BEBERAPA ADAT ISTIADAT DALAM MASYARAKAT SUKU HUTAN

advertisement
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
PEMERANAN TEATER MAHASISWA ANGKATAN 2012
PADA PEMBELAJARAN TEATER: STUDI DESKRIPTIF
ANALITIS
--------------------------------------------------------------------------------Hadi Rumadi
Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Riau
[email protected]
(Naskah diterima: 3 Juni 2016, disetujui: 10 Juli 2016)
Abstract
The theater art is one of forms of the show drama and play focusing on acting. In addition, the
development of theater is increasingly popular among student of Riau University especially
student of Indonesian language education development. The reason is because the theater is part
of the courses for students Indonesia language education department. Beside the theater, student
is also equipped by knowledge such as poem, fairytale, rhyme, and pantun responses. The
formulation of the problem is how student force 2012 to act the drama on theater lesson? The
purpose of the research is describe and develop creativity and to see the effectiveness of student
force 2012 in playing drama. Throught this research is expected to contribute about effectiveness
of acting in theater that still need to be applied in the field of teaching literature. The overview of
libraries investigating is theater theory and the indicator. The source of the data is four CD the
appreances of the theater is staged in Januari 2015. The technique of collecting data is
documentation technique.
Key Word: Theater, Acting, Deskriptif Analitis
Abstrak
Seni teater merupakan suatu bentuk pertunjukkan drama atau sandiwara yang menitik beratkan
pada pemeranan. Selain itu, perkembangan teater semakin populer di kalangan mahasiswa di
Universitas Riau terkhusus mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Alasannya karena teater merupakan bagian dari mata kuliah bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Selain teater, mahasiswa juga dibekali pengetahuan mengenai
puisi, syair, mendongeng dan berbalas pantun. Rumusan masalah penelitian adalah
Bagaimanakah Pemeranan Teater Mahasiswa Angkatan 2012 pada Pembelajaran Teater: Studi
Deskriptif Analitis? tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan mengembangkan kreativitas
dan upaya melihat efektivitas Pemeranan Teater Mahasiswa Angkatan 2012. Melalui penelitian
ini diharapkan memberikan kontribusi mengenai efektivitas pemeranan dalam teater yang masih
perlu diterapkan dalam bidang ilmu pengajaran sastra. Tinjauan pustaka yang dibahas adalah
teori teater dan indikatornya. Sumber data adalah empat buah CD penampilan teater yang sudah
dipentaskan pada bulan Januari tahun 2015, teknik pengumpulan data yaitu teknik dokumentasi.
Kata Kunci: Teater, Pembelajaran, Deskriptif Analitis.
120
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
Rumusan masalah penelitian ini adalah
1. Pendahuluan
S
eni teater merupakan suatu bentuk Bagaimanakah Pemeranan Teater Mahasiswa
pertunjukkan drama atau sandi- Angkatan 2012 pada Pembelajaran Teater:
wara yang menitik beratkan pada Studi Deskriptif Analitis? Adapun tujuan penepemeranan. Di Indonesia bentuk seni teater litian yang akan dicapai adalah mendesbanyak macamnya, di setiap daerah dapat kita kripsikan dan mengembangkan kreativitas dan
jumpai seni teater yang tidak kalah dengan seni dalam upaya melihat efektivitas Pemeranan
teater dari luar negeri. Jenis seni pertunjukkan Teater Mahasiswa Angkatan 2012. Melalui
ini bersifat kolektif, kompleks, rumit, dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sangat akrab dengan publiknya, yaitu masya- kontribusi mengenai efektivitas pemeranan
rakat seni teater sebagai seni pertunjukan. dalam teater yang masih perlu diterapkan
Persoalan seni adalah persoalan nilai-nilai dalam bidang ilmu pengajaran sastra. Selain
manusia, demikian seni teater juga berbicara itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
tentang manusia dan nilai-nilainya, tentang bahan rujukan untuk peneliti lanjut dan dapat
segala sesuatu persoalan dan pandangan hidup pula dijadikan sebagai bahan pembelajaran
yang dimanusiakan. Dalam teater banyak untuk mata kuliah sastra dalam pengembangan
orang
yang
terlibat
dimana
seluruhnya kreativitas bersastra.
memiliki kepentingan dan tanggung jawab
2. Tinjauan Pustaka
yang sama. Suatu kolektivitas yang memiliki
Dalam suatu pertunjukan drama, semua
korelasi positif dalam pembangunan soli- pemeran memiliki posisi penting dalam penyadaritas, kegotong-royongan dan pemikiran. jiannya baik itu utama maupun pendukung.
Selain itu, perkembangan teater semakin
Hal ini terjadi karena merupakan proses pe-
populer di kalangan mahasiswa di Universitas nampilan bersama dimana kesemuanya saling
Riau terkhusus mahasiswa Program Studi Pen- mendukung. Mereka harus mampu mengdidikan Bahasa Indonesia. Alasannya karena komunikasikan bahasa naskah kepada pennonteater merupakan bagian dari mata kuliah bagi ton, pemeran harus mampu menerjemahkan
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa perannya ketika berada di atas panggung.
Indonesia. Selain teater, mahasiswa juga dibe- Proses penciptaan peran terdiri dari 3 tahap
kali pengetahuan mengenai puisi, syair, men- yaitu :
dongeng dan berbalas pantun.
121
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
a. To play to character (memainkan peran) Pemilihan tema dan panjang pendeknya cerita
tahap pengenalan penafsiran karakter dasar sangat tergantung pada babak, serial, episodic
tokoh.
naskah dari keter-tarikan setiap orang (bersifat
b. To act the characther (memerankan peran) personal) dalam memahami: isi cerita, struktur
tahap
pendalaman
laku
karakterisasi cerita dan unsur-unsur cerita untuk dijadikan
mendalam.
c. To be characther (menjadi peran) tahap
tertinggi sebagai peleburan diri menjadi
tokoh.
Seorang pemain yang kaya akan teknik
subjek karya teater.
b) Penokohan dan Perwatakan
Penokohan di dalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagonis, Deu-
bermain adalah seorang pemain yang demikian tragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonmenguasai peralatan dirinya sehingga ia bisa neur dan Utility.
mempergunakan dengan berbagai gabungan

Protagonis adalah tokoh utama, pelaku
dan keragaan, peralatan jasmaniah seorang pe-
utama atau pemeran utama disebut se-
main sebenarnya tidak banyak: suara, tangan,
bagai tokoh putih. Kedudukan tokoh
lengan, kaki, leher, tubuh, dan kepalanya. Te-
utama adalah memainkan cerita hingga
tapi gabungan yang penuh dengan keragaman
cerita
antara kecakapan ekspresi dan anggota-ang-
(konflik pertentangan)
gota badan itu pasti akan biasa menjadi sumber

memiliki
peristiwa
dramatis
Antagonis adalah lawan tokoh utama,
pertunjukan yang tak ada habis-habisnya.
penghambat pelaku utama disebut se-
2.1 Unsur - Unsur Pemeranan
bagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh
a) Lakon
antagonis adalah yang mengahalangi,
Kata lakon artinya melakukan, melakoni
menghambat itikad atau maksud tokoh
cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh. Ke-
utama dalam menjalankan tugasnya
dudukan lakon dalam sebuah cerita adalah se-
atau mencapai tujuannya.
bagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin

Deutragonis adalah tokoh yang ber-
hubungan cerita (struktur cerita) melalui tokoh
pihak kepada tokoh utama. Biasanya
atau peran yang dibawakan seorang pemeran.
tokoh ini membantu tokoh utama dalam
Penulisan naskah atau lakon teater, memiliki
menjalankan itikadnya.
kekhasan tersendiri.

Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya to-
122
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
koh ini membantu tokoh Antagonis da- yang dimanfaatkan untuk mengembangkan eklam menghambat itikad tokoh utama.

Tetragonis adalah tokoh yang tidak me- jiwa dan tingkat intelektualitas.
mihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral.

presi kreatifnya. Alat tersebut mencerminkan
Seseorang dapat diakatan sebagai aktor
yang baik apabila memiliki kriteria sebagai
Confident adalah tokoh yang menjadi berikut: (1) berakting dengan wajar, rileks, dan
tempat pengutaraan tokoh utama. Pen- fleksibel; (2) menjiwai dan menghayati pedapat-pendapat tokoh utama tersebut rannya (3) memilih motivasi yang jelas saat
pada umumnya tidak boleh diketahui berada di atas panggung; (4) termpil dan kreoleh tokoh-tokoh lain selain tokoh ter- atif dalam mengelola gerak dan vokal di atas
sebut dan penonton.

panggung; (5) mampu meyakinkan penonton
Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi dengan akting yang natural; dan (6) memiliki
corong bicara pengarang kepada pe- kepekaan dan refleks yang baik dalam memnonton.

Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh
bangun suasana di atas panggung.
c) Tubuh
Tubuh dengan seperangkat anggota ba-
ini dalam dunia pewayangan disebut dan dan ekspresi wajah merupakan unsur penpunakawan. Kedudukan tokoh Utilitty, ting yang perlu dilakukan pengolahan atau pekadangkala ditempatkan sebagai peng- latihan agar tubuh memiliki stamina yang kuat,
hibur, penggembira atau hanya sebatas
kelenturan tubuh dan daya refleks atau ke-
pelengkap saja,
pekaan tubuh.
Aktor merujuk pada seorang yang memainkan peran tokoh tertentu di atas panggung
d) Suara
Suara yang dikeluarkan indra mulut dan
sesuai karakter dalam naskah drama melalui hidung melalui rongga dan pita suara berfungsi
alat-alat ekspresi yang melekat pada tubuh. untuk penyampaian pesan pemeranan melalui
Alat ekspresi aktor terikat bersama jiwa dan tu- pengucapan kata-kata. Unsur suara sebagai sabuhnya serta tidak dapat dipindah-dipindah. rana dalam pemeranan seni teater agar berAlat ekpresi tersebut yakni segala sesuatu yang fungsi dengan baik, dan memiliki manfaat ganmelekat di tubuh aktor (wajah, tangan, kaki, da dalam menunjang seni peran perlu dilaserta bagian-bagian tubuh lainnya) dan sura
kukan pengolahan berupa pelatihan terhadap
123
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
unsur-unsur anggota tubuh yang terkait dengan
f) Ruang
pernapasan dan pengucapan melalui teknik
pemeranan.
e) Penghayatan
Penghayatan adalah penjiwaan, mengisi
Pengertian ruang secara umum adalah
tempat, area, wilayah untuk bermain peran
dalam melakukan gerak diam (pose) atau gerak
berpindah (movement). Ruang yang diciptakan
suasana perasaan hati, kedalaman sukma yang pemeran dalam bentuk mengolah posisi tubuh
digali dan dilakukan seorang pemeran ketika
dengan jarak rentangan tangan dengan anggota
membawakan pemeranannya di atas pentas.
badannya; lebar (gerak besar), sedang (gerak
Setiap pemeran dalam membawakan peme- wajar), kecil (gerak menciut). Contohnya,
ranannya akan terasa berbeda. Sekalipun ber- gerak besar, biasanya pemeran memperoleh
sumber penokohan yang sama dari naskah suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung,
yang sama. Latihan untuk memperoleh kepe- kebahagiaan, perbedaan status, dan atau marah
kaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi dst. Adapun, ruang wajar dan bersahaja
bagi seorang pemeran dapat dilakukan melalui biasanya dilakukan seorang pemeran pada
teknik olah rasa.
suasana; akrab, bersahaja, status sama, damai,
Akting adalah aktivitas pemeran tokoh tenang dan nyaman. Ruang pemeranan yang
di atas pentas yang mengoreintasikan tingkah dibangun seorang pemeran dengan gerak atau
laku dan karakter manusia yang khas dalam respon
kecil,
biasanya
dilakukan
dalam
kehidupan sehari-hari serta diwujudkan me- suasana: tertekan, sedih, takut, mengabdi, dan
lalui gerak dan vokal. Berdasarkan definisi ter- budak.
sebut akting dapat dipahami melalui dua pendekatan, yakni pendekatan reprentatif dan pre-
g) Kostum
Pengertian kostum dalam seni peran
sentatif. Akting reprentatif adalah akting yang adalah semua perlengkapan yang dikenakan,
berusaha memindahakan jiwa seorang aktor menempel, melekat, mendandani untuk memuntuk mengilustrasikan tingkah laku karakter perindah tubuh pemeran. Kostum meliputi
yang dimainkan sehingga penonton terealisasi unsur; rias, busana, dan aksesoris sebagai pedari si aktor. Sementara itu, akting presentatif nguat, memperjelas watak tokoh, baik secara
adalah akting yang berusaha menyuguhkan fisikal, psikis, moral atau status sosial. Contingkah laku manusia melalui diri si aktor.
tohnya dalam berpakaian, seperti; Polisi,
124
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
Tentara, Hansip, Satpam, Guru, Kepala Desa,
yang dapat diapresiasi dalam pememntasan
Pejabat, Rakyat, Pengemis, Wadam, dan Anak drama diantaranya kostum pemain, tata pangSekolah
h) Properti
gung (penggunaan properti di atas panggung)
tata cahaya atau lampu panggung dan tata
Properti dalam pemeranan adalah se- suara (backsound).
mua peralatan yang digunakan pemeran, baik 2.2 Pembelajaran Apresiasi
yang dikenakan maupun yang tidak melekat di
tubuh, tetapi dapat diolah dengan menggunakan tangan (handprop) dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemeran, seperti: tas, topi, cangklong, tongkat, pentungan, kipas, panah dan busur, dan golok.
i) Musikal
Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laku pemeranan di
atas pentas, meliputi; irama suasana hati atau
sukma dalam membangun irama permainan
dengan lawan main, irama vokal, suara pengucapan (Opera, Gending Karesmen, dan Wayang Wong) sang pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat karakter tokoh
(Cepot, Bodor, Semar, dan Raja.) berupa; gending, musik, suara atau bunyi dan efek audio,
baik melalui iringan musik langsung (live)
maupun musik rekaman (playback), contohnya; Musik Kabaret, dan Musik Operet.
j) Unsur Artistik
Unsur pementasan yang keempat yakni
unsur artistik. Untuk artistik adalah unsur-unsur yang dapat memberiakan nilai keindahan
dalam suatu pementasan drama. Unsur artisik
Pemetasan Drama
Drama merupakan karya sastra yang
dapat disikapi sebagai karya sastra untuk
dibaca dan bahan dasar untuk pementasan drama. Hal ini yang membedakan drama dengan
puisi dan prosa. Jika karya sastra puisi dan prosa hanya disikapi sebagai karaya sastra baca,
drama juga dapat disikapi sebagi karya yang
utuh atau sempurna jika sudah dipentaskan.
Sebagai karya pentas, drama juga melibatkan penonton dalam aktivitas apresiasi drama seperti halnya naskah drama. Naskah drama dan pementasan drama diapresiasi seperti
dengan cara yang berbeda. Kegiatan apresiasi
naskah drama dialakukan melalui kegiatan
membaca naskah drama. Sebaliknya, kegiatan
apresiasi pementasan drama dialakukan melalui kegiatan menonton atau menyaksikan pementasan drama.
2.3Tujuan Pembelajaran Drama
Ruang lingkup pembelajaran bahasa
Indonesia apabila dilihat dari persepektif isi
pelajaran mencakup dua bidang bahasan, yakni
pembelajaran bahasa dan pembelajaran sastra.
125
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia 2012 sebanyak 90 orang. Semua mahasiswa
seperti yang tertuang dalam kurikulum yaitu mempunyai perannya masing-masing. Mereka
membekali pesrta didik dengan (a) kemam- memilih peran dalam kelompok yang mereka
puan berkomunikasi secara efektif dan efesien, kehendaki sesuai dengan minat ma-sing-mabaik lisan maupun tulisan; (b) kemampuan sing.
mehami dan mempergunakan bahasa Indonesia
Untuk memperoleh data penelitian,
untuk meningktkan kemampuan intelektual, penulis menerapkan teknik dokumentasi dan
kematangan emo-sional dan sosial, secara tepat kepustakaan. Cara ini dioperasionalkan dengan
dan kreatif; (c) kemampuan untuk menghargai mengumpulkan data yang relevan dengan makarya sastra.
salah penelitian.
Pembelajaran sastra sebagai bagian dari
Teknik analisis data dilakukan dengan
pembelajran bahasa Indonesia berupaya untuk proses menganalisis setiap aspek yang bermengenalkan karya sastra sebagai bagian dari
kaitan dengan indikator pemeranan. Selan-
khazanah
jutnya, aspek tersebut dianalisis dan diinter-
budaya
bangsa
kepada
siswa.
Melalui proses pembelajaran ini, siswa
pretasikan berdasarkan kajian teori yang digu-
diharapkan dapat menghargai, menikmati, dan nakan sesuai masalah penelitian.
memanfaatkan karya sastra guna memperluas
Langkah kerja yang dilakukan dalam
wawasan kehidupan. Pembelajaran pusi, prosa penelitian dapat diuraikan sebagai berikut.
dan drama yang mencakup pembelajaran sastra 1. Menganalisis struktur indikator efektivitas
terdiri atas pembelajaran apresiasi, untuk kerja
seni sastra dan penulisan kreatif sastra.
3. Metode
Sumber data yang menjadi objek pe-
Pemeranan;
2. Menganalisis data sesuai metode.
Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif analitis;
nelitian adalah empat buah CD penampilan 3. Penyimpulan, yaitu melakukan
perumusan yang menentukan kualitas
teater yang sudah dipentaskan pada bulan Januari tahun 2015. Pementasan yang dilakukan
yaitu teater, bersyair, bercerita, berbalas pan-
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil
tun, dan musikalisasi puisi. Subjek dalam pe- pengamatan pementasan teater yang telah dilanelitian ini adalah mahasiswa angkatan tahun
kukan. Adapun pemaparannya sebagai berikut.
126
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
4.1. Penampilan Teater berjudul
Lancang Kuning
Lancang Kuning adalah sebuah kapal
yang terdapat di daerah Riau. Dahulu terdapat
dua kerajaan yang bersahabat, kemudian mereka saling berperang akibat perselisihan antara kedua raja, yaitu Panglima Umar dan
Panglima Hasan. Konon agar kapal Lancang
Kuning dapat berlayar, kapal tersebut memerlukan tumbal. Alasan itulah yang dijadikan
Panglima Hasan untuk menjadikan Zubaidah
sebagai tumbal untuk kapal Lancang Kuning.
Oleh karena itulah persahabatan Panglima Hasan dengan Panglima Umar menjadi permusuhan.
Pemain dalam teater yang berjudul
Lancang Kuning ini diperankan oleh tokoh utama yaitu Fardhi sebagai Panglima Umar dan
Yudha sebagai Panglima Hasan. Adapun tokoh
lain yang diperankan oleh Puspa sebagai Zu-
sentrasi serta keseriusan pemain pada saat pementasan meminimalisir kesalahan yang muncul dari pemain khususnya aktor dalam mengucapkan dialog.
Dari segi make up pemain, sudah sesuai
dengan jenis pertunjukan yang dibawakannya.
Pemain yang menjadi seorang dukun sudah sesuai dengan wajah yang menakutkan dan hitam. Make up kedua raja juga sudah bagus
sehingga penonton dapat membaca watak pemain melalui riasan pada wajah pemain. Kostum yang digunakan pemain pada teater ini sangat menunjang karakter yang diperankan pemain. Seperti tokoh dukun menggunakan jubbah dengan tutup kepala yang memberikan kesan menakutkan. Tokoh kedua raja yang menggunakan pakaian ala kerajaan yang memberikan kesan keistimewaan dan mewah dan
menandai bahwa tokoh merupakan orang besar. Untuk dekorasi panggung sudah menarik
baidah istri Panglima Umar, Erni sebagai Dayang, Diky sebagai Datuk Laksamana, dan
Okta sebagai Dukun. Pementasan dilakukan
siang hari dengan suasana yang ramai. Kon-
dan sesuai dengan tema kerajaan pada naskah.
Dari segi perwatakan, Panglima Hasan yang
diperankan oleh Yudha memiliki watak yang
127
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
sangat garang dan mempunyai vokal yang yang terjadi antara dua kerjaan maka terdengar
sangat keras sedangkan Panglima Umar yang iringan musik yang keras dan cepat. Begitu
diperankan oleh fardhi dengan watak yang te- pula saat adegan sedih yang menampilkan iragas, bijaksana, dan pemberani. Watak yang ma soft dan lambat.
ditampilkan kedua pemain tersebut sesuai
Dalam teater Lancang Kuning yang
dengan apa yang terjadi dalam cerita Lancang disutradarai oleh Ririn Devianti Situmorang
Kuning.
dapat dikatakan berhasil. Sutradara dapat me-
Properti yang digunakan dalam teater ngatur properti yang digunakan oleh aktor di
tersebut adalah keris, kain songket, tajak, kursi, atas panggung sehingga semuanya dapat berbunga, mangkok, dan kapal. Properti tersebut fungsi. Sutradara dapat memilih musik sesuai
dapat digunakan dengan baik oleh para pemain
dengan adegan yang ditampilkan di atas pang-
saat di atas panggung. Properti tersebut tidak gung sehingga para penonton terhibur.
hanya menjadi pajangan saja, tetapi digunakan
Pementasan yang ditampilkan sudah
untuk membantu para aktor dalam berakting. bagus dan tidak mengecewakan. Seluruh aspek
Dalam teater Lancang Kuning ini juga menam- yang ditampilkan dapat menarik perhatian pepilkan tarian Lancang Kuning dengan iringan nonton dan ditambah lagi dengan ekspresi dan
musik Lancang Kuning.
mimik wajah para aktor dalam berdialaog
Pada saat pementasan teater tersebut membuat penonton cukup terkesima dengan
tidak menggunakan pencahayaan (lighting), adegan yang ditampilkan.
karena dipentaskan pada siang hari. Suasana
Ada hal yang kurang dalam penampilan
menjadi tegang dan memanas saat terjadi tersebut, saat Panglima Umar dan Panglima
pertarungan sengit antara Panglima Umar dan Hasanberperang, hendaknya membawa prajurit
Panglima Hasan dengan menggunakan seni agar prajurut dapat berfungsi, bukan hanya
beladiri silat. Pertarungan tersebut menarik
menjadi pengawal saja. Biasanya dalam cerita
perhatian penonton. Membuat penonton de- kerajaan, prajurit ikut serta juga dalam pepengan serius memperhatikan adegan-adegan rangan, namun dalam teater ini tidak meneyang ditampilkan oleh pemain.
rapkan hal yang seperti itu. Apabila prajurit
Instrumen musik yang digunakan da- ikut berperang dalam adegan pertempuran terlam
penampilan
tersebut
sesuai
dengan sebut, barulah terasa lebih meneggangkan dan
suasana dalam setiap adegan. Saat peperangan
seru.
128
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
4.2. Musikalisasi Puisi Berjudul
Ayah dan Ibu
kawan. Properti tersebut sangat berguna bagi
pemain musikalisasi agar enak didengar oleh
penonton.
Puisi yang berjudul Ayah dan Ibu ini
dibawakan oleh Diky dan kawan-kawan dengan iringan musik yang sedih. Kostum yang
digunakan saat penampilan musikalisasi puisi
yaitu pakaian hitam yang memberikan kesan
seram. Kesan seram menjadi lebih seram berkat make up yang digunakan.
Suasana dalam musikalisasi pusi tersebut ada yang menyeramakan dan ada juga
yang menyedihkan. Para tokoh sangat menyatu
dengan irama musik dan puisinya. Ini menunjukkan kerjasama antara pemain musik dan
para tokoh musikalisasi puisi. Musikalisasi tersebut menggunakan properti seperti alat musik
gendang dan piano untuk mengiringi musikalisasi yang dibawa oleh Diky dan kawan-
Dari keseluruhan musikalisasi puisi
tersebut pemain sudah menampilkan yang terbaik, dapat dikatakan musikalisasinya berhasil
dan tidak mempunyai kesalahan baik dari segi
penampilan
maupun
dari
segi
menya-
nyikannya, irama musik pun sangat menyatu
terhadap pementasan musikalisasi puisi, tak
ada kesumbangan irama dan juga tidak ada
lambat tempo yang mendahului penmapilan
musukalisasi. Berikut puisinya:
Tuhan …
Ketika aku dapat melihat senyum yang
terpancar diraut wajah nya …
Hatiku terasa sejuuuik sekali …
Dan ketika aku melihat air mata jatuh
dipipinya ….
Hatiku begitu hancur ….
Wajah tua yang selalu kupandangi …
Wajah
tua
yang
selalu
membuat
merindukannya …
Wajah tua yang selalu ingin kubahagiakan …
Membuat ku selalu ingin disampingnya …
Selalu membuatku ingin menemaninya …
Tapi apalah daya …
Kini aku harus mencari sesuap nasi dikota ini
yang memaksaku pergi meninggalkannya ….
129
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
Berat rasa hati meninggalkannya …
Namun hanya dengan cara ini aku bisa
menciptakan sedikit kebahagiaan untuknya …
Tuhan jaga ibuku disaat aku tak mampu
menjaga nya …
Sehatkan ibuku saat aku tak mampu menjaga
kesehatannya …
Panjang kan umur ibuku agar aku dapat
membahagiakannya dan membuatnya bangga
padaku
Ku mohon Tuhan …
Jaga jantung hatiku saat aku jauh .
engok kami punye cerite.
Pantun panglima Dahlan
3.Hang kiyu pergi kena sebat
Kena sebat sambil mendaki
Kalu itu kate kalian hebat
Itu lebih parah dari pada kami.
4.Anak ayam belajar sepeda
Belajar sepeda jatuh dikali
Hanya iitu yang kalian punya
Coba tanding teater kami.
Pantun panglima Amir
5. Pohon jambu daun nya lebat
Pohon ditanam oleh syahrini
Memang teater kalian memang hebat
Tapi lebih hebat puisi kami.
Pantun panglima Dahlan
6.Itu bunge punye syahrini
Bunge dibeli di kota itali
Itu saje kau punye pusi
Coba kau dengar cerite kami.
Pantun panglima Amir
7.Pergi kekota membeli makan
Membeli makan singgah diakali
Jangan sombong datuk dahlan
Teater kami lagi bergengsi.
Pantun panglima Dahlan
8.Pergi kekota baru membeli waper
Membeli waper ditambah kuaci
Jika kalian memiliki teater
Kami tandingi dengan puisi
Dari penampilan teater tersebut sudah
bagus dan sangat menarik lucu apalagi kedua
panglima tersebut memakai bahasa Melayu
sehingga pantun tersebut menjadi menarik.
Pantunnya pun juga tepat apa yang ia
sampaikan kan dan apa yang ditamapilkan oleh
para pementasan lain nya.
4.7. Musikalisasi Puisi
Puisi Taufik Ismail yang di yang dijadikan sebuah musikalisasi pusi oleh Hendri
dan kawan-kawan mereka membayakan pusi
tersebut dengan suasana yang begitu sedih
mereka menghayati puisi tersebut banyak ekspresi dan mimik yang dihayati oleh para pembaca dan tidak ada terlihat kesalahan-kesalahan
dalam menyanyiakannya.
Properti yang digunakan oleh pemain
musikalisasi pusi adalah gitar dan sebuah gendang dari properti tersebut sangat berguna dan
bermanfaat sekali bagi para musikalisasi puisi.
Musikalisasi tersebut banyak ada juga terdengar pembaca pusi yang dilakukan hendri
130
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
dan kawan-kawannya. Dari musikalisasi ter- Abu membawa batu
Batu membawa lindu
sebut tidak terdapat (lighting) atau penLindu membawa longsor
cahyaan karena menampilkan puisi tersebut di Longsor membawa air
Air membawa banjir
ruang yang terbuka atau di panggung yang terBanjir membawa air
kena dengan cahay sinar matahari tetapi lebih air
mata
bagus lagi jika musikalisasi puisi tersebut
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?
memakai (lighting).
Allah
Busana sudah bagus dan dan tepat
Kami telah membaca gempa
sesuai dengan musikalisasi pusi yang dinya- Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
nyikan. Instrumen musik yang digunakan
Kami telah dihujani abu dan batu
dalam penampilan musikalisasi puisi sesuai Allah
Ampuni dosa-dosa kami
dengan pembaca puisi dan musikalisasi puisi
Beri kami kearifan membaca
Seribu tanda-tanda
sehingga memikat perhatian penonton.
Karena ada sesuatu yang rasanya
Puisi Taufik Ismail
mulai lepas dari tangan
Membaca Tanda-Tanda Karya Taufiq Ismail dan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya
Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas
tak begitu jelas
dari tangan
tapi kini kami
dan meluncur lewat sela-sela jari kita
mulai
Ada sesuatu yang mulanya
merindukannya.
tak begitu jelas
tapi kini kita mulai merindukannya
Puisi tersebut menceritakan daereah
Kita saksikan udara
abu-abu warnanya
yang pernah dilanda bencana seperti banjir,
Kita saksikan air danau
gunung meletus dan longsor diamana manusia
yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil
meminta amapun kepada Allah Swt. Atas
tak lagi berkicau pagi hari
segala dosa-dosa dan juga pengarang menHutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
ceritakan hal-hal untuk mengingat kan manusia
Daun kehilangan dahan
agar tidak berbuat dosa dan kemakshiatan.
Dahan kehilangan
hutan
Pengarang juga menceritakan tentang kisah
Kita saksikan zat asam
yang pernah dialami nya pada masa itu serta
didesak asam arang
dan karbon dioksid itu
dan pengarang menceritakan kisah itu lewatv
menggilas paru-paru
puisi agar pembaca bisa memahami maksud
Kita saksikan
Gunung memompa abu
pengarang dalam menulis puisi tersebut.
131
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
8. Bersyair
baca agar bisa menerapkan kelakuan yang baik
Syair adalah salah satu jenis puisi.Kata dan meninggalkan segala larangannya. Syair
"syair" berasal dari bahasa Arab syu’ur yang tersebut yang dibawakan oleh 8 orang, dimana
berarti "perasaan". Kata syu’ur berkembang satu orang lelaki dan tujuh orang perempuan.
menjadi kata syi’ru yang berarti "puisi" dalam Laki-laki tersebut bernama Patri. Patri dan
pengertian umum.Syair dalam kesusastraan kawan-kawan tersebut tidak menggunakan iraMelayu merujuk pada pengertian puisi secara ma musik hanya saja mereka menggunakan
umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya properti yaitu tempat alas duduk. Pembaca
syair tersebut mengalami perubahan dan modi- syair tersebut membaca syair secara berfikasi sehingga syair di desain sesuai dengan gantian, tidak ada kesalahan-kesalahan dalam
keadaan dan situasi yang terjadi. Dalam pengucapan.
perkembangannya di Asia Tenggara, syair ter-
Penampilan syair tersebut tidak meng-
sebut mengalami perubahan dan modifikasi se- gunakan lighting atu pencahayaan yang mehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi me- nyoroti panggung, pembaca syair pun sangat
ngacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab.
kompak satu sama lain tanpa ada keraguan-
Penyair yang berperan besar dalam mem- keraguan yang timbul, penampilan tersebut subentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fan- dah menampilkan nya sangat bagus dan
suri dengan karyanya, antara lain: Syair syairnya pun sangat enak didengar dan dapat
Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, menghibur para penonton. Pembaca syair sudan Syair Sidang Fakir. Syair ini banyak dah sesuai memakai pakaian yang berhuterdapat dikerajaan Melayu dahulu karena bungan dengan syair dari make-up nya pun
orang Melayu dulu sering menggunakan syair tidak mencolok bagi pembaca baik laki-laki
ketika pada acara-acra pesta pernikahan dana maupun perempuan. Penggunaan properti pun
adat istiadat Melayu.
tidak ada masalah karena syair tersebut keli-
Syair memliki irama yang sangat disu- hatan tidak banyak menggunakan bahan prokai oleh orang dan syair banyak meng-gunakan perti yang berlebihan.
bahasa yang memiliki makna-makna yang sa-
Dari segi vokal pembaca syair irama
ngat luar biasa biasa nya tentang nasihat ke- dan tempo nadaanya sangat pas dan bagus
pada anak-anak dam orang yang berbuat dosa. dengan terburu-buru dan tidak juga terlalu
Syair juga memilki tunjuk ajar bagi para pem- lambat dana ada juga kekompakan dalam
132
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
menyambung membaca syair, pembaca pun pementasan. Proses pementasan ini bersifat
tidak kaku dan tidak gugup dalam membaca
live, jika terjadi kesalahan maka semuanya
syair dengan menghadap penonton yang begitu akan tamapak. Oleh karena itu, dalam dunia
ramai tetapi pembaca dengan santai mem- pementasan segalanya harus dimatangkan agar
bacanya.
kesuksesan bisa dicapai. Seluruh elemen (kru)
Syair tersebut bnayak makana dan arti harus kompak dan bersatu dalam latihan dan
tertentu umtuk kita ketahui dalam bersyair pementasan. Semuanya bagi sisi mata uang
serta mendengarkannya pembaca mungkin su- yang saling membutuhkan.
dah memahami isi syair tersebut sehingga ia
Adapun yang menjadi catatan penting
bisa menghayati syair tersebut dan menyatu
dalam pementasan yaitu, sering melaksanakan
pemikiran, kekompakan terhadap pembaca latihan dengan intensitas yang teratur, banyak
satu dengan lainnya. Pengarang syair pun memebaca teori untuk menambah wawasan
mengarangnya denagan bahasa yang baik dan tentang teknik pementasan, sering bertanya
mudah dimengerti oleh pembaca. Kata-katanya kepada yang lebih tau sehingga pengalaman
pun tidak begitu rumit untuk dimengerti, baha- bertambah. Selain itu, sutradara harus memsanya banyak menggunakan bahasa denotasi berikan pengertian kepada seluruh elemen
dan tidak banyak menggunakan bahasa kono- pementasan agar paham dengan tugasnya.
tasi. Dari keseluruhan syair yang dipentaskan Selanjutnya, tidak putus asa dan bersedia
oleh Patri dan kawan-kawan sangat baik dan menerima kritikan dan saran dari berbagai pidapat dikatakan berhasil karena dilihat dari hak dan sebelum pementasan yang sesungkekompakan satu sama lainnyadan tidak ada guhnya ada baiknya dilakukan para pemenrasa
kesalahan
dalam
penampilan
syair
tasan dengan pemanfaatan fasilitas secara tota-
tersebut dari awal masuk hingga penutupan litas.
syair.
5. Simpulan
Daftar Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian, maka Elder, Glen H. 1975. Children of the Great
Depression: Social Change in Life
simpulan penelitian ini adalah mementaskan
Experience. Chicago: The University of
drama tidaklah semudah yang dibayangkan.
Chicago Press.
Khususnya bagi sutradara. Ia merupakan ujung
tombak atas keberhasilan dan kegagalan
133
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
Pratiwi, Yuni dan Frida Siswiyanti. 2014. Sudjiman, Panuti. 1986. Kamus Istilah Sastra.
Teori Drama dan Pembelajarannya.
Jakarta: PT Gramedia.
Yogyakarta: Ombak Dua.
Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode,
Jakarta: Erlangga.
dan
Teknik
Penelitian
Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip-Prinsip
Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Rendra. 1982. Tentang Bermain Drama.
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Tasman, Abel. 2002. Republik Jangkrik:
Sejumlah Cerita Pendek. Pekanbaru:
Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama dan
CV Mahkota Riau.
Teater. Yogyakarta: Ombak Dua.
Titus, A.Harold. Living Issues in Philosophy
Semi, Atar. 2008. Stilistika Sastra. Padang:
Amerrika Book.
New York:
Universitas Negeri Padang.
Terjemahan HM Rusydi.
Sayuti,
A Sumanto. 1985. Puisi dan Wahyudi, Ibnu. 1990. Konstelasi Sastra.
Pengajarannya. IKIP Yogyakarta:
Jakarta: Devisi Hiski Pusat.
Semarang Press.
Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Warren & Wallek. 1989. Teori Kesastraan.
UNP Press.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Yusuf, Suhendra. 1995. Leksikon Sastra.
Bandung: Yrama Widya.
Bandung: Mandar Maju.
134
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 1 Nomor 1 Edisi Agustus 2016 (120-134)
135
Download