KONTROVERSI DA VINCI CODE TENTANG PERNIKAHAN YESUS DAN RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam Oleh : FUAD YUSTANTO SY 102032124628 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “KONTROVERSI DA VINCI CODE TENTANG PERNIKAHAN YESUS DAN RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN”, telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 16 Oktober 2008, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam S.Thi pada jurusan Perbandingan Agama. Jakarta, 16 Oktober 2008 Sidang Munaqasah Ketua Sidang Sekretaris Sidang Drs. Agus Darmaji, M.Fils MA NIP. 150262447 150293221 H. Maulana, NIP, Penguji I Penguji II Drs. M. Nuh Hasan, M A MA NIP. 150240090 Dra. Hermawati, NIP 150227408 Di bawah bimbingan Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer NIP 150209685 Nomor Lampiran Hal Jakarta, 15-April-2008 : Istimewa : I ( satu ) Berkas : Pengajuan Proposal Skripsi Kepada Yth, Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di Tempat. Assalamu’alaikum, Wr.Wb. Salam sejahtera kami sampaikan semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dalam segala aktivitasnya. Amien. Sehubungan dengan adanya persyaratan penulisan skripsi bagi mahasiswa untuk mencapai gelar sarjana Strata Satu ( S I ) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Nim Jurusan Semester : Fuad Yustanto SY : 102032124628 : Studi Perbandingan Agama : XII ( dua belas ) Dengan ini bermaksud mengajukan proposal skripsi yang berjudul : KONTROVERSI DA VINCI CODE TENTANG PERNIKAHAN YESUS DAN RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN Sebagai bahan pertimbangan, maka saya lampirkan : 1. Out line 2. Abstraksi 3. Daftar Pustaka ( sementara ) Demikian surat pengajuan ini dibuat, atas segala perhatian dan kebijaksanaan yang diberikan kami haturkan seribu rasa terima kasih yang mendalam. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb. Dosen Pembimbing Akademik Pemohon ( Prof. Dr. Kaustar Azhari Noer. MA ) ( Fuad Yustanto SY ) Mengetahui, Ketua Jurusan Studi Perbandingan Agama ( Dra. Ida Rosyida. MA ) KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw, sebagai Al-Musthafa yang terpilih beserta para sahabat dan keluarga beliau, yang telah memperjuangkan agama Allah dan mensyi’arkan kebenaran. Penulis menyadari sepenuhnya, karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan fikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penyusunan karya ilmiah ini dapat selesai, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: Bapak Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, yang dengan kesabaran dan kearifannya telah membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa selesai pada waktu yang sudah ditentukan. Semoga apa yang telah beliau berikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. M. Amin Nurdin, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Kepada Ibu Dra. Hj. Ida Rosyida, M.A. dan Bapak H. Maulana, M.A., ketua dan seketaris jurusan Perbandingan Agama yang telah membantu kelancaran selesainya proses penyelesaian penulisan skipsi ini. Kepada Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat jurusan Perbandingan Agama yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh bangku kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kepada Bapak Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memanfaatkan dan meminjamkan buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Kepada Trifena Yulianti, selaku Gembala GBI Kharisma Pondok Cabe yang telah memberikan data dan informasi dalam rangka penyelesaian skripsi ini. Terima kasih tak terhingga kepada Ayahanda Sunaryo Suryo dan Ibunda Sri Isnani atas cinta, kasih sayang yang telah mengiringi setiap langkah hidup penulis, do’a dan restunya adalah pelita bagi kehidupan penulis. Kakak dan adik-adik tercinta ; Rixon Mukhtar,SH. Spn., Ratna Wati Sunaryo,SS., Sri Subekti Sunaryo, S.Ei., Dwi Kumala Sari Sunaryo dan Istna Adisty, S.Psi., yang telah mendukung proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih kepada Siti Atikah, S.pd. tersayang yang dengan do’a, kesabaran, energi dan cinta kasihnya telah sepenuh hati membantu penulis, semoga dengan keikhlasannya mendapat rahmat, dan hidayah dari Allah SWT. Kepada Syaihu, Lula, Dandin, Olis, Dadan, Selly, Gojel, Desi, Yanti, Heru Prabowo, terima kasih atas ide, saran dan bantuannya. Kepada anak-anak Fakultas Ushuluddin dan Filsafat angkatan 2002, 2003, 2004 khususnya anak-anak Perbandingan Agama, semoga Allah melimpahkan rahmat bagi kehidupan mereka. Dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas bantuannya dan dorongan yang diberikan. Akhirnya, dengan segala perjuangan, skripsi ini selesai. Semoga karya ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan yang membaca pada umumnya. Pondok Cabe, September 2008 Fuad Yustanto SY DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Perumusan Masalah……. ................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5 D. Metode Penelitian dan Penulisan ........................................................ 5 E. Sistematika Penulisan ........................................................................ 6 BAB II. PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE A. Sekilas Tentang Dan Brown .............................................................. 7 B. The Da Vinci Code ............................................................................ 9 C. Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code............................................. 14 1. Jati diri istri Yesus ...................................................................... 16 2. Jati diri anak Yesus ...................................................................... 22 3. Jati diri saudara ipar Yesus ........................................................... 23 D. Ritual Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code .................................. 26 BAB III. RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN TENTANG PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE A. Darrel L. Bock.................................................................................... 31 B. Erwin Lutzer ...................................................................................... 33 C. Martin Lunn ....................................................................................... 36 D. Angelo Amato .................................................................................... 38 E. Tarcisio Cardinal Bertone................................................................... 41 F. Trifena Yulianti.................................................................................. 44 G. Analisis Respons……………………………………………………….46 BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan...………………………………… ................................... 50 B. Saran-Saran… .................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………53 LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................55 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satu dari pertanyaan-pertanyaan terbesar yang mencuat dalam Da Vinci Code adalah, apakah Yesus menikah atau tidak? Tentu saja, tidak ada pernyataan bahwa Yesus memang menikah. Sebaliknya, tidak ada pernyataan yang mengatakan bahwa Yesus tidak menikah. Ketika Dr. Geza Vermes dari Universitas Oxford menjelaskan, ‘Injil benarbenar tidak mengatakan apa-apa tentang status pernikahan Yesus. Pernyataan tentang kejadian seperti itu cukup tidak biasa dalam kalangan Yahudi Kuno.1 Namun, dalam empat Injil dinyatakan, bahwa banyak murid Yesus yang menikah, misalnya Peter. Lantas, mengapa Yesus harus tetap melajang? Sebaliknya, Injil Matius menyatakan, ‘Apakah kau belum membaca, bahwa Ia yang membuat mereka berpasangan lelaki dan perempuan. Untuk alasan itu seorang lelaki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan akan berpegang pada istrinya; dan mereka berdua menjadi satu daging?, ( 19: 4-5 ).2 Pernyataan seperti itu hampir tidak dapat disesuaikan dengan sebuah perintah untuk melajang. Lalu jika Yesus tidak berkhotbah tentang hidup melajang, maka ia tidak punya alasan untuk melakukannya. Menurut kebiasaan orang Yahudi, lelaki harus menikah. 3 1 M. Hashem, Misteri Naskah Laut Mati: Darah dan Penebusan Dosa di Mata Agama Purba, Yahudi, Kristen dan Islam, (Jakarta: Hikmah Caraka, 1991), h. 69. 2 Donald, Teologi Perjanjian Baru 1, Allah, Manusia, Kristus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995, Cet. Ke-3), h.17. 3 Tjahjadi, D. Nogroho. Manusia Yesus Kristus, (Semarang: Yayasan Sadar 1996), h. 81. Jika Yesus tidak menikah, fakta ini akan sangat jelas sehingga akan menarik perhatian dan digunakan sebagai pijakan sifat dan jati dirinya. Jika memang begitu keadaanya, setidaknya salah satu dari empat Injil tersebut pasti akan menyebutkan perbedaan kebiasaan mencolok itu. Jika Yesus memang seorang lajang seperti yang diakui oleh tradisi, maka sangat aneh jika tidak ada rujukan tentang kelajangan. Ketiadaan rujukan seperti itu jelas menyatakan bahwa Yesus mengikuti kebiasaan dan adab zaman itu, Ia menikah.4 Berikut adalah argumen dari Dan Brown dalam Da Vinci Code : “ Dengan menggunakan latar belakang budaya sebagai saksi sangat tidak masuk akal jika Yesus tidak menikah sejak awal tugasnya sebagai pendeta bagi masyarakat. Jika bersikeras dengan kelajangannya, hal itu akan menciptakan sebuah kekacauan sebuah reaksi yang akan meninggalkan sejumlah rekaman jejak. Jadi kurangnya catatan perihal menikahnya Yesus di dalam Injil merupakan argumen yang kuat, dan bukannya sebuah kontradiksi hipotesa perkawinan.5 Hipotesa tentang perkawinan menjadi semakin dapat dipertahankan karena predikat ‘Rabbi’, yang diberikan kepada Yesus dalam keempat Injil. Masuk akal saja jika istilah itu digunakan dalam artian yang sangat luas, selain arti seorang yang mengajukan diri sebagai guru. Yesus memperlihatkan kemampuannya di depan para tetua di Temple, dan mengukuhkan bahwa ia bukan sekadar guru asal- 4 Maurice, Bucaille, Bibel, Qur’an dan Sains Modern, Terj. Hm. Rasjidi, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 2001, Cet. Ke-4), h. 102 5 Dan Brown, The Da Vinci Code, Terj. Isma B. Koesalamwardi, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2004, Cet. Ke-1), h. 340 asalan. Tampaknya, ia telah menjalani pelatihan untuk menjadi seorang rabbi, dan dikenali secara resmi sebagai seorang rabbi .6 Ketika Yesus menjadi seorang rabbi, maka ia akan berhadapan dengan tradisi, termasuk juga dengan kepastian bahwa Yesus memang menikah. Hukum Yahudi sangat jelas menerangkan tentang hal ini: Seorang lelaki yang tidak menikah tidak boleh menjadi seorang rabbi. Dalam Injil Yohanes ada sebuah bagian yang berhubungan dengan pernikahan, yang kemungkinan merupakan pernikahan Yesus sendiri, yaitu pernikahan di Cana. Sungguh sebuah kisah yang cukup akrab, meski terdapat sejumlah keraguan yang tersamar dan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan pertimbangan Dari catatan Injil Yohanes, pernikahan di Cana adalah sebuah upacara sederhana setempat, yaitu sebuah perhelatan pernikahan khas desa, yang pengantin lelaki ataupun wanitanya tidak disebutkan namanya. Pada pesta pernikahan ini Yesus ‘dipanggil dengan sebutan khusus, yang membuat orang bertanya-tanya, karena ia belum memulai pengajarannya.7 Pada pernikahan itu, Maria memerintah putranya Yesus, untuk mengisi bejana anggur. Maria bersikap seolah dialah nyonya rumahnya : ‘Dan ketika mereka meminta anggur.’ Yesus menjawab padanya, ‘ Wanita apa yang harus aku lakukan padamu? Anggurku belum habis.’( Yohanes 2:3-4 ). Tetapi Maria, tanpa takut, mengabaikan protes putranya : ‘Ibunya berkata pada pelayan, apa pun yang dikatakan padamu, kerjakanlah. Lalu para pelayan dengan cepat melaksanakannya 6 7 Alban, Doglas, Inti Ajaran Alkitab, I, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia), h. 65 St, Darmawijaya, Gelar-Gelar Yesus, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 1997, Cet. Ke-4), h.17 benar-benar seolah mereka memang sudah terbiasa menerima perintah dari Maria ataupun Yesus.8 Setelah itu Yesus memperlihatkan mukjizatnya yang pertama, ia mengubah air biasa menjadi minuman anggur. Sejauh yang dikatakan Alkitab itu, Yesus belum memperlihatkan kekuatannya hingga kini; lalu tidak ada alasan lagi bagi Maria untuk menduga bahwa Yesus memiliki kekuatan seperti itu. Lantas, mengapa mukjizat yang begitu unik dan suci diperlihatkan hanya untuk tujuan yang sangat biasa? Mengapa Maria mengajukan permintaan seperti itu? Yang lebih penting lagi, mengapa ‘dua orang tamu’ itu berkewajiban memperlihatkan jamuan layaknya mereka sebagai tuan rumah? Jawabannya: karena pernikahan Cana adalah pernikahan Yesus sendiri. Dan penambahan anggur adalah tanggung jawab tuan rumah-penyelenggara pesta pernikahan.9 Begitu mukjizat ( mengubah air putih menjadi minuman anggur ) diperlihatkannya, ‘pemimpin pesta acara yang mencicipi anggur yang baru saja dikeluarkan, lalu ia memanggil pengantin pria, dan berkata padanya, ‘setiap lelaki pada awalnya minum anggur yang nikmat, lalu ketika orang-orang itu menjadi sangat mabuk, itu adalah hal yang sangat buruk. Tetapi kau telah menyimpan anggur yang bagus hingga sekarang. ( Yohanes 2:9-10 ). Kata-kata itu tampaknya memang jelas untuk Yesus. Menurut Alkitab, kata-kata tersebut ditujukan kepada pengantin pria’. Kesimpulannya : Yesus dan ‘si pengantin pria’ adalah orang yang sama. 8 Harun, Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2000, Cet. Ke-3), h. 319 9 Muhammad Artur Rahim, Misteri Yesus Dalam sejarah, (Surabaya : Pustaka Da’I, 2001, Cet. Ke-3), h. 52 B. Perumusan Masalah Agar dalam pembahasan penulisan skripsi ini tidak terlalu melebar, maka penulis memfokuskan tulisan ini menjadi dua pertanyaan utama: 1. Bagaimana kontroversi The Da Vinci Code? 2. Bagaimana respons tokoh-tokoh Kristen tentang pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code? C. Tujuan Penulisan Tujuan utama dari pembahasan penulisan ini adalah “ untuk meningkatkan pemahaman yang objektif tentang kontroversi dan respons tokoh-tokoh Kristen akan pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. Selain itu pula, untuk melengkapi tugas dan syarat dalam mencapai gelar Sarjana Teologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu pembahasan ini ditujukan sebagai sumbangan pengetahuan ilmiah bagi mahasiswa/i Studi Perbandingan Agama. D. Metode Penelitian dan Penulisan Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( Library Reseach ), dengan jalan mengumpulkan dan mengkaji buku-buku atau literatur lain yang berhubungan dengan pembahasan ini. Metode yang akan digunakan adalah deskriptif, analistis dan komparatif. Metode deskriptif akan digunakan untuk memberi gambaran secara objektif mengenai konsep materi yang dibahas. Sedangkan metode analistis digunakan untuk melihat secara lebih mendalam mengenai respons tokoh-tokoh Kristen dan kontroversinya. Adapun metode komparatif akan digunakan yang terdapat dalam materi skripsi ini. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini diawali dengan : BAB I, Sebagai pendahuluan akan membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan masalah dan sistematika penulisan. BAB II, Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. Dengan sub bagian: Sekilas tentang Dan Brown. The Da Vinci Code. Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code, jati diri istri Yesus, jati diri anak Yesus, jati diri saudara ipar Yesus. Ritual pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. BAB III, Respons tokoh-tokoh Kristen tentang pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. Dengan sub bagian: Darrel l. Bock, Erwin Lutzer, Martin Lunn, Angelo Amato, Tarcisio Cardinal Bertone, Trifena Yulianti, dan Analisis Respons. BAB IV, Penutup. Diisi dengan kesimpulan, saran-saran. Daftar Pustaka. Lampiran-Lampiran BAB II PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE A. Sekilas Tentang Dan Brown Sebagai pemusik, Dan Brown hampir saja menaklukkan Hollywood. Di tengah jalan dia berubah pikiran menjadi seorang novelis. Mirip kode-kode rahasia yang tersebar di dalam buku The Da Vinci Code, jalan hidup Brown pun menyimpan banyak rahasia. Berbicara soal kode rahasia, Dan Brown memang ahlinya. Bukan hanya dalam The Da Vinci Code, tiga karya Brown sebelumnya pun diilhami sesuatu yang buat awam masih menjadi misteri. Lihat saja Digital Fortress (Benteng Digital), yang terilhami kerja agen rahasia dalam memecahkan kode-kode lalu lintas informasi warga biasa. Atau Angels & Demons (Malaikat dan Iblis), yang idenya muncul dari kanal di lingkungan Vatikan. Bagiku, kode-kode itu menyenangkan,” jelas Brown, yang lahir di Exeter, New Hampshire, Amerika Serikat, 22 Juni 1964.10 Keluarga besar Dan Brown tumbuh dan berkembang berlandaskan tiga pilar: matematika, musik, dan bahasa. Sang kepala keluarga, Richard G. Brown, adalah seorang guru matematika yang mengajar di Philips Exeter Academy. Sedangkan ibunya pianis gereja, yang selalu mengingatkan pentingnya nilai-nilai religi buat Brown dan adik-adiknya, Valerie (lahir 1968) dan Gregory (lahir 1975). 10 www.thedavincicode.com. diakses tanggal 12 Mei 2008. Bermodal tiga pilar itu, Brown kecil jadi punya banyak bakat. Benih keterampilan menulis datang dari Richard, yang terkenal sebagai penulis pendamping serial buku pelajaran matematika populer, buku pelajaran anjuran untuk seluruh sekolah di AS. Sedangkan naluri bermusik datang dari ibunya. Selain bermain kode di dalam rumah, Brown remaja juga mendapati kenyataan, Exeter punya banyak sekali klub klandestin (secara rahasia). Mereka punya tradisi klub persaudaraan dan kelompok rahasia. Salah satu kelompok di Exeter adalah “Improved Order of Red”, yang berawal dari perkumpulan “Sons of Liberty” (1765). Jumlah anggotanya sempat mencapai 500 ribuan orang pada 1930-an. Kini pengikutya sekitar 30 ribuan orang.11 Dari umur 13-18 tahun, Brown bersekolah di Philips Exeter Academy. Meski berasrama di tengah kota, anak-anak akademi hidup bagaikan di dunia mereka sendiri. Orang luar nyaris tak ada dan tak pernah mau tahu kejadian di dalam asrama. Suasana itu semakin memperkuat pemahaman Brown terhadap kinerja perkumpulan rahasia. The Da Vinci Code, dengan jalan cerita penuh kode rahasia dan isinya yang padat, kerap membuat Brown buntu. Dia berharap dengan banyak sekali fakta sejarah. “Banyak sejarawan percaya, ketika menuntut keakuratan berbagai konsep menurut sejarah, sebaiknya kita terlebih dahulu bertanya pada diri kita sendiri: menurut sejarah, seberapa akuratkah sejarah itu sendiri? Dan Brown memprediksi, The Da Vinci Code akan berbeda dengan bukubuku sebelumnya. Tidak hanya subjek bahasanya sensitif, tapi juga jumlah 11 www.danbrown.com. diakses tanggal 12 Mei 2008. informasi dan fakta-fakta kabur yang ingin dia masukkan ke dalam buku sangat banyak. Brown harus meriset banyak aspek berbeda dari semua data yang hendak disisipkan dalam narasi.12 Pada akhirnya, The Da Vinci Code menggambarkan sejarah sebagaimana yang Brown pahami, setelah selama beberapa tahun melakukan perjalanan, riset, membaca, wawancara, dan eksplorasi. B. The Da Vinci Code The Da Vinci Code karangan Dan Brown mampu menarik perhatian dunia sejak pertama kali diliris pada tahun 2003. Hal ini bisa dilihat dari jumlah ekslempar yang mencapai 30 juta di seluruh dunia dan diterjemahkan dalam 44 bahasa. Puncaknya dari semua ini adalah peluncuran film dengan judul yang sama. Walaupun apa yang disampaikan lewat film “tidak seberbahaya” apa yang ada di novel, namun bagaimanapun film tersebut mampu menarik perhatian gereja Kristen.13 Berbagai respons dari gereja Kristen tentang perikahan Yesus telah bermunculan. Sebagian sudah mengadakan protes damai (demo) menentang pemutaran film The Da Vinci Code. Sebagian yang lain cenderung menganggap remeh isu ini dan mengatakan “itu hanya sekedar novel, tidak perlu dipikirkan terlalu serius.” Dua sikap ini sebenarnya kurang tepat. Protes saja, tanpa disertai pembinaan teologi kepada jemaat, bisa berpotensi meneguhkan asumsi Brown bahwa ada konspirasi internasional untuk menghancurkan asumsi yang 12 13 Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti. Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti. bertentangan dengan ajaran tradisional kekristenan. Sikap menganggap remeh juga tidak tepat, karena faktanya Da Vinci Code bukan sekedar novel. Pengaruh Da Vinci Code bagi pergumulan iman orang Kristen awam tidak bisa dipandang sebelah mata. Bagaimana gereja Kristen seharusnya merespons hal ini? Petrus 3:15. “Mengajarkan bahwa orang percaya harus siap sedia memberikan jawaban verbal (apologia) terhadap siapa saja yang mempertanyakan iman Kristiani.” Ide yang dituangkan dalam Da Vinci Code merupakan pertanyan terhadap kekristenan yang harus dijawab dengan penuh tanggung jawab.14 The Da Vinci Code, menguak sejarah Yesus dan Gereja yang selama 2000 tahun terkunci rapat. Otoritas gereja kelimpungan membuat tangkisan. Mengapa para teolog, pastor, dan pendeta kelimpungan hingga sampai sibuk memberikan tangkisan? The Da Vinci Code bukanlah buku pertama yang mengantar publik ke diskusi yang selama ini hanya menarik perhatian segelintir sarjana Alkitab. Tafsir ala post-modern terhadap temuan arkeologis baru bukanlah hal baru. Pembicaraan soal itu makin menghangat dalam lima dekade ini, seiring dengan ditemukannya “Naskah Gulungan Laut Mati” The Dead Sea Scrolls di sebuah gua dekat Qumran di Gurun Judea tahun 1950, dan teks Gereja Koptik di kawasan Nag Hammadi Mesir, 1945.15 Tulisan dan fragmen itu ternyata bercerita soal Yesus dalam konteks pemahaman beragam komunitas. Isinya di luar wilayah keempat Injil atau kitab 14 Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti. Dan Brown, The Da Vinci Code, Terj. Isma B. koesalamwardi, (Jakarta:PT. Serambi Ilmu Semesta, 2004, Cet. Ke-1). h. 326. 15 Perjanjian Baru yang selama dua abad ini resmi diakui oleh gereja. Seperti kita tahu, keempat Injil itu adalah Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.16 Para sarjana kemudian menyebutnya temuan baru itu sebagai Injil Maria, Petrus, Philipus, Thomas. Dan sepertinya, tidak ada Injil lain pendukung Injil yang sekarang. Injil-Injil dari luar yang semuanya sekarang tidak mendukung ketuhanan Yesus, oleh gereja dianggap Injil Apokrifa atau Injil lemah/diragukan.17 Kemudian klaim Brown soal keilahian Yesus yang baru muncul setelah Konsili Nicea ternyata tak cocok dengan dokumen gereja perdana yang menyebutkan bahwa orang Kristen sejak awal telah percaya bahwa Yesus adalah Raja, Tuhan, dan Penyelamat. Di sisi lain, pihak gereja tradisional yang didominasi kepemimpinan pria berusaha menekan pengaruh Maria Magdalena dan memusnahkan rahasia tersebut. Pada awal abad ke-4 gereja menegaskan doktrin keilahian Yesus yang sebetulnya hanyalah manusia biasa yang juga menikah seperti orang Yahudi yang saleh lainnya.18 Gereja dipercaya telah menghancurkan berbagai tulisan Kristen kuno lain yang tidak sesuai dengan ajaran gereja tradisional melalui proses kanonisasi pada abad ke-4. Semua langkah ini bisa dilakukan gereja karena pada keputusan Kaisar Konstantinopel untuk menjadikan agama Kristen sebagai agama negara.19 16 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 321 Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 340 18 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 325 19 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 322 17 Dalam periode selanjutnya, gereja tetap berusaha menghapus rahasia pernikahan Yesus dan Maria Magdalena melalui sekte Opus Dei. Pemusnahan ini terus berlanjut sampai kematian merupakan upaya The Priory of Sion untuk tetap meneruskan rahasia tersebut dan meminta Sophie supaya melanjutkan keturunan Yesus-Maria Magdalena.20 Penyelidikan yang teliti menunjukan bahwa Brown tidak melihat novelnya hanya sebagai fiksi semata. Ia tampaknya ingin menunjukkan bahwa Da Vinci Code adalah sebuah novel sejarah (historical novel). Sebagai sebuah novel sejarah, Da Vinci Code menyiratkan fakta-fakta tertentu. Kenyataannya, novel ini belum layak dikategorikan sebagai novel sejarah. Apa yang dianggap fakta oleh Brown tidak lebih dari sekedar interprestasi Brown terhadap beberapa data. Hal ini jelas bisa berpotensi mengelabui dan membohongi harapan pembaca yang sejak awal melihat Da Vinci Code sebagai novel sejarah. Apa yang menyebabkan pembaca mendapat kesan bahwa Da Vinci Code adalah sebuah novel sejarah? Pertama, pada bagian kata pengantar Brown mengucapkan terima kasih kepada sejumlah institusi ternama yang telah membantu dia dalam melakukan riset sebelum penulisan Da Vinci Code. Ia bahkan secara khusus mengucapkan terima kasih kepada anggota Opus Dei yang bersedia menjadi nara sumber yang menceritakan pengalaman mereka di dalam Opus Dei, baik yang positif maupun yang negatif. Hal ini tentu saja akan memberikan kesan bahwa yang ditulis dalam Da Vinci Code merupakan hasil riset yang bertanggung jawab.21 20 21 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 351 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 7 Kedua, Brown menggunakan satu halaman khusus untuk menyatakan tiga fakta dalam Da Vinci Code. 1. The Priory of Sion. Pada tahun 1975 Paris’s Bibliotheque Nationale menemukan perkamen yang dikenal dengan nama Les Dossiers Secrets, yang menunjukan beberapa anggota The Priory of Sion, misalnya Sir Isaac Newton, Botticelli, Victor Hugo dan Leonardo da Vinci.22 2. Opus Dei. Organisasi kaum rohaniawan ini merupakan kumpulan sekte Katholik yang sangat loyal. Opus Dei telah menjadi topik kontroversi sehubungan dengan pencucian otak, pemaksaan dan penyiksaan diri (corporal mortification) yang berbahaya. 3. Semua diskripsi tentang karya seni, arsitektur, dokumen dan ritual-ritual rahasia. Ketiga, tokoh-tokoh fiktif dalam Da Vinci Code yang membuka kode rahasia ditampilkan Brown sebagai figur yang ilmiah, sehingga menimbulkan kesan apa yang mereka sampaikan berhubungan dengan kebenaran objektif. Robert Langdon diperkenalkan sebagai profesor dari Harvard dalam bidang simbol keagamaan (religious symbology). The Da Vinci Code, hanyalah salah satu dari sekian banyak produk yang berasal dari presuposisi tentang konspirasi international yang dilakukan pihak Gereja untuk menyeragamkan teologi mereka yang sebenarnya tidak didasarkan pada fakta.23 22 23 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 16 Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti Meminjam ungkapan yang lebih akademis, Da Vinci Code merupakan salah satu versi dari perbedaan antara The Historical Jesus (Yesus yang ada dalam sejarah) dan The Christ of Faith (Yesus yang dipahami oleh gereja mula-mula). C. Pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code Jika Yesus memang menikah dengan Magdalena, apakah pernikahan seperti itu memiliki tujuan khusus? Dengan kata lain, apakah pernikahan itu merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar pernikahan konvensional? Mungkinkah itu sebuah persekutuan Dinasti, dengan tujuan dan akibat politis? Mungkinkah sebuah Dinasti yang dihasilkan dari sebuah pernikahan seperti itu mendapatkan gelar darah bangsawan?24 Apakah Yesus berasal dari Nazaret atau tidak, tetap tidak ada indikasi bahwa ia seorang ‘tukang kayu yang miskin.’ Tidak satu pun dari Alkitab menggambarkan Yesus seperti itu. Bahkan fakta berkata sebaliknya. Yesus tampak berpendidikan, menjalani pelatihan untuk menjadi seorang rabbi, dan bergaul dengan orang-orang kaya dan berpengaruh, juga dengan orang-orang miskin seperti Yusuf dari Arimathea, dan Nicodemus. Pernikahan itu bukan merupakan pesta sederhana yang biasa diadakan oleh orang biasa. Sebaliknya banyak terlihat tanda-tanda kemewahan dan kebangsawanan dari pesta masyarakat kelas tinggi, yang dihadiri oleh sekitar seratus orang tamu. Ada banyak pelayan yang bergegas mengerjakan perintah dari 24 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 346 Maria dan Yesus, ada pula seorang ‘pemimpin pesta’ yang bertugas sebagai seorang kepala pelayan atau mungkin juga seorang bangsawan.25 Yang jelas, pesta itu menyediakan banyak anggur. Ketika Yesus’mengubah’ air biasa menjadi anggur, menurut ‘Good News Bible” ia menghasilkan tidak kurang dari delapan ratus botol, dan itu hanyalah tambahan dari yang telah diminum. Pernikahan di Cana merupakan acara mewah dari sebuah keluarga bangsawan. Kehadiran Yesus dan ibunya sudah menunjukan status apa yang dimiliki Yesus dalam darahnya sehingga sangat mungkin pesta pernikahan itu adalah pesta pernikahan Yesus. Mereka penghuni puri itu, karena jika tidak mana mungkin pelayan mematuhi perintah mereka. Jika Yesus seorang bangsawan, dan ia menikah dengan Magdalena, maka Magdalena pun juga berstatus sama dengannya.26 Menurut semua catatan Perjanjian Baru, Yesus adalah keturunan Daudketurunan Yudah. Menurut pandangan orang-orang suku Benjamit, hal tersebut menjadikan Yesus seorang perampas kekuasaan. Rasa tidak suka terhadap Yesus semakin menumpuk, apalagi jika ia menikahi seorang wanita suku Benjamit. Pernikahan semacam itu akan merupakan penggabungan Dinasti yang penting. Hal itu tidak saja memberikan Israel seorang raja-pendeta yang berkekuasaan besar, tetapi juga memperlihatkan fungsi simbolis akan kembalinya Yerusalem pada pemiliknya yang berhak. Jadi, hal itu akan berarti meningkatkan kesatuan 25 26 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 345 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 349 yang populer, dukungan serta menggabungkan tuntunan apa pun yang dimiliki Yesus.27 Yesus mungkin saja adalah raja-pendeta dari keturunan Daud yang memiliki hak untuk menuntut tahta. Ia mungkin saja menggabungkan posisinya dengan cara melakukan pernikahan antar Dinasti yang penting secara simbolis. Ia mungkin telah bertindak untuk menyatukan negerinya, menggerakkan pendukung di belakangnya, mengusir para penindas, mendepak boneka mereka, dan memperbaiki keagungan kerajaan mereka seperti saat di bawah pimpinan Salomo.28 1. Jati Diri Istri Yesus Jika Yesus memang menikah, apakah Alkitab memuat jati diri istrinya? Ketika membahas masalah siapakah wanita-wanita yang ada di sekitar Yesus, maka kita mempunyai dua orang wanita, selain ibunya sendiri. Wanita pertama adalah Magdalena atau Maria dari desa Migdal (magdala) dari Galilee. Di dalam keempat Injil itu peran wanita ini benar-benar ambigu dan dituliskan samar-samar.29 Dalam catatan Markus dan Matius, wanita itu tidak disebutkan namanya, hingga akhir Injil. Nama wanita itu ada diantara pengikut Yesus. Dalam Injil Lukas, wanita itu muncul pada awal masa kependetaan Yesus, pada saat ia masih berkhotbah di Galilee. Tampaknya dia menemani Yesus dari Galilee ke Yudea, atau jika tidak, wanita itu berpindah antara dua kota tersebut bersamaan dengan 27 Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 321 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 346 29 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 343 28 kegiatan Yesus. Maka dengan sendirinya hal itu menyatakan bahwa wanita itu menikah dengan seseorang. Di Palestina pada masa Yesus, tidak mungkin terjadi seorang wanita yang belum menikah melakukan perjalanan tanpa seorang muhrim yang mengawalnya, atau melakukan perjalanan tanpa ditemani seorang guru agama di dalam kelompoknya. Sejumlah tradisi tampaknya tahu tentang fakta yang memalukan itu. Lantas beredarlah cacatan bahwa Magdalena menikah dengan salah satu murid Yesus. Jika memang begitu, maka hubungan khusus Magdalena dengan Yesus, serta kedekatan di antara mereka berdua akan membuahkan kecurigaan yang berujung pada tuduhan perselingkuhan.30 Lukas menyinggung tentang seorang wanita yang meminyaki Yesus. Dalam Injil Markus ada pernyataan perminyakan yang dilakukan oleh seorang wanita yang tidak disebutkan namanya. Baik Lukas maupun Markus tidak menjelaskan siapa wanita yang bersama Magdalena itu. Tetapi, Lukas melaporkan bahwa ia adalah seorang ‘wanita yang terjatuh atau pendosa.31 Jika Magdalena adalah seorang pendosa, maka ia pun juga seorang tuna susila seperti yang dinyatakan oleh tradisi populer. Lukas melaporkan, temanteman Magdalena termasuk seorang istri dari pejabat tinggi di istana Herod. Kedua wanita itu, bersama dengan yang lainnya mendukung Yesus dan para muridnya sebagai sumber kekuangan mereka. Wanita yang meminyaki Yesus juga seorang wanita yang penting. Dalam Injil Markus ada penekanan kuat pada upacara peminyakan tersebut. 30 Tarcisio, Bertone, Langkah-Langkah Reflektif dan Konfrontatif Terhadap Da Vinci Code, (Kardinal: Radio Vatikan, 2007), h. 66 31 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 337 Upacara perminyakan ini adalah sebuah peristiwa yang berakibat besar. Alkitab memberikan penekanan karena ini bukanlah sebuah peristiwa spontanitas. Ritual ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan terencana. Harus diingat bahwa perminyakan merupakan upacara yang hanya dilakukan oleh seorang raja dan Messiah yang sah, yang artinya ‘Yang Diminyaki’. Ritual ini menyatakan bahwa Yesus telah menjadi seorang Messiah yang asli karena ia telah menjalani upacara perminyakan. Lalu wanita yang melakukan ritual tersebut tidak mungkin seorang wanita biasa.32 Setelah masa penyebaran ajaran Yesus, Magdalena bukanlah wanita biasa. Dalam Injil Kaum Gnostik, nama ‘Magdalena’ selalu berada di depan para wanita pengikut Yesus, seperti Simon Peter mengepalai murid-murid lelaki. Dan tentu saja, Magdalena adalah saksi pertama yang mengetahui makam kosong setelah peristiwa penyaliban. Yesus memperlihatkan kebangkitannya hanya kepada Magdalena saja.33 Dalam seluruh Alkitab, Yesus memperlakukan Magdalena dengan cara khas. Perlakuan seperti itu mungkin saja menimbulkan kecemburuan diantara para murid. Tampak jelas pada catatan tradisi terakhir, latar belakang Magdalena cukup gelap akibat rekaman sejarah yang didasari rasa cemburu. Gambaran Magdalena sebagai seorang wanita tuna susila merupakan cara yang berlebihan untuk balas dendam. Mereka terus menerus menuduh reputasi seorang wanita 32 Henry Lincoln, Holy Blood Holy Grail, (Jakarta: Cahaya Insani Suci, 2006, Cet. Ke-1), 33 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 344 h. 421 yang hubungannya dengan Yesus lebih dekat dari yang lainnya sehingga menimbulkan rasa iri.34 Ketika seorang pemeluk agama Kristen, baik dulu maupun yang sekarang merasa tidak senang dengan hubungan khusus antara Magdalena dan Yesuspemimpin spritual mereka, kemungkinan besar mereka akan menghilangkan jati diri wanita tersebut dari mata anak-cucunya. Apa pun status Magdalena di dalam Alkitab, dia bukan satu-satunya wanita yang (mungkin) merupakan istri Yesus. Ada sebuah nama lagi yang sering muncul dalam Injil, namanya Maria dari Bethani-saudara wanita Martha dan Lazarus.35 Injil Yohanes menyatakan bahwa ketika Lazarus sakit, saat itu Yesus sedang tidak berada di Bethani selama beberapa hari dan tinggal bersama muridmuridnya di Yordania. Ketika mendengar apa yang terjadi, ia menunda keberangkatannya selama dua hari-sebuah reaksi yang membuat penasaran. Ketika ia tiba di sana, Martha bergegas menyambutnya dengan tangisan. “Tuan, jika anda ada di sini, saudara lelakiku tidak akan mati, (Yohanes 11-2). Ini sungguh mengherankan. Mengapa kehadiran Yesus dapat mencegah kematian seseorang?. Menariknya, hanya martha sendirian yang menyambut kedatangan Yesus, sedangkan Maria sedang duduk di dalam rumah dan tidak keluar hingga Yesus memerintahkannya. Tetapi, mengapa ia menemani Martha dan bergegas menyambut Yesus? Cukup masuk akal bagi Maria untuk duduk di dalam rumah ketika Yesus tiba di 34 35 Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 343 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 338 Bethani. Sesuai dengan kebiasaan Yahudi, dia akan duduk Shiveh-duduk berduka. Menurut kebiasaan orang-orang Yahudi, sesuai dengan hukum pada zaman itu, seorang wanita yang sedang duduk Shiveh’ dilarang untuk keluar rumah kecuali untuk menyambut suaminya. Dalam kejadian itu, Yesus dan Maria dari Bethani bersikap layaknya suami istri yang taat dengan tradisi Yahudi. Fakta-fakta tentang kemungkinan bahwa Maria Bethani adalah istri Yesus terpapar pula dalam Injil Lukas : “Sekarang sudah berlalu, namun ketika mereka pergi dan ia memasuki sebuah desa tertentu, seorang wanita bernama Martha menerima kunjungan Yesus dalam rumahnya. Martha memiliki seorang saudara wanita, yang juga duduk di kaki Yesus, dan mendengarkan kata-katanya. Tetapi martha mengeluh tentang pelayanan yang terlalu banyak, dan mendatanginya, lalu berkata, ‘Tuan, apakah kau tidak peduli bahwa saudara wanitaku membiarkan aku melayani sendirian? Karena itu mintalah dia untuk membantuku,’ Dan Yesus menjawab, serta berkata padanya, ‘Martha, Martha kau waspada dan bingung tentang banyak hal. Tetapi satu hal dibutuhkan : dan Maria telah memilih bagian yang baik itu, yang tidak akan diambil darinya.’ (Lukas 10:38-42).36 Tampaknya Yesus menggunakan semacam kewenangan terhadap Maria. Dari jawaban yang Yesus Berikan, tidak diragukan lagi untuk menafsirkan bahwa jawaban itu merupakan kiasan untuk sebuah pernikahan. Jelaslah bahwa Maria dari Bethani merupakan murid yang sama setianya seperti Magdalena. Jadi kesimpulannya adalah : Magdalena dikenali sebagai Maria Bethani. Magdalena juga dikenali sebagai wanita yang melakukan ritual peminyakan 36 Henry Lincoln, Holy Blood Holy Grail, h. 424 terhadap Yesus. Injil Yohanes menyatakan wanita yang melakukan ritual peminyakan terhadap Yesus adalah Maria Bethani. 37 Yohanes menjelaskan dalam Injilnya : “Saat ini, seorang lelaki bernama Lazarus sedang sakit. Ia berasal dari Bethani, sebuah kota tempat tinggal Maria dan saudara wanitanya, Martha. (Maria itu adalah adik dari Lazarus yang sedang sakit, dan ia melakukan ritual peminyakan terhadap Yesus (Lord), dengan obat salep, dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya). (Yohanes 11:1-20. Lalu enam hari sebelum paskah, Yesus tiba di Bethani tempat Lazarus meninggal yang kemudian bangkit dari kematiannya. Di sana mereka menjamunya dengan makan malam, dan Martha melayani. Tetapi Lazarus ada di antara mereka yang duduk di meja. Kemudian Maria mengambil satu pon salep yang harum, sangat mahal, kemudian meminyaki kaki Yesus, lalu menyeka kakinya dengan rambutnya, sehingga rumah penuh dengan aroma salep. (Yohanes 12:1-3). Maka jelaslah bahwa Maria Bethani dan wanita yang melakukan ritual perminyakan terhadap Yesus adalah wanita yang sama. Jika Yesus memang menikah, jelaslah hanya ada satu calon untuk istrinya-seorang wanita yang muncul berulang-ulang dalam Alkitab walau dengan nama yang berbeda-beda dan dengan peran yang berbeda juga.38 2. Jati Diri Anak Yesus Apakah ada bukti dalam Alkitab bahwa Yesus memiliki anak? 37 Martin Lunn, Da Vinci Code Decoded, Menguak Kebenaran di Balik Fiksi Da Vinci Code, (Jakarta: Tamacon Alia Utama, 2005, Cet. Ke-1), h.156 38 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 338 Tidak jelas apakah Yesus memiliki anak atau tidak, akan tetapi para rabbi diharapkan untuk memiliki anak. Jika Yesus seorang rabbi, maka akan tampak aneh jika ia tidak memiliki anak. Argumen ini tidak menyatakan sebuah fakta positif.39 Para cendikiawan modern tidak yakin tentang asal kata dan arti ‘Barabbas.’ ‘Yesus Barabbas’ mungkin sebuah permainan kata dari ‘Yesus Barabi’ yang merupakan gelar rabi tertinggi dan yang paling terhormat serta diletakkan di belakang nama yang diberikan. Mungkin nama ‘Yesus Barabi’ (Yesus, putra Rabbi). Tapi, tak ada catatan di mana pun yang menjelaskan bahwa ayah Yesus adalah seorang rabi. Jika Yesus memiliki seorang putra dan diberi nama seperti namanya, putranya itu memang akan bernama ‘Yesus bar Rabbi.’ Kemungkinan demi kemungkinan terus muncul. ‘Yerus Barabbas’ mungkin juga berasal dari ‘Yesus bar Abba,’ karena ‘Abba”artinya ayah dalam bahasa Ibrani. ‘Barabbas’ berarti’putra seorang ayah, yang merupakan bentuk kata penanda betapa istimewanya sang ayah. Jika sang ayah benar-benar’Ayah yang di Surga’, maka Barabbas boleh jadi lagi merujuk pada Yesus sendiri. Namun, jika Yesus sendiri adalah seorang ayah, maka Barabbas berarti nama putra Yesus.40 Apa pun artinya dan asal kata nama tersebut, sosok Barabbas benar-benar membuat penasaran. Pertama-tama, nama Barabbas seperti juga Magdalena telah dengan sengaja disembunyikan dan diberi label negatif. Barabbas digambarkan 39 40 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 332 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 353 sebagai seorang pencuri. Tetapi, jika Barabbas seperti yang dinyatakan oleh namanya, tentunya bukanlah seorang pencuri biasa.41 Lalu, mengapa namanya harus digelapkan? Kecuali jika sosok itu memang seseorang yang disembunyikan oleh penyuting Perjanjian Baru, agar tidak diketahui anak cucu. Masuk akal jika Barabbas adalah putra Yesus. Dipercaya bahwa Yesus dilahirkan sekitar tahun 6 M. peristiwa penyaliban terjadi tidak lebih dari tahun 36 M, dan itu berarti Yesus berusia sekitar 42 tahun. Tetapi kalaupun ia meninggal dunia di usia 33 tahun, ia masih mungkin memiliki seorang putra. Sesuai dengan kebiasaan saat itu, ia menikah pada usia 16 atau 17 tahun. Namun kalaupun ia tidak menikah hingga ia berusia 20 tahun, ia masih mungkin memiliki seorang putra yang berusia 13 tahun, yang menurut kebiasaan Yudais, telah dianggap menjadi seorang lelaki. Kemungkinan masih ada anak-anak lainnya. Anak-anak tersebut mungkin berada dalam kandungan ibunya saat peristiwa penyaliban.42 3. Jati Diri Saudara Ipar Yesus Jika Magdalena dan Maria Bethani adalah wanita yang sama, dan jika wanita itu adalah istri Yesus, maka Lazarus adalah saudara ipar Yesus. Apakah ada fakta dalam Alkitab yang menyatakan bahwa ia menikmati kedudukan tersebut? Lazarus tidak muncul dalam Injil Lukas, Matius maupun Markus-walau peristiwa ‘bangkit dari kematian’ sempat mengisi catatan Markus sebelum dihilangkan. Lazarus dikenal anak-cucu umat Kristen dan umum, hanya melalui 41 42 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 338 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 353 Injil Ke-4 milik Yohanes. Injil Yohanes juga memuat bukti-bukti bahwa Lazarus menikmati perlakuan khusus dari Yesus, dan ia tidak termasuk’ bangkit dari kematian’. Lazarus tampak akrab dengan Yesus daripada muris-murid lainnya. Namun, Alkitab tidak memasukkan dirinya di antara para murid Yesus.43 Tidak seperti para murid lainnya, Lazarus mengalami banyak ancaman. Menurut Injil Yohanes, ketika kepala pendeta ingin membunuh Yesus, ia juga menginginkan Lazarus (Yohanes 12:10). Lazarus tampak melakukan kegiatan atas nama Yesus, lebih banyak dibandingkan dengan apa yang dikerjakan murid-murid lainnya. Menurut teori hal itu sudah dapat menyatakan bahwa dirinya adalah seorang murid Yesus juga, namun ia tetap tidak dinyatakan seperti itu. Ia juga tidak hadir dalam peristiwa Penyaliban-ini sebuah tindakan yang memperlihatkan betapa ia tidak tahu berterimakasih padahal Yesus telah membangkitkannya dari kematian.44 Tampaknya Lazarus telah memulai ritus inisiasi, dan menjalani secara tradisional. Jauh sebelum Yesus datang ke Bethani, Lazarus mulai menjalani semacam ritus untuk memberi simbol terhadap kebangkitan kembali dan kelahiran kembali. Dalam hal ini, keinginan murid-murid untuk ‘mati bersamanya’ menjadi sangat dapat dipahami. Maria dan Martha pun bingung. Tetapi, mungkin mereka hanya salah tanggap tentang ritual inisiasi tersebut. Atau mungkin hanya salah dalam pelaksanaan ritual inisiasi-sesuatu yang tidak semestinya terjadi. Jika kejadian Lazarus memang merupakan sebuah ritual inisiasi, ia jelas menerima perlakuan yang khusus. Ia diinisiasi di hadapan para murid lainnya 43 44 www.thedavincicode, diakses tanggal 5-Mei 2008 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 355 yang memandang iri terhadap hak khususnya. Tetapi, mengapa ia harus mengalami peristiwa yang sangat diinginkan murid-murid lain untuk juga ikut bersamanya? Mengapa kelompok mistis bid’ah seperti Carpocratian sangat mempersoalkan hal itu? Dan mengapa keseluruhan episode itu dihilangkan dari Injil Markus? Mungkinkah karena Lazarus memiliki hubungan khusus dengan Yesus? Yaitu sebagai saudara ipar lelaki. Ketika Yesus kembali ke Bethani dan menangis karena kematian Lazarus, para penonton menyerukan kata-kata si pembawa berita: ‘Lihatlah betapa ia mencintainya, (Yohanes 11-36). Pada Jamuan Malam Terakhir, ia memperlihatkan kedekatannya dengan Yesus, dan hanya kepadanyalah Yesus menceritakan bahwa sebuah pengkhianatan akan terjadi : “Sekarang salah satu murid Yesus menyandarkan dirinya pada dadanya, muridnya yang dikasihi Yesus. Simon Peter karena itu menunduk padanya, sehingga ia harus bertanya dengan siapa ia berbicara. Ia kemudian bersandar pada dada Yesus dan berkata padanya, ‘Tuan, siapa itu? Yesus menjawab, ‘Dialah, yang akan kuberi suapan ketika aku telah mencelupkannya. Dan ketika ia telah mencelupkan suapan itu, ia memberikannya pada Yudas Iskariot, putra Simon. (Yohanes 13:23-26).45 Siapakah murid terkasih itu? Segala fakta menyatakan bahwa ia sebenarnya adalah Lazarus-ia yang dicintai Yesus. Tampaknya, Lazarus dan murid terkasih merupakan orang yang sama, dan Lazarus adalah jati diri Yohanes yang sesungguhnya. 45 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 344 Menurut Prof. william Brownlee, seorang cendikiawan biblikal yang terkemuka dan salah satu dari yang terahli di bidang Dead Sea Scrolls (Gulungan Laut Mati), berkata : ‘Berangkat dari fakta-fakta dalam Injil Yohanes, kesimpulannya bahwa Lazarus terkasih itu adalah Lazarus dari Bethani.46 Jika Lazarus dan murid terkasih adalah orang yang sama, hal itu akan menjelaskan sejumlah kejanggalan. Pertama, akan memecahkan misteri hilangnya Lazarus dari catatan Alkitab, lalu ketakhadirannya pada peristiwa Penyaliban. Jika Lazarus dan murid terkasih adalah satu orang yang sama. Lazarus hadir pada peristiwa Penyaliban. Dan Yesus memercayakan perawatan ibunya kepada Lazarus. Berikut adalah petikan dari Injil Yohanes saat Yesus berpesan pada Lazarus, layaknya seorang lelaki terhadap saudara ipar lelakinya : “Ketika Yesus melihat ibunya, dan murid yang berdiri di samping, yang dicintainya, ia berkata pada ibunya. ‘Wanita, lihatlah putramu!” Lalu ia berkata pada muridnya, Lihatlah ibumu, dan sejak saat itu murid tersebut membawa wanita itu ke dalam rumahnya sendiri. (Yohanes 19:26-27). Kata terakhir dari kutipan itu merupakan pembuka rahasia. Ketika muridmurid lain telah meninggalkan rumah mereka di Galilee dan mereka tidak lagi memiliki rumah, Lazarus masih memiliki rumah-rumah yang bagus di Bethani, tempat Yesus biasa tinggal di sana juga. D. Ritual Pernikahan Yesus Dalam Da Vinci Code 46 Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti. Peraturan yang mengatur pernikahan di lingkungan dinasti, seperti yang dilakukan oleh Yesus, pasti berbeda jauh dengan peraturan yang diikuti oleh rakyat Yahudi biasa. Satu-satunya alasan yang mengijinkan hubungan seks terjadi adalah untuk menjadi seorang ayah. 47 Segala tatacara pernikahan/hubungan seks diatur dengan ketat. Laurence Gardner membahas topik itu dengan seksama dalam Blood of the Holy Grail.48 Ada satu masa bertunangan selama tiga bulan dan hari pertama pernikahan dengan upacara perminyakan terjadi dalam bulan September. Hal tersebut menandai awal masa berpasangan. Namun, hubungan seksual baru boleh terjadi setelah pertengahan pertama bulan Desember tahun itu. Penundaan itu dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa si bayi akan lahir pada bulan September mendatang, yaitu bulan perdamaian (Atonement). Jika hubungan itu menghasilkan kehamilan, hubungan seksual hanya dapat dilanjutkan pada bulan Desember mendatang. Hingga hari pernikahan kedua, perempuan itu dianggap sebagai alama, yang artinya “perempuan muda “. Kata itu tidak memiliki konotasi seksual. Kata itu ditafsirkan sebagai “perawan”, artinya adalah “virgo intacto’ (perawan terlengkap); jelas ini arti yang benar. 49 Pada waktu pernikahan kedua, yaitu pada bulan Maret, pengantin perempuan sudah dalam keadaan hamil tiga bulan. Alasan penundaan selama tiga bulan itu adalah untuk melihat kemungkinan adanya keguguran kehamilan. Juga berarti, sang suami bisa saja mengundurkan diri dari pernikahan jika ternyata sang istri 47 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 356 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 352 49 Martin, Lunn, Da Vinci Code De Coded, h. 154 48 terbukti tidak subur. Pada bulan selain bulan Desember, saat hubungan seksual diijinkan, pasangan tersebut hidup terpisah. Pada saat mereka hidup terpisah, sang istri dianggap sebagai seorang janda yang artinya ada di satu tingkat lebih rendah dari alamah. Perempuan itu diminta untuk berduka bagi suaminya, hal ini dijelaskan pada Luke 7:38 “ketika istri berdiri di belakang suaminya, sambil menagis, dan mulai membasuh kaki suaminya dengan air matanya.” Jika Kristus telah ada dalam perut ibunya dalam masa Maria “menjanda”itu (dan tampaknya Maria sudah hamil Kristus ketika pernikahannya dengan Joseph belum sempurna) sehingga membuat Kristus adalah purta dari seorang janda.50 Salah satu dari minyak yang digunakan dalam ritual pernikahan adalah minyak Spikenard,51 yang oleh Maria Magdalena untuk meminyaki Yesus. Maria Magdalena meminyaki kepala Yesus di rumah Simon Zelotes, yang lebih dikenal sebagai Lazarus. Pada bulan Juni, 30 M. Maria Magdalena meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi Spikenard dalam pesta pernikahan di Cana. Jhon tidak menyebutkan adanya pernikahan sesungguhnya di Cana, dia hanya mengatakan ada pesta. Di antara para tamu ada para murid dan pengikut Gentiles yang “belum bersih.” Tampak jelas bahwa memang Yesus lah pengantin prianya dalam pesta tersebut. Ketika keributan yang terjadi karena arak anggur Komuni, ibunda Yesus mengatakan kepada pelayan-pelayan melakukan apa saja yang diperintahkan Yesus. 50 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 353 Spikenard adalah tumbuhan bunga dari keluarga Valerian yang tumbuh di sekitar Himalaya, India dan Nepal. Tumbuhan bunga ini bisa menjdi essensial karena harum dan kekuatan sedativenya untuk insomnia dan obat-obatan herbal. 51 Sebenarnya para tamu tidak boleh membuat keributan. Upacara yang sebenarnya akan berlangsung pada bulan September yang mendatang. Maria Magdalena kembali meminyaki kaki Yesus pada bulan Maret, 33 M, dan menyekanya hingga kering dengan menggunakan rambutnya. Satu-satunya orang yang diijinkan melakukan perminyakan dengan Spikenard adalah istri Messiah dan satu-satunya waktu yang diijinkan adalah pada waktu upacara-upacara pernikahan pertama dan kedua. Para raja Mesir diijinkan untuk menikahi saudara perempuan mereka. Raja Yudah tidak mengikuti tata cara tersebut tetapi menganggap bahwa penerus tahta akan jatuh pada garis keturunan perempuan. Jhon the Baptist adalah Zadok dari garis keturunan lelaki dan para istri dari garis itu selalu mendapatkan gelar Elisheba (Elizabeth). Para istri dari dinasti Davidic, mendapat gelar Mary. Hal itu menjelaskan mengapa ibunda Yesus dan istrinya dipanggil Maria. Dalam salah satu Injil Gnostik, yaitu Injil Philip, yang ditekan oleh Gereja Kristen dan yang dalam Da Vinci Code dianggap oleh Sir Leigh Teabing, (yang mana Teabing adalah sebuah anagram) sebagai “ titik terbaik untuk memulai,” dimana dijelaskan tentang kasih sayang antara Maria Magdalena dan Yesus.52 Dan Brown mengulanginya untuk kita dalam Da Vinci Code: “ Dan pasangan dari sang Penyelamat adalah Maria Magdalena. Tetapi Kristus mencintainya lebih dari mencintai para muridnya yang lain. Dan dia sering mencium mulutnya.53 52 53 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 340 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 343 Para murid lainnya merasa tersinggung karenanya dan menyatakannya. Mereka mengatakannya pada Yesus, “mengapa Anda mencintainya lebih dari Anda mencintai kami? Sang Penyelamat menjawab dan berkata pada mereka, “Mengapa aku tidak mencintainya? Misteri pernikahan itu sangat hebat-karena tampaknya dunia tidak akan pernah ada. Sekarang keberadaan dunia tergantung pada lelaki dan keberadaan lelaki tergantung pada pernikahan.54 Mencium di mulut adalah tindakan yang hanya boleh dilakukan bagi orang yang sudah menikah. Dan Brown dalam Da Vinci Code, tidak menyebutkan apa yang tertera di dalam Injil Thomas, ketika Peter berkata, “perempuan tidak senilai dengan kehidupan.” Dan Yesus menjawab, “aku sendiri akan memimpinnya untuk menjadi lelaki. Karena setiap perempuan yang akan mengubah dirinya menjadi lelaki akan masuk ke Kerajaan Surga. 55 54 55 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 341 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 343 BAB III RESPONS TOKOH-TOKOH KRISTEN TENTANG PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE A. Darrel L. Bock. Darrel L Bock adalah seorang sarjana muda jurusan kajian Injil Perjanjian Baru dan professor peneliti dari Dallas Universitas Theologi Amerika Serikat. Bock mendapatkan gelar PhD dari Universitas Skotlandia Aberdeen. Karyanya termasuk karangan tentang penghujatan dan pengagungan Tuhan ada dalam koleksinya Judaisme and The Final Examination of Jesus. Bock adalah mantan ketua dari Evangelical Theologi Society. Saat ini beliau adalah editor dari majalah Christianty Today, dan sering mempublikasikan artikel di Los Angeles Time dan surat kabar pagi Dallas Morning News. Bock lebih dikenal akhir-akhir ini dengan karyanya yang berkaitan dengan buku The Da Vinci Code karya Dan Brown. Dalam merespons implikasi teologi buku tersebut, Bock menulis ”Breaking The Da Vinci Code” dan bukunya menentang sejarah yang berhubungan dengan kitab Injil dengan berbagai macam pandangan-pandangan yang dikemukakan dalam The Da Vinci Code khususnya pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena.56 Bock juga banyak menulis artikel pada Beliefnet.com dan Christianity Today.Com. Buku karangan Bock yang terbaru adalah The Missing Gospel yang membantah Existensi dan Legitimasi kaum Kristen ortodok yang tidak resmi menurut UU gereja dengan ajaran dan kepercayaannya. 56 http://groups.google,co,id. diakses tanggal 9-Juni 2008. Darrel L. Bock berpendapat, bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus dengan seorang wanita yang bernama Maria Magdalena dibuat dengan sembrono. Bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan suatu kejadian dalam suatu teks sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan bahasa dari teks tersebut, apalagi mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang berusia ribuan tahun tentunya secara logika dapat mengalami diversi bahasa semenjak Kitab tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin, dan kemudian kedalam bahasa Inggris / Perancis yang merupakan bahasa terjemahan yang dipakai oleh Dan Brown. Selain kesimpulan mengenai pernikahan Yesus, Dan Brown juga membuat kesimpulan lain yang sangat kontroversial, dimana dikatakan bahwa dinasti Merovingian adalah merupakan dinasti kerurunan dari pasangan Yesus dan Maria Magdalena. Beberapa saat setelah Yesus disalib, beberapa murid yang setia pada Yesus kemudian melarikan Maria Magdalena yang pada saat itu juga membawa anak dari hasil perkawinannya dengan Yesus keluar dari Jerusalem. Setelah singgah di beberapa tempat, Maria Magdalena (dalam buku tersebut tidaklah jelas apakah Maria Magdalena sendiri ataukah keturunannya) kemudian menetap di daerah Languedoc, Perancis Selatan terutama daerah Languedoc yang termasuk juga desa yang bernama Rennes Ie Chateau merupakan wilayah yang menjadi awal dari penelitian Dan Brown.57 Dikisahkan kemudian setelah keturunan Maria Magdalena bercampur dengan masyarakat sekitar dan kemudian mereka juga menyebarkan populasi hingga 57 Dan Brown, The Da Vinci Code, Terj. Isma koesalamwardi, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2004, Cet. Ke-1), h. 353 sampai ke daerah Viking, Germania, Visigoth, dan lainnya, mereka kemudian mendirikan sebuah kerajaan serta mendirikan dinasti yang bernama dinasti Merovingian. Pendiri dinasti Merovingian oleh keturunan Maria Magdalena (dan juga Yesus) ini menjelaskan mengapa raja-raja dari dinasti Merovingian diperlakukan sebagaimana layaknya raja-pendeta, seorang Raja Suci yang tidak hanya bertindak selaku simbol negara tetapi bertindak selaku pemimpin rohani dari rakyatnya.58 Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan Dan Brown mengenai sejarah Yesus, khususnya mengenai apakah Yesus pernah menikah atau tidak; terhadap pribadi Yesus sendiri Dr. Darrel L. Bock mengambil sikap berikut: 1. Yesus / Isa adalah seseorang yang membawa pesan-pesan suci Tuhan sang maha penguasa alam ke bumi, dan itu menjadikan ia suci terlepas dari fakta apakah ia pernah menikah ataupun tidak. 2. Kesucian Yesus / Isa harusnya dijadikan teladan bagi umat Kristen yang mempercayai keberadaan Yesus / Isa, bukannya justru dijadikan untuk memperuncing perbedaan antara umat yang percaya dengan keberadaan tersebut. B. Erwin Lutzer. Erwin Lutzer lahir 3 Oktober 1941 di Satkatchewan Canada. Ia putra kelima dari pasangan Gustav dan Wanda Lutzer. Ia lulusan dari Winnipeg Bible Universitas dan Universitas Dallas Texas, dan ia lulus pada tahun 1967. Sekarang 58 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 359 Erwin Lutzer menjabat sebagai Pastor Senior Moody Church di Chicago Amerika Serikat. Erwin Lutzer berpendapat bahwa salah satu sumber yang dipakai Dan Brown dalam menulis buku The Da Vinci Code adalah buku Holy Blood-Holy Grail karya Lincoln. Yang paling menggemparkan dari buku itu adalah pertanyaan-pertanyaan di seputar kehidupan Yesus, seperti apakah Yesus menikah dan punya anak, apakah Maria Magdalena adalah istri Yesus, apakah keturunan Yesus masih ada sampai sekarang? Seperti pertanyaan : Apakah Yesus menikah? Asumsi awal yang dipakai oleh Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan seorang Nabi dan juga Guru (Rabbi), sedangkan dalam hukum Yahudi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda Yahudi untuk menikah jika telah menginjak usia akil balig. Dan juga ada hukum Yahudi yang tertulis yang mengatakan bahwa seorang baru bisa menjadi rabbi ( Guru ) jika telah menikah. ”Dari perspektf ini, Yesus haruslah menikah”.59 Di pihak lain, Alkitab dan sumber-sumber lain tidak secara ekplisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Sumber lain dari kitab Apokrifa ( kitab-kitab yang dibuang ) juga secara implisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Lalu dikatakan juga bahwa istri Yesus adalah Maria Magdalena. Magdalena yang digambarkan dalam Alkitab sebagai perempuan yang meminyaki kaki Yesus dan ikut menyaksikan kematian Yesus di kayu salib, serta perempuan pertama yang 59 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 340 datang di kubur Yesus, telah digambarkan secara salah oleh gereja selama ribuan tahun dengan menyatakan sebagai pelacur. Magdalena menikah dengan Yesus dan mempunyai keturunan. Setelah kematian Yesus, Magdalena dengan disertai oleh pengikut Yesus melarikan diri ke Perancis bagian selatan ( Gaul ) yang telah lama dihuni oleh pemukim Yahudi. Disitulah keturunan Yesus menyebar, berketurunan dan mempunyai hubungan dengan Dinasti Merovingian yang menjadi Raja Franks pada abad ke-6-7 M. Holy Grail adalah simbolisasi dari keturunan Yesus dan bukanlah Piala Perjamuan jika diartikan secara harfiah.60 Apakah cerita itu benar ? Dan Brown menggunakan cara pengungkapan fakta yang cukup kuat. Ia menggunakan berbagai macam bukti dan fakta dari tulisantulisan dan dokumen-dokumen abad pertengahan serta berburu informasi ke sumber-sumber sejarawan maupun pelaku peristiwa yang dapat dipercaya. Kelemahan terbesar justru di salah satu pernyataan Dan Brown: ”Alkitab ( Perjanjian Baru ) adalah buku yang telah diubah, diganti, dan diedit ulang sesuai dengan kebutuhan pihak gereja saat itu, sehingga Alkitab tidak lagi menjadi sumber yang terpercaya dalam mengungkapkan cerita dibalik kehidupan Yesus.61 Kekuatan buku The Da Vinci Code adalah Dan Brown tidak mengambil kesimpulan tetapi mengatakan adanya suatu hipotesa. Bahwa hipotesa itu belum teruji benar dan masih dikaitkan dalam hubungan yang belum kuat adalah masalah lain, dan juga sumber dari kekurangan bagi siapapun yang meneliti tentang sejarah Yesus. 60 61 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 349 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 321 Apakah hipotesa dalam buku The Da Vinci Code mempengaruhi iman seseorang ( orang Kristen, khususnya ) ? Bagi Erwin Lutzen tidak menjadi masalah. Pembuktian sejarah berada di posisi berseberangan dengan posisi iman. Pembuktian bahwa Yesus menikah dan mempunyai anak tidak menafikan iman orang Kristen. Tentunya ada yang ditakuti dalam buku itu, dan reaksi berlebihan dari pihak gereja dan agamis justru membuat fakta yang telah ada menjadi terdistorsi. C. Martin Lunn. Martin Lunn dikenal sebagai seorang peneliti ahli masalah keturunan Davidic dan isu-isu lain yang dikenalkan oleh The Da Vinci Code. Lulusan dari program Master Sejarah dan jurnalisme ini pernah hidup di sepanjang daerah Timur Tengah, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, namun berdomisili di Barcelona. Dia juga seorang pimpinan besar ( Grand Master ) dari kelompok masyarakat naga ( The Dragon Society ) yang didirikan oleh King Sigismund dari Hungaria, tahun 1408.62 Martin Lunn berpendapat, bahwa Gereja Roma Katolik merasa disoroti karena The Da Vinci Code-dan nampak tak senang dengan sorotan mata kritis itu. Pihak gereja telah membela keyakinan para pengikutnya selama 2000 tahun dan dengan senang hati mengetahui bahwa keimanan mereka itu berjalan tanpa bukti. Agama Kristen tak mampu meyakinkan dengan berbagai macam bukti yang bisa mempertahankan pengikutnya dan lebih dari yang akhir abad suguhkan untuk 62 Martin Lunn. Da Vinci Code De Coded, Menguak Kebenaran di Balik Fiksi Da Vinci Code. Jakarta: Cahaya Insan Suci, 2005, Cet. Ke-1). h. 152 membelanya di depan aneka penemuan ilmiah; yang ia berharap bahwa penemuan itu berhenti. Novel The Da Vinci Code adalah sebuah novel yang sukses bukan karena kejujuran yang mengikat, tapi karena alur cerita pembunuhnya, juga karena Dan Brown telah menstimulus pembacanya untuk melihat “kebenaran” yang telah lama diterima ( familiar truths ) ke dalam kebenaran yang tidak familier (nfamiliar ligtht).63 Dalam melakukannya ia telah merangsang pembaca untuk menambah pengetahuan tentang hal itu dan juga membuat ketidakpuasan untuk selalu mencari tahu apa yang terjadi dia akhir novel. Beberapa dari kita mengira bahwa ada semacam proses pengurangan selama dua dekade terakhir ini yang mengarahkan manusia pada hal pembukaan rahasia rohani ( spiritual revelation ). Pekerjaan semacam ini pernah dilakukan oleh film-film fiksi ilmiah seperti film trilogi Matrix dan hal-hal populer sebagai bagian dari fenomena esoterik semacam UFO dan garis panen nazca. Novel subversif milik Dan Brown-The Da Vinci Code ini telah menyumbangkan banyak kepada perubahan yang telah terjadi di dunia ini.64 Kontoversi The Da Vinci Code, karya Dan Brown yang terbit 2003, kini disusul film dengan judul serupa; adaptasi dari novel tersebut, film The Da Vinci Code diputar serentak di seluruh dunia. Bagi sebagian umat Kristen, khususnya kalangan Katolik, inilah karangan fiksi dan film paling menggemaskan dan mungkin saja menggoncang iman ( tentu bagi yang lemah imannya ). 63 64 Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti Heboh The Da Vinci Code memang terkait beberapa gambaran tentang aspek mendasar keyakinan Kristen. Novel dan film tersebut memuat gagasan-gagasan kurang lazim dan tidak dianut arus utama teologi kekristenan. Misalnya, di situ digemakan bahwa Yesus atau Isa Almasih bukanlah Tuhan, melainkan seorang manusia. Sebelum abad keempat, Yesus hanya dianggap manusia, namun Kaisar Imperium Romawi kala itu, Konstantin, mendewakan-Nya sesuai keyakinan lamanya yang paganis.65 Yang tak kalah menegangkan, Yesus juga diceritakan telah menikahi Maria Magdalena yang kemudian mengandung dan melahirkan anak-Nya. Karena itu, Magdalena mestinya mendapat penghormatan lebih. Sampai saat ini,masih dalam alur fiksi Brown, garis keturunan Yesus dari Magdalena masih eksis di Eropa. Imajinasi Brown masih melambung, bermain antara fakta dan fiksi. Alkisah sampai saat ini, komunitas bawah tanah Biarawan Sion masih mengagungkan sosok Magdalena dan berusaha menjaga kebenaran yang misterius itu. Selama berabad-abad, Gereja Katolik berusaha menutupi “kebenaran” itu, bahkan tak segan-segan membunuh orang-orang yang berusaha mengungkapnya.66 D. Angelo Amato. Angelo Amato adalah seorang pendeta yang mulia dan agung. Beliau lahir pada tanggal 8 Juni 1938, sekarang ini beliau menjadi Sekretaris dari Kongregasi Doktrin dan Keimanan Vatikan setelah penunjukan oleh Pope John Paul II pada 65 66 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 324 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 356 19 Desember 2002. Saat ini beliau melayani Gereja Joseph Ratzinger yang dipimpin oleh Pope Benedict XVI pada tahun 2005. Setelah Angelo Amato menyelesaikan masa percobaan di Salesian High School, beliau meneruskan Studi Philosophy dan Theologi di Roma. Beliau dinobatkan sebagai pendeta pada tanggal 22 Desember 1967, dan menjadi bagian dari Salesian Of Saint John Bosco. Kemudian meneruskan studinya di Universitas Salesian dengan spesialisasi pada Kristologi, pada tahun 1972 ia menjadi asisten pengajar pada Universitas tersebut. Pada tahun 1974 beliau memperoleh gelar Doktor dengan disertasinya” The Pronouncement Tridentine On The Need For Sacramental Confession in The Canons 6-9 session XIV. Angelo Amato berpendapat, bahwa buku The Da Vinci Code menjungkirbalikkan pemahaman mapan Gereja Katolik. Berikut beberapa diantaranya : 1. Perempuan di Jamuan Terakhir Tidak semua yang duduk di meja dalam Perjamuan Terakhir adalah lakilaki. Satu dari tiga belas orang dalam lukisan tersohor The Last Supper karya Leonardo Da Vinci adalah perempuan, yaitu maria Magdalena. Maria duduk tepat di sisi kanan Yesus. Maria adalah sosok Yahudi ningrat dari klan Benjamin yang tidak lain adalah istri Yesus.67 2. Maria Pewaris Gereja 67 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 336 Pada Perjamuan Terakhir, Yesus telah menduga akan ditangkap dan disalib. Maka ia memberi Maria intruksi bagaimana melanjutkan Gerejanya. Yang diberi petunjuk adalah Maria, bukan Peter, Peter tidak puas karena dinomorduakan di bawah perempuan. Dalam lukisan Da Vinci, Peter mencondongkan tubuh ke arah Maria seolah mengancam.68 3. Cawan Suci adalah Maria Cawan suci adalah kiasan untuk Maria Magdalena, perempuan yang mewadahi darah Yesus, mengandung keturunan Yesus Kristus. Dalam diri Maria mengalir tiga kekuatan luar biasa. Kekuatan sebagai pengemban titak Yesus untuk mengemban ajarannya, kekuatan sebagai istri yang mengandung anak Yesus, dan kekuatan sebagai keturunan raja Yahudi. Gereja, untuk membela diri dari kekuatan Magdalena, mengabadikan profil Magdalena sebagai pelacur dan menguburkan bukti-bukti pernikahan Kristus dengan perempuan ini. Gereja menghancurkan segala kemungkinan Yesus kawin dan mempunyai keturunan.69 4. Anak cucu Yesus ada di Perancis Maria Magdalena hamil saat penyaliban Yesus. Untuk keamanan Maria tidak punya pilihan lain kecuali melarikan diri dari Tanah Suci. Dengan bantuan paman Yesus yang bisa dipercaya, Josef dari Arimatea, ia diamdiam pergi ke Perancis. Disana ia melahirkan anak perempuan bernama Sarah. Pada abad ke-5, keturunan Yesus menikah dengan bangsawan 68 69 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 344 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 352 Perancis, menciptakan garis keturunan Merovingian. Klan inilah yang mendirikan kota Paris. 5. Gereja menghabisi keturunan Yesus Gereja terdahulu takut jika garis keturunan itu dibiarkan tumbuh, rahasia yang ditutup rapat akan terkuak, sehingga meruntuhkan doktrin fundamental Katolik. Di akhir abad ke-7 Vatikan bekerjasama dengan Pepin d’Heristal membunuh raja Perancis Dagobert. Pembunuhan Dagobert menyebabkan keturunan Merovingian musnah. Namun putra Dagobert, Sigisbert, berhasil lolos dan melanjutkan garis keturunan Merovingian. Salah satu keturunannya adalah Godefroi de Bouillion.70 E. Tarcisio Cardinal Bertone. Tarcisio Cardinal Bertone, lahir pada tanggal 2 Desember 1934, ia adalah Wali Gereja/Pendeta Tinggi Italia pada Gereja Roma Katolik. Saat ini beliau menjadi sekretaris Kardinal Kenegaraaan dan menjadi Uskup besar Genoa tahun 2002-2006. Bertone diangkat menjadi pejabat tinggi Gereja tahun 2003, dan pada tanggal 10 Mei 2008, ia diberi gelar Uskup Besar Frascati, setelah kematian Kardinal Trujilo ia menepati jabatan peringkat tertinggi di Gereja. Bertone berpendapat bahwa, Gereja telah melakukan segalanya dengan kekuatannya untuk menyembunyikan informasi tentang pernikahan Kristus. Pada tahun 1958 sebuah naskah Ecumenical Patriarch of Contantinople (Patriarkh 70 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 357 Oikumenis Kontantinopel) ditemukan di sebuah biara dekat Yerusalem oleh Morton Smith, seorang Profesor Sejarah Kuno di Columbia University.71 Dia menemukan sepucuk surat dari Uskup Clement dari Alexandaria (150M215M) yang ditulisnya untuk rekannya Theodore dalam sebuah buku tentang karya-karya St. Agustinus dari Antioch. Di dalamnya termasuk Injil Mark yang sudah kita kenal sebelumnya. Dia menyatakan bahwa bagian dari Injil tersebut harus diabaikan karena ajarannya yang tidak cocok dengan ajaran Gereja. Injil Mark merupakan Injil penting karena yang pertama ditulis dan merupakan dasar dari semua Injil lainnya. Bagian yang ditekan adalah bagian Lazarus, yang dikatakan Yesus telah secara ajaib, bangkit dari kematiannya. Lazarus menangis dari dalam kuburnya, supaya diketahui bahwa dia tidak mati ketika Yesus melihatnya. Keadaan yang sebenarnya adalah, Lazarus telah dikucilkan dan itu dianggap sebagai setara dengan mati. Masa pengucilan itu berlangsung selama empat hari. Pada hari ketiga Martha dan Maria mengirimkan pesan kepada Yesus, mengatakan bahwa Lazarus dalam keadaan sekarat karena kutukan. Lalu Yesus ke sana untuk menghidupkannya kembali, walau itu sesungguhnya di luar kemampuan Yesus. Kemudian, bagian yang dihilangkan adalah bagian kebangkitan itu dan berakhir dengan perempuan-perempuan yang berlarian keluar gua kosong. Dua belas ayat terakhir dari Injil Mark 16 yang kita miliki kini. Ketika kedatangan Yesus di rumah tempat Martha dan Maria tinggal seperti dijelaskan dalam Injil Jhon, hal itu memberikan kesan bahwa Maria merasa ragu 71 Martin Lunn, Da Vinci Code Decoded, h. 158 untuk meninggalkan rumah itu. Namun pada bagian Injil Mark yang dihilangkan adalah bagian yang menjelaskan Maria keluar dari rumah Martha untuk menyambut Yesus, tetapi para murid Yesus menyuruhnya untuk kembali ke dalam. Alasannya adalah, sebagai istri Yesus, dia hanya diijinkan keluar rumah dengan ijin suaminya. Katolik Roma mengaku bahwa St. Peter adalah pendiri Gereja Katolik. Nama Peter berasal dari kata bahasa Yunani, petros, yang artinya batu. Nama itu diberikan Yesus padanya. Peter bereputasi sebagai seorang pembenci perempuan, atau seperti yang dituliskan Dan Brown dalam Da Vinci Code, “seorang yang membeda-bedakan jenis kelamin,” dan jika itu benar kita dapat mengerti mengapa Gereja yang dipimpin pembangunannya mengaibaikan perempuan sepanjang sejarahnya. Meski begitu, jika kita percaya bahwa Maria Magdalena cukup baik, tidak hanya sebagai murid Yesus yang paling setia, tetapi juga istrinya, kita harus bertanya pada diri kita sendiri mengapa Gereja tidak mau mengakui pernikahannya dengan Kristus? Dengan memberikan bukti, kita hanya dapat menyimpulkan, seperti yang dilakukan Dan Brown.72 Fakta-fakta yang diangkat oleh Dan Brown dalam Da Vinci Code dan kemudian dilayarlebarkan dalam bentuk film, VCD, dan DVD dianggap membongkar dasar-dasar kepercayaan gereja Kristen sedemikian jauhnya mengeksplorasi hingga akhirnya dianggap telah melecehkan dan menghina Gereja. 72 Dan Brown, The Da Vinci Code, h. 331 The Da Vinci Code, memang benar-benar menghebohkan dan menciptakan kontroversi yang tidak ada habis-habisnya. Sekurang kini ada 10 buku ynag ditulis oleh para teolog Kristen yang mencoba untuk menyanggah isi Da Vinci Code tersebut. Banyak yang geram dengan karya Dan Brown tersebut, karena dianggap melecehkan Yesus, dan Vatikan. Pada pertengahan Maret 2005, ia menganjurkan agar toko buku Katolik memboikot Da Vinci Code. Salah satu alasannya, Da Vinci Code merupakan kebohongan yang memalukan. Ia khawatir, banyak orang mempercayai kebohongan di dalamnya dan kemudian menganggapnya sebagai sebuah kebenaran. Dalam Bible Perjanjian Baru disebutkan, bahwa saksi pertama kebangkitan Yesus-yang menyaksikan kuburan Yesus kosong-seorang wanita bernama Maria Magdalena. Jika dasar kepercayaan ini dibongkar, maka bisa dikatakan runtuhlah agama Kristen. Sebenarnya gagasan Dan Brown bukanlah gagasan yang benarbenar baru dan orsinil. Tahun 1982, terbit buku Holy Blood, Holy Grail, yang bercerita tentang perkawinan Yesus dengan Maria Magdalena dan punya anak keturunan. F. Trifena Yulianti. Ia dilahirkan pada tanggal 17 Juli 1978 di Jakarta, dan saat ini ia seorang aktivis Institute Theologia dan Keguruan Indonesia, dan ia juga seorang Gembala GBI Kharisma Pondok Cabe. Ia berpendapat, bahwa Pencarian Holy Grail ( cawan cuci ) yang terdapat dalam buku The Da Vinci Code karya Dan Brown adalah pencarian untuk berlutut di depan tulang belulang Maria Magdalena. Sebuah pencarian untuk berdoa pada kaki sang terbuang.73 Tapi alur yang dibangun sebetulnya sederhana saja. Ada seorang kurator yang terbunuh, namanya Jacques Sauniere. Ia anggota kelompok persaudaraan rahasia. Kelompok itu beranggotakan : Isaac Newton, Robert Boyle, dan Leonardo Da Vinci. Mereka menyimpan rahasia, yang jika terkuak bakal mengguncangkan dogma Kristen. Apa itu? Bahwa Gereja telah meminggirkan peran perempuan, Maria Magdalena, padahal ia istri Yesus. Ratusan perempuan konon dibunuh ketika Perang Salib sebagai konsekuensi peminggiran terhadap perempuan. Pasanglah ayat berikut ini: Tuhan berfirman: tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia ( Kejadian 2:18, alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia ). Celakanya, banyak tempat di Alkitab yang menempatkan perempuan bak babu. Misalnya di Surat Paulus kepada Umat di korintus: Dan dari perempuan ialah laki-laki. ( I Korintus 11:3 ). Atau di Kitab Kejadian 2: 22 yang berbunyi: Dan dari rusuk yang diambil Tuhan dari manusia itu, dibangunnyalah seorang perempuan. Atau lihat di Kitab Sirakh: Seorang anak perempuan membuat ayahnya berjaga-jaga dan tidur seorang bapak lenyap karena perempuan itu. Ada pula ayat berbunyi: Sebab dari pakaian datangnya ngengat dan kejahatan perempuan datang dari perempuan. Meskipun ada juga yang seperti Salomo 73 Dan Brwon, The Da Vinci Code, h. 355 bilang dalam Kidung Agung, Sosok tubuhmu seumpama pohon kurma dan buah dadamu gugusannya.74 Nasib perempuan seperti diatas, bisa ditarik logikanya ketika Hawa memakan buah terlarang di surga. Kata Adam kepada Allah: Perempuan yang kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi buah dari pohon itu kepadaku, maka kumakan ( Kejadian 3:1 ). Tapi kita perlu ingat bahwa Allah mahakasih, mahaadil, mahamengetahui. Ia tak pernah sekalipun menempatkan ciptaannya dalam posisi terpuruk. Ia baik. Ia tunjukkan itu, di Alkitab juga, ketika Yesus lahir ke dunia sebagai juru selamat, melalui rahim seorang tak bernoda, Maria. Haruslah dilihat dengan nalar yang betul betapa Allah merancang kelahiran Kristus dari seorang perempuan waris darah Ibrahim dan Daud tersebut justru di saat perempuan itu belum dijamah, masih suci. Akhir kata, terlepas dari segala kontroversi yang dihadirkan dalam Da Vinci Code, lebih baik kita ( umat beragama yang percaya akan kehadiran Yesus / Isa ) meneladani pribadi Yesus / Isa sebagai manusia pilihan yang diutus Tuhan untuk menyampaikan kalimat-Nya di bumi. G. Analisis Respons Seperti pertanyaan: Apakah Yesus menikah? Asumsi awal yang dipakai oleh Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan seorang Nabi dan juga seorang Guru (Rabbi), sedangkan dalam hukum Yahudi, baik yang tertulis maupun yang 74 Wawancara Pribadi dengan Trifena Yulianti tidak tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda Yahudi untuk menikah jika telah menginjak akil balig. Dan juga ada hukum Yahudi yang tertulis yang mengatakan bahwa seseorang baru bisa menjadi Rabbi (Guru) jika telah menikah. “Dari perspektif ini, Yesus haruslah menikah. Di pihak lain, Alkitab dan sumber-sumber lain tidak secara ekplisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Sumber lain dari Kitab Apokrifa (kitab-kitab yang dibuang), juga secara implisit menyatakan bahwa Yesus menikah. Lalu dikatakan juga bahwa istri Yesus adalah Maria Magdalena. Magdalena yang digambarkan dalam Alkitab sebagai perempuan yang meminyaki kaki Yesus dan ikut menyaksikan kematian Yesus di kayu salib, serta perempuan pertama yang datang di kubur Yesus. Tapi kita perlu ingat, bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus dengan seorang wanita yang bernama Maria Magdalena dibuat dengan sembrono. Bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan suatu kejadian dalam suatu teks sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan bahasa dari teks tersebut, apalagi mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang berusia ribuan tahun tentunya secara logika dapat mengalami diversi bahasa semenjak Kitab tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin, dan kemudian kedalam bahasa Inggris/Perancis yang merupakan bahasa terjemahan yang dipakai oleh Dan Brown dalam novel The Da Vinci Code. Selain kesimpulan mengenai pernikahan Yesus, Dan Brown juga membuat kesimpulan lain yang sangat kontrovesial, dimana dikatakan bahwa dinasti Merovingian adalah merupakan dinasti keturunan dari pasangan Yesus dan Maria Magdalena. Beberapa saat setelah Yesus disalib, beberapa murid yang setia pada Yesus kemudian melarikan Maria Magdalena yang pada saat itu juga membawa anak dari hasil perkawinannya dengan Yesus keluar dari Jerussalem. Setelah singgah di beberapa tempat, Maria Magdalena (dalam The Da Vinci Code tidaklah jelas, apakah Maria Magdalena sendiri ataukah keturunannya), kemudian menetap di daerah Languedoc, Perancis Selatan. Apakah cerita itu benar? Dan Brown menggunakan cara pengungkapan fakta yang cukup kuat. Ia menggunakan berbagai macam bukti dan fakta dari tulisantulisan dan dokumen-dokumen abad pertengahan serta berburu informasi ke sumber-sumber sejarawan maupun pelaku peristiwa yang dapat dipercaya. Kelemahan terbesar justru di salah satu pernyataan Dan Brown: “Alkitab (Perjanjian Baru) adalah buku yang telah diubah, diganti, dan diedit ulang sesuai dengan kebutuhan pihak Gereja saat itu, sehingga Alkitab tidak lagi menjadi sumber yang terpercaya dalam mengungkapkan cerita di balik kehidupan Yesus. Dan kekuatan The Da Vinci Code adalah Dan Brown tidak mengambil kesimpulan tetapi mengatakan adanya suatu hipotesa. Bahwa hipotesa itu belum teruji benar dan masih belum kuat bagi siapapun yang meneliti tentang sejarah Yesus. Apakah hipotesa dalam The Da Vinci Code mempengaruhi iman seseorang (orang Kristen, khususnya) ? Bagi tokoh-tokoh Kristen tidak menjadi masalah. Pembuktian sejarah berada di posisi berseberangan dengan posisi iman. Pembuktian bahwa Yesus menikah dan mempunyai keturunan tidak menafikan iman orang Kristen. Tentunya ada yang ditakuti dalam Da Vinci Code, dan reaksi berlebihan dari pihak Gereja dan agamis justru membuat fakta yang telah ada menjadi terdistorsi. . BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Di dalam buku The Da Vinci Code, Dan Brown menyimpulkan bahwa peristiwa pernikahan di Cana yang merupakan tempat terjadinya mukjizat Yesus merubah air menjadi anggur adalah tak lain merupakan pernikahan Yesus sendiri. Hal ini menyebabkan para tokoh-tokoh Kristen berpendapat, bahwa kesimpulan Dan Brown mengenai pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena dibuat dengan sembrono. Karena bagaimana mungkin kita dapat menyimpulkan suatu kejadian dalam suatu teks sejarah hanya berdasarkan dari tata penuturan bahasa dari teks tersebut, apalagi mengingat Injil sebagai sebuah Kitab yang berusia ribuan tahun tentunya secara logika dapat mengalami diversi bahasa semenjak Kitab tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan kemudian ke dalam bahasa Inggris dan Perancis. Asumsi awal yang dipakai oleh Dan Brown adalah Yesus seorang Yahudi dan seorang Nabi dan juga Rabbi, sedangkan dalam hukum Yahudi baik secara tertulis maupun yang tidak tertulis, bahwa adalah suatu keharusan bagi seorang pemuda Yahudi untuk menikah jika telah menginjak akil balig. Dan juga ada hukum Yahudi yang tertulis yang mengatakan bahwa seseorang baru bisa menjadi Rabbi jika telah menikah. Namun, terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan oleh Dan Brown mengenai apakah Yesus menikah atau tidak ; terhadap pribadi Yesus sendiri para tokohtokoh Kristen mengambil sikap sebagai berikut : 1. Yesus / Isa adalah seseorang yang membawa pesan-pesan suci Tuhan sang maha penguasa alam ke bumi, dan itu menjadikan Ia suci terlepas dari fakta apakah Ia pernah menikah ataupun tidak. 2. Kesucian Yesus / Isa harusnya dijadikan teladan bagi umat Kristen yang mempercayai keberadaan Yesus / Isa, bukan justru dijadikan untuk memperuncing perbedaan antara umat yang percaya dengan keberadaan tersebut. Akhir kata, terlepas dari segala kontroversi pernikahan Yesus yang dihadirkan dalam Da Vinci Code, penulis ingin menegaskan, bahwa Da Vinci Code hanyalah sebuah novel, sebuah cerita fiksi, tetapi dihadapi dengan begitu serius oleh tokoh-tokoh Kristen. Novel yang dibaca oleh puluhan juta orang di dunia ini, bagaimana pun juga termasuk luar biasa dan digarap dengan riset yang serius. B. Saran-Saran Penulis tak mau ikut ribut-ribut soal pro-kontra pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. Saran penulis, janganlah selalu ikut-ikutan yang ramai. Mungkin itu strategi bisnis supaya buku dan filmnya laris. Tapi kita justru harus membuatnya menjadi bahan perenungan, tanpa bersungut-sungut dan saling tuding murtad dan kafir. Sebaiknya kita harus mengedepankan lagi apa yang diperbuat Alkitab terhadap prempuan. Karena itu, tak pantaslah “beradu otot” soal pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code. Sepanjang itu sebagai referensi nan memperluas wawasan dan mempertajam semangat keimanan. DAFTAR PUSTAKA Buku & Publikasi: Brown, Dan. (1997), Digital Fortress, (Benteng Digital), (New York: Doubleday). . (2000), Angels and Demons, (Malaikat dan Iblis), (New York: Doubleday). . (2001), Deception Point, (Titik Muslihat), (New York: Doubleday). . (2004), The Da Vinci Code, Terj, Isma B. Koesalamwardi, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, Cet. Ke-1). . (2006), The Solomon Key, (New York: Doubleday). Bucaille, Maurice. Bibel, Qur’an dan Sains Modern, Terj. Hm. Rasjidi, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2001, Cet. Ke-4). Bertone, Tarcisio. Langkah-Langkah Reflektif dan Konfrontatif Terhadap Da Vinci Code, (Kardinal: Radio Vatikan 2007). Darmawijaya, St. Gelar-Gelar Yesus, Yogyakarta: PT. Kanisius, 1997 Cet. Ke-4. Donald, (1995), Teologi Perjanjian Baru I, Allah, Manusia, Kristus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, cet. Ke-3). Douglas, Alban. Inti Ajaran Alkitab I, (Jakarta: BPK Gunung Mulia). Eusbius. The History of The Church, (Sejarah Kristen), (Harmond-worth: 1965). Hadiwijono, Harun. Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2000, Cet. Ke-3. Hashem, M. Misteri Naskah Laut Mati; Darah dan Penebusan Dosa di Mata Agama Purba, Yahudi, Kristen dan Islam, (Jakarta: Hikmah Caraka, 1991). Leks, Stefen. (1997), Yesus Kristus Menurut Keempat Injil, jilid 3, (Jakarta: Yayasan Kanisius, Cet. Ke-1). Lunn, Martin. (2005), Da Vinci Code De Coded, Menguak Kebenaran di Balik Fiksi Da Vinci Code, (Jakarta: Tamacon Alia Utama, Cet. Ke-1). Michael Baigent, Richard Leigh, Henry Lincoln. (2006), Holy Blood Holy Grail, (Jakarta: Cahaya Insan Suci, Cet. Ke-1). Nogroho, D. Tjahjadi. Manusia Yesus Kristus, Semarang: Yayasan Sadar 1996. Rahim, Muhammad Artur. Misteri Yesus dalam Sejarah, Terj. Masykur Abadi, (Surabaya: Pustaka Da’I, 2001, Cet. Ke-3). Website: www.thedavincicode.com. www.danbrown.com. http://groups.google.co.id. HASIL WAWANCARA TENTANG PERNIKAHAN YESUS DALAM DA VINCI CODE 1. T J : Apa pendapat Anda tentang novel The Da Vinci Code? : Novel The Da Vinci Code karangan Dan Brown mampu menarik perhatian dunia sejak pertama kali diliris pada tahun 2003. Hal ini bisa dilihat dari jumlah ekslempar yang mencapai 30 juta di seluruh dunia dan diterjemahkan dalam 44 bahasa. Puncaknya dari semua ini adalah peluncuran film dengan judul yang sama. Walaupun apa yang disampaikan lewat film”tidak seberbahaya “ apa yang ada di novel, namun bagaimanapun film tersebut mampu menarik perhatian gereja Kristen. Karena, novel menimbulkan The Da Vinci Code, benar-benar telah kontroversi. Fakta-fakta yang diangkat dalam novel tersebut membongkar dasar-dasar kepercayaan Kristen yang bertahan selama 2000 tahun. 2. T : Tolong Anda jelaskan, apa saja pemicu kegoncangan dalam novel The Da Vinci code? J : Pemicu kegoncangan itu : Pertama, konstantin mensponsori Alkitab. Kedua, Yesus Tuhan adalah hasil voting. Ketiga, perempuan di jamuan terakhir. Keempat, Maria pewaris Gereja. Kelima, cawan suci adalah Maria. Keenam, anak Yesus ada di Perancis. 3. T : Bagaimana respon Anda tentang pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code? J : Bahwa kesimpulan mengenai pernikahan Yesus dalam Da Vinci Code dibuat dengan sembrono dan tidak benar. Dan berbagai respons dari gereja Kristen tentang pernikahan Yesus telah bermunculan. Sebagian sudah mengadakan protes damai (demo) menentang pemutaran film The Da Vinci Code. Sebagian yang lain cenderung menganggap remeh isu ini dan mengatakan “itu hanya sekedar novel, tidak perlu dipikirkan terlalu serius. “Dua sikap ini sebenarnya kurang tepat. Protes saja, tanpa disertai pembinaan teologi kepada jemaat, bisa berpotensi meneguhkan asumsi Brown bahwa ada konspirasi internasional untuk menghancurkan asumsi yang bertentangan dengan ajaran tradisional kekristenan. Sikap menganggap remeh juga tidak tepat, karena faktanya Da Vinci Code bukan sekedar novel. Pengaruh Da Vinci Code bagi pergumulan iman orang Kristen awam tidak bisa dipandang sebelah mata. 4. T. Bagaimana seharusnya gereja Kristen merespons hal ini? J. Dalam Injil Petrus 3:15. “Mengajarkan bahwa orang percaya harus siap sedia memberikan jawaban verbal (apologia) terhadap siapa saja yang mempertanyakan iman Kristiani. “Ide yang dituangkan dalam Da Vinci Code merupakan pertanyaan terhadap kekristenan yang harus dijawab dengan penuh tanggung jawab. Fuad Yustanto SY. S.Thi, lahir di desa Waylahan Propinsi Lampung Selatan 12 Mei 1981. Pada usia balita ia berimigrasi ke Kota Kebumen Propinsi Jawa Tengah bersama anggota keluarga "ayahanda Sunaryo Suryo, ibunda Sri Isnani, kakanda Ratna Wati Sunaryo, adinda Sri Subekti Sunaryo dan Dwi Kumala Sari Sunaryo". Ia mengawali pendidikannya di TK Bustanul Athfal Kebumen Jawa Tengah, setelah tamat ia berimigrasi kembali bersama anggota keluarga ke Kota Tangerang Propinsi Banten, dan melanjutkan pendidikannya di MTSN 16 Pulogadung Jakarta Timur, dan SMU Negeri 1 Tangerang Banten. Ia sempat belajar di Al-amien Boarding School Prenduan Sumenep Madura Jawa Timur untuk memperdalam ilmu agama. Fuad Yustanto SY. S.Thi, menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, program studi Perbandigan Agama. Ia berimigrasi kembai bersama anggota keluarga ke Kota Batam Kepulauan Riau dan menetap disana hingga saat ini. Pondok Cabe Udik , 21-11-2008 Aku datang untuk mengatakan sebuah kata dan aku akan mengatakannya sekarang. Namun jika kematian menghalangiku, ia akan dikatakan Esok, karena Esok, tidak pernah meninggalkan sebuah rahasia dalam buku Keabadian. Aku datang untuk tinggal dalam keagungan Cinta dan cahaya Keindahan, yang merupakan pantulan dari Tuhan. Di sini aku tinggal, dan aku tidak dapat diasingkan dari wewenang kehidupan, karena melalui kehidupan aku akan hidup dalam kematian. Aku datang ke sini untuk semua dan bersama semua, dan apa yang kukerjakan hari ini dalam kesunyianku akan digemakan Esok oleh banyak orang. Apa yang kukatakan sekarang dengan satu hati akan dikatakan Esok oleh beribu-ribu hati.