PENANDA KOHESI SUBSTITUSI WACANA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI FEBRUARI 2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh: ERLINDA ARI VERAWATI A. 310 050 051 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Tanpa adanya bahasa, kehidupan di dunia akan terasa begitu suram tak berwarna. Tak ada satupun kegiatan dalam kehidupan yang tidak memerlukan bahasa. Bahasa adalah suatu bentuk interaksi yang dilakukan oleh manusia untuk saling memberi atau menerima informasi. Dengan kata lain, bahasa adalah sarana komunikasi yang utama, meskipun dalam kenyataan bahasa tidak hanya diartikan suatu tuturan, tetapi dapat berupa isyarat gerakan tubuh yang bertujuan agar orang lain mengerti akan suatu hal. Sebagai bentuk komunikasi manusia menggunakan media yang berbeda-beda. Menurut Sumarlam (2003:1) secara garis besar komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi bahasa lisan dan komunikasi bahasa tulis. Komunikasi bahasa lisan adalah cara penyampaian dan penerimaan informasi dari pemberi informasi kepada penerima informasi tanpa menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi kepada penerima informasi dengan menggunakan perantara (media) salah satunya wacana. Media informasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam bentuk elektronik dan cetak. Dalam bentuk elektronik misalkan televisi, radio, tape, telepon, dan komputer. Sedangkan media cetak misalakan tabloid, majalah, 1 2 koran, artikel, pamphlet, dan papan reklame. Surat kabar merupakan salah satu media cetak yang memiliki keunggulan dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Berita yang disampaikan dikupas lebih mendalam dan lebih terinci. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi salah satunya tampak dalam penggunaan ragam bahasa jurnalistik. Ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan oleh wartawan dalam media massa. Surat kabar Solopos merupakan surat kabar harian yang memuat beritaberita faktual yang jangkauannya luas, tidak hanya didalam negeri namun sudah mencakup internasional. Informasi yang disajikan meliputi pendidikan, iklan, hiburan, berita olah raga, gagasan. pergelaran, politik, dan ekonomi. Dari sekian banyak rubrik yang disajikan, penelitian ini memfokuskan pada salah satu rubrik yaitu “rubrik gagasan” dimana didalamnya suatu wacana yang menjadi kajian dalam penelitian ini, yaitu “wacana publik” yang memuat tentang kritik sosial yang ditulis oleh para kritikus politik dari kalangan umum dalam bentuk wacana. Wacana sebagai dasar pemahaman teks sangat diperlukan oleh masyarakat bahasa dalm komunikasi dengan informasi yang utuh. Wacana merupakan satuan bahasa (lingual) yang utuh. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 1005) dijelaskan bahwa wacana merupakan kelas kata benda (nomina) yang mempunyai arti satuan terlangkap, realitanya tampak pada bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, atau artikel. Aspek gramatikal dalam analisis wacana terdapat beberapa jenis yaitu pengacuan atau referensi, penyulihan atau substitusi, pelesapan atau ellipsis, 3 dan perangkaian atau konjungsi (Baryadi, 2002:18). Pengacuan (referensi) merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahuluan atau mengikuti. Penyulihan (substitusi) merupakan penggantian satuan lingual tertentu dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Pelesapan (elipsis) merupakan penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Perangkaian (konjungsi) adalah menggabungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Dalam “wacana publik” rubrik gagasan surat kabar Solopos terdapat berbagai jenis substitusi, yaitu substitusi nominal, verbal, frasal,dan klausal. Sebagai contoh substitusi yang mengandung jenis substitusi verbal berikut: Mumpung kuwasa ,mumpung duwe jabatan , membabi buta menumpuk harta, menumpuk harta demi kepentingan pribadi lalu lupa pada asal usulnya, kata Denmas Sulaya saat ngudarasa di News Café bersama saya dan Mas Wartonegoro. Di malam yang agak gerimis itu, kami memang sedang ngrasani atau dalam bahasa kerennya mendiskusikan perilaku para pejabat publik yang tidak banyak berubah meski zaman telah berbeda. Contoh di atas pada kata ngudarasa dan ngrasani memiliki kategori yang sama yaitu sebagai kelas kata verba. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada kasus di atas merupakan jenis substitusi verbal. Kohesi substitusi menjadi bahan yang menarik untuk dijadikan kajian utama dalam penelitian ini dikarenakan ditemukan beberapa penggunaan substitusi yang kurang tepat, yaitu ketidaksejajran makna antara unsur pengganti dan unsur terganti. Pada contoh berikut misalnya: Siswa kelas 111 SD asal Bojangsari, Jombang Jatim ini diyakini dapat menyenbuhkan 1001 macam penyakit. Sehingga belakangan ini media sering ramai memeritakan munculnya dukun ponari yang masih berusia 10 tahun. 4 Dalam data di atas menunjukkan ketidaktepatan substitusi klausal. Hal ini ditandai dengan adanya satuan lingual “Siswi kelas III SD asal Desa Bolangsari, Jombang Jatim” sebagai unsur terganti memilki makna yang lebih luas, bila dibandingkan dengan kata “Ponari” sebagai unsur pengganti yang bermakna lebih sempit. Alasan pemilihan penelitian rubrik gagasan sebagai kajian dalam penelitian ini karena di dalam rubrik tersebut memuat pendapat opini, atau pandangan masyarakat mengenai suatu kajian. Karena berupa pendapat maka gaya penulisan yang digunakan sesuai dengan kehendak penulis, sehingga ditemukan beberapa jenis substitusi yang tidak tepat pada wacana tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui jenis penanda hubungan substitusi pada wacana rubrik gagasan dalam surat kabar Solopos. Pada penelitian ini penulis mengangkat judul “Penanda Kohesi Substitusi Wacana Rubrik Gagasan Surat Kabar Solopos Edisi Februari 2009”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagimanakah bentuk-bentuk penanda kohesi substitusi yang terdapat dalam wacana rubrik gagasan surat kabar Solopos edisi Februari 2009? 2. Bagaimanakah kedudukan makna pada unsur terganti dengan unsur pengganti kohesi substitusi dalam wacana rubrik gagasan surat kabar Solopos edisi Februari 2009? 5 3. Bagaimana bentuk ketepatan dan ketidaktepatan penanda kohesi substitusi dalam wacana rubrik gagasan surat kabar Solopos edisi Februari 2009? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berisi uraian tentang tujuan secara spesifik yang ingin dicapai dan hendak dilakukan. Berdasarkan masalah yang dikaji, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Memaparkan bentuk-bentuk penanda kohesi substitusi apa saja yang terdapat dalam wacana rubrik gagasan surat kabar Solopos edisi Februari 2009. 2. Mengetahui kedudukan makna unsur terganti dengan unsur pengganti kohesi substitusi dalam wacana rubrik gagasan surat kabar Solopos edisi Februari 2009. 3. Menunjukkan ketepatan dan ketidaktepatan kohesi substitusi dalam wacana rubrik gagasan surat kabar Solopos edisi Februari 2009. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis adalah manfaat yang berkaitan dengan pengembangan ilmu, dalam hal ini ilmu kebahasaan. a. Memperkaya hasil penelitian tentang penggunaan kohesi subsitusi dalam bahasa. 6 b. Dapat digunakan sebagai acuhan, rujukan bagi penelitian lebih lanjut. c. Dapat dijadikan dasar dalam memahami hakikat bahasa dan proses belajar bahasa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pemakai bahasa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menggunakan dan memiliki satuan-satuan bahasa itu sebagai dengan aturan penggunaan bahasa. b. Bagi penulis rubrik diharapkan dapat menumbuhkan aktifitas berfikir sehingga memiliki dedikasi tinggi terhadap bahasa. c. Bagi pembelajaran bahasa memberi masukkan dalam mengaplikasikan pemakaian penanda kohesi substitusi melalui sebuah wacana.