BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata ‘to manage’ yang artinya mengatur. Mengatur melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang ingin diinginkan. Dari berbagai literature manajemen, ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu melakukan aktivitas manajemen, manajemen sebagai suatu seni (art) dan manajemen sebagai suatu ilmu.Berikut definisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli. Pengertian manajemen menurut Manulang(2012:1) mendefinisikan sebagai berikut: “Manajemen sebagai suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penyusunan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”. Sedangkan menurut Stoner dan Freeman (2012:44) adalah sebagai berikut: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut G.R. Terry (2010:16) menjelaskan bahwa: “Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya”. 1 Jadi, dapat ditunjukkan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang mengatur manusia untuk memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. 2.2 Manajemen Keuangan 2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Riyanto (2013:4) pengertian manajemen keuangan adalah : “Manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut”. Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz (2012:2) yang diterjemahkan oleh Mubarakah manajemen keuangan adalah: “Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum”. Menurut Martono dan Agus (2010:4) menyebutkan bahwa: “Manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh”. Dari ketiga pengertian diatas, dapat ditunjukkan bahwa manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana, menggunakan dana, dan mengalokasikan dana tersebut guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan. 2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset, mendanai asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi tersebut menurut Martono dan Agus (2010:4) ada 3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan, yaitu: 1. Keputusan Investasi (Investment Decision) Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi adalah yang paling penting diantara ketiga keputusan lainnya. Hal ini dikarenakan keputusan investasi berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu yang akan datang. 2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan ini menyangkut beberapa hal. Pertama, keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Kedua, penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal. 3. Keputusan Pengelolaan Asset (Assets Management Decision) Apabila asset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka asset-asset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pemanfaatan asset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut menuntut manajer keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva tetap. 2.2.3 Tujuan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sebagai aktivitas memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset secara efisien membutuhkan tujuan atau sasaran. Menurut Martono dan Agus (2010:13) tujuan manajemen keuangan adalah: “Memaksimumkannilai perusahaan (memaksimumkan) kemakmuran pemegang saham yang diukur dari harga saham perusahaan”. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:132)dalam Yulianto tujuan manajemen keuangan yaitu: “Memaksimalkan kekayaan pemegang saham dalam jangka panjang, tetapi bukan untuk memaksimalkan ukuran-ukuran akuntansi seperti laba bersih atau EPS”. Selanjutnya menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:6) adalah: “Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan”. Berdasarkan tujuan manajemen keuangan diatas dapat ditunjukkan bahwa tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. 2.3 2.3.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan, manajer keuangan perlu memahami kondisi keuangan perusahaan.Untuk memahami kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.Disamping manajer keuangan, beberapa pihak diluar perusahaan juga perlu memahami kondisi keuangan perusahaan diantaranya adalah calon investor dan kreditur. Menurut Martono dan Agus (2010:51) adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Kemudian menurut Brigham dan Houston (2010:84)dalam Yuliantolaporan keuangan yaitu: “Beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis diatasnya, tetapi juga untuk memikirkan asset-aset nyata yang berada di balik angka tersebut”. Selanjutnya menurut Fahmi (2011:2) laporan keuangan yaitu: “Merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”. Dari ketiga pengertian diatas dapat ditunjukkan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang didalamnya terdapat kondisi posisi keuangan perusahaan sebagai suatu alat informasi bagi pihak manajemen maupun pihak lain yang berkepentingan, khususnya dalam hal pengambilan keputusan. 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Kasmir(2012:11), berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu: 1. Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya. 2.3.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan merupakan ringkasan dari harta, kewajiban, dan kinerja operasi selama satu periode akuntansi tertentu. Pada umumnya, laporan keuangan terdiri atas tiga hal utama, yaitu Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba Rugi (Income Statement), dan laporan perubahan modal (Statement of Changes in Capital).Dalam perkembangannya, komponen laporan keuangan bertambah dengan satu laporan keuangan, yaitu laporan arus kas (Cash Flow). Dimana menurut Gumanti (2011:103) jenis laporan keuangan yaitu: 1. Neraca (Balance Sheet) Merupakan laporan tentang kekayaan dan kewajiban atau beban suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Menunjukan kinerja operasi suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu dan juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menjalankan kegiatan usaha serta seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. 3. Laporan Perubahan Modal (Statement of Change in Capital) Menunjukan berapa besar bagian atau porsi dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan yang diinvestasikan kembali ke perusahaan yang mempengaruhi besaran modal secara keseluruhan. 4. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Menyajikan informasi tentang arus kas bersih dari tiga kegiatan utama perusahaan, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari pendanaan, dan arus kas dari pendanaan investasi. 2.4 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan sangat perlu dilakukan demi mengetahui keadaan suatu perusahaan sebelum manajer keuangan mengambil sebuah keputusan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumberinformasiyang paling penting bagi para pemakai laporan keuangan karena laporan keuangan itu sebagai alat prediksi yaitu dapat memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang tentang keadaan suatu perusahaan yang tentunya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan itu terlebih dahulu. Dalam perekonomian modern laporan keuangan merupakan mediapenting dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan perusahaan biasanya diterbitkan secara periodik bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, mingguan,dan harian.Laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor ,bank ,manajemen, pemerintah maupun pelaku pasar modal. Laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan utama pihak-pihak tertentu dalam proses pengambilan keputusannya. 2.4.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan MenurutVan Horne dan Wachowicz Jr. (2012:154) Analisis laporan keuangan adalah: “Seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan”. Menurut Kasmir (2012:66) pengertian analisis laporan keuangan adalah: “Penyusunan laporan keuangan berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar sehingga akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya”. Menurut Munawir (2010:35) analisis laporan keuangan adalah: “Analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk mempelajari data-data keuanga agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan hal ini tidak terlepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil. 2.4.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger, sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang, sebagai diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya, atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporankeuangan adalah: 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Sedangkan Menurut Munawir (2010:31): “Tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil”. Dengan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan makaakandiperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisikeuangan,hasil-hasil yang dicapai dan prediksi keuntungan dimasa mendatangpadaperusahaanyangbersangkutan.Darisemuatujuantersebut,tujua nyangterpentingdari analisis laporan keuangan adalah untuk mengurangi ketergantunganparapengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan intuisi sertamengurangidan mempersempit lingkup ketidakpastian pada setiap prosespengambilankeputusan. 2.4.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Menurut Munawir (2010:36-37), teknik analisis laporan keuangan terdiri dari: 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan: a) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. b) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. c) Kenaikan atau penurunan dalam persentase. d) Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio. e) Persentase dalam total. Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. 2. Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan dengan persentase per komponen (Common SizeStatement), adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumbersumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2.5 Analisis Rasio Keuangan 2.5.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Dalam menghindari masalah yang timbul di dalam membandingkan perusahaan dengan ukuran yang berbeda yaitu dengan cara menghitung dan membandingkan rasio-rasio keuangan. Dimana rasiorasio tersebut merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki hubungan yang ada diantara berbagai bagian informasi keuangan. Menurut Fahmi(2011:106) Rasio keuangan adalah: “Hasil yang di peroleh dari perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya”. Sedangkan menurut Warsidi dan Bambang (2011:108) dalam Fahmi bahwa analisis rasio keuangan adalah: “Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan”. Kemudian menurut Samryn (2011:409) analisis rasio keuangan adalah: “Suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan perusahaan”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat ditunjukkan bahwa analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan. 2.5.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan Dengan menganalisis sebuah laporan keuangan akan didapatkan sebuah gambaran mengenai keadaan suatu perusahaan. Adapun manfaat dengan digunakannya (2011:109)yaitu: analisis rasio keuangan menurut Fahmi 1. Bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. 2. Bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan. 3. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. 4. Bermanfaat bagi para kreditur digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. 5. Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. Berdasarkan manfaat analisis rasio tersebut kita dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, besarnya hutang yang digunakan perusahaan apakah rasional atau tidak, dan perencanaan yang akan digunakan dalam investasi 2.5.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Secara garis besar ada empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas (rentabilitas). Keempat jenis rasio tersebut dijelaskan menurut Martono dan Agus (2010:53) adalah: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio yang menunjukan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancer lainnya dengan hutang lancar.Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktivitas dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan assetasetnya. 3. Rasio Leverage(Leverage Ratio) Rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. 2.6 Pasar Modal 2.6.1 Pengertian Pasar Modal Pasar Modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1)yaitu: “Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri”. Menurut Widoatmodjo (2012:15)yaitu: “Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun”. Sementara itu definisi pasar modal menurut Martalena dan Malinda (2011:2)adalah sebagai berikut: “Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument derivatif maupun instrument lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi”. Dari ketiga pengertian diatas, dapat ditunjukkan bahwa pasar modal layaknya pasar tradisional yang mempertemukan pihak kelebihan dana (pembeli efek) dengan pihak yang kekurangan dana (penerbit efek) yang terhimpun dalam wadah jual beli instrumen pasar modal hingga terbentuknya permintaan dan penawaran atas efek. 2.6.2 Peranan Pasar Modal Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena memberikan dua fungsi sekaligus yaitu: 1. Fungsi ekonomi. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana dari masyarakat melalui penjualan efek saham dengan prosedur IPO atau efek utang (obligasi). 2. Fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. 2.6.3 Jenis-Jenis Pasar Modal Pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar yaitu: 1. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah tampat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum.Penawaran umum awal ini, yang disebutjuga Initial Public Offering (IPO), telah mengubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk).Masyarakat umum yang ingin membeli efek dapat melakukan pesanan beli langsung kepada penjamin emisi atau kepada agen penjual terdekat. 2. Pasar Kedua (Secondary Market) Pasar kedua (sekunder) adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa Efek diperjual-belikan.Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efekefek yang tercatat di Bursa, setelah terlaksananya penawaran perdana.Di pasar ini, efek-efek diperdagangkan dari satu investor ke investor lainnya.Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan istilah Order Driven Market. 3. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat perdagangansaham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market). Bursa parallel merupakan suatu system perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). 4. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat adalah sarana transaksi jual beli efek antar investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek.Transaksi dilakukan secara tatap muka antar investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. 2.6.4 Instrumen Pasar Modal Bentuk instrument di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa: 1. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham. 2. Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu diatas 3 tahun. 3. Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. 4. Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. 5. Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). 2.7 Saham 2.7.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument keuangan yang diperdagangkan dipasar modal yang paling populer dan paling banyak diminati masyarakat walupun memiliki resiko yang besar. Keuntungan yang akan diperoleh dari penanaman modal dalam bentuk ini adalah dividend selain mendapatkan keuntungan berupa dividend para pemegang saham akan memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Untuk memperoleh modal, perusahaan menerima setoran dari para investor.Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetorkan modal.Pemilik perusahaan merupakan pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham. Pengertian saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:5) mendefinisikan saham sebagai berikut: “Saham (stock) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”. Kemudian menurut Fahmi (2012:81) saham adalah: “Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan, kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya, dan persediaan yang siap untuk dijual”. Sedangkan menurut Riyanto (2010:240) pengertian saham adalah sebagai berikut: ”Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam perseroan terbatas, bagi yang bersangkutan yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya meskipun pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan peranan permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya”. Berdasarkan pernyataan tersebut saham dapat dikatakan sebagai surat bukti pemilikan terhadap sebagian modal atas perseroan terbatas. Bagi investor, dengan memiliki surat bukti tersebut berarti ia sebagai pemilik perusahaan yang menerbitkan surat bukti tersebut dalam hal ini saham. Hal tersebut disebabkan karena untuk mendapatkan surat bukti tersebut investor mengeluarkan dananya yang digunakan untuk kegiatan usaha perusahaan. 2.7.2 Jenis-Jenis Saham Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana untuk membentuk struktur modal yang efisien ataupun untuk membiayai proyek yang akan dilakukan biasanya menggunakan alternatif penjualan obligasi atau surat hutang perusahaan, penggunaan laba ditahan, penjualan saham baru, ataupun kombinasi diantaranya. Adapun jenis-jenis saham menurut Fahmi dan Hadi (2011:68) antara lain: 1. Blue chip-stock (saham unggulan). Adalah saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan management yang berkualitas. 2. Growth Stock. Adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham-saham lain, dan karenanya mempunyai PER yang tinggi. 3. Defensive Stock (saham-saham defensif). Adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan, dan kinerja pasar. 4. Cyclical Stock. Adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu. 5. Seasonal Stock. Adalah saham dimana perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan. 6. Speculative Stock. Adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau negatif. 2.8 Profitabilitas Profitabilitas mengukur fokus padalaba perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2010:35).Profitabilitas merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan strktur modal perusahaan.Hal ini dikarenakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil karena laba yang ditahan tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Menurut Weston dan Brigham (2010:84)Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akanmenggunakan laba ditahan sebelum memutuskan untuk menggunakan utang. Profitabilitas menurut Saidi (2011:43) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham padaperusahaan adalah untuk mendapatkan returnyang terdiri dari yielddan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor. Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaandengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil.Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan iniadalah bahwa perusahaan yang profitabletidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Tingkat pengembaliannya yang sangat tinggi memungkinkan perusahaan tersebut untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Brigham dan Houston, (2010:56). Fungsi manajemen keuangan dalam kaitannya dengan profitabilitas akan membuat seorang manajer keuangan perlu membuat keputusan. Fungsi spesifik yang berkaitan dengan profitabilitas yaitu pengaturan Biaya. Posisimanajer keuangan adalah memonitor dan mengukur jumlah uang yang dikeluarkan dan dianggarkan oleh perusahaan.Ketika terjadi kenaikan biaya, manajer dapat membuat rekomendasi yang diperlukan agar dapat dikendalikan. Manajer keuangan dapat mensuplai informasi mengenai harga, perubahan biaya serta profit margin yang diperlukan agar bisnis dapat berjalan lancar dan sukses.Manajer keuangan bertanggung jawab untuk mendapatkan dan menganalisis data relevan dan membuat proyeksi keuntungan perusahaan. Untuk memperkirakan keuntungan dari penjualan di masa yang akan datang, perusahaan perlu mempertimbangkan biaya saat ini serta kemungkinan kenaikan biaya dan perubahan kemampuan perusahaan untuk menjual barang pada harga yang telah ditetapkan. 2.9 Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktoryang diperhitungkan dalam keputusan struktur modal. Menurut Riyanto (2010:25), likuiditas perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan perusahaan dalam melanjutkan operasionalnya ketika perusahaan tersebutdiwajibkan untuk melunasi kewajibannya yang akan mengurangi dana operasionalnya.Perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunyaberarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”dan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar atau hutang jangka pendek dan sebaliknyaMunawir (2011:31). Likuiditas dan struktur modal mempunyai pengaruh terhadapjenis modal apa yang akan ditarik. Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar, maka dirasa perlu bagi perusahaan tersebut mengeluarkan sekuritas secara bersamasama begitu pula sebaliknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi berarti perusahaan memiliki internal financing yang akan cukup digunakan untuk membayar kewajibanya sehingga struktur modal juga berkurang. Liquidty akan mengurangi penggunaan debt. Ramlall, (2010:89). 2.10 Struktur Modal 2.10.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan salah satu faktor fundamental dalam operasi perusahaan. Pengertian struktur modal menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010: 240) menyatakan: “Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”. Sedangkan menurut Kamaludin (2011:306) menyatakan: “Struktur modal atau capital structure adalah kombinasi atau bauran sumber pembiayaan jangka panjang”. Menurut Rodoni dan Ali (2010:137) adalah: “Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan”. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan bauran atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktivanya. Struktur modal berkaitan dengan perolehan sumber pendanaan perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Menurut Riyanto (2012:210) modal dibagi menjadi 2 yaitu: A. Modal Sendiri Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri terdiri dari dua sumber yaitu sumber internaldan exsternal. Modal sendiri yang berasal dari sumber internal ialah dalam bentuknya keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Modal sendiri yang berasal dari sumber exsternalialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal yang berasal dari pemilik perusahaan terdiri dari berbagai macam bentuk menurut bentuk hukum dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan.Dalam PT yang berasal dari pemilik ialah modal saham. Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk P.T. terdiri dari: 1. Modal Saham Saham adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu P.T. Adapun jenis-jenis dari saham adalah sebagai berikut: a) Saham biasa (Common Stock) Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan maka pemegang saham tidak mendapatkan dividen. b) Saham Preferen (Preferred Stock) Pemegang saham preferen mempunyai beberapa prefrensi tertentu di atas pemegang saham biasa. Perbandingan dividen dari saham preferen diambilkan terlebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Apabila perusahaan dilikuidasi, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa. 2. Cadangan Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk modal sendiri adalah : a) Cadangan ekspansi Cadangan ekspansi adalah cadangan yang digunakan untuk perluasan modal, baik perluasan modal kerja dan modal kerja tetap (yang digunakan secara tetap dan terus menerus di dalam perusahaan). Dimaksudkan untuk mencapai efisiensi menjadi lebih kompetitif serta untuk meningkatkan keuntungan/profit perusahaan. b) Cadangan modal kerja Cadangan modal kerja merupakan salah satu bagian dari asset yang ada dalam perusahaan. Modal kerja menurut Riyanto (2012:213) adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari. c) Cadangan selisih kurs Cadangan selisih kurs adalah cadangan untuk mengantisipasi ketidakpastian global menekan nilai tukar rupiah. d) Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak diduga sebelumnya (cadangan umum) Adapun cadangan yang tidak termasuk dalam modal sendiri antara lain adalah cadangan depresiasi, cadangan piutang ragu-ragu dan cadangan yang bersifat hutang (cadangan untuk pensiun pegawai, cadangan untuk membayar pajak). 3. Laba Ditahan Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana yang telah diuraikan. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan. B. Modal Asing Modal asing atau hutang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang. Menurut Riyanto (2012:214), modal asing terbagi menjadi tiga kelompok antara lain: 1) Hutang jangka pendek Hutang jangka pendek adalahmodal asing yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. Hutang jangka pendek terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang akan segera jatuh tempo, dan penghasilan yang diterima dimuka. 2) Hutang jangka menengah Hutang jangka menengah adalah modal asing yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun.Kebutuhan membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan utang jangka pendek di satu pihak juga sulit dipenuhi dengan hutang jangka panjang. Menurut Riyanto (2012:216), bentuk utama kredit jangka menengah adalah sebagai berikut: Leasing Leasing adalah suatu cara untuk menggunakan suatu aktiva tanpa harus membeli aktiva tersebut. Karena leasing merupakan suatu bentuk persewaan dengan jangka waktu tertentu.Kepemilikan atas aktiva tersebut berada pada pihak yang menyewakan (lessor), tetapi pemanfaatan ekonominya dilakukan oleh pihak yang menyewa (lessee). 3) Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun.Hutang jangkapanjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjakan perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dalam perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Menurut Riyanto (2012:218), Jenis atau bentuk hutang jangka panjang antara lain: a) Hutang Obligasi Obligasi adalah surat pengakuan hutang jangka panjang secara tertulis dalam surat kontrakobligasi yang di lakukan oleh pihak berhutang yang wajib membayar bunganya disertai bunga (penerbit obligasi) kepada pihak yang berhak menerima pembayaran atas piutang yang dimilikinya. b) Hutang Hipotik Hutang Hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana kreditur diberi hak hipotik terhadap suatu barang yang tidak bergerak, agar supaya bila debitur tidak memenuhi kewajibanya, barang itu dapat dijual dan hasil dari penjualanya dapat digunakan untuk menutup tagihanya. 2.10.2 Teori Struktur Modal a) Signaling Theory Signaling theorymenunjukan kecenderungan adanya informasi asimetri antara manajemen dan pihak diluar perusahaan. Isyarat atau signalmenurut Brigham dan Weston (2010:87) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencobamenghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap model baru yang diperlukan dengan cara cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham untuk suatu perusahaan umumnya merupakan suatu syarat (signal)bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun. Karena menerbitkan saham baruberarti memberikan syarat negatif kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Biaya yang terkait dengan pensinyalan adalah dana yang digunakan untukinvestasi yang produktif yang umumnya didapat dari kreditur. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana gambaran pasaran efeknya. Dalam halini gambaran pasaran efek dapat bergunauntuk memprediksi dana yang efektif untuk berinvestasi. Menurut Hartono (2010:529), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signalbagi investor dalam pengambilan keputusan investasi, jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan menghindari penjualan saham dan memenuhi kebutuhan modal dengan caralain, termasuk melalui hutang dengan struktur modal yang melebihi normal sebaliknya perusahaan yang kurang menguntungkan akan cenderung memenuhi kebutuhan modalnya dengan melakukan penjualan saham. b) The Modigliani-Miller Model Teori mengenai struktur modal bermula pada tahun 1958, ketika Modigliani dan Miller (yang selanjutnya disebut MM) mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”.MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhioleh struktur modalnyaBrigham dan Houston, (2010:234). MM berpendapat bahwa dalam keadaanpasar sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai perusahaan, tetapi dengan adanya pajak maka hutang akan menjadi relevan. Namun, studi MM didasarkan pada sejumlah asumsi yangtidak realistis, antara lain Brigham dan Houston, (2010:235) tidak ada biaya broker (pialang) tidak ada pajak,tidak ada biaya kebangkrutan. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang samadengan perseroan. Semua investor mempunyai informasi yang sama, EBIT (earnings before interest and taxes atau laba sebelum bunga dan pajak ) tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang. Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan.Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bungaatas hutang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaaan meningkat sejalan dengan makinbesarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik maksimum bilaseluruhnya dibiayai dengan hutang Brigham dan Houston (2010:236).Hasil studiMM yang tidak relevan jugatergantung pada asumsibahwa tidak ada biaya kebangkrutan.Namun dalam praktik, biaya kebangkrutan dapat sangat mahal. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat tinggi, serta sulit menahan pelanggan, pemasok dan karyawan.Masalah yang terkait kebangkrutan cenderung muncul apabila perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya Brigham dan Houston, (2010:270).Apabila biaya kebangkrutan semakin besar, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham jugasemakin tinggi. Biaya modal hutang juga akan semakin tinggi karena pemberi pinjaman akan membebankan bunga yang tinggi sebagai kompensasi kenaikan risiko kebangkrutan. Oleh karena itu, perusahaan akan terus menggunakan hutang apabila manfaat hutang (penghematan pajak dari hutang) masih lebih besar dibandingkan dengan biaya kebangkrutan. Jika biaya kebangkrutan lebih besar dibandingkan dengan penghematan pajak dari hutang, perusahaan akan menurunkan tingkat hutangnya. Tingkat hutang yang optimal, dengan demikian modal yang optimal, terjadi pada saat tambahan penghematan pajak sama dengan tambahan biaya kebangkrutan. c) Teori Struktur Modal Dalam neraca perusahaan (balance sheet) yang terdiri dari sisi aktiva yang mencerminkan struktur kekayaan dan sisi pasiva sebagai struktur keuangan.Struktur modal sendiri merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri Riyanto (2012:218). Menurut Weston dan Copeland (2011:67) struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham, sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangan. Menurut Van Horne dan Wachowicz Jr (2012:132) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa. Pemenuhan akan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan baik secara internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal (internal financing) adalah laba ditahan dan depresiasi.Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan hutang (debt financing)dan pendanaan modal sendiri (equity financing).Pembiayaan hutang dapat diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui penerbitan saham baru. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan (yang tercermin dari harga saham perusahaan), kalau keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainyaperusahaaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuanganlainnya. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak mengubah nilai perusahaan, berarti tidak ada struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik.Yang dimaksud dengan nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual Husnan, (2010:89).Teori mengenai struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para peneliti. Berikut ini akan diuraikan mengenai teori-teori tersebut. d) Pecking Order Theory Pecking Order Theorydikembangkan oleh Stewart C.Myers dan Nicolas Majluf pada tahun 1984. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan memprioritaskan sumber-sumber pendanaan (dari pembiayaan internal untuk ekuitas). Sesuai dengan prinsip usaha minimal, atau paling tidak resistensi, memilih untuk meningkatkan ekuitas sebagai pembiayaan terakhir.Secara singkat teori ini menyatakan bahwa a) perusahaan menyukai internal financing(pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan). b) apabila pendanaan dari luar (exsternal financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dari penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarateristik seperti obligasi koversi, baru apabila masih belum mencukupi, saham baru akan diterbitkan. Sesuai dengan teori ini tidak adasuatu target debt to equity Ratio, karena ada 2 jenis modal sendiri yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari luarperusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan.Danainternal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari pinjaman pemodal luar. Kalau perusahaan berusaha untuk memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh “pinjaman dan publisitas publik” sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk utang daripada penerbitan saham baru karena dua alasan, yaitu: Pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah daripada biaya emisi penerbitan saham baru Husnan (2010:96). Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan saham lama. Kedua, manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lainkarena kemungkinan adanya informasi asimetrik antara pihak manajemen dengan pihak pemodal. e) The Trade Off Model Trade-offmengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan (2010:91).Esensitrade-off hutang theorydalam tersebut struktur Hartono modal adalahmenyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan.Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.Trade-off theorytelah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu Husnan(2010:56). Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan Hartono(2010:93). Walaupun model trade-off theory tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting Perusahaan yang memiliki yaitu aktiva Hartono (2010:95). yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah. f) Agency Theory Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976.Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan Hanafi (2011:54).Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang sahamberharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan imbalan dan pengawasan yang memadai.Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen.Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham Van Horne dan Wachowicz (2012:98).Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, berdasarkan kenyataan bahwa manajer profesional bukan agen yang sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian belum tentu selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Dengan kata lain, manajer sebagai manusia rasional dalam pengambilan keputusan perusahaan akan memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri. MenurutWeston dan Copeland (2010:87)menyatakan bahwa masalah keagenan berhubungan dengan penggunaan ekuitas eksternal.Misalnya sebuah perusahaan yang semula dimiliki seluruhnya oleh satu orang, maka semua tindakannya hanya mempengaruhi posisinya sendiri. Jika pemilik yang juga manajer perusahaan itu menjual sebagian dari sahamnya kepada orang lain, maka akan timbul konflik kepentingan. Keuntungan sampingan yang dibayarkan kepada pemilikmanajeryang semula sepenuhnya dinikmati sendiri, sekarang dibayar sebagian kepada pemilik baru. g) Asymetric Information Theory Asymmetric informationatau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Houston (2010:143)adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek.Perusahaan yang struktur assetnyafleksibel, cenderung menggunakan leverage yang fleksibel dimana adanya kecenderungan menggunakan leverageyang lebih besar daripada perusahaan yang struktur assetnyatidak fleksible.Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal.Floating costpada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi.Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan asset yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya. 2.10.3 Arti Pentingnya Struktur Modal Arti penting struktur modal terutama disebabkan oleh perbedaan karakterisitik diantara jenis modal tersebut, perbedaan karakteristik di antara jenis modal tersebut secara umum mempunyai pengaruh padadua aspek penting dalam kehidupan perusahaan yaitu: a) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. b) Kemampuan perusahaan membayar kembali hutang jangka panjang. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar, tetapiapabila kebutuhan dana sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaandan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan baik hutang dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya. Jika dalam memenuhi kebutuhan dana dari sumber ekstern tersebut mengutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan pada pihak luar akan semakin besar dan risiko finansialnya semakin besar, sebaliknya kalau hanya mendasarkan pada saham saja, biaya akan sangat mahal.Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru adalah paling mahal dibandingkan dengan sumber-sumber dana lainnya. Oleh karena itu, perlu diusahakan adanyakeseimbangan optimal antar kedua sumber dana tersebut. Jangka waktu kritis adalah waktu dimanabiaya untuk kredit jangka panjang sama besarnya dengan kredit jangka pendek. Jika kredit yang dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada jangka waktu kritis tersebut, lebih menguntungkan mengambil kredit jangka panjang dengan membungakan kelebihan modal sementara yang digunakan.Sebaliknya apabila kebutuhan kredit jangka waktunya lebih pendek daripada jangka waktu kritis, maka lebih menguntungkan membiayai kebutuhan modal kerja tersebut dengan jangka pendek. Dengan mengetahui besarnya modal optimum, maka perusahaan dapat menetapkan kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing (hutang). 2.10.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Struktur modal yang diproksikan sebagai Debt to Equity Ratio (DER) adalah suatu ukuran umum yang digunakan untuk melihat tingkat hutang terhadap modal sendiri. DER di definisikan sebagi hasil bagi antara total hutang dengan sumber modal sendiri. Dalam menentukan perimbangan antara besarnya hutang dengan modal sendiri yang tercermin pada struktur modal perusahaan, maka perlu memperhitungkan adanya berbagi faktor yang mempengaruhi struktur modal. Brigham dan Houston (2011:43), menyatakanbahwa pada umumnya perusahaan akan mempertimbangkan beberapa faktor ketika melakukan keputusan struktur modal antara lain: a. Stabilitas Penjualan Suatu perusahaan yang penjualanya relatif stabil dapat secara aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dan mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. b. Struktur Aset Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaandapat menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus. c. Leverage operasi Jika hal lain dianggap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih rendah akan lebih mampu menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki risiko usaha yang lebih rendah. d. Tingkat pertumbuhan Jika hal lain dianggap sama maka perusahaan yang memiliki pertumbuhan lebih cepat harus lebih mengandalkan diri pada modal eksternal.Selain itu, biaya emisi yang berkaitan dengan penjualan saham biasa akan melebihi biaya emisi yang terjadi ketika perusahaan menjual utang, mendorong perusahaan yang mengalami pertumbuhan pesat untuk lebih mengandalkan diri pada utang. Namun, pada waktu yang bersamaan, perusahaan tersebut seringkali menghadapi ketidakpastian yang lebih tinggi, cenderung akan menurunkan keinginan mereka untuk menggunakan utang. e. Profitabilitas Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi ternyata menggnakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan sebagian besar pendanaan nya melalui dana yang dihasilkan secara internal. f. Pajak Bunga merupakan suatu beban pengurangan pajak, dan pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dnegan tarif pajak yang tinggi. g. Fleksibilitas keuangan Mempertahankan fleksibilitas keuangan dilihat dari sudut pandang operasional berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai untuk melakukan pinjaman. 2.11 PENELITAN YANG RELEVAN Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO NAMA 1 Rista JUDUL SUMBER Bagus Menentukan Santika struktur 2001 perusahaan Jurnal Dinamika 1) modal Keuangan di Nopember 2011, Efek Hal: 172 - 182 Indonesia. pertumbuhan dan penjualan berpengaruh Perbankan, manufaktur Bursa HASIL positifdan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, jadi Vol. 3, No. 2 semakin tinggi ISSN:19794878 pertumbuhan penjualan maka semakin tinggi struktur modal perusahaan. 2) struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jadi penentuan berapabesar alokasi untukmasing- masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap tidak memengaruhi struktur modal. 3) profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. 2 Yuke Prabansari “Faktor-Faktor Jurnal Bisnis dan Variabel ukuran dan Hadri Yang Kusuma 2005 Akuntansi Mempengaruhi Struktur perusahaan Volume.3, No.1, berpengaruh signifikan Modal April 2011, Hlm. terhadap struktur modal Perusahaan 39-56 Manufaktur perusahaan. Go ISSN: 1410-9018 risiko Variabel bisnis Public di Bursa dihadapi Efek mempunyai Jakarta”. negatif yang perusahaan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Variabel pertumbuhan mempunyai asset pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Variabel profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Variabel struktur kepemilikan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. 3 Glen, Herlina Pengaruh dan Rini 2008 Jurnal struktur aktiva, Ilmiah Struktur aktiva Akuntansi No.06 ukuran ukuran Tahun ke-2 berpengaruh perusahaan, September- signifikan pertumbuhan Desember 2011 struktur dan perusahaan positif terhadap modal perusahaan, sedangkan profitabilitas profitabilitas dan berpengaruh resiko signifikan negatif terhadap bisnisterhadap struktur modal pada sector struktur modal. pertambangan di BEI periode 2004-2007. 4 Rakhmawati Analisis 2008 faktor yang dan Pendidikan memengaruhi Volume 5 No.1, signifikan, struktur faktor- Jurnal Ekonomi Ukuran modal April 2008 perusahaan berpengaruh negatif dan sedangkan profitabilitas, pada perusahaan ISSN: 2303-1174 pertumbuhan penjualan, otomotif struktur aktiva yang terdaftar di BEJ. dan pajak tidak berpengaruh secara signifikan. 5 Winahyuningsih Faktor-faktor Profitabilitas 2010 yang operating memengaruhi berpengaruh struktur signifikan modal pada struktur leverage negatif terhadap modal perusahaan sedangkan growth manufaktur yang berpengaruh positif go public di BEI signifikan periode struktur modal. Struktur 2009. 2007- aktiva berpengaruh struktur modal. Sumber : (diolah) 2.12 dan KERANGKA PEMIKIRAN terhadap tidak terhadap 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap struktur modal Profitabilitas adalah pengembalian atasinvestasi modal.Profitabilitas dihitung dari laba dibagi dengan investasi modal. Perusahaan dengan rate of returnyang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan rate of returnyang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh darilaba ditahan. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam komposisi strukturmodal penggunaan modal sendiri lebih besar daripada penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil. Trade of Theorydalam struktur modal menjelaskan perbedaan pada struktur modal yang ditargetkan antara perusahaan.Teori ini menyatakan bahwa tingkat profitabilitas mengimplikasikan utang yang lebih besar karena lebih tidak berisiko bagi para pemberi utang.Selain itu, kemampuan perusahaan untuk membayar bunga menujukkan kapasitas yang lebih besar.Karenanya profitabilitas dan kemampuan membayar bunga mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal. Pengertian profitabilitas menurut Sartono (2011:122) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan memiliki dana internal (laba ditahan) yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Semakin tinggi profitabilitas menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan juga tinggi. Apabila labaperusahaan tinggi maka perusahaan memiliki sumber dana dari dalam yang cukup besar, sehingga perusahaan lebih sedikit memerlukan hutang. Disamping itu, jika laba ditahan bertambah, rasio hutang dengan sendirinya akan menurun, dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menambah hutang. Oleh karena itu, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap stuktur modal. Proxyyang digunakan untuk mengukur profitabiltas dalam penelitian ini di wakili oleh Return On Assets(ROA). Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan guna menghasilkan keuntungan. ROA mencoba mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhanpendanaan perusahaan dengan dana yang dihasilkan secara internal dengan demikian akan menunjukan kinerja yang semakin baik. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagai besar kebutuhan pendanaan, sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi ROA maka semakin kecil proporsi utang dalam struktur modal perusahaan. Adanya biaya-biaya seperti asimetri informasi dan biaya kebangkrutan pada penggunaan dana eksternal menyebabkan penggunaan dana sendiri (laba ditahan) oleh perusahaan dianggap lebih murah. Karena itu perusahaan yang profitable akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan investasi. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan khususnya penelitian empiris oleh Badhuri (2002) dan Moh’d (1998)menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investordan calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada perusahaan manufaktur di BEIsupaya tingkat pengembalian dari penanaman investasi tersebut memperoleh hasil yang maksimum.Dengan Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. demikian, 2. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal Rasio likuiditas digunakan untuk mengukurkemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang karena mempunyai dana yang besar untuk pendanaaninternalnya. Penggunaan alternatif pendanaan dimulai dari sekuritas yang paling tidak beresiko yaitu laba ditahan, hutang kemudian penerbitan saham baru.Laba ditahan (retained earning) merupakan laba bersih yang tidak didistribusikan kepada para pemegang saham. Pertambahan jumlah aset yang efektif akan meningkatkan penjualan dan pada akhirnya meningkatkan laba. Laba ditahan diinvestasikan kembali dengan harapan peningkatan laba perusahaan pada tahun mendatang.Ozkan (2010:95) mengatakan bahwa perusahaan dengan aset likuid yang besar dapat menggunakan aset ini untuk berinvestasi (Pecking order theory). Rasio likuiditas aset yang tinggi dapat dipertimbangkan oleh investor untuk menjadi sinyal yang positif karena itu mengindikasikan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya dan dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang rendah. Posisi likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya Astuti (2010:31). Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan untuk operasi perusahaan sebelum menggunakan hutang atau menerbitkan saham baru. Laba yang tidak dibagikan sebagai dividen akan dipergunakan untuk ekspansi yang biasanya berarti pembelian aset. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang mengatakan bahwa manajer lebih senang menggunakanpembiayaan dengan urutan pertama laba ditahan, kemudian hutang dan terakhir penjualan saham baru. Pertimbangan lain karena biaya langsung untuk pembiayaan dari dalam yaitu yang ditahan lebih murah dibandingkan dengan biaya modal yang berasal dari penerbitan emisi saham baru Darmawan (2010:205).Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang. 4. Pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap struktur modal. Semakin tinggi profitabilitas menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan juga tinggi. Apabila labaperusahaan tinggi maka perusahaan memiliki sumber dana dari dalam yang cukup besar, sehingga perusahaan lebih sedikit memerlukan hutang.Disamping itu, jika laba ditahan bertambah, rasio hutang dengan sendirinya akan menurun, dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menambah hutang. Oleh karena itu, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap stuktur modal. Rasio likuiditas aset yang tinggi dapat dipertimbangkan oleh investor untuk menjadi sinyal yang positif karena itu mengindikasikan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya dan dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang rendah.Posisi likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya Astuti (2011:31). Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan untuk operasi perusahaan sebelum menggunakan hutang atau menerbitkan saham baru. Laba yang tidak dibagikan sebagai dividen akan dipergunakan untuk ekspansi yang biasanya berarti pembelian aset. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang mengatakan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dengan urutan pertama laba ditahan, kemudian hutang dan terakhir penjualan saham baru. Pertimbangan lain karena biaya langsung untuk pembiayaan dari dalam yaitu yang ditahan lebih murah dibandingkan dengan biaya modal yang berasal dari penerbitan emisi saham baru Darmawan (2010:205). Gambar 2.1 BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN Perusahaan Manajemen Keuangan Analisis Laporan Keuangan Laporan Keuangan Analisis Rasio Keuangan Profitabilitas Likuiditas Struktur Modal Keterangan: = Variabel yang tidak diteliti = Variabel yang diteliti 2.13 PARADIGMA PENELITIAN Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut: Gambar 2.2 BAGAN PARADIGMA PENELITIAN Profitabilitas (X1) - Earning After Tax - Total Modal Sendiri StrukturModal (Y) Likuiditas - Total Utang - Total Modal Sendiri (X2) - Kewajiban Jangka Pendek - 2.14 Aktiva Lancar HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis: 1. Adanya pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap struktur modal secara simultan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. 2. Adanya pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap struktur modal secara parsial pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.