BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Paradigma Kajian Paradigma adalah cara pandang seseorang mengenai sebuah realitas, dimana cara pandang ini mempengaruhi pendapat dan sikapnya mengenai realitas tersebut (Nanang Martono, 2015:178). Paradigma berasal dari sejarah pemikiran filosofis, yaitu: Plato dan Aristoteles. Dalam ilmu sosial, penggunaan istilah ini telah berkembang dan beberapa memiliki perbedaan makna. Namun, secara umum paradigma berkisar pada teori gagasan yang bersifat prailmiah ke pemikiran yang bersifat ilmiah. Secara teknis, paradigma membantu seseorang dalam merumuskan mengenai apa yang harus dipelajari, masalah mendasar apa yang harus dijawab, bagiamana ia menjawab masalah tersebut, serta aturan apa saja yang harus ia ikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh. Guba dan Lincoln dan Corbetta dalam buku Martono (2015) menjelaskan terdapat tiga komponen utama paradigma dalam kaitannya dengan proses penelitian. Pertama, pardigma memiliki ontologi, yaitu asumsi mengenai hakikat realitas (sosial). Kedua, setiap paradigma memiliki epistemologi, yaitu seperangkat asumsi mengenai hubungan antara “peneliti” atau “pengamat” dan “objek” yang diteliti atau diamati. Ketiga, setiap paradigm berisi beberapa asumsi mengenai metode, yaitu cara bagaimana memperoleh jawaban atas permasalahan yang terjadi dalam realitas. Maka paradigma yang digunakan pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya (Morissan, 2013:165). Teori konstruktivisme dibangun berdasarkan teori yang ada sebelumnya yaitu “konstruksi pribadi” atau “konstruksi personal”. Menurut teori ini, konstruksi personal diatur atau diorganisasi ke dalam skema interpretatif yang akan mengindentifikasi suatu 8 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 9 objek dan menempatkan objek itu ke dalam suatu kategori. Teori konstruktivisme mengakui bahwa konstruksi personal memiliki latar belakang sosial, dengan demikian konstruksi personal dipelajari melalui interaksi dengan orang lain. Karenanya, kebudayaan memiliki peran yang signifikan dalam menentukan makna suatu peristiwa. Konstruktivisme lebih mengutamakan pengamatannya pada berbagai perbedaan individu melalui kompleksitas konstruksi personalnya dan juga strategi yang digunakan dalam berkomunikasi. Dengan kata lain konstruktivisme adalah teori dalam memilih strategi. Ada 5 asumsi yang mendasari epistemologi konstruksi, yaitu: 1) Konstruktivisme menolak pandangan logika positivisme. 2) Kaum konstruktivisme beranggapan bahwa dunia empiris tidaklah independen, melainkan persepsi dan interpretasi peneliti akan mempengaruhi apa yang dilihat peneliti pada saat meneliti. 3) Konstruktivisme menolak perspektif deduksionis yang mempercayai bahwa pengalaman itu tidak berdiri sendiri, melainkan terpadu. 4) Kaum konstruktivis mengingkari operasionalisme yang berpandangan bahwa konsep-konsep teoritis sangat berbeda dengan indikator-indikator empirisnya. 5) Konstruktivisme beranggapan bahwa teori-teori komunikasi lebih dari sekedar hubungan statistik saja, melainkan juga menjelaskan perilaku komunikasi dengan mengacu pada alasan-alasan seseorang berbicara dengan lainnya (Bulaeng, 2004: 12). 2.2. Uraian Teoritis 2.2.1. Komunikasi Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Komunikasi merujuk pada kalimat seperti; kita berbagai pikiran, kita mendiskusikan makna, dan kita mengirimkan pesan. Menurut Gerald R. Miller komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 10 mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi dapat dikatakan berjalan dengan lancar apabila pengirim dan penerima dapat dengan baik mengolah simbol-simbol yang ada dalam proses komunikasi tersebut. Komunikasi yang efektif juga bergantung pada proses dan model komunikasi yang dilakukan. Smith dan Tylor dalam Burhan Bungin (2015:47) mengatakan ada beberapa model dari komunikasi; 1) Model Komunikasi Satu langkah Model komunikasi ini merupakan model yang paling sederhana, dimana komunikasi yang terjadi merupakan satu arah. Komunikator mengirim pesan dan diterima oleh komunikan. pada model ini komunikasi dapat terjadi antara individu-individu, individu-kelompok, individu-masyarakat maupun individu-media massa. 2) Model Komunikasi Dua Langkah Pada model komunikasi ini ditandai dengan terdapatnya pihak kedua di dalam proses komunikasi, yang mana komunikan menyampaikan pesan kepada pihak kedua. Pihak kedua disini maksdunya adalah seperti pemimpin opini atau pembentuk opini. Dari pembentuk opini inilah baru pesan disampaikan pada penerima (receiver). 3) Model Komunikasi Multilangkah Pada model komunikasi ini terdapat banyak pihak yang ikut dalam proses komunikasi, bukan hanya ada dua pihak namun terdapat juga pihak ketiga dan seterusnya. Selain itu proses komunikasi yang terjadi dapat menjadi komunikasi dua arah, tiga arah bahkan komunikasi silang arah. Nois dan saluran channel juga dapat mempengaruhi proses komunikasi dalam model ini. 4) Model Komunikasi Web Pada model ini menjelaskan proses komunikasi yang terjadi di antara pelanggan dengan pelanggan (C2C) atau pelanggan dengan pemimpin/pembentuk opini. C2C ini bersifat people to people, dimana komunikasi ini terjadi antara satu orang ke orang lain. Karakteristik Model komunikasi web: menyebarkan informasi di dalam jaringan dengan sangat cepat, informasi sulit dikendalikan komunikan, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 11 informasi tersimpan secara “abadi” di dalam jaringan, informasi bersifat terbuka untuk orang banyak, secara genetik informasi dapat hilang apabila terserang virus, bagi kepentingan tertentu dapat dikunci dan tidak semua orang boleh mengakses. Julia T. Wood menyebutkan bahwa terdapat tujuh bidang utama dalam komunikasi modern: 1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri, misalnya saat berpikir. 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena dapat menggunakan kelima alat indra untuk mempertinggi daya bujuk pesan. 3. Komunikasi Kelompok merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota punya peran yang berbeda. 4. Komunikasi Publik (public communication) yaitu komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk. 5. Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. 6. Komunikasi massa (mass communication) merupakan komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal dan dikelola oleh suatu lembaga atau orang-orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 12 sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesannya bersifat umum. Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah, memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. 7. Komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi dalam masyarakat yang tidak saja berlangsung dalam dua atau lebih aktor dari kebangsaan yang berbeda, tetapi komunikasi tersebut juga dapat terjalin dari dua atau lebih individu yang berlatarbelakang dari negara yang sama namun berbeda kebudayaan. Budaya dapat mempengaruhi bagaimana tujuan komunikasi ditentukan, bagaimana tujuan dicapai, sekaligus tipe konstruksi yang digunakan dalam skema kognitif (Morissan, 2013: 167). Dalam komunikasi baik individu maupun kelompok, proses pertukaran pesan ini tentunya tidak terlepas dari sebuah gangguan. Gangguan ini bisa saja terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang membentuk komunikasi itu sendiri. Gangguan komunikasi ini terjadi jika terdapat intervensi terhadap salah satu komponen komunikasi yang menyebabkan proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Menurut Hafied Cangara (2013: 37) terdapat delapan gangguan atau rintangan komunikasi, yaitu; 1) Gangguan Teknis, gangguan ini terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise). Misalnya gangguan jaringan telepon, stasiun TV yang bersemut dan sound system radio yang suaranya tidak jelas. 2) Gangguan Semantik, merupakan gangguan yang disebabkan karena adanya kesalahan pada bahasa yang digunakan oleh komunikator, sehingga tidak dapat dimengerti oleh komunikan. Seperti, kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing, bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan penerima, struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, latar belakang budaya yang berbeda menyebabkan terjadinya salah persepsi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 13 3) Gangguan Psikologis, gangguan yang terjadi karena adanya persoalan yang timbul dalam diri individu. Seperti munculnya perasaan curiga serta tidak percaya pada apa yang disampaikan komunikator. 4) Rintangan Fisik dan Organik, disebabkan oleh kondisi geografis, seperti tidak adanya pos atau jaringan telepon maupun internet di sebuah pedesaan dan komunikan yang mengalami ketidaksempurnaan pancaindra (tuli, bisu, buta). 5) Rintangan status, disebabkan oleh jarak sosial di antara peserta komunikasi, seperti seorang raja dengan rakyatnya atau senior dengan juniornya. 6) Rintangan kerangka berpikir, disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dengan khalayaknya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan pengalaman serta pendidikan yang berbeda. 7) Rintangan budaya, rintangan ini terjadi karena adanya perbedaan norma, nilai dan kebiasaan yang dianut oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. 8) Rintangan birokrasi, proses komunikasi yang terhambat akibat struktur organisasi. Contohnya seperti pada pemerintahan yang ada di Indonesia saat ini, karena terlalu luas sistem organisasi yang ada akibatnya penyampaian informasi dari pemimpin tertinggi hingga sampai ke karyawan juga terhambat. 2.2.2. Strategi Komunikasi Strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi menunjukkan bagaimana taktik operasional untuk mencapai suatu tujuan. Strategi sendiri, berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Marthin-Anderson (1968) merumuskan bahwa strategi itu adalah seni di mana melibatkan kemampuan intelegensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien”. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 14 Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Onong Uchjana Effendy, 2003: 300-301). Berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh (Middleton; 1980) beliau memberikan pengertian bahwa strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. Rogers (1982) juga memberikan batasan mengenai pengertian strategi komunikasi yaitu sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Maka secara gamblang Hafied Cangara menuliskan bahwa strategi komunikasi itu 1) Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan, dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan yang baik. 2) Strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsistensi, komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari beberapa opsi komunikasi. 3) Strategi berbeda dengan taktik, strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi. Adapun taktik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. 4) Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi berperan memfasilitasi perubahan perilaku untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 15 Dimasa kini banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi barangkali yang memadai baiknya untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah dengan “Who Says What Which Channel To Whom With What Effect?” - Who? (Siapakah komunikatornya?) - Says What (Pesan apa yang dinyatakannya?) - In which channel? (Media apa yang digunakannya?) - To whom? (Siapa komunikannya?) - With what effect? (Efek apa yang diharapkan?) Jika didasarkan pada pengertian Laswell ini terdapat 5 unsur komunikasi yaitu: a) Sumber (source) atau biasa disebut dengan pengirim. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bisa seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Sumber harus mengubah perasaan atau pikiran kedalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang bisa dipahami oleh penerima pesan. b) Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan dan maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata) juga melalui musik, lukisan, patung, tarian. c) Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 16 saluran nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan: apakah langsung (tatap-muka) atau lewat media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi). Surat pribadi, telepon, selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara multimedia. Pengirim pesan akan memilih saluran sesuai dengan kebutuhannya. d) Penerima (receiver) adalah orang yang menerima pesan dari sumber e) Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Strategi komunikasi baik secara makro (planned multi-media) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda: - Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal - Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. Segala sesuatu yang diciptakan pastilah karena adanya tujuan. Maka strategi komunikasi juga mempunyai tujuan. Beberapa tujuan dari srategi komunikasi berupa: A. Memberitahu (Announcing) Pada tahap pertama dari tujuan strategi komunikasi ini, pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first goals of your communications strategy is to announce the availability of information on quality). Maka dari itu, informasi yang akan dipromosikan harus berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting. B. Memotivasi (Motivating) Tahap kedua, informasi yang disebarkan haruslah dapat memberikan motivasi bagi masyarakat untuk mencari dan mendapatkan kesempatan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 17 mengenai informasi hal yang dia butuhkan. Misalnya saja apa yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia, yang memberikan diskon 50% kepada wisatawan yang mau menggunakan rute Jakarta- Silangit jika pemesanan berlangsung dari tanggal 27 April3 Mei 2016. Dari sini dapat dilihat pihak maskapai berusaha memotivasi wisatawan agar segera memesan tiket untuk ke Danau Toba karena sedang adanya diskon sebesar 50%. C. Mendidik (Educating) Pada tahap ini, informasi disampaikan dalam kemasan educating atau yang bersifat mendidik. D. Menyebarkan Informasi (Informing) Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang akan menjadi sasaran. Misalnya pihak pemerintah menyebarkan informasi melalui media siar serta new media seperti internet untuk memberitahukan mengenai program “Visit Indonesia” kepada calon wisatawan dengan menonjolkan ciri khas budaya Indonesia di dalam menyebarkan info tersebut. E. Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporing Decision Making) Pada tahap strategi komunikasi yang terakhir ini, dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuat keputusan. Contohnya, jika pihak pemerintahan daerah Sumatera Utara menginginkan bantuan dari pemerintahan pusat untuk perkembangan Danau Toba, tentunya pemerintah daerah harus dengan jelas memberikan rincian, masalah apa yang terjadi di Danau Toba seperti air danau yang sudah tercemar, lingkungan sekitar danau juga sudah tidak lagi bersih, serta apa yang menjadi kekurangan pemerintah daerah agar dapat disetujui atau dapat dibantu oleh pemerintah pusat. Konsep strategi komunikasi adalah sebagai bagian dari perencanaan komunikasi dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai, sedangkan perencanaan strategik tidak lain adalah kebijaksanaan komunikasi dalam tataran makro untuk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 18 program jangka panjang. Target utama dari strategi komunikasi pemasaran adalah bagaimana membuat orang sadar bahwa dia memerlukan suatu produk, jasa atau nilai; dan bagaimana kesadaran itu menjadi perhatian terhadap suatu produk, jasa atau nilai dan apabila perhatian sudah terbangun, maka target terpentingnya adalah agar orang loyal untuk membeli produk, jasa, atau nilai itu. Di dalam menjalankan strategi komunikasi seluruh proses komunikasi harus dipahami sebagai proses mentransformasikan pesan di antara kedua-belah pihak. Kedua pihak memiliki kepentingan di dalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang saling dipertukarkan satu dengan yang lainnya, oleh karena itu strategi komunikasi harus mempertimbangkan semua pihak yang terlibat di dalam proses komunikasi. 2.2.3. Pariwisata Istilah kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. Di dalam kepustakaan tentang kepariwisataan Indonesia, yang tercantum dalam UU NO.10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan; pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjugi dalam jangka waktu sementara (Bambang Sunaryo, 2013: 1). Macintosh (1955) dalam (Oka, 2003: 48) mengatakan pariwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan di satu pihak, perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan dimaksud. Pariwisata ada karena adanya wisatawan. Wisatawan sendiri adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur, dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang “lain” (Smith, 1977). Seluruh fenomena kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan maka didefinisikan sebagai pariwisata. Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954), istilah wisatawan mempunyai pengertian sebagai orang yang mengunjungi suatu negara secara sah dan tidak untuk keperluan berimigrasi dengan waktu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 19 tinggal setidak-tidaknya 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan di tahun yang sama. Pada hakekatnya fenomena perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a) Perjalanan seseorang yang aktivitasnya tercatat dalam statistik kepariwisataan, seperti tercatat di keimigrasian, penerbangan, pelabuhan maupun perhotelan. b) Perjalanan seseorang yang aktivitasnya tidak tercatat dalam statistic kepariwisataan. Orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan dan fenomena perjalananya seperti ini disebut other travelers. Selain daripada penggolongan berdasarkan waktu berkunjung, wisatawan juga dapat dibedakan menurut status kewarganegaraanya: a) Wisatawan yang memiliki kewarganegaraan yang sama dengan destinasi yang sedang dikunjunginya, maka wisatawan ini disebut wisatawan domestik atau Wisatawana Nusantara (Wisnus) b) Wisatawan yang berbeda kewarganegaraan dengan destinasi yang sedang dikunjunginya, maka wisatawan ini disebut wisatawan internasional (internasional tourist) atau Wisatawan Mancanegara (Wisman) Terdapat dua pokok kepariwisataan, yaitu komponen produk (supply side) dan komponen pasar (demand side). Pertama, Komponen produk wisata (tourism supply side) yang biasanya berwujud sistem destinasi pariwisata akan terdiri atau menawarkan paling tidak beberapa komponen pokok sebagai berikut: 1) Daya tarik wisata yang bisa berbasis utama pada alam, budaya atau minat khusus 2) Akomodasi atau Amenitas, Aksesibilitas dan transportasi (udara, darat atau laut) 3) Fasilitas umum 4) Fasilitas pendukung pariwisata dan 5) Masyarakat sebagai tuan rumah (host) dari suatu destinasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 20 Kedua, komponen pasar pariwisata (tourism demand side) dalam sistem kepariwisataan dibedakan menjadi sisi pasar wisatawan domestik dan pasar wisatawan internasional. Dalam aspek pasar, baik itu domestik ataupun pasar internasional terdapat perbedaan lagi yaitu karakteristik sosiodemografi (socio demographic) dan karakteristik perbedaan psikografis (psycographic) yang nantinya akan berpengaruh pada perilaku pilihannya terhadap macam dan jenis produk wisata yang ada dan akan dibeli di destinasi. Perbedaan sosiodemografis ini seperti kategori gender, usia, kebangsaan, status ekonomi, profesi dan variable social yang lain. Sedangkan perbedaan psikografis seperti orientasi nilai dari wisatawan tersebut, apakah modern materialis, modern idealis, tradisional materialis dan tradisional idealis. Pariwisata modern mempunyai beberapa komponen penting; 1) Destinasi, 2) Transportasi, 3) Pemasaran pariwisata, 4) Sumber daya sedangkan Pemerintah Indonesia mengklasifikasikan komponen pariwisata ke dalam beberapa bagian penting; 1) Industri pariwisata, 2) Destinasi pariwisata, 3) Pemasaran pariwisata, 4) Kelembagaan pariwisata. Johnpaul (Burhan, 2015: 86) mengatakan komponen utama pariwisata terdiri dari a) aksesibilitas, b) akomodasi, c) atraksi. Tanggapan lain diberikan oleh Ramesh yang mengatakan bahwa komponen pariwisata terpenting; akomodasi, aksesibilitas, fasilitas, atraksi, dan aktivitas. 2.2.3.1. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW) The West Country of England (Yoeti, 2005:49) merumuskan misi dari adanya pengembangan destinasi wisata yang mana diantaranya: ♦ Mengembangkan pariwisata untuk memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dari kegiatan pariwisata yang dikembangkan. ♦ Mendorong peningkatan kinerja pariwisata sebagai suatu industri untuk meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja dan pariwisata dapat mendorong konservasi akam di daerah di mana pariwisata itu dikembangkan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 21 ♦ Mendorong terciptanya suatu keseimbangan antara peningkatan pariwisata dengan kemampuan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan hidup dan warisan budaya di daerah tersebut. Terdapat beberapa komponen penting dalam pengembangan destinasi pariwisata (tourism product designing): 1) Atraksi dan Daya Tarik Wisata, dibagi menjadi tiga jenis tema yaitu daya tarik alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata minta khusus. a. Daya tarik wisata alam; berbasis pada anugrah keindahan dan keunikan yang telah tersedia di alam, seperti pantai, laut, danau, gunung, hutan dan lainnya. b. Daya tarik wisata budaya; berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik berupa peninggalan budaya (situs/heritage) maupun yang yang nilai budaya yang masih hidup (the living culture) dalam kehidupan di suatu masyarakat, yang dapat berupa upacara/ritual, adat-istiadat, seni-pertunjukan, seni-kriya, senisastra maupun seni rupa maupun keunikan kehidupan sehari-hari yang dipunyai oleh suatu masyarakat. c. Daya tarik wisata minat khusus (special interest); daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan wisatawan secara spesifik, seperti memancing, pengamatan satwa, bahkan tata cara kehidupan tradisional masyarakat. 2) Amenitas atau Akomodasi adalah berbagai jenis fasilitas dan kelengkapanya yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan ke suatu destinasi. 3) Aksesibilitas dan Transportasi adalah segenap fasilitas dan moda angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 22 4) Infrastruktur Pendukung adalah keseluruhan jenis fasilitas umum yang berupa prasarana fisik seperti: pelabuhan, bandara, stasiun kereta api dan jaringan telekomunikasi dan fasilitas fisik seperti: jaringan listrik, air minum, dan toilet. 5) Fasilitas Pendukung Wisata Lainnya yaitu berbagai jenis fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi seperti keamanan, toko cinderamata, biro perjalanan, pusat informasi wisata, fasilitas perbankan. 6) Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia Pariwisata adalah keseluruhan unsur organisasi atau institusi pengelola kepariwisataan dan termasuk sumber daya manusia pendukungnya, yang terkait dengan manajemen pengelolaan kepariwisataan di suatu destinasi, baik dari unsur pemerintah, swasta/industri dan masyarakat. Menurut Yoeti (2005: 47) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sebuah destinasi pariwisata antara lain: a) Pengalaman-pengalaman masa lalu daerah tersebut yang berkaitan dengan kepariwisataan yang mungkin perlu dipertimbangkan termasuk ciri-ciri, karakteristik dan sejarah daerah, organisasi-organisasi pariwisata di daerah itu atau perusahaan-perusahaan yang berhasil menjalankan bisnisnya di daerah tersebut. b) Organisasi pariwisata di daerah harus siap menyesuaikan misi dengan karakteristik pariwisata di daerah itu. c) Kondisi sumber daya atau potensi yang dimiliki daerah dapat mempengaruhi kemungkinan tentang dapat atau tidaknya misi yang dirumuskan dapat dijalankan. d) Suatu pernyataan tentang misi yang dianggap berhasil biasanya selalu mencoba mewujudkan pilihan dan harapan masyarakat mayoritas di daerah itu. e) Perumusan misi harus didasarkan pada kompetensi daerah yang bersifat lain dari yang lain. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 23 2.2.3.2.Pemasaran Pariwisata Industri pariwisata adalah salah satu industri besar di dunia. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Menurut J. Krippendorf (Oka, 2005:1), Pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar. Pemasaran ini mempunyai peran yang sangat penting dalam berbagai sektor di industri pariwisata. Pemasaran pariwisata ini mempunyai sifat yang sangat kompleks dibandingkan dengan pemasaran barang-barang lain. Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordinasi, tetapi juga diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan terkait dengan kegiatan pemasaran. Pemasaran terjadi ketika orang memutuskan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu pertukaran. Pertukaran ini dilakukan sebagai tindakan terhadap penerimaan suatu hasrat sesuatu dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan kepada orang lain. Paradigma pemasaran pariwisata di dalam suatu pertukaran paling tidak harus memuaskan dua bagian yakni pelaku bisnis pariwisata dan wisatawan. Pelaku bisnis menawarkan jasa dan produknya yang bernilai bagi wisatawan dan wisatawan mempunyai daya beli yang bernilai bagi pelaku pariwisata. Hal yang penting bahwa setiap bagian itu harus dapat mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai-nilai yang dimiliki masing-masing sehingga memungkinkan terjadi suatu pertukaran (Paham Ginting, 2005:41). Kotler (2006) menjelaskan tentang 4 P sebagai elemen pemasaran, yaitu 1) Product, 2) Price, 3) Promotion dan 4) Place. Dalam filosofi pariwisata maka UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 24 aspek produk merubah menjadi pelayanan dan aspek tempat dirubah menjadi distribusi (Happy & Herman, 2002:192). 1. Product (Produk), dalam industri pariwisata merupakan kombinasi dari tiga komponen yang dianggap penting yang satu dengan yang lain saling melengkapi: a. The Accessibilities of The Destination, yaitu semua faktor yang member kemudahan kepada wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW) seperti; - tersedianya prasarana bandara, pelabugan, terminal, stasiun kereta api, prasarana jalan dan jembatan. - Kemudahan untuk memperoleh visa kunjungan - Jadwal penerbangan yang tepat waktu - Penetapan tarif angkutan yang berlaku untuk suatu periode waktu yang efektif - Tersedianya sarana komunikasi yang memadai antara negara asal wisatawan (tourist generating countries), selama dalam perjalanan menuju DTW, dan pada negara atau daerah yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries). b. The Facilities of The Destination, semua faktor yang dapat member atau melayani kebutuhan wisatawan jika sudah datang pada suatu DTW seperti; - Hotel dan bentuk akomodasi lainnya - Restoran dan rumah makan khas daerah - Pusat hiburan dan sarana rekreasi lainnya - Pusat perbelanjaan atau toko-toko cinderamata, pusat kerajinan atau art gallery c. The Tourist Attractions of The Destinastion, semua yang menjadi daya tarik wisatawan datang berkunjung pada suatu DTW tertentu. 2. Price (harga), merupakan hal yang sangat penting dalam pemasaran pariwisata tentunya, harga yang ditentukan didaerah tujuan wisata ini tentunya harus mempunyai kewajaran seperti harga cenderamata yang jangan terlalu mahal. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 25 3. Place (tempat), semestinya di daerah tujuan wisata terdapat kantor perwakilan di tiap-tiap daerah sehingga wisatawan tidak datang secara individual tetapi dengan menggunakan travel agent atau sejenisnya 4. Promotion (Promosi), memberitahukan produk yang hendak ditawarkan kepada calon wisatawan yang dijadikan target pasar. Kegiatan promosi ini dapat dilakukan melalui media cetak (koran dan majalah), media elektronik (radio, TV, atau internet). 2.2.4. Komunikasi Pemasaran Pemasaran merupakan suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing seseorang melakukan sesuatu yang tidak hanya menjual benda namun juga menjual gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pertunjukan, pertandingan) dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan. Definisi lain yang dikemukakan oleh Kotler, pemasaran adalah proses manajemen yang mengindentifikasi, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Hakikatnya pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi ataupun masyarakat luas. Indriyo Gitosudarmo (2000: 10) mengungkapkan kegiatan pemasaran mempunyai beberapa fungsi yang berupa: 1. Fungsi Pertukaran (Exchange Function) fungsi ini merupakan bentuk dari jual beli yang terjadi antara penjual dengan pembelinya. Dalam fungsi ini penentuan harga jual, pelayanan selama berlangsungnya jual beli, diskon yang diberikan termasuk didalam fungsi yang pertama ini. Contoh nyata fungsi ini misalnya, ketika di daerah pariwisata, tentunya ada pedagang yang menawarkan souvenir kepada para wisatawan. Tentunya para pedagang ini mempunyai taktik sendiri untuk membuat wisatawan tertarik untuk membeli barang dagangannya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 26 2. Fungsi penyediaan fisik atau logistik. Fungsi ini meliputi kegiatan pengangkutan atau transportasi, pergudagangan atau penyimpanan serta kegiatan pendistribusian merupakan hal yang sangat penting. Pada fungsi ini kegiatan seorang pedagang souvenir yang meletakkan souvenir berupa rumah adat Batak di bagian depan toko mereka agar dapat dilihat seorang wisatawan juga termasuk salah satu point penting dalam fungsi ini. 3. Fungsi Pemberian Fasilitas (Fasilitating Function). Fungsi ini berupa penyediaan fasilitas baik fisik maupun nonfisik yang diperlukan bagi terselenggaranya kegiatan pemasaran atau fungsi yang terdahulu secara efektif dan efisien. Dalam fungsi ini yang dimaksud dengan fasilitas adalah pelayanan kepada wisatawan baik sesudah atau sebelum perjalanan wisata, adanya tempat informasi mengenai lokasi-lokasi unik yang harus dikunjungi di daerah pariwisata. Beberapa hal penting yang terkandung dalam pemasaran: 1) Pemasaran terfokus pada aktifitas untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. 2) Filosofi pemasaran perlu dimiliki oleh setiap orang dalam organisasi. 3) Kebutuhan masa depan harus dapat diidentifikasi dan diantisipasi. 4) Biasanya pemasaran terfokus pada keuntungan, terutama disektor perusahaan, namun sebagai organisasi sektor publik atau organisasi yang nirlaba konsep pemasaran ini dapat diadopsi meskipun kebutuhan ini tidak diperlukan dalam beberapa kasus tertentu. 5) Defenisi baru pemasaran mengakui pengaruh pemasaran terhadap masyarakat. Menurut Soemanagara (2006: 4) mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan penggunaan jasa atau pembelian produk yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 27 ditawarkan. Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan pemasaran, semua organisasi modern baik perusahaan nirlaba ataupun bisnis menggunakan bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan. Tujuan dari komunikasi pemasaran ini untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan kepada konsumen, seperti tahap perubahan pengetahuan (knowledge), tahap perubahan sikap, tahap perubahan perilaku. Kegiatan komunikasi pemasaran mencakup beberapa hal, yaitu : a) memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising); b) pemasaran langsung (direct marketing); c) promosi penjualan (sales promotion); d) penjualan personal (personal selling); e) pemasaran interaktif; dan f) hubungan masyarakat (public relations) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif. 2.2.4.1.Promosi Istilah promosi dan komunikasi pemasaran sering dianggap sama Indriyo Gitosudarmo (2000: 245). Namun menurut Alo Liliweri, Promosi merupakan bagian dari komunikasi pemasaran. Peranan promosi adalah berkomunikasi dengan individu, kelompok, atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung. Michael Ray dalam Morissan (2010: 16) mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Dari beberapa buku, penulis menemukan ada beberapa macam bentuk dari bauran promosi yakni; Advertising (Periklanan), merupakan cara promosi yang sering digunakan dalam pemasaran komersial. Iklan dapat dilakukan melalui media, antara lain (Hafied Cangara; 2013:77): - Media elektronik (televisi, radio, film bioskop, internet). - Media cetak (surat kabar, majalah, buletin). - Media luar ruang (papan reklame yang dibayar, electronic board yang dipasang di pinggir). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 28 Direct Marketing (Pemasaran Langsung), upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan atau transaksi penjualan (Morissan; 2010:22). Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas termasuk pengelolaan database, penjualan langsung, telemarketing, dan iklan tanggapan langsung dengan menggunakan berbagai saluran komunikasi. Personal Selling (Penjualan Perseorangan), suatu cara melakukan penjualan atau suatu bentuk komunikasi dengan menawarkan barang/jasa langsung kepada konsumen (Hafied Cangara; 2013:77). Sales Promotion (Promosi Penjualan), kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Promosi penjualan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen (consumeroriented sales promotion) dan promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan (trade-oriented sales promotion). Public Relations (Hubungan Masyarakat), merencanakan dan mendistribusikan informasi secara sistematis dalam upaya untuk mengontrol dan mengelola citra serta publisitas. Menurut Dominick (Morissan; 2010: 28) humas mencakup beberapa hal: - Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik. - Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi. - Humas merupakan fungsi manajemen. Publicity (Publikasi), cara pemasaran yang menggunakan media cetak, tetapi bentuknya tidak seperti iklan. Tujuannya tetap mengajak calon konsumen membeli produk yang dipasarkan. Atau dengan kata lain kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi, atau perusahaan di media massa. Contohnya membuat artikel tentang keindahan Danau Toba di koran seperti Analisa. Exhibition (Pameran), cara menjual produk melalui event-event tertentu. Pameran biasanya dilaksanakan di tempat-tempat khusus. Pameran UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 29 biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan menawarkan produk atau jasa dengan berbagai penawaran menarik serta discount. Positioning, suatu cara atau strategi memposisikan perusahaan, daerah tujuan wisata sehingga lebih dikenal oleh calon pelanggan/wisatawan (Oka; 2003:242). Word of Mouth, merupakan tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seorang kepada orang lain (antarpribadi) nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. Internet, merupakan media baru yang muncul seiring perkembangan zaman dimana dapat digunakan untuk melaksanakan seluruh elemen bauran promosi, internet dapat digunakan untuk melakukan kegiatan promosi. Internet dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri. Sifat internet yang interaktif menjadi cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen. Selain itu internet memungkinkan perusahaan untuk tidak saja menyampaikan informasi dan melakukan interaksi namun juga memberikan hiburan melalui fasilitas yang ada kepada konsumen. Below The Line (Media Lini Bawah), segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen agar aware dengan sebuah produk atau perusahaan. Media lini bawah merupakan iklan yang dilakukan secara mandiri oleh sebuah perusahaan tanpa bantuan biro iklan. Adapun jenisjenis media lini bawah sebagai berikut: - Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil yang dilipat dua halaman atau lebih dan mengandung pesan untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu barang/jasa. - Poster adalah media pengumuman yang dipasang di tempat umum, terdiri dari sehelai kertas atau karton yang diberi gambar dengan sedikit kata-kata yang memuat suatu ide/pikiran. - Brosur adalah buku kecil dan tipis dan berisi karangan yang memiliki penerbitan yang isinya terdiri dari kata pengantar, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 30 pendahuluan, bab, sub bab, kesimpulan, saran dan penutup. Materinya mengenai bagaimana caranya, pedoman serta petunjuk. - Kalender. - Hanging Mobile adalah sebuah alat pajangan yang bergerak apabila terkena angin, penempatannya dengan cara diganting dan biasanya berupa gambar dari produk ataupun identitas lain tentang produk tersebut dalam dua atau tiga dimensi. - Katalog adalah daftar brbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu - Reklame Papan adalah media yang digunakan untuk mengiklankan suatu barang/jasa kepada masyarakat yang terbuat dari papan kayu, seng, atau bahan lain yang sejenis dan dipasang atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding pagar, pohon, tiang, dan sebagainya. - Reklame Kain adalah media yang digunakan untuk mengiklankan suatu barang/jasa kepada masyarakat yang terbuat dari bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenisnya. - Reklame merekat (stiker) adalah media yang digunakan untuk mengiklankan berbentuk suatu lembaran barang/jasa lepas, kepada masyarakat diselenggarakan dengan yang cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang dan digantung pada suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2per lembar. - Reklame Berjalan/Kendaraan adalah media yang digunakan untuk mengiklankan suatu barang/jasa kepada masyarakat yang ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan mempergunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara