SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Hasil pengujian ekstrak andaliman terhadap B. cereus, S. aureus dan S. Typhimurium menunjukkan bahwa ekstrak etilasetat (semipolar) bersifat lebih menghambat dibandingkan dengan ekstrak metanol (polar), sedangkan pada ekstrak heksana (nonpolar) tidak menunjukkan adanya aktivitas penghambatan. Pengaruh ekstrak andaliman terhadap B. cereus dan S. aureus lebih peka pada fase eksponensial, sedangkan S. Typhimurium lebih peka pada fase adaptasi. Hal ini disebabkan pada fase eksponensial merupakan kondisi pembelahan sel terjadi sangat cepat maka dengan adanya komponen aktif yang terdapat pada ekstrak andaliman akan cepat menghambat pembelahan sel dan menyebabkan kematian sel. B. cereus merupakan bakteri paling peka terhadap ekstrak andaliman dengan nilai MIC dan MBC ekstrak etilasetat sebesar 0.2 dan 1.2% (w/w), dan ekstrak metanol sebesar 0.8 dan 1.6% (w/w) dibandingkan dengan S. aureus dan S. Typhimurium. Ekstrak etilasetat andaliman mempunyai kemampuan tinggi sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang diduga berperan sebagai senyawa antibakteri pada ekstrak andaliman adalah fenol hidrokuinon, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, saponin dan steroid. Ekstrak andaliman mempunyai kemampuan untuk menghambat spora dan aktivitas enzim protease ekstraseluler bakteri patogen, serta penghambatan terhadap pertumbuhan protoplast lebih besar dibandingkan dengan sel vegetatif. Sifat antibakteri ekstrak andaliman tidak dipengaruhi oleh pH terutama kisaran pH 4- pH 7. Ekstrak andaliman dapat mennyebabkan terjadinya peningkatan nilai hidrofobisitas dan kebocoran sel. Hidrofobisitas bakteri B. cereus dan S. aureus paling peka terhadap ekstrak etilasetat dan termasuk golongan hidrofobisitas kuat, sedangkan S. Typhimurium termasuk dalam golongan hidrofobisitas moderat. Tingkat kebocoran yang terjadi pada fase eksponensial lebih tinggi dibanding dengan fase stasioner, sedangkan kebocoran protein intraseluler lebih banyak dari 163 senyawa asam nukleat. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak andaliman hingga 2.5 MIC maka tingkat kebocoran yang terdeteksi juga semakin banyak. Berdasarkan pengamatan perubahan-perubahan sel yang dapat diamati di bawah SEM, ekstrak etilasetat dan ekstrak metanol andaliman dapat merusak morfologi sel seperti ditemukan pada permukaan sel yang berlubang besar, terdapat tonjolan, lekukan-lekukan, perubahan bentuk menjadi tidak beraturan (mengecil, membengkak dan memanjang). Mekanisme kerja ekstrak etilasetat dan metanol andaliman sama terhadap B. cereus dan S. aureus dan S. Typhimurium. Ekstrak etilasetat lebih memiliki kemampuan merusak sel bakteri B. cereus dan S. aureus dan S. Typhimurium dibandingkan dengan ekstrak metanol. Kerusakan yang ditimbulkan ekstrak etilasetat andaliman dapat merusak dinding sel, membran sel, menghambat enzim protease, mengganggu sintesis protein dan asam nukleat yang terdapat dalam sel. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini perlu ditelusuri teknik aplikasi ekstrak andaliman terhadap bahan pangan sebagai bumbu masakan dan efek sinergisme dengan rempah lain yang potensial sebagai bahan pengawet pangan alami. Selanjutnya disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pemanasan, lama penyimpanan, kontrol pH 4 dan stabilitas ekstrak andaliman. Pengujian juga perlu dilakukan untuk mengetahui komponen aktif yang terdapat pada ekstrak etilasetat secara kuantitatif. Sisi lain yang perlu diteliti lebih dalam adalah sifat toksisitas ekstrak andaliman, pemanfaatan komponen aromatik dalam ekstrak heksana sebagai antioksidan maupun sebagai flavoring agent.