Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI Indah Wijayanti [email protected] Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out what sort of factors which influence the company’s bond rating prediction. There are five independent variables which are observed i.e.: company size, company growth, guarantee, bond age, and auditor’s reputation.The samples are non-financial companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2010-2012 and they have been rated by PT PEFINDO. The samples are 27 companies which have been selected by using purposive sampling method. The hypothesis test is carried out by using logistic regression analysis in order to test the influence of company size, company growth, guarantee, bond age, and auditor’s reputation to the bond rating.The result proves that company growth and bond age variables have significant variable to the bond rating while company size, guarantee, and auditor’s reputation have no influence to the bond rating. Keywords: Company Size, Company Growth, Guarantee, Bond Age, Auditor’s Reputation, and Bond Rating ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi perusahaan. Terdapat lima variabel independen yang diteliti yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor.Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rentang tahun 2010-2012 dan diperingkat oleh PT PEFINDO. Sampel penelitian diseleksi menggunakan metode purposive sampling yang kemudian diperoleh sebanyak 27 perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistik untuk menguji pengaruh dari ukuran perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel pertumbuhan dan umur obligasi berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi, sedangkan variabel ukuran perusahaan, jaminan dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi Kata kunci: Ukuran Perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor, peringkat obligasi. PENDAHULUAN Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta (Husnan, 1994). Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memilki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 2 keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji dan Hendry, 2008). Di dalam pasar modal Indonesia ada berbagai macam sekuritas, pemodal diberi kesempatan untuk memilih di antara berbagai sekuritas tersebut. Salah satu sekuritas yang diperdagangkan dipasar modal adalah obligasi. Obligasi merupakan surat pengakuan utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta kepada investor, di mana utang ini akan dibayarkan pada masa yang ditentukan. Atas pinjaman tersebut investor diberi imbalan berupa bunga. Sebagai salah satu instrument yang dikenal dipasar modal, penerbitan obligasi dari suatu perusahaan merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan dibandingkan dengan pinjaman bank, karena pembayaran bunga pada obligasi lebih rendah dan dapat dibayar secara berkala 6 bulan atau setahun sekali (Hulwati, 2004). Investasi digolongkan menjadi 2 jenis yaitu investasi dalam surat kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat hutang (obligasi). Ikhsan, et al (2012:115) menyatakan bahwa investor lebih memilih berinvestasi pada obligasi dibanding saham karena 2 alasan, yaitu : 1) volatilitas saham lebih tinggi dibanding obligasi sehingga mengurangi daya tarik investasi pada saham, dan 2) obligasi menawarkan tingkat pengembalian yang positif dengan pendapatan tetap (fixed income). Kelebihan investasi obligasi dibandingkan saham yaitu dalam hal pembayaran return. Pendapatan yang diterima saham berasal dari deviden dan capital gain. Pembayaran deviden diberikan ketika pembayaran kupon obligasi telah dilakukan. Apabila dari pembayaran kupon obligasi tidak terdapat sisa untuk deviden, maka pemegang saham tidak mendapat keuntungan dari saham yang dimiliki. Keuntungan lain adalah pemegang obligasi memiliki hak pertama atas aset perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Dengan kata lain, investasi obligasi lebih aman dibandingkan dengan investasi saham. Seorang investor yang ingin membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan signal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Peringkat obligasi merupakan skala resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Sebelum di tawarkan, obligasi harus diperingkatkan oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala resiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi, sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman (Almilia dan Devi, 2007). Sehingga pemodal bisa menggunakan jasa lembaga pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat obligasi. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau tidaknya obligasi tersebut di investasikan. Semakin tinggi peringkat obligasi, semakin rendah risiko yang dihadapi oleh investor mengingat semakin kecil kemungkinan obligasi mengalami kegagalan dalam membayar bunga dan pokok pinjamannya (Hadianto dan Wijaya, 2010). Dengan dilakukannya pemeringkatan oleh agen pemeringkat sekuritas utang yang independen maka akan dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan penerbit obligasi (emiten) dengan investor. Selain itu rating dapat menjadi sumber informasi yang praktis, murah dan mudah didapatkan dari pada informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan. Sedangkan bagi perusahaa emiten, pemeringkatan yang dilakukan agen Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 3 pemeringkat sekuritas utang yang independen dapat menjadi nilai tambah perusahaan dalam meningkatan kepercayaan investor. Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsistensi hasil dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai pengaruh terhadap peringkat obligasi karena terdapat sejumlah perbedaan hasil dari penelitian-penelitian tersebut dan untuk membuktikan apakah variabel tersebut merupakan prediksi dalam menentukan peringkat obligasi untuk perusahaan non keuangan yang akan datang. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Signal Teori signal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan dengan informasi yang dikeluarkan tersebut. Asimetri informasi dapat terjadi diantara dua kondisi yaitu perbedaan informasi yang kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan peringkat obligasi (Sartono, 2002). Asimetri informasi muncul karena adanya salah satu pihak yang mempunyai informasi lebih baik, misalnya seorang manajer yang mengetahui informasi mengenai prospek perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan para investornya. Berkaitan dengan asimetri informasi, sangat sulit bagi para investor dan kreditur untuk membedakan antara perusahaan yang berkualitas tinggi dan rendah. Teori signal mengemukakan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan signal pada pengguna laporan keuangan. Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi signal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki (Raharja dan Sari, 2008). Untuk itu dengan teori signal diharapkan manajemen memberikan sinyal berupa informasi mengenai kualitas atau kondisi obligasi, apakah obligasi berpotensi gagal bayar atau tidak. Salah satu sinyal tersebut ditunjukkan dengan peringkat obligasi. Investor maupun kreditur dapat mengetahui kondisi perusahaan dari signal yang diberikan, signal yang ditunjukkan pada investasi obligasi adalah adanya peringkat obligasi. Obligasi Obligasi adalah efek pendapatan tetap yang di perdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada jatuh tempo (Ang, 1997). Sunariyah (2004) menjelaskan bahwa obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal. Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditetapkan dalam perjanjian. Peringkat Obligasi Peringkat obligasi adalah opini tentang kelayakan kredit dari penerbit obligasi berdasarkan faktor-faktor risiko yang relevan. Peringkat yang diberikan bukan merupakan sebuah rekomendasi untuk membeli, menjual, atau mempertahankan suatu obligasi. Opini ini berfokus pada kapasitas dan kemauan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajibannya secara tepat waktu. Opini yang diberikan juga tidak spesifik menunjuk suatu obligasi tetapi Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 4 untuk perusahaan penerbit obligasi tersebut. Peringkat obligasi tersebut memberikan analisis tentang kelayakan kredit perusahaan sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan finansial dan komersial, seperti negosiasi leasing jangka panjang atau meminimalisasi letter of credit untuk vendor. Selain itu, perusahaan dapat memilih untuk menerbitkan peringkat yang didapatkan pada publik atau merahasiakannya. Ong (dalam Harsono, 2010:13 ). Peringkat obligasi penting karena obligasi dengan peringkat yang rendah biasanya memiliki biaya bunga yang lebih tinggi. Tetapi, penelitian-penelitian terakhir menunjukkan bahwa peringkat obligasi kurang mencerminkan risiko obligasi. Harga saham dan harga obligasi dari suatu perusahaan tidak memperlihatkan efek yang abnormal diakibatkan oleh perubahan peringkat. Hal ini mungkin disebabkan karena peringkat obligasi didasarkan pada informasi yang tersedia di publik dan tidak menambahkan informasi baru bagi pasar (Ross et al., 2008). Manfaat Peringkat Obligasi Manfaat umum dari proses pemeringkatan obligasi adalah (Rahardjo, 2004): 1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang menyangkut berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan transparan juga. 2. Efisiensi biaya. Hasil peringkat obligasi yang bagus biasanya memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan, seperti penyediaan sinking fund dan jaminan aset. 3. Menentukan besarnya coupon rate, semakin bagus peringkatnya, cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya. 4. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut kemampuan pembayaran hutang, tingkat risiko investasi yang mungkin timbul, serta jenis dan tingkatan hutang tersebut. 5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada umumnya. Adapun beberapa manfaat yang akan didapatkan oleh emiten adalah (Rahardjo, 2004) : 1. Informasi posisi bisnis. Pihak perusahaan dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. 2. Menentukan struktur obligasi. Perusahaan dapat menentukan beberapa syarat atau struktur obligasi yang meliputi tingkat suku bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya. 3. Mendukung kinerja. Apabila emiten mendapatkan peringkat yang cukup bagus maka kewajiban menyediakan sinking fund atau jaminan kredit bisa dijadikan pilihan alternatif. 4. Alat pemasaran. Peringkat obligasi yang baik terlihat lebih menarik sehingga dapat membantu pemasaran obligasi tersebut. 5. Menjaga kepercayaan investor. Peringkat obligasi yang independen akan membuat investor merasa lebih aman sehingga kepercayaan bisa lebih terjaga. Aspek Pemeringkatan Obligasi Dalam melakukan proses rating, beberapa hal yang harus diperhatikandalam melakukan analisis obligasi adalah (Rahardjo, 2004): 1. Kinerja Industri. Aspek persaingan industri,prospek dan pangsa pasar, adanya ketersediaan bahan baku, strukturindustri yang kuat, pengaruh kebijakan pemerintah dan kebijakan ekonomilainnya. 2. Kinerja Keuangan. Aspek kualitas aset, rasio profitabilitas, pengelolaanaset dan pasiva, rasio kecukupan modal, tingkat pengelolaan hutang, rasiokecukupan pembayaran bunga. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 5 3. Kinerja Non Keuangan. Aspek manajemen, reputasi perusahaan, sertaperjanjian identure (meliputi sinking fund, debt test, dividend test, merger,dan sale of asset). Lembaga Pemeringkatan PT. PEFINDO atau “PT Pemeringkat Efek Indonesia” didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, atas prakarsa BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994, PT. PEFINDO memperoleh lisensi dari BAPEPAM (No. 39/PM-PI/1994) dan menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal Indonesia. Fungsi utama PT. PEFINDO adalah memberikan peringkat yang obyektif, independen dan dapat dipercaya terhadap risiko kredit (credit risk) sekuritas utang (debt securities) secara public. PT.PEFINDO adalah perseroan terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Indonesia dan perusahaan sekuriti. Berikut adalah derfinisi peringkat menurut agen PT. PEFINDO: idAAA: Efek hutang yang peringkatnya paling tinggi dan berisiko paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban jangka panjang sesuai dengan perjanjian. idAA : Efek hutang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi. Didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang sesuai dengan perjanjian dan relatif dibanding dengan entitas Indonesia lainya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan. idA : Efek hutang yang mempunyai risiko investasi rendah dan memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban keuangan sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. idBBB : Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban keuangan sesuai dengan perjanjian namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. idBB : Efek hutang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainya untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. idB : Efek hutang yang menunjukan parametar perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban keuangannya. idCCC : Efek hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban keuangan serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal. idD : Efek hutang yang macet atau emitenya sudah berhenti berusaha. Ukuran Perusahaan (size) Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 6 (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan (Machfoedz, 1994). Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Daniati dan Suhairi, 2006). Pertumbuhan Perusahaan (growth) Burton et al (dalam Almalia dan Devi 2007) menyatakan bahwa pertumbuhan yang positif dalam annual surplus dapat mengindikasikan atas berbagai kondisi financial. Para pemegang obligasi yang memiliki pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun dalam bisnis adalah lebih besar kemungkinan secara sukarela untuk kredit rating dari pada insurer yang memiliki pertumbuhan lebih rendah. Dengan kata lain, insurer yang mempunyai pengalaman growth dalam pelaporan annual surplus akan mendapat resiko penjaminan yang lebih tinggi. Pottier and Sommer (dalam Ikhsan et al, 2012) menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade yang diberikan oleh pemeringkat obligasi. Pada umumnya dengan pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Investor didalam memilih investasi terhadap obligasi akan melihat pengaruh growth atau pertumbuhan perusahaan apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan penerbit obligasi akan memiliki peringkat obligasi investment grade. Jaminan (secure) Dilihat dari segi jaminan atau koleteralnya, obligasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu secured bond dan unsecured bond. Almalia dan Devi (2007) berpendapat bahwa utang obligasi bisa merupakan obligasi dengan jaminan atau obligasi tanpa jaminan. Obligasi dengan jaminan yaitu obligasi yang harus disertai dengan jaminan aktiva tertentu. Misalnya mortage bond yang dijamin dengan bangunan atau aktiva lain atau collateral bond yang dijamin dengan surat-surat berharga milik perusahaan lain yang dimiliki. Jenis obligasi tanpa jaminan adalah junk bond yaitu obligasi yang memiliki tingkat bunga sebab memiliki tingkat risiko kredit yang besar. Umur Obligasi (maturity) Jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan di atas 5 tahun. Diamonds (dalam Almilia dan Devi, 2007) menemukan bukti yang kuat dari dari hubungan nonmonotonik antara struktur debt maturity dengan kualitas kredit untuk perusahaan yang tercantum dalam debt rating. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 7 Reputasi Auditor Argumentasi yang mendasari dimasukkannya reputasi auditor adalah semakin tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan. Allen (dalam Almalia dan Devi, 2007) melakukan pengujian mengenai persepsi agen pemeringkat atas manfaat informasi akuntansi yang dinilai dengan pengujian hubungan antara informasi akuntansi dan bond ratings. Analisis empiris mendukung hipotesis bahwa audit big 8 berhubungan dengan kemampuan informasi akuntansi untuk memprediksi secara akurat keputusan bond rating municipal. Hasilnya mengindikasikan bahwa informasi akuntansi berhubungan dengan audit non big 8 yang tidak dapat untuk memprediksi keputusan bond rating municipal lebih baik dari pada random. Sementara di Indonesia emiten yang diaudit oleh auditor big 4 akan mempunyai obligasi yang investment grade karena semakin baik reputasi auditor maka akan mempengaruhi peringkat obligasi. 1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja afililiasi dengan Ernst & Young 2. KAP Osman, Bing, Satrio afiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu 3. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja afiliasi dengan KPMG 4. KAP Haryanto Sahari afiliasi dengan Price Waterhouse Coopers Pengembangan Hipotesis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Onji (2013) menyatakan bahwa obligasi pada perusahaan-perusahaan besar kurang beresiko dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil. Di samping itu ukuran perusahaan juga bisa mempunyai korelasi terhadap tingkat resiko kebangkrutan atau kegagalan sehingga dapat mempengaruhi peringkat obligasi. H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Almilia dan Devi (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade (peringkat) yang diberikan oleh pemeringkat obligasi. Pada umumnya dengan pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Investor di dalam memilih investasi terhadap obligasi akan melihat pengaruh growth atau pertumbuhan perusahaan apabila pertumbuhan perusahaan dinilai baik maka perusahaan memiliki obligasi investment grade. H2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi. Magreta (2009) menyatakan bahwa investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibanding obligasi yang tidak dijamin karena obligasi dengan jaminan memberikan tingkat risiko lebih kecil dan peringkat obligasi yang lebih baik. Hal tersebut dapat meyakinkan investor jika perusahaan mengalami gagal bayar obligasi. H3 : Jaminan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi. Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan bahwa suatu obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan resiko investasi karena dalam periode Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 8 yang cukup lama, resiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Oleh karena itu obligasi dengan umur jatuh tempo yang lebih pendek mempunyai peringkat yang lebih baik dibanding dengan obligasi dengan umur jatuh tempo yang lama. H4 : Umur obligasi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Peringkat Obligasi. Allen (dalam Almalia dan Devi, 2007) menyatakan bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor big 8 menyediakan kualitas kredit yang lebih baik untuk perusahaan dan pemerintah daerah. Dengan reputasi auditor yang baik maka akan memberikan hasil audit yang dipercaya. Sementara di Indonesia emiten yang diaudit oleh audit big 4 akan mempunyai obligasi yang investment grade karena semakin baik reputasi auditor maka akan mempengaruhi peringkat obligasi. H5 : Umur obligasi berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Semua perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia sampai dengan periode 2012, (2) Semua obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan selain perusahaan yang bergerak di dalam sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2012, (3) Perusahaan yang masuk dalam Corporate Bond dan diperingkat oleh PT PEFINDO periode 2010 sampai dengan 2012, (4) Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2010 sampai dengan 2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Ukuran Perusahaan (size) Pengukuran variabel ukuran perusahaan (size) dalam penelitian ini mempergunakan proksi yang lain yaitu dengan pengukuran yang menggunakan total penjualan. Ukuran perusahaan = Log Penjualan b. Pertumbuhan Perusahaan (growth) Proksi IOS yang digunakan adalah book market value of asset karena berdasarkan Kallapur dan Trombley (dalam Restuti 2007:239) rasio ini paling mendekati realisasi pertumbuhan. Rasio yang digunakan yaitu : Total aktiva-Total Ekuitas+(Saham beredar X Harga Penutupan Saham) Total Aktiva c. Jaminan Skala pengukuran jaminan menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy, yaitu: 1 (satu) = untuk obligasi yang dijamin. 0 (nol) = untuk obligasi yang tidak dijamin. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 9 d. Umur Obligasi Umur obligasi atau tanggal jatuh tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Skala pengukuranya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy, yaitu: 1 (satu) = obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima tahun. 0 (nol) = obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun. e. Reputasi Auditor Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan variabel dummy, yaitu: 1 (satu) = jika diaudit oleh KAP The Big 4. 0 (nol) = jika diaudit oleh selain KAP The Big 4. Variabel Dependen Peringkat Obligasi Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal, karena merupakan variabel dummy. 1 (satu) = Investment Grade (AAA, AA, A, dan BBB). 0 (nol) = non-Investment Grade (BB, B, CCC, dan D). Pengujian Hipotesis Penelitian ini menggunakan Metode Backward stepwise (wald) yang digunakan untuk mengeliminasi variabel independen yang tidak memiliki kontribusi yang signifikan pada persamaaan melalui serangkaian proses trial and error berdasarkan nilai Wald statistic yang paling rendah. Persamaan yang tersisa pada langkah terakhir berisi variabel independen yang memiliki nilai Wald statistic paling tinggi pada tingkat signifikansi tertentu. Maka dengan begitu diharapkan dapat menjawab hipotesis-hipotesis penelitian yang sebelumya telah diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis penelitian akan diuji dengan satu persamaan regresi logistik, yaitu : P IG NIG e I E G O TH E T T D Keterangan: P(IG/NIG) = Probabilitas untuk memprediksi investment grade atau non investment grade = Ukuran perusahaan (size) / SIZE = Pertumbuhan Perusahaan (Growth) / GROWTH = Jaminan (secure) / SCRE = Umur obligasi (maturity) / MTRTY = Reputasi auditor / RAUD e = Bilangan eksponensial 2,71 = Konstanta HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu ukran perusahaan dan pertumbuhan. Analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 10 Tabel 1 Statistik Deskriptif Pertumbuhan Size Valid N (listwise) N 81 81 81 Minimum .176 9.424 Maximum 1962.333 14.047 Mean 137.58151 12.52566 Std. Deviation 429.856240 1.135090 Sumber : Data SPSS dioalah Berdasarkan tabel 1 pertumbuhan memiliki nilai rata-rata sebesar 137.58151 serta nilainya berkisar antara 0.176 sampai 1962.333 Nilai minimum pertumbuhan sebesar 0.176 yaitu oleh PT Arpeni pratama ocean Tbk pada tahun 2012 Sedangkan nilai maximum pertumbuhan sebesar 1962.333 yaitu oleh PT BW plantation Tbk pada tahun 2010. Pottier and Sommer (dalam Ikhsan et al, 2012) menyatakan bahwa pertumbuhan (growth) perusahaan yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating yang diberikan oleh pemeringkat obligasi. Pada umumnya dengan pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberikan peringkat obligasi yang investment grade. Berdasarkan tabel 1 variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai rata-rata sebesar 12.52566 serta nilainya berkisar antara 9.424 sampai dengan 14.047. Nilai minimum ukuran perusahaan sebesar 9.424 yaitu oleh PT BW Plantaion pada tahun 2010. Sedangkan nilai maximum ukuran perusahaan sebesar 14.047 yaitu oleh PT Telkom indonesia pada tahun 2012. Hal ini berarti jumlah penjualan yang dimiliki oleh perusahaan paling kecil adalah 9.424 dan penjualan yang dimiliki perusahaan terbesar sebesar 14.047. Deviasi standar sebesar 1.135090 menunjukkan variasi yang terdapat dalam ukuran perusahaan. Pengujian Kelayakan Model (goodness of fit) Metode yang digunakan untuk goodness of fit dalam pengujian ini dilakukan dengan Hosmer and Lameshow dengan pendekatan Chi Square. Tabel 2 Hosmer and Lemeshow Test Step 4 Chi-square 7.571 Df 8 Sig. .477 Sumber : Data SPSS diolah Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan nilai hasil dari pengujian Hosmer and Lameshow’s goodtness of fit yang ditunjukkan dalam nilai Chi square adalah 7,571 dengan signifikansi sebesar 0,477. Pada ɑ sebesar 0,05 maka dengan tingkat signifikansi sebesar 0,477 lebih besar dari nilai ɑ yang sebesar 5% dapat disimpulkan bahwa H0 tidak ditolak (diterima). Hal ini berarti model yang dihipotesiskan layak atau cocok sehingga model mampu memprediksi nilai observasinya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 11 Nagelkerke’s R Square Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell’s R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Berikut ini adalah hasil pengujian Nagelkerke’s R Square, yaitu : Tabel 3 Hasil pengujian Nagelkerke’s R Square Step 4 -2 Log likelihood 27.446b Nagelkerke’ .600 quare Sumber : Data SPSS diolah Berdasarkan Tabel 3 Nagelkerke’s R Square besarnya 0,600 menunjukkan bahwa variabilitas variabel dependen yaitu peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor sebesar 60% dan 40% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Pengujian Hipotesis Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu peringkat obligasi dan menggunakan model regresi logistik . Regresi logistik dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh peringkat obligasi terhadap ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor. Tabel 4 Variables not in the Equation Step 4c Score .008 3.276 .109 4.334 Variables Size Jaminan Reputasiaudit Overall Statistics Df 1 1 1 3 Sig. .927 .070 .741 .228 Sumber : Data SPSS diolah Tabel 4 merupakan hasil dari metode regresi logistik, dimana hanya ada dua dari lima variabel yang secara signifikan berasosiasi dengan peringkat obligasi Tabel 5 Variables in the Equation Step 4a Pertumbuhan Umur Constant Sumber : Data SPSS diolah B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 4.426 3.082 -5.052 1.797 1.083 2.136 6.067 8.104 5.592 1 1 1 .014 .004 .018 83.637 21.794 .006 Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 12 Berdasarkan tabel pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa untuk variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai korelasi sebesar 0,008 dengan signifikansi sebesar 0,927. Nilai signifikansi yang berada diatas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel (SIZE) terhadap peringkat obligasi sehingga H1 ditolak. Variabel jaminan diperoleh dengan nilai 3,276 dengan signifikansi 0,070. Maka menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel jaminan terhadap peringkat obligasi H3 ditolak. Hasil pengujian hipotesis terhadap variabel independen yang berhubungan dengan internal control perusahaan menyatakan bahwa reputasi auditor memperoleh nilai korelasi 0,109 dengan signifikansi 0,741. Nilai signifikansi yang berada diatas 0,05 menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel reputasi auditor terhadap peringkat obligasi sehingga H5 ditolak. Sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan diperoleh nilai beta korelasi sebesar 4,426 dengan signifikansi sebesar 0,014. Nilai yang signifikansi berada di bawah 0,05 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi sehingga H2 diterima. Begitu pun dengan Variabel Umur obligasi menunjukkan adanya pengaruh terhadap peringkat obligasi dengan nilai beta korelasi sebesar 3,082 dengan signifikansi sebesar 0,004 sehingga H4 diterima. Berdasarkan hasil tabel 4 dan 5 diatas menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa signifikansi variabel (size) nilainya 0,927 dimana nilai ini lebih besar dari pada taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Dengan demikian hipotesis kedua (H1 “ kuran perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap peringkat o ligasi” tidak terdukung. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan penjualan saat mengemisi obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Besar kecilnya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligai. Temuan ini mendukung penelitian Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (size) tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Tidak signifikannya hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena untuk melihat peringkat obligasi dalam pengukuran (size) sebaiknya dilihat dari kewajiban atau hutangnya suatu perusahaan bukan dari penjualannya, karena peringkat obligasi terkait dengan informasi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban atau hutangnya. Sehingga seberapa besar penjualan yang dimiliki perusahaan tidak akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. b. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Hasil pengujian pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi terlihat pada tabel 4 dengan nilai signifikansi 0,014. Dengan demikian hipotesis kedua (H2 “Pertum uhan perusahaan mem erikan pengaruh positif terhadap peringkat o ligasi” terdukung. Semakin bertumbuh perusahaan, peringkat obligasi semakin tinggi. Dengan adanya pertumbuhan perusahaan ini maka perusahaan mempunyai peluang investasi yang artinya perusahaan mempunyai sesuatu yang menjanjikan dalam memberikan laba dari hasil investasi yang dilakukan sehingga perusahaan bisa tetap membayar pokok dan bunga obligasi dengan lancar menggunakan laba yang dihasilkan dari investasi. Oleh karena itu semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka akan memberikan peringkat Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 13 obligasi yang investment grade. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Ikhsan (2012). c. Pengaruh Jaminan terhadap Peringkat Obligasi Berdasarkan hasil pengujian variabel jaminan terhadap peringkat obligasi pada tabel 3 dapat diketahui bahwa signifikansi variabel jaminan nilainya 0,070 dimana nilai ini lebih besar dari pada taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Variabel jaminan berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Oleh karena itu, hipotesis ketiga (H3) “Jaminan perusahaan mem erikan pengaruh yang positif terhadap peringkat o ligasi” tidak terdukung. Sesuai dengan hasil penelitian Estiyanti dan Yasa (2011) disimpulkan bahwa kenaikan jaminan tidak mempengaruhi probabilitas kenaikan peringkat obligasi perusahaan yang termasuk kategori investment grade dan non investment grade. Ini mengindikasikan bahwa obligasi yang dijamin dengan aset maupun obligasi yang tidak dijamin dengan aset tidak terlalu diperhitungkan dalam menentukan peringkat obligasi. d. Pengaruh Umur obligasi terhadap Peringkat Obligasi Berdasarkan hasil pengujian variabel umur terhadap peringkat obligasi pada tabel 4 dapat diketahui bahwa signifikansi variabel UMUR nilainya 0,004 dimana nilai ini lebih kecil dari pada taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Dengan demikian hipotesis keempat (H4 “ mur o ligasi mem erikan pengaruh positif terhadap peringkat o ligasi” terdukung. Dengan demikian peneliti menerima adanya hipotesis keempat ini yang menyatakan bahwa umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Bentuk pengaruh yang ditimbulkan adalah positif yang berarti semakin besarnya umur obligasi akan berpengaruh terhadap semakin tingginya peringkat obligasi, begitu pula dengan semakin kecilnya umur obligasi akan berpengaruh pada rendahnya peringkat obligasi. Hal tersebut berbeda dengan peneliti Ikhsan (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara umur obligasi terhadap peringkat obligasi. e. Pengaruh Reputasi auditor terhadap Peringkat Obligasi Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa signifikansi variabel reputasi audit nilainya 0,741 dimana nilai ini lebih besar dari pada taraf signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05). Dengan demikian hipotesis ke lima (H5) “ eputasi auditor mem erikan pengaruh yang positif terhadap peringkat o ligasi” tidak terdukung. Khurana dan Raman (dalam Nindita dan Veronica, 2012) yang menunjukkan bahwa kualitas audit yang lebih tinggi oleh KAP the big 4 hanya terjadi di Amerika Serikat, namun tidak terjadi di Negara Australia, Kanada, dan Inggris. Hal tersebut disebabkan oleh faktor risiko litigasi terhadap KAP the big 4 sebagai auditor besar lebih tinggi di Amerika Serikat dibandingkan negara lainnya. Oleh sebab itu, KAP the big 4 lebih memperhatikan kualitas auditnya. Hal ini mengindikasikan KAP the big 4 mungkin tidak akan selalu memberikan kualitas audit yang tinggi karena risiko litigasi yang dihadapi KAP the big 4 di Indonesia relatif kecil. Hasil penelitian ini konsisten dengan Onji (2012) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh karena KAP The Big 4 dan non the big 4 mempunyai kualitas audit yang sama dan menghasilkan laporan keungan setransparan mungkin sehingga mempunyai citra yang baik bagi publik. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 14 SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) pada nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, (2) Pertumbuhan berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, (3) Jaminan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, (4) Umur obligasi berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi, (5) Reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Keterbatasan Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya agar mendapatkan hassil yang lebih baik. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: (1) Penelitian ini hanya menggunakan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan, jaminan, umur obligasi dan reputasi auditor, (2) Dalam pengukuran variabel jaminan, peneliti kesulitan untuk menemukan jenis obligasi yang dijamin atau tidak dijamin karena dalam catatan atas laporan keuangan ada beberapa obligasi yang tidak disebutkan jaminannya. Sehingga peneliti berasumsi apabila obligasi tersebut tidak dijelaskan maka obligasi tersebut dianggap tidak dijamin, (3) Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian hanya 3 tahun sehingga hasil pengujian menjadi kurang akurat. DAFTAR PUSTAKA Allen, A.C. 1994. The Effect of Large-Firm Audits on Municipal Bond Rating Decision. journal of pratice & Theory (APT), Vol. 13, spiring. Almilia, L.S. dan V. Devi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Seminar Nasional Manajemen SMART.Universitas Kristen Maranatha Bandung. Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, Jakarta. Burton, B., M. Adams dan P. Hardwick. 1998. The Determinants of Credit Ratings in United Kingdom Insurance Industry. Journal of business finance and accounting 30(3-4): 539572. Daniati, N dan Suhairi, 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Darmadji, T dan F. Hendry . 2008. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, Edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta. Diamonds, D. W. 1991. Debt maturity structure and Liquidity Risk, Quarterly Journal Of Economics 106. Hadianto dan Wijaya. 2010. Prediksi Kebijakan Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, dan Status Perusahaan Terhadap Kemungkinan Penentuan Peringkat Obligasi. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Vol. 3, No. 3. Harsono, A.S. 2010. Pengaruh current ratio, debt-to-equity ratio,Return on assets dan ukuran perusahaan Terhadap peringkat obligasi. Tesis. Universitas Indonesia. Hulwati, 2004. Obligasi Syariah Di Malaysia: Legitimasi Kontrak Bay AL Inah dan Bay AlDayn, Simposium Nasional Sistem Ekonomi Islam II, h. 235-248. Husnan, S . 1994. Dasar-Dasar Teori portofolio dan analisis sekuritas, Edisi kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 3 (2014) 15 Ikhsan, A, E., M. N. Yahya dan Saidaturrahmi. 2012. Peringkat Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Pendidikan Bisnis, 4(2):115-123. Kallapur, S dan M. A. Trombley. 1999. The Association Between Investment Opportunity Set Proxies And Realized Growth, Journal Of Business And Accounting. 505-519. Machfoedz, M. 1994, Financial Ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia, Kelola, 3(7): 114-137. Magreta dan N. Poppy, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(3). Nindita, C dan S. S. Veronica. 2012. Analisis pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas audit di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.14, No.2 : 91104. Ong, M. K. (2002). Credit rating: Methodologies, rationale and default risk. London: Risk Books. Onji, B. D. P. 2013. Pengaruh Faktor-Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non Manufaktur yang Terdafattar di Bursa Efek Indonesia. Pottier, S. W and D. W. Sommer. 1999. Agency Theory and Life Insurer Ownership Structure. The Journal of Risk ang Insurance,.64(3). Rahardjo, S. 2004 . Panduan investasi obligasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Raharja dan M. P. Sari. 2008. Kemampuan Rasio Keuangan dalam memprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit Rating). Jurnal Maksi. 8(2). Restuti, M.I. 2007. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap peringkat dan yield obligasi. Jurnal akuntansi dan keuangan. 1(3) : 235-248. Ross, Waterfeld, Jaffe dan Jordan. 2008. Modern financial management: 8thedition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Sartono, A. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi keempat,Jakarta, UPP AMP YKPN. Susilowati, L dan Sumarto, 2010. Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 1(2): 163-175. ●●●