iii kerangka pemikiran

advertisement
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Manajemen Strategis
Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan
integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat
untuk jangka panjang guna memenangkan kompetisi. Strategi sangat penting bagi
sebuah perusahaan untuk menghadapi kompetisi. Strategi berasal dari bahasa
Yunani kuno yang berarti “seni berperang”. Strategi mempunyai dasar-dasar atau
skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Perencanaan strategis merupakan bagian
dari manajemen strategis.
Menurut David (2009) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai
seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengiplementasikan dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
objektifnya. Secara garis besar, manajemen strategis adalah serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi
peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan
perusahaan.
Manajemen strategis sangat penting bagi suksesnya suatu perusahaan, baik
perusahaan kecil maupun perusahaan besar maka konsep analisis strategi sering
kali digunakan sebagai alat bantu utama dalam proses pengambilan keputusan
manajerial. Sebagian manajer, baik di tingkat korporasi, unit bisnis, maupun
fungsional meyakini bahwa penggunaan konsep manajemen strategis dapat
mengurangi ketidakpastian dan kompleksnya permasalahan di dunia bisnis.
Manfaat utama manajemen strategis adalah membantu organisasi merumuskan
strategi-strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis
dan rasional untuk menentukan pilihan strategis.
3.1.2 Klasifikasi Strategi
Strategi dapat diklasifikasikan berdasarkan hirarki organisasi dan
tingkatan tugas. Strategi berdasarkan hirarki organisasi terdiri dari strategi
20
korporasi (corporate strategy), strategi unit bisnis (unit business) dan strategi
fungsional (functional strategy). Sedangkan strategi berdasarkan tingkatan tugas
yaitu strategi generik (generic strategy), strategi utama atau strategi induk (grand
strategy), dan strategi fungsional. Istilah strategi generik pertama kali
dikemukakan oleh Michael E. Porter. Menurut Porter (1991), strategi generik
dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Strategi kepemimpinan biaya menyeluruh (cost leadership)
Strategi kepemimpinan biaya menyeluruh secara umum adalah strategi
dimana perusahaan dapat menghasilkan produk atau jasa dengan biaya lebih
rendah dibanding pesaingnya sehingga mampu memenangkan persaingan.
Strategi ini memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala yang efisien,
pengurangan harga secara gencar, pengendalian biaya dan overhead yang
ketat, penghindaran pelanggan marginal dan minimisasi biaya dalam bidangbidang seperti litbang, pelayanan, armada penjualan, periklanan, dan lain-lain.
Dengan memiliki posisi biaya rendah memungkinkan perusahaan untuk tetap
mendapat laba pada masa-masa persaingan ketat. Selain itu, pangsa pasarnya
yang tinggi memungkinkan memberikan kekuatan penawaran yang
menguntungkan terhadap pemasoknya karena perusahaan membeli dalam
jumlah besar. Oleh karena itu, harga yang murah berfungsi sebagai hambatan
pesaing untuk masuk ke dalam industri dan hanya sedikit yang dapat
menandingi keunggulan biaya memimpin.
2) Strategi diferensiasi (differentiation)
Strategi ini diarahkan kepada pasar luas dan melibatkan penciptaan sebuah
produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai hal yang unik.
Pendekatan
untuk
melakukan
diferensiasi
dapat
bermacam-macam
bentuknya, yaitu citra rancangan atau merek, teknologi, keistimewaan atau
ciri khas, pelayanan pelanggan, jaringan penyalur, dan lain-lain. Jika
penerapan strategi diferensiasi tercapai maka strategi ini merupakan strategi
aktif untuk mendapatkan laba di atas rata-rata dalam suatu bisnis karena
adanya loyalitas merek dari pelanggan akan membuat sensitivitas konsumen
terhadap harga menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan
berfungsi sebagai penghalang masuk industri karena perusahaan-perusahaan
21
baru harus mengembangkan kompetensi tersendiri untuk membedakan
produk mereka melalui cara-cara tertentu.
3) Strategi fokus (focus)
Strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara spesifik.
Strategi fokus dibagi dua, yaitu strategi fokus biaya dan strategi fokus
diferensiasi. Strategi fokus biaya mencari keunggulan biaya pada segmen
sasarannya dan didasarkan atas pemikiran bahwa perusahaan dapat melayani
target strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien daripada
pesaing yang bersaing lebih luas. Sedangkan strategi fokus diferensiasi
berkonsentrasi pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar
geografis tertentu dimana segmen sasaran tersebut harus memiliki salah satu
pembeli dengan kebutuhan tidak lazim atau sistem produksi dan penyaluran
yang melayani pasar berbeda dari pesaing lainnya.
Menurut David (2009), strategi generik dibagi empat, yaitu strategi
integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif.
1) Strategi Integrasi
Strategi integrasi merupakan suatu strategi yang memungkinkan perusahaan
untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok dan atau pesaing.
Strategi ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Integrasi ke Depan (forward integration)
Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol
atas distributor atau pengecer. Biasanya cara yang efektif untuk
mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising).
b) Integrasi ke Belakang (backward integration)
Strategi ini merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang
sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan,
terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
c) Integrasi Horisontal (horizontal integration)
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan
atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Strategi yang dapat
dilakukan adalah merger, akuisisi, dan pengambilalihan antarpesaing.
22
2) Strategi Intensif
Strategi intensif biasanya digunakan perusahaan ketika posisi kompetitif
perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. Strategi ini
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Penetrasi Pasar (market penetration)
Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat
ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup
meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan
promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas.
b) Pengembangan Pasar (market development)
Strategi ini melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke area
geografi yang baru.
c) Pengembangan Produk (product development)
Strategi ini merupakan strategi yang mencari peningkatan penjualan
dengan
memperbaiki
atau
memodifikasi
produk/jasa
saat
ini.
Pengembangan produk biasanya melibatkan biaya litbang yang besar.
3) Strategi Diversifikasi
Terdapat dua tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu:
a) Diversifikasi Terkait
Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau
jasa baru yang masih berhubungan.
b) Diversifikasi Tak Terkait
Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau
jasa baru, yang tidak berkaitan dengan produk/jasa lama. Tujuan strategi
ini adalah menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk
pasar yang berbeda.
4) Strategi Defensif
Strategi ini dibagi menjadi tiga, yaitu strategi penciutan, divestasi, dan
likuidasi.
a) Penciutan
Strategi ini terjadi ketika suatu organisasi mengelompokkan ulang
melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan
23
laba yang menurun. Kadang-kadang strategi ini disebut sebagai strategi
berputar atau reorganisasi.
b) Divestasi
Strategi ini dilakukan dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu
organisasi yang bertujuan meningkatkan modal untuk akuisisi strategis
atau investasi lebih lanjut.
c) Likuidasi
Strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh aset perusahaan baik
secara tepisah-pisah untuk kekayaan berwujudnya.
3.1.3. Proses Manajemen Strategis
Salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari dan mengaplikasikan
proses manajemen strategis adalah dengan sebuah model, dimana setiap model
mempresentasikan semacam proses. Proses manajemen strategis menurut David
(2009) terdiri dari tiga tahap, yaitu perumusan strategi, penerapan strategi, dan
pengevaluasian strategi.
1) Perumusan strategi
Tahap perumusan strategi merupakan proses untuk merancang, menyeleksi,
dan memilih strategi yang lebih tepat untuk diterapkan dari serangkaian
strategi yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Penerapan strategi
Tahap penerapan strategi yaitu tahap mengimplementasikan strategi dengan
maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisirnya sesuai dengan
strategi. Implementasi strategi termasuk dalam hal menetapkan objektif
tahunan,
melengkapi
mengalokasikan
dengan
sumberdaya
kebijakan,
momotivasi
sehingga
strategi
karyawan
yang
dan
dirumuskan
dilaksanakan.
3) Pengevaluasian strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga
dasar aktivitas mendasar dalam mengevaluasi strategi adalah meninjau faktor
internal dan eksternal menjadi dasar strategi yang sekarang, mengukur
prestasi dan mengambil tindakan korektif.
24
Melakukan
Audit
Ekternal
Membuat
Pernyataan
Visi dan Misi
Menetapkan
Tujuan
Jangka
Panjang
Merumuskan,
Mengevaluasi,
dan Memilih
Strategi
Implementasi
Strategi
Isu-isu
Manajemen
Melakukan
Audit
Internal
Perumusan
Strategi
Implementasi
Starategi
Isu-isu
Pemasaran,
Keuangan,
Akuntansi,
Penelitian dan
Pengembangan,
Sistem
Informasi
Manajemen
Penerapan
Strategi
Mengukur
dan
Mengevaluasi
Kinerja
Evaluasi
Strategi
Gambar 2. Model Proses Manajemen Strategis yang Komprehensif
Sumber: David (2009)
3.1.4. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Menurut David (2009) penentuan visi dan misi merupakan langkah awal
dalam proses perencanaan, sedangkan penentuan tujuan mengikuti formulasi
strategi. Ketiga komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang
serta mempunyai peran dalam pelaksanaan strategi.
Visi merupakan jawaban atas pertanyaan mendasar, “Ingin menjadi seperti
apakah kita?” Visi yang jelas akan menjadi dasar untuk mengembangkan
pernyataan misi yang komprehensif. Pernyataan visi seharusnya dibuat terlebih
dahulu dan diutamakan. Pernyataan visi seharusnya singkat, lebih disukai satu
kalimat, dan sebanyak mungkin manajer diminta masukannya dalam proses
pengembangannya (David, 2009). Visi merupakan cita-cita tentang kondisi di
masa yang akan datang yang ingin diwujudkan oleh suatu perusahaan. Dengan
kata lain visi berarti cita-cita suatu perusahaan yang digambarkan dalam suatu
kalimat yang singkat.
25
David (2009) menyebutkan bahwa misi adalah rumusan tentang apa yang
harus kita kerjakan atau selesaikan. Pernyataan misi adalah deklarasi tentang
“alasan keberadaan” sebuah organisasi. Pernyataan misi yang jelas adalah penting
untuk merumuskan tujuan dan formulasi strategi yang efektif. Pernyataan misi ini
menjawab pertanyaan ; “Apakah bisnis kita?”. Misi adalah pernyataan jangka
panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain
yang serupa. Pernyataan misi menguraikan nilai-nilai dan prioritas dari suatu
organisasi serta menggambarkan arah suatu organisasi di masa depan.
3.1.5. Analisis Lingkungan Perusahaan
3.1.5.1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan terhadap
situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal sendiri adalah lingkungan
organisasi yang berada dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki
implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Faktor internal perusahaan
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan kinerja perusahaan dalam
pencapaian tujuan yang berasal dari pihak-pihak di dalam perusahaan itu sendiri.
Berdasarkan analisis ini dapat dievaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan yang akan digunakan sebagai informasi untuk membangun strategi
pengembangan usaha. Berdasarkan pendekatan fungsional, David (2009)
membagi lingkungan internal menjadi enam bagian yaitu: manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem
informasi manajemen.
1) Manajemen
Berdasarkan tahapan proses dalam manajemen strategis, fungsi manajemen
terdiri dari lima aktivitas pokok yaitu perencanaan (tahap perumusan
strategi), pengorganisasian, pemotivasian, dan penempatan staf (tahap
penerapan strategi), serta pengendalian (tahap pengevaluasian strategi).
a)
Perencanaan. Aktivitas perencanaan terdiri dari semua aktivitas
manajerial yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan.
Proses perencanaan harus melibatkan manajer dan karyawan di seluruh
organisasi karena kegiatan pada proses ini meliputi meramalkan,
26
menetapkan
sasaran,
menetapkan
strategi,
dan
mengembangkan
kebijakan.
b) Pengorganisasian. Aktivitas pengorganisasian meliputi semua aktivitas
manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang.
Bidang spesifik termasuk desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian
pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, dan analisis pekerjaan.
Tujuan dari pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi
dengan menetapkan tugas dan hubungan wewenang. Pengorganisasian
fungsi manajemen dapat dilihat dari tiga aktivitas secara berurutan yaitu
membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi
pekerjaan), menggabungkan pekerjaan dan membentuk departemen
(departemenisasi), dan mendelegasikan wewenang.
c)
Pemotivasian. Pemotivasian merupakan proses mempengaruhi orang
untuk mencapai sasaran tertentu. Pemotivasian merupakan usaha yang
diarahkan untuk membentuk tingkah laku manusia. Topik spesial
termasuk kepemimpinan, komunikasi, kerja kelompok, modifikasi
tingkah laku, delegasi wewenang, pemerkaryaan pekerjaan, kepuasan
pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan
dan moral manajerial.
d) Penempatan staf. Fungsi manajemen penempatan staf, atau yang disebut
juga manajemen personalia dan manajemen sumberdaya manusia
mencakup berbagai aktivitas seperti perekrutan, pewawancaraan,
pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan, pengembangan,
pemeliharaaan,
pengevaluasian,
pemberian
imbalan
(penggajian),
pendisiplinan, pengangkatan (promosi), pentransferan, penskorsan, dan
pemecatan karyawan sekaligus pengelolaan hubungan dengan serikat
pekerja.
e)
Pengendalian. Aktivitas pengendalian
merujuk pada semua aktivitas
manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil yang didapat
sesuai dengan hasil yang telah direncanakan. Pengendalian terdiri dari
empat langkah dasar yaitu: menetapkan standar prestasi, mengukur
prestasi individu dan organisasi, membandingkan prestasi yang
27
sesungguhnya
dengan
standar
prestasi
yang direncanakan,
dan
melakukan tindakan korektif. Bidang kunci yang diperhatikan termasuk
pengendalian mutu, pengendalian keuangan, pengendalian persediaan,
analisis penyimpangan, penghargaan dan sanksi.
2) Pemasaran
Pemasaran
dapat
diuraikan
sebagai
proses
menetapkan,
mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi keinginan pelanggan akan
produk atau jasa. Aspek pemasaran terkait dengan komponen-komponen
strategi pemasaran seperti segmenting, targeting, dan positioning. Menurut
Kotler dan Armstrong (2007), salah satu konsep utama dalam pemasaran
modern yaitu bauran pemasaran seperti yang digambarkan pada Gambar 3.
Harga
Produk
Keragaman
Kualitas
Desain
Fitur
Nama merek
Kemasan
Servis
Promosi
Daftar harga
Diskon
Pencadangan (allowances)
Periode pembayaran
Persyaratan kredit
Pelanggan yang
dibidik
Posisi yang
diharapkan
Iklan
Penjualan langsung
Promosi penjualan
Hubungan masyarakat
Distribusi
Saluran
Cakupan
Kombinasi
Lokasi
Persediaan
Transportasi
Logistik
Gambar 3. Empat P Bauran Pemasaran
Sumber: Kotler dan Armstrong (2007)
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran
taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran
pemasaran tersebut disusun oleh empat komponen inti yang dikenal dengan
28
istilah 4P yaitu product (produk), price (harga), place (distribusi) dan
promotion (promosi). Bauran pemasaran yang terdiri dari 4P adalah
campuran dari beberapa variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan
digunakan perusahaan menjadi tingkat penjualan yang diinginkan dari pasar
sasaran.
a)
Komponen Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai dan dikonsumsi sehingga memuaskan
keinginan. Komponen bauran produk meliputi keragaman, kualitas,
desain, fitur, nama merek, kemasan dan servis. Kotler dan Armstrong
(2007), mengklasifikasikan produk menjadi dua kategori, produk
konsumen dan produk industri.
Produk konsumen adalah semua produk yang dibeli oleh
konsumen akhir untuk dikonsumsi secara pribadi. Produk konsumen
berdasarkan karakteristik produknya dibagi menjadi empat kelompok
produk, meliputi (1) produk sehari-hari, (2) produk belanja, (3) produk
khusus dan (4) produk tidak dicari. Produk-produk tersebut berbeda
menurut cara konsumen membelinya dan karenanya berbeda cara
pemasarannya. Produk industri adalah produk yang dibeli dengan tujuan
untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk menjalankan bisnis.
Tiga kategori produk dan jasa industri adalah bahan baku dan suku
cadang, barang modal, dan perlengkapan dan jasa.
b) Komponen Harga
Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan produk. Harga merupakan sesuatu yang
dihasilkan pendapatan penjualan. Dalam menetapkan harga, perusahaan
harus memperhatikan beberapa faktor yaitu menentukan tujuan harga
perantara, menganalisa harga dan tawaran pesaing, memilih metode
penetapan harga dan menentukan harga akhir.
Menurut Kotler dan Armstrong (2007), dalam melakukan
penetapan harga produk dapat menggunakan tiga macam pendekatan,
yaitu:
29
i)
Pendekatan berdasarkan biaya (the cost-based approach), yang
bentuknya dapat berupa penetapan harga berdasarkan biaya-plus
(cost-plus pricing), analisis titik impas (break-even analysis), dan
penetapan harga berdasarkan laba sasaran (target profit pricing).
ii) Pendekatan berdasarkan pembeli (buyer-based approach), yang
bentuknya berupa penetapan harga berdasarkan nilai (value-based
pricing)
iii) Pendekatan berdasarkan persaingan (competition-based pricing),
yang berupa penetapan harga berdasarkan harga berlaku (going-rate)
dan penetapan harga berdasarkan tender tertutup (sealed-bid
pricing).
Komponen Distribusi
Distribusi merupakan pemindahan barang secara fisik guna
mencapai tujuan perusahaan yang berada dalam lingkungan tertentu.
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen. Saluran
distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu: saluran
nol tingkat, saluran satu tingkat, saluran dua tingkat dan saluran tiga
tingkat (Kotler, 1997). Tingkatan saluran untuk distribusi barang
PEDAGANG
BESAR
KONSUMEN
PENGECER
konsumsi dapat dilihat pada Gambar 4.
PRODUSEN
c)
PEMBORONG
Gambar 4 . Saluran Distribusi Barang Konsumsi
Sumber: Kotler (1997)
Saluran distribusi nol tingkat (pemasaran langsung) adalah
hubungan langsung antara produsen dengan konsumen, saluran distribusi
30
satu tingkat adalah hubungan antara produsen ke konsumen melalui
pengecer. Saluran distribusi dua tingkat terdiri dari produsen, pedagang
besar, pengecer dan konsumen. Saluran distribusi tiga tingkat terdapat
empat pelaku yaitu produsen, pedagang besar, pemborong, pengecer dan
konsumen.
d) Komponen Promosi
Promosi merupakan salah satu elemen bauran pemasaran untuk
menggunakan komunikasi dengan pasarnya. Menurut Tjiptono (2008),
promosi merupakan suatu bentuk aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi/membujuk,
dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan. Bauran promosi (promotion mix) menggambarkan cara-cara
kreatif yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian
produk.
Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Bauran promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler, 1997) yaitu:
i) Periklanan (advertising) adalah segala bentuk penyajian non-personal
dan promosi ide, barang atau jasa suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran.
ii) Penjualan pribadi (personal selling) yaitu interaksi langsung antar satu
atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.
Penjualan pribadi merupakan bentuk komunikasi antar individu
dimana tenaga penjual atau wiraniaga menginformasikan dan
melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau
jasa perusahaan.
iii) Promosi penjualan (sales promotion) adalah kumpulan insentif yang
beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong
pembelian produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar
oleh konsumen atau pedagang.
31
iv) Publisitas dan hubungan masyarakat (publicity and public relation)
melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan
atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya.
v) Pemasaran langsung (direct marketing) adalah sistem pemasaran yang
bersifat interaktif yang menggunakan satu atau beberapa media iklan
untuk menghasilkan tanggapan dan atau transaksi yang dapat diukur
pada suatu lokasi. Pemasaran langsung biasanya melalui penggunaan
surat, telepon dan alat penghubung non-personal lainnya untuk
berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan
calon pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
3) Keuangan/Akuntansi
Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari posisi bersaing
perusahaan dan daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan
keuangan organisasi penting untuk merumuskan strategi secara efektif.
Indikator keuangan yang sering digunakan untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan
keuangan
adalah
likuiditas,
solvabilitas,
modal
kerja,
profitabilitas, pemanfaatan harta, arus kas, dan modal.
4) Produksi/Operasi
Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang
mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi dan
operasi berkaitan dengan input, transformasi, dan output yang beragam dari
satu industri dan pasar ke industri dan pasar yang lain. Manajemen
produksi/operasi terdiri dari lima fungsi atau area keputusan, yaitu proses,
kapasitas, persediaan, angkatan kerja dan kualitas.
5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Banyak organisasi melakukan investasi dalam bidang penelitian dan
pengembangan karena adanya keyakinan bahwa investasi akan menghasilkan
produk atau jasa yang unggul/superior sehingga organisasi memiliki
keunggulan kompetitif. Anggaran litbang diarahkan pada pengembangan
produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya, memperbaiki mutu
produk,
memperbaiki
proses
manufaktur
untuk
mengurangi
biaya.
32
Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk harus
mempunyai orientasi penelitian dan pengembangan yang kuat.
6) Sistem Informasi Manajemen
Menurut David (2006), kekuatan dan kelemahan organisasi perusahaan dapat
dilihat dari kemampuannya dalam menerapkan sistem informasi manajemen.
Fungsi ini menjadi penting karena perusahaan menghadapi era globalisasi.
Sistem informasi manajemen yang efektif memanfaatkan hardware, software,
model analisis dan database komputer untuk memperbaiki pemahaman fungsi
bisnis, memperbaiki komunikasi, pengambilan keputusan yang lebih
informatif, analisis masalah yang lebih baik, dan kontrol yang lebih baik.
Pokok-pokok sebuah SIM adalah perangkat keras komputer, perangkat lunak,
data base, prosedur, dan petugas pengoperasian (Davis, 2002).
3.1.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut David (2009), lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi lima
kategori besar, yaitu (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan sosial, budaya,
demografis dan lingkungan, (3) kekuatan politik, pemerintah dan hukum, (4)
kekuatan teknologi, dan (5) kekuatan kompetitif.
1) Kekuatan Ekonomi
Lingkungan ekonomi merupakan sesuatu yang mempengaruhi daya beli dan
pola
konsumsi
konsumen.
mempengaruhi kinerja
Keadaan
ekonomi
perusahaan dan industri.
suatu
negara
Adanya
akan
perubahan
pendapatan dan pola konsumsi masyarakat akan berpengaruh terhadap
penerimaan masyarakat atas produk perusahaan. Faktor ekonomi mengacu
pada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu perusahaan akan
atau sedang berkompetisi. Indikator kesehatan perekonomian suatu negara
antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, defisit atau surplus
perdagangan, ketersediaan kredit, pola konsumsi, tingkat tabungan pribadi
dan bisnis serta produk domestik bruto.
2) Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan
Ketika perubahan preferensi, persepsi, dan perilaku masyarakat terjadi,
adanya perubahan gaya hidup, dan juga perubahan pola konsumsi mereka,
maka perusahaan harus mampu mengantisipasi bagaimana agar perubahan
33
sosial dan budaya tersebut tidak menjadi ancaman tetapi justru menjadi
peluang
yang dapat
dimanfaatkan perusahaan. Faktor sosial
yang
mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini
yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan eksternal
perusahaan. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari konsisi kultural,
pendidikan dan etnis. Ketika faktor sosial berubah maka permintaan untuk
berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan.
Kondisi demografis juga menunjukkan tentang populasi manusia atau
orang-orang yang membentuk pasar produk perusahaan. Karenanya kondisi
demografis dapat menunjukkan profil keadaan demografis sasaran perusahaan
tersebut. Dengan memahami keadaan demografis akan dapat diketahui
berbagai peluang maupun ancaman bagi pasar produk perusahaan.
Sumberdaya alam merupakan input produksi dan operasi, dimana sifatnya
adalah terbatas. Kegiatan operasi suatu perusahaan harus memperhatikan
dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan atau ekologi harus mendapatkan prioritas perhatian.
Suatu perusahaan dituntut untuk tidak mencemari lingkungan, mengurangi
polusi, kemasan yang dapat didaur ulang, kegiatan operasi yang mengacu
pada penggunaan hemat energi, dan seterusnya.
3) Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum
Kekuatan politik, pemerintah dan hukum dapat mempengaruhi kegiatan
operasi suatu perusahaan. Adanya perubahan dan transisi politik maupun
hukum dapat membawa idealisme baru dan mungkin membuat agenda baru
yang mungkin mengesampingkan agenda lama. Arah dan stabilitas dari faktor
politik merupakan pertimbangan utama dalam memformulasikan strategi
perusahaan. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan
melalui
keputusan
perdagangan
yang
wajar,
program
perpajakan,
perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, batasan
administratif serta tindakan-tidakan lain yang bertujuan untuk melindungi
karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan
pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewakuwaktu sehingga tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi
34
usaha. Perusahaan yang tidak mampu mengikuti perubahan tentunya akan
sulit untuk tumbuh berkembang dan menganggap adanya perubahan politik
dan hukum sebagai ancaman. Sebaliknya jika perusahaan mampu
menyesuaikan diri terhadap tatanan politik dan ketentuan hukum akan
menjadikan ini sebagai peluang yang menguntungkan.
4) Kekuatan Teknologi
Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi suatu perusahaan
maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi
aktivitas operasi perusahaan. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat memiliki
dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses
produksi dan pemasaran produk suatu perusahaan. Perusahaan yang tidak
dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi akan tertinggal dan
produknya akan mengalami keusangan. Oleh karena itu perubahan teknologi
ini tidak hanya bisa berarti sebagai peluang bagi perusahaan untuk
memperoleh keuntungan lebih banyak, namun juga dapat menjadi sebuah
ancaman.
5) Kekuatan Kompetitif
Dalam menganalisis suatu perusahaan, aspek persaingan dimana perusahaan
berada merupakan suatu hal yang sangat penting, karena pada dasarnya
perusahaan
harus
melakukan
pengamatan
yang
sistematis
dan
berkesinambungan terhadap pengaruh lingkungan eksternalnya. Dari sisi
perusahaan, kekuatan kompetitif terdiri dari jejaring hubungan bisnis yang
dilakukan perusahaan dengan pihak luar seperti pesaing, pemasok dan
konsumen. Menurut Porter (1991), hakikat persaingan suatu industri dapat
dilihat
sebagai
kombinasi
atas
lima
kekuatan,
yaitu
persaingan
antarperusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi
pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok
dan kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen. Walaupun Porter hanya
menyebutkan lima kekuatan, Freeman dalam Wheelen dan Hunger (2009)
menambahkan kekuatan ke enam yaitu stakeholder untuk mencerminkan
kekuatan serikat kerja, pemerintah dan kelompok lain dari lingkungan kerja.
Secara lengkap, keenam aspek tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
35
Pendatang baru potensial
Ancaman masuknya
pendatang baru
Stakeholder lainnya
Kekuatan relatif
pemerintah, persekutuan,
dan lain lain.
Persaingan di kalangan
anggota industri
Pemasok
Kekuatan tawarmenawar pemasok
Pembeli
Persaingan di antara
perusahaan yang ada
Kekuatan tawarmenawar pembeli
Ancaman produk atau
jasa pengganti
Produk pengganti
Gambar 5. Lima Kekuatan Kompetitif Menurut Porter
Sumber : Wheelen-Hunger (2009)
a) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan perusahaan sejenis di dalam industri yang sama menjadi
elemen penting dalam menganalisis lingkungan industri. Persaingan
dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan.
Tingkat persaingan antar perusahaan di dalam industri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu jumlah pesaing, tingkat pertumbuhan industri,
karakteristik produk, biaya tetap yang dibutuhkan, kapasitas dan
hambatan keluar industri.
b) Ancaman Masuk Pendatang Baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri,
maka intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Masuknya
sejumlah perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan
sejumlah implikasi perusahaan yang ada, misalnya bertambahnya
kapasitas produksi, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan
sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan
ancaman bagi industri yang telah ada. Besarnya ancaman masuk ke
dalam suatu industri ditentukan oleh beberapa faktor yang disebut dengan
36
hambatan masuk (barrier to entry), yang terdiri skala ekonomis,
diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke
saluran distribusi dan biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala.
i)
Skala ekomomis
Skala ekomomis menggambarkan turunnya biaya satuan suatu
produk apabila volume absolut periode meningkat. Skala ekonomis
menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa pendatang
baru untuk masuk pada skala besar dan mengambil risiko
menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada.
ii) Diferensiasi produk
Diferensiasi produk terkait dengan identifikasi merek dan kesetiaan
pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan,
perbedaan produk di masa lampau dan perusahaan pertama yang
memasuki industri. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk
dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar
untuk mengatasi kesetiaan pelanggan.
iii) Kebutuhan modal
Kebutuhan modal berhubungan dengan keharusan menanamkan
sumberdaya keuangan yang besar agar dapat bersaing menciptakan
hambatan masuk. Khususnya jika modal tersebut diperlukan untuk
periklanan garis depan yang tidak dapat kembali atau masuk
kegiatan penelitian dan pengembangan yang penuh risiko. Jika
modal tersedia di pasar modal, para pendatang baru tetap harus
menghadapi risiko yang besar terhadap tingginya tingkat bunga.
iv) Biaya beralih pemasok (switching cost)
Biaya beralih pemasok merupakan biaya satu kali yang harus
dikeluarkan pembeli jika berpindah dari produk pemasok tertentu ke
produk pemasok yang lain. Jika biaya peralihan ini tinggi maka
pendatang baru harus menawarkan penyempurnaan yang besar
dalam hal biaya atau prestasi agar pembeli bersedia beralih dari
pemasok yang lama.
37
v) Akses ke saluran distribusi
Jika saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh
perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru harus membujuk
saluran tersebut agar menerima produknya.
vi) Biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala
Hal ini terjadi karena kemapanan perusahaan yang telah ada yaitu
mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh pendatang
baru, seperti pengalaman.
vii) Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat memberikan penghalang masuk ke suatu industri
dengan menetapkan persyaratan lisensi dan membatasi akses kepada
bahan baku.
c) Ancaman dari Produk Pengganti/Substitusi
Produk pengganti (substitusi) adalah produk yang memiliki fungsi sama
dengan produk perusahaan dan dapat mempengaruhi produk perusahaan
selama di pasar. Keberadaan produk substitusi dapat menjadi ancaman
bagi suatu perusahaan jika produk substitusi tersebut memiliki harga
yang lebih murah namun memiliki kualitas yang sama dengan poduk
perusahaan atau bahkan bisa lebih baik. Oleh karena itu faktor harga jual
dan mutu produk sering digunakan oleh pelaku usaha sebagai alat dalam
menghadapi keberadaan produk substitusi.
d) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Analisa kekuatan tawar-menawar pemasok bertujuan untuk melihat
sejauh mana kemampuan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui
kenaikan harga, pengurangan kualitas produk yang dipasok, peran
produk yang dipasok bagi pelanggan. Kekuatan tawar-menawar pemasok
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri ketika jumlah
pemasok sedikit, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang baik,
ketika ada biaya pengganti bahan baku yang sangat mahal atau apabila
pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dengan mengolah
produknya menjadi produk yang sama dengan yang dihasilkan
perusahaan.
38
e) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Konsumen/pembeli merupakan sumber pendapatan perusahaan. Hidup
mati
dan
kontinuitas
perusahaan
ditentukan
oleh
keberadaan
konsumennya. Kekuatan penawaran pembeli (konsumen) dapat dikatakan
cukup kuat ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya,
konsumen membeli dalam jumlah banyak, produk yang dibeli standar
(tidak terdeferensiasi) dan ketika pembeli menghadapi biaya peralihan
yang kecil untuk berpindah ke produsen lain.
f)
Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
Kekuatan keenam yang ditambahkan Freeman yang dikutip WheelenHunger adalah berupa kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai
pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder
yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang
mempunyai kepentingan lain dan pemegang saham. Pengaruh dari
masing-masing stakeholder adalah bervariasi diantara industri yang satu
dengan yang lain.
3.1.6. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Dalam merumuskan strategi perusahaan dapat menggunakan matriks IFE
(Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation) yang
merupakan matriks faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk
mengetahui posisi perusahaan dalam suatu industri. Matriks IFE merupakan alat
perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama dalam berbagai bidang fungsional. Matriks EFE merupakan alat perumusan
strategi yang meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman yang ada di
lingkungan luar perusahaan. Gabungan kedua matriks tersebut membentuk
matriks IE yang menghasilkan sembilan macam sel yang memperlihatkan
kombinasi total nilai terboboti dari matriks IFE dan EFE. Tujuan dari penggunaan
matriks IE adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang
lebih detail.
39
3.1.7. Analisis SWOT
Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah sebuah
alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan
empat jenis strategi, yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO
(kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman) dan Strategi WT
(kelemahan-ancaman). Analisis SWOT merupakan identifikasi yang bersifat
sistematis dari faktor-faktor kekuatan, kelemahan dalam perusahaan serta peluang,
ancaman lingkungan luar dan strategi yang menyajikan persilangan yang baik
diantara keempatnya. Analisis ini didasarkan atas asumsi bahwa suatu strategi
yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan
kelemahan dan ancaman.
3.1.8. Matriks QSP (QSPM)
Matriks QSP (Quatitative Strategic Planning Matrix) adalah alat yang
memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif
berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk internal dan eksternal yang dikenali
sebelumnya. Sifat positif dari QSPM adalah bahwa strategi dapat diperiksa secara
berurutan atau bersamaan. Tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat
dievaluasi atau diperiksa sekaligus, sifat positif lainnya adalah alat ini
mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal
yang terkait dengan proses keputusan.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Kota Bogor merupakan salah satu kota besar di Indonesia dengan
karakteristik penduduk yang sibuk dan memiliki aktivitas yang padat. Kesibukan
masyarakat di kota-kota besar dengan pekerjaan sehari-hari yang banyak menyita
waktu, serta jam kantor yang semakin meningkat, menyebabkan mereka tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk menyiapkan makanan. Hal ini menimbulkan
kebiasaan baru di kalangan pekerja yaitu mengkonsumsi makanan siap saji, baik
makanan untuk konsumsi sehari-hari maupun makanan untuk keperluankeperluan tetentu. Makanan tersebut biasanya berupa roti ataupun kue. Hal ini
menyebabkan berkembangnya perusahaan bakery di Kota Bogor. Salah satu jenis
bakery yang digemari oleh masyarakat Kota Bogor adalah brownies. Brownies
40
mampu memberi asupan gizi yang baik dalam bentuk yang praktis, cepat saji,
sekaligus penjawab kebutuhan zaman akan makanan yang bergengsi.
“Elsari Browies & Bakery (EBB)” merupakan salah satu pelaku bisnis
brownies di Kota Bogor. Perusahaan ini berdiri pada Tahun 2003. Pada awal
berdirinya, EBB merupakan satu-satunya produsen brownies di Kota Bogor
(Disperindagkop, 2010). Namun dengan bertambahnya waktu, jumlah produsen
brownies di Kota Bogor pun mengalami peningkatan, yaitu dari dua produsen
pada tahun 2005 menjadi 10 produsen pada tahun 2010. Hal tersebut
menunjukkan adanya permintaan konsumen yang tinggi untuk produk brownies.
Peluang tersebut seharusnya dapat digunakan dengan baik oleh EBB dengan
memproduksi brownies lebih banyak lagi agar mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat akan produk brownies tersebut. Namun dikarenakan adanya
permasalahan internal perusahaan, seperti lepasnya bagian pemasaran dan
personalia perusahaan, menyebabkan perusahaan kegiatan pemasaran perusahaan
terhambat, sehingga perusahaan harus mengurangi jumlah produksi yang
sebelumnya sempat mengalami peningkatan. Hal tersebut merupakan kendala
perusahaan
dalam
mengembangkan
usahanya.
Selain
itu,
untuk
dapat
mengembangkan usahanya, perusahaan harus dapat mengadopsi teknologi baru
dan membuka cabang baru di tempat yang lebih strategis, namun hal ini
dihadapkan dengan keterampilan karyawan yang masih rendah serta sumber
permodalan yang masih terbatas. Kondisi ini menyebabkan perusahaan
membutuhkan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk mempertahankan
keberlangsungan usahanya serta agar dapat berkembang menjadi lebih besar.
Proses manajemen strategi diawali dengan visi dan misi yang dibangun
oleh EBB. Selanjutnya diidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi perkembangan EBB. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor
internal dan eksternal untuk menetapkan strategi pengambangan EBB agar dapat
meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Analisis lingkungan internal EBB
bermanfaat untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk melihat
peluang dan ancaman yang dihadapi oleh EBB.
41
Untuk menetapkan strategi yang tepat bagi pengembangan usaha,
perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal
khususnya kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimilikinya.
Dari identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dapat diketahui apakah pada
saat ini usaha EBB mempunyai potensi untuk dikembangkan dan terus bertahan di
masa yang akan datang. Pengidentifikasian ini dilanjutkan dengan memilih faktor
strategis bagi EBB dalam bentuk matriks IFE dan EFE yang bertujuan untuk
mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki lebih besar dari kelemahan atau
sebaliknya dan apakah usaha yang dimiliki oleh EBB mampu memanfaatkan
peluang untuk mengatasi ancaman yang ada. Lalu dengan hasil dari matriks IFE
dan EFE dilakukan penentuan grand strategy yang dapat diterapkan oleh
perusahaan melalui matriks IE kemudian disusun alternatif strateginya
berdasarkan faktor-faktor internal maupun eksternal melalui matriks SWOT.
Penentuan alternatif strategi ini terdiri dari empat alternatif strategi yaitu strategi
penyesuaian kekuatan dan peluang, strategi penyesuaian kelemahan dan peluang,
strategi penyesuaian kekuatan dan ancaman, serta strategi penyesuaian kelemahan
dan ancaman. Keempat strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT tersebut akan
dipilih strategi yang terbaik untuk dapat diterapkan di dalam manajemen EBB
untuk pengembangan usaha perusahaan dengan analisis yang lebih objektif
dengan intuisi yang baik dalam matriks QSP. Dengan alat anilisis ini nantinya
akan diketahui prioritas strategi yang akan diusahakan oleh EBB dilihat dari
nilai/skor daya tarik total yang muncul (Total Actractiveness Score/TAS).
Hasil matriks QSP akan memperlihatkan perolehan skor dari masingmasing alternatif strategi. Semakin tinggi skor yang didapat menunjukkan bahwa
alternatif strategi tersebut semakin menjadi prioritas untuk diterapkan dalam
manajemen EBB. Alternatif strategi yang memiliki skor terendah akan menjadi
prioritas terakhir yang akan dipilih untuk dilaksanakan manajemen EBB.
Kerangka operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.
42
Kota Bogor merupakan salah satu kota besar dengan karakteristik penduduk yang memiliki
aktivitas yang padat sehingga membutuhkan makanan siap saji.
Brownies mampu memberi asupan gizi yang baik dalam bentuk yang praktis, cepat saji, sekaligus
penjawab kebutuhan zaman akan makanan yang bergengsi.
UMKM “Elsari Brownies & Bakery”
Permasalahan:
1. Penurunan penjualan
2. Belum optimalnya jumlah produksi
3. Manajemen perusahaan
4. Persaingan dalam industri yang tinggi
Perlu strategi pengembangan usaha yang tepat
Identifikasi Visi, Misi dan Tujuan
Lingkungan Perusahaan
Faktor Eksternal
Faktor Internal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Manajemen
Pemasaran
Keuangan/akuntansi
Produksi/operasi
Pelatihan dan pengembangan
Sistem informasi manajemen
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
(Analisis Matriks IFE)
1. Kekuatan ekonomi
2. Kekuatan sosial, budaya, demografis dan
lingkungan
3. Kekuatan politik, pemerintahan dan hukum
4. Kekuatan teknologi
5. Kekuatan kompetitif:
a. Persaingan sesama perusahaan dalam
industri
b. Ancaman masuk pendatang baru
c. Ancaman dari produk
pengganti/substitusi
d. Kekuatan tawar-menawar pemasok
e. Kekuatan tawar-menawar pembeli
f. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya
Identifikasi Peluang dan Ancaman
(Analisis Matriks EFE)
Tahap Pencocokan melalui Matriks IE dan Matriks SWOT
Tahap Keputusan melaui Matriks QSP (QSPM)
Strategi Pengembangan Usaha Perusahaan
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional
43
Download