BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong untuk meningkatkan daya saing. Suatu perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit, yang terlihat dari kemampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu kewaktu. Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode, salah satu parameter kenerja tersebut adalah laba (Juliana dan Sulardi, 2013). Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional yang didukung oleh adanya sumber daya. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatan kenaikan ekuitas yang tidak besar dari konstribusi penanaman modal (Juliana dan sulardi, 2003). Menurut warsidi dan Pramuka (2000), pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 kemudian dibagi dengan laba periode sebelumnya. Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan bebas operasi, perubaha beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan pada pospos luar biasa, dan lain-lain. Menurut hanafi dan Halim dalam angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh faktor antara lain : besarnya perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, tingkat penjualan dan perubahan laba masa lalu. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan menetukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan dalam melakukan investasi diperusahaan tersebut. Bagi manajemen perusahaan, pertumbuhan laba digunakan sebagai alat untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Menurut Mahaputra (2012), pertumbuhan laba tidak bisa terlepas dari kinerja keuangan perusahaan. Salah satu alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandinganperbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat dineraca dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterprestasikan untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik, maka hasil http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau rata-rata industri. Menurut Sulfida (2010), analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interprestasi rasio keuangan dalam laporan keuangan sehingga menunjukan kekuatan perusahaan. Analisis rasio adalah berorientasi dengan masa depan, artinya bahwa dengan analisis rasio dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan keadaan keuangan serta hasil usaha dimasa yang akan datang. Analisi rasio keuangan dapat membantu paa pelaku bisnin, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan juga bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Selain itu rasio keuangan digunakan untuk memutuskan apakah akan membeli saham perusahaan, untu meminjam uang, atau memprediksi kekuatan perusahaan di masa depan. Apabila kinerja keuangan perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, dan sebaliknya kinerja keuangan perusahaan tidak baik maka pertumbuhan pertumbuhan laba menurun. Dalam hal ini pertumbuhan laba merupakan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya . (Mahaputra, 2012) Menurut James C. Van Horne, dikutip dari Kasmir (2010:93) rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 hasil rasio keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Jadi, rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya, perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006) adalah untuk membantu manganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan. Sedangkan Menurut Harahap (2006), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut Van Horne & Wachowicz (2012), jenis rasio keuangan terdiri dari: Rasio Likuiditas, rasio solvabilitas (leverage ratio), rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis- jenis dari rasio likuiditas antara lain : Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Perputaran Kas dan Inventory to Net Working Capital. Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai perusahaan. Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan produk kemudian dijual guna memperoleh profit yang besar. Untukmencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang dimiliki (Nugroho, 2011). Likuiditas perusahaan, menujukan kemampuan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan (Sartono, 2010). Terdapat dua rasio di dalam likuiditas yaitu current rasio dan acid test rasio, current rasio berarti membagi antara aktiva lancar dengan utang lancar. Current rasio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhui kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek di penuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang. (Brigham dan Houston, 2010). Current rasio digunakan untuk mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan oleh operasi perusahaan (Afriyanti, 2011). Semakin tinggi current rasio semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek, sedangkan acid test ratiohanya memperhitungkan aktiva lancar yang benar-benar likuid saja, yakni aktiva lancar di luar persediaan. Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan dilikuidasi. Rasio ini juga disebut rasio pengungkit keuangan (Financial Leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Leverage keuangan dapat menjadi pisau bermata dua. Dalam keadaan normal perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar dari pada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau leverage. Pada masa resesi, penjualan menjadi lebih rendah dan biaya-biaya lebih tinggi dari yang diharapkan maka tingkat pengembalian ekuitas perusahaan yang leveraged akan turun sangat tajam, dan terjadi kerugian, hal ini mencerminkan ada penurunan dari segi profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2009) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel Return On Assets sedangkan variabel independen dalam penelitian adalah variabel Profitabilitas, Current Ratio, Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio. Dari hasil penelitian variabel http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 Profitabilitas, Current Ratio, Inventory Turnover dan Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets. Sunarto & Budi (2009) Hasil penelitian variabel Leverage dan ukuran mempunyai pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan perusahaan yang diwakili oleh perbandingan penambahan penjualan dibanding penjualan tahun sebelumnya tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan, tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas dikarenakan hasil penelitian menunjukan pertumbuhan perusahaan yang diwakili oleh perbandingan penambahan penjualan dibanding penjualan tahun sebelumnya tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan. Wibowo & Wartini (2012) Dari hasil penelitian variabel Modal Kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, sedangkan variabel Likuiditas dan Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas dikarenakan kurang optimalnya pengelolaan aktiva lancar tersebut yang menjadi penyebab mengapa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Investment dari perusahaan, apabila perusahaan mampu mengelola aktiva lancarnya secara optimal kemungkinan Current Ratio akan berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment. Berdasarkan hasil di atas menunjukan bahwa Profitabilitas perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi oleh Likuiditas, sehingga besar kecilnya Likuiditas perusahaan tidak akan mempengaruhi Profitabilitas dari perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 manufaktur dan perusahaa manufaktur tidak tergantung pada dana pinjaman atau hutang untuk memenuhi sumber dananya. Putra & Wiagustini (2013) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dari Likuiditas terhadap Profitabilitas, memanfaatkan, memberikan efek positif yang signifikan terhadap Profitabilitas, Likuiditas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui Profitabilitas, Leverage memberikan efek positif yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Leverage yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui Profitabilitas, Profitabilitas memberikan efek positif yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Dewi, Dkk (2015) Hasil penelitian variabel Profitabilitas, Loan to Asset Ratio dan Loan to Deposit Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return On Assets, sedangkan variabel Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets, Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Assets karena Likuiditas perusahaan berbanding terbalik dengan Profitabilitas, artinya semakin tinggi Likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Assets karena hutang mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti akan mengurangi keuntungan, artinya karena semakin tinggi nilai DER atau hutang yang dimiliki oleh perusahaan, maka tingkat untuk memperoleh keuntungan akan semakin rendah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Pada uraian di atas, telah dijabarkan bahwa pada penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Sehingga penelitian ini mengkaji pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas terhadap pertumbuhan laba dengan mengambil obyek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2011-2014. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan jumlah populasi yang banyak dibandingkan dengan sektor lain, sehingga sampel penelitian ini dapat mengeneralisasi dari populasi khususnya perusahaan manufaktur. Periode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan periode dengan data yang terbaru, sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang akurat bagi investor maupun calon investor. Berdasarkan penjabaran di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakangyang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2. Apakah rasio Leverage berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah rasio likuiditas, Leverage dan Profitabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Kontribusi Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan diantaranya yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 a. Manfaat Teoritis Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya khusunya penelitian mengenai kinerja perusahaan dan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan khususnya dalam bidang ekonomi akuntansi. b. Manfaat Praktis 1. Memberikan informasi kepada investor untuk dapat menjadi pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada perusahaan. 2. Memberikan informasi kepada manajemen perusahaan untuk mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. 3. Untuk menambah informasi dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pengaruh analisis rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/