IV. METODE PENELITIAN A. Metode Penarikan Contoh 1. Penentuan Daerah Contoh Penentuan daerah contoh dalam penelitian ini bertolak dari proses awal pelaksanaan program penghijauan di Propinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 1967 Departemen Pertanian mengeluarkaan Surat Keputusan Nomor Deptan/010 dan tahun 1969 Nomor Deptan/034 yang menunjuk bahwa DAS Jeneberang di Sulawesi Selatan termasuk salah satu DAS yang menjadi lokasi proyek penghijauan. Penetapan ini berkaitan dengan penilaian tingkat kerusakan tanah dan tata air di daerah aliran sungai tersebut yang digolongkan sebagai daerah kritis, sehingga dimasukkan dalam kategori prioritas untuk direhabilitasi. DAS Jeneberang terbagi ke dalam beberapa sub-DAS yang terletak di kabupaten yang berbeda. sub-DAS Jeneberang Hulu di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Gowa; sub-DAS Pamukkulu di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Takalar; sub-DAS Kelara di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Jeneponto; sub-DAS Bijawang di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bulukumba dan Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bantaeng. sub-DAS Tangka dan Apparang di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Sinjai. Sebagian sub-DAS Jeneberang Hulu ada di dalam daerah Kota Madya Ujung Pandang. Pelaksanaan kegiatan proyek penghijauan di DAS Jeneberang pertama-tama dimulai di sub-DAS Jeneberang Hulu, karena dinilai paling kritis di antara sub-DAS yang ada dalam DAS tesebut. Lokasi pelaksanaan kegiatan penghijauan di sub-DAS Jeneberang Hulu adalah di Kecamatan Tinggimoncong dan Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Pusat kegiatan penghijauan di kedua kecamatan tersebut adalah di Desa Parigi untuk Kecamatan Tinggimoncong, dan Desa Sapaya untuk Kecamatan Tompobulu. Pada tahun 1985 Desa Parigi dan Desa Sapaya mengalami pemekaran desa. Desa Parigi terpecah menjadi dua desa, yaitu Desa Parigi dan Desa Persiapan Jonjo di kecamatan yang sama, sedangkan Desa Sapaya terpecah menjadi tiga desa, yaitu Desa Sapaya, Desa Persiapan Bontomanai, dan Desa Persiapan Buakkang. Desa Sapaya selain mengalami pemekaran desa, juga mengalami pemekaran kecamatan. Pada tahun 1985 Kecamatan Tompobulu juga dimekarkan menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Bungaya. Desa Sapaya yang telah dimekarkan menjadi tiga desa ditetapkan sebagai wilayah Kecamatan Bungaya. Dengan demikian daerah penelitian yang dipilih meliputi lima desa yaitu: Desa Parigi dan Desa Persiapan Jonjo di Kecamatan Tinggimoncong dan Desa Sapaya, Desa Persiapan ~ontomanai,Desa Persiapan Buakkang di Kecamatan Bungaya. Desa persiapan adalah desa yang belum mempunyai Surat Keputusan resmi dari Departemen Dalam Negeri. Sebelum Surat Keputusan diterima, desa persiapan harus memenuhi persyaratan yang harus dimiliki oleh sebuah desa, antara lain: kantor desa, aparat desa, batas desa. Letak daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. 2. Penentuan Responden Responden dalam penelitian digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu responden petani peserta penghijauan, petugas lapangan penghijauan (PLP) dan petugas madya penghijauan (PMP), dan aparat pemerintah yang bertugas dalam program penghijauan, atau aparat yang dinilai mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan program penghijauan. a. Responden Petani Peserta Penghijauan Sesuai dengan pedoman pelaksanaan penghijauan, petani yang dapat mengikuti kegiatan penghijauan adalah petani yang terdaftar menjadi anggota kelompok tani. Karena itu, para petani anggota kelompok tani merupakan populasi dalam penelitian ini. Pemilihan responden dilakukan secara acak sederhana. Berdasarkan data jumlah petani anggota kelompok tani, maka dilakukan pengambilan sampel sebanyak 200 petani sebagai responden atau sekitar 10 X dari jumlah populasi. b. Responden PLP dan PMP Penentuan responden dilakukan secara purposif, yaitu PLP dan PMP yang bertugas di lingkup wilayah kecamatan, sebab petugas tersebut biasa bertugas berpindah-pindah antardesa. Jumlah PLP dan PMP yang bertugas di dalam lingkup Kecamatan Tinggimoncong dan Kecamatan Bungaya sebanyak 15 orang dan semuanya dijadikan responden. c. Responden Pejabat Pemerintah Pemilihan responden pejabat aparat pemerintah dilakukan secara purposif, yaitu dilihat dari peran dan tugas yang sedang atau pernah dilakukannya dalam program penghijauan. Responden ini bertolak dari struktur organisasi penghijauan, dan dipilih sebagai responden yaitu: Bupati, Ketua Bappeda Tk 11, Petugas Khusus Penghijauan (PKP), Kepala Dinas Pertanian Tk I1 selaku Pimpinan Proyek Penghijauan (Pimpro), Pimpinan Pelaksana Penghijauan (Pinlak), Aparat Balai Rehabilitasi dan Konservasi Tanah Wilayah IX Propinsi Sulawesi Selatan, Sub BRLKT Jeneberang di Ujung Pandang, dab Cabang Sub BRLKT Jeneberang di Kabupaten Gowa. Jumlah responden aparat semuanya 10 orang. Dengan demikian jumlah seluruh responden dalam penelitian ini sebanyak 225 orang. B. Data Penelitian 1. Peubah Penelitian Bertolak dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka pengkajian terhadap peran serta masyarakat di dalam penghijauan mencakup faktor (kelompok peubah) sebagai berikut : a. peran serta masyarakat mencakup peubah bentuk peran serta, yaitu peran serta dalam: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi; b. motivasi meliputi peubah motivasi material dan motivasi nonmaterial (psikologis, sosial, politis, moral dan agama); c. tata laksana penghijauan meliputi peubah: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi; d. pedoman pelaksanaan penghijauan meliputi peubah: penyuluhan, teknologi RLKT, agroforestry; e. biogeofisik meliputi peubah: topografi, sifat tanah, iklim, hidroorologi, flora dan fauna, serta tingkat kekritisan lahan; f. sosial ekonomi meliputi: penguasaan lahan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan jumlah anggota keluarga; 8. s,osial budaya meliputi peubah: pelapisan sosial, kepemimpinan informal, kebiasaan perladangan berpindah, kebiasaan penggembalaan liar, persepsi masyarakat, sikap dan perilaku masyarakat. Untuk tujuan analisis peran serta masyarakat dalam penghijauan, peubah menggunakan tanda: Y = peran serta masyarakat; X1 = peran serta masyarakat dalam perencanaan X2 = peran serta masyarakat dalam pelaksanaan X3 = peran serta masyarakat dalam pengawasan X4 = peran serta masyarakat dalam pemantauan X5 = motivasi material; X6 = motivasi nonmaterial X7 = tata laksana penghijauan dalam perencanaan X8 = tata laksana penghijauan dalam pelaksanaan X9 = tata laksana penghijauan dalam pengawasan XI0 = tata laksana penghijauan dalam pemantauan dan evaluasi; XI1 = penyuluhan; XI2 = teknologi RLKT; X I 3 = agroforestry X14= tingkat kekritisan lahan; X15 = penguasaan lahan XI6 = tingkat pendapatan per kapita; X17 = tingkat pendidikan XI8 = jumlah anggota keluarga; X I 9 X20 = kepemimpinan informal; X21 = kebiasaan perladangan lapisan sosial; berpindah; X22 = kebiasaan penggembalaan liar; X23 = persep- si masyarakat; X24 = sikap dan perilaku masyarakat. Untuk analisis regresi linier ganda bagi pendapatan sebelum dan sesudah penghijauan, peubah-peubah memakai tanda: Y = pendapatan total petani; X1 = hasil sawah ; X2 = luas sawah; X3 = hasil kebun; X4 = luas kebun; X5 = hasil pekarangan; X6 = luas pekarang- an; X7 = hasil ternak; X8 = hasil pekerjaan sampingan; X9 = jumlah anggota keluarga; X I 0 = peubah boneka. Peubah-peubah tersebut diduga mempunyai peranan terha- dap masalah yang diamati melalui pengukuran parameter yang dijabarkan dalam daftar pertanyaan (kuesioner). Untuk analisis jalur peubah-peubah tersebut dikelompokkan ke dalam faktor-faktor: F1 = biogeofisik; F2 sosial ekonomi; F3 = sosial budaya F4 = tata laksana penghijauan; F6 = motivasi masyarakat; F7 F5 = pedoman pelaksanaan = peran serta masyarakat Kemudian faktor-faktor tersebut dikelompokkan ke dalam komponen-komponen: F 1 , F 2 , F3 = komponen lingkungan hidup F 4 , F5 F6 = komponen birokrasi penghijauan = komponen motivasi masyarakat F7 = komponen peran serta masyarakat 2; Definisi Operasional Untuk memperoleh kesatuan pemahaman mengenai konsep- konsep, maka -dikemukakan batasan pengertian sebagai berikut: a. Penghijauan adalah salah satu wujud dari proyek pembangunan nasional dalam upaya memenyelamatkan kelesharian B sumber-sumber alam: tanah, hutan, dan air. b. Peran serta masyarakat dalam penghijauan adalah bentuk keikutsertaan secara nyata dari anggota-anggota masyarakat dalam kegiatan penghijauan. Keikutsertaan itu dapat berlangsung dalam tahap: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. c. Motivasi adalah daya penggerak dan pendorong berupa ke- inginan atau hasrat untuk mencapai sesuatu, sehingga timbul gerak nyata untuk berperan serta dalam penghijauan. d. Birokrasi penghijauan adalah suatu organisasi yang.dibentuk dengan struktur dan batas-batas wewenang dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Instruksi Menter $ ~ a l a m Negeri Nomor 21 Tahun 1984 tentang Petunjuk Administrasi dan Teknis Pelaka-naan Bantuan Penghijauan den Reboisasi, dan Surat Keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 127/KPTS-2/1984, Nomor 320/402/KPTS/6/1984, Nomor 212/KPTS/1984 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Penghijauan. e. Tata laksana penghijauan adalah cara melaksanakan pro- gram penghijauan. f. Pedoman pelaksanaan penghijauan adalah suatu paket rancangan pelaksanaan penghijauan yang memuat risalah lokasi tata guna lahan, rencana intensifikasi pertanian, rencana perlakuan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah, gambar konstruksi , tata waktu peleksanaan .dan bantuan (dana) yang disusun oleh Birokrasi ~ e n g h jauan i setelah mempertimbangkan kondisi lingkungan setempat. Ke dalam paket tersebut termasuk sarana penyuluhan, teknologi RLKT, dan agroforestry. g. ~ingkunganhidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia (aspek biogeofisik) dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (aspek sosial ekonomi dan aspek sosial budaya). h. Pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam lapisan-lapisan yaitu: - lapisan 4 - lapisan - lapisan - lapisan karaeng (bangsawan); ulama; tokoh masyarakat atau golongan terpelajar; rakyat biasa. i. Kepemimpinan informal adalah kepemimpinan yang didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat yang ruang lingkupnya tanpa batas-batas resmi. j . Penguasaan lahan adalah jumlah luas lahan yang dikuasai seseorang dalam waktu tertentu dan meliputi lahan: milik, sewa, gadai, den sakap. k. Tingkat pendapatan adalah jumlah penghasilan dari suatu keluarga yang tinggal dalam suatu atap, dihitung dalam rupiah per tahun. 1. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah diperoleh seseorang yang diukur oleh lamanya waktu yang diikuti. ~t m. Flora dan fauna adalah segala jenis tumbuhan dan binatang yang hidup dan terdapat di daerah penelitian dewasa ini. n. Keadaan tanah yang dijadikan dasar masukan perencanaan penggunaan lahan adalah: jenis tanah, kemaeaman, kedalaman atau tebal lapisan tanah. tekstur dan erosi. Data ini dikumpulkan dari peta tanah tinjau, monografi, dan lain-lain buku yang sah. o. Iklim adalah curah hujan, jumlah hari hujan, bulan basah dan bulan kering di daerah penelitian. p. Erosi adalah suatu bentuk kerusakan tanah berupa hilangnya top soil yang diakibatkan oleh terjadinya pengangkutan tanah dari auatu tempat ke tempat yang lain oleh \ med a alam, antara lain oleh air dan angin. q. Persepsi adalah gambaran seseorang terhadap lingkungan- nya yang sangat bergantung pada nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, yang merupakan norma-norma, adat yang berlaku dan hidup dalam masyarakat. r. Agroforestry adalah bentuk pemanfaatan lahan secara optimal pada suatu lahan yang sama, dengan memproduksikan tanaman semusim, tanaman tahunan, dan rumput-rumputan, serta pemeliharaan ternak, baik secara serempak maupun berurutan berdasarkan kelestarian. s. Lahan kritis adalah lahan yang karena sifat tanah, ke- miringan lereng, curah hujan, dan kekurangan penutup tanah, jelas terkena adanya gejala erosi tanah pada tingkat sedang sampai berat. Lahan kritis merupakan lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur produksi sesuai dengan petuntukannya. t. Rehabilitasi lahan adalah upaya manusia untuk memulihkan kembali lahan yang rusak agar berfungsi sebagaimana peruntukannya (reklamasi). u. Konservasi tanah adalah usaha manusia untuk memelihara, .mempertahankan, meningkatkan, dan merehabilitasi lahan agar dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan - peruntukkannya. 3. Data dan Pengumpulannya a. Data Primer %ata primer dikumpulkan dari dua sumber utama yaitu: ( 1 ) hasil wawancara dengan para responden petani, PLP den PMP, serta aparat pemerintahan. Wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh peneliti; ( 2 ) hasil pengamatan baik melalui laboratorium, maupun penca- tatan hasil pengamatan langsung di lapang yang dilakukan oleh peneliti. Pencatatan yang dilakukan bersumber dari hasil peran serta langsung dalam kegiatan penghijauan, hasil wawancara bebas, dan hasil peninjauan lapangan; b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga atau instansi tertentu, dilakukan mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, sampai pada tingkat nasional, yaitu di Departemen Kehutanan dan U juga di Perpustakaan Manggala Wanabakti Departemen Kehutanan. Secara khusus, pengumpulan data dan informasi juga dilakukan di Fakultas Kehutanan IPB, Ditjen Agraria Departemen Dalam Negeri, dan Biro Pusat Statiatik di Jakarta. C. Analisis Data Untuk membantu pengambilan kesimpulan atau menterjemahkan data yang telah dikumpulkan, beberapa metode analiais statistik dipertimbangkan untuk digunakan, baik dalam pengujian hipotesis maupun untuk mengetahui keadaan data.,Analisis tersebut antara lain adalah: 1. Statistik Deskriptif % Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai peubah-peubah yang ada seperti: a. sebaran frekuensi b. diagram pencar (tebaran data) c. rataan dan standar deviasi Rumus yang digunakan adalah: xi2 ) - (xxi ) 2 / n ----------------------- Std = n - 1 2. Korelasi a Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan keeratan antara peubah yang satu dengan yang lain. : korelasi antara peubah X dan Y rx+ 3. Analisis Regresi Analisis ini ditujukan untuk memodelkan hubungan antara pendapatan dan faktor-faktor atau peubah-peaubah yang diduga berpengaruh terhadapnya. Selain itu untuk memodelky hubungan antara peran serta masyarakat dengan faktorfaktor atau peubah-peubah yang diduga berpengaruh terhadap peran serta masyarakat tersebut. Model umum yang digunakan adalah model regresi linier berganda seperti berikut: Yi = bo + b l X l i + b2 XZi + ........ + bP Xni di mana: Yi : pendapatan individu ke i peran serta individu ke i Xij : peubah ke i dari individu ke j + a, bo : konstanta regresi bi : koefisien peubah ke i B : simpangan ke i untuk i = 1, 2, 3 , j = 1 , 2 , 3 , ...... ...... n p * Dalam bentuk catatan vektor model regresi berganda dapat ditulis menjadi untuk Q Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil vektor parameter ( p ) diduga dengan b_ = ( X'X X'Y dan asumsi yang digunakan adalah: a. 8;- b. Cov N ( 0,42 ) ) , E (ei = 0 untuk = 0 i ,V (€i =g j Selanjutnya untuk menguji sejauh mana model regresi mampu menerangkan keragaman data digunakan analisis regresi seperti daftar berikut: Daftar Sidik Ragam ................................................................ Sumber Keragaman Dera jat Bebas Jumlah Kuadrat Jumlah kuadrat Tengah beX Y b'X Y / p F hitung ................................................................ Regresi P JKR/JKG n-P Y'Y - b'X'Y (Y'Y - b'X'Y/(n-p) ............................................................... U Galat Total n Y'Y = dengan koefisien determinasi R~ ( ~'x'Y - n Y-2 ) -----------------( Y'Y - n Y-2 ) Untuk menguji koefisien regresi ( b ) , dengan Ho : bi hipotesis = lawan 0 HI : b i Selanjutnya akan digunakan statistik thit = bi ------------ = bi ------------ var ( bi ) bila%hit ) ( X'i to(/2 (n-p) maka + 0 t . dengan kriteria Xi 1- 1<i 2 untuk i = 1, 2, Ho ditolak, atau H1 diterima. 4. Analisis Ragam Penggunaan analisis ragam ditujukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara pendapatan sebelum dan sesudah penghijauan. Model yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan model matematis sebagai berikut : Yij = p + .. p zi + E i j di mana: Y 1-J- = Pendapatan individu ke j pada kondisi ke i fi T i tl Rata-rata pendapatan per kapita petani = Tambahan pendapatan karena kondisi ke i E~~ = Simpangan pendapatan individu ke j pada kondisi ke i untuk : i = 1, 2 j = 1, 2.... k 1 : kondisi sebelum penghijauan k 2 : kondisi sesudah penghijauan 200 U = n Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : 7: 1 =t2 Untuk mempersingkat penulisan digunakan Daftar Sidik Ragam. DAFTAR SIDIK RAGAM .................................................................. Sumber Keragaman Dera jat Bebas Kondisi k- 1 Jumlah Kuadrat Jumlah Kuadrat Tengah F hitung ................................................................... - yi2/, JK(sisa1 nk-(k-1) .................................................................. S isaan nk-(k-1) nk - 1 Total yij2 yij2 - Y.. 2/nk % Kriteria uji : Bila F hitung ? F tabel maka dan H1 diterima, dengan taraf nyataS% HO ditolak . Untuk mengetahui pendapatan sebelum dan sesudah penghijauan dikernukakan cara analisis sebagai berikut: a. Pendapatan yang diperhitungkan adalah seluruh penerimaan keluarga petani yang dapat dinilai dengan uang setelah dikurangi dengan biaya tunai yang dikeluarkan. Cakupan pendapatan meliputi hasil fisik: sawah, kebun, pekarangan, ternak, dan pendapatan sampingan sebelum dan sesu- dah penghijauan. Perhitungan harga yang digunakan adalah harga berlaku tahun 1986. b. Sasaran penghijauan adalah lahan kering (kebun dan pekarangan). Untuk itu, pengaruh penghijauan terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan dari sawah dianggap tidak ada atau pengaruhnya diabaikan. Luas dan jumlah* pendapatan petani dari sawah sebelum dan sesudah penghi; jauan dianggap sama, dengan menggunakan data pendapatan sesudah penghijauan (tahun 1986). c. Penilaian jumlah pendapatan dari lahan kering didasarkan pada jumlah fisik produksi ini dikalikan dengan harga .berlaku tahun 1986 di tingkat pasar desa. Dengan cara perhitungan ini, harga yang digunakan sekaligus berfungsi sebagai pembobot yang sama untuk jqnlah pendapatan sebelum dan sesudah penghijauan. d. Pendapatan dari hasil ternak diperoleh dari hasil ternak selama satu tahun sebelum dan sesudah penghijauan dan dinilai dengan harga rata-rata yang berlaku untuk tahun 1986. % e. Pendapatan sampingan yang berupa barang fisik sebelum dan sesudah penghijauan dinilai dengan harga rata-rata tahun 1986 yang berlaku untuk barang tersebut. Pendapatan tunai dan juga pengeluaran ongkos-ongkos yang terjadi sebelum penghijauan dihitung melalui penyesuaian dengan mengalikan indeks harga sembilan bahan pokok untuk tahun 1986 dibagi dengan indeks harga pada tahun terjadinya pendapatan atau pengeluaran tersebut. Perkalian dengan indeks harga menyebabkan bobot pendapatan netto sebelum dan sesudah penghijauan menjadi sama. f. Junlah anggota keluarga petani sebelum dan sesudah penghijauan dianggap sama, dengan menggunakan jumlah anggota keluarga tahun 1986, sehingga pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap tingkat pendapatan dapat dihilangkan. Pendapatan yang diperhitungkan dalam analisis adalah I pendapatan per kapita yang diperoleh dari jumlah seluruh pendapatan keluarga dalam satu tahun dibagi dengan jumlah' anggota keluarga. Perhitungan pendapatan per kapita untuk sebelum penghijauan, perlu dilihat dari sudut sebagai "parameter kontrol" atau pembanding terhadap pendapatan per kapita seaudah penghijauan. Hal ini perlu karena dalam pekhitungan pendapatan sebelum penghijauan, digunakan jumlah hasil sawah dan jumlah anggota keluarga petani untuk tahun 1986. Untuk melihat gambaran peningkatan pendapatan yang dicapai petani melalui peran serta mereka dalam penghijauan, maka diadakan analisis ragam untuk membandingkan antara t i n g w t pendapatan per kapita petani sebelum dan sesudah penghijauan. Hasil analisis dapat menguji hipotesis. 5 . Analisis Jalur Untuk mengetahui besar serta tingkat pengaruh suatu faktor yang satu dengan faktor yang lain dalam satu rangkaian berantai dalam peran serta, akan digunakan analisis jalur. Besarnya pengaruh atau pentingnya sebuah jalur pengaruh dinyatakan dalam koefisien jalur (pji dari persamaan jalur. ) yang diperoleh Perhitungan koefisien jalur akan berlandaskan pads besarnya koefisien korelasi (rij) dari peubah yang dominan pada setiap faktor. Dengan memasukkan koefisien korelasi ke dalam persamaan jalur, maka diperoleh koefisien jalur setiap aliran antarfaktor. Pada koefisien jalur ada efek langsung dan efek tidak langsung. diartikan sebagai unsur kepentingan sebuah jalur pengaruh (efek) dalam hubungan kait-rengait. U Dalam analisis jalur untuk nengetahui koefisien jalur A yang mempunyai efek langsung dan tidak langsung caranya adalah sebagai berikut: Efek tidak langsung total dihitung dengan jalan rengurangi koefisien korelasi oleh koefisien jalur untuk kedua peubah yang. sama (ri pji < - pji ) . Jika hasil pengurangan > 0 , 0 5 atau 0.05 maka faktor yang merpengaruhi tidak mempunyai efek langsung pada faktor yang dipengaruhi, tapi merpunyai efek tidak langsung relalui faktor lainnya (Sudjana, 1983). Pada gambar 4 dijelaskan mengenai diagram alir antarfaktor yang diduga berperan dalam menganalisis peran serta masyar kat dalam penghijauan. B Selanjutnya, untuk pengujian hipotesis yang diajukan, peubah-peubah tertentu diberi nilai dengan sistem bobot. Pemberian bobot bertolak dari nilai tolok ukur dari peubah-~eubah. Satuan penilaian yang digunakan dalam pembobotan adalah nilai no1 sampai empat. Nilai-nilai peubah yang telah diperoleh, kemudinn diolah dengan program SPSS/PC+ sehingga mendukung keperluan untuk analisis: deskriptif, korelasi, jalur, regresi, dan ragam. Aasil analisis selanjutnya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. u TERCAPAINYA TUJUAN PENGHIJAUAN I Peran Serta Masya rakat Gambar 4: Model Diagram Jalur Faktor Peran Serta Masyarakat dalam Penghijauan