Minyak biji intaran sebagai sumber bahan bakar cair alternatif

advertisement
Perpustakaan Universitas Indonesia >> Laporan Penelitian Dikti
Minyak biji intaran sebagai sumber bahan bakar cair alternatif
pengganti minyak tanah dan bahan aktif pestisida organik
Sandy Budi Hartono
Deskripsi Dokumen: http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=134544&lokasi=lokal
-----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak
Pohon intaran (Azadirachta indica), yang tumbuh subur di daerah tropis, seperti
Indonesia, menghasilkan biji yang kaya akan minyak (>40%).1 Minyak intaran, yang
tergolong non-edible oil, berpotensi menjadi sumber energi alternatif, yaitu dengan
mengubahnya menjadi bahan bakar cair melalui proses esterifikasi. Sasaran utama
pembuatan bahan bakar cair alternatif ini adalah sebagai pengganti minyak tanah yang
kian langka. Minyak intaran juga mengandung komponen-komponen aktif, seperti
Azadirachtin, nimbin, dll, yang sangat berguna sebagai bahan aktif dari pestisida
organik. Hal baru dalam penelitian ini adalah pembuatan bio-fuel dari minyak intaran
yang didukung pula dengan isolasi komponen aktif sebagai bahan pembuat pestisida
organik dengan tujuan menekan harga bio-fuel yang dihasilkan. Pemakaian bio-fuel
memiliki dampak positif, yaitu sebagai bahan bakar yang berkualitas, dapat
diperbaharui, bernilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan karena gas buangnya
bersih.
Dalam penelitian ini minyak intaran diperoleh dengan metode pressing dengan
kondisi operasi optimum didapat dari penelitian sebelumnya. Pembuatan bio-fuel dari
minyak nabati dilakukan dengan menggunakan transesterifikasi minyak dengan alkohol
dibantu dengan katalis asam dan basa.2 Sebelum proses esterifikasi, komponen aktif dari
minyak dipisahkan dengan metode solvent ekstraksi. Bahan bakar cair ini kemudian
dianalisis untuk mengetahui karakteristiknya sehingga memenuhi spesifikasi bahan
bakar komersial. Sedangkan komponen aktifnya dimurnikan dan dikarakterisasi. Pada
penelitian ini, dipelajari variabel-variabel yang mempengaruhi proses esterifikasi dan
dicari kondisi operasi yang terbaik, yaitu bahan bakar cair dengan nilai kalor tertinggi.
Disamping itu juga, dipelajari dan dicari metode optimum pemurnian dan karakterisasi
komponen aktif dari minyak intaran.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa pemisahan free fatty acid,
trigliserida dan komponen lain dapat dilakukan dengan campuran n-hexana dan larutan
methanol 90%, dimana azadirachtin dapat terekstrak pada ekstraksi kesebelas
menggunakan metanol. Dalam proses pembuatan biofuel didapatkan bahwa jenis
alkohol berpengaruh terhadap kualitas biofuel yang dihasilkan. Biofuel yang dihasilkan
dengan metanol memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan biofuel
dari etanol. Yield biofuel optimum yang dihasilkan untuk perbandingan mol alkohol
terhadap minyak intaran adalah sebesar 7:1, baik dengan menggunakan metanol ataupun
etanol. Untuk jumlah katalis KOH optimum adalah sebesar 0,7% b/b untuk metil ester
dan 1,1%b/b untuk etil ester. Waktu reaksi optimum adalah selama 1 jam untuk metil
ester dan 2 jam untuk etil ester. Karakteristik kedua biofuel yang dihasilkan dari minyak
intaran telah memenuhi standar SNI biodiesel.
Download