BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan menurut Ahmad Subagyo adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan, studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasibaik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan, studi kelayakanyang menilai kelayakan suatu proyek yang akan dijalankan disebut juga studi kelayakan proyek, sebaliknya, studi kelayakan yang menilai kelayakan suatu ide bisnis yang akan dijalankan disebut juga studi kelayakan bisnis. Bisnis, menurut John M. Echols adalah perusahaan, dan perusahaan menurut Murti Sumarni (1997) adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Ide bisnis memiliki bermacam-macam bentuk, diantaranya: a. Pendirian usaha baru b. Pengembangan usaha yang sudah ada, seperti merger, penambahan permodalan, penggatian tekhnologi, pembukaan kantor baru/ cabang/ perwakilan dsb. c. Pembelian perusahaan dengan cara akuisisi. Dalam pembahasan studi kelayakan ini, ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu: 1) Objek Studi Kelayakan Yaitu proyek atau bisnis yang akan dijadikan sasaran dalam studi kelayakan. Misalnya ada rencana untuk mendirikan pasar swalayan di kota X, calon investor meminta kepada tim ahli (Konsultan) untuk mengadakan studi kelayakan: apakah mendirikan pasar swalayan di kota X tersebut layak atau tidak, objek studi kelayakan dalam kasus ini adalah “pendirian pasar swalayan”. Objek studi kelayakan terbagi menjadi tiga jenis yang berbeda: a) Pendirian, berarti objek yang dipelajari dan diteliti merupakan usaha baru yang akan didirikan. b) Pengembangan, bearti objek yang dikaji usahanya sudah berdiridan mempunyai rencana untuk dikembangkan, terutama pada aspek aspek tertentu, misalnya pembelian tekhnologi baru karena ada permintaan pasaryang meningkat, objek ini seringkali digunakan untuk kelengkapan proposal permohonan kredit ke bank. c) Merger dan akuisisi, berarti objek merupakan usaha yang sudah berdiri dan akan digabungkan atau diambil alih perusahaan lain. Studi kelayakan ini dilakukan biasanya untuk bahan due diligent. 2) Produk studi kelayakan Yaitu produk barang atau jasa, sektor pertanian, sektor industri , dan sektor perdagangan menghasilkan produk barang, sedanngkan sektor jasa menghasilkan produk jasa, antara lain angkutan, penginapan, wisata, reparasi, pelayaran, perbankan, kesehatan dll. 3) Analisis Strategi bisnis Analisis strategi bisnis adalah langkah awal yang penting karena dengan menganalisa strategi bisnis yang akan dijalankan perusahaan , kita dapat mengidentifikasi provit driver dan key risk perusahaan yang akhirnya dapat diajukan dalam penngembangan usaha. Kuncoro.(1998) 2.2 Teori Bisnis Menurut pendapat Raymond E. Gloss dalam bukunya yang berjudul Business: Its nature and Environtment; an introduction, perusahaan diartikan sebagai sebuah sumber organisasi yang memproses perubahan keahliah dan sumber daya ekonomi menjadi barang atau jasa yang diperuntukan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan keuntungan kepada para pemiliknya, dan berfokus pada organisasi, sedangkan bisnis disisi lain, diartikan sebagai selruuh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang orang yang berkecimpung didalam bidang perniagaan (Produsen, pedagang, konsumen dan dimana industri itu berada) dalam rangka memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka. Dengan kedua istilah tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas dibandingkan dengan pengertian perusahaan, karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. 2.2.1 Bisnis Dibidang Jasa Selain industri manufaktur, perkembangan bisnis disektro jasa terus berlangsung. Oleh karena itu pengertian studi kelayakan untuk industri jasa perlu didukung oleh pengertian jasa itu sendiri. Termasuk didalamnya aspek aspek yang menciptakan peluang untuk berkembangnya bisnis jasa itu sendiri, isu isu strategis yang perlu diperhatikan oleh para penyedia jasa, serta hal hal penting perihal jasa lainnya. Zeithhalm dan Bitner (1996) mencuba merangkum banyak pendapat para ahli tentang definisi jasa sebagai berikut: “semua aktifitas ekonomi yang outpunya bukanlah produk atau konstruksi fisik, yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan pada waktu yang sama, dan nilai tambah yag diberikannya dalam bentuk (seperti: kenyamanan, liburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip adalah intangible bagi pembeli pertamanya”. 2.2.2 Perbedaan Barang dan Jasa Zeithhalm dan Bitner menggambarkan perbedaan karakteristik barang dan jasa. Jasa memiliki karakteristik dalam hal-hal intangibilitas, keberagaman, stimultanitas produksi dan konsumsi jasa, serta kerentanan (Persihability). Sudah tentu, barang akan memiliki karakteristil yang berbeda dan sebaliknya. Berikut ini adalah paparan keempat karakteristik jasa tersebut: a. Intingabilitas (intangible) Secara prinsip nya, jasa adalah sesuatu yang intangible, walaupun sering mencakup tindakan tangible. Konsekuensi yang muncul akibat dari sifat intangible adalah bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh, oleh karena itu jasa tidak dapat disimpan, akibatnya fluktuasi permintaan jasa sulit untuk dikendalikan. Selanjutnya bahwa jasa tidak dapat dipatenkan, akibatnya suatu konsep jasa akan mudah ditiru oleh persaingan, juga jasa sulit dikomunikasikan kepada konsumen, karena itu, penentuan harga jasa sulit dikomunikasikan kepada konsumen. Selain itu, penentuan jasa harga juga sulit karena biaya pemrosesan jasa sulit dibedakan mana biaya tetap dan mana yang termasuk biaya variabel. b. Keberagaman Output jasa bervariasi sehingga jasa sulit distandarkan. Misalnya, meskipun untuk suatu jasa yang sama, setiap konsumen ingin dipenuhi keinginannya dengan cara yang berbeda beda. c. Stimultanitas produksi dan konsumsi Dalam produksi barang, biasanya barang dibuat dahulu baru kemudian dijual untuk dikonsumsi, namun dalam produksi jasa, biasanya dijual terlebih dahulu, lalu diproduksi dan dikonsumsi secara stimultan. d. Kerentanan (perishability) Jasa tidak dapat disimpan, dijual lagi atau dikembalikan. 2.2.3 Alasan Pengembangan Usaha Mengembangkan suatu usaha merupakan jawaban dari analisis yang sifatnya strategis yang diputuskan oleh management tingkat atasa. Mengembangkan usaha caranya ada bermacam-macam, misalnya: a. Membuat perusahaan baru, yang dikenal secara umum sebagai anak perusahaan, atau secara akademis sebagau SBU (Strategic Business Unit), dimana produk baru yang akan dibuat berada dibawah perusahaan baru ini. b. 2.3 Hanya membuat produk baru, tetapi tidak dengan membuat perusahaan baru. Pengertian Strategi Startegi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan, dalam buku Strategic Management competitive and globalizations, michael A Hit menuliskan “strategy is an integrated and coordunated set of commitment and actions design to exploit core competence and gain competitive advantage”. Strategi disini diartikan sebagai suatu pola atau rencana berskala besar yang berorientasi ke masa depan dengan mengintegrasikan seluruh kekuatan sumber daya yang dimiliki dengan kebijakan, tindakan maupun sasaran organisasi, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan guna mencapaitujuan organisasi yaitu keunggulan kompetitif. Strategi merupakn rencana permainan perusahaan. Meskipun tidak merinci seluruh pemanfaatan (manusia, keuangan, material) dimasa depan, rencana tersebut menjadi kerangka bagi keputusan manajerial. Strategi mencerminkan penngetahuan perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing. 2.3.1 Management Strategis dalam Perencanaan Strategis. Untuk dapat mewujudkan keunggulan daya saing, perusahaan memerlukan strategi bersaing yang tepat, strategi tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimaldan peluang yang ada serta mengurangi kelemahan dan ancaman yang dihadapi. Perencanaan strategis dilakukan baik di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba. Perencanaan strategis menyeluruh ini dikenal sebagai management strategis. Menurut Pearce (2007) management strategis didefinisikan sebagai suatu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. Pearce juga menyebutkan tujuh tugas dari suatu management strategis, yaitu: 1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi dan tujuan perusahaan. 2. Melakukan suatu analis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas perusahaan. 3. Menilai lingkungan ekternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual lainnya. 4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dilakukan perusahaan dengan cara menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal. 5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan. 6. Memiliki satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut. 7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan. 2.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Dr. Husein Umar, dalam bukunya yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis, mengacu pada konsep bisnis terdahulu aspek aspek yang perlu diteliti adalah sebagai berikut: Aspek Pasar Fakta Lapangan Aspek Pemasaran Aspek Keuangan Aspek Lainnya Sumber Husein Umar (2007), Metode Riset Bisnis 2.4.1 Aspek Pasar Kutub pertama dari model lingkungan bisnis adalah aspek pasar. Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Bagaimana kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk juga penting untuk dianalisis. Analisis dapat dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial, jenis data yang digunakan dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. a. Pengertian Pasar Pasar menurut para ahli, merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu sekelompok orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar menawar, sehingga dengan demikian terbentuk harga. Salah seorang ahli pemasaran, Stanton, mengemukakan pengertian yang lain tentang pasar, yakni merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu orang dengan segala kebutuhan dan keinginannya, daya belinya, serta tingkahlaku pembeliannya. b. Bentuk Pasar Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen/penjual dan sisi konsumen. Dari sisi produsen/penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna, persaingan monopollistis, oligopoli, dan monopoli. Berikut ini dijelaskan secara singkat bentuk bentuk pasar dari sisi produsen. 1) Pasar Persaingan Sempurna. Pada jenis ini, aktivitas persaingannya tidaklah nampak karena tidak terbatasnya jumlah perodusen (sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil) dan konsumen dapat menjual atau membeli beberapa saja tanpa ada batas asal membeli atau menjual pada harga pasar. Jadi, pada pasar ini justru tidak ada gunanya mengadakan persaingan. 2) Pasar Monopoli. Adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja. Dalam hal ini tidak ada barang subtitusi terhadap barang yang dijual oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk mesuknya pesaing dari luar. 3) Pasar Oligopoli. Merupakan perluasan dari pasar monopoli. Dalam menentukan tingkat harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa, tindakan atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan. 4) Pasar Persaingan Monopolistik. Merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan monopoli. Dikatakan mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk dan keluar pasar. Oleh karena barang barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli. 2.4.2 Aspek Pemasaran Setelah pasar terbagi pada bagiannya, selanjutnya perusahaan harus melakukan studi pada 3 kegiatan besar, yaitu: a. Penentuan segment target b. Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasan mereka atas produk-produk sejenis c. Menentukan strategi kebijakan, dan program pemasaran. Selain tiga hal besar tersebut, perusahaan juga harus membuat marketing mix, dalam hal ini lebih difokuskan pada perusahaan jasa, yaitu product/Jasa apa yang dihasilkan, price; yaitu berapa harga yang akan diberikan terhadap satu jasa yang akan dilakukan, place; yaitu dimana jasa tersebut akan ditempatkan, promosi; yaitu tentang bagaimana jasa tersebut diperkenalkan atau dipasarkan, people; yaitu siapa orang yang akan menyajikan jasa tersebut, physical evidence; yaitu suatu lingkungan fisik dimana jasa tersebut disampaikan, dimana perusahaan dan konsumen berinteraksi, proses; yaitu pencerminan bagaimana seluruh elemen jasa pemasaran di koordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi yang diberikan kepada konsumen. Dalam aspek pemasaran ini, dikenal pulan strategi persaingan yang mengelompokkan perusahaan pada berdasarkan posisi persaingan dijabarkan sebagai berikut: 1.) Market Leader. Kotler (1994:312) menyatakan “kebanyakan industri memiliki sartu perusahaan yang diakui sebagai pemuka pasar, perusahaan ini memiliki market share terbesar didalam pasar produk atau jasa bersangkutan. Biasanya perusahaan ini memimpin perusahaan-perusahaan lain dalam perubahan-perubahan harga, memperkenalkan produk baru, distribusi, dan intensitas promosi” kotler juga menyatakan bahwa perusahaan yang menduduki posisi sebagai market leader memiliki pangsa pasar terbesar dalam pasar produk yang relevan ( + 40% ). Perusahaan seperti ini menjadi orientasi para pesaing yang ingin menantang, meniru atau menghindari persaingan langsung dengannya. 2.) Market Follower Menurut Tjiptono (1997:32) perusahaan market folower merupakan perusahaan yang bersifat mengikuti market leader. Untuk kelompok perusahaan seperti ini strategi pemasaran yang ditetapkan seringkali mengekor pada strategi pemasaran perusahaan yang memiliki posisi market leader yang dianggap berhasil. Namun tidak jarang juga perusahaan menggunakan strategi follower. Tjiptono juga menyebutkan bahwa strategi follower adalah bentuk strategi yang diarahkan untuk meniru keberadaan suatu produk atau jasa yang telah ada di pasaran. Perusahaan dengan strategi in mengikuti jejak perusahaan yang sudah dikenal. Meskipun hanya meniru, bukan berarti market follower menjalankan usaha tanpa suatu strategi apapun. Perusahaan follower juga perlu mempertahankan konsumennya dan memperoleh tambahan pelanggan. 2.4.3 Aspek Keuangan Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan bisnis untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang ditentukan dan menilai apakah bisnis tersebut dapat berkembang terus. Penilaian rencana bisnis ini dilakukan melalui metode: a. Kebutuhan Dana dan Sumbernya Untuk merealisasikan proyek bisnis dibutuhkan dana untuk investasi. Dana tersebut diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, kendaraan, mesin-mesin, serta aktiva tak berwujud seperti paten, lisensi, biaya perizinan, dan biaya-biaya sebelum operasi. Selain aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja. Menghitung modal kerja dapat menggunakan metode yang didasarkan pada waktu yang diperlukan sejak dana keluar dari kas sampai kembali menjadi kas. Setelah diketahui sejumlah dan yang diperlukan, perusahaan harus mengambil kebijakan untuk memilih sumber dana yang memilki biaya paling rendah, dan tidak menimbulkan masalah, beberapa sumber dana antara lain; modal pemilik yang disetorkan, saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal, obligasi, kredit bank, leasing dr lembaga non bank. b. Aliran Kas Laporan perubahan kas (Cash Flow Statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan menunjukkan mengenai darimana perubahan sumber-sumber kas kas tersebut dan dengan penggunaan- penggunaannya. Kas memiliki 3 komponen utama, yaitu; 1) Initial cash flow Untuk menentukan initial cash flow ini, pola aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran investasi harus diidentifikasikan. Ini berarti kita harus mengetahui bagaimana pembayaran untuk sewa bangunan, perizinan, pembayaran peralatan kantor dsb. tambahan untuk pengeluaran-pengeluaran untuk Sebagai biaya-biaya pendahuluan dan sebelum operasi, termasuk juga penyediaan modal kerja perlu dimasukkan. 2) operational cash flow penentuan tentang berapa besarnya operational cash flow setiap tahunnya, merupakan titik permulaan untuk penilaian provitabilitas usulan investasi tersebut. Kebanyakan cara yang dipergunakan untuk menaksir operational cash flow setiap tahunnya adalah dengan menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan prinsipprinsip akuntansi dan menambahkan biaya yang sifatnya bukan tunai (depresiasi). Karena itu dalam praktiknya akan banyak sekali menjumpai cara menaksir kas operasional adalah dengan menggunakan rumus : laba setelah pajak + Penyusutan. 3) Terminal cash flow Terminal cash flow umumnya terdiri dari cash flow sisa (residu) investasi tersebut dan pengembalian modal kerja. Beberapa projek masih memiliki nilai sisa, meskipun aktiva aktiva tetapnya tidak memiliki nilai ekonomis lagi. Aliran kas dari nilai sisa ini juga perlu dihubungkan dengan pajak yang mungkin dikenakan. Jika projek memerlukan modal kerja, yang pada umumnya setiap projek membutuhkannya, maka jika projek tersebut berakhir, dan modal kerja tidak dibutuhkan lagi, maka modal kerja ini akan kembali sebagai aliran masuk pada akhir usia projek. Pada umumnya ada 5 metode yang biasa dipakai dalam penilaian investasi, yaitu: a. Metode average rate of return Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Laba setelah pajak ARR: x 100% Biaya Operasional b. Metode payback period Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuannya bukan persentase, melainkan satuan waktu (Bulan, tahun dsb.) Investasi PP = x 1 tahun/ bulan Kas Bersih per tahun c. Metode net present value Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Kas Brsh 1 + Kas Brsh 2 + ….Kas Brsh n - Investasi NPV = (1+ i) (1+ i) (1+ i) Ket: i = Suku Bunga d. Metode Internal rate of return Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasamasa mendatang. i1 + NVP 1 IRR = X (i2-i1) NVP 1 – NVP 2 Ket : i1 = Tingkat bunga 1 (tingkat Discount Rate yang menghasilkan NPV 1) Atau dengan formula lain, yaitu: P2 – P1 IRR = P1 – C1 x C2 – C1 Ket: P1 = Tingkat Bunga 1 P2 = Tingkat Bunga 2 C1 = NPV 1 C2 = NPV 2 e. Metode Profitability Index Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi. ∑ PV Kas Bersih PI = x 100% ∑ PV Investasi 2.4.4 Aspek Lainnya Dalam hal ini menyangkut aspek tekhnologi dan teknik, sumber daya manusia, aspek managemen, lingkungan industri, yuridis, lingkungan hidup, dsb. 2.9 Keagenan Kapal Menurut Capt. R.P Suyono dalam bukunya yang berjudul Shipping Pengangkutan Intermodal Expor Impor Melalui Laut, Keagenan adalah hubungan berkekuatan secara hukum yang terjadi bilamana dua pihak bersepakat membuat perjanjian, dimana salah satu pihak dinamakan agen (Agent) setuju untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan Pemilik dengan syarat bahwa pemilik tetap memiliki hak untuk mengawasi agennya mengenai kewenangan yang dipercayakan kepadanya, atau dengan arti lain keagenan kapal adalah seseorang atau bagian dari perusahaan yang bertindak sebagai wakil dari bagian lain (pada prinsipnya) dan memiliki wewenang berdasarkan kontrak kerjasama. Secara tradisional, agent akan dipilih dan ditunjuk oleh pemilik kapal, namun penunjukkan ini hanya berlaku 1 kali. Kapal mungking sedang dipekerjakan atau disewa oleh pemilik kargo, seperti minyak, batubara, nickel, buah-buahan dll, ada juga pemilik kapal yang menggunakan kapalnya untuk kargo sendiri, namun jumlahnya tidaklah banyak. Secara umum, pemilik kapal akan berusaha untuk memasarkan kapalnya kepada pemilik kargo. Ketika pemilik kapal setuju untuk menyewakan kapalnya kepada pihak ketiga, pemilik kapal tidak bisa melepaskan kontrolnya terhadap kapal tersebut, oleh karena itu pemilik kapal akan menunjuk seseorang atau perusahaan untuk menjadi wakil mereka dalam mengontrol kapal ditempat yang bersangkutan, baik itu tempat muat ataupun tempat bongkar. a. Tugas Agen dan Wewenangnya Setelah pemilik kapal setuju dengan penawaran yang agent berikan, maka saat itu pula agent memiliki hak untuk mengatur dan mengurus kebutuhan kapal pada saat kedatangan dan selama kapal tinggal di pelabuhan. Secara garis besar, tugas rutin agent adalah sebagai berikut: 1. Koordinasi operasi dan pemasaran Koordinasi operasi adalah tuhas untuk memastikan bahwa pembongkaran/pemuatan kapal dikerjakan dengan baik oleh perusahaan bongkar muat (PBM). Selain itu tugas koordinasi juga termasuk memastikan bahwa ketika kapal masuk ketempat sandar pelabuhan, pelaksanaan pandu, dan kapal-kapal tunda dilakukan dengan baik. Sedangkan yang dimaksud dengan koordinasi pemasaran adalah fungsi agent untuk mencarikan muatan, mengumumkan kedatangan kapal, hubungan dengan armada pemasaran dan sebagainya, namun kegiatan pemasaran ini hanya berlaku ketika kapal yang diageni adalah kapal milik perusahaan keagenan tersebut. 2. Koordinasi keuangan Koordinasi keuangan merupakan tugas general agent untuk mengumpulkan dan mencatat segala pengeluaran kapal selama berada dipelabuhan. Karena tagihan dari pelabuhan sering terlambat, maka bagian disbursement bertugas menyelesaikan tagihan-tagihan yang belum diselesaikan. Dengan demikian agen memerlukan advance money yang cukup besar, terutama untuk kapalkapal dengan angkutan bebas (Tramper), karena kemungkinan tidak akan singgah lagi ditempat pelabuhan berada. 3. Mengumpulkan disbursement Bagian disbursement mengumpulkan segala dipelabuhan dan sesudah pemberangkatannya. tagihan selama kapal Tugas ini diawasi bagian operasional dan keuangan. 4. Koordinasi lain yang berkaitan dengan dokumentasi dan muatan Berikut ini adalah dokumen pelayan yang harus diproses oleh perusahaan keagenan: a) Bill of lading b) Sea Waybills c) Cargo Manifest d) Freight Manifest e) Shipping notes f) Delivery orders g) Mate receipts h) Laporan bongkar muat kapal b. Skala Honor Untuk Agent Besarnya honor yang diberikan oleh pemilik kapal terhadap agent sangatlah bervariaif, tergantung dari hasil perjanjian sebelumnya, atau dalam hal ini, agent memiliki kemungkinan besar untuk menentukan honornya sendiri, namun hal itu harus mendapat persetujuan dari kedua belah pihak. Penggunaan skala honor ini adalah hal yang lazim terjadi di semua negara yang menggunakan keagenan sebagai pemegang wewenang untuk kapal di pelabuhan tertentu, tidak ada aturan yang baku mengenai berapa honor agent harus dibayarkan, hal ini terjadi karena persaingan antar agent sangat rendah, dan agent dibebaskan untuk membuat penawaran dengan harga mereka yang unik. Menurut Capt.R. P Suyono, selain bekerja untuk kapal sendiri, agent juga melayani kapal kapal asing, maka secara umum pendapatan dari cabang perusahaan pelayaran nasional yang juga bekerja sebagai agen pelayaran asing adalah: Komisi dari kapal Kapal-kapal milik sendiri Kapal-kapal keagenan (Call fee & Komisi dari muatan) Jasa Order dari PBM yang ditunjuk sebagai perusahaan bongkar muat dari kapal yang diageni. Pendapatan usaha keagenan berupa: Komisi Agen EMKL Haulage/Trucking Depot Transhipment dll