MORNING DAILY 5 MEI 2015 Global Market Indeks Hang Seng melemah tipis meskipun sebagian besar saham di bursa Hong Kong diperdagangkan menguat. Indeks Hang Seng ditutup turun 0,03% ke 28.123,82 setelah dibuka menguat 0,35% ke level 28.231,26. Pelemahan 2 saham berkapitalisasi terbesar di bursa Hong Kong adalah faktor yang paling membebani gerakan indeks Hang Seng. HSBC Holdings PLC hari ini turun 1,75% atau sekitar 58,06 poin, sedangkan Tencent Holdings hari ini jatuh 1,80% atau sekitar 48,28 poin. HSBC China Manufacturing PMI yang diterbitkan hari ini menyatakan PMI manufaktur China pada April ada di posisi 48,9, turun dari 49,6 pada Maret. Kinerja manufaktur yang buruk menandakan ekonomi China masih lesu, namun memperkuat spekulasi stimulus moneter dari bank sentral China. Indeks KOSPI rebound setelah data menunjukkan surplus neraca berjalan Korea Selatan naik tajam. KOSPI berakhir naik 0,24% ke level 2.132,23, ditutup menguat untuk pertama kali dalam 6 hari terakhir. Produsen baja raksasa Korsel POSCO memimpin kenaikan indeks KOSPI. Saham perusahaan yang memiliki kerja sama dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) tersebut melonjak 4,17%. Di sisi lain, perusahaan internet NAVER Corp jatuh 7,23% setelah melaporkan laba kuartal I/2015 jauh di bawah estimasi. KOSPI menguat setelah Bank of Korea melaporkan kenaikan surplus neraca berjalan Korsel. Surplus neraca berjalan Korsel per 31 Maret 2015 mencapai US$10.391 juta, naik tajam dari US$6.442,2 dari posisi per 28 Februari 2015. Bursa Eropa rebound setelah mengalami pelemahan per pekan tertinggi sejak Desember menyusul langkah sektor usaha manufaktur yang menaikkan harga untuk pertama kali dalam delapan bulan. Indeks CAC 40 menguat 0,70% ke level 5.081,97. Indeks saham acuan Perancis yang sebelumnya melemah, bergerak naik setelah Markit Economics menyatakan harga penjualan rata-rata di kawasan euro menguat selama April di atas perkiraan. Indeks DAX Jerman naik 1,4% setelah anjlok ke level terendah sejak Juli tahun lalu. Indeks CAC 40 dan DAX melemah pekan lalu pada saat euro menguat dan Federal Reserve masih membuka peluang penaikan tingkat bunga di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi. Saham-saham di Wall Street berakhir lebih tinggi karena berita kenaikan pertama pesanan pabrik AS dalam delapan bulan membantu mempertahankan momentum positif dari reli pekan lalu. Dow Jones Industrial Average naik 46,34 poin (0,26 %) menjadi ditutup pada 18.070,40. Indeks S&P 500 menguat 6,20 poin (0,29 %) menjadi berakhir di 2.114,49, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 11,54 (0,23 %) menjadi 5.016,93. Keuntungan tersebut sebagai "momentum beli" setelah Departemen Perdagangan AS mengatakan pesanan baru untuk barang-barang manufaktur naik 2,1 % pada Maret, setelah tujuh bulan berturut-turut menurun. Saham-saham AS diperdagangkan di wilayah positif sepanjang hari. Kemajuan menandai keuntungan hari kedua berturut-turut setelah S&P 500 naik 1,09 %. Harga obligasi jatuh. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 2,13 % dari 2,11 % pada Jumat, sementara pada obligasi 30-tahun naik menjadi 2,87 % dari 2,82 %. Imbal hasil dan harga obligasi bergerak berlawanan arah. Indonesia Market Recap Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG bergerak menguat dan ditutup naik 54.71 poin atau 1.08% ke level 5,141.14. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 18.90 miliar. IHSG kembali menguat hingga menembus ke level 5.100 setelah pelemahan IHSG pekan lalu yang diakibatkan oleh kinerja kuartal pertama tahun 2015 yang diluar dugaan cukup mengecewakan dikarenakan imbas dari pelemahan nilai tukar Rupiah dan perekonomian global yang masih belum membaik. Penguatan IHSG tak lepas dari data ekonomi yang masih cukup terkendali terutama inflasi bulan April menguat 0.36% dari 0.17% pada bulan sebelumnya. Penurunan harga beras pada masa puncak panen mampu meredam lonjakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan lonjakan tarif angkutan kota. Penguatan IHSG juga mampu meredam sentimen negatif dari kekhawatiran penurunan perekonomian indonesia sepanjang tahun 2015 dan kenaikan tarif dasar listrik pada bulan Mei. Today Outlook Pada Perdagangan Selasa (5/4), IHSG diperkirakan akan mengalami penguatan terbatas. Pergerakan IHSG diperkirakan berada pada rentang support 5.052 – 5.096 dan resistance 5.178 - 5.215. Berpola menyerupai abandoned baby bergerak di area lower bollinger bands (LBB) dengan volume beli menguat di akhir penutupan perdagangan. MACD masih membentuk garis downtrend dengan histogram negatif cenderung memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastics membentuk pola upreversal bergerak menuju area overbought. Daily News PTPP : Hingga April 2015, PTPP kantongi kontrak baru Rp 7,6 triliun LPCK : Lippo cikarang kantongi marketing sales Rp 1,27 triliun MEGA : Laba bersih melonjak 31,42% menjadi Rp 375,9 miliar SUGI : Sugih Energy jual gas ke PLN US$ 50 juta (Source : IQPlus, Chartnexus, LME, Global Coal, Bloomberg, Bank Indonesia) DIVISI RISET PT ANUGERAH SENTRA INVESTAMA 1 MORNING DAILY 5 MEI 2015 Daily News PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) mengantongi kontrak baru Rp7,6 triliun hingga April 2015 atau 27,64% dari total target sepanjang tahun Rp27,5 triliun. Direktur Utama PTPP Bambang Triwibowo mengatakan total order book hingga pekan ketiga April 2015 mencapai Rp36,6 triliun dengan carry over sebesar Rp29 triliun. Perolehan kontrak baru sebesar Rp7,6 triliun. Perolehan kontrak baru dikontribusi dari penjualan oleh anak usaha hingga pekan yang sama, yakni PT PP Properti sebesar Rp650 miliar, PT PP Pracetak Rp390 miliar, dan PT PP Peralatan Rp51 miliar. Berikut proyek baru yang dikantongi PTPP pada 2015: Reklamasi Mandala City Makassar Rp2,5 triliun, St. Moritz Makassar Rp576 miliar, One Otium Residence Antasari Jakarta Rp472 miliar, Manhattan Greenland Rp351 miliar, Apartemen Gunawangsa Surabaya Rp327 miliar, CBD Karawaci Banten Rp312 miliar, Casia Condotel Bintan Rp242 miliar, Apron Bandara Ahmad Yani Semarang Rp141 miliar, Gedung Jasa Marga Jakarta Rp112 miliar, dan Rumah Budaya Indonesia di Dili Timor Leste Rp77 miliar. (source : bisnis indonesia) PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mengantongi prapenjualan atau marketing sales Rp1,27 triliun sepanjang 1Q15. Perolehan marketing sales tersebut mencapai 50,8% dari total target sepanjang tahun ini. LPCK menargetkan marketing sales tahun 2015 sebesar Rp2,5 triliun atau tumbuh 67% yearon-year. Kinerja LPCK masih positif pada 1Q15 di tengah pelemahan makro ekonomi dan nilai tukar rupiah. Anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) tersebut mengantongi pendapatan Rp518 miliar, naik 10% YoY. Laba bruto LPCK meningkat 7% menjadi Rp277 miliar dari Rp260 miliar pada 1Q14. EBITDA tumbuh 22% secara tahunan menjadi Rp279 miliar dari Rp230 miliar dengan laba bersih naik 21% menjadi Rp275 miliar dari Rp227 miliar. Pendapatan dari hunian, ruko, dan apartemen tumbuh 11% menjadi Rp474 miliar dari Rp427 miliar. Pendapatan tersebut menyumbang 91% dari total pendapatan LPCK pada triwulan pertama tahun ini. Pada divisi industri dan komersial, pendapatan yang dikantongi mencapai Rp275 miliar atau menyumbang 53% dari total pendapatan. Sedangkan, aset tumbuh 19% menjadi Rp4,6 triliun dari Rp3,9 triliun pada akhir tahun lalu. Kendati demikian, pendapatan recurring income LPCK turun 2% menjadi Rp44 miliar secara tahunan. Pendapatan tersebut menyumbang 9% dari total pendapatan LPCK pada tiga bulan pertama tahun ini. (source : bisnis indonesia) PT Bank Mega Tbk (MEGA) membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp375,9 miliar atau naik 31,42% per Maret 2015. Pertumbuhan ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih dan peningkatan pendapatan nonbunga yang signifikan terutama dari penjualan surat-surat berharga. Berdasarkan laporan keuangan interim konsolidasi, pendapatan bunga bersih MEGA naik 13,5% menjadi Rp753,2 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp32,69 triliun atau tumbuh 7,8%. Hingga Maret 2015, penyaluran kredit MEGA digunakan untuk kebutuhan konsumsi sebesar Rp13,9 triliun atau 42% dari total kredit. Selain itu, kredit yang disalurkan juga digunakan untuk kebutuhan investasi yang mencapai Rp10,2 triliun atau 31% dari total kredit. Porsi kredit lainnya digunakan untuk kebutuhan modal kerja. Selain pendapatan bunga bersih, raihan cuan MEGA juga melesat berkat kontribusi bisnis kartu dan penjualan efek. Total pendapatan nonbunga MEGA naik 121,6% menjadi Rp698,9 miliar. Pendapatan fee dari transaksi kartu debit dan kartu kredit menyumbang 39,7%. Pendapatan dari bisnis kartu ini tumbuh 32,5% menjadi Rp278 miliar. Di samping itu, MEGA juga memperoleh pendapatan berlimpah dari penjualan efek atau surat berharga. Total keuntungan bersih dari penjualan efek mencapai Rp323,9 miliar. Penjualan efek ini menyebabkan aset surat berharga perseroan turun 33% menjadi Rp9,2 triliun. (source : bisnis indonesia) PT Sugih Energy Tbk. (SUGI) menandatangani perjanjian jual beli gas alam dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang bernilai US$50 juta. Kerja sama itu memiliki jangka waktu 5 tahun. Perjanjian tersebut dilakukan melalui anak usaha SUGI yakni Petroselat Ltd. Dalam kemitraan itu, total volume gas yang diperdagangkan sebanyak 7.801,5 standard cubic foot (SCF). Harga gas tahun pertama ditetapkan sebesar US$5,75 million british thermal unit (MMBTU), dan akan naik hingga US$6,47 MMBTU pada tahun kelima. Total keseluruhan penerimaan yang akan diperoleh berdasarkan transaksi PLN adalah sejumlah US$50 juta. SUGI menyatakan transaksi tersebut akan berkontribusi terhadap pendapatan perseroan. Adapun Petroselat merupakan operator blok Selat Panjang yang berlokasi di Selat Panjang, Riau. SUGI memiliki 55% saham di Petroselat, melalui PT Petronusa Bumibakti (PNB). Sementara, 45% saham Petroselat lainnya digenggam oleh PetroChina International Limited. Selain di Selat Panjang, SUGI juga turut mengoperasikan Blok Lemang dan Blok Kalyani yang keduanya berada di Sumatra. (source : bisnis indonesia) Disclaimer: The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. However, none of PT Anugerah Sentra Investama and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. All the information and opinions contained in this document have been collected by one of or derived from sources considered reliable and trustworthy. No under name or warranties, either directly or indirectly from the PT. Anugerah Sentra Investama or any other party from PT. Anugerah Sentra Investama, including the other side of the PT. Anugerah Sentra Investama of documents can be obtained, as to the accuracy or completeness of the information contained in this document all opinions and estimates in this report represents our consideration on the date indicated and may change at any time without notice. This document was not intended as an offer, or solicitation of an offer, a request to buy or sell securities and all matters relating to securities (such as securities mentioned herein, or from the same publisher, of the warrant or preemptive rights advance or other interests of such securities). © PT Anugerah Sentra Investama in 2014. DIVISI RISET PT ANUGERAH SENTRA INVESTAMA 2