KONTROVERSI DA VINCI CODE TENTANG PERNIKAHAN YESUS

advertisement
KONTROVERSI DA VINCI CODE TENTANG PERNIKAHAN
YESUS DAN RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam
Oleh :
FUAD YUSTANTO SY
102032124628
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “KONTROVERSI DA VINCI CODE TENTANG
PERNIKAHAN YESUS DAN RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN”,
telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 16 Oktober
2008, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Theologi Islam S.Thi pada jurusan Perbandingan Agama.
Jakarta, 16 Oktober 2008
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang
Sekretaris
Sidang
Drs. Agus Darmaji, M.Fils
MA
NIP. 150262447
150293221
H. Maulana,
NIP,
Penguji I
Penguji II
Drs. M. Nuh Hasan, M A
MA
NIP. 150240090
Dra.
Hermawati,
NIP 150227408
Di bawah bimbingan
Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer
NIP 150209685
Nomor
Lampiran
Hal
Jakarta, 15-April-2008
: Istimewa
: I ( satu ) Berkas
: Pengajuan Proposal Skripsi
Kepada Yth,
Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Di
Tempat.
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Salam sejahtera kami sampaikan semoga kita senantiasa berada dalam
lindungan Allah SWT dalam segala aktivitasnya. Amien.
Sehubungan dengan adanya persyaratan penulisan skripsi bagi mahasiswa
untuk mencapai gelar sarjana Strata Satu ( S I ) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Nim
Jurusan
Semester
: Fuad Yustanto SY
: 102032124628
: Studi Perbandingan Agama
: XII ( dua belas )
Dengan ini bermaksud mengajukan proposal skripsi yang berjudul :
KONTROVERSI DA VINCI CODE TENTANG PERNIKAHAN
YESUS DAN RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN
Sebagai bahan pertimbangan, maka saya lampirkan :
1. Out line
2. Abstraksi
3. Daftar Pustaka ( sementara )
Demikian surat pengajuan ini dibuat, atas segala perhatian dan kebijaksanaan
yang diberikan kami haturkan seribu rasa terima kasih yang mendalam.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Dosen Pembimbing Akademik
Pemohon
( Prof. Dr. Kaustar Azhari Noer. MA )
( Fuad Yustanto SY )
Mengetahui,
Ketua Jurusan Studi Perbandingan Agama
( Dra. Ida Rosyida. MA )
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah
menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw,
sebagai Al-Musthafa yang terpilih beserta para sahabat dan keluarga beliau, yang
telah memperjuangkan agama Allah dan mensyi’arkan kebenaran.
Penulis menyadari sepenuhnya, karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan seperti yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan fikiran telah
diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga penyusunan karya ilmiah ini dapat selesai, yang merupakan salah satu
syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam di Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada: Bapak Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, yang
dengan kesabaran dan kearifannya telah membimbing penulis sehingga skripsi ini
bisa selesai pada waktu yang sudah ditentukan. Semoga apa yang telah beliau
berikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. M. Amin Nurdin, M.A.
selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Kepada Ibu Dra. Hj. Ida Rosyida,
M.A. dan Bapak H. Maulana, M.A., ketua dan seketaris jurusan Perbandingan
Agama yang telah membantu kelancaran selesainya proses penyelesaian penulisan
skipsi ini.
Kepada Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat jurusan Perbandingan Agama yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama menempuh bangku kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kepada Bapak Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memanfaatkan dan
meminjamkan buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.
Kepada Trifena Yulianti, selaku Gembala GBI Kharisma Pondok Cabe
yang telah memberikan data dan informasi dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih tak terhingga kepada Ayahanda Sunaryo Suryo dan Ibunda
Sri Isnani atas cinta, kasih sayang yang telah mengiringi setiap langkah hidup
penulis, do’a dan restunya adalah pelita bagi kehidupan penulis.
Kakak dan adik-adik tercinta ; Rixon Mukhtar,SH. Spn., Ratna Wati
Sunaryo,SS., Sri Subekti Sunaryo, S.Ei., Dwi Kumala Sari Sunaryo dan Istna
Adisty, S.Psi., yang telah mendukung proses penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih kepada Siti Atikah, S.pd. tersayang yang dengan do’a,
kesabaran, energi dan cinta kasihnya telah sepenuh hati membantu penulis,
semoga dengan keikhlasannya mendapat rahmat, dan hidayah dari Allah SWT.
Kepada Syaihu, Lula, Dandin, Olis, Dadan, Selly, Gojel, Desi, Yanti, Heru
Prabowo, terima kasih atas ide, saran dan bantuannya. Kepada anak-anak Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat angkatan 2002, 2003, 2004 khususnya anak-anak
Perbandingan Agama, semoga Allah melimpahkan rahmat bagi kehidupan
mereka. Dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, atas bantuannya dan dorongan yang diberikan.
Akhirnya, dengan segala perjuangan, skripsi ini selesai. Semoga karya ini
dapat berguna bagi penulis khususnya dan yang membaca pada umumnya.
Pondok Cabe,
September 2008
Fuad Yustanto SY
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah……. ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Metode Penelitian dan Penulisan ........................................................ 5
E. Sistematika Penulisan ........................................................................ 6
BAB II. PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE
A. Sekilas Tentang Dan Brown .............................................................. 7
B. The Da Vinci Code ............................................................................ 9
C. Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code............................................. 14
1. Jati diri istri Yesus ...................................................................... 16
2. Jati diri anak Yesus ...................................................................... 22
3. Jati diri saudara ipar Yesus ........................................................... 23
D. Ritual Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code .................................. 26
BAB III. RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN TENTANG
PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE
A. Darrel L. Bock.................................................................................... 31
B. Erwin Lutzer ...................................................................................... 33
C. Martin Lunn ....................................................................................... 36
D. Angelo Amato .................................................................................... 38
E. Tarcisio Cardinal Bertone................................................................... 41
F. Trifena Yulianti.................................................................................. 44
G. Analisis Respons……………………………………………………….46
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan...………………………………… ................................... 50
B. Saran-Saran… .................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………53
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Satu dari pertanyaan-pertanyaan terbesar yang mencuat dalam Da Vinci Code
adalah, apakah Yesus menikah atau tidak? Tentu saja, tidak ada pernyataan bahwa
Yesus memang menikah. Sebaliknya, tidak ada pernyataan yang mengatakan
bahwa Yesus tidak menikah.
Ketika Dr. Geza Vermes dari Universitas Oxford menjelaskan, ‘Injil benarbenar tidak mengatakan apa-apa tentang status pernikahan Yesus. Pernyataan
tentang kejadian seperti itu cukup tidak biasa dalam kalangan Yahudi Kuno.1
Namun, dalam empat Injil dinyatakan, bahwa banyak murid Yesus yang
menikah, misalnya Peter. Lantas, mengapa Yesus harus tetap melajang?
Sebaliknya, Injil Matius menyatakan, ‘Apakah kau belum membaca, bahwa Ia
yang membuat mereka berpasangan lelaki dan perempuan. Untuk alasan itu
seorang lelaki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan akan berpegang pada
istrinya; dan mereka berdua menjadi satu daging?, ( 19: 4-5 ).2
Pernyataan seperti itu hampir tidak dapat disesuaikan dengan sebuah perintah
untuk melajang. Lalu jika Yesus tidak berkhotbah tentang hidup melajang, maka
ia tidak punya alasan untuk melakukannya. Menurut kebiasaan orang Yahudi,
lelaki harus menikah. 3
1
M. Hashem, Misteri Naskah Laut Mati: Darah dan Penebusan Dosa di Mata Agama
Purba, Yahudi, Kristen dan Islam, (Jakarta: Hikmah Caraka, 1991), h. 69.
2
Donald, Teologi Perjanjian Baru 1, Allah, Manusia, Kristus, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1995, Cet. Ke-3), h.17.
3
Tjahjadi, D. Nogroho. Manusia Yesus Kristus, (Semarang: Yayasan Sadar 1996), h. 81.
Jika Yesus tidak menikah, fakta ini akan sangat jelas sehingga akan menarik
perhatian dan digunakan sebagai pijakan sifat dan jati dirinya. Jika memang
begitu keadaanya, setidaknya salah satu dari empat Injil tersebut pasti akan
menyebutkan perbedaan kebiasaan mencolok itu. Jika Yesus memang seorang
lajang seperti yang diakui oleh tradisi, maka sangat aneh jika tidak ada rujukan
tentang kelajangan. Ketiadaan rujukan seperti itu jelas menyatakan bahwa Yesus
mengikuti kebiasaan dan adab zaman itu, Ia menikah.4
Berikut adalah argumen dari Dan Brown dalam Da Vinci Code : “ Dengan
menggunakan latar belakang budaya sebagai saksi sangat tidak masuk akal jika
Yesus tidak menikah sejak awal tugasnya sebagai pendeta bagi masyarakat. Jika
bersikeras dengan kelajangannya, hal itu akan menciptakan sebuah kekacauan
sebuah reaksi yang akan meninggalkan sejumlah rekaman jejak. Jadi kurangnya
catatan perihal menikahnya Yesus di dalam Injil merupakan argumen yang kuat,
dan bukannya sebuah kontradiksi hipotesa perkawinan.5
Hipotesa tentang perkawinan menjadi semakin dapat dipertahankan karena
predikat ‘Rabbi’, yang diberikan kepada Yesus dalam keempat Injil. Masuk akal
saja jika istilah itu digunakan dalam artian yang sangat luas, selain arti seorang
yang mengajukan diri sebagai guru. Yesus memperlihatkan kemampuannya di
depan para tetua di Temple, dan mengukuhkan bahwa ia bukan sekadar guru asal-
4
Maurice, Bucaille, Bibel, Qur’an dan Sains Modern, Terj. Hm. Rasjidi, (Jakarta : PT.
Bulan Bintang, 2001, Cet. Ke-4), h. 102
5
Dan Brown, The Da Vinci Code, Terj. Isma B. Koesalamwardi, (Jakarta: PT. Serambi
Ilmu Semesta, 2004, Cet. Ke-1), h. 340
asalan. Tampaknya, ia telah menjalani pelatihan untuk menjadi seorang rabbi, dan
dikenali secara resmi sebagai seorang rabbi .6
Ketika Yesus menjadi seorang rabbi, maka ia akan berhadapan dengan tradisi,
termasuk juga dengan kepastian bahwa Yesus memang menikah. Hukum Yahudi
sangat jelas menerangkan tentang hal ini: Seorang lelaki yang tidak menikah tidak
boleh menjadi seorang rabbi.
Dalam Injil Yohanes ada sebuah bagian yang berhubungan dengan
pernikahan, yang kemungkinan merupakan pernikahan Yesus sendiri, yaitu
pernikahan di Cana. Sungguh sebuah kisah yang cukup akrab, meski terdapat
sejumlah keraguan yang tersamar dan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan
pertimbangan
Dari catatan Injil Yohanes, pernikahan di Cana adalah sebuah upacara
sederhana setempat, yaitu sebuah perhelatan pernikahan khas desa, yang
pengantin lelaki ataupun wanitanya tidak disebutkan namanya. Pada pesta
pernikahan ini Yesus ‘dipanggil dengan sebutan khusus, yang membuat orang
bertanya-tanya, karena ia belum memulai pengajarannya.7
Pada pernikahan itu, Maria memerintah putranya Yesus, untuk mengisi bejana
anggur. Maria bersikap seolah dialah nyonya rumahnya : ‘Dan ketika mereka
meminta anggur.’ Yesus menjawab padanya, ‘ Wanita apa yang harus aku lakukan
padamu? Anggurku belum habis.’( Yohanes 2:3-4 ). Tetapi Maria, tanpa takut,
mengabaikan protes putranya : ‘Ibunya berkata pada pelayan, apa pun yang
dikatakan padamu, kerjakanlah. Lalu para pelayan dengan cepat melaksanakannya
6
7
Alban, Doglas, Inti Ajaran Alkitab, I, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia), h. 65
St, Darmawijaya, Gelar-Gelar Yesus, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 1997, Cet. Ke-4), h.17
benar-benar seolah mereka memang sudah terbiasa menerima perintah dari Maria
ataupun Yesus.8
Setelah itu Yesus memperlihatkan mukjizatnya yang pertama, ia mengubah air
biasa menjadi minuman anggur. Sejauh yang dikatakan Alkitab itu, Yesus belum
memperlihatkan kekuatannya hingga kini; lalu tidak ada alasan lagi bagi Maria
untuk menduga bahwa Yesus memiliki kekuatan seperti itu. Lantas, mengapa
mukjizat yang begitu unik dan suci diperlihatkan hanya untuk tujuan yang sangat
biasa? Mengapa Maria mengajukan permintaan seperti itu? Yang lebih penting
lagi, mengapa ‘dua orang tamu’ itu berkewajiban memperlihatkan jamuan
layaknya mereka sebagai tuan rumah? Jawabannya: karena pernikahan Cana
adalah pernikahan Yesus sendiri. Dan penambahan anggur adalah tanggung jawab
tuan rumah-penyelenggara pesta pernikahan.9
Begitu mukjizat ( mengubah air putih menjadi minuman anggur )
diperlihatkannya, ‘pemimpin pesta acara yang mencicipi anggur yang baru saja
dikeluarkan, lalu ia memanggil pengantin pria, dan berkata padanya, ‘setiap lelaki
pada awalnya minum anggur yang nikmat, lalu ketika orang-orang itu menjadi
sangat mabuk, itu adalah hal yang sangat buruk. Tetapi kau telah menyimpan
anggur yang bagus hingga sekarang. ( Yohanes 2:9-10 ). Kata-kata itu tampaknya
memang jelas untuk Yesus. Menurut Alkitab, kata-kata tersebut ditujukan kepada
pengantin pria’. Kesimpulannya : Yesus dan ‘si pengantin pria’ adalah orang yang
sama.
8
Harun, Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2000, Cet. Ke-3), h.
319
9
Muhammad Artur Rahim, Misteri Yesus Dalam sejarah, (Surabaya : Pustaka Da’I,
2001, Cet. Ke-3), h. 52
B. Perumusan Masalah
Agar dalam pembahasan penulisan skripsi ini tidak terlalu melebar, maka
penulis memfokuskan tulisan ini menjadi dua pertanyaan utama:
1. Bagaimana kontroversi The Da Vinci Code?
2. Bagaimana respons tokoh-tokoh Kristen tentang pernikahan Yesus
dalam Da Vinci Code?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari pembahasan penulisan ini adalah “ untuk meningkatkan
pemahaman yang objektif tentang kontroversi dan respons tokoh-tokoh Kristen
akan pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code.
Selain itu pula, untuk melengkapi tugas dan syarat dalam mencapai gelar
Sarjana Teologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam
Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu pembahasan ini ditujukan
sebagai sumbangan pengetahuan ilmiah bagi mahasiswa/i Studi Perbandingan
Agama.
D. Metode Penelitian dan Penulisan
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( Library Reseach ), dengan jalan
mengumpulkan dan mengkaji buku-buku atau literatur lain yang berhubungan
dengan pembahasan ini.
Metode yang akan digunakan adalah deskriptif, analistis dan komparatif.
Metode deskriptif akan digunakan untuk memberi gambaran secara objektif
mengenai konsep materi yang dibahas. Sedangkan metode analistis digunakan
untuk melihat secara lebih mendalam mengenai respons tokoh-tokoh
Kristen
dan kontroversinya. Adapun metode komparatif akan digunakan yang terdapat
dalam materi skripsi ini.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini diawali dengan :
BAB I, Sebagai pendahuluan akan membahas latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II, Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. Dengan sub bagian: Sekilas
tentang Dan Brown. The Da Vinci Code. Pernikahan Yesus dalam Da
Vinci Code, jati diri istri Yesus, jati diri anak Yesus, jati diri saudara ipar
Yesus. Ritual pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code.
BAB III, Respons tokoh-tokoh Kristen tentang pernikahan Yesus dalam Da Vinci
Code. Dengan sub bagian: Darrel l. Bock, Erwin Lutzer, Martin Lunn,
Angelo Amato, Tarcisio Cardinal Bertone, Trifena Yulianti, dan Analisis
Respons.
BAB IV, Penutup. Diisi dengan kesimpulan, saran-saran.
Daftar Pustaka.
Lampiran-Lampiran
BAB II
PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE
A. Sekilas Tentang Dan Brown
Sebagai pemusik, Dan Brown hampir saja menaklukkan Hollywood. Di
tengah jalan dia berubah pikiran menjadi seorang novelis. Mirip kode-kode
rahasia yang tersebar di dalam buku The Da Vinci Code, jalan hidup Brown pun
menyimpan banyak rahasia.
Berbicara soal kode rahasia, Dan Brown memang ahlinya. Bukan hanya
dalam The Da Vinci Code, tiga karya Brown sebelumnya pun diilhami sesuatu
yang buat awam masih menjadi misteri. Lihat saja Digital Fortress (Benteng
Digital), yang terilhami kerja agen rahasia dalam memecahkan kode-kode lalu
lintas informasi warga biasa. Atau Angels & Demons (Malaikat dan Iblis), yang
idenya muncul dari kanal di lingkungan Vatikan. Bagiku, kode-kode itu
menyenangkan,” jelas Brown, yang lahir di Exeter, New Hampshire, Amerika
Serikat, 22 Juni 1964.10
Keluarga besar Dan Brown tumbuh dan berkembang berlandaskan tiga pilar:
matematika, musik, dan bahasa. Sang kepala keluarga, Richard G. Brown, adalah
seorang guru matematika yang mengajar di Philips Exeter Academy. Sedangkan
ibunya pianis gereja, yang selalu mengingatkan pentingnya nilai-nilai religi buat
Brown dan adik-adiknya, Valerie (lahir 1968) dan Gregory (lahir 1975).
10
www.thedavincicode.com. diakses tanggal 12 Mei 2008.
Bermodal tiga pilar itu, Brown kecil jadi punya banyak bakat. Benih
keterampilan menulis datang dari Richard, yang terkenal sebagai penulis
pendamping serial buku pelajaran matematika populer, buku pelajaran anjuran
untuk seluruh sekolah di AS. Sedangkan naluri bermusik datang dari ibunya.
Selain bermain kode di dalam rumah, Brown remaja juga mendapati
kenyataan, Exeter punya banyak sekali klub klandestin (secara rahasia). Mereka
punya tradisi klub persaudaraan dan kelompok rahasia. Salah satu kelompok di
Exeter adalah “Improved Order of Red”, yang berawal dari perkumpulan “Sons of
Liberty” (1765). Jumlah anggotanya sempat mencapai 500 ribuan orang pada
1930-an. Kini pengikutya sekitar 30 ribuan orang.11
Dari umur 13-18 tahun, Brown bersekolah di Philips Exeter Academy. Meski
berasrama di tengah kota, anak-anak akademi hidup bagaikan di dunia mereka
sendiri. Orang luar nyaris tak ada dan tak pernah mau tahu kejadian di dalam
asrama. Suasana itu semakin memperkuat pemahaman Brown terhadap kinerja
perkumpulan rahasia.
The Da Vinci Code, dengan jalan cerita penuh kode rahasia dan isinya yang
padat, kerap membuat Brown buntu. Dia berharap dengan banyak sekali fakta
sejarah. “Banyak sejarawan percaya, ketika menuntut keakuratan berbagai konsep
menurut sejarah, sebaiknya kita terlebih dahulu bertanya pada diri kita sendiri:
menurut sejarah, seberapa akuratkah sejarah itu sendiri?
Dan Brown memprediksi, The Da Vinci Code akan berbeda dengan bukubuku sebelumnya. Tidak hanya subjek bahasanya sensitif, tapi juga jumlah
11
www.danbrown.com. diakses tanggal 12 Mei 2008.
informasi dan fakta-fakta kabur yang ingin dia masukkan ke dalam buku sangat
banyak. Brown harus meriset banyak aspek berbeda dari semua data yang hendak
disisipkan dalam narasi.12
Pada akhirnya, The Da Vinci Code menggambarkan sejarah sebagaimana
yang Brown pahami, setelah selama beberapa tahun melakukan perjalanan, riset,
membaca, wawancara, dan eksplorasi.
B. The Da Vinci Code
The Da Vinci Code karangan Dan Brown mampu menarik perhatian dunia
sejak pertama kali diliris pada tahun 2003. Hal ini bisa dilihat dari jumlah
ekslempar yang mencapai 30 juta di seluruh dunia dan diterjemahkan dalam 44
bahasa. Puncaknya dari semua ini adalah peluncuran film dengan judul yang
sama. Walaupun apa yang disampaikan lewat film “tidak seberbahaya” apa yang
ada di novel, namun bagaimanapun film tersebut mampu menarik perhatian gereja
Kristen.13
Berbagai respons dari gereja Kristen tentang perikahan Yesus telah
bermunculan. Sebagian sudah mengadakan protes damai (demo) menentang
pemutaran film The Da Vinci Code. Sebagian yang lain cenderung menganggap
remeh isu ini dan mengatakan “itu hanya sekedar novel, tidak perlu dipikirkan
terlalu serius.” Dua sikap ini sebenarnya kurang tepat. Protes saja, tanpa disertai
pembinaan teologi kepada jemaat, bisa berpotensi meneguhkan asumsi Brown
bahwa ada konspirasi internasional untuk menghancurkan asumsi yang
12
13
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti.
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti.
bertentangan dengan ajaran tradisional kekristenan. Sikap menganggap remeh
juga tidak tepat, karena faktanya Da Vinci Code bukan sekedar novel. Pengaruh
Da Vinci Code bagi pergumulan iman orang Kristen awam tidak bisa dipandang
sebelah mata.
Bagaimana gereja Kristen seharusnya merespons hal ini? Petrus 3:15.
“Mengajarkan bahwa orang percaya harus siap sedia memberikan jawaban verbal
(apologia) terhadap siapa saja yang mempertanyakan iman Kristiani.” Ide yang
dituangkan dalam Da Vinci Code merupakan pertanyan terhadap kekristenan yang
harus dijawab dengan penuh tanggung jawab.14
The Da Vinci Code, menguak sejarah Yesus dan Gereja yang selama 2000
tahun terkunci rapat. Otoritas gereja kelimpungan membuat tangkisan. Mengapa
para teolog, pastor, dan pendeta kelimpungan hingga sampai sibuk memberikan
tangkisan?
The Da Vinci Code bukanlah buku pertama yang mengantar publik ke
diskusi yang selama ini hanya menarik perhatian segelintir sarjana Alkitab. Tafsir
ala post-modern terhadap temuan arkeologis baru bukanlah hal baru. Pembicaraan
soal itu makin menghangat dalam lima dekade ini, seiring dengan ditemukannya
“Naskah Gulungan Laut Mati”
The Dead Sea Scrolls di sebuah gua dekat
Qumran di Gurun Judea tahun 1950, dan teks Gereja Koptik di kawasan Nag
Hammadi Mesir, 1945.15
Tulisan dan fragmen itu ternyata bercerita soal Yesus dalam konteks
pemahaman beragam komunitas. Isinya di luar wilayah keempat Injil atau kitab
14
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti.
Dan Brown, The Da Vinci Code, Terj. Isma B. koesalamwardi, (Jakarta:PT. Serambi
Ilmu Semesta, 2004, Cet. Ke-1). h. 326.
15
Perjanjian Baru yang selama dua abad ini resmi diakui oleh gereja. Seperti kita
tahu, keempat Injil itu adalah Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.16
Para sarjana kemudian menyebutnya temuan baru itu sebagai Injil Maria,
Petrus, Philipus, Thomas. Dan sepertinya, tidak ada Injil lain pendukung Injil
yang sekarang. Injil-Injil dari luar yang semuanya sekarang tidak mendukung
ketuhanan
Yesus,
oleh
gereja
dianggap
Injil
Apokrifa
atau
Injil
lemah/diragukan.17
Kemudian klaim Brown soal keilahian Yesus yang baru muncul setelah
Konsili Nicea ternyata tak cocok dengan dokumen gereja perdana yang
menyebutkan bahwa orang Kristen sejak awal telah percaya bahwa Yesus adalah
Raja, Tuhan, dan Penyelamat.
Di sisi lain, pihak gereja tradisional yang didominasi kepemimpinan pria
berusaha menekan pengaruh Maria Magdalena dan memusnahkan rahasia
tersebut. Pada awal abad ke-4 gereja menegaskan doktrin keilahian Yesus yang
sebetulnya hanyalah manusia biasa yang juga menikah seperti orang Yahudi yang
saleh lainnya.18
Gereja dipercaya telah menghancurkan berbagai tulisan Kristen kuno lain
yang tidak sesuai dengan ajaran gereja tradisional melalui proses kanonisasi pada
abad ke-4. Semua langkah ini bisa dilakukan gereja karena pada keputusan Kaisar
Konstantinopel untuk menjadikan agama Kristen sebagai agama negara.19
16
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 321
Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 340
18
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 325
19
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 322
17
Dalam periode selanjutnya, gereja tetap berusaha menghapus rahasia
pernikahan Yesus dan Maria Magdalena melalui sekte Opus Dei. Pemusnahan ini
terus berlanjut sampai kematian merupakan upaya The Priory of Sion untuk tetap
meneruskan rahasia tersebut dan meminta Sophie supaya melanjutkan keturunan
Yesus-Maria Magdalena.20
Penyelidikan yang teliti menunjukan bahwa Brown tidak melihat novelnya
hanya sebagai fiksi semata. Ia tampaknya ingin menunjukkan bahwa Da Vinci
Code adalah sebuah novel sejarah (historical novel). Sebagai sebuah novel
sejarah, Da Vinci Code menyiratkan fakta-fakta tertentu. Kenyataannya, novel ini
belum layak dikategorikan sebagai novel sejarah. Apa yang dianggap fakta oleh
Brown tidak lebih dari sekedar interprestasi Brown terhadap beberapa data. Hal
ini jelas bisa berpotensi mengelabui dan membohongi harapan pembaca yang
sejak awal melihat Da Vinci Code sebagai novel sejarah. Apa yang menyebabkan
pembaca mendapat kesan bahwa Da Vinci Code adalah sebuah novel sejarah?
Pertama, pada bagian kata pengantar Brown mengucapkan terima kasih
kepada sejumlah institusi ternama yang telah membantu dia dalam melakukan
riset sebelum penulisan Da Vinci Code. Ia bahkan secara khusus mengucapkan
terima kasih kepada anggota Opus Dei yang bersedia menjadi nara sumber yang
menceritakan pengalaman mereka di dalam Opus Dei, baik yang positif maupun
yang negatif. Hal ini tentu saja akan memberikan kesan bahwa yang ditulis dalam
Da Vinci Code merupakan hasil riset yang bertanggung jawab.21
20
21
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 351
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 7
Kedua, Brown menggunakan satu halaman khusus untuk menyatakan tiga
fakta dalam Da Vinci Code.
1. The Priory of Sion. Pada tahun 1975 Paris’s Bibliotheque Nationale
menemukan perkamen yang dikenal dengan nama Les Dossiers Secrets,
yang menunjukan beberapa anggota The Priory of Sion, misalnya Sir Isaac
Newton, Botticelli, Victor Hugo dan Leonardo da Vinci.22
2. Opus Dei. Organisasi kaum rohaniawan ini merupakan kumpulan sekte
Katholik yang sangat loyal. Opus Dei telah menjadi topik kontroversi
sehubungan dengan pencucian otak, pemaksaan dan penyiksaan diri
(corporal mortification) yang berbahaya.
3. Semua diskripsi tentang karya seni, arsitektur, dokumen dan ritual-ritual
rahasia.
Ketiga, tokoh-tokoh fiktif dalam Da Vinci Code yang membuka kode rahasia
ditampilkan Brown sebagai figur yang ilmiah, sehingga menimbulkan kesan apa
yang mereka sampaikan berhubungan dengan kebenaran objektif. Robert Langdon
diperkenalkan sebagai profesor dari Harvard dalam bidang simbol keagamaan
(religious symbology).
The Da Vinci Code, hanyalah salah satu dari sekian banyak produk yang
berasal dari presuposisi tentang konspirasi international yang dilakukan pihak
Gereja untuk menyeragamkan teologi mereka yang sebenarnya tidak didasarkan
pada fakta.23
22
23
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 16
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti
Meminjam ungkapan yang lebih akademis, Da Vinci Code merupakan salah
satu versi dari perbedaan antara The Historical Jesus (Yesus yang ada dalam
sejarah) dan The Christ of Faith (Yesus yang dipahami oleh gereja mula-mula).
C. Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code
Jika Yesus memang menikah dengan Magdalena, apakah pernikahan seperti
itu memiliki tujuan khusus? Dengan kata lain, apakah pernikahan itu merupakan
sesuatu yang lebih dari sekadar pernikahan konvensional?
Mungkinkah itu
sebuah persekutuan Dinasti, dengan tujuan dan akibat politis? Mungkinkah
sebuah Dinasti yang dihasilkan dari sebuah pernikahan seperti itu mendapatkan
gelar darah bangsawan?24
Apakah Yesus berasal dari Nazaret atau tidak, tetap tidak ada indikasi bahwa
ia seorang ‘tukang kayu yang miskin.’ Tidak satu pun dari Alkitab
menggambarkan Yesus seperti itu. Bahkan fakta berkata sebaliknya. Yesus
tampak berpendidikan, menjalani pelatihan untuk menjadi seorang rabbi, dan
bergaul dengan orang-orang kaya dan berpengaruh, juga dengan orang-orang
miskin seperti Yusuf dari Arimathea, dan Nicodemus.
Pernikahan itu bukan merupakan pesta sederhana yang biasa diadakan oleh
orang
biasa.
Sebaliknya
banyak
terlihat
tanda-tanda
kemewahan
dan
kebangsawanan dari pesta masyarakat kelas tinggi, yang dihadiri oleh sekitar
seratus orang tamu. Ada banyak pelayan yang bergegas mengerjakan perintah dari
24
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 346
Maria dan Yesus, ada pula seorang ‘pemimpin pesta’ yang bertugas sebagai
seorang kepala pelayan atau mungkin juga seorang bangsawan.25
Yang jelas, pesta itu menyediakan banyak anggur. Ketika Yesus’mengubah’
air biasa menjadi anggur, menurut ‘Good News Bible” ia menghasilkan tidak
kurang dari delapan ratus botol, dan itu hanyalah tambahan dari yang telah
diminum.
Pernikahan di Cana merupakan acara mewah dari sebuah keluarga
bangsawan. Kehadiran Yesus dan ibunya sudah menunjukan status apa yang
dimiliki Yesus dalam darahnya sehingga sangat mungkin pesta pernikahan itu
adalah pesta pernikahan Yesus. Mereka penghuni puri itu, karena jika tidak mana
mungkin pelayan mematuhi perintah mereka. Jika Yesus seorang bangsawan, dan
ia menikah dengan Magdalena, maka Magdalena pun juga berstatus sama
dengannya.26
Menurut semua catatan Perjanjian Baru, Yesus adalah keturunan Daudketurunan Yudah. Menurut pandangan orang-orang suku Benjamit, hal tersebut
menjadikan Yesus seorang perampas kekuasaan. Rasa tidak suka terhadap Yesus
semakin menumpuk, apalagi jika ia menikahi seorang wanita suku Benjamit.
Pernikahan semacam itu akan merupakan penggabungan Dinasti yang penting.
Hal itu tidak saja memberikan Israel seorang raja-pendeta yang berkekuasaan
besar, tetapi juga memperlihatkan fungsi simbolis akan kembalinya Yerusalem
pada pemiliknya yang berhak. Jadi, hal itu akan berarti meningkatkan kesatuan
25
26
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 345
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 349
yang populer, dukungan serta menggabungkan tuntunan apa pun yang dimiliki
Yesus.27
Yesus mungkin saja adalah raja-pendeta dari keturunan Daud yang memiliki
hak untuk menuntut tahta. Ia mungkin saja menggabungkan posisinya dengan cara
melakukan pernikahan antar Dinasti yang penting secara simbolis. Ia mungkin
telah bertindak untuk menyatukan negerinya, menggerakkan pendukung di
belakangnya, mengusir para penindas, mendepak boneka mereka, dan
memperbaiki keagungan kerajaan mereka seperti saat di bawah pimpinan
Salomo.28
1.
Jati Diri Istri Yesus
Jika Yesus memang menikah, apakah Alkitab memuat jati diri istrinya?
Ketika membahas masalah siapakah wanita-wanita yang ada di sekitar
Yesus, maka kita mempunyai dua orang wanita, selain ibunya sendiri. Wanita
pertama adalah Magdalena atau Maria dari desa Migdal (magdala) dari Galilee.
Di dalam keempat Injil itu peran wanita ini benar-benar ambigu dan dituliskan
samar-samar.29
Dalam catatan Markus dan Matius, wanita itu tidak disebutkan namanya,
hingga akhir Injil. Nama wanita itu ada diantara pengikut Yesus. Dalam Injil
Lukas, wanita itu muncul pada awal masa kependetaan Yesus, pada saat ia masih
berkhotbah di Galilee. Tampaknya dia menemani Yesus dari Galilee ke Yudea,
atau jika tidak, wanita itu berpindah antara dua kota tersebut bersamaan dengan
27
Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 321
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 346
29
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 343
28
kegiatan Yesus. Maka dengan sendirinya hal itu menyatakan bahwa wanita itu
menikah dengan seseorang.
Di Palestina pada masa Yesus, tidak mungkin terjadi seorang wanita yang
belum menikah melakukan perjalanan tanpa seorang muhrim yang mengawalnya,
atau melakukan perjalanan tanpa ditemani seorang guru agama di dalam
kelompoknya. Sejumlah tradisi tampaknya tahu tentang fakta yang memalukan
itu. Lantas beredarlah cacatan bahwa Magdalena menikah dengan salah satu
murid Yesus. Jika memang begitu, maka hubungan khusus Magdalena dengan
Yesus, serta kedekatan di antara mereka berdua akan membuahkan kecurigaan
yang berujung pada tuduhan perselingkuhan.30
Lukas menyinggung tentang seorang wanita yang meminyaki Yesus. Dalam
Injil Markus ada pernyataan perminyakan yang dilakukan oleh seorang wanita
yang tidak disebutkan namanya. Baik Lukas maupun Markus tidak menjelaskan
siapa wanita yang bersama Magdalena itu. Tetapi, Lukas melaporkan bahwa ia
adalah seorang ‘wanita yang terjatuh atau pendosa.31
Jika Magdalena adalah seorang pendosa, maka ia pun juga seorang tuna
susila seperti yang dinyatakan oleh tradisi populer. Lukas melaporkan, temanteman Magdalena termasuk seorang istri dari pejabat tinggi di istana Herod.
Kedua wanita itu, bersama dengan yang lainnya mendukung Yesus dan para
muridnya sebagai sumber kekuangan mereka. Wanita yang meminyaki Yesus juga
seorang wanita yang penting. Dalam Injil Markus ada penekanan kuat pada
upacara peminyakan tersebut.
30
Tarcisio, Bertone, Langkah-Langkah Reflektif dan Konfrontatif Terhadap Da Vinci
Code, (Kardinal: Radio Vatikan, 2007), h. 66
31
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 337
Upacara perminyakan ini adalah sebuah peristiwa yang berakibat besar.
Alkitab memberikan penekanan karena ini bukanlah sebuah peristiwa spontanitas.
Ritual ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan terencana. Harus diingat bahwa
perminyakan merupakan upacara yang hanya dilakukan oleh seorang raja dan
Messiah yang sah, yang artinya ‘Yang Diminyaki’. Ritual ini menyatakan bahwa
Yesus telah menjadi seorang Messiah yang asli karena ia telah menjalani upacara
perminyakan. Lalu wanita yang melakukan ritual tersebut tidak mungkin seorang
wanita biasa.32
Setelah masa penyebaran ajaran Yesus, Magdalena bukanlah wanita biasa.
Dalam Injil Kaum Gnostik, nama ‘Magdalena’ selalu berada di depan para wanita
pengikut Yesus, seperti Simon Peter mengepalai murid-murid lelaki. Dan tentu
saja, Magdalena adalah saksi pertama yang mengetahui makam kosong setelah
peristiwa penyaliban. Yesus memperlihatkan kebangkitannya hanya kepada
Magdalena saja.33
Dalam seluruh Alkitab, Yesus memperlakukan Magdalena dengan cara khas.
Perlakuan seperti itu mungkin saja menimbulkan kecemburuan diantara para
murid. Tampak jelas pada catatan tradisi terakhir, latar belakang Magdalena
cukup gelap akibat rekaman sejarah yang didasari rasa cemburu. Gambaran
Magdalena sebagai seorang wanita tuna susila merupakan cara yang berlebihan
untuk balas dendam. Mereka terus menerus menuduh reputasi seorang wanita
32
Henry Lincoln, Holy Blood Holy Grail, (Jakarta: Cahaya Insani Suci, 2006, Cet. Ke-1),
33
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 344
h. 421
yang hubungannya dengan Yesus lebih dekat dari yang lainnya sehingga
menimbulkan rasa iri.34
Ketika seorang pemeluk agama Kristen, baik dulu maupun yang sekarang
merasa tidak senang dengan hubungan khusus antara Magdalena dan Yesuspemimpin spritual mereka, kemungkinan besar mereka akan menghilangkan jati
diri wanita tersebut dari mata anak-cucunya.
Apa pun status Magdalena di dalam Alkitab, dia bukan satu-satunya wanita
yang (mungkin) merupakan istri Yesus. Ada sebuah nama lagi yang sering
muncul dalam Injil, namanya Maria dari Bethani-saudara wanita Martha dan
Lazarus.35
Injil Yohanes menyatakan bahwa ketika Lazarus sakit, saat itu Yesus sedang
tidak berada di Bethani selama beberapa hari dan tinggal bersama muridmuridnya di Yordania. Ketika mendengar apa yang terjadi, ia menunda
keberangkatannya selama dua hari-sebuah reaksi yang membuat penasaran.
Ketika ia tiba di sana, Martha bergegas menyambutnya dengan tangisan. “Tuan,
jika anda ada di sini, saudara lelakiku tidak akan mati, (Yohanes 11-2). Ini
sungguh mengherankan. Mengapa kehadiran Yesus dapat mencegah kematian
seseorang?. Menariknya, hanya martha sendirian yang menyambut kedatangan
Yesus, sedangkan Maria sedang duduk di dalam rumah dan tidak keluar hingga
Yesus memerintahkannya.
Tetapi, mengapa ia menemani Martha dan bergegas menyambut Yesus?
Cukup masuk akal bagi Maria untuk duduk di dalam rumah ketika Yesus tiba di
34
35
Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 343
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 338
Bethani. Sesuai dengan kebiasaan Yahudi, dia akan duduk Shiveh-duduk berduka.
Menurut kebiasaan orang-orang Yahudi, sesuai dengan hukum pada zaman itu,
seorang wanita yang sedang duduk Shiveh’ dilarang untuk keluar rumah kecuali
untuk menyambut suaminya. Dalam kejadian itu, Yesus dan Maria dari Bethani
bersikap layaknya suami istri yang taat dengan tradisi Yahudi.
Fakta-fakta tentang kemungkinan bahwa Maria Bethani adalah istri Yesus
terpapar pula dalam Injil Lukas : “Sekarang sudah berlalu, namun ketika mereka
pergi dan ia memasuki sebuah desa tertentu, seorang wanita bernama Martha
menerima kunjungan Yesus dalam rumahnya. Martha memiliki seorang saudara
wanita, yang juga duduk di kaki Yesus, dan mendengarkan kata-katanya. Tetapi
martha mengeluh tentang pelayanan yang terlalu banyak, dan mendatanginya, lalu
berkata, ‘Tuan, apakah kau tidak peduli bahwa saudara wanitaku membiarkan aku
melayani sendirian? Karena itu mintalah dia untuk membantuku,’ Dan Yesus
menjawab, serta berkata padanya, ‘Martha, Martha kau waspada dan bingung
tentang banyak hal. Tetapi satu hal dibutuhkan : dan Maria telah memilih bagian
yang baik itu, yang tidak akan diambil darinya.’ (Lukas 10:38-42).36
Tampaknya Yesus menggunakan semacam kewenangan terhadap Maria.
Dari jawaban yang Yesus Berikan, tidak diragukan lagi untuk menafsirkan bahwa
jawaban itu merupakan kiasan untuk sebuah pernikahan. Jelaslah bahwa Maria
dari Bethani merupakan murid yang sama setianya seperti Magdalena.
Jadi kesimpulannya adalah : Magdalena dikenali sebagai Maria Bethani.
Magdalena juga dikenali sebagai wanita yang melakukan ritual peminyakan
36
Henry Lincoln, Holy Blood Holy Grail, h. 424
terhadap Yesus. Injil Yohanes menyatakan wanita yang melakukan ritual
peminyakan terhadap Yesus adalah Maria Bethani. 37
Yohanes menjelaskan dalam Injilnya : “Saat ini, seorang lelaki bernama
Lazarus sedang sakit. Ia berasal dari Bethani, sebuah kota tempat tinggal Maria
dan saudara wanitanya, Martha. (Maria itu adalah adik dari Lazarus yang sedang
sakit, dan ia melakukan ritual peminyakan terhadap Yesus (Lord), dengan obat
salep, dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya). (Yohanes 11:1-20.
Lalu enam hari sebelum paskah, Yesus tiba di Bethani tempat Lazarus
meninggal yang kemudian bangkit dari kematiannya. Di sana mereka
menjamunya dengan makan malam, dan Martha melayani. Tetapi Lazarus ada di
antara mereka yang duduk di meja. Kemudian Maria mengambil satu pon salep
yang harum, sangat mahal, kemudian meminyaki kaki Yesus, lalu menyeka
kakinya dengan rambutnya, sehingga rumah penuh dengan aroma salep. (Yohanes
12:1-3).
Maka jelaslah bahwa Maria Bethani dan wanita yang melakukan ritual
perminyakan terhadap Yesus adalah wanita yang sama. Jika Yesus memang
menikah, jelaslah hanya ada satu calon untuk istrinya-seorang wanita yang
muncul berulang-ulang dalam Alkitab walau dengan nama yang berbeda-beda dan
dengan peran yang berbeda juga.38
2.
Jati Diri Anak Yesus
Apakah ada bukti dalam Alkitab bahwa Yesus memiliki anak?
37
Martin Lunn, Da Vinci Code Decoded, Menguak Kebenaran di Balik Fiksi Da Vinci
Code, (Jakarta: Tamacon Alia Utama, 2005, Cet. Ke-1), h.156
38
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 338
Tidak jelas apakah Yesus memiliki anak atau tidak, akan tetapi para rabbi
diharapkan untuk memiliki anak. Jika Yesus seorang rabbi, maka akan tampak
aneh jika ia tidak memiliki anak. Argumen ini tidak menyatakan sebuah fakta
positif.39
Para cendikiawan modern tidak yakin tentang asal kata dan arti ‘Barabbas.’
‘Yesus Barabbas’ mungkin sebuah permainan kata dari ‘Yesus Barabi’ yang
merupakan gelar rabi tertinggi dan yang paling terhormat serta diletakkan di
belakang nama yang diberikan. Mungkin nama ‘Yesus Barabi’ (Yesus, putra
Rabbi). Tapi, tak ada catatan di mana pun yang menjelaskan bahwa ayah Yesus
adalah seorang rabi. Jika Yesus memiliki seorang putra dan diberi nama seperti
namanya, putranya itu memang akan bernama ‘Yesus bar Rabbi.’ Kemungkinan
demi kemungkinan terus muncul. ‘Yerus Barabbas’ mungkin juga berasal dari
‘Yesus bar Abba,’ karena ‘Abba”artinya ayah dalam bahasa Ibrani. ‘Barabbas’
berarti’putra seorang ayah, yang merupakan bentuk kata penanda betapa
istimewanya sang ayah. Jika sang ayah benar-benar’Ayah yang di Surga’, maka
Barabbas boleh jadi lagi merujuk pada Yesus sendiri. Namun, jika Yesus sendiri
adalah seorang ayah, maka Barabbas berarti nama putra Yesus.40
Apa pun artinya dan asal kata nama tersebut, sosok Barabbas benar-benar
membuat penasaran. Pertama-tama, nama Barabbas seperti juga Magdalena telah
dengan sengaja disembunyikan dan diberi label negatif. Barabbas digambarkan
39
40
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 332
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 353
sebagai seorang pencuri. Tetapi, jika Barabbas seperti yang dinyatakan oleh
namanya, tentunya bukanlah seorang pencuri biasa.41
Lalu, mengapa namanya harus digelapkan? Kecuali jika sosok itu memang
seseorang yang disembunyikan oleh penyuting Perjanjian Baru, agar tidak
diketahui anak cucu.
Masuk akal jika Barabbas adalah putra Yesus. Dipercaya bahwa Yesus
dilahirkan sekitar tahun 6 M. peristiwa penyaliban terjadi tidak lebih dari tahun 36
M, dan itu berarti Yesus berusia sekitar 42 tahun. Tetapi kalaupun ia meninggal
dunia di usia 33 tahun, ia masih mungkin memiliki seorang putra. Sesuai dengan
kebiasaan saat itu, ia menikah pada usia 16 atau 17 tahun. Namun kalaupun ia
tidak menikah hingga ia berusia 20 tahun, ia masih mungkin memiliki seorang
putra yang berusia 13 tahun, yang menurut kebiasaan Yudais, telah dianggap
menjadi seorang lelaki. Kemungkinan masih ada anak-anak lainnya. Anak-anak
tersebut mungkin berada dalam kandungan ibunya saat peristiwa penyaliban.42
3. Jati Diri Saudara Ipar Yesus
Jika Magdalena dan Maria Bethani adalah wanita yang sama, dan jika wanita
itu adalah istri Yesus, maka Lazarus adalah saudara ipar Yesus. Apakah ada fakta
dalam Alkitab yang menyatakan bahwa ia menikmati kedudukan tersebut?
Lazarus tidak muncul dalam Injil Lukas, Matius maupun Markus-walau
peristiwa ‘bangkit dari kematian’ sempat mengisi catatan Markus sebelum
dihilangkan. Lazarus dikenal anak-cucu umat Kristen dan umum, hanya melalui
41
42
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 338
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 353
Injil Ke-4 milik Yohanes. Injil Yohanes juga memuat bukti-bukti bahwa Lazarus
menikmati perlakuan khusus dari Yesus, dan ia tidak termasuk’ bangkit dari
kematian’. Lazarus tampak akrab dengan Yesus daripada muris-murid lainnya.
Namun, Alkitab tidak memasukkan dirinya di antara para murid Yesus.43
Tidak seperti para murid lainnya, Lazarus mengalami banyak ancaman.
Menurut Injil Yohanes, ketika kepala pendeta ingin membunuh Yesus, ia juga
menginginkan Lazarus (Yohanes 12:10). Lazarus tampak melakukan kegiatan atas
nama Yesus, lebih banyak dibandingkan dengan apa yang dikerjakan murid-murid
lainnya. Menurut teori hal itu sudah dapat menyatakan bahwa dirinya adalah
seorang murid Yesus juga, namun ia tetap tidak dinyatakan seperti itu. Ia juga
tidak hadir dalam peristiwa Penyaliban-ini sebuah tindakan yang memperlihatkan
betapa ia tidak tahu berterimakasih padahal Yesus telah membangkitkannya dari
kematian.44
Tampaknya Lazarus telah memulai ritus inisiasi, dan menjalani secara
tradisional. Jauh sebelum Yesus datang ke Bethani, Lazarus mulai menjalani
semacam ritus untuk memberi simbol terhadap kebangkitan kembali dan kelahiran
kembali. Dalam hal ini, keinginan murid-murid untuk ‘mati bersamanya’ menjadi
sangat dapat dipahami. Maria dan Martha pun bingung. Tetapi, mungkin mereka
hanya salah tanggap tentang ritual inisiasi tersebut. Atau mungkin hanya salah
dalam pelaksanaan ritual inisiasi-sesuatu yang tidak semestinya terjadi.
Jika kejadian Lazarus memang merupakan sebuah ritual inisiasi, ia jelas
menerima perlakuan yang khusus. Ia diinisiasi di hadapan para murid lainnya
43
44
www.thedavincicode, diakses tanggal 5-Mei 2008
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 355
yang memandang iri terhadap hak khususnya. Tetapi, mengapa ia harus
mengalami peristiwa yang sangat diinginkan murid-murid lain untuk juga ikut
bersamanya?
Mengapa kelompok mistis bid’ah seperti Carpocratian sangat
mempersoalkan hal itu? Dan mengapa keseluruhan episode itu dihilangkan dari
Injil Markus? Mungkinkah karena Lazarus memiliki hubungan khusus dengan
Yesus? Yaitu sebagai saudara ipar lelaki.
Ketika Yesus kembali ke Bethani dan menangis karena kematian Lazarus,
para penonton menyerukan kata-kata si pembawa berita: ‘Lihatlah betapa ia
mencintainya,
(Yohanes
11-36).
Pada
Jamuan
Malam
Terakhir,
ia
memperlihatkan kedekatannya dengan Yesus, dan hanya kepadanyalah Yesus
menceritakan bahwa sebuah pengkhianatan akan terjadi : “Sekarang salah satu
murid Yesus menyandarkan dirinya pada dadanya, muridnya yang dikasihi Yesus.
Simon Peter karena itu menunduk padanya, sehingga ia harus bertanya dengan
siapa ia berbicara. Ia kemudian bersandar pada dada Yesus dan berkata padanya,
‘Tuan, siapa itu? Yesus menjawab, ‘Dialah, yang akan kuberi suapan ketika aku
telah mencelupkannya. Dan ketika ia telah mencelupkan suapan itu, ia
memberikannya pada Yudas Iskariot, putra Simon. (Yohanes 13:23-26).45
Siapakah murid terkasih itu? Segala fakta menyatakan bahwa ia sebenarnya
adalah Lazarus-ia yang dicintai Yesus. Tampaknya, Lazarus dan murid terkasih
merupakan orang yang sama, dan Lazarus adalah jati diri Yohanes yang
sesungguhnya.
45
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 344
Menurut Prof. william Brownlee, seorang cendikiawan biblikal yang
terkemuka dan salah satu dari yang terahli di bidang Dead Sea Scrolls (Gulungan
Laut Mati), berkata : ‘Berangkat dari fakta-fakta dalam Injil Yohanes,
kesimpulannya bahwa Lazarus terkasih itu adalah Lazarus dari Bethani.46
Jika Lazarus dan murid terkasih adalah orang yang sama, hal itu akan
menjelaskan sejumlah kejanggalan. Pertama, akan memecahkan misteri hilangnya
Lazarus dari catatan Alkitab, lalu ketakhadirannya pada peristiwa Penyaliban. Jika
Lazarus dan murid terkasih adalah satu orang yang sama. Lazarus hadir pada
peristiwa Penyaliban. Dan Yesus memercayakan perawatan ibunya kepada
Lazarus. Berikut adalah petikan dari Injil Yohanes saat Yesus berpesan pada
Lazarus, layaknya seorang lelaki terhadap saudara ipar lelakinya : “Ketika Yesus
melihat ibunya, dan murid yang berdiri di samping, yang dicintainya, ia berkata
pada ibunya. ‘Wanita, lihatlah putramu!” Lalu ia berkata pada muridnya, Lihatlah
ibumu, dan sejak saat itu murid tersebut membawa wanita itu ke dalam rumahnya
sendiri. (Yohanes 19:26-27).
Kata terakhir dari kutipan itu merupakan pembuka rahasia. Ketika muridmurid lain telah meninggalkan rumah mereka di Galilee dan mereka tidak lagi
memiliki rumah, Lazarus masih memiliki rumah-rumah yang bagus di Bethani,
tempat Yesus biasa tinggal di sana juga.
D. Ritual Pernikahan Yesus Dalam Da Vinci Code
46
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti.
Peraturan yang mengatur pernikahan di lingkungan dinasti, seperti yang
dilakukan oleh Yesus, pasti berbeda jauh dengan peraturan yang diikuti oleh
rakyat Yahudi biasa. Satu-satunya alasan yang mengijinkan hubungan seks terjadi
adalah untuk menjadi seorang ayah. 47
Segala tatacara pernikahan/hubungan seks diatur dengan ketat. Laurence
Gardner membahas topik itu dengan seksama dalam Blood of the Holy Grail.48
Ada satu masa bertunangan selama tiga bulan dan hari pertama pernikahan
dengan upacara perminyakan terjadi dalam bulan September. Hal tersebut
menandai awal masa berpasangan. Namun, hubungan seksual baru boleh terjadi
setelah pertengahan pertama bulan Desember tahun itu. Penundaan itu
dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa si bayi akan lahir pada bulan September
mendatang, yaitu bulan perdamaian (Atonement). Jika hubungan itu menghasilkan
kehamilan, hubungan seksual hanya dapat dilanjutkan pada bulan Desember
mendatang. Hingga hari pernikahan kedua, perempuan itu dianggap sebagai
alama, yang artinya “perempuan muda “. Kata itu tidak memiliki konotasi
seksual. Kata itu ditafsirkan sebagai “perawan”, artinya adalah “virgo intacto’
(perawan terlengkap); jelas ini arti yang benar. 49
Pada waktu pernikahan kedua, yaitu pada bulan Maret, pengantin perempuan
sudah dalam keadaan hamil tiga bulan. Alasan penundaan selama tiga bulan itu
adalah untuk melihat kemungkinan adanya keguguran kehamilan. Juga berarti,
sang suami bisa saja mengundurkan diri dari pernikahan jika ternyata sang istri
47
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 356
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 352
49
Martin, Lunn, Da Vinci Code De Coded, h. 154
48
terbukti tidak subur. Pada bulan selain bulan Desember, saat hubungan seksual
diijinkan, pasangan tersebut hidup terpisah.
Pada saat mereka hidup terpisah, sang istri dianggap sebagai seorang janda
yang artinya ada di satu tingkat lebih rendah dari alamah. Perempuan itu diminta
untuk berduka bagi suaminya, hal ini dijelaskan pada Luke 7:38 “ketika istri
berdiri di belakang suaminya, sambil menagis, dan mulai membasuh kaki
suaminya dengan air matanya.” Jika Kristus telah ada dalam perut ibunya dalam
masa Maria “menjanda”itu (dan tampaknya Maria sudah hamil Kristus ketika
pernikahannya dengan Joseph belum sempurna) sehingga membuat Kristus adalah
purta dari seorang janda.50
Salah satu dari minyak yang digunakan dalam ritual pernikahan adalah
minyak Spikenard,51 yang oleh Maria Magdalena untuk meminyaki Yesus. Maria
Magdalena meminyaki kepala Yesus di rumah Simon Zelotes, yang lebih dikenal
sebagai Lazarus. Pada bulan Juni, 30 M. Maria Magdalena meminyaki kaki Yesus
dengan minyak wangi Spikenard dalam pesta pernikahan di Cana.
Jhon tidak menyebutkan adanya pernikahan sesungguhnya di Cana, dia
hanya mengatakan ada pesta. Di antara para tamu ada para murid dan pengikut
Gentiles yang “belum bersih.” Tampak jelas bahwa memang Yesus lah pengantin
prianya dalam pesta tersebut. Ketika keributan yang terjadi karena arak anggur
Komuni, ibunda Yesus mengatakan kepada pelayan-pelayan melakukan apa saja
yang diperintahkan Yesus.
50
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 353
Spikenard adalah tumbuhan bunga dari keluarga Valerian yang tumbuh di sekitar
Himalaya, India dan Nepal. Tumbuhan bunga ini bisa menjdi essensial karena harum dan
kekuatan sedativenya untuk insomnia dan obat-obatan herbal.
51
Sebenarnya para tamu tidak boleh membuat keributan. Upacara yang
sebenarnya akan berlangsung pada bulan September yang mendatang. Maria
Magdalena kembali meminyaki kaki Yesus pada bulan Maret, 33 M, dan
menyekanya hingga kering dengan menggunakan rambutnya. Satu-satunya orang
yang diijinkan melakukan perminyakan dengan Spikenard adalah istri Messiah
dan satu-satunya waktu yang diijinkan adalah pada waktu upacara-upacara
pernikahan pertama dan kedua.
Para raja Mesir diijinkan untuk menikahi saudara perempuan mereka. Raja
Yudah tidak mengikuti tata cara tersebut tetapi menganggap bahwa penerus tahta
akan jatuh pada garis keturunan perempuan. Jhon the Baptist adalah Zadok dari
garis keturunan lelaki dan para istri dari garis itu selalu mendapatkan gelar
Elisheba (Elizabeth). Para istri dari dinasti Davidic, mendapat gelar Mary. Hal itu
menjelaskan mengapa ibunda Yesus dan istrinya dipanggil Maria.
Dalam salah satu Injil Gnostik, yaitu Injil Philip, yang ditekan oleh Gereja
Kristen dan yang dalam Da Vinci Code dianggap oleh Sir Leigh Teabing, (yang
mana Teabing adalah sebuah anagram) sebagai “ titik terbaik untuk memulai,”
dimana dijelaskan tentang kasih sayang antara Maria Magdalena dan Yesus.52
Dan Brown mengulanginya untuk kita dalam Da Vinci Code: “ Dan
pasangan dari sang Penyelamat adalah Maria Magdalena. Tetapi Kristus
mencintainya lebih dari mencintai para muridnya yang lain. Dan dia sering
mencium mulutnya.53
52
53
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 340
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 343
Para murid lainnya merasa tersinggung karenanya dan menyatakannya.
Mereka mengatakannya pada Yesus, “mengapa Anda mencintainya lebih dari
Anda mencintai kami? Sang Penyelamat menjawab dan berkata pada mereka,
“Mengapa aku tidak mencintainya? Misteri pernikahan itu sangat hebat-karena
tampaknya dunia tidak akan pernah ada. Sekarang keberadaan dunia tergantung
pada lelaki dan keberadaan lelaki tergantung pada pernikahan.54
Mencium di mulut adalah tindakan yang hanya boleh dilakukan bagi orang
yang sudah menikah. Dan Brown dalam Da Vinci Code, tidak menyebutkan apa
yang tertera di dalam Injil Thomas, ketika Peter berkata, “perempuan tidak senilai
dengan kehidupan.” Dan Yesus menjawab, “aku sendiri akan memimpinnya
untuk menjadi lelaki. Karena setiap perempuan yang akan mengubah dirinya
menjadi lelaki akan masuk ke Kerajaan Surga. 55
54
55
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 341
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 343
BAB III
RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN TENTANG PERNIKAHAN
YESUS DALAM DA VINCI CODE
A.
Darrel L. Bock.
Darrel L Bock adalah seorang sarjana muda jurusan kajian Injil Perjanjian
Baru dan professor peneliti dari Dallas Universitas Theologi Amerika Serikat.
Bock mendapatkan gelar PhD dari Universitas Skotlandia Aberdeen.
Karyanya termasuk karangan tentang penghujatan dan pengagungan Tuhan
ada dalam koleksinya Judaisme and The Final Examination of Jesus.
Bock adalah mantan ketua dari Evangelical Theologi Society. Saat ini beliau
adalah editor dari majalah Christianty Today, dan sering mempublikasikan artikel
di Los Angeles Time dan surat kabar pagi Dallas Morning News.
Bock lebih dikenal akhir-akhir ini dengan karyanya yang berkaitan dengan
buku The Da Vinci Code karya Dan Brown. Dalam merespons implikasi teologi
buku tersebut, Bock menulis ”Breaking The Da Vinci Code” dan bukunya
menentang sejarah yang berhubungan dengan kitab Injil dengan berbagai macam
pandangan-pandangan yang dikemukakan dalam The Da Vinci Code khususnya
pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena.56
Bock juga banyak menulis artikel pada Beliefnet.com dan Christianity
Today.Com. Buku karangan Bock yang terbaru adalah The Missing Gospel yang
membantah Existensi dan Legitimasi kaum Kristen ortodok yang tidak resmi
menurut UU gereja dengan ajaran dan kepercayaannya.
56
http://groups.google,co,id. diakses tanggal 9-Juni 2008.
Darrel L. Bock berpendapat, bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus
dengan seorang wanita yang bernama Maria Magdalena dibuat dengan sembrono.
Bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan suatu kejadian dalam suatu teks
sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan bahasa dari teks tersebut, apalagi
mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang berusia ribuan tahun tentunya secara
logika dapat mengalami diversi bahasa semenjak Kitab tersebut ditulis dalam
bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin, dan kemudian
kedalam bahasa Inggris / Perancis yang merupakan bahasa terjemahan yang
dipakai oleh Dan Brown.
Selain kesimpulan mengenai pernikahan Yesus, Dan Brown juga membuat
kesimpulan lain yang sangat kontroversial, dimana dikatakan bahwa dinasti
Merovingian adalah merupakan dinasti kerurunan dari pasangan Yesus dan Maria
Magdalena. Beberapa saat setelah Yesus disalib, beberapa murid yang setia pada
Yesus kemudian melarikan Maria Magdalena yang pada saat itu juga membawa
anak dari hasil perkawinannya dengan Yesus keluar dari Jerusalem. Setelah
singgah di beberapa tempat, Maria Magdalena (dalam buku tersebut tidaklah jelas
apakah Maria Magdalena sendiri ataukah keturunannya) kemudian menetap di
daerah Languedoc, Perancis Selatan terutama daerah Languedoc yang termasuk
juga desa yang bernama Rennes Ie Chateau merupakan wilayah yang menjadi
awal dari penelitian Dan Brown.57
Dikisahkan kemudian setelah keturunan Maria Magdalena bercampur dengan
masyarakat sekitar dan kemudian mereka juga menyebarkan populasi hingga
57
Dan Brown, The Da Vinci Code, Terj. Isma koesalamwardi, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta, 2004, Cet. Ke-1), h. 353
sampai ke daerah Viking, Germania, Visigoth, dan lainnya, mereka kemudian
mendirikan sebuah kerajaan serta mendirikan dinasti yang bernama dinasti
Merovingian. Pendiri dinasti Merovingian oleh keturunan Maria Magdalena (dan
juga Yesus) ini menjelaskan mengapa raja-raja dari dinasti Merovingian
diperlakukan sebagaimana layaknya raja-pendeta, seorang Raja Suci yang tidak
hanya bertindak selaku simbol negara tetapi bertindak selaku pemimpin rohani
dari rakyatnya.58
Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan Dan Brown mengenai sejarah
Yesus, khususnya mengenai apakah Yesus pernah menikah atau tidak; terhadap
pribadi Yesus sendiri Dr. Darrel L. Bock mengambil sikap berikut:
1. Yesus / Isa adalah seseorang yang membawa pesan-pesan suci Tuhan sang
maha penguasa alam ke bumi, dan itu menjadikan ia suci terlepas dari
fakta apakah ia pernah menikah ataupun tidak.
2. Kesucian Yesus / Isa harusnya dijadikan teladan bagi umat Kristen yang
mempercayai keberadaan Yesus / Isa, bukannya justru dijadikan untuk
memperuncing perbedaan antara umat yang percaya dengan keberadaan
tersebut.
B.
Erwin Lutzer.
Erwin Lutzer lahir 3 Oktober 1941 di Satkatchewan Canada. Ia putra kelima
dari pasangan Gustav dan Wanda Lutzer. Ia lulusan dari Winnipeg Bible
Universitas dan Universitas Dallas Texas, dan ia lulus pada tahun 1967. Sekarang
58
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 359
Erwin Lutzer menjabat sebagai Pastor Senior Moody Church di Chicago Amerika
Serikat.
Erwin Lutzer berpendapat bahwa salah satu sumber yang dipakai Dan Brown
dalam menulis buku The Da Vinci Code adalah buku Holy Blood-Holy Grail
karya Lincoln.
Yang paling menggemparkan dari buku itu adalah pertanyaan-pertanyaan di
seputar kehidupan Yesus, seperti apakah Yesus menikah dan punya anak, apakah
Maria Magdalena adalah istri Yesus, apakah keturunan Yesus masih ada sampai
sekarang?
Seperti pertanyaan : Apakah Yesus menikah? Asumsi awal yang dipakai oleh
Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan seorang Nabi dan juga Guru
(Rabbi), sedangkan dalam hukum Yahudi, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda Yahudi untuk
menikah jika telah menginjak usia akil balig. Dan juga ada hukum Yahudi yang
tertulis yang mengatakan bahwa seorang baru bisa menjadi rabbi ( Guru ) jika
telah menikah. ”Dari perspektf ini, Yesus haruslah menikah”.59
Di pihak lain, Alkitab dan sumber-sumber lain tidak secara ekplisit
menyatakan bahwa Yesus menikah. Sumber lain dari kitab Apokrifa ( kitab-kitab
yang dibuang ) juga secara implisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Lalu
dikatakan juga bahwa istri Yesus adalah Maria Magdalena. Magdalena yang
digambarkan dalam Alkitab sebagai perempuan yang meminyaki kaki Yesus dan
ikut menyaksikan kematian Yesus di kayu salib, serta perempuan pertama yang
59
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 340
datang di kubur Yesus, telah digambarkan secara salah oleh gereja selama ribuan
tahun dengan menyatakan sebagai pelacur.
Magdalena menikah dengan Yesus dan mempunyai keturunan. Setelah
kematian Yesus, Magdalena dengan disertai oleh pengikut Yesus melarikan diri
ke Perancis bagian selatan ( Gaul ) yang telah lama dihuni oleh pemukim Yahudi.
Disitulah keturunan Yesus menyebar, berketurunan dan mempunyai hubungan
dengan Dinasti Merovingian yang menjadi Raja Franks pada abad ke-6-7 M. Holy
Grail adalah simbolisasi dari keturunan Yesus dan bukanlah Piala Perjamuan jika
diartikan secara harfiah.60
Apakah cerita itu benar ? Dan Brown menggunakan cara pengungkapan fakta
yang cukup kuat. Ia menggunakan berbagai macam bukti dan fakta dari tulisantulisan dan dokumen-dokumen abad pertengahan serta berburu informasi ke
sumber-sumber sejarawan maupun pelaku peristiwa yang dapat dipercaya.
Kelemahan terbesar justru di salah satu pernyataan Dan Brown: ”Alkitab
( Perjanjian Baru ) adalah buku yang telah diubah, diganti, dan diedit ulang sesuai
dengan kebutuhan pihak gereja saat itu, sehingga Alkitab tidak lagi menjadi
sumber yang terpercaya dalam mengungkapkan cerita dibalik kehidupan Yesus.61
Kekuatan buku The Da Vinci Code adalah Dan Brown tidak mengambil
kesimpulan tetapi mengatakan adanya suatu hipotesa. Bahwa hipotesa itu belum
teruji benar dan masih dikaitkan dalam hubungan yang belum kuat adalah masalah
lain, dan juga sumber dari kekurangan bagi siapapun yang meneliti tentang
sejarah Yesus.
60
61
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 349
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 321
Apakah hipotesa dalam buku The Da Vinci Code mempengaruhi iman
seseorang ( orang Kristen, khususnya ) ? Bagi Erwin Lutzen tidak menjadi
masalah. Pembuktian sejarah berada di posisi berseberangan dengan posisi iman.
Pembuktian bahwa Yesus menikah dan mempunyai anak tidak menafikan iman
orang Kristen. Tentunya ada yang ditakuti dalam buku itu, dan reaksi berlebihan
dari pihak gereja dan agamis justru membuat fakta yang telah ada menjadi
terdistorsi.
C.
Martin Lunn.
Martin Lunn dikenal sebagai seorang peneliti ahli masalah keturunan Davidic
dan isu-isu lain yang dikenalkan oleh The Da Vinci Code. Lulusan dari program
Master Sejarah dan jurnalisme ini pernah hidup di sepanjang daerah Timur
Tengah, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, namun berdomisili di
Barcelona. Dia juga seorang pimpinan besar ( Grand Master ) dari kelompok
masyarakat naga ( The Dragon Society ) yang didirikan oleh King Sigismund dari
Hungaria, tahun 1408.62
Martin Lunn berpendapat, bahwa Gereja Roma Katolik
merasa disoroti
karena The Da Vinci Code-dan nampak tak senang dengan sorotan mata kritis itu.
Pihak gereja telah membela keyakinan para pengikutnya selama 2000 tahun dan
dengan senang hati mengetahui bahwa keimanan mereka itu berjalan tanpa bukti.
Agama Kristen tak mampu meyakinkan dengan berbagai macam bukti yang
bisa mempertahankan pengikutnya dan lebih dari yang akhir abad suguhkan untuk
62
Martin Lunn. Da Vinci Code De Coded, Menguak Kebenaran di Balik Fiksi Da Vinci
Code. Jakarta: Cahaya Insan Suci, 2005, Cet. Ke-1). h. 152
membelanya di depan aneka penemuan ilmiah; yang ia berharap bahwa penemuan
itu berhenti.
Novel The Da Vinci Code adalah sebuah novel yang sukses bukan karena
kejujuran yang mengikat, tapi karena alur cerita pembunuhnya, juga karena Dan
Brown telah menstimulus pembacanya untuk melihat “kebenaran” yang telah
lama diterima ( familiar truths ) ke dalam kebenaran yang tidak familier
(nfamiliar ligtht).63
Dalam melakukannya ia telah merangsang pembaca untuk menambah
pengetahuan tentang hal itu dan juga membuat ketidakpuasan untuk selalu
mencari tahu apa yang terjadi dia akhir novel. Beberapa dari kita mengira bahwa
ada semacam proses pengurangan selama dua dekade terakhir ini yang
mengarahkan manusia pada hal pembukaan rahasia rohani ( spiritual revelation ).
Pekerjaan semacam ini pernah dilakukan oleh film-film fiksi ilmiah seperti
film trilogi Matrix dan hal-hal populer sebagai bagian dari fenomena esoterik
semacam UFO dan garis panen nazca. Novel subversif milik Dan Brown-The Da
Vinci Code ini telah menyumbangkan banyak kepada perubahan yang telah terjadi
di dunia ini.64
Kontoversi The Da Vinci Code, karya Dan Brown yang terbit 2003, kini
disusul film dengan judul serupa; adaptasi dari novel tersebut, film The Da Vinci
Code diputar serentak di seluruh dunia. Bagi sebagian umat Kristen, khususnya
kalangan Katolik, inilah karangan fiksi dan film paling menggemaskan dan
mungkin saja menggoncang iman ( tentu bagi yang lemah imannya ).
63
64
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti
Heboh The Da Vinci Code memang terkait beberapa gambaran tentang aspek
mendasar keyakinan Kristen. Novel dan film tersebut memuat gagasan-gagasan
kurang lazim dan tidak dianut arus utama teologi kekristenan. Misalnya, di situ
digemakan bahwa Yesus atau Isa Almasih bukanlah Tuhan, melainkan seorang
manusia. Sebelum abad keempat, Yesus hanya dianggap manusia, namun Kaisar
Imperium Romawi kala itu, Konstantin, mendewakan-Nya sesuai keyakinan
lamanya yang paganis.65
Yang tak kalah menegangkan, Yesus juga diceritakan telah menikahi Maria
Magdalena yang kemudian mengandung dan melahirkan anak-Nya. Karena itu,
Magdalena mestinya mendapat penghormatan lebih. Sampai saat ini,masih dalam
alur fiksi Brown, garis keturunan Yesus dari Magdalena masih eksis di Eropa.
Imajinasi Brown masih melambung, bermain antara fakta dan fiksi. Alkisah
sampai saat ini, komunitas bawah tanah Biarawan Sion masih mengagungkan
sosok Magdalena dan berusaha menjaga kebenaran yang misterius itu. Selama
berabad-abad, Gereja Katolik berusaha menutupi “kebenaran” itu, bahkan tak
segan-segan membunuh orang-orang yang berusaha mengungkapnya.66
D. Angelo Amato.
Angelo Amato adalah seorang pendeta yang mulia dan agung. Beliau lahir
pada tanggal 8 Juni 1938, sekarang ini beliau menjadi Sekretaris dari Kongregasi
Doktrin dan Keimanan Vatikan setelah penunjukan oleh Pope John Paul II pada
65
66
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 324
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 356
19 Desember 2002. Saat ini beliau melayani Gereja Joseph Ratzinger yang
dipimpin oleh Pope Benedict XVI pada tahun 2005.
Setelah Angelo Amato menyelesaikan masa percobaan di Salesian High
School, beliau meneruskan Studi Philosophy dan Theologi di Roma. Beliau
dinobatkan sebagai pendeta pada tanggal 22 Desember 1967, dan menjadi bagian
dari Salesian Of Saint John Bosco. Kemudian meneruskan studinya di Universitas
Salesian dengan spesialisasi pada Kristologi, pada tahun 1972 ia menjadi asisten
pengajar pada Universitas tersebut.
Pada tahun 1974 beliau memperoleh gelar Doktor dengan disertasinya” The
Pronouncement Tridentine On The Need For Sacramental Confession in The
Canons 6-9 session XIV.
Angelo
Amato
berpendapat,
bahwa
buku
The
Da
Vinci
Code
menjungkirbalikkan pemahaman mapan Gereja Katolik.
Berikut beberapa diantaranya :
1. Perempuan di Jamuan Terakhir
Tidak semua yang duduk di meja dalam Perjamuan Terakhir adalah lakilaki. Satu dari tiga belas orang dalam lukisan tersohor The Last Supper
karya Leonardo Da Vinci adalah perempuan, yaitu maria Magdalena.
Maria duduk tepat di sisi kanan Yesus. Maria adalah sosok Yahudi ningrat
dari klan Benjamin yang tidak lain adalah istri Yesus.67
2. Maria Pewaris Gereja
67
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 336
Pada Perjamuan Terakhir, Yesus telah menduga akan ditangkap dan
disalib. Maka ia memberi Maria intruksi bagaimana melanjutkan
Gerejanya. Yang diberi petunjuk adalah Maria, bukan Peter, Peter tidak
puas karena dinomorduakan di bawah perempuan. Dalam lukisan Da
Vinci, Peter mencondongkan tubuh ke arah Maria seolah mengancam.68
3. Cawan Suci adalah Maria
Cawan suci adalah kiasan untuk Maria Magdalena, perempuan yang
mewadahi darah Yesus, mengandung keturunan Yesus Kristus. Dalam diri
Maria mengalir tiga kekuatan luar biasa. Kekuatan sebagai pengemban
titak Yesus untuk mengemban ajarannya, kekuatan sebagai istri yang
mengandung anak Yesus, dan kekuatan sebagai keturunan raja Yahudi.
Gereja, untuk membela diri dari kekuatan Magdalena, mengabadikan
profil Magdalena
sebagai pelacur
dan menguburkan
bukti-bukti
pernikahan Kristus dengan perempuan ini. Gereja menghancurkan segala
kemungkinan Yesus kawin dan mempunyai keturunan.69
4. Anak cucu Yesus ada di Perancis
Maria Magdalena hamil saat penyaliban Yesus. Untuk keamanan Maria
tidak punya pilihan lain kecuali melarikan diri dari Tanah Suci. Dengan
bantuan paman Yesus yang bisa dipercaya, Josef dari Arimatea, ia diamdiam pergi ke Perancis. Disana ia melahirkan anak perempuan bernama
Sarah. Pada abad ke-5, keturunan Yesus menikah dengan bangsawan
68
69
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 344
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 352
Perancis, menciptakan garis keturunan Merovingian. Klan inilah yang
mendirikan kota Paris.
5. Gereja menghabisi keturunan Yesus
Gereja terdahulu takut jika garis keturunan itu dibiarkan tumbuh, rahasia
yang ditutup rapat akan terkuak, sehingga meruntuhkan doktrin
fundamental Katolik. Di akhir abad ke-7 Vatikan bekerjasama dengan
Pepin d’Heristal membunuh raja Perancis Dagobert. Pembunuhan
Dagobert menyebabkan keturunan Merovingian musnah. Namun putra
Dagobert, Sigisbert, berhasil lolos dan melanjutkan garis keturunan
Merovingian. Salah satu keturunannya adalah Godefroi de Bouillion.70
E. Tarcisio Cardinal Bertone.
Tarcisio Cardinal Bertone, lahir pada tanggal 2 Desember 1934, ia adalah
Wali Gereja/Pendeta Tinggi Italia pada Gereja Roma Katolik. Saat ini beliau
menjadi sekretaris Kardinal Kenegaraaan dan menjadi Uskup besar Genoa tahun
2002-2006.
Bertone diangkat menjadi pejabat tinggi Gereja tahun 2003, dan pada tanggal
10 Mei 2008, ia diberi gelar Uskup Besar Frascati, setelah kematian Kardinal
Trujilo ia menepati jabatan peringkat tertinggi di Gereja.
Bertone berpendapat
bahwa, Gereja telah melakukan segalanya dengan
kekuatannya untuk menyembunyikan informasi tentang pernikahan Kristus. Pada
tahun 1958 sebuah naskah Ecumenical Patriarch of Contantinople (Patriarkh
70
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 357
Oikumenis Kontantinopel) ditemukan di sebuah biara dekat Yerusalem oleh
Morton Smith, seorang Profesor Sejarah Kuno di Columbia University.71
Dia menemukan sepucuk surat dari Uskup Clement dari Alexandaria (150M215M) yang ditulisnya untuk rekannya Theodore dalam sebuah buku tentang
karya-karya St. Agustinus dari Antioch. Di dalamnya termasuk Injil Mark yang
sudah kita kenal sebelumnya. Dia menyatakan bahwa bagian dari Injil tersebut
harus diabaikan karena ajarannya yang tidak cocok dengan ajaran Gereja. Injil
Mark merupakan Injil penting karena yang pertama ditulis dan merupakan dasar
dari semua Injil lainnya.
Bagian yang ditekan adalah bagian Lazarus, yang dikatakan Yesus telah
secara ajaib, bangkit dari kematiannya. Lazarus menangis dari dalam kuburnya,
supaya diketahui bahwa dia tidak mati ketika Yesus melihatnya. Keadaan yang
sebenarnya adalah, Lazarus telah dikucilkan dan itu dianggap sebagai setara
dengan mati. Masa pengucilan itu berlangsung selama empat hari. Pada hari
ketiga Martha dan Maria mengirimkan pesan kepada Yesus, mengatakan bahwa
Lazarus dalam keadaan sekarat karena kutukan. Lalu Yesus ke sana untuk
menghidupkannya kembali, walau itu sesungguhnya di luar kemampuan Yesus.
Kemudian, bagian yang dihilangkan adalah bagian kebangkitan itu dan
berakhir dengan perempuan-perempuan yang berlarian keluar gua kosong. Dua
belas ayat terakhir dari Injil Mark 16 yang kita miliki kini.
Ketika kedatangan Yesus di rumah tempat Martha dan Maria tinggal seperti
dijelaskan dalam Injil Jhon, hal itu memberikan kesan bahwa Maria merasa ragu
71
Martin Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 158
untuk meninggalkan rumah itu. Namun pada bagian Injil Mark yang dihilangkan
adalah bagian yang menjelaskan Maria keluar dari rumah Martha untuk
menyambut Yesus, tetapi para murid Yesus menyuruhnya untuk kembali ke
dalam. Alasannya adalah, sebagai istri Yesus, dia hanya diijinkan keluar rumah
dengan ijin suaminya.
Katolik Roma mengaku bahwa St. Peter adalah pendiri Gereja Katolik. Nama
Peter berasal dari kata bahasa Yunani, petros, yang artinya batu. Nama itu
diberikan Yesus padanya. Peter bereputasi sebagai seorang pembenci perempuan,
atau seperti yang dituliskan Dan Brown dalam Da Vinci Code, “seorang yang
membeda-bedakan jenis kelamin,” dan jika itu benar kita dapat mengerti mengapa
Gereja yang dipimpin pembangunannya mengaibaikan perempuan sepanjang
sejarahnya. Meski begitu, jika kita percaya bahwa Maria Magdalena cukup baik,
tidak hanya sebagai murid Yesus yang paling setia, tetapi juga istrinya, kita harus
bertanya pada diri kita sendiri mengapa Gereja tidak mau mengakui
pernikahannya dengan Kristus? Dengan memberikan bukti, kita hanya dapat
menyimpulkan, seperti yang dilakukan Dan Brown.72
Fakta-fakta yang diangkat oleh Dan Brown dalam Da Vinci Code dan
kemudian dilayarlebarkan dalam bentuk film, VCD, dan DVD dianggap
membongkar dasar-dasar kepercayaan gereja Kristen sedemikian jauhnya
mengeksplorasi hingga akhirnya dianggap telah melecehkan dan menghina
Gereja.
72
Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 331
The Da Vinci Code, memang benar-benar menghebohkan dan menciptakan
kontroversi yang tidak ada habis-habisnya. Sekurang kini ada 10 buku ynag ditulis
oleh para teolog Kristen yang mencoba untuk menyanggah isi Da Vinci Code
tersebut. Banyak yang geram dengan karya Dan Brown tersebut, karena dianggap
melecehkan Yesus, dan Vatikan.
Pada pertengahan Maret 2005, ia menganjurkan agar toko buku Katolik
memboikot Da Vinci Code. Salah satu alasannya, Da Vinci Code merupakan
kebohongan yang memalukan. Ia khawatir, banyak orang mempercayai
kebohongan di dalamnya dan kemudian menganggapnya sebagai sebuah
kebenaran.
Dalam Bible Perjanjian Baru disebutkan, bahwa saksi pertama kebangkitan
Yesus-yang menyaksikan kuburan Yesus kosong-seorang wanita bernama Maria
Magdalena. Jika dasar kepercayaan ini dibongkar, maka bisa dikatakan runtuhlah
agama Kristen. Sebenarnya gagasan Dan Brown bukanlah gagasan yang benarbenar baru dan orsinil. Tahun 1982, terbit buku Holy Blood, Holy Grail, yang
bercerita tentang perkawinan Yesus dengan Maria Magdalena dan punya anak
keturunan.
F. Trifena Yulianti.
Ia dilahirkan pada tanggal 17 Juli 1978 di Jakarta, dan saat ini ia seorang
aktivis Institute
Theologia dan Keguruan Indonesia, dan ia juga seorang
Gembala GBI Kharisma Pondok Cabe.
Ia berpendapat, bahwa Pencarian Holy Grail ( cawan cuci ) yang terdapat
dalam buku The Da Vinci Code karya Dan Brown adalah pencarian untuk berlutut
di depan tulang belulang Maria Magdalena. Sebuah pencarian untuk berdoa pada
kaki sang terbuang.73
Tapi alur yang dibangun sebetulnya sederhana saja. Ada seorang kurator yang
terbunuh, namanya Jacques Sauniere. Ia anggota kelompok persaudaraan rahasia.
Kelompok itu beranggotakan : Isaac Newton, Robert Boyle, dan Leonardo Da
Vinci. Mereka menyimpan rahasia, yang jika terkuak bakal mengguncangkan
dogma Kristen. Apa itu? Bahwa Gereja telah meminggirkan peran perempuan,
Maria Magdalena, padahal ia istri Yesus. Ratusan perempuan konon dibunuh
ketika Perang Salib sebagai konsekuensi peminggiran terhadap perempuan.
Pasanglah ayat berikut ini: Tuhan berfirman: tidak baik kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan
dia ( Kejadian 2:18, alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia ).
Celakanya, banyak tempat di Alkitab yang menempatkan perempuan bak
babu. Misalnya di Surat Paulus kepada Umat di korintus: Dan dari perempuan
ialah laki-laki. ( I Korintus 11:3 ). Atau di Kitab Kejadian 2: 22 yang berbunyi:
Dan dari rusuk yang diambil Tuhan dari manusia itu, dibangunnyalah seorang
perempuan. Atau lihat di Kitab Sirakh: Seorang anak perempuan membuat
ayahnya berjaga-jaga dan tidur seorang bapak lenyap karena perempuan itu. Ada
pula ayat berbunyi: Sebab dari pakaian datangnya ngengat dan kejahatan
perempuan datang dari perempuan. Meskipun ada juga yang seperti Salomo
73
Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 355
bilang dalam Kidung Agung, Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah
dadamu gugusannya.74
Nasib perempuan seperti diatas, bisa ditarik logikanya ketika Hawa memakan
buah terlarang di surga. Kata Adam kepada Allah: Perempuan yang kau
tempatkan di sisiku, dialah yang memberi buah dari pohon itu kepadaku, maka
kumakan ( Kejadian 3:1 ).
Tapi kita perlu ingat bahwa Allah mahakasih, mahaadil, mahamengetahui. Ia
tak pernah sekalipun menempatkan ciptaannya dalam posisi terpuruk. Ia baik. Ia
tunjukkan itu, di Alkitab juga, ketika Yesus lahir ke dunia sebagai juru selamat,
melalui rahim seorang tak bernoda, Maria.
Haruslah dilihat dengan nalar yang betul betapa Allah merancang kelahiran
Kristus dari seorang perempuan waris darah Ibrahim dan Daud tersebut justru di
saat perempuan itu belum dijamah, masih suci.
Akhir kata, terlepas dari segala kontroversi yang dihadirkan dalam Da Vinci
Code, lebih baik kita ( umat beragama yang percaya akan kehadiran Yesus / Isa )
meneladani pribadi Yesus / Isa sebagai manusia pilihan yang diutus Tuhan untuk
menyampaikan kalimat-Nya di bumi.
G. Analisis Respons
Seperti pertanyaan: Apakah Yesus menikah? Asumsi awal yang dipakai oleh
Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan seorang Nabi dan juga seorang
Guru (Rabbi), sedangkan dalam hukum Yahudi, baik yang tertulis maupun yang
74
Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti
tidak tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda Yahudi untuk
menikah jika telah menginjak akil balig. Dan juga ada hukum Yahudi yang tertulis
yang mengatakan bahwa seseorang baru bisa menjadi Rabbi (Guru) jika telah
menikah. “Dari perspektif ini, Yesus haruslah menikah.
Di pihak lain, Alkitab dan sumber-sumber lain tidak secara ekplisit
menyatakan bahwa Yesus menikah. Sumber lain dari Kitab Apokrifa (kitab-kitab
yang dibuang), juga secara implisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Lalu
dikatakan juga bahwa istri Yesus adalah Maria Magdalena.
Magdalena yang digambarkan dalam Alkitab sebagai perempuan yang
meminyaki kaki Yesus dan ikut menyaksikan kematian Yesus di kayu salib, serta
perempuan pertama yang datang di kubur Yesus.
Tapi kita perlu ingat, bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus dengan
seorang wanita yang bernama Maria Magdalena dibuat dengan sembrono.
Bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan suatu kejadian dalam suatu teks
sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan bahasa dari teks tersebut, apalagi
mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang berusia ribuan tahun tentunya secara
logika dapat mengalami diversi bahasa semenjak Kitab tersebut ditulis dalam
bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin, dan kemudian
kedalam bahasa Inggris/Perancis yang merupakan bahasa terjemahan yang dipakai
oleh Dan Brown dalam novel The Da Vinci Code.
Selain kesimpulan mengenai pernikahan Yesus, Dan Brown juga membuat
kesimpulan lain yang sangat kontrovesial, dimana dikatakan bahwa dinasti
Merovingian adalah merupakan dinasti keturunan dari pasangan Yesus dan Maria
Magdalena. Beberapa saat setelah Yesus disalib, beberapa murid yang setia pada
Yesus kemudian melarikan Maria Magdalena yang pada saat itu juga membawa
anak dari hasil perkawinannya dengan Yesus keluar dari Jerussalem. Setelah
singgah di beberapa tempat, Maria Magdalena (dalam The Da Vinci Code tidaklah
jelas, apakah Maria Magdalena sendiri ataukah keturunannya), kemudian menetap
di daerah Languedoc, Perancis Selatan.
Apakah cerita itu benar? Dan Brown menggunakan cara pengungkapan fakta
yang cukup kuat. Ia menggunakan berbagai macam bukti dan fakta dari tulisantulisan dan dokumen-dokumen abad pertengahan serta berburu informasi ke
sumber-sumber sejarawan maupun pelaku peristiwa yang dapat dipercaya.
Kelemahan terbesar justru di salah satu pernyataan Dan Brown: “Alkitab
(Perjanjian Baru) adalah buku yang telah diubah, diganti, dan diedit ulang sesuai
dengan kebutuhan pihak Gereja saat itu, sehingga Alkitab tidak lagi menjadi
sumber yang terpercaya dalam mengungkapkan cerita di balik kehidupan Yesus.
Dan kekuatan The Da Vinci Code adalah Dan Brown tidak mengambil
kesimpulan tetapi mengatakan adanya suatu hipotesa. Bahwa hipotesa itu belum
teruji benar dan masih belum kuat bagi siapapun yang meneliti tentang sejarah
Yesus.
Apakah hipotesa dalam The Da Vinci Code mempengaruhi iman seseorang
(orang Kristen, khususnya) ? Bagi tokoh-tokoh Kristen tidak menjadi masalah.
Pembuktian sejarah berada di posisi berseberangan dengan posisi iman.
Pembuktian bahwa Yesus menikah dan mempunyai keturunan tidak
menafikan iman orang Kristen. Tentunya ada yang ditakuti dalam Da Vinci Code,
dan reaksi berlebihan dari pihak Gereja dan agamis justru membuat fakta yang
telah ada menjadi terdistorsi.
.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam buku The Da Vinci Code, Dan Brown menyimpulkan bahwa
peristiwa pernikahan di Cana yang merupakan tempat terjadinya mukjizat Yesus
merubah air menjadi anggur adalah tak lain merupakan pernikahan Yesus sendiri.
Hal ini menyebabkan para tokoh-tokoh Kristen berpendapat, bahwa
kesimpulan Dan Brown mengenai pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena
dibuat dengan sembrono. Karena bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan
suatu kejadian dalam suatu teks sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan
bahasa dari teks tersebut, apalagi mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang
berusia ribuan tahun tentunya secara logika dapat mengalami diversi bahasa
semenjak Kitab tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Latin, dan kemudian ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Asumsi awal yang dipakai oleh Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan
seorang Nabi dan juga Rabbi, sedangkan dalam hukum Yahudi baik secara tertulis
maupun yang tidak tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda
Yahudi untuk menikah jika telah menginjak akil balig. Dan juga ada hukum
Yahudi yang tertulis yang mengatakan bahwa seseorang baru bisa menjadi Rabbi
jika telah menikah.
Namun, terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan oleh Dan Brown mengenai
apakah Yesus menikah atau tidak ; terhadap pribadi Yesus sendiri para tokohtokoh Kristen mengambil sikap sebagai berikut :
1. Yesus / Isa adalah seseorang yang membawa pesan-pesan suci Tuhan sang
maha penguasa alam ke bumi, dan itu menjadikan Ia suci terlepas dari
fakta apakah Ia pernah menikah ataupun tidak.
2. Kesucian Yesus / Isa harusnya dijadikan teladan bagi umat Kristen yang
mempercayai keberadaan Yesus / Isa, bukan justru dijadikan untuk
memperuncing perbedaan antara umat yang percaya dengan keberadaan
tersebut.
Akhir kata, terlepas dari segala kontroversi pernikahan Yesus yang
dihadirkan dalam Da Vinci Code, penulis ingin menegaskan, bahwa Da Vinci
Code hanyalah sebuah novel, sebuah cerita fiksi, tetapi dihadapi dengan begitu
serius oleh tokoh-tokoh Kristen.
Novel yang dibaca oleh puluhan juta orang di dunia ini, bagaimana pun
juga termasuk luar biasa dan digarap dengan riset yang serius.
B. Saran-Saran
Penulis tak mau ikut ribut-ribut soal pro-kontra pernikahan Yesus dalam Da
Vinci Code. Saran penulis, janganlah selalu ikut-ikutan yang ramai. Mungkin itu
strategi bisnis supaya buku dan filmnya laris. Tapi kita justru harus membuatnya
menjadi bahan perenungan, tanpa bersungut-sungut dan saling tuding murtad dan
kafir. Sebaiknya kita harus mengedepankan lagi apa yang diperbuat Alkitab
terhadap prempuan.
Karena itu, tak pantaslah “beradu otot” soal pernikahan Yesus dalam Da
Vinci Code. Sepanjang itu sebagai referensi nan memperluas wawasan dan
mempertajam semangat keimanan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku & Publikasi:
Brown, Dan. (1997), Digital Fortress, (Benteng Digital), (New York:
Doubleday).
. (2000), Angels and Demons, (Malaikat dan Iblis), (New York:
Doubleday).
. (2001), Deception Point, (Titik Muslihat), (New York:
Doubleday).
. (2004), The Da Vinci Code, Terj, Isma B. Koesalamwardi,
(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, Cet. Ke-1).
. (2006), The Solomon Key, (New York: Doubleday).
Bucaille, Maurice. Bibel, Qur’an dan Sains Modern, Terj. Hm. Rasjidi, (Jakarta:
PT. Bulan Bintang, 2001, Cet. Ke-4).
Bertone, Tarcisio. Langkah-Langkah Reflektif dan Konfrontatif Terhadap Da
Vinci Code, (Kardinal: Radio Vatikan 2007).
Darmawijaya, St. Gelar-Gelar Yesus, Yogyakarta: PT. Kanisius, 1997 Cet. Ke-4.
Donald, (1995), Teologi Perjanjian Baru I, Allah, Manusia, Kristus, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, cet. Ke-3).
Douglas, Alban. Inti Ajaran Alkitab I, (Jakarta: BPK Gunung Mulia).
Eusbius. The History of The Church, (Sejarah Kristen), (Harmond-worth: 1965).
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2000, Cet. Ke-3.
Hashem, M. Misteri Naskah Laut Mati; Darah dan Penebusan Dosa di Mata
Agama Purba, Yahudi, Kristen dan Islam, (Jakarta: Hikmah Caraka,
1991).
Leks, Stefen. (1997), Yesus Kristus Menurut Keempat Injil, jilid 3, (Jakarta:
Yayasan Kanisius, Cet. Ke-1).
Lunn, Martin. (2005), Da Vinci Code De Coded, Menguak Kebenaran di Balik
Fiksi Da Vinci Code, (Jakarta: Tamacon Alia Utama, Cet. Ke-1).
Michael Baigent, Richard Leigh, Henry Lincoln. (2006), Holy Blood Holy Grail,
(Jakarta: Cahaya Insan Suci, Cet. Ke-1).
Nogroho, D. Tjahjadi. Manusia Yesus Kristus, Semarang: Yayasan Sadar 1996.
Rahim, Muhammad Artur. Misteri Yesus dalam Sejarah, Terj. Masykur Abadi,
(Surabaya: Pustaka Da’I, 2001, Cet. Ke-3).
Website:
www.thedavincicode.com.
www.danbrown.com.
http://groups.google.co.id.
HASIL WAWANCARA TENTANG PERNIKAHAN YESUS DALAM
DA VINCI CODE
1. T
J
: Apa pendapat Anda tentang novel The Da Vinci Code?
: Novel The Da Vinci Code karangan Dan Brown mampu menarik
perhatian dunia sejak pertama kali diliris pada tahun 2003. Hal ini
bisa dilihat dari jumlah ekslempar yang mencapai 30 juta di
seluruh dunia dan diterjemahkan dalam 44 bahasa. Puncaknya
dari semua ini adalah peluncuran film dengan judul yang sama.
Walaupun apa yang disampaikan lewat film”tidak seberbahaya “
apa yang ada di novel, namun bagaimanapun film tersebut
mampu menarik perhatian gereja Kristen.
Karena,
novel
menimbulkan
The
Da
Vinci
Code,
benar-benar
telah
kontroversi. Fakta-fakta yang diangkat dalam
novel tersebut membongkar dasar-dasar kepercayaan Kristen
yang bertahan selama 2000 tahun.
2. T
: Tolong Anda jelaskan, apa saja pemicu kegoncangan dalam
novel The Da Vinci code?
J
: Pemicu kegoncangan itu : Pertama,
konstantin
mensponsori
Alkitab. Kedua, Yesus Tuhan adalah hasil voting. Ketiga,
perempuan di jamuan terakhir. Keempat, Maria pewaris Gereja.
Kelima, cawan suci adalah Maria. Keenam, anak Yesus ada di
Perancis.
3. T
: Bagaimana respon Anda tentang pernikahan Yesus dalam Da
Vinci Code?
J
: Bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus dalam Da Vinci
Code dibuat dengan sembrono dan tidak benar. Dan berbagai
respons dari gereja Kristen tentang pernikahan Yesus telah
bermunculan. Sebagian sudah mengadakan protes damai (demo)
menentang pemutaran film The Da Vinci Code. Sebagian yang lain
cenderung menganggap remeh isu ini dan mengatakan “itu hanya
sekedar novel, tidak perlu dipikirkan terlalu serius. “Dua sikap ini
sebenarnya kurang tepat. Protes saja, tanpa disertai pembinaan
teologi kepada jemaat, bisa berpotensi meneguhkan asumsi Brown
bahwa ada konspirasi internasional untuk menghancurkan asumsi
yang bertentangan dengan ajaran tradisional kekristenan. Sikap
menganggap remeh juga tidak tepat, karena faktanya Da Vinci
Code bukan sekedar novel. Pengaruh Da Vinci Code bagi
pergumulan iman orang Kristen awam tidak bisa dipandang
sebelah mata.
4. T. Bagaimana seharusnya gereja Kristen merespons hal ini?
J. Dalam Injil Petrus 3:15. “Mengajarkan bahwa orang percaya harus
siap sedia memberikan jawaban verbal (apologia) terhadap siapa
saja yang mempertanyakan iman Kristiani. “Ide yang dituangkan
dalam Da Vinci Code merupakan pertanyaan terhadap kekristenan
yang harus dijawab dengan penuh tanggung jawab.
Fuad Yustanto SY. S.Thi, lahir di desa
Waylahan Propinsi Lampung Selatan 12 Mei 1981.
Pada usia balita ia berimigrasi ke Kota Kebumen
Propinsi Jawa Tengah bersama anggota keluarga
"ayahanda Sunaryo Suryo, ibunda Sri Isnani,
kakanda Ratna Wati Sunaryo, adinda Sri Subekti
Sunaryo dan Dwi Kumala Sari Sunaryo".
Ia mengawali pendidikannya di TK Bustanul Athfal Kebumen
Jawa Tengah, setelah tamat ia berimigrasi kembali bersama anggota
keluarga ke Kota Tangerang Propinsi Banten, dan melanjutkan
pendidikannya di MTSN 16 Pulogadung Jakarta Timur, dan SMU
Negeri 1 Tangerang Banten.
Ia sempat belajar di Al-amien Boarding School Prenduan
Sumenep Madura Jawa Timur untuk memperdalam ilmu agama.
Fuad Yustanto SY. S.Thi, menyelesaikan pendidikan Strata 1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas
Ushuluddin dan Filsafat, program studi Perbandigan Agama.
Ia berimigrasi kembai bersama anggota keluarga ke Kota
Batam Kepulauan Riau dan menetap disana hingga saat ini.
Pondok Cabe Udik , 21-11-2008
Aku datang untuk mengatakan sebuah kata dan aku akan
mengatakannya sekarang. Namun jika kematian
menghalangiku, ia akan dikatakan Esok, karena Esok,
tidak pernah meninggalkan sebuah rahasia
dalam buku Keabadian.
Aku datang untuk tinggal dalam keagungan Cinta dan
cahaya Keindahan, yang merupakan pantulan
dari Tuhan. Di sini aku tinggal, dan aku tidak dapat
diasingkan dari wewenang kehidupan, karena melalui
kehidupan aku akan hidup dalam kematian.
Aku datang ke sini untuk semua dan bersama semua, dan
apa yang kukerjakan hari ini dalam kesunyianku akan
digemakan Esok oleh banyak orang.
Apa yang kukatakan sekarang dengan satu hati akan
dikatakan Esok oleh beribu-ribu hati.
Download