BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Manusia sebagai mahluk sosial, mempunyai rasa ingin tahu, ingin maju berkembang, maka salah satu syarat nya adalah dengan melakukan komunikasi. Melalui komunikasi dapat terjadi suatu proses penyesuaian diri manusia dengan situasinya, sebagaimana juga usaha untuk menguasai keadaan, dan karena itulah manusia dapat berkomunikasi. Setiap harinya orang selalu terlibat bagian dalam komunikasi dan hampir sebagian besar dari aktivitas kehidupan manusia merupakan bagian dari komunikasi. Istilah Komunikasi berasal dari bahasa latin “Communicatio” yang berarti pemberitahuan, memberi bagian dalam sesuatu, pertukaran dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari si pendengar atau ikut mengambil bagian. Sedangkan kata sifatnya “Communi” yang artinya bersifat umum atau bersama-sama. Demikian pula kata kerjanya “Communicate” yang artinya berdialog, berunding atau bermusyawarah.(Effendy,1994) Dan sejak awal perkembangannya, para ahli dari berbagi disiplin ilmu turut memberikan sumbangan yang besar terhadap keberadaan dan definisi ilmu, seperti Hovland ( Effendy, 1992 : 10 ) Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi 32 Universitas Sumatera Utara meliputi proses penyampaian pesan, pembentukan kepercayaan dan sikap, pendapat dan tingkah laku. Rogers dan Lawrence (1981 : 18) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. (Wiryanto, 2004 : 6-7) Menurut Effendy (1992 : 10) komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. Selanjutnya Lasswell (Effendy, 2006 : 9-10), mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? yakni : a. Who (sumber, komunikator) b. Says What (pesan yang disampaikan) c. In Which Channel (melalui apa) d. To Whom (kepada siapa, komunikan) e. With What Effect (bagaimana hasil/efeknya) Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang di bawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif 33 Universitas Sumatera Utara apabila kedua-duanya mengerti dan selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dibicarakan. Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan antar individu, namun komunikasi merupakan alat bagi manusia bertahan hidup. Sejumlah kendala dalam komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan sebuah proses komunikasi. Luasnya ruang lingkup pengalaman dan lingkup pengetahuan pelaku komunikasi dapat mempengaruhi proses pengoperan lambang. Dapat saja sebuah pesan yang disampaikan diartikan secara berbeda sehingga menimbulkan efek tindakan yang berbeda pula (Soemanagara, 2006 : 45). Shannon dan Weaver (1949) menyatakan bahwa terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur yang mendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon). Awal tahun 1960-an David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama “SMCR” yakni : Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media), dan Receiver (penerima). Selain Shannn dan Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (Feedback) sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kedua unsur ini nantinya lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi antar pribadi (Personal) dan komunikasi massa. 34 Universitas Sumatera Utara Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Soreno, dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung proses komunikasi (Cangara, 2007 : 2223). Dari beberapa hasil definisi diatas maka suatu rancangan komunikasi agar dapat efektif, komunikator perlu lebih dahulu memahami unsur-unsur utama yang mendasari komunikasi, yaitu : 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim atau komunikator. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. 3. Media Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indra dianggap sebagai media komunikasi. Selain 35 Universitas Sumatera Utara indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongan sebagai media komunikasi antarpribadi. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982). Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 36 Universitas Sumatera Utara 6. Tanggapan Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima, akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas 4 macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Untuk definisinya lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi seringkali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi, seperti telepon, kantor pos, atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi, dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi, misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. 37 Universitas Sumatera Utara Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai. Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi (Cangara, 2007 : 24-28). Namun menurut Laksana unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi meliputi : 1. Pengirim : kelompok yang mengirimkan pesan ke kelompok lainnya, disebut juga sumber atau komunikator. 2. Penulisan dalam bentuk sandi (encoding) : suatu proses penyebaran dalam bentuk simbol (sandi). 3. Message : serangkaian daripada simbol-simbol yang disampaikan yang disiarkan oleh pengirim (sender). 4. Media : suatu saluran dimana pesan dikirim atau mengalir dari pengirim ke penerima. Media ada dua : fisik dan non fisik. 5. Recoding : suatu proses dimana penerima mengartikan atau menerjemahkan simbol-simbol yang disampaikan oleh pengirim. 6. Receiver : suatu kelompok yang menerima pesan yang dikirimkan oleh kelompok lain. 7. Response : serangkaian dari pada reaksi-reaksi dimana si penerima telah mengeksposnya ke dalam pesan-pesan. 38 Universitas Sumatera Utara 8. Noise : gangguan tidak terduga selama proses komunikasi, sehingga mengakibatkan pesan yang diterima berbeda dengan yang dikirim (Laksana, 2008 : 135-136). b. Proses Komunikasi Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan kegairahan. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat orang lain menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Dan tidak jarang juga seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikan akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. 1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, yang secara 39 Universitas Sumatera Utara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa adalah yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi dan jelas bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi, dan opini, baik mengenai hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Berlangsungnya proses komunikasi apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima komunikan. Dimana pertama kali komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan dalam memformulasikan pikiran atau perasaannya kepada lambang (bahasa) yang diperkirakan akan mengerti oleh komunikan. Kemudian komunikan mengawasandi (decode) pesan dari komunikator dengan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator. Wilbur Schramm, dalam karyanya menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan, yakni paduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator. Bisa bersifat positif maupun negatif. Tanggapan atau respon atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan lancar disebut umpan balik positif namun kalau tanggapan komunikan tidak 40 Universitas Sumatera Utara menyenangkan komunikatornya sehingga komunikator enggan untuk melanjutkan komunikasinya maka disebut umpan balik bersifat negatif. Umpan balik secara verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara singkat maupun secara panjang lebar. Umpan balik secara nonverbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik sehingga dapat segera mengubah gaya komunikatornya disaat mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negatif. 2. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Efisien 41 Universitas Sumatera Utara karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak banyak. Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa, biasanya dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. Proses komunikasi media misalnya dengan surat, poster, spanduk, radio, televisi, atau film, umpan balik akan terjadi apabila komunikator mengetahui tanggapan komunikan jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan lanjutan dari proses komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Setiap media memiliki ciri-ciri atau sifat tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu. Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media nonmassa (non-mass media) (Effendy, 2006 : 11-18) c. Metode Komunikasi Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak cara (metode) yang ditempuh, hal ini tergantung pada 42 Universitas Sumatera Utara macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komunikan sehingga komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan yang disampaikan mengenai sasaran. Ada tiga metode atau cara komunikasi tersebut antara lain : komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab dan komunikasi massa (cetak dan elektronik). Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael Burgoon disebut sebagai ‘definisi berorientasi sumber’. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Komunikasi ini dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Dengan kesimpulan komunikasi satu arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan bersifat persuasif. Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep ini adalah : Gerald R. Miller : Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar(Deddy Mulyana,2005) 43 Universitas Sumatera Utara ‘Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima’. Everet M. Rogers : Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar(Deddy Mulyana,2005) ‘Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Harold Lasswell : ilmu, Teori, dan filsafat komunikasi (Unong Uchyana, 1993) Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says In Which To Whom With What Effect? Pemahaman komunikasi berorientasi pada variabel-variabel tertentu seperti isi pesan (pembicaraan), cara pesan yang disampaikan, dan daya bujuknya dengan kata lain menyoroti efek (pesan) komunikasi. 2. Komunikasi sebagai interaksi Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua. Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah. Salah satu unsur yang dapat 44 Universitas Sumatera Utara ditambahkan dalam metode ini adalah umpan balik (feedback), yaitu apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang disampaikan sebelumnya, apakah dapat dimengerti atau dapat diterima sehingga berdasarkan umpan balik, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya. Suatu pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya sipengirim. Konsep umpan balik dari penerima sebenarnya merupakan pesan penerima yang disampaikan kepada pengirim pertama, jawaban pengirim pertama merupakan umpan balik bagi penerima pertama. 3. Komunikasi sebagai Transaksi Metode komunikasi ini adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Metode ini bersifat dinamis dan juga lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respon verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung. Kelebihan metode ini adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi pada komunikasi yang disengaja atau respon yang diamati. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya. Istilah transaksional mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interpedensi atau timbal balik, eksistensi satu pihak ditentukan 45 Universitas Sumatera Utara oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan. (Mulyana, 2005 : 61-68) d. Teknik Komunikasi Begitu pentingnya komunikasi bagi manusia, dan agar komunikasi dapat mencapai sasarannya dan dapat berjalan dengan efektif maka diperlukan teknik-teknik dalam berkomunikasi yaitu dengan memunculkan ide yang jelas sebelum berkomunikasi. Kemudian membuat tujuan komunikasi, setelah itu sebelum berkomunikasi dengan komunikan terlebih dahulu periksa lingkungan fisik atau keberadaan pribadi komunikator. Selanjutnya didalam berkomunikasi komunikator senantiasa mengimbangi isi dan nada suara supaya pesan yang disampaikan dapat dengan jelas diterima komunikan. Dalam merencanakan komunikasi, berkonsultasi kepada pihak lain agar memperoleh dukungan. Setelah itu isi pesan yang disampaikan diutamakan hal-hal yang penting atau berharga. Mengkomunikasikan pesan-pesan secara singkat, komunikasi yang efektif diperlukan ada tindak lanjut dan tindakan komunikator harus sesuai deengan yang dikomunikasikan. Dan yang terakhir jadilah pendengar yang baik. (http://bandono.web.id/files/makalah- komunikasi.pdf). 46 Universitas Sumatera Utara II. 2 Komunikasi Pemasaran a. Pengertian Komunikasi Pemasaran Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang diartikan sama antara individu kepada individu, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, dan kelompok kepada massa. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, artinya tidak sesederhana seperti ketika berbincang-bincang dengan rekan sekantor, atau dengan keluarga dirumah. Bentuk komunikasi yang lebih rumit mendorong penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dilakukan melalui sejumlah strategi komunikasi yang canggih, setelah melewati proses perencanaan yang matang. Penggabungan dari pemasaran dan komunikasi menghasilkan pengertian yang baru yaitu komunikasi pemasaran, yang merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh penjual dengan pembelinya dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Berdasarkan pengertian diatas berarti semakin baik komunikasi pemasaran yang tercipta, maka akan mendatangkan kepuasan yang semakin tinggi bagi semua pihak yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu suatu perusahaan harus selalu berkomunikasi dengan perantara, pembeli, dan masyarakat pada umumnya secara baik. Komunikasi pemasaran dapat juga dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan 47 Universitas Sumatera Utara pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahapan perubahan, yaitu : 1. Perubahan Pengetahuan Dalam perubahan pengetahuan ini konsumen mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan kepada siapa produk tersebut, dengan demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukkan informasi penting dari produk. 2. Perubahan Sikap Perubahan sikap yang ditentukan oleh tiga komponen yaitu pengetahuan, perasaan, dan perilaku. Perubahan yang diharapkan adalah mengarah kepada keinginan untuk mencoba produk, yaitu pembelian atau setidaknya konsumen melakukan sebuah pengujian terhadap ketepatan produk. 3. Perubahan Perilaku Perubahan ini memiliki tujuan agar konsumen tidak beralih kepada produk lain dan terbiasa menggunakannya. Definisi lain yang dapat diberikan untuk komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba) sebagai hasil penambahan penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi pemasaran, guna meraih segmentasi yang 48 Universitas Sumatera Utara luas dan juga sebagai sejumlah upaya untuk memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk yaitu barang dan jasa yang dimiliki perusahaan. Komunikasi pemasaran yang efektif sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Konsumen akan memahami pesan yang disampaikan, dan tertarik untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan jika pemasar melakukan komunikasi pemasaran yang efektif. Komunikasi pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai hal berikut : • Mengindentifikasi pasar dan kebutuhan konseumen atau persepsi konsumen • Menggambarkan dan mengoperasionalisasikan gambaran hasil dari tujuan target grup. • Mengevaluasi sejauh mana perilaku yang tergambar diyakini dapat mencapai tujuan • Mempertanyakan apakah ada penghalang (gap) antara harapan ideal dengan tampilan produk (performance). (Soemanagara, 2006 : 9) b. Strategi Komunikasi Pemasaran Kehadiran media cetak dan elektronik telah menimbulkan sikap keseriusan bagi para pengusaha, dimana mereka dipaksa untuk selalu memperbaiki kualitas produk, barang dan jasa yang mereka tawarkan. Para pengusaha tidak hanya melakukan strategi positioning sebuah produk di pasar melalui penetapan standarisasi mutu dan kualitas pelayanan, namun juga mereka berusaha mempertahankan brand position dibenak konsumen melalui pemantapan strategi komunikasi. Strategi komunikasi pemasaran yang tepat 49 Universitas Sumatera Utara dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. Maka dari itu suatu kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan dalam bagian dari komunikasi pemasaran. Untuk menyampaikan sesuatu kepada konsumen pada pihak-pihak yang terkait, pemasar kini bisa memilih aktivitas komunikasi tertentu, sering disebut elemen, fungsi, atau alat (tool) yang terutama terdiri dari Periklanan, Sales Promotion, Public Relations, Personal Selling, Publisitas, Style dan harga produk, bentuk dan warna kemasan, tatacara dan busana wiraniaga, dekorasi ruangan, alat tulis kantor, semuanya mengkomunikasikan sesuatu kepada pelanggan. Setiap brand contact membawa kesan yang bisa memperkuat atau justru memperlemah citra perusahaan dimata konsumen. Karena itu, pemasar mesti memadukan keseluruhan bauran pemasaran agar dapat efektif mengkomunikasikan pesan dan positioning strategis yang konsisten pada konsumen. Tabel 4 Kerangka Umum Komunikasi Pemasaran Iklan Promosi Penjualan Iklan cetak dan Kontes, siaran game Kemasan Luar Premi hadiah Kemasan Dalam Tarif hemat Brosur Poster Baliho/Billboard Simbol – Log (Sumber : Kotler, 1997 : 77) Humas Penjualan Seminar Penjualan Pemasaran Personal Langsung Presentasi Mailing Sumbangan Rapat amal penjualan Sponsorship Telemarketing Publikasi Hubungan masyarakat Majalah intern Even Email Voice mail Faximile 50 Universitas Sumatera Utara 1. Periklanan Adalah cara yang efektif untuk menjangkau banyak pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap tampilannya. Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang untuk suatu produk, mempercepat penjualan. 2. Sales Promotion Alat promosi penjualan : kupon, kontes, premium, dan sejenisnya – sangat beragam, memberikan tiga manfaat yang berbeda : a. Komunikasi : Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan informasi yang dapat mengarahkan konsumen kepada produk. b. Insentif : Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen. c. Ajakan : Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi pembelian sekarang. Perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan dapat digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk dan mendorong penjualan yang sedang lesu. Namun, pengaruh promosi penjualan biasanya bersifat jangka pendek, dan tidak efektif dalam membangun prefensi merek jangka panjang. 51 Universitas Sumatera Utara 3. Public Relations Daya tarik hubungan masyarakat didasarkan pada tiga sifat khusus : a. Berita dan gambar lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan. b. Kemampuan menangkap pembeli yang tidak menduga : Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan. Pesan diterima oleh pembeli lain sebagai berita, bukan sebagai komunikasi bertujuan penjualan. c. Dramatisasi : Seperti halnya periklanan, hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. 4. Personal Selling Adalah alat yang paling efektif, biaya pada tahapan lebih lanjut dalam proses pembelian, terutama dalam membangun prefensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Alasannya adalah karena penjualan personal jika dibandingkan dengan periklanan memiliki tiga manfaat tersendiri : a. Konfrontasi Personal : Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. b. Mempererat Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan. 52 Universitas Sumatera Utara c. Tanggapan Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar pembicaraan wiraniaga. Pembeli harus menanggapi, walau tanggapan tersebut hanya berupa suatu ucapan ‘terima kasih’ secara sopan. 5. Publisitas Bentuk publisitas terdiri dari : a. Pameran b. Radio c. Newsletter d. Pemasaran lewat telepon e. Faximile, voice mail f. Kios shopping. 6. Harga Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Dari strategi komunikasi pemasaran di atas yang dikemukakan oleh Kotler, ternyata strategi komunikasi pemasaran tersebut juga dilakukan oleh PT Telkom dalam melakukan pemasaran produk kepada masyarakat khalayak dalam memperkenalkan produknya diantaranya Telkom Speedy. Strategi pemasaran yang dilakukan PT Telkom mencakup periklanan 53 Universitas Sumatera Utara melalui televisi, radio, brosur, poster, baliho/billboard maupun spanduk. Promosi penjualan melalui : tarif hemat, kualitas jaringan, festival. Humas penjualan mengadakan seminar misalnya di bidang pendidikan ataupun usaha, sumbangan amal kepada korban-korban bencana yang mengalami musibah, menjadi sponsor pada penyelenggaraan event-event. Penjualan personal : Presentasi produk langsung kepada konsumen misalnya melalui Pameran. Dan yang terakhir Pemasaran langsung melalui Telemarketing, Voicemail. c. Model Komunikasi Pemasaran Hampir semua diantara kita pernah mengunjungi pameran atau museum. Disana diperlihatkan berbagai macam miniatur seperti gedung, candi, pesawat terbang, perahu, dan sebagainya. Miniatur-miniatur itulah yang disebut model. Model adalah suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, dimana menggambarkan potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah proses (Book, 1980). Model dibangun agar kita bisa mengidentifikasi, menggambarkan atau mengkategorikan komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna, jika mampu memperlihatkan semua aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah proses. Secara garis besar model dapat dibedakan atas dua macam yakni model operasional yakni menggambarkan proses dengan cara melakukan pengukuran dan proyeksi kemungkinan-kemungkinan operasional, baik terhadap faktor luar maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhi 54 Universitas Sumatera Utara jalannya suatu proses dan model fungsional berusaha menspesifikasi hubungan-hubungan tertentu diantara berbagai unsur dari suatu proses serta menggenaralisasinya menjadi hubungan-hubungan yang baru. Komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam berkomunikasi, juga dapat digambarkan dalam berbagai macam model. Model komunikasi dibuat untuk membantu dalam memberi pengertian tentang komunikasi, dan juga untuk menspesifikasi bentukbentuk komunikasi yang ada dalam hubungan antarmanusia (Cangara, 2007 : 39-40). Didalam komunikasi pemasaran sangat dibutuhkan dalam menentukan tujuan pemasarannya terlebih dahulu. Apakah untuk mengarahkan konsumen untuk memakai jasa, mengarahkan penjualan atau langsung menjualnya kepada konsumen dan juga mempelajari siapa yang menjadi sasaran pemasaran, apakah merupakan seorang konsumen baru, konsumen yang sudah lama ada atau konsumen yang sering berganti merek, konsumen yang masih ragu, atau konsumen yang belum mengetahui namun tertarik. Apakah media mampu untuk menjangkau lapisan konsumen yang menjadi sasaran pemasaran atau tidak, karena beberapa lapisan masyarakat memerlukan cara khusus untuk melakukan pemasaran pada mereka. Kemudian dilakukan penyusunan informasi yang akan disampaikan dan menyusunnya berdasarkan urutan prioritas setelah itu, dengan mencari segi penjualan yang paling efektif dalam menarik minat konsumen. Ini harus dijadikan pembuka dan semenarik mungkin agar konsumen tidak menghindar, dengan kata-kata yang membuat 55 Universitas Sumatera Utara konsumen merasa dirinya penting. Selalu menggunakan kata-kata “anda” atau “kita” agar terkesan sopan dan konsumen merasa akrab. Kemudian menciptaan kepuasan yang diinginkan konsumen, pertimbangkanlah apa yang sebenarnya diinginkan oleh konsumen. Dalam melakukan komunikasi pemasaran hal yang harus dilakukan adalah pertama-tama anda harus merebut perhatian konsumen. Ini bisa dilakukan dengan berbincang-bincang, tersenyum, gambar atau tulisan yang menarik. Jika melakukan komaunikasi dengan media juga harus dapat menarik minat konsumen dan harus memberitahukan kepada hal-hal yang menarik bagi kepentingan pribadi konsumen. Kemudian timbulkan keinginan konsumen untuk membeli, mencoba, atau mencermati produk yang akan dijual, meminta brosur atau minta dihubungi oleh bagian penjualan. Kemudian desak konsumen untuk bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan. Semua ini memerlukan motivasi yang berbeda untuk membeli sebuah produk, selanjutnya adalah memutuskan metode apa yang akan digunakan. Untuk lebih jelasnya, ada dua jenis model komunikasi pemasaran adalah : 1. Komunikasi Personal adalah komunikasi dengan kontak langsung antara pihak penjual dengan pembeli atau pihak pengusaha dengan konsumennya. Dalam hal ini komunikator dapat berhubungan baik langsung maupun tidak langsung. Hubungan tersebut dapat langsung antar pribadi dan kelompok, atau bisa juga melalui telepon, surat, dan faximile. Saluran komunikasi personal ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk : 56 Universitas Sumatera Utara a. Advocate Channels adalah penganjur atau pemberi motivasi pembelian kepada konsumen. Conrohnya : Salesman. b. Expert Channels adalah pribadi bebas yang dengan keahliannya memberikan pernyataan maupun komentar kepada konsumen. Dengan tujuan konsumen lebih mudah dalam mengambil keputusan pembelian. c. Sosial Channels adalah anggota masyarakat pada umumnya, bisa tetangga, saudara, sahabat atau perkumpulan pengajian yang berbicara dan membuat pernyataan kepada konsumen. d. Word of Mouth Influence adalah komentar atau pembicaraan masyarakat secara tidak langsung, seringkali berbentuk gosip. 2. Komunikasi Nonpersonal Adalah komunikasi yang membawa pesan tanpa melalui kontak pribadi. Saluran komunikasi nonpersonal ini meliputi : a. Media Massa (Mass Media) Terdiri dari media cetak, elektronik dan display. Ditujukan kepada sejumlah besar audiens atau pembaca kepada audiens tertentu saja. Media ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pribadi melalui proses komunikasi dua tahap. Proses komunikasi dua tahap tersebut adalah : • Menyajikan pendapat pemimpin atau opinion leader dalam media massa. Pemimpin opini (opinion leader) akan menyatakan pendapatnya dan pendapatnya ini akan didengar atau dibaca oleh audiens atau konsumen atau masyarakat pada 57 Universitas Sumatera Utara umumnya. Pemimpin opinion juga akan ditiru oleh audiens atau konsumen pernyataan atau perilakunya yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dia komentari. • Mengadakan kontak langsung dengan pemimpin opini Lebih menyakinkan konsumen akan pernyataan dan komentarnya. Kemudian pemimpin opinion akan dapat mempengaruhi memasarkan konsumen. sepeda santai, Misalnya pertama perusahaan kalinya yang berupaya mempromosikan sepeda santainya itu kepada para pejabat pemerintah sebagai pemimpin opini. b. Suasana Adalah lingkungan yang diciptakan untuk meningkatkan hasrat pembeli atau mengkonsumsi suatu produk terutama untuk produk baru. c. Kejadian (peristiwa khas) Merupakan suatu peristiwa atau suatu kesempatan yang sengaja dirancang untuk berkomunikasi dengan target audiens atau target konsumen. (Gitosudarmo, 1994 : 250-251) II.4 Teori AIDDA Para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi melalui iklan lebih baik menggunakan A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. AIDDA yaitu Attention, 58 Universitas Sumatera Utara Interest, Desire, Decision dan diakhiri dengan tahapan Action. (Ardianto dkk 2007 Filsafat Ilmu Komunikasi). Penggunaan visual dan pesan yang tepat merupakan syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas pelanggan (loyalty). Formula ini tidak hanya dapat diterapkan pada naskah iklan atau copy iklan, layout, dan tipografi saja, tetapi juga dapat diterapkan pada pemilihan media, ukuran ruang iklan dan posisi iklan itu dalam suatu media publikasi. Suatu pembahasan atas lima unsur formula ini akan menjelaskan hal ini secara lebih jelas. a. Perhatian (Attention) Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi (apakah itu berupa iklan satu halaman penuh atau iklan sebagian halaman), atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu sendiri. Umumnya, posisi diatas sebelah kanan pada halaman sebelah kanan akan meraih perhatian paling besar apabila iklan tidak menempati seluruh atau setengah halaman. Selain itu, perangkat kreatif juga dapat digunakan untuk menarik perhatian, misalnya warna, headline, ilustrasi bersama dengan layout keseluruhan, dan pilihan jenis huruf. b. Ketertarikan (Interest) Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kita kecuali iklan itu juga berhasil 59 Universitas Sumatera Utara meraih rasa ketertarikan mereka. Hal itu mungkin berlaku secara selektif dan pembaca tertentu akan merasa tertarik pada iklan tertentu, misalnya, iklan kosmetik, makanan, pakaian, perumahan, kendaraan bermotor, atau komputer. Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan pewarnaan, gambar, atau copy iklan yang menarik, dan hal ini pada gilirannya akan semakin diperkuat oleh keorisinilan penampilan dan penyusunan kalimat dalam copy iklan. c. Keinginan (Desire) Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. Bagaimanakah secara kreatif, suatu iklan dapat dibuat sehingga menimbulkan keinginan konsumen untuk memiliki produk yang diiklankan? Keuntungan apakah yang ditawarkan oleh produk melalui iklan tersebut? Ada suatu situasi pertukaran : apa yang akan pembaca dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk produk yang diiklankan? Mengapa mereka harus mengorbankan uang yang mereka punyai untuk mendapatkan barang atau jasa yang diiklankan itu?. d. Keputusan (Decision) Adalah sudah sangat bagus bila kita mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan. Namun, juga perlu menciptakan iklan yang mampu menciptakan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan dan hal itu memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan. Untuk 60 Universitas Sumatera Utara mewujudkan hal ini, kita mungkin memerlukan fakta-fakta yang meyakinkan, bukti-bukti dari penampilan-penampilan, kesaksian- kesaksian, dan fakta-fakta lain yang berkaitan dengan produk yang diiklankan. e. Tindakan (Action) Bagaimanakah iklan mampu menimbulkan respon? Iklan cetak bersifat statis, dan tidak mudah untuk membuat pembaca melakukan tindakan sesuai yang diinginkan. Tentu saja, mungkin ada suatu pendekatan yang langsung memunculkan aksi pada headline, atau mungkin implisit di keseluruhan iklan. Namun demikian, perangkat-perangkat tertentu mungkin dapat digunakan untuk membuat pembaca melakukan tindakan, misalnya dengan mencantumkan kupon, undangan, atau mencoba sampel, dorongan untuk mengunjungi “dealer” atau “showroom”, atau daftar penyimpan produk (stockist) yang mempermudah untuk mencari penyuplai. Beberapa iklan tertentu hanya bersifat mengingatkan, yang lainnya membangun interest dan keinginan untuk masa yang akan datang ketika pembelian mungkin dilakukan, tetapi lainnya mungkin mengharapkan aksi segera. (Jefkins, 1997 : 241-243) II. 5 Keputusan Memilih a. Perilaku Konsumen Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang mempengaruhi perilaku konsumen yang sangat penting untuk dipahami pemasar. Dalam lingkungan kehidupan yang relative konsumtif seperti saat ini dan 61 Universitas Sumatera Utara bombardir iklan serta jenis promosi lainnya sangat gencar untuk mempengaruhi masyarakat agar membeli suatu produk, maka tuntutan lebih dapat memahami secara baik akan perilaku konsumen menjadi penting, karena dengan tahu akan dirinya sendiri bagaimana motif, sikap maupun lingkungan eksternal lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap perilakunya, individu sebagai konsumen akan lebih sadar dan bijaksana dalam mengambil keputusan pembelian. Individu dapat mengambil keputusan lebih cermat atas dasar pertimbangan yang matang. (Suryani, 2008:8) Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995:4) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Menurut Hawkins, Best dan Coney (2007:6) perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhannya, dan dampaknya terhadap konsumen itu mencakup bidang yang lebih luas, karena termasuk didalamnya juga mempelajari dampak dari proses dan aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masyarakat. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat 62 Universitas Sumatera Utara keputusam membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi (Suryani, 2008:5-6). Proses paling penting dari perilaku konsumen bagi para pemasar adalah memahami bagaimana konsumen membuat keputusan. Konsumen membuat keputusan tentang berbagai jenis perilaku : 1. Produk atau merk apa yang harus saya beli? 2. Dimana saya harus berbelanja? 3. Acara TV mana yang akan saya tonton malam ini? 4. Apakah saya harus membayar tunai atau menggunakan kartu kredit? 5. Berapa banyak yang yang harus saya pinjam? 6. Apakah saya harus membaca iklan ini dengan teliti? 7. Kepada siapa saya harus bertukar pikiran? 8. Kepada salesman yang mana saya harus membeli? Konsumen menggunakan informasi untuk membuat keputusan seperti diatas. Dari sudut pandang konsumen, sebagian besar aspek lingkungan adalah informasi yang potensial. Disamping itu, tindakan internal konsumen dan perilaku mereka juga merupakan informasi yang dapat diterjemahkan oleh sistem kognitif mereka. Jika ditujukan untuk mempengaruhi keputusan konsumen, informasi tersebut harus diproses (ditangkap, diterjemahkan, dan digunakan) oleh sistem kognitif mereka. Pengambilan keputusan melibatkan tiga proses kognitif yang penting, yaitu : 63 Universitas Sumatera Utara • Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan dilingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal. • Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, dan untuk menetapkan perilaku diantara alternatif yang ada. • Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interprestasi. 64 Universitas Sumatera Utara Gambar 2 Model Proses Kognitif Pengambilan Keputusan Konsumen Lingkungan Proses Interprestasi Perhatian Pemahaman Ingatan Pengetahuan, Arti, dan Kepercayaan Pengetahuan, Arti, dan Kepercayaan Proses Integrasi Sikap dan Keinginan Pengambilan Keputusan Perilaku Sumber : Peter, Paul J and Olson, Jerry C (1999 : 48) 65 Universitas Sumatera Utara Gambar tersebut menyajikan suatu model pengambilan keputusan konsumen yang menonjolkan ketiga ciri interpretasi, integrasi, dan pengetahuan produk dalam ingatan. Konsumen harus menerjemahkan atau memberi arti bagi setiap informasi dilingkungan sekitarnya. Dalam proses, ketiga hal tersebut menciptakan pengetahuan, arti, dan kepercayaan baru tentang lingkungan serta posisi ketiga hal tersebut didalamnya. Proses interpretasi (interpretation processes) mensyaratkan eksprosur pada informasi dan melibatkan dua proses kognitif terkait, perhatian, dan pemahaman. Perhatian mengatur bagaimana konsumen memilih informasi mana yang harus diterjemahkan dan informasi mana yang harus diabaikan. Pemahaman mengacu pada bagaimana konsumen menetapkan arti subjektif dari informasi dan oleh karena itu menciptakan pengetahuan serta kepercayaan personal. Pengetahuan, arti, dan kepercayaan dapat disimpan dalam ingatan yang kemudian dapat dipanggil kembali dari ingatan (diaktifkan) dan digunakan dalam proses integrasi. Proses integrasi menyangkut bagaimana konsumen mengkombinasikan berbagai jenis pengetahuan. Konsumen juga terlibat dalam pengintergrasian proses ketika mereka mengkombinasikan pengetahuan dan tanggapan efektif untuk memilih sesuatu perilaku. Ketika konsumen memilih diantara beberapa perilaku pembelian, mereka membentuk suatu keinginan atau rencana pembeli. Proses integrasi juga digunakan untuk menetapkan pilihan diantara perilaku lainnya disamping pembelian, misalnya ketika konsumen mengintegrasikan pengetahuan dalam menetapkan kapan pergi berbelanja, apakah membayar dengan cek atau kartu kredit. 66 Universitas Sumatera Utara Kesimpulan gambar tersebut menunjukkan bahwa pengambilan keputusan konsumen melibatkan kedua proses kognitif, interpretasi, dan integrasi, yang dipengaruhi oleh pengetahuan produk, arti dan kepercayaan yang tersimpan dalam ingatan. Pengaktifan (activation) misalnya adalah proses dimana pengetahuan produk diambil dari ingatan untuk digunakan dalam menterjemahkan dan mengintegrasikan informasi, Pengaktifkan pengetahuan dalam ingatan sering terjadi secara otomatis dengan hanya sedikit atau bahkan tidak ada upaya sadar yang dibutuhkan. Konsumen biasanya mengalami pengaktifan pengetahuan sebagai suatu pemikiran. Penting menerjemahkan bagi pemasar strategi untuk pemasaran memahami mereka. bagaimana Misalnya, konsumen pemasar dapat memprogramkan potongan harga untuk barang yang tersedianya menumpuk, namun konsumen dapat memandang pemotongan harga sebagai tanda bahwa kualitas produk tersebut menurun. Pemasar juga sangat tertarik pada pengetahuan, arti dan kepercayaan yang dimiliki konsumen atas produk, merk, toko, dan sebagainya. Proses integrasi yang dilibatkan dalam membentuk sikap merk (Apakah saya suka merk ini?) dan kecenderungan pembelian (Apakah saya harus membeli merk ini?) adalah penting dalam pengenalan akan perilaku konsumen. Pemasar perlu mengetahui jenis pengetahuan produk mana yang dibutuhkan dalam proses integrasi, dan pengetahuan produk mana yang dibutuhkan dalam proses integrasi, dan pengetahuan apa yang diabaikan. Karena keterbatasan sistem kognitif, pemasar harus berharap agar konsumen hanya mengintegrasikan sebagian kecil pengetahuan ketika memilih merk yang dibeli atau toko yang dituju. 67 Universitas Sumatera Utara Pengaktifan pengetahuan produk memiliki beberapa implikasi dalam pemasaran misalnya, pemilihan nama merk dapat menjadi sangat penting bagi keberhasilan suatu produk karena kemampuannya mengaktifkan berbagai macam arti dari ingatan konsumen. Implikasi lain adalah bahwa pemasar perlu memperhatikan perbedaan diantara konsumen karena rangsangan yang sama dapat mengaktifkan pengetahuan yang berbeda dari konsumen yang berbeda. Jadi inti dari pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. (Peter, Paul J and Olson, Jerry C : 1998:48-50) b. Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan. Seorang konsumen tergerak untuk membeli suatu produk karena ada sesuatu yang menggerakkan. Proses timbulnya dorongan sehingga konsumen tergerak untuk membeli suatu produk itulah yang disebut motivasi. Menurut Jeffrey, et al (1996) proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan, maupun harapan yang tidak terpenuhi yang menyebabkan timbulnya ketegangan. Pada tingkat tertentu ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan, keinginan, dan hasratnya tersebut. Didalam melakukan perilaku inilah sangat dimungkinkan terjadi perbedaan antara konsumen yang satu dengan konsumen lain, meskipun sebenarnya memiliki kebutuhan dan keinginan 68 Universitas Sumatera Utara yang sama. Setelah sebagian atau seluruh kebutuhan terpenuhi, maka akan terjadilah penurunan ketegangan. Menurunnya ketegangan ini bukan berarti sudah tidak ada kebutuhan dan keinginan lagi. Kebutuhan dan keinginan lain yang berbeda akan muncul dan menuntut untuk dipenuhi. Inilah dinamika motivasi yang tidak pernah berhenti selama manusia hidup. Unsur-unsur yang terlibat dalam proses motivasi meliputi : 1. Kebutuhan Setiap konsumen sebagai individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan ini ada yang bersifat fisiologik dan tidak dipelajari, tetapi ada juga yang bersifat dipelajari. Kebutuhan yang sifatnya fisiologik antara lain kebutuhan akan makanan, udara, air, dan pakaian, perlindungan serta kebutuhan seksual. Sedangkan kebutuhan yang dipelajari antara lain penghargaan diri, prestise, kekuasaan, dan lain-lain. 2. Perilaku Merupakan aktivitas yang dilakukan individu dalam usaha memenuhi kebutuhan. Perilaku ini dapat diamati dalam bentuk pengambilan keputusan, pemilihan merk, dan penolakan terhadap suatu produk. 3. Tujuan Merupakan sesuatu yang akan dicapai oleh konsumen sebagai hasil atas perilaku yang dilakukan. Tujuan yang dipilih oleh konsumen tergantung pengalaman pribadinya, kapasitas fisik, norma-norma dan nilai-nilai budaya yang ada dan kemampuan untuk mencapai tujuan tersebut. 69 Universitas Sumatera Utara