Agama-ilmu - Universitas Brawijaya

advertisement
AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN
Oleh: Moch. Munir
(Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa
Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi
yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama
semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah,
mencapai rohani yang sempurna kesuciannya
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada
Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka
suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Agama adalah sistem tata nilai (values) yang
berupa ajaran untuk mengatur hubungan antara manusia-Tuhan, manusia-manusia serta manusilingkungannya sebagaimana diatur dalam kitab suci yang kebenarannya bersifat mutlak.
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi. Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang
bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup
pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan
contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu
psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka ilmu pengetahuan adalah usaha sadar manusia untuk memahami
fenomena alam yang disusun secara sistematis yang kebenarannya bersifat relatif. Oleh karena itu agar
tidak sesat, maka semua ilmu pengetahuan harus didasarkan atas agama.
Interaksi antara manusia dengan manusia melahirkan ilmu ekonomi, muamalah, psikologi, perdagangan,
hukum, syariat, pendidikan, tarbiyah, berhitung, aljabar, membaca, komunikasi, dakwah, kedokteran,
dan lain sebagainya. Sedangkan interaksi anata manusia dengan lingkungannya melahirkan ilmu
lingkungan, ilmu fisika, kimia, pertanian, peternakan, kelautan, astronomi, ilmu falaq, filsafat usuluddin,
dan lain-sebagainya.
Oleh karena itu ilmu pengetahuan itu harus didasarkan atas sistem tata nilai (value) agama, kalau tidak
maka menjadi sia-sialah ilu pengetahuan itu. Dan perlu diingat bahwa agama dan ilmu merupakan dua
hal yang harus berkaitan satu dengan lainnya. Ilmu pengetahuan menjadi berkembang semenjak orang
Islam memulai menggali dan memahami isi kitab suci secara serius. Sejarah peradaban Islam telah
banyak memberikan kontribusi yang sanagt luas dalam perkembangan ilmum pengetahuan, oleh karena
itu kitbab suci merupakan sumber inspirasi yang melahirkan ilmu pengetahuan.
Secara herakkis agama berada ditempat yang paling atas karena kebenarannya yang mutlak sedangkan
ilmu pengetahuan berada dibawahnya karena kebenarannya tidak mutlak karena tergantung kepada
perjanjian. Dengan demikian aka posisinya menjadi jelas bahwa agama itu bukanlah ilmu, sedangkan
ilmu itu lahir dari ajaran agama. Menurut Mahfud MD (Ketua MK) kehadiran ilmu pengetahuan dalam
ranah keagamaan sebenarnya untuk memudahkan umat dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa, bukan mempertentangkan ilmu pengetahuan dengan fahan-faham fiqih yang kontemporer
sifatnya. Penetapan waktu sholat, puasa dan ibadah lainnya membutuhkan ilmu pengetahuan untuk
menentukan masuknya waktu sholat, puasa, dan ibadah lainnya.
Download