Prof. Dr. Safrida drg, Sp. KG Penanggulangan KARIES secara komprehensif dapat meningkatkan kualitas hidup. Deskripsi keahlian: Lingkup keahlian: Berdasarkan perkembangan ilmu dan teknologi Kedokteran Gigi, lmu Konservasi Gigi telah dikembangkan menjadi 3 fragmentasi keilmuan yang salah satunya adalah fragmentasi Kariologi Klinik. Fragmentasi yang masih baru ini menjadi tanggung jawab profesi dan dikembangkan melalui pendidikan lanjut spesialis-1. Penanggulangan masalah karies gigi yang dikenal sebagai penyakit kronis memerlukan upaya komprehensif secara berkesinambungan dengan melibatkan masyarakat luas, baik nasional dan global. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan kurikulum dokter gigi dan spesialis Konservasi Gigi disusun secara terintegrasi berbasis kompetensi dengan pembelajaran aktif agar dapat mengimplementasikan konsep kesehatan komprehensif. Deskripsi guru besar: Lahir di Solo tangal 16 Februari 1946. Lulus SMA Yayasan Perguruan Cikini di Jakarta pada tahun 1964, lulus kedokteran gigi FKGUI tahun 1970, mengikuti pendidikan Preventive Dentistry di University of Sidney tahun 1983-1986. Pada tahun 1989 dikukuhkan menjadi spesialis bidang Ilmu Konservasi Gigi, menjadi anggota tim Kurikulum fakultas dan kemudian turut mengembangkan pendidikan spesialis Konservasi Gigi FKGUI sampai sekarang. Perlu diketahui bahwa FKGUI adalah perintis pendidikan 7 (tujuh) bidang spesialisasi dalam bidang kedokteran gigi di Indonesia. Judul disertasi adalah Pengaruh kebiasaan mengkonsumsi Kuah Asam Manis terhadap kejadian karies pada kelompok usia 12 tahun di Palembang. Judul pidato pengukuhan Guru Besar adalah Peran Dokter Gigi dalam penanggulangan karies gigi. Publikasi ilmiah: Antara lain adalah Pengaruh perilaku dalam kesehatan gigi pada kelompok usia 12 tahun terhadap keparahan karies Pencegahan karies dengan menggunakan fluor, Perkembangan terapi karies Primer dan Sekunder. Karies dan penanggulangan klinis Pengamatan terjadinya karies sekunder pada tumpatan kelas II amalgam, Uji klinik tumpatan Glassionomer Silver dibandingkan dengan kavitas oklusal tumpatan amalgam pada kelompok usia 11-15 tahun. Profil Guru Besar UI