YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) PEMERANAN TEATER MAHASISWA ANGKATAN 2012 PADA PEMBELAJARAN TEATER: STUDI DESKRIPTIF ANALITIS --------------------------------------------------------------------------------Hadi Rumadi Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Riau [email protected] (Naskah diterima: 3 Juni 2016, disetujui: 10 Juli 2016) Abstract The theater art is one of forms of the show drama and play focusing on acting. In addition, the development of theater is increasingly popular among student of Riau University especially student of Indonesian language education development. The reason is because the theater is part of the courses for students Indonesia language education department. Beside the theater, student is also equipped by knowledge such as poem, fairytale, rhyme, and pantun responses. The formulation of the problem is how student force 2012 to act the drama on theater lesson? The purpose of the research is describe and develop creativity and to see the effectiveness of student force 2012 in playing drama. Throught this research is expected to contribute about effectiveness of acting in theater that still need to be applied in the field of teaching literature. The overview of libraries investigating is theater theory and the indicator. The source of the data is four CD the appreances of the theater is staged in Januari 2015. The technique of collecting data is documentation technique. Key Word: Theater, Acting, Deskriptif Analitis Abstrak Seni teater merupakan suatu bentuk pertunjukkan drama atau sandiwara yang menitik beratkan pada pemeranan. Selain itu, perkembangan teater semakin populer di kalangan mahasiswa di Universitas Riau terkhusus mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alasannya karena teater merupakan bagian dari mata kuliah bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Selain teater, mahasiswa juga dibekali pengetahuan mengenai puisi, syair, mendongeng dan berbalas pantun. Rumusan masalah penelitian adalah Bagaimanakah Pemeranan Teater Mahasiswa Angkatan 2012 pada Pembelajaran Teater: Studi Deskriptif Analitis? tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan mengembangkan kreativitas dan upaya melihat efektivitas Pemeranan Teater Mahasiswa Angkatan 2012. Melalui penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi mengenai efektivitas pemeranan dalam teater yang masih perlu diterapkan dalam bidang ilmu pengajaran sastra. Tinjauan pustaka yang dibahas adalah teori teater dan indikatornya. Sumber data adalah empat buah CD penampilan teater yang sudah dipentaskan pada bulan Januari tahun 2015, teknik pengumpulan data yaitu teknik dokumentasi. Kata Kunci: Teater, Pembelajaran, Deskriptif Analitis. 120 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) Rumusan masalah penelitian ini adalah 1. Pendahuluan S eni teater merupakan suatu bentuk Bagaimanakah Pemeranan Teater Mahasiswa pertunjukkan drama atau sandi- Angkatan 2012 pada Pembelajaran Teater: wara yang menitik beratkan pada Studi Deskriptif Analitis? Adapun tujuan penepemeranan. Di Indonesia bentuk seni teater litian yang akan dicapai adalah mendesbanyak macamnya, di setiap daerah dapat kita kripsikan dan mengembangkan kreativitas dan jumpai seni teater yang tidak kalah dengan seni dalam upaya melihat efektivitas Pemeranan teater dari luar negeri. Jenis seni pertunjukkan Teater Mahasiswa Angkatan 2012. Melalui ini bersifat kolektif, kompleks, rumit, dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sangat akrab dengan publiknya, yaitu masya- kontribusi mengenai efektivitas pemeranan rakat seni teater sebagai seni pertunjukan. dalam teater yang masih perlu diterapkan Persoalan seni adalah persoalan nilai-nilai dalam bidang ilmu pengajaran sastra. Selain manusia, demikian seni teater juga berbicara itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai tentang manusia dan nilai-nilainya, tentang bahan rujukan untuk peneliti lanjut dan dapat segala sesuatu persoalan dan pandangan hidup pula dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dimanusiakan. Dalam teater banyak untuk mata kuliah sastra dalam pengembangan orang yang terlibat dimana seluruhnya kreativitas bersastra. memiliki kepentingan dan tanggung jawab 2. Tinjauan Pustaka yang sama. Suatu kolektivitas yang memiliki Dalam suatu pertunjukan drama, semua korelasi positif dalam pembangunan soli- pemeran memiliki posisi penting dalam penyadaritas, kegotong-royongan dan pemikiran. jiannya baik itu utama maupun pendukung. Selain itu, perkembangan teater semakin Hal ini terjadi karena merupakan proses pe- populer di kalangan mahasiswa di Universitas nampilan bersama dimana kesemuanya saling Riau terkhusus mahasiswa Program Studi Pen- mendukung. Mereka harus mampu mengdidikan Bahasa Indonesia. Alasannya karena komunikasikan bahasa naskah kepada pennonteater merupakan bagian dari mata kuliah bagi ton, pemeran harus mampu menerjemahkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa perannya ketika berada di atas panggung. Indonesia. Selain teater, mahasiswa juga dibe- Proses penciptaan peran terdiri dari 3 tahap kali pengetahuan mengenai puisi, syair, men- yaitu : dongeng dan berbalas pantun. 121 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) a. To play to character (memainkan peran) Pemilihan tema dan panjang pendeknya cerita tahap pengenalan penafsiran karakter dasar sangat tergantung pada babak, serial, episodic tokoh. naskah dari keter-tarikan setiap orang (bersifat b. To act the characther (memerankan peran) personal) dalam memahami: isi cerita, struktur tahap pendalaman laku karakterisasi cerita dan unsur-unsur cerita untuk dijadikan mendalam. c. To be characther (menjadi peran) tahap tertinggi sebagai peleburan diri menjadi tokoh. Seorang pemain yang kaya akan teknik subjek karya teater. b) Penokohan dan Perwatakan Penokohan di dalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagonis, Deu- bermain adalah seorang pemain yang demikian tragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonmenguasai peralatan dirinya sehingga ia bisa neur dan Utility. mempergunakan dengan berbagai gabungan Protagonis adalah tokoh utama, pelaku dan keragaan, peralatan jasmaniah seorang pe- utama atau pemeran utama disebut se- main sebenarnya tidak banyak: suara, tangan, bagai tokoh putih. Kedudukan tokoh lengan, kaki, leher, tubuh, dan kepalanya. Te- utama adalah memainkan cerita hingga tapi gabungan yang penuh dengan keragaman cerita antara kecakapan ekspresi dan anggota-ang- (konflik pertentangan) gota badan itu pasti akan biasa menjadi sumber memiliki peristiwa dramatis Antagonis adalah lawan tokoh utama, pertunjukan yang tak ada habis-habisnya. penghambat pelaku utama disebut se- 2.1 Unsur - Unsur Pemeranan bagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh a) Lakon antagonis adalah yang mengahalangi, Kata lakon artinya melakukan, melakoni menghambat itikad atau maksud tokoh cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh. Ke- utama dalam menjalankan tugasnya dudukan lakon dalam sebuah cerita adalah se- atau mencapai tujuannya. bagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin Deutragonis adalah tokoh yang ber- hubungan cerita (struktur cerita) melalui tokoh pihak kepada tokoh utama. Biasanya atau peran yang dibawakan seorang pemeran. tokoh ini membantu tokoh utama dalam Penulisan naskah atau lakon teater, memiliki menjalankan itikadnya. kekhasan tersendiri. Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya to- 122 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) koh ini membantu tokoh Antagonis da- yang dimanfaatkan untuk mengembangkan eklam menghambat itikad tokoh utama. Tetragonis adalah tokoh yang tidak me- jiwa dan tingkat intelektualitas. mihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. presi kreatifnya. Alat tersebut mencerminkan Seseorang dapat diakatan sebagai aktor yang baik apabila memiliki kriteria sebagai Confident adalah tokoh yang menjadi berikut: (1) berakting dengan wajar, rileks, dan tempat pengutaraan tokoh utama. Pen- fleksibel; (2) menjiwai dan menghayati pedapat-pendapat tokoh utama tersebut rannya (3) memilih motivasi yang jelas saat pada umumnya tidak boleh diketahui berada di atas panggung; (4) termpil dan kreoleh tokoh-tokoh lain selain tokoh ter- atif dalam mengelola gerak dan vokal di atas sebut dan penonton. panggung; (5) mampu meyakinkan penonton Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi dengan akting yang natural; dan (6) memiliki corong bicara pengarang kepada pe- kepekaan dan refleks yang baik dalam memnonton. Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh bangun suasana di atas panggung. c) Tubuh Tubuh dengan seperangkat anggota ba- ini dalam dunia pewayangan disebut dan dan ekspresi wajah merupakan unsur penpunakawan. Kedudukan tokoh Utilitty, ting yang perlu dilakukan pengolahan atau pekadangkala ditempatkan sebagai peng- latihan agar tubuh memiliki stamina yang kuat, hibur, penggembira atau hanya sebatas kelenturan tubuh dan daya refleks atau ke- pelengkap saja, pekaan tubuh. Aktor merujuk pada seorang yang memainkan peran tokoh tertentu di atas panggung d) Suara Suara yang dikeluarkan indra mulut dan sesuai karakter dalam naskah drama melalui hidung melalui rongga dan pita suara berfungsi alat-alat ekspresi yang melekat pada tubuh. untuk penyampaian pesan pemeranan melalui Alat ekspresi aktor terikat bersama jiwa dan tu- pengucapan kata-kata. Unsur suara sebagai sabuhnya serta tidak dapat dipindah-dipindah. rana dalam pemeranan seni teater agar berAlat ekpresi tersebut yakni segala sesuatu yang fungsi dengan baik, dan memiliki manfaat ganmelekat di tubuh aktor (wajah, tangan, kaki, da dalam menunjang seni peran perlu dilaserta bagian-bagian tubuh lainnya) dan sura kukan pengolahan berupa pelatihan terhadap 123 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) unsur-unsur anggota tubuh yang terkait dengan f) Ruang pernapasan dan pengucapan melalui teknik pemeranan. e) Penghayatan Penghayatan adalah penjiwaan, mengisi Pengertian ruang secara umum adalah tempat, area, wilayah untuk bermain peran dalam melakukan gerak diam (pose) atau gerak berpindah (movement). Ruang yang diciptakan suasana perasaan hati, kedalaman sukma yang pemeran dalam bentuk mengolah posisi tubuh digali dan dilakukan seorang pemeran ketika dengan jarak rentangan tangan dengan anggota membawakan pemeranannya di atas pentas. badannya; lebar (gerak besar), sedang (gerak Setiap pemeran dalam membawakan peme- wajar), kecil (gerak menciut). Contohnya, ranannya akan terasa berbeda. Sekalipun ber- gerak besar, biasanya pemeran memperoleh sumber penokohan yang sama dari naskah suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung, yang sama. Latihan untuk memperoleh kepe- kebahagiaan, perbedaan status, dan atau marah kaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi dst. Adapun, ruang wajar dan bersahaja bagi seorang pemeran dapat dilakukan melalui biasanya dilakukan seorang pemeran pada teknik olah rasa. suasana; akrab, bersahaja, status sama, damai, Akting adalah aktivitas pemeran tokoh tenang dan nyaman. Ruang pemeranan yang di atas pentas yang mengoreintasikan tingkah dibangun seorang pemeran dengan gerak atau laku dan karakter manusia yang khas dalam respon kecil, biasanya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari serta diwujudkan me- suasana: tertekan, sedih, takut, mengabdi, dan lalui gerak dan vokal. Berdasarkan definisi ter- budak. sebut akting dapat dipahami melalui dua pendekatan, yakni pendekatan reprentatif dan pre- g) Kostum Pengertian kostum dalam seni peran sentatif. Akting reprentatif adalah akting yang adalah semua perlengkapan yang dikenakan, berusaha memindahakan jiwa seorang aktor menempel, melekat, mendandani untuk memuntuk mengilustrasikan tingkah laku karakter perindah tubuh pemeran. Kostum meliputi yang dimainkan sehingga penonton terealisasi unsur; rias, busana, dan aksesoris sebagai pedari si aktor. Sementara itu, akting presentatif nguat, memperjelas watak tokoh, baik secara adalah akting yang berusaha menyuguhkan fisikal, psikis, moral atau status sosial. Contingkah laku manusia melalui diri si aktor. tohnya dalam berpakaian, seperti; Polisi, 124 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) Tentara, Hansip, Satpam, Guru, Kepala Desa, yang dapat diapresiasi dalam pememntasan Pejabat, Rakyat, Pengemis, Wadam, dan Anak drama diantaranya kostum pemain, tata pangSekolah h) Properti gung (penggunaan properti di atas panggung) tata cahaya atau lampu panggung dan tata Properti dalam pemeranan adalah se- suara (backsound). mua peralatan yang digunakan pemeran, baik 2.2 Pembelajaran Apresiasi yang dikenakan maupun yang tidak melekat di tubuh, tetapi dapat diolah dengan menggunakan tangan (handprop) dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemeran, seperti: tas, topi, cangklong, tongkat, pentungan, kipas, panah dan busur, dan golok. i) Musikal Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laku pemeranan di atas pentas, meliputi; irama suasana hati atau sukma dalam membangun irama permainan dengan lawan main, irama vokal, suara pengucapan (Opera, Gending Karesmen, dan Wayang Wong) sang pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat karakter tokoh (Cepot, Bodor, Semar, dan Raja.) berupa; gending, musik, suara atau bunyi dan efek audio, baik melalui iringan musik langsung (live) maupun musik rekaman (playback), contohnya; Musik Kabaret, dan Musik Operet. j) Unsur Artistik Unsur pementasan yang keempat yakni unsur artistik. Untuk artistik adalah unsur-unsur yang dapat memberiakan nilai keindahan dalam suatu pementasan drama. Unsur artisik Pemetasan Drama Drama merupakan karya sastra yang dapat disikapi sebagai karya sastra untuk dibaca dan bahan dasar untuk pementasan drama. Hal ini yang membedakan drama dengan puisi dan prosa. Jika karya sastra puisi dan prosa hanya disikapi sebagai karaya sastra baca, drama juga dapat disikapi sebagi karya yang utuh atau sempurna jika sudah dipentaskan. Sebagai karya pentas, drama juga melibatkan penonton dalam aktivitas apresiasi drama seperti halnya naskah drama. Naskah drama dan pementasan drama diapresiasi seperti dengan cara yang berbeda. Kegiatan apresiasi naskah drama dialakukan melalui kegiatan membaca naskah drama. Sebaliknya, kegiatan apresiasi pementasan drama dialakukan melalui kegiatan menonton atau menyaksikan pementasan drama. 2.3Tujuan Pembelajaran Drama Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia apabila dilihat dari persepektif isi pelajaran mencakup dua bidang bahasan, yakni pembelajaran bahasa dan pembelajaran sastra. 125 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia 2012 sebanyak 90 orang. Semua mahasiswa seperti yang tertuang dalam kurikulum yaitu mempunyai perannya masing-masing. Mereka membekali pesrta didik dengan (a) kemam- memilih peran dalam kelompok yang mereka puan berkomunikasi secara efektif dan efesien, kehendaki sesuai dengan minat ma-sing-mabaik lisan maupun tulisan; (b) kemampuan sing. mehami dan mempergunakan bahasa Indonesia Untuk memperoleh data penelitian, untuk meningktkan kemampuan intelektual, penulis menerapkan teknik dokumentasi dan kematangan emo-sional dan sosial, secara tepat kepustakaan. Cara ini dioperasionalkan dengan dan kreatif; (c) kemampuan untuk menghargai mengumpulkan data yang relevan dengan makarya sastra. salah penelitian. Pembelajaran sastra sebagai bagian dari Teknik analisis data dilakukan dengan pembelajran bahasa Indonesia berupaya untuk proses menganalisis setiap aspek yang bermengenalkan karya sastra sebagai bagian dari kaitan dengan indikator pemeranan. Selan- khazanah jutnya, aspek tersebut dianalisis dan diinter- budaya bangsa kepada siswa. Melalui proses pembelajaran ini, siswa pretasikan berdasarkan kajian teori yang digu- diharapkan dapat menghargai, menikmati, dan nakan sesuai masalah penelitian. memanfaatkan karya sastra guna memperluas Langkah kerja yang dilakukan dalam wawasan kehidupan. Pembelajaran pusi, prosa penelitian dapat diuraikan sebagai berikut. dan drama yang mencakup pembelajaran sastra 1. Menganalisis struktur indikator efektivitas terdiri atas pembelajaran apresiasi, untuk kerja seni sastra dan penulisan kreatif sastra. 3. Metode Sumber data yang menjadi objek pe- Pemeranan; 2. Menganalisis data sesuai metode. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis; nelitian adalah empat buah CD penampilan 3. Penyimpulan, yaitu melakukan perumusan yang menentukan kualitas teater yang sudah dipentaskan pada bulan Januari tahun 2015. Pementasan yang dilakukan yaitu teater, bersyair, bercerita, berbalas pan- 4. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tun, dan musikalisasi puisi. Subjek dalam pe- pengamatan pementasan teater yang telah dilanelitian ini adalah mahasiswa angkatan tahun kukan. Adapun pemaparannya sebagai berikut. 126 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) 4.1. Penampilan Teater berjudul Lancang Kuning Lancang Kuning adalah sebuah kapal yang terdapat di daerah Riau. Dahulu terdapat dua kerajaan yang bersahabat, kemudian mereka saling berperang akibat perselisihan antara kedua raja, yaitu Panglima Umar dan Panglima Hasan. Konon agar kapal Lancang Kuning dapat berlayar, kapal tersebut memerlukan tumbal. Alasan itulah yang dijadikan Panglima Hasan untuk menjadikan Zubaidah sebagai tumbal untuk kapal Lancang Kuning. Oleh karena itulah persahabatan Panglima Hasan dengan Panglima Umar menjadi permusuhan. Pemain dalam teater yang berjudul Lancang Kuning ini diperankan oleh tokoh utama yaitu Fardhi sebagai Panglima Umar dan Yudha sebagai Panglima Hasan. Adapun tokoh lain yang diperankan oleh Puspa sebagai Zu- sentrasi serta keseriusan pemain pada saat pementasan meminimalisir kesalahan yang muncul dari pemain khususnya aktor dalam mengucapkan dialog. Dari segi make up pemain, sudah sesuai dengan jenis pertunjukan yang dibawakannya. Pemain yang menjadi seorang dukun sudah sesuai dengan wajah yang menakutkan dan hitam. Make up kedua raja juga sudah bagus sehingga penonton dapat membaca watak pemain melalui riasan pada wajah pemain. Kostum yang digunakan pemain pada teater ini sangat menunjang karakter yang diperankan pemain. Seperti tokoh dukun menggunakan jubbah dengan tutup kepala yang memberikan kesan menakutkan. Tokoh kedua raja yang menggunakan pakaian ala kerajaan yang memberikan kesan keistimewaan dan mewah dan menandai bahwa tokoh merupakan orang besar. Untuk dekorasi panggung sudah menarik baidah istri Panglima Umar, Erni sebagai Dayang, Diky sebagai Datuk Laksamana, dan Okta sebagai Dukun. Pementasan dilakukan siang hari dengan suasana yang ramai. Kon- dan sesuai dengan tema kerajaan pada naskah. Dari segi perwatakan, Panglima Hasan yang diperankan oleh Yudha memiliki watak yang 127 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) sangat garang dan mempunyai vokal yang yang terjadi antara dua kerjaan maka terdengar sangat keras sedangkan Panglima Umar yang iringan musik yang keras dan cepat. Begitu diperankan oleh fardhi dengan watak yang te- pula saat adegan sedih yang menampilkan iragas, bijaksana, dan pemberani. Watak yang ma soft dan lambat. ditampilkan kedua pemain tersebut sesuai Dalam teater Lancang Kuning yang dengan apa yang terjadi dalam cerita Lancang disutradarai oleh Ririn Devianti Situmorang Kuning. dapat dikatakan berhasil. Sutradara dapat me- Properti yang digunakan dalam teater ngatur properti yang digunakan oleh aktor di tersebut adalah keris, kain songket, tajak, kursi, atas panggung sehingga semuanya dapat berbunga, mangkok, dan kapal. Properti tersebut fungsi. Sutradara dapat memilih musik sesuai dapat digunakan dengan baik oleh para pemain dengan adegan yang ditampilkan di atas pang- saat di atas panggung. Properti tersebut tidak gung sehingga para penonton terhibur. hanya menjadi pajangan saja, tetapi digunakan Pementasan yang ditampilkan sudah untuk membantu para aktor dalam berakting. bagus dan tidak mengecewakan. Seluruh aspek Dalam teater Lancang Kuning ini juga menam- yang ditampilkan dapat menarik perhatian pepilkan tarian Lancang Kuning dengan iringan nonton dan ditambah lagi dengan ekspresi dan musik Lancang Kuning. mimik wajah para aktor dalam berdialaog Pada saat pementasan teater tersebut membuat penonton cukup terkesima dengan tidak menggunakan pencahayaan (lighting), adegan yang ditampilkan. karena dipentaskan pada siang hari. Suasana Ada hal yang kurang dalam penampilan menjadi tegang dan memanas saat terjadi tersebut, saat Panglima Umar dan Panglima pertarungan sengit antara Panglima Umar dan Hasanberperang, hendaknya membawa prajurit Panglima Hasan dengan menggunakan seni agar prajurut dapat berfungsi, bukan hanya beladiri silat. Pertarungan tersebut menarik menjadi pengawal saja. Biasanya dalam cerita perhatian penonton. Membuat penonton de- kerajaan, prajurit ikut serta juga dalam pepengan serius memperhatikan adegan-adegan rangan, namun dalam teater ini tidak meneyang ditampilkan oleh pemain. rapkan hal yang seperti itu. Apabila prajurit Instrumen musik yang digunakan da- ikut berperang dalam adegan pertempuran terlam penampilan tersebut sesuai dengan sebut, barulah terasa lebih meneggangkan dan suasana dalam setiap adegan. Saat peperangan seru. 128 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) 4.2. Musikalisasi Puisi Berjudul Ayah dan Ibu kawan. Properti tersebut sangat berguna bagi pemain musikalisasi agar enak didengar oleh penonton. Puisi yang berjudul Ayah dan Ibu ini dibawakan oleh Diky dan kawan-kawan dengan iringan musik yang sedih. Kostum yang digunakan saat penampilan musikalisasi puisi yaitu pakaian hitam yang memberikan kesan seram. Kesan seram menjadi lebih seram berkat make up yang digunakan. Suasana dalam musikalisasi pusi tersebut ada yang menyeramakan dan ada juga yang menyedihkan. Para tokoh sangat menyatu dengan irama musik dan puisinya. Ini menunjukkan kerjasama antara pemain musik dan para tokoh musikalisasi puisi. Musikalisasi tersebut menggunakan properti seperti alat musik gendang dan piano untuk mengiringi musikalisasi yang dibawa oleh Diky dan kawan- Dari keseluruhan musikalisasi puisi tersebut pemain sudah menampilkan yang terbaik, dapat dikatakan musikalisasinya berhasil dan tidak mempunyai kesalahan baik dari segi penampilan maupun dari segi menya- nyikannya, irama musik pun sangat menyatu terhadap pementasan musikalisasi puisi, tak ada kesumbangan irama dan juga tidak ada lambat tempo yang mendahului penmapilan musukalisasi. Berikut puisinya: Tuhan … Ketika aku dapat melihat senyum yang terpancar diraut wajah nya … Hatiku terasa sejuuuik sekali … Dan ketika aku melihat air mata jatuh dipipinya …. Hatiku begitu hancur …. Wajah tua yang selalu kupandangi … Wajah tua yang selalu membuat merindukannya … Wajah tua yang selalu ingin kubahagiakan … Membuat ku selalu ingin disampingnya … Selalu membuatku ingin menemaninya … Tapi apalah daya … Kini aku harus mencari sesuap nasi dikota ini yang memaksaku pergi meninggalkannya …. 129 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) Berat rasa hati meninggalkannya … Namun hanya dengan cara ini aku bisa menciptakan sedikit kebahagiaan untuknya … Tuhan jaga ibuku disaat aku tak mampu menjaga nya … Sehatkan ibuku saat aku tak mampu menjaga kesehatannya … Panjang kan umur ibuku agar aku dapat membahagiakannya dan membuatnya bangga padaku Ku mohon Tuhan … Jaga jantung hatiku saat aku jauh . engok kami punye cerite. Pantun panglima Dahlan 3.Hang kiyu pergi kena sebat Kena sebat sambil mendaki Kalu itu kate kalian hebat Itu lebih parah dari pada kami. 4.Anak ayam belajar sepeda Belajar sepeda jatuh dikali Hanya iitu yang kalian punya Coba tanding teater kami. Pantun panglima Amir 5. Pohon jambu daun nya lebat Pohon ditanam oleh syahrini Memang teater kalian memang hebat Tapi lebih hebat puisi kami. Pantun panglima Dahlan 6.Itu bunge punye syahrini Bunge dibeli di kota itali Itu saje kau punye pusi Coba kau dengar cerite kami. Pantun panglima Amir 7.Pergi kekota membeli makan Membeli makan singgah diakali Jangan sombong datuk dahlan Teater kami lagi bergengsi. Pantun panglima Dahlan 8.Pergi kekota baru membeli waper Membeli waper ditambah kuaci Jika kalian memiliki teater Kami tandingi dengan puisi Dari penampilan teater tersebut sudah bagus dan sangat menarik lucu apalagi kedua panglima tersebut memakai bahasa Melayu sehingga pantun tersebut menjadi menarik. Pantunnya pun juga tepat apa yang ia sampaikan kan dan apa yang ditamapilkan oleh para pementasan lain nya. 4.7. Musikalisasi Puisi Puisi Taufik Ismail yang di yang dijadikan sebuah musikalisasi pusi oleh Hendri dan kawan-kawan mereka membayakan pusi tersebut dengan suasana yang begitu sedih mereka menghayati puisi tersebut banyak ekspresi dan mimik yang dihayati oleh para pembaca dan tidak ada terlihat kesalahan-kesalahan dalam menyanyiakannya. Properti yang digunakan oleh pemain musikalisasi pusi adalah gitar dan sebuah gendang dari properti tersebut sangat berguna dan bermanfaat sekali bagi para musikalisasi puisi. Musikalisasi tersebut banyak ada juga terdengar pembaca pusi yang dilakukan hendri 130 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) dan kawan-kawannya. Dari musikalisasi ter- Abu membawa batu Batu membawa lindu sebut tidak terdapat (lighting) atau penLindu membawa longsor cahyaan karena menampilkan puisi tersebut di Longsor membawa air Air membawa banjir ruang yang terbuka atau di panggung yang terBanjir membawa air kena dengan cahay sinar matahari tetapi lebih air mata bagus lagi jika musikalisasi puisi tersebut Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda? memakai (lighting). Allah Busana sudah bagus dan dan tepat Kami telah membaca gempa sesuai dengan musikalisasi pusi yang dinya- Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama nyikan. Instrumen musik yang digunakan Kami telah dihujani abu dan batu dalam penampilan musikalisasi puisi sesuai Allah Ampuni dosa-dosa kami dengan pembaca puisi dan musikalisasi puisi Beri kami kearifan membaca Seribu tanda-tanda sehingga memikat perhatian penonton. Karena ada sesuatu yang rasanya Puisi Taufik Ismail mulai lepas dari tangan Membaca Tanda-Tanda Karya Taufiq Ismail dan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas tak begitu jelas dari tangan tapi kini kami dan meluncur lewat sela-sela jari kita mulai Ada sesuatu yang mulanya merindukannya. tak begitu jelas tapi kini kita mulai merindukannya Puisi tersebut menceritakan daereah Kita saksikan udara abu-abu warnanya yang pernah dilanda bencana seperti banjir, Kita saksikan air danau gunung meletus dan longsor diamana manusia yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil meminta amapun kepada Allah Swt. Atas tak lagi berkicau pagi hari segala dosa-dosa dan juga pengarang menHutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun ceritakan hal-hal untuk mengingat kan manusia Daun kehilangan dahan agar tidak berbuat dosa dan kemakshiatan. Dahan kehilangan hutan Pengarang juga menceritakan tentang kisah Kita saksikan zat asam yang pernah dialami nya pada masa itu serta didesak asam arang dan karbon dioksid itu dan pengarang menceritakan kisah itu lewatv menggilas paru-paru puisi agar pembaca bisa memahami maksud Kita saksikan Gunung memompa abu pengarang dalam menulis puisi tersebut. 131 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) 8. Bersyair baca agar bisa menerapkan kelakuan yang baik Syair adalah salah satu jenis puisi.Kata dan meninggalkan segala larangannya. Syair "syair" berasal dari bahasa Arab syu’ur yang tersebut yang dibawakan oleh 8 orang, dimana berarti "perasaan". Kata syu’ur berkembang satu orang lelaki dan tujuh orang perempuan. menjadi kata syi’ru yang berarti "puisi" dalam Laki-laki tersebut bernama Patri. Patri dan pengertian umum.Syair dalam kesusastraan kawan-kawan tersebut tidak menggunakan iraMelayu merujuk pada pengertian puisi secara ma musik hanya saja mereka menggunakan umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya properti yaitu tempat alas duduk. Pembaca syair tersebut mengalami perubahan dan modi- syair tersebut membaca syair secara berfikasi sehingga syair di desain sesuai dengan gantian, tidak ada kesalahan-kesalahan dalam keadaan dan situasi yang terjadi. Dalam pengucapan. perkembangannya di Asia Tenggara, syair ter- Penampilan syair tersebut tidak meng- sebut mengalami perubahan dan modifikasi se- gunakan lighting atu pencahayaan yang mehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi me- nyoroti panggung, pembaca syair pun sangat ngacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. kompak satu sama lain tanpa ada keraguan- Penyair yang berperan besar dalam mem- keraguan yang timbul, penampilan tersebut subentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fan- dah menampilkan nya sangat bagus dan suri dengan karyanya, antara lain: Syair syairnya pun sangat enak didengar dan dapat Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, menghibur para penonton. Pembaca syair sudan Syair Sidang Fakir. Syair ini banyak dah sesuai memakai pakaian yang berhuterdapat dikerajaan Melayu dahulu karena bungan dengan syair dari make-up nya pun orang Melayu dulu sering menggunakan syair tidak mencolok bagi pembaca baik laki-laki ketika pada acara-acra pesta pernikahan dana maupun perempuan. Penggunaan properti pun adat istiadat Melayu. tidak ada masalah karena syair tersebut keli- Syair memliki irama yang sangat disu- hatan tidak banyak menggunakan bahan prokai oleh orang dan syair banyak meng-gunakan perti yang berlebihan. bahasa yang memiliki makna-makna yang sa- Dari segi vokal pembaca syair irama ngat luar biasa biasa nya tentang nasihat ke- dan tempo nadaanya sangat pas dan bagus pada anak-anak dam orang yang berbuat dosa. dengan terburu-buru dan tidak juga terlalu Syair juga memilki tunjuk ajar bagi para pem- lambat dana ada juga kekompakan dalam 132 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) menyambung membaca syair, pembaca pun pementasan. Proses pementasan ini bersifat tidak kaku dan tidak gugup dalam membaca live, jika terjadi kesalahan maka semuanya syair dengan menghadap penonton yang begitu akan tamapak. Oleh karena itu, dalam dunia ramai tetapi pembaca dengan santai mem- pementasan segalanya harus dimatangkan agar bacanya. kesuksesan bisa dicapai. Seluruh elemen (kru) Syair tersebut bnayak makana dan arti harus kompak dan bersatu dalam latihan dan tertentu umtuk kita ketahui dalam bersyair pementasan. Semuanya bagi sisi mata uang serta mendengarkannya pembaca mungkin su- yang saling membutuhkan. dah memahami isi syair tersebut sehingga ia Adapun yang menjadi catatan penting bisa menghayati syair tersebut dan menyatu dalam pementasan yaitu, sering melaksanakan pemikiran, kekompakan terhadap pembaca latihan dengan intensitas yang teratur, banyak satu dengan lainnya. Pengarang syair pun memebaca teori untuk menambah wawasan mengarangnya denagan bahasa yang baik dan tentang teknik pementasan, sering bertanya mudah dimengerti oleh pembaca. Kata-katanya kepada yang lebih tau sehingga pengalaman pun tidak begitu rumit untuk dimengerti, baha- bertambah. Selain itu, sutradara harus memsanya banyak menggunakan bahasa denotasi berikan pengertian kepada seluruh elemen dan tidak banyak menggunakan bahasa kono- pementasan agar paham dengan tugasnya. tasi. Dari keseluruhan syair yang dipentaskan Selanjutnya, tidak putus asa dan bersedia oleh Patri dan kawan-kawan sangat baik dan menerima kritikan dan saran dari berbagai pidapat dikatakan berhasil karena dilihat dari hak dan sebelum pementasan yang sesungkekompakan satu sama lainnyadan tidak ada guhnya ada baiknya dilakukan para pemenrasa kesalahan dalam penampilan syair tasan dengan pemanfaatan fasilitas secara tota- tersebut dari awal masuk hingga penutupan litas. syair. 5. Simpulan Daftar Pustaka Berdasarkan hasil penelitian, maka Elder, Glen H. 1975. Children of the Great Depression: Social Change in Life simpulan penelitian ini adalah mementaskan Experience. Chicago: The University of drama tidaklah semudah yang dibayangkan. Chicago Press. Khususnya bagi sutradara. Ia merupakan ujung tombak atas keberhasilan dan kegagalan 133 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) Pratiwi, Yuni dan Frida Siswiyanti. 2014. Sudjiman, Panuti. 1986. Kamus Istilah Sastra. Teori Drama dan Pembelajarannya. Jakarta: PT Gramedia. Yogyakarta: Ombak Dua. Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, Jakarta: Erlangga. dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Rendra. 1982. Tentang Bermain Drama. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Tasman, Abel. 2002. Republik Jangkrik: Sejumlah Cerita Pendek. Pekanbaru: Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama dan CV Mahkota Riau. Teater. Yogyakarta: Ombak Dua. Titus, A.Harold. Living Issues in Philosophy Semi, Atar. 2008. Stilistika Sastra. Padang: Amerrika Book. New York: Universitas Negeri Padang. Terjemahan HM Rusydi. Sayuti, A Sumanto. 1985. Puisi dan Wahyudi, Ibnu. 1990. Konstelasi Sastra. Pengajarannya. IKIP Yogyakarta: Jakarta: Devisi Hiski Pusat. Semarang Press. Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Warren & Wallek. 1989. Teori Kesastraan. UNP Press. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Yusuf, Suhendra. 1995. Leksikon Sastra. Bandung: Yrama Widya. Bandung: Mandar Maju. 134 YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134) 135