film yang diputar di gedung bioskop maupun pesawat televisi. Namun kita harus melihat film sebagai “technical communication” dan “social communication”. Dari segi Technical communication, ia merupakan alat yang erat hubungannya dengan perkembangan teknologi, usaha manusia untuk menyempurnakan film dari segi teknologi tidak akan berhenti, kita tidak dapat memastikan sejauh mana batas kemampuan manusia dalam melengkapi film. Tapi dari segi ilmu sosial (terutama komunikasi) kita harus melihat isi pesan yang ingin disampaikan melalui film. 13 14 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2003. Hal. 138 UU Republik Indonesia No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman. Bab 1, Pasal 1, ayat 1. 19 Dari sudut pandang budaya, film nasional harus mampu menjadi media komunikasi budaya yang positif, mampu mengekspresikan ciri kepribadian bangsa Indonesia.15 2.3.1 Jenis/Tema Film Jenis – jenis film adalah sebagai berikut : 1. Drama Tema ini mengangkat aspek – aspek human interest sehingga sasarannya adalah perasaan penonton untuk meresapi kejadian yang menimpa tokohnya. Tema ini dikaitkan dengan latar belakang kejadiannya, seperti jika kejadian disekitar keluarga maka disebut drama keluarga. 2. Action Tema ini bisa dikatakan sebagai film yang berisi pertarungan secara fisik antara tokoh baik dan tokoh jahat. 3. Komedi Film komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. Film komedi ini tidak harus dimainkan oleh pelawak, tetapi juga bisa oleh pemain film biasa dan selalu menawarkan sesuatu yang membuat orang tersenyum atau tertawa. Ada 2 jenis komedi yaitu komedi slapstik yang memperagakan adegan konyol seperti dilempar kue, dan situation comedy (sitcom) yang 15 Maria Matildis Banda. (Makalah). Film, Budaya dan Generasi Muda. Denpasar 20 Desember 1997 20 menghadirkan adegan lucu dari situasi yang dibentuk dalam alur dan irama film. 4. Tragedi Tema ini menitikberatkan pada nasib manusia, sebuah film dengan akhir cerita nasib tokoh utama yang selamat dari perampokan, pembunuhan dan lainnya. 5. Horor (suspense-thriller) Film horor adalah film yang menawarkan suasana menakutkan dan menyeramkan yang membuat bulu kuduk penontonnya merinding. Suasana horor bisa dibuat dengan animasi, special effect atau tokoh – tokoh dalam film. 6. Drama Action Drama action menyuguhkan suasana drama dan adegan – adegan “pertengkaran fisik”. Biasanya film dimulai dengan suasana “drama” setelah itu suasana tegang berupa “pertengkaran – pertengkaran”. 7. Komeditragi Suasana komedi ditonjolkan lebih dahulu kemudian disusulkan dengan suasana komedi. 8. Komedi Horor Film ini menampilkan film horor yang berkembang, kemudia diplesetkan menjadi komedi. Unsur ketegangan yang bersifat menakutkan menjadi lunak karena unsur tersebut dikemas dengan adegan komedi. 21 9. Parodi Tema ini merupakan duplikasi dari film – film tertentu yang diplesetkan (disindirkan). Jadi tema parodi berdimensi duplikasi film yang sudah ada lantas dikomedikan. 10. Musikal Merupakan jenis film yang diisi dengan lagu – lagu maupun irama melodious, sehingga penyutradaraan, penyuntingan, akting, termasuk dialog, dikonsep sesuai dengan kehadiran lagu – lagu dan irama melodiuos.16 Jenis – jenis film inilah yang dikemas oleh seorang sutradara sesuai dengan tendensinya masing – masing. Ada yang tujuannya sekedar menghibur, memberi penerangan, atau mungkin kedua – duanya. Ada juga yang memasukkan dogma – dogma tertentu sekaligus mengajarkan pada khalayak penonton, sehingga film dianggap cukup penting dalam penyampaian pesan yang dapat membangun karakter orang. 2.4 Unsur – Unsur Film Produksi film melibatkan sejumlah keahlian tenaga kreatif yang menghasilkan bahasa film yang harus dikenali karena film bercerita tentang kehidupan dan segala 16 Askurifai Baksin. Membuat Film Indie Itu Gampang, Katarsis, Bandung, 2003. Hlm. 93 22 hal di dunia, sehingga penting untuk mengenali dan memahami teknik-teknik visual, dan unsur-unsur film sebagai berikut :17 1. Eksekutif Produser 1. Memiliki kemampuan menuangkan ide dalam pembuatan film 2. Mengelola dan melakukan koordinasi 3. Kontribusi dan distribusi pekerjaan secara sistematis 2. Produser 1. Harus mampu menuangkan ide proposal 2. Mampu memimpin dan bekerjasama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang terlibat Tugas pokok: 1. Menciptakan dan mengembangkan ide untuk produksi film 2. Membuat desain produksi film 3. Menentukan tim kreatif 4. Menentukan satuan kerja produksi 5. Menyusun anggaran biaya produksi film 3. Sutradara 1. Seseorang yang ditunjuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi suatu film 2. Memegang peranan yang strategis dalam sebuah produksi acara siaran Tugas Pokok: 17 Sani, Asrul. Cara Menilai Sebuah Film.1986. Jakarta: Yayasan Citra 23 Tahapan proses produksi film harus mengikuti aturan yang jelas terbukti menghasilkan karya yang berkualitas dari para ahli. Maka seluruh prosedur tahapan produksi film harus di pahami dengan detail bagi seluruh profesi atau kru yang terlibat. Adapun tahapan memproduksi sebuah film adalah sebagai berikut : a. Pra Produksi (perencanaan) kegiatan pra produksi antara lain : 1. Menemukan Ide/gagasan 2. Membuat Treatment 3. Membuat Proposal 4. Riset mengembangkan Ide 5. Menemukan Main Character 6. Membuat Outline 7. Membuat Structure (Sequence/Scene) 8. Membuat Script 9. Membuat Story Board 10. Shooting Schedule 11. Membuat Daftar Pertanyaan 12. Casting/Talent/Floor Plan 13. Menghitung Biaya Produksi 14. Program Meeting 15. Production Meeting 16. Technical Meeting 17. Mengecek Peralatan/Perlengkapan 24 b. Produksi (eksekusi program out door/in door) kegiatan produksi antara lain : 1. Rehearsal Studio 2. Rehearsal Kru 3. Live/Recording/Shooting c. Pasca Produksi (penyuntingan program) kegiatan produksi antara lain: 1. Capture 2. Logging 3. Editing (off line/on line) 4. Pengisian Suara (dubbing/manipulating) 5. Sub Title/title 6. Efek 7. Mixing 8. Preview/Evaluasi 4. Penulis Skenario Skenario film atau script diibaratkan kerangka bagi tubuh manusia. Skenario yang baik dinilai dari efektifitasnya sebagai cetak biru untuk sebuah film. Skenario film harus disampaikan dalam deskripsi visual dan harus mengandung ritme adegan beserta dialog yang selaras dengan tuntutan sebuah film. Lewis Herman mengatakan skenario film adalah komposisi tertulis yang dirancang sebagai semacam diagram kerja bagi sutradara film. Skenario ini menjadi dasar pemotretan-pemotretan elemen-elemen gambar. Ketika 25 disambung-sambung sequence-sequence ini menjadi sebuah film yang selesai, setelah efek suara dan latar musik yang cocok dibubuhkan. Tidak seperti naskah drama atau novel, skenario film jarang menjadi karya sastra. Naskah atau skenario merupakan unsur yang sangat penting dalam film. Naskah sebuah skenario sebenarnya adalah sebuah cerita yang telah ditata dan dipersiapkan menjadi naskah jadi yang siap diproduksi. Penataan dilakukan untuk membuat struktur cerita dengan format-format standard.18 Skenario mempunyai kedudukan penting, karena merupakan rantai pengambilan gambar di lapangan, karena skenario merupakan cetak biru sebuah susunan rencana sebuah film. 5. Penata Artisitik Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita film atau yang disebut dengan setting. Setting adalah tempat dan waktu berlangsungnnya cerita film yang memberikan informasi lengkap. Seseorang yang ahli dalam menata ruang/lokasi pengambilan gambar sesuai dengan yang dikehendaki dalam skenario. 6. Penata Fotografi Penata fotografi atau juru kamera bekerja sama dengan sutradara untuk menentukan jenis shot, jenis lensa, membuat komposisi dari subjek yang hendak direkam. Ia juga bertanggungjawab memeriksa hasil shoting dan 18 Sony Set dan Sita Sidharta, Menjadi Penulis Skenario Profesional, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2003:24 26 menjadi pengawas pada proses film di laboratorium agar mendapatkan hasil karya yang bagus. 7. Cast/Pemain Akting film diartikan sebagai kemampuan berlaku sebagai orang lain. Seorang pemeran harus memiliki kecerdasan untuk menguasai diri dan melakukan pengamatan serta latihan sebelum pelaksanaan syuting. Berikut syarat kita dapat menikmati akting dalam film : a. Kecakapan pemain dalam menampilkan emosi tertentu. b. Make up yang memuaskan. Secara garis besar terdapat pembagian jenis-jenis karakter yang mewarnai cerita dalam sebuah film.19 a. Karakter Protagonis Karakter ini disebut sebagai karakter utama. Karakter ini mewakili sisi kebaikan dan mencerminkan sifat-sifat kebenaran yang mewarnai setiap aktifitasnya dalam cerita. b. Karakter Sidekick Karakter ini berpasangan dengan karakter protagonis. Tugasnya membantu setiap tugas yang di emban sang karakter protagonis. Karakter ini biasanya bertindak sebagai teman, guardian, penolong, atau guru yang membantu sang protagonis. c. 19 Karakter Antagonis Misbach Yusa Biran, Teknik Menulis Skenario Film Cerita, Pustaka Jaya, Jakarta:75 27 Karakter antagonis selalu berlawanan dengan karakter protagonis. Karakter ini selalu berupaya menggagalkan setiap upaya karakter protagonis dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Karakter ini sering muncul sebagai musuh atau orang jahat yang berhadapan langsung dengan tokoh protagonis. d. Karakter Kontagonis Kontagonis adalah karakter yang membantu setiap aktifitas yang dilakukan karakter antagonis dengan menggagalkan langkah sang protagonis. e. Karakter Skeptis Karakter ini adalah karakter yang tidak perduli pada aktifitas yang dilakukan oleh sang tokoh protagonis. Karakter ini selalu menganggap tokoh protagonis sebagai pecundang. Walaupun bukan lawan, tokoh ini selalu muncul mengacaukan segala rencana yang dijalankan protagonis. Karakter ini biasa dilambangkan sebagai tokoh yang keras kepala, mau menang sendiri, pimpinan dari tokoh protagonis atau tokoh yang selalu mencurigai gerak-gerik protagonis. 2.5 Efek Media Massa Schramm dalam bukunya ”How Communcation Works” menggolongkan efek komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan umum. Melihat begitu kuatnya efek dari media, maka dapat diketahui peran media. Adapun peran media adalah :20 20 Dennis McQuail, op.cit, hal : 53. 28 1. Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memahami. 2. Juru bahasa menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas. 3. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai umpan balik. 4. Papan petunjuk yang jalan secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau instruksi. 5. Penyaringan yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisihkan aspek yang lainnya, baik secara sadar dan sistematis maupun tidak. 6. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapaian tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan. 7. Adanya asumsi yang diingatkan bahwa efek yang ditimbulkan media massa hanya mampu pada tahap kognisi dan afeksi meskipun bisa berkelanjutan ketahap dengan persyaratan memenuhi unsur – unsur tahap efek media massa yaitu efek kognitif. 29 2.6 Film Surat Kecil Untuk Tuhan Film Surat Kecil Untuk Tuhan merupakan sebuah cerita yang mengangkat karakter seorang gadis remaja yang memiliki penyakit kanker (Rhabdomyosarcoma). Film yang bertemakan drama remaja ini menjadi film yang menginspirasi bagi orang – orang yang memiliki penyakit mematikan di dunia untuk tetap semangat dalam melawan setiap penyakit. 2.7 Khalayak 2.7.1 Definisi Khalayak Khalayak merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi, karena komunikator tentunya patokan keberhasilan upaya komunikasi yang dilakukan itu merupakan pesan – pesan yang disampaikan melalui suatu saluran media dapat diterima sampai kekhalayak sasaran, di pahami dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan si komunikator. Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi, melalui saluran komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya berorientasi kekhalayak. Oleh sebab itu Schram menyatakan bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan – pesan yang disebarluaskan, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator.21 Dengan berbagai fungsi media massa seperti diatas, maka akan mengakibatkan terjadinya hubungan komunikator dengan khalayak penonton, 21 Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka. 1998. Hal 55. 30 sehingga akan melibatkan berbagai kelompol serta berbagai lapisan masyarakat, dari mereka yang masi berusia anak – anak sampai yang berusia lanjut, serta mereka yang berpendidikan rendah sampai pendidikan tinggi dan sebagainya. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang seperti sekarang ini, sangat memungkikan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi antara satu dengan lainnya, demikian pula dengan kelompoknya atau dengan kelompok lain. Hal yang demikian pula akan mengakibatkan tumbuhnya kepercayaan diri mereka, sehingga memudahkkan menerima rangsangan tertentu, yang akhirnya mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan – kebutuhan kehidupan mereka dan yang terlebih penting lagi semakin meningkatnya wawasan hidup mereka, yang berarti pula akan memperluas bidang kegiatan. Karakteristik penonton media ini berbeda dengan mereka atau penonton film bioskop. Kalau penonton media televisi bersifat individual, sedangkan penonton film bioskop bersifat Crowded Audience, seperti halnya penonton digedung kesenian dan sebagainya, sehingga mereka dalam keadaan Mental Isolation.22 Dengan demikian pengertian khalayak adalah sekumpulan orang yang terorganisir dalam tempat dan waktu tertentu, di mana masing - masing secara sukarela datang ke suatu tempa karena memiliki perhatian yang sama, serta tujuan yang kurang lebih sama pula yakni ingin memperoleh hiburan. 22 JB Wahyudi, Komunikasi Jurnal, Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa. Sebuah Analisis Media Televisi. Hal. 8-9. 31 2.7.2 Khalayak Remaja Khalayak remaja tidak lepas dari permasalahan kehidupan yang di alami oleh para remaja sekarang, karena ingin mencoba – coba dan ingin banyak mengetahui apa yang belum di ketahuinya. Acara – acara sekarang lebih banyak menayangkan suatu acara atau program acara di mana yang menjadi target utama adalah kalangan remaja karena remaja lebih suka di suguhkan acara – acara yang berunsur dengan nilai hiburan, komedi, musik. Remaja yang dimaksud disini adalah anak – anak yang berusia 16 tahun sampai 18 tahun yang sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja.23 2.7.3 Karakteristik Khalayak Jenis – jenis karakteristik khalayak dalam sasarannya yaitu : a. Khalayak sebagai penggarap informasi Terjadi pada pihak penerima (khalayak) bersifat “selektif”. Pihak penerima pesan saat berhadapan dengan “bentuk informasi” maka akan melakukan “decoding” (penerima atau penginterprestasikan kode) b. Khalayak sebagai “problem solver” Khalayak tidak terlepas dari permasalahan kehidupan yang dihadapi mereka masing – masing, tujuan optimal tentunya meniadakan keseluruhan 23 Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta, Grasindo, 2004, hal.32 32 permasalahan tujuan minimal meringankan beban yang ditimbulkan oleh permasalahan yang ada. c. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung sebagai barisan pertama. Penyebaran informasi bisa melalui barisan dan bertahap. d. Khalayak sebagai yang menjadi pembela Hal ini terjadi karena adanya suatu yang baru mempengaruhi keyakinan atau karena faktor – faktor lainnya. e. Khalayak sebagai anggota kelompok Yang dimaksud kelompok adalah formal di sini antara lain misalnya ABRI, KORPRI, serikat buruh. Sedang kelompok seperti kelompok pecinta alam, kelompok olah raga termasuk ke dalam kelompok informal. f. Selera khalayak Adalah manusiawi sifatnya apabila tiap orang mempunyai selera yang berbeda satu sama lainnya. Media massa tercetak seperti surat kabar dan majalah dan media elekronik. g. Khalayak sebagai kelompok Masyarakat terdiri dari kelompok – kelompok yang mempunyai ciri – ciri tertentu. Bisa menyangkut ciri demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, asal kesukuan, dan lain – lain. 33 2.8 Teori Stimulus – Organisme – Response (S-O-R) Teori stimulus organisme response (S-O-R) menjelaskan bahwa efek merupakan reaksi terhadap stimuli (rangsangan) tertentu. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusu terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Dalam membahas komunikasi massa dan pengaruhnya terhadap orang – perorangan istilah – istilah yang digunakan, yaitu :24 1. Stimulus = rangsangan = dorongan 2. Organisme = manusia = komunikan 3. Response = respon = reaksi = tanggapan = jawaban = pengaruh = dampak = akibat Gambar :25 S O R Unsur – unsur yang terdapat didalam teori stimulus organisme response (S-OR) adalah : Pesan (message) = isi pernyataan yaitu stimulus (S) = perangsang Komunikan (receiver) = penerima yaitu organisme (O) = badan yang hidup Efek (response) = pengaruh yaitu response (R) = tanggapan26 24 A. M. Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi Massa, Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta, 2002, hal.26 25 Ibid 34 Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan dan kemudian diteruskan pada proses berikutnya dimana komunikan menjadi mengerti. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kejadian untuk mengubah sikap. Jika ketika stimulus atau pesan sampai keorganisme atau komunikan sebelum menjadi efek, pesan tersebut diolah dahulu organisme atau komunikan. Proses pengolahan pesan yang terjadi terhadap individu yaitu : 1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau dapat ditolak, maka proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari organisme. Dalam hal ini, stimulus adalah efektif dan ada reaksi. 2. Langkah berikutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus (Correctly Comprehended). Kemampuan dari organisme inilah dapat melanjutkan proses berikutnya. 3. Langkah berikutnya adalah bahwa organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan untuk perubahan sikap.27 26 27 Sasa Djuarsa Sendjaya. Dkk, Teori Komunikasi, Bandung. Remaja Rosda Karya. 2001. Hal 6 Mar’at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia. 1982. Hal. 26 35 Hal ini juga dibahas oleh Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya”. Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang mengatakan bahwa dalam menelah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu: 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Dari penjelasan diatas teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut : Prinsip stimulus-organisme-responsen merupakan prinsip –prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap suatu stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau perkirakan suatu kaitan erat antar pesan – pesan media dan reaksi audiens. Ketika stimuli masuk kedalam diri organisme melalui panca indera maka terjadilah proses yang dinamakan proses sensor stimuli lewat seluruh inderanya. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera tergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, pada televisi dan film kita hanya mendengar serta melihat. 2.9 Persepsi Menurut J. Cohen, persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative objek eksternal, persepsi atau pandangan adalah 36 pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada diluar sana.28 Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang di alami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah bahwa persepsi itu merupakan penafsiran yang unik terhadap situsasi. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda, oleh karena itu persepsi mempunyai sifat subyektif. Persepsi dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh isi memorinya. Persepsi adalah penerapan atau pengamatan yang secara sadar dilakukan seseorang terhadap suatu pesan komunikasi yang disampaikan kepadanya. 29 Persepsi atau pandangan disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Persepsi atau pandangan itu meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indera kita yakni indera peraba, penglihat, penciumn pengecap dan pendengar juga atensi dan iterpretasi. Sedangkan pengertian sensasi menurut Solomon yang dikutip oleh sutisna adalah: Sensasi sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita seperti mata, 28 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, Hal 167 29 Effendy, Op.Cit. Hal 267 37 telinga, hidung, mulut dan jari terhadap Stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara.30 GAMBAR 2.1 Proses Perseptual Stimuli Penglihatan Sensasi Pemberian arti Suara Bau Rasa Indera Penerima Perhatian Interpretasi Tanggapan PERSEPSI (Sumber. Deddy Mulyana)31 Berdasarkan pengertian diatas, maka sesuai dengan judul penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana persepsi siswa-siswi SMA Negeri 10 Tangerang terhadap film Surat Kecil Untuk Tuhan. 30 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Hal 62 31 Deddy Mulyana, Op. Cit. Hal. 169 38 Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi terdiri dari tiga aktifitas, yaitu: seleksi, organisasi dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai meletakkan suatu rangsangan bersama rangasangan lainnya menjadi suatu keseluruhan yang bermakna. Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya Stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita telah berikan kepada meraka mencapai kesadaran. Definisi persepsi menurut Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodakaen adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. Sedangkan Joseph A. Devito mendefinisikan persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mengikuti pengindraan (sensasi) melalui alat – alat indra kita (yakni indra peraba, indra penglihat, indra pencium, indra pengecap dan indra pendengar), atensi dan interprestasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat pengelihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, serta pengecapan. Reseptor indrawi – mata, telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah adalah penghubungan antara manusia dengan lingkungan sekitar. Mata bereaksi terhadap gelombang cahaya, telinga 39 terhadap gelombang suara, kulit terhadap temperature dan tekanan, hidung terasa bau – bauan dan lidah terhadap rasa. Lalu rangasangan – rangsangan ini dikirimkan ke otak. Persepsi bersifat komplek. Proses terjadinya persepsi dapat dilihat dengan skema model : Stimulus Seleksi Organisme Respon 32 Interprestasi Dalam proses persepsi terjadi dua tahap yang paling utama, yaitu tahap Atensi dan Interprestasi. Tahap Atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan Stimulus (tahap penyaringan perhatian) yang didahului Teresponnya seorang pada rangsangan tertentu. Oleh karena itu melalui makanisme panca indra. Sebelum seseorang terkena pesan dari suatu media, maka ia harus menjadibagian dari khalayak sasaran film tersebut. Tahap ini dinamakan media Eksposure (pengenaan media). Setelah seseorang terespos tahap suatu media. Tahap paling awal adalah tahap penerimaan pesan adlah Sense (sensasi) yaitu proses menangkap stimulus oleh indra sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan dan kemauan untuk berinteraksi dengan dunianya, dimana manusia harus memiliki Awareness (kesadaran) terhadap apa yang akan ia perhatikan dan setelah itu timbulah perhatian atau atensi terhadap sesuatu. Lalu berlanjut pada tahap Interprestasi, dimana individu selalu memberi makna pada setiap rangsangan yang masuk ke pusat kesadarannya yang dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Tindakan 32 Yusuf Yusman, Psikologi Antar Budaya,Bandung, Remaja Rosdakarya 1991 Hal. 108 40 memberi makna ini disebut Interprestasi. Setelah melalui tahap Interprestasi, hasil yang akan diperoleh dari pemberian makna terhadap objek yang dipersepsikan akan mendapat kognisi yaitu gambaran yang lengkap dari objek yang akan disimpan dalam ingatan dan kognisi merupakan tahap akhir dari persepsi. Menurut Jalaluddin Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus, yaitu :33 1. Perhatian (attention) Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Sedangkan atensi yang dipengaruhi faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan, perulangan objek yang dipersepsi. Definisi perhatian menurut Kenneth E. Andersen yang dikutui oleh Jalaluddin Rakhmat adalah “proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah”. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri kita pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. a. Faktor Eksternal Penarik Perhatian - Gerakan: seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada objekobjek yang bergarak. 33 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, Hal. 52 41 - Intensitas Stimuli: kita lebih memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. - Kebaruan (Novelty): hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda akan menarik perhatian. - Perulangan: hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai sedikit variasi, akan menarik perhatian. b. Faktor Internal Penaruh Perhatian - Faktor Biologis, misalnya keadaan lapar, maka seluruh pikiran didominasi oleh makanan. Sedangkan bagi orang yang kenyang akan menaruh perhatian pada halhal lain. - Minat, suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. - Emosi, sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi, walaupun emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itu sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi akan mengakibatkan stress, yang akan menyebabkan sulit berpikir. - Kebiasaan, kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, maupun kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas. 42 2. Penafsiran (interpretation) Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan – pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimulus dengan konteksnya, dan menganalisisnya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimulus yang dipersepsi. Setiap makna yang timbul akan berbeda-beda dengan individu lainnya dalam menafsirkan informasi. Hal ini karena setiap individu mengorganisasikaan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, ragam penafsiran akan muncul pada setiap individu walaupun stimulinya sama. Penafsiran pribadi berdasarkan pada pengalaman masa lalu si penerima, asumsi tentang perilaku manusia, pengetahuan tentang keadaan lingkungan orang lain, suasana hati/keinginan/kemauan pada saat itu, serta harapan. 3. Pengetahuan (kognitif) Kemudian, setelah tahap perhatian dan interpretasi, akan muncul respon yang disebut kognitif. Kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Yang termasuk kegiatan psikis pengetahuan adalah gejala – gejala seperti : pengamatan, tanggapan, ingatan, asosiasi, fantasi, berfikir, dan intelegensi. 43 Kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan pengetahuan (kognitif) melalui media massa, dapat diperoleh berbagai informasi tentang tempat yang belum pernah dikunjungi orang, teknologi baru atau benda. Pada saat mempersepsikan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan kognitif, yaitu usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan eksternal.