bab ii kajian pustaka - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Paradigma Kajian
Paradigma adalah cara pandang seseorang mengenai sebuah realitas, dimana
cara pandang ini mempengaruhi pendapat dan sikapnya mengenai realitas tersebut
(Nanang Martono, 2015:178). Paradigma berasal dari sejarah pemikiran filosofis,
yaitu: Plato dan Aristoteles. Dalam ilmu sosial, penggunaan istilah ini telah
berkembang dan beberapa memiliki perbedaan makna. Namun, secara umum
paradigma berkisar pada teori gagasan yang bersifat prailmiah ke pemikiran yang
bersifat ilmiah.
Secara teknis, paradigma membantu seseorang dalam merumuskan mengenai
apa yang harus dipelajari, masalah mendasar apa yang harus dijawab, bagiamana
ia menjawab masalah tersebut, serta aturan apa saja yang harus ia ikuti dalam
menginterpretasikan jawaban yang diperoleh. Guba dan Lincoln dan Corbetta
dalam buku Martono (2015) menjelaskan terdapat tiga komponen utama
paradigma dalam kaitannya dengan proses penelitian. Pertama, pardigma
memiliki ontologi, yaitu asumsi mengenai hakikat realitas (sosial). Kedua, setiap
paradigma memiliki epistemologi, yaitu seperangkat asumsi mengenai hubungan
antara “peneliti” atau “pengamat” dan “objek” yang diteliti atau diamati. Ketiga,
setiap paradigm berisi beberapa asumsi mengenai metode, yaitu cara bagaimana
memperoleh jawaban atas permasalahan yang terjadi dalam realitas.
Maka paradigma yang digunakan pada penelitian ini, peneliti menggunakan
paradigma konstruktivisme. Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa individu
melakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang
ada dalam pikirannya (Morissan, 2013:165). Teori konstruktivisme dibangun
berdasarkan teori yang ada sebelumnya yaitu “konstruksi pribadi” atau
“konstruksi personal”. Menurut teori ini, konstruksi personal diatur atau
diorganisasi ke dalam skema interpretatif yang akan mengindentifikasi suatu
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
9
objek dan menempatkan objek itu ke dalam suatu kategori. Teori konstruktivisme
mengakui bahwa konstruksi personal memiliki latar belakang sosial, dengan
demikian konstruksi personal dipelajari melalui interaksi dengan orang lain.
Karenanya, kebudayaan memiliki peran yang signifikan dalam menentukan
makna suatu peristiwa. Konstruktivisme lebih mengutamakan pengamatannya
pada berbagai perbedaan individu melalui kompleksitas konstruksi personalnya
dan juga strategi yang digunakan dalam berkomunikasi. Dengan kata lain
konstruktivisme adalah teori dalam memilih strategi.
Ada 5 asumsi yang mendasari epistemologi konstruksi, yaitu:
1) Konstruktivisme menolak pandangan logika positivisme.
2) Kaum konstruktivisme beranggapan bahwa dunia empiris tidaklah
independen,
melainkan
persepsi
dan
interpretasi
peneliti
akan
mempengaruhi apa yang dilihat peneliti pada saat meneliti.
3) Konstruktivisme menolak perspektif deduksionis yang mempercayai
bahwa pengalaman itu tidak berdiri sendiri, melainkan terpadu.
4) Kaum konstruktivis mengingkari operasionalisme yang berpandangan
bahwa konsep-konsep teoritis sangat berbeda dengan indikator-indikator
empirisnya.
5) Konstruktivisme beranggapan bahwa teori-teori komunikasi lebih dari
sekedar hubungan statistik saja, melainkan juga menjelaskan perilaku
komunikasi dengan mengacu pada alasan-alasan seseorang berbicara
dengan lainnya (Bulaeng, 2004: 12).
2.2. Uraian Teoritis
2.2.1. Komunikasi
Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
latin communis yang berarti sama atau communicare yang berarti membuat sama
(to make common). Komunikasi merujuk pada kalimat seperti; kita berbagai
pikiran, kita mendiskusikan makna, dan kita mengirimkan pesan.
Menurut Gerald R. Miller komunikasi terjadi ketika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
10
mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi dapat dikatakan berjalan dengan
lancar apabila pengirim dan penerima dapat dengan baik mengolah simbol-simbol
yang ada dalam proses komunikasi tersebut. Komunikasi yang efektif juga
bergantung pada proses dan model komunikasi yang dilakukan. Smith dan Tylor
dalam Burhan Bungin (2015:47) mengatakan ada beberapa model dari
komunikasi;
1) Model Komunikasi Satu langkah
Model komunikasi ini merupakan model yang paling sederhana, dimana
komunikasi yang terjadi merupakan satu arah. Komunikator mengirim
pesan dan diterima oleh komunikan. pada model ini komunikasi dapat
terjadi antara individu-individu, individu-kelompok, individu-masyarakat
maupun individu-media massa.
2) Model Komunikasi Dua Langkah
Pada model komunikasi ini ditandai dengan terdapatnya pihak kedua di
dalam proses komunikasi, yang mana komunikan menyampaikan pesan
kepada pihak kedua. Pihak kedua disini maksdunya adalah seperti
pemimpin opini atau pembentuk opini. Dari pembentuk opini inilah baru
pesan disampaikan pada penerima (receiver).
3) Model Komunikasi Multilangkah
Pada model komunikasi ini terdapat banyak pihak yang ikut dalam proses
komunikasi, bukan hanya ada dua pihak namun terdapat juga pihak ketiga
dan seterusnya. Selain itu proses komunikasi yang terjadi dapat menjadi
komunikasi dua arah, tiga arah bahkan komunikasi silang arah. Nois dan
saluran channel juga dapat mempengaruhi proses komunikasi dalam model
ini.
4) Model Komunikasi Web
Pada model ini menjelaskan proses komunikasi yang terjadi di antara
pelanggan
dengan
pelanggan
(C2C)
atau
pelanggan
dengan
pemimpin/pembentuk opini. C2C ini bersifat people to people, dimana
komunikasi ini terjadi antara satu orang ke orang lain.
Karakteristik Model komunikasi web: menyebarkan informasi di dalam
jaringan dengan sangat cepat, informasi sulit dikendalikan komunikan,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
11
informasi tersimpan secara “abadi” di dalam jaringan, informasi bersifat
terbuka untuk orang banyak, secara genetik informasi dapat hilang apabila
terserang virus, bagi kepentingan tertentu dapat dikunci dan tidak semua
orang boleh mengakses.
Julia T. Wood menyebutkan bahwa terdapat tujuh bidang utama dalam
komunikasi modern:
1. Komunikasi
intrapribadi
(intrapersonal
communication)
adalah
komunikasi dengan diri sendiri, misalnya saat berpikir.
2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) merupakan
komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi sangat potensial
untuk
mempengaruhi atau
membujuk
orang
lain,
karena dapat
menggunakan kelima alat indra untuk mempertinggi daya bujuk pesan.
3. Komunikasi Kelompok merupakan sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun
setiap anggota punya peran yang berbeda.
4. Komunikasi Publik (public communication) yaitu komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak
bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih
formal dan lebih sulit daripada komunikasi antarpribadi atau komunikasi
kelompok. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan,
menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk.
5. Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam
suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam
jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
6. Komunikasi massa (mass communication) merupakan komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau
elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal dan dikelola oleh suatu
lembaga atau orang-orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
12
sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan
heterogen. Pesannya bersifat umum. Komunikasi massa melibatkan
banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak
fisik yang rendah, memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran
indrawi dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera.
7. Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi dalam masyarakat yang
tidak saja berlangsung dalam dua atau lebih aktor dari kebangsaan yang
berbeda, tetapi komunikasi tersebut juga dapat terjalin dari dua atau lebih
individu yang berlatarbelakang dari negara yang sama namun berbeda
kebudayaan. Budaya dapat mempengaruhi bagaimana tujuan komunikasi
ditentukan, bagaimana tujuan dicapai, sekaligus tipe konstruksi yang
digunakan dalam skema kognitif (Morissan, 2013: 167).
Dalam komunikasi baik individu maupun kelompok, proses pertukaran
pesan ini tentunya tidak terlepas dari sebuah gangguan. Gangguan ini bisa saja
terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang membentuk komunikasi itu
sendiri. Gangguan komunikasi ini terjadi jika terdapat intervensi terhadap salah
satu komponen komunikasi yang menyebabkan proses komunikasi tidak dapat
berlangsung secara efektif. Menurut Hafied Cangara (2013: 37) terdapat delapan
gangguan atau rintangan komunikasi, yaitu;
1) Gangguan Teknis, gangguan ini terjadi jika salah satu alat yang digunakan
dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang
ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise).
Misalnya gangguan jaringan telepon, stasiun TV yang bersemut dan sound
system radio yang suaranya tidak jelas.
2) Gangguan Semantik, merupakan gangguan yang disebabkan karena
adanya kesalahan pada bahasa yang digunakan oleh komunikator,
sehingga tidak dapat dimengerti oleh komunikan. Seperti, kata-kata yang
digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing, bahasa yang
digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan penerima,
struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, latar
belakang budaya yang berbeda menyebabkan terjadinya salah persepsi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
13
3) Gangguan Psikologis, gangguan yang terjadi karena adanya persoalan
yang timbul dalam diri individu. Seperti munculnya perasaan curiga serta
tidak percaya pada apa yang disampaikan komunikator.
4) Rintangan Fisik dan Organik, disebabkan oleh kondisi geografis, seperti
tidak adanya pos atau jaringan telepon maupun internet di sebuah
pedesaan dan komunikan yang mengalami ketidaksempurnaan pancaindra
(tuli, bisu, buta).
5) Rintangan status, disebabkan oleh jarak sosial di antara peserta
komunikasi, seperti seorang raja dengan rakyatnya atau senior dengan
juniornya.
6) Rintangan kerangka berpikir, disebabkan adanya perbedaan persepsi
antara komunikator dengan khalayaknya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
adanya perbedaan pengalaman serta pendidikan yang berbeda.
7) Rintangan budaya, rintangan ini terjadi karena adanya perbedaan norma,
nilai dan kebiasaan yang dianut oleh pihak-pihak yang berkomunikasi.
8) Rintangan birokrasi, proses komunikasi yang terhambat akibat struktur
organisasi. Contohnya seperti pada pemerintahan yang ada di Indonesia
saat ini, karena terlalu luas sistem organisasi yang ada akibatnya
penyampaian informasi dari pemimpin tertinggi hingga sampai ke
karyawan juga terhambat.
2.2.2. Strategi Komunikasi
Strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)
untuk mencapai suatu tujuan. Strategi menunjukkan bagaimana taktik operasional
untuk mencapai suatu tujuan. Strategi sendiri, berasal dari bahasa Yunani klasik
yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin.
Marthin-Anderson (1968) merumuskan bahwa strategi itu adalah seni di
mana melibatkan kemampuan intelegensi/pikiran untuk membawa semua sumber
daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang
maksimal dan efisien”.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
14
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication
planning)
dan
manajemen
komunikasi
(communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara
taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Onong Uchjana Effendy,
2003: 300-301). Berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh
(Middleton; 1980) beliau memberikan pengertian bahwa strategi komunikasi
adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari
komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang
dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. Rogers (1982) juga
memberikan batasan mengenai pengertian strategi komunikasi yaitu sebagai suatu
rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang
lebih besar melalui transfer ide-ide baru.
Maka secara gamblang Hafied Cangara menuliskan bahwa strategi
komunikasi itu
1) Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan mempromosikan
suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu
rumusan yang baik.
2) Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsistensi, komunikasi
yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa opsi
komunikasi.
3) Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan
tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis
pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi.
Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu
berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.
4) Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi
perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
15
Dimasa kini banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para
ahli, tetapi untuk strategi komunikasi barangkali yang memadai baiknya untuk
dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh
Harold D. Lasswell. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk
menerangkan kegiatan komunikasi ialah dengan “Who Says What Which Channel
To Whom With What Effect?”
-
Who? (Siapakah komunikatornya?)
-
Says What (Pesan apa yang dinyatakannya?)
-
In which channel? (Media apa yang digunakannya?)
-
To whom? (Siapa komunikannya?)
-
With what effect? (Efek apa yang diharapkan?)
Jika didasarkan pada pengertian Laswell ini terdapat 5 unsur komunikasi
yaitu:
a)
Sumber (source) atau biasa disebut dengan pengirim. Sumber adalah pihak
yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
Sumber bisa seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau
bahkan suatu negara. Sumber harus mengubah perasaan atau pikiran
kedalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang bisa dipahami
oleh penerima pesan.
b)
Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan dan maksud sumber tadi. Pesan
mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk
menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Pesan juga dapat
dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat
anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan
mata) juga melalui musik, lukisan, patung, tarian.
c)
Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran merujuk pada bentuk
pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
16
saluran nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan:
apakah langsung (tatap-muka) atau lewat media cetak (surat kabar,
majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon,
selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara multimedia. Pengirim
pesan akan memilih saluran sesuai dengan kebutuhannya.
d)
Penerima (receiver) adalah orang yang menerima pesan dari sumber
e)
Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut.
Strategi komunikasi baik secara makro (planned multi-media) maupun
secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda:
-
Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif
dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh
hasil optimal
-
Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh,
yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Segala sesuatu yang diciptakan pastilah karena adanya tujuan. Maka
strategi komunikasi juga mempunyai tujuan. Beberapa tujuan dari srategi
komunikasi berupa:
A. Memberitahu (Announcing)
Pada tahap pertama dari tujuan strategi komunikasi ini, pemberitahuan
tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first goals of your
communications strategy is to announce the availability of information
on quality). Maka dari itu, informasi yang akan dipromosikan harus
berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian
penting.
B. Memotivasi (Motivating)
Tahap kedua, informasi yang disebarkan haruslah dapat memberikan
motivasi bagi masyarakat untuk mencari dan mendapatkan kesempatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
17
mengenai informasi hal yang dia butuhkan. Misalnya saja apa yang
dilakukan oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia, yang
memberikan diskon 50% kepada wisatawan yang mau menggunakan
rute Jakarta- Silangit jika pemesanan berlangsung dari tanggal 27 April3 Mei 2016. Dari sini dapat dilihat pihak maskapai berusaha
memotivasi wisatawan agar segera memesan tiket untuk ke Danau Toba
karena sedang adanya diskon sebesar 50%.
C. Mendidik (Educating)
Pada tahap ini, informasi disampaikan dalam kemasan educating atau
yang bersifat mendidik.
D. Menyebarkan Informasi (Informing)
Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang akan
menjadi sasaran. Misalnya pihak pemerintah menyebarkan informasi
melalui
media
siar
serta
new media
seperti
internet
untuk
memberitahukan mengenai program “Visit Indonesia” kepada calon
wisatawan dengan menonjolkan ciri khas budaya Indonesia di dalam
menyebarkan info tersebut.
E. Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporing Decision Making)
Pada tahap strategi komunikasi yang terakhir ini, dalam rangka
pembuatan
keputusan,
maka
informasi
yang
dikumpulkan,
dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan
informasi utama bagi pembuat keputusan. Contohnya, jika pihak
pemerintahan daerah Sumatera Utara menginginkan bantuan dari
pemerintahan pusat untuk perkembangan Danau Toba, tentunya
pemerintah daerah harus dengan jelas memberikan rincian, masalah apa
yang terjadi di Danau Toba seperti air danau yang sudah tercemar,
lingkungan sekitar danau juga sudah tidak lagi bersih, serta apa yang
menjadi kekurangan pemerintah daerah agar dapat disetujui atau dapat
dibantu oleh pemerintah pusat.
Konsep strategi komunikasi adalah sebagai bagian dari perencanaan
komunikasi dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai, sedangkan perencanaan
strategik tidak lain adalah kebijaksanaan komunikasi dalam tataran makro untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
18
program jangka panjang. Target utama dari strategi komunikasi pemasaran adalah
bagaimana membuat orang sadar bahwa dia memerlukan suatu produk, jasa atau
nilai; dan bagaimana kesadaran itu menjadi perhatian terhadap suatu produk, jasa
atau nilai dan apabila perhatian sudah terbangun, maka target terpentingnya
adalah agar orang loyal untuk membeli produk, jasa, atau nilai itu. Di dalam
menjalankan strategi komunikasi seluruh proses komunikasi harus dipahami
sebagai proses mentransformasikan pesan di antara kedua-belah pihak. Kedua
pihak memiliki kepentingan di dalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang
saling dipertukarkan satu dengan yang lainnya, oleh karena itu strategi
komunikasi harus mempertimbangkan semua pihak yang terlibat di dalam proses
komunikasi.
2.2.3. Pariwisata
Istilah kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. Di dalam kepustakaan
tentang kepariwisataan Indonesia, yang tercantum dalam UU NO.10 Tahun 2009,
tentang Kepariwisataan; pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjugi dalam jangka waktu sementara
(Bambang Sunaryo, 2013: 1).
Macintosh (1955) dalam (Oka, 2003: 48) mengatakan pariwisata adalah
sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan
di satu pihak, perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada
wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah
dalam proses menarik dan melayani wisatawan dimaksud.
Pariwisata ada karena adanya wisatawan. Wisatawan sendiri adalah orang
yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur, dan secara sukarela mengunjungi
daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang “lain” (Smith, 1977). Seluruh
fenomena kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan maka didefinisikan
sebagai pariwisata.
Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring
(1954), istilah wisatawan mempunyai pengertian sebagai orang yang mengunjungi
suatu negara secara sah dan tidak untuk keperluan berimigrasi dengan waktu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
19
tinggal setidak-tidaknya 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan di tahun yang sama.
Pada hakekatnya fenomena perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Perjalanan seseorang yang aktivitasnya tercatat dalam statistik
kepariwisataan,
seperti
tercatat
di keimigrasian,
penerbangan,
pelabuhan maupun perhotelan.
b) Perjalanan seseorang yang aktivitasnya tidak tercatat dalam statistic
kepariwisataan. Orang atau sekelompok orang yang melakukan
perjalanan dan fenomena perjalananya seperti ini disebut other
travelers.
Selain daripada penggolongan berdasarkan waktu berkunjung, wisatawan
juga dapat dibedakan menurut status kewarganegaraanya:
a) Wisatawan yang memiliki kewarganegaraan yang sama dengan
destinasi yang sedang dikunjunginya, maka wisatawan ini disebut
wisatawan domestik atau Wisatawana Nusantara (Wisnus)
b) Wisatawan yang berbeda kewarganegaraan dengan destinasi yang
sedang dikunjunginya, maka wisatawan ini disebut wisatawan
internasional (internasional tourist) atau Wisatawan Mancanegara
(Wisman)
Terdapat dua pokok kepariwisataan, yaitu komponen produk (supply side)
dan komponen pasar (demand side). Pertama, Komponen produk wisata (tourism
supply side) yang biasanya berwujud sistem destinasi pariwisata akan terdiri atau
menawarkan paling tidak beberapa komponen pokok sebagai berikut:
1) Daya tarik wisata yang bisa berbasis utama pada alam, budaya atau
minat khusus
2) Akomodasi atau Amenitas, Aksesibilitas dan transportasi (udara, darat
atau laut)
3) Fasilitas umum
4) Fasilitas pendukung pariwisata dan
5) Masyarakat sebagai tuan rumah (host) dari suatu destinasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
20
Kedua, komponen pasar pariwisata (tourism demand side) dalam sistem
kepariwisataan dibedakan menjadi sisi pasar wisatawan domestik dan pasar
wisatawan internasional. Dalam aspek pasar, baik itu domestik ataupun pasar
internasional terdapat perbedaan lagi yaitu karakteristik sosiodemografi (socio
demographic) dan karakteristik perbedaan psikografis (psycographic) yang
nantinya akan berpengaruh pada perilaku pilihannya terhadap macam dan jenis
produk wisata yang ada dan akan dibeli di destinasi. Perbedaan sosiodemografis
ini seperti kategori gender, usia, kebangsaan, status ekonomi, profesi dan variable
social yang lain. Sedangkan perbedaan psikografis seperti orientasi nilai dari
wisatawan tersebut, apakah modern materialis, modern idealis, tradisional
materialis dan tradisional idealis.
Pariwisata modern mempunyai beberapa komponen penting; 1) Destinasi,
2) Transportasi, 3) Pemasaran pariwisata, 4) Sumber daya sedangkan Pemerintah
Indonesia mengklasifikasikan komponen pariwisata ke dalam beberapa bagian
penting; 1) Industri pariwisata, 2) Destinasi pariwisata, 3) Pemasaran pariwisata,
4) Kelembagaan pariwisata. Johnpaul (Burhan, 2015: 86) mengatakan komponen
utama pariwisata terdiri dari a) aksesibilitas, b) akomodasi, c) atraksi. Tanggapan
lain diberikan oleh Ramesh yang mengatakan bahwa komponen pariwisata
terpenting; akomodasi, aksesibilitas, fasilitas, atraksi, dan aktivitas.
2.2.3.1. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW)
The West Country of England (Yoeti, 2005:49) merumuskan misi dari
adanya pengembangan destinasi wisata yang mana diantaranya:
♦ Mengembangkan pariwisata untuk memperoleh manfaat ekonomi
dan sosial dari kegiatan pariwisata yang dikembangkan.
♦ Mendorong peningkatan kinerja pariwisata sebagai suatu industri
untuk meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja dan
pariwisata dapat mendorong konservasi akam di daerah di mana
pariwisata itu dikembangkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
21
♦ Mendorong terciptanya suatu keseimbangan antara peningkatan
pariwisata dengan kemampuan untuk mempertahankan kelestarian
lingkungan hidup dan warisan budaya di daerah tersebut.
Terdapat beberapa komponen penting dalam pengembangan destinasi
pariwisata (tourism product designing):
1) Atraksi dan Daya Tarik Wisata, dibagi menjadi tiga jenis tema yaitu
daya tarik alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata minta
khusus.
a. Daya tarik wisata alam; berbasis pada anugrah keindahan dan
keunikan yang telah tersedia di alam, seperti pantai, laut, danau,
gunung, hutan dan lainnya.
b. Daya tarik wisata budaya; berbasis pada hasil karya dan hasil cipta
manusia, baik berupa peninggalan budaya (situs/heritage) maupun
yang yang nilai budaya yang masih hidup (the living culture)
dalam kehidupan di suatu masyarakat, yang dapat berupa
upacara/ritual, adat-istiadat, seni-pertunjukan, seni-kriya, senisastra maupun seni rupa maupun keunikan kehidupan sehari-hari
yang dipunyai oleh suatu masyarakat.
c. Daya tarik wisata minat khusus (special interest); daya tarik wisata
yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas
untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik, seperti
memancing, pengamatan satwa, bahkan tata cara kehidupan
tradisional masyarakat.
2) Amenitas atau Akomodasi adalah berbagai jenis fasilitas dan
kelengkapanya
yang
dapat
digunakan
oleh
wisatawan
untuk
beristirahat dan bersantai dengan nyaman serta menginap selama
melakukan kunjungan ke suatu destinasi.
3) Aksesibilitas dan Transportasi adalah segenap fasilitas dan moda
angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat
nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
22
4) Infrastruktur Pendukung adalah keseluruhan jenis fasilitas umum yang
berupa prasarana fisik seperti: pelabuhan, bandara, stasiun kereta api
dan jaringan telekomunikasi dan fasilitas fisik seperti: jaringan listrik,
air minum, dan toilet.
5) Fasilitas Pendukung Wisata Lainnya yaitu berbagai jenis fasilitas
pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan
dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di
suatu destinasi seperti keamanan, toko cinderamata, biro perjalanan,
pusat informasi wisata, fasilitas perbankan.
6) Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia Pariwisata adalah keseluruhan
unsur organisasi atau institusi pengelola kepariwisataan dan termasuk
sumber daya manusia pendukungnya, yang terkait dengan manajemen
pengelolaan kepariwisataan di suatu destinasi, baik dari unsur
pemerintah, swasta/industri dan masyarakat.
Menurut Yoeti (2005: 47) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan sebuah destinasi pariwisata antara lain:
a) Pengalaman-pengalaman masa lalu daerah tersebut yang berkaitan
dengan kepariwisataan yang mungkin perlu dipertimbangkan termasuk
ciri-ciri, karakteristik dan sejarah daerah, organisasi-organisasi
pariwisata di daerah itu atau perusahaan-perusahaan yang berhasil
menjalankan bisnisnya di daerah tersebut.
b) Organisasi pariwisata di daerah harus siap menyesuaikan misi dengan
karakteristik pariwisata di daerah itu.
c) Kondisi sumber daya atau potensi yang dimiliki daerah dapat
mempengaruhi kemungkinan tentang dapat atau tidaknya misi yang
dirumuskan dapat dijalankan.
d) Suatu pernyataan tentang misi yang dianggap berhasil biasanya selalu
mencoba mewujudkan pilihan dan harapan masyarakat mayoritas di
daerah itu.
e) Perumusan misi harus didasarkan pada kompetensi daerah yang
bersifat lain dari yang lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
23
2.2.3.2.Pemasaran Pariwisata
Industri pariwisata adalah salah satu industri besar di dunia. Industri
pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri
yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk
yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Menurut J. Krippendorf (Oka, 2005:1), Pemasaran pariwisata adalah suatu
sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi
perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau
pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau internasional untuk
mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar.
Pemasaran ini mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai sektor
di industri pariwisata. Pemasaran pariwisata ini mempunyai sifat yang sangat
kompleks
dibandingkan
dengan
pemasaran
barang-barang
lain.
Untuk
memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordinasi, tetapi
juga diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab
dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan terkait
dengan kegiatan pemasaran. Pemasaran terjadi ketika orang memutuskan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu pertukaran. Pertukaran ini
dilakukan sebagai tindakan terhadap penerimaan suatu hasrat sesuatu dari
seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan kepada orang lain.
Paradigma pemasaran pariwisata di dalam suatu pertukaran paling tidak
harus memuaskan dua bagian yakni pelaku bisnis pariwisata dan wisatawan.
Pelaku bisnis menawarkan jasa dan produknya yang bernilai bagi wisatawan dan
wisatawan mempunyai daya beli yang bernilai bagi pelaku pariwisata. Hal yang
penting bahwa setiap bagian itu harus dapat mengkomunikasikan dan
menyampaikan nilai-nilai yang dimiliki masing-masing sehingga memungkinkan
terjadi suatu pertukaran (Paham Ginting, 2005:41).
Kotler (2006) menjelaskan tentang 4 P sebagai elemen pemasaran, yaitu
1) Product, 2) Price, 3) Promotion dan 4) Place. Dalam filosofi pariwisata maka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
24
aspek produk merubah menjadi pelayanan dan aspek tempat dirubah menjadi
distribusi (Happy & Herman, 2002:192).
1. Product (Produk), dalam industri pariwisata merupakan kombinasi dari
tiga komponen yang dianggap penting yang satu dengan yang lain saling
melengkapi:
a. The Accessibilities of The Destination, yaitu semua faktor yang
member kemudahan kepada wisatawan untuk datang berkunjung pada
suatu daerah tujuan wisata (DTW) seperti;
-
tersedianya prasarana bandara, pelabugan, terminal, stasiun
kereta api, prasarana jalan dan jembatan.
-
Kemudahan untuk memperoleh visa kunjungan
-
Jadwal penerbangan yang tepat waktu
-
Penetapan tarif angkutan yang berlaku untuk suatu periode
waktu yang efektif
-
Tersedianya sarana komunikasi yang memadai antara negara
asal wisatawan (tourist generating countries), selama dalam
perjalanan menuju DTW, dan pada negara atau daerah yang
menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries).
b. The Facilities of The Destination, semua faktor yang dapat member
atau melayani kebutuhan wisatawan jika sudah datang pada suatu
DTW seperti;
-
Hotel dan bentuk akomodasi lainnya
-
Restoran dan rumah makan khas daerah
-
Pusat hiburan dan sarana rekreasi lainnya
-
Pusat perbelanjaan atau toko-toko cinderamata, pusat kerajinan
atau art gallery
c. The Tourist Attractions of The Destinastion, semua yang menjadi daya
tarik wisatawan datang berkunjung pada suatu DTW tertentu.
2. Price (harga), merupakan hal yang sangat penting dalam pemasaran
pariwisata tentunya, harga yang ditentukan didaerah tujuan wisata ini
tentunya harus mempunyai kewajaran seperti harga cenderamata yang
jangan terlalu mahal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
25
3. Place (tempat), semestinya di daerah tujuan wisata terdapat kantor
perwakilan di tiap-tiap daerah sehingga wisatawan tidak datang secara
individual tetapi dengan menggunakan travel agent atau sejenisnya
4. Promotion (Promosi), memberitahukan produk yang hendak ditawarkan
kepada calon wisatawan yang dijadikan target pasar. Kegiatan promosi ini
dapat dilakukan melalui media cetak (koran dan majalah), media
elektronik (radio, TV, atau internet).
2.2.4. Komunikasi Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental,
suatu cara berpikir yang membimbing seseorang melakukan sesuatu yang tidak
hanya menjual benda namun juga menjual gagasan, karier, tempat (pariwisata,
rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pertunjukan, pertandingan) dan
kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan.
Definisi lain yang dikemukakan oleh Kotler, pemasaran adalah proses
manajemen yang mengindentifikasi, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan
pelanggan. Hakikatnya pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang merupakan
usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi ataupun
masyarakat luas.
Indriyo Gitosudarmo (2000: 10) mengungkapkan kegiatan pemasaran
mempunyai beberapa fungsi yang berupa:
1. Fungsi Pertukaran (Exchange Function)
fungsi ini merupakan bentuk dari jual beli yang terjadi antara penjual
dengan pembelinya. Dalam fungsi ini penentuan harga jual, pelayanan
selama berlangsungnya jual beli, diskon yang diberikan termasuk
didalam fungsi yang pertama ini. Contoh nyata fungsi ini misalnya,
ketika di daerah pariwisata, tentunya ada pedagang yang menawarkan
souvenir kepada para wisatawan. Tentunya para pedagang ini
mempunyai taktik sendiri untuk membuat wisatawan tertarik untuk
membeli barang dagangannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
26
2. Fungsi penyediaan fisik atau logistik. Fungsi ini meliputi kegiatan
pengangkutan atau transportasi, pergudagangan atau penyimpanan serta
kegiatan pendistribusian merupakan hal yang sangat penting. Pada
fungsi ini kegiatan seorang pedagang souvenir yang meletakkan
souvenir berupa rumah adat Batak di bagian depan toko mereka agar
dapat dilihat seorang wisatawan juga termasuk salah satu point penting
dalam fungsi ini.
3. Fungsi Pemberian Fasilitas (Fasilitating Function). Fungsi ini berupa
penyediaan fasilitas baik fisik maupun nonfisik yang diperlukan bagi
terselenggaranya kegiatan pemasaran atau fungsi yang terdahulu secara
efektif dan efisien. Dalam fungsi ini yang dimaksud dengan fasilitas
adalah pelayanan kepada wisatawan baik sesudah atau sebelum
perjalanan wisata, adanya tempat informasi mengenai lokasi-lokasi unik
yang harus dikunjungi di daerah pariwisata.
Beberapa hal penting yang terkandung dalam pemasaran:
1) Pemasaran terfokus pada aktifitas untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
2) Filosofi pemasaran perlu dimiliki oleh setiap orang dalam organisasi.
3) Kebutuhan masa depan harus dapat diidentifikasi dan diantisipasi.
4) Biasanya pemasaran terfokus pada keuntungan, terutama disektor
perusahaan, namun sebagai organisasi sektor publik atau organisasi yang
nirlaba konsep pemasaran ini dapat diadopsi meskipun kebutuhan ini tidak
diperlukan dalam beberapa kasus tertentu.
5) Defenisi baru pemasaran mengakui pengaruh pemasaran terhadap
masyarakat.
Menurut Soemanagara (2006: 4) mendefinisikan komunikasi pemasaran
sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang
ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar
tujuan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar
tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba)
sebagai hasil penambahan penggunaan jasa atau pembelian produk yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
27
ditawarkan. Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan
pemasaran, semua organisasi modern baik perusahaan nirlaba ataupun bisnis
menggunakan bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang
mereka tawarkan. Tujuan dari komunikasi pemasaran ini untuk mencapai tiga
tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen, seperti tahap perubahan
pengetahuan (knowledge), tahap perubahan sikap, tahap perubahan perilaku.
Kegiatan komunikasi pemasaran mencakup beberapa hal, yaitu : a)
memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising); b) pemasaran
langsung (direct marketing); c) promosi penjualan (sales promotion); d) penjualan
personal (personal selling); e) pemasaran interaktif; dan f) hubungan masyarakat
(public relations) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif.
2.2.4.1.Promosi
Istilah promosi dan komunikasi pemasaran sering dianggap sama Indriyo
Gitosudarmo (2000: 245). Namun menurut Alo Liliweri, Promosi merupakan
bagian dari komunikasi pemasaran. Peranan promosi adalah berkomunikasi
dengan individu, kelompok, atau organisasi baik langsung maupun tidak
langsung. Michael Ray dalam Morissan (2010: 16) mendefinisikan promosi
sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk
membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan
jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.
Dari beberapa buku, penulis menemukan ada beberapa macam bentuk dari
bauran promosi yakni;
Advertising (Periklanan), merupakan cara promosi yang sering digunakan
dalam pemasaran komersial. Iklan dapat dilakukan melalui media, antara
lain (Hafied Cangara; 2013:77):
-
Media elektronik (televisi, radio, film bioskop, internet).
-
Media cetak (surat kabar, majalah, buletin).
-
Media luar ruang (papan reklame yang dibayar, electronic board
yang dipasang di pinggir).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
28
Direct Marketing (Pemasaran Langsung), upaya perusahaan atau
organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan
sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan atau transaksi
penjualan (Morissan; 2010:22). Pemasaran langsung mencakup berbagai
aktivitas
termasuk
pengelolaan
database,
penjualan
langsung,
telemarketing, dan iklan tanggapan langsung dengan menggunakan
berbagai saluran komunikasi.
Personal Selling (Penjualan Perseorangan), suatu cara melakukan
penjualan atau suatu bentuk komunikasi dengan menawarkan barang/jasa
langsung kepada konsumen (Hafied Cangara; 2013:77).
Sales Promotion (Promosi Penjualan), kegiatan pemasaran yang
memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan,
distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan
penjualan. Promosi penjualan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu,
promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen (consumeroriented sales promotion) dan promosi penjualan yang berorientasi kepada
perdagangan (trade-oriented sales promotion).
Public
Relations
(Hubungan
Masyarakat),
merencanakan
dan
mendistribusikan informasi secara sistematis dalam upaya untuk
mengontrol dan mengelola citra serta publisitas. Menurut Dominick
(Morissan; 2010: 28) humas mencakup beberapa hal:
-
Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik.
-
Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi.
-
Humas merupakan fungsi manajemen.
Publicity (Publikasi), cara pemasaran yang menggunakan media cetak,
tetapi bentuknya tidak seperti iklan. Tujuannya tetap mengajak calon
konsumen membeli produk yang dipasarkan. Atau dengan kata lain
kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi, atau
perusahaan di media massa. Contohnya membuat artikel tentang
keindahan Danau Toba di koran seperti Analisa.
Exhibition (Pameran), cara menjual produk melalui event-event tertentu.
Pameran biasanya dilaksanakan di tempat-tempat khusus. Pameran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
29
biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan menawarkan produk
atau jasa dengan berbagai penawaran menarik serta discount.
Positioning, suatu cara atau strategi memposisikan perusahaan, daerah
tujuan wisata sehingga lebih dikenal oleh calon pelanggan/wisatawan
(Oka; 2003:242).
Word of Mouth, merupakan tindakan konsumen memberikan informasi
kepada konsumen lain dari seorang kepada orang lain (antarpribadi)
nonkomersial baik merek, produk maupun jasa.
Internet, merupakan media baru yang muncul seiring perkembangan
zaman dimana dapat digunakan untuk melaksanakan seluruh elemen
bauran promosi, internet dapat digunakan untuk melakukan kegiatan
promosi. Internet dipandang sebagai suatu instrument komunikasi
pemasaran yang bersifat mandiri. Sifat internet yang interaktif menjadi
cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen. Selain itu
internet memungkinkan perusahaan untuk tidak saja menyampaikan
informasi dan melakukan interaksi namun juga memberikan hiburan
melalui fasilitas yang ada kepada konsumen.
Below The Line (Media Lini Bawah), segala aktifitas marketing atau
promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu
tujuannya adalah merangkul konsumen agar aware dengan sebuah produk
atau perusahaan. Media lini bawah merupakan iklan yang dilakukan secara
mandiri oleh sebuah perusahaan tanpa bantuan biro iklan. Adapun jenisjenis media lini bawah sebagai berikut:
-
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil yang dilipat dua
halaman atau lebih dan mengandung pesan untuk disebarkan
kepada umum sebagai informasi mengenai suatu barang/jasa.
-
Poster adalah media pengumuman yang dipasang di tempat umum,
terdiri dari sehelai kertas atau karton yang diberi gambar dengan
sedikit kata-kata yang memuat suatu ide/pikiran.
-
Brosur adalah buku kecil dan tipis dan berisi karangan yang
memiliki penerbitan yang isinya terdiri dari kata pengantar,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
30
pendahuluan, bab, sub bab, kesimpulan, saran dan penutup.
Materinya mengenai bagaimana caranya, pedoman serta petunjuk.
-
Kalender.
-
Hanging Mobile adalah sebuah alat pajangan yang bergerak
apabila terkena angin, penempatannya dengan cara diganting dan
biasanya berupa gambar dari produk ataupun identitas lain tentang
produk tersebut dalam dua atau tiga dimensi.
-
Katalog adalah daftar brbagai jenis koleksi perpustakaan yang
disusun menurut sistem tertentu
-
Reklame Papan adalah media yang digunakan untuk mengiklankan
suatu barang/jasa kepada masyarakat yang terbuat dari papan kayu,
seng, atau bahan lain yang sejenis dan dipasang atau dibuat pada
bangunan, tembok, dinding pagar, pohon, tiang, dan sebagainya.
-
Reklame Kain adalah media yang digunakan untuk mengiklankan
suatu barang/jasa kepada masyarakat yang terbuat dari bahan kain,
termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenisnya.
-
Reklame merekat (stiker) adalah media yang digunakan untuk
mengiklankan
berbentuk
suatu
lembaran
barang/jasa
lepas,
kepada
masyarakat
diselenggarakan
dengan
yang
cara
disebarkan, diberikan atau dapat diminta untuk ditempelkan,
dilekatkan, dipasang dan digantung pada suatu benda dengan
ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2per lembar.
-
Reklame Berjalan/Kendaraan adalah media yang digunakan untuk
mengiklankan
suatu
barang/jasa
kepada
masyarakat
yang
ditempatkan
atau
ditempelkan
pada
kendaraan
yang
diselenggarakan dengan mempergunakan kendaraan atau dengan
cara dibawa oleh orang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
Download