Pendahuluan Manajemen Pertunjukan

advertisement
MATA PELAJARAN MANAJEMEN PRODUKSI (PEMINATAN)
1) Pengertian
Mata pelajaran Manajemen Produksi merupakan aktivitas mengelola penampilan
karya
seni
pertunjukan
mengedepankan
yang
sikap tanggung
memiliki
jawab
akar
dan
personal
nilai
dalam
budaya
kuat,
konteks tugas
pengelolaan bidang kerja dan tanggung jawab serta kerjasama kelompok dalam
konteks pengelolaan seluruh aktivitas pementasan yang memampukan peserta
didik memupuk karakter individu, sikap gotong-royong, dan etos kerja yang baik.
2) Rasional
Manajemen Produksi sebagai mata pelajaran peminatan (C1) di Sekolah
Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Seni Pertunjukan diberikan atas dasar
pertimbangan sebagai berikut:
a) Hubungan dengan Pencipta
Mata pelajaran Manajemen Produksi dapat menuntun sikap menghayati
anugerah dan keagungan Tuhan sebagai landasan kerja pengelolaan
tampilan karya seni pertunjukan.
b) Hubungan dengan Sesama Manusia
Mata pelajaran Manajemen Produksi merupakan sarana peserta didik untuk
memiliki dan menumbuhkan sikap disiplin, kerjasama dan bertanggung jawab,
melalui aktivitas pengelolaan tampilan atau pementasan karya seni
pertunjukan secara kreatif dan terstruktur baik secara mandiri maupun
kelompok.
c) Hubungan dengan Lingkungan Alam
Mata pelajaran Manajemen Produksi merupakan sarana bagi peserta didik
untuk memiliki dan menunjukkan sikap peduli lingkungan kerja terkait pada
kebersihan, keteraturan, dan perawatan yang berkesinambungan.
3) Tujuan
Mata Pelajaran Manajemen Produksi yang diberikan di Sekolah Menengah
Kejuruan
Bidang
Keahlian
Seni
Pertunjukan
pada
hakikatnya
menumbuhkembangkan kedisiplinan kerja yang terencana dan terstruktur
sehingga terbentuk sikap tanggung jawab, kerjasama, dan kemandirian kerja
pada diri setiap peserta didik. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan
dalam serangkaian proses aktivitas
pertunjukan
pengelolaan tampilan karya seni
pada peserta didik melalui pembelajaran dengan memberikan
proyek kerja yang dimulai dari pengamatan, membangun pertanyaanpertanyaan aktif, mengkesplorasi, mengasosiasi, kerja tim, dan komunikasi
efektif dalam satu rangkaian kegiatan baik di dalam maupun di luar kelas untuk
satu tujuan yaitu tata kelola tampilan seni pertunjukan yang baik.
4) Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Manajemen Produksi meliputi pengelolaan
gedung, pengelolaan panggung, perencanaan produksi, produksi, dan evaluasi
produksi. Pendekatan pengorganisasian materi pada Mata Pelajaran Manajemen
Produksi menggunakan pendekatan proyek kerja nyata yang penyusunan
kompetensi dasarnya dirancang secara terstruktur berdasarkan tahapan kerja
manajemen produksi yang sesungguhnya di mana ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik terjabar dalam pengetahuan dan konsepsi, perencanaan dan
implementasi, afeksi, kreasi, koneksi, dan komunikasi. Hal-hal itu dijabarkan
sebagai berikut:
 Pengetahuan dan konsepsi yang meliputi pemahaman, penganalisisan,
pengevaluasian, dan penerapan. Pengetahuan dan konsepsi membangkitkan
kemampuan perseptual dalam menelaah struktur, desain, dan diagram kerja
sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan padu yang pada
akhirnya menghasilkan bentuk pengelolaan produksi pertunjukan yang baik.
 Perencanaan dan implementasi mengedepankan aspek kerja terencana yang
dibuat berdasar pada pengalaman, kemampuan perseptual, asosiasi aktif,
penentuan tujuan dan kerjasama yang dinamis dan padu.
 Afeksi
merupakan
kemampuan
yang
dibangun
melalui
kerjasama,
bertanggung jawab, dan disiplin dalam aktivitas kerja pengelolaan produksi
seni pertunjukan.
 Komunikasi merupakan kemampuan menyajikan atau mempresentasikan
konsep kerja serta penjelasan implementasinya secara baik.
Materi disusun berdasarkan pengorganisasian kerja yang didasarkan pada
prinsip: dari yang dekat ke yang jauh, dari yang sederhana ke yang kompleks.
Serta disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Ruang lingkup
kompetensi antara lain;
1. Pengelolaan Gedung

Pengetahuan dan konsepsi terjabar dalam rancangan kerja pengelolaan
gedung yang dikaitkan dengan ketersediaan waktu, ruang, dan tenaga
operasional.

Perencanaan dan implementasi merupakan kerja terencana yang
disusun sebagai hasil dari proses persepsi, asosiasi, dan kreasi dari
berbagai input.

Afeksi diwujudkan dalam proses kerjasama baik dalam kerja bidang
atapun keseluruhan kerja pengelolaan yang dilakukan dengan disiplin
dan penuh tanggugjawab.

Komunikasi merupakan presentasi aktif dalam menjelaskan struktur kerja
yang telah dibuat serta refleksi pasca kerja.
2. Pengelolaan Panggung

Pengetahuan dan konsepsi terjabar dalam rancangan kerja pengelolaan
panggung yang dikaitkan dengan ketersediaan waktu, ruang, dan tenaga
operasional.

Perencanaan dan implementasi merupakan kerja terencana yang
disusun sebagai hasil dari proses persepsi, asosiasi, dan kreasi dari
berbagai input.

Afeksi diwujudkan dalam proses kerjasama baik dalam kerja bidang
atapun keseluruhan kerja pengelolaan yang dilakukan dengan disiplin
dan penuh tanggugjawab.

Komunikasi merupakan presentasi aktif dalam menjelaskan struktur kerja
yang telah dibuat serta refleksi pasca kerja.
3. Pelaksanaan Produksi

Pengetahuan dan konsepsi terjabar dalam rancangan kerja pelaksanaan
produksi yang dikaitkan dengan ketersediaan waktu, ruang, dan tenaga
operasional serta terkait dengan jenis karya seni pertunjukan yang akan
ditampilkan.

Perencanaan dan implementasi merupakan kerja terencana yang
disusun sebagai hasil dari proses persepsi, asosiasi, dan kreasi dari
berbagai input.

Afeksi diwujudkan dalam proses kerjasama baik dalam kerja bidang
atapun keseluruhan kerja pengelolaan yang dilakukan dengan disiplin
dan penuh tanggugjawab.

Komunikasi merupakan presentasi aktif dalam menjelaskan struktur kerja
pelaksanaan produksi, penggalangan dana dan pemasaran yang telah
dibuat serta refleksi pasca kegiatan.
4. Evaluasi Produksi

Pengetahuan dan konsepsi terjabar dalam konsep riset pengembangan
produksi pertunjukan dan pelaporan yang dikaitkan dengan jenis karya
seni pertunjukan yang ditampilkan serta segmen penontonnya.

Perencanaan dan implementasi merupakan kerja terencana yang
disusun sebagai hasil dari proses persepsi, asosiasi, dan kreasi dari
berbagai input.

Afeksi diwujudkan dalam proses kerjasama baik antara periset dan
responden yang dilakukan dengan ramah dan saling menghargai.

Komunikasi merupakan presentasi aktif dalam menjelaskan format dan
hasil riset serta penjelasan pelaporan hasil kerja produksi.
5) Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Assesmen
Mata pelajaran Manajemen Produksi
sebagai mata pelajaran di Sekolah
Menengah Kejuruan Bidang Studi Keahlian Seni Pertunjukan diberikan atas
dasar pertimbangan penguatan pendidikan karakter dan kewirausahaan. Kedua
penguatan ini diajarkan secara integrasi pada setiap materi pembelajaran. Dasar
pertimbangan penguatan pendidikan karakter dan kewirausahaan antara lain
sebagai berikut:
a. Pembelajaran Manajamen Produksi
memiliki sifat multidimensi dan
multikultur. Multidimensional adalah mengembangkan potensi meliputi
persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, dan produktivitas dalam
menyeimbangkan fungsi otak sebelah kanan dan kiri dengan cara
memadukan secara harmonis unsur-unsur logika, etika, dan estetika. Sikap
multikultural
mengandung
makna
bahwa
manajemen
produksi
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan pengelolaan terhadap
keragaman karya budaya berupa seni pertunjukan tradisional, modern, dan
kontemporer sebagai wujud pembentukan sikap menghargai, gotong-royong,
disiplin, dan tanggungjawab.
b. Manajemen Produksi memiliki peranan dalam pembentukan dan penguatan
karakter pribadi peserta didik yang harmonis dalam logika, etika, dan estetika
dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai
kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, emosional, dan spiritual. Hal
tersebut dapat ditempuh dengan cara mempelajari elemen-elemen, prinsipprinsip, dan proses kerja manajemen produksi seni pertunjukan yang
mengandung nilai-nilai budaya sesuai dengan konteks sosial budaya
masyarakat sebagai sarana untuk menumbuhkan sikap saling memahami ,
menghargai dan menghormati.
c. Manajemen Produksi memiliki peranan dalam peningkatan aktifitas kerja
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama
dengan asas tenggang rasa dan gotong-royong.
d. Manajemen Produksi memberikan keterampilan mengelola tampilan karya
seni pertunjukan yang khas dan mengandung nilai budaya dan keindahan.
Keahlian mengelola pementasan dapat dijadikan modal dasar bagi peserta
didik untuk mengembangkan kecakapan wirausaha berbasis seni dalam
konteks event organizer dan dapat dijadikan cikal bakal industri kreatif.
Dengan demikian bagi peserta didik yang tidak mampu melanjutkan ke
perguruan tinggi dengan bekal keterampilan pengelolaan produksi atau
pementasan seni pertunjukan
menjadi wirausaha dalam bidang seni
khususnya event organizer.
e. Penilaian dalam bentuk produk, unjuk kerja, dan portofolio merupakan
komponen dalam Project Base Learning (PBL). Penilaian ini dilaksanakan
dengan memperhatikan desain atau perencanaan dengan pelaksanaan kerja
yang tercatat dan terarah serta kualitas produk yang dihasilkan.
Download