BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tunjauan Umum Perbankan Dalam pembangunan suatu bangsa, mencakup didalamnya pembangunan ekonomi, memerlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai, karena pembangunan sangat memerlukan ketersediaan dana. Lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), keduanya merupakan lembaga intermediasi keuangan. Menurut Susilo, dkk (2004:7) mengungkapkan pengertian lembaga keuangan sebagai berikut: “Lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran penting bagi aktivitas perekonomian peran strategis bank dan lembaga keuangan dan lembaga keuangan bukan bank tersebut, sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan (finance intermediaries) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.” Dalam dunia modern sekarang ini, diperlukan peran serta lembaga keuangan bagi pembangunan ekonomi, terutama peranan perbankan sangatlah besar dalam memajukan perekonomian. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang dalam menjalankan aktivitas keuangan baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan tidak terlepas dari dunia perbankan. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 Pasal 1 tentang Pokokpokok Perbankan, pengertian lembaga keuangan sebagai berikut: “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. 16 17 Maksud lembaga keuangan menurut undang-undang tersebut adalah semua badan yang kegiatan-kegiatannya dalam bidang keuangan, menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi perbankan tersebut penulis menyimpulkan perbankan adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. 2.1.1 Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi itu sendiri dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan asas yang digunakan dalam perbankan, maka tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 2.1.2 Pengertian Manajemen Perbankan Setiap kali menyebut kata “Bank” kita selalu mengkaitkan dengan uang. dan memang Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan atau perusahaan yang melayani jasa penyimpanan uang masyarakat atau negara, jasa keuangan atau Bank seperti sekarang banyak macamnya dan banyak beberapa jasa bank yang melayani dengan sistem yang berbeda dan bermacam-macam hadiah pula. Fungsi bank rata-rata hampir sama yaitu perantara masyarakat yang mempunyai dana dan masyarakat yang membutuhkan dana. Prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu, karena bank berfungsi sebagai perantara maka faktor “kepercayaan” dari masyarakat merupakan faktor utama dalam menjalankan 18 bisnis perbankan. Manajemen bank dihadapkan pada berbagai upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat, dalam hal ini para nasabahnya, mengelola perbankan harus secara profesional. Karena mengelola bank sangat berbeda dengan perusahaan lainnya. Mengemas produk perbankan tidak hanya terhadap produk saja akan tetapi juga terhadap akurasi administrasi dan kesanggupan serta kecakapan para SDM Bank tersebut untuk menjual & memasarkannya. Ada 3 kelompok jasa Bank yang perlu dikelola antara lain 1. Funding artinya menghimpun dana 2. Lending artinya menyalurkan dana atau secara kredit 3. Service artinya pelayanan Bank lainnya seperti Customer Servis, Jasa pelayanan pelanggan, hadiah. Ketiga kelompok tersebut dalam pelayanan saling bersamaan karena peranan manajemen perbankan saling berkaitan antara yang satu dan yang lainnya, dan jika manajemen bank tidak mengkaitkan akan terjadi seperti kasus Century. Di dalam manajemen perbankan haruslah profesional dalam memimpin atau mengatur jika tidak maka apa yang selama ini diharapkan tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan atau bisa mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi bank tersebut. Menurut Rizki (2010) Manajemen Perbankan adalah: “Bagaimana seseorang atau kelompok dapat mengelola ketiga jasa yang dimaksud di atas secara profesional dan simultan laba secara optimal”. Menurut Syariahmuamalah (2011) manajemen perbankan adalah: “Segala bentuk kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun evaluasi dalam aktivitas perbankan”. Mengelola perbankan sangat berbeda dengan mengelola jenis usaha lainnya, baik itu dari segi produk yang ditawarkannya maupun dari segi waktu penawarannya. Sebuah bank memiliki fungsi intermediasi di mana dana dialirkan dari penyimpan kepada pengguna. Sementara itu pada saat yang sama bank, 19 karena merupakan perantara aliran dana, harus menjaga tingkat kepercayaan dari nasabah dan sekaligus harus siap menghadapi ketidakpastian di pasar keuangan yang saat ini semakin tinggi intensitasnya. Manajemen perbankan adalah ilmu dan seni dalam mengatur kegiatan pengumpulan dana, penyaluran kredit dan pelaksanaan. Sebagai institusi yang amat penting peranannya dalam masyarakat bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, yang tidak lepas dari biaya-biaya untuk dapat melaksanakan kegiatan usahanya salah satunya perusahaan mengeluarkan biaya operasionalnya. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa manajemen perbankan adalah bagaimana seseorang dapat mengelola funding, lending, Service dan sumber koordinasi yang efektif, efisien didalam meraih laba yang optimal. 2.1.3 Pengertian Bank Bagi masyarakat, bank merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank adalah suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran, atau melakukan penagihan. Disamping itu peran perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi jelas, penulis mengutip beberapa definisi atau rumusan yang dikemukakan para penulis sebagai berikut: Pengertian bank Menurut PSAK No.31 (2004:31.1) adalah: “Lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.” 20 Menurut Kasmir (2008:11) “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau keduaduanya”. Sedangkan menurut Malayu Hasibuan (2006:2)adalah: “Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja”. Pengertian bank menurut Dendawijaya (2009:14) adalah: “Suatu badan usaha yang tugas utama nya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalur dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan”. Pengertian Bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998 Tentang Perbankan sebagai berikut : 1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup nayarakat banyak. 2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan tau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiattannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 21 Dari beberapa pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa bank merupakan sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan, dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana, kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak. 2.1.4 Fungsi Bank Secara umum fungsi bank adalah menhimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediaries. Secara spesifik fungsi bank seperti dikemukakan oleh Budisantoso dan Triandaru (2006:9), sebagai berikut : 1. Agent of Trust (jasa dengan kepercayaan) Dasar utama perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik oleh bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat dengan dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mempunyai kemampuan untuk menbayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 2. Agent of Development (jasa untuk pembangunan) Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sector moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sektor riil tidak akan bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut 22 memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasidistribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. 3 Agent of Service (jasa pelayanan) Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kagiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan, dan jasa penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dan perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga keuangan (financial intermediaries institusion). 2.1.5 Klasifikasi Bank Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam undang- undang perbankan. Menurut Kasmir (2003:20) jenis- jenis perbankan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu : 1. Segi Fungsi Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 yang dikutip oleh Kasmir (2003:20) jenis perbankan menurut fungsi nya terdiri dari: a. Bank Umum b. Bank pembangunan c Bank Tabungan d. Bank Pasar e Bank Desa f Dan bank Jenis lainnya 23 Pengertian Bank Umum dan Bank perkreditan rakyat (BPR) sesuai dengan Undang-undang No.10 tahun 1998 sebagai berikut : a. Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegunaannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembiayaan. Sifat yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut dengan bank komersil. b. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang didalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan bank perkreditan rakyat jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank umum. 2. Segi Kepemilikan Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank tersebut sebagai berikut: a. Bank pemerintah Pusat yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pemerinyah pusat. b. Bank Pemerintah Daerah yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah. c. Bank Swasta Nasional yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pihak swasta nasional. d. Bank Asing yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki pihak asing, yang membuka kantor cabang di Indonesia sedangkan kantor pusatnya berada di luar negeri. e. Bank Campuran yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki pihak asing dan sebagian dimiliki pihak swasta nasional. 24 3. Segi Status Bank dilihat dari segi statusnya artinya dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat. Pembagian jenis ini disebut kedudukan pada status ini menunjukan ukuran kemungkinan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun lualitas pelayanannya. Untuk memperoleh status berikut ini beberapa jenis bank dilihat dari segi statusnya diantaranya : a. Bank Devisa, yaitu bank yang hanya menggunakan lebih dari satu mata uang dalam transaksi perbankan. b. Bank Non Devisa, yaitu bank yang hanya menggunakan satu mata uang (Rupiah) dalam transaksi perbankan. c. Segi Cara Menentukan Harga, jenis bank dilihat dari cara menentukan harga, baik itu harga juala maupun harga beli, dibagi kedalam dua kelompok, yaitu: 1) Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensial. Dalam mencari keuntungan dan menetukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensial menggunakan dua metode, yaitu: a) Menetapkan bunga sebagai harga, untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suka bunga tertentu. b) Untuk jasa-jasa lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menetapkan berbagai biaya-biaya atau nominal atau presentase tertentu seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa, iuran, dan biaya-biaya lainnya. 2) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam menentukan bunga dan produknya sangat berbeda dengan prinsip bank konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain, untuk menyimpan dana atau 25 pembiayaan atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut : a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan e) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah, menentukan biaya-biaya jasa bank lainnya juga disesuaikan dengan Syariah Islam. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank dengan prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al-Quran dan sunnah Rasul. Pengertian dan klasifikasi bank di atas memberikan tekanan bahwa bank dalam melakukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank, demikian pula dari segi penyaluran dana hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya bagi pemilik, tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hisup masyarakat. Dan ini menjadi komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank umu dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Kegaitan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk yang ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menetukan produk dan jasanya. Bank perkreditan rakyat mempunyai keterbatasan tertentu sehingga kegiatannya lebih sempit. 26 Adapun kegiatan-kegiatan bank menurut Kasmir (2003:30) sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini juga dikenal dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dpat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada adalah sebagai berikut : a. Simpanan Giro (Demand Deposit) Simpanan giro merupakan simpana pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung pada bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih tendah dari bunga simpanan lainnya. b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan ileh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atau tabungannya sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro. c. Simpanan Deposito (Time Deposit) Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya dilakukan sesuai dengan jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito 27 pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposito on call. 2. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan kegiatan lending. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari bermacam jenis, tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan. Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dahulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penilaian kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah selisish dari bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum kredit yang ditawarkan adalah kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit perdagangan, kredit produktif dan kredit profesi. 3. Menberikan jas-jasa lainnya (service) Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana, sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini memberikan kontribusi keuntungan dari Spread based semakin kecil, bahkan cenderung negative spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit). Adapun jasa-jasa bank yang ditawarkan adalah kliring, inkaso, transfer, Letter of credit (L/C), rate Deposit Bax, Bank Card, menerima setoran-setoran, pembayaran, pasar modal dan jasa-jasa lainnya. pembayaran- 28 2.2 Pengertian Biaya Biaya juga berperan penting dalam perhitungan harga pokok, perencanaan, dan pengendalian, berikut pengertian biaya menurut Mulyadi (2002:8) adalah: “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Sedangkan menurut Mulyadi (2003:4) pengertian biaya adalah: “Biaya (expense) adalah kas sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu”. Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur yang terkandung didalamnya, yaitu biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi berupa kas atau ekuivalennya, yang dapat diukur dalam satuan moneter uang, merupakan hal yang terjadi atau potensial akan terjadi dan pengorbanan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu di masa yang akan datang dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Sedangkan menurut Supriyono (2000:185) pengertian biaya adalah : “Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa.” Menurut Erlina (2002:1) pengertian biaya adalah sebagai berikut: “Biaya adalah keseluruhan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan barang dan jasa sedangkan pengertian ongkos (expense) merupakan keseluruhan pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, diluar menghasilkan barang dan jasa atau proses produksi.” Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14) menjelaskan bahwa : “Sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurangan yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba”. 29 Menurut Zaki Baridwan (2004:29) menjelaskan bahwa : “Biaya adalah aliran kas masuk atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan badan usaha”. Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa yang akan datang. Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian yang sangat serius selain karena biaya juga merupakan unsur pengurangan yang persentasinya cukup besar dalam hubungannya dalam pencarian laba bersih. 2.2.1 Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “different costs for diferent purpose”. Menurut Mulyadi (2002:14) biaya dapat digolongkan menurut : 1. Objek pengeluaran 2. Fungsi pokok dalam perusahaan 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan 5. Jangka waktu manfaatnya. 30 Adapun uraian dari penggolongan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yaitu menggolongkan biaya sesuai dengan nama objek pengeluaran. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. 2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan, dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok: a. Biaya Produksi adalah merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b. Biaya Pemasaran adalah merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya iklan, biaya promosi, dan lain-lain. c. Biaya administrasi dan umum adalah merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya biaya gaji karyawan bagian akuntansi, keuangan, personalia, dan lainlain. 3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen, dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan antara lain: a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. 31 4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan biaya dapat digolongkan menjadi: a. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi. 5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. b. Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. 2.2.2 Konsep Biaya Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung dan tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya. 32 Menurut Kholmi dan Yuningsih (2004:11) menjabarkan mengenai konsep biaya adalah sebagai berikut : “Terdapat dua kategori biaya yang utama yaitu biaya pengeluaran dan biaya peluang . biaya pengeluaran adalah arus kas keluar masa lampau, sekarang atau yang akan dating, biaya peluang adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternative dipilih dari beberapa alternative. Secara terminologi biaya dapat dibedakan antara (cost) dengan beban (Expenses).” Biaya menurut pengertian di atas dibagi kedalam dua kategori yaitu biaya sebagai pengeluaran dan biaya sebagai peluang. Biaya pengeluaran yaitu segala pengeluaran yang berhubungan dengan waktu pengeluaran itu terjadi sedangkan biaya peluang yaitu yang berhubungan dengan untuk apa biaya itu digunakan. Sedangkan secara terminology biaya dapat dibedakan menjadi dua pengertian yaitu biaya (cost) dan beban (expenses). Apabila dalam arti sehari-hari biaya dan beban itu memiliki persamaan yaitu sebagai pengurangan kekayaan untuk suatu tujuan perusahaan. Menurut Kholmi dan Yuningsih (2004:12) menjabarkan mengenai konsep biaya adalah sebagai berikut: “Cost merupakan pengorbanan sumber ekonomi perusahaan yang digunakan untuk memperoleh barang dan jasa”. Pengertian biaya (cost) di atas yaitu bahwa biaya merupakan pengorbanan suatu perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa untuk keperluan usaha dari perusahaan tersebut. Biaya biasanya di bayar dengan uang atau kekayaan lainnya yang di miliki perusahaan yang mana uang dan kekayaan tersebut merupakan sumber ekonomi perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Kusnadi dkk, (2001:10) mengenai konsep biaya (cost) yaitu : “Biaya (cost) bisa berfungsi sebagai aktiva atau jasa potensial yang dapat digunakan di masa yang akan dating atau sebagai beban perusahaan yang akan ditandingkan dengan pendapatan.” 33 Pengertian tersebut menjabarkan bahwa biaya bukanlah semata-mata berkurangnya asset perusahaan untuk memenuhi tujuan perusahaan melainkan dapat berfungsi juga sebagai aktiva atau jasa potensial yang dapat digunakan dimasa yang akan dating. Selain itu juga biaya dapat juga ditandingkan dengan hasil dari usaha perusahaan itu sendiri dimana nantinya akan menjadi unsur pengurangan dalam laporan laba rugi perusahaan. Suatu perusahaan yang bertujuan mendapatkan laba dari kegiatan usahanya pasti harus mengeluarkan biaya dalam kegiatan operasional tersebut. Konsep biaya atau beban dalam pengertian di atas yaitu bahwa modal pemilik akan berkurang melalui pengeluaran uang atau penggunaan asset yang ada untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan kegiatan operasional usahanya yang ingin mendapatkan pendapatan atau keuntungan dari kegiatan operasional usahanya tersebut. 2.3 Pengertian Biaya Operasional Secara umum, biaya operasional diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam satuan uang. Dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai operational cost atau biaya usaha. Menurut kamus akuntansi yang dibuat oleh Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar (2000:256) pengertian biaya operasional adalah sebagai berikut: “Biaya Operasional adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan administratif dan penjualan dari suatu perusahaan. Disebut juga non manufacturing expense. Merupakan biaya periode yang berkaitan dengan waktu, bukan dengan produk. Biaya ini dibagi atas biaya penjualan dan biaya administrasi umum.” Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2003:57) menyatakan bahwa : “Beban operasional bisa didefinisikan sebagai asset keluar atau pihak lain memanfaatkan asset perusahaan atau munculnya hutang atau kombinasi antara ketiganya selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang, memberikan jasa, atau melaksanakan aktivitas lain yang merupakan operasi pokok perusahaan.” 34 Berdasarkan pendapat tersebut, bisa disimpulkan bahwa dalam mengopersikan perusahaan baik dalam melakukan kegiatan produksi, kegiatan distribusi, pelayanan kepada pelanggan dan aktivitas lainnya dalam perusahaan memerlukan biaya, dimana biaya tersebut menyebabkan modal perusahaan berkurang atau terpakai dan juga menimbulkan hutang, apabila biaya tersebut tidak dibayarkan pada saat biaya itu timbul. Untuk membayar kewajiban tersebut ada asset perusahaan yang harus dikorbankan seperti uang atau barang-barang lain sesuai dengan syarat pembayaran yang disepakati kedua belah pihak. Pengertian biaya operasional yang dikemukakan oleh Jopie Jusuf (2006:33) adalah sebagai berikut: “Biaya operasional atau biaya operasi adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari.” Menurut Nafarin (2000:76) menyatakan bahwa : “Biaya operasional adalah biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.” Menurut Bambang Riyanto (2001:30) mengemukakan bahwa : “Biaya operasional adalah harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum.” Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya operasional adalah biaya yang berhubungan atau mempengaruhi langsung pada aktivitas perusahaan, secara umum tujuan dari aktivitas perusahaan adalah untuk memperoleh laba, unsur terbesar dari laba adalah pendapatan operasional, dengan kata lain biaya operasional merupakan sumber ekonomi dalam upaya mempertahankan dan menghasilkan pendapatan operasional. 35 2.3.1 Unsur-unsur Biaya Operasional Salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan yang beroperasi dalam distribusi produk barang dan jasa yaitu adalah untuk menjual produk dan memperoleh keuntungan. Jadi dapatlah dikatakan bahwa semua biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan operasional perusahaan tersebut merupakan biaya operasional perusahaan. Untuk tujuan analisis maka biaya-biaya yang terjadi dilingkungan perusahaan biasanya dibagi kedalam tiga kelompok biaya operasional yang meliputi biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya administrasi dan umum. Maka kami memakai konsep biaya operasional menurut Riyadi (2006:164) yaitu:biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya administrasi dan umum. Adapun pengertian dari biaya yang terdapat dalam laba-rugi bank menurut Riyadi (2006:164) yaitu sebagai berikut: 1. Biaya bunga Semua biaya atas dana-dana (termasuk provisi) yang berasal dari bank Indonesia, bank-bank lain dan pihak ketiga bukan bank. 2. Biaya tenaga kerja Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan untuk membiayai pegawainya, seperti gaji dan upah, uang lembur, perawatan kesehatan, honorarium komisaris / dewan pengawasan, bantuan untuk pegawai dalam bentuk natura, dan pengeluaran lainnya untuk pegawai, misalnya uang cuti dan sebagainya. 3. Biaya administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum adalah merupakan biaya-biaya untuk mendukung kegiatan operasional suatu bank. Yang termasuk dalam kelompok biaya-biaya admnistrasi dan umum adalah sebagai berikut : a. Biaya Premi asuransi b. Biaya penelitian dan pengambangan c. Biaya sewa d. Biaya Promosi 36 2.4 Laba Besar kecilnya laba yang dicapai merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola prusahaan tersebut. Untuk itu tugas manajemen adalah untuk merencanakan dengan baik masa depan perusahaannya, dimana usaha menetapkan perolehan laba adalah salah satunya, laba biasanya mengacu pada surplus atau kelebihan pendapatan atas biaya yaitu keuntungan bersih dari suatu kegiatan operasional suatu perusahaan. 2.4.1 Pengertian Laba Operasional Dalam pemahaman secara umum dapat disepakati bahwa perusahaan merupakan organisasi yang aktivitasnya bertujuan mendapatkan dan memaksimalkan laba. Tujuan memaksimalkan laba merupakan pernyataan yang paling mudah dipahami pengingat laba dimaksud merupakan kelebihan pendapatan operasional. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha ekonomi pastinya mencari keuntungan atau laba. Dari pengertian laba di atas dapat disimpulkan bahwa laba merupakan hasil lebih dari pendapatan usaha yang dikurangi biayabiaya usaha dan juga merupakan kenaikan bersih dari jumlah modal yang pertama untuk kegiatan usaha tersebut yang mana kenaikan dari kegiatan operasional perusahaan itu. Menurut Prastowo dan Juliaty (2002:15) menyatakan mengenai laba bahwa: “Laba merupakan kenaikan dalam modal uang nominal selama periode tertentu”. Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa laba merupakan kenaikan dari modal yang berupa nominal uang yang dihitung dalam periode tertentu sesuai dengan operasional perusahaan tersebut. 37 Menurut Syahrul (2000:666) dalam Kamus Akuntansi, mengemukakan pengertian tentang laba: “Perbedaaan positif sebagai hasil penjualan produk-produk dan jasajasa dengan harga lebih tinggi daripada biaya untuk menghasilkan barang tersebut.” Menurut Munawir S. (2002:47), bahwa : “Laba operasional adalah selisih antara pendapatan yang telah direalisasi dengan biaya yang terjadi untuk mendapatkan pendapatan tersebut”. Menurut Agus Sartono (2008:408), bahwa: “Laba merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha. Konvensional merupakan pengurangan pertama dari hasil penjualan dalam daftar pendapatan, akan tetapi ini tidak berarti bahwa harga pokok itu lebih penting dari pada biaya-biaya perusahaan lainnya”. Menurut Kasmir (2008:302), mengemukakan bahwa : “Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Pihak manajemen selalu merencanakan besar perolehan laba setiap periode, yang ditentukan melalui target yang harus dicapai. Hal ini berarti bahwa salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya adalah mengenai perolehan laba atas keuntungan”. Beberapa pendapat yang telah dikemukakan yakni, Munawir, Kasmir dan Agus Sartono maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penentuan target besarnya laba ini penting guna mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Di samping itu, dengaa adanya target yang harus dicapai, pihak manajemen termotivasi untuk bekerja secara optimal. Hal ini penting karena pencapaian laba ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, sekaligus ukuran kinerja pihak manajemen ke depan. Kemudian, bagi pihak manajemen, perolehan laba perusahaan tidak hanya sekedar laba saja, tetapi harus memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya ada jumlah angka baik dalam unit maupun dalam rupiah yang yang harus dicapai oleh manajemen suatu perusahaan setiap periodenya. 38 Menurut Anthony (dalam Iis Halimah, 2002:52), memyatakan bahwa : “Laba adalah salah sau sasaran penting bagi organisasi yang berorientasi laba adalah menghasilkan laba. Oleh karena itu, laba dapat dipakai sebagai tolak ukur efektivitas. Laba adalah selisih antara pendapatan dengan pengeluaran, maka laba juga merupakan ukuran efesiensi, jadi laba merupakan ukuran efektivitas dan efisiensi.” Dari seluruh pendapat-pendapat di atas mengenai laba di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang di bebankan. 2. Laba merupakan kenaikan modal dalam uang nominal selama periode tertentu. 3. Laba ditentukan dari secara wajar antara semua pendapatan dan semua beban yang terjadi dalam periode yang sama di dalam suatu laporan laba rugi. 4. Makin besar jumlah pendapatan dan makin kecil jumlah biaya, semakin besar laba yang diperoleh. 5. Seluruh biaya yang dapat ditekan serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan serta menekan biaya operasional (beban bunga, beban tenaga kerja, beban administrasi dan umum) maka akan diperoleh laba operasional perusahaan. Menurut Ikatan akuntansi Indonesia (2002:25) menyatakan bahwa : “Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, pembagian jasa (fees), bunga, royalti, disewa. Keuntungan mencerminkan pos bunga yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.” Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakekatnya bermanfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakekatnya tidak berbeda dengan pendapatan. 39 2.4.2 Jenis-jenis laba Laba memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga perlu digolongkan ke dalam jenis-jenis laba. Seperti yang diungkapkan dalam Simamora (2002:25) : “Klasifikasi atau jenis-jenis laba dalam kaitannya dengan perhitungan laba rugi dapat dibagi menjadi empat diantaranya laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih setelah pajak.” Laba kotor merupakan hasil penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan. Laba operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perusahaan-perusahaan yang besar dalam perekonomian, dapat diharapkan akan tercapai setiap tahun oleh karenanya angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas. Laba sebelum pajak merupakan laba operasi ditambah dengan hasil dan biaya diluar operasi. Bagi pihak tertentu, terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting, karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai oleh perusahaan. Laba bersih atau laba setelah pajak, adalah laba setelah dikurangi berbagai biaya pajak. Laba bersih dipindahkan ke dalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan ini akan timbul sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden. 2.4.3 Manfaat Laba Dalam kegiatannya perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya untuk kelangsungan hidup perusahaan dan untuk menutupi segala kewajiban yang timbul selama operasional perusahaan serta untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Selain itu untuk memberikan keuntungan kepada pemilik perusahaan atau kepada pemegang saham perusahaan. 40 Kegunaan laba yang dijelaskan dalam Standar Akuntansi Indonesia (2002; PSAK No. 25) adalah sebagai berikut: “Laba adalah semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu pendapatan dan beban dalam suatu periode harus tercakup dalam pendapatan laba/rugi bersih untuk periode tersebut kecuali jika standar akuntansi keuangan yang berlaku mewajibkan atau memperbolehkan semuanya.” 2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Operasional Laba perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat mendukung, peningkatan laba maupun yang dapat mengurangi laba, adapun faktor-faktor tersebut adalah: 1. Pendapatan, meliputi penghasilan bunga dan penghasilan operasional lainnya yang memberikan nilai pendapatan bersih, yang bersifat mendukung peningkatan laba. 2. Biaya Tenaga kerja, seluruh pengeluaran untuk biaya hidup pegawai, direksi, dan para komisaris baik untuk gaji, uang lembur, jaminan-jaminan sosial, tunjangan-tunjangan dan kesejahteraan lainnya, baik berbentuk natura maupun pengeluaran-pengeluaran lain untuk kepentingan pegawai bank. 3. Biaya bunga, adalah biaya atas dana-dana bank seperti bunga deposito, bunga tabungan, jasa giro dan bunga pinjaman pada bank Indonesia(bunga kredit likuidasi), bunga pinjaman antar bank (call money) dan bunga pinjaman pada pihak ketiga lainnya yang bukan bank. 4. Biaya administrasi dan umum adalah merupakan biaya-biaya untuk mendukung kegiatan operasional suatu bank. 2.4.5 Laba pada Perbankan 2.4.5.1 Pendapatan Operasional Yank dimaksud ke dalam rekening ini adalah semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank. Dalam hal ini pendapatan yang benar-benar telah diberikan. Pendapatan untuk bank ini dapat diperinci sebagai berikut : 41 1. Hasil Bunga Yang termasukan dalam rekening ini adalah pendapatan bunga, lebih dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman atau penyertaan yang dilakukan oleh bank seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, dan surat pengakuan hutang lainnya. 2. Provisi dan Komisi Yang termasuk dalam rekening ini adalah provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan seperti provisi kredit, provisi transfer, provisi penjualan, pembelian atau penjualan efek, dan lain-lain. 3. Pendapatan karena Transaksi Devisa Yang dimasukan dalam rekening ini adalah keuntungan yang diproleh bank yang bersangkutan dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian atau penjualan valuta asing, selisih kurs karena konversi provisi dan bunga yang diterima dari bank-bank di luar negeri. 4. Pendapatan dan Rupa-rupa Yang dimasukan dalam rekening ini adalah pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang tidak termasuk dalam rekening pendapatan pada butir pertama sampai butir ketiga di atas. Pendapatan yang diperoleh dari individu yang diterima bank dari sehari-hari yang dihasilkan, yang telah diterima dari nasabah dan lain-lain. 2.5 Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Perolehan Laba Operasional Dalam suatu perusahaan pada umumnya terdapat laporan laba-rugi yang di dalamnya terdapat unsur-unsur biaya operasional yang mempengaruhi laba rugi usaha suatu perusahaan. Apabila pendapatan usaha lebih besar dari pada biaya operasional yang dikeluarkan maka akan terjadi laba usaha. Dan apabila pendapatan usaha lebih kecil dari biaya operasional yang dikeluarkan maka akan terjadi rugi operasional atau terjadi penurunan pada laba yang akan didapatkan. Agar perusahaan memperoleh laba maka perusahaan harus dapat menekan biaya operasional, dan demikian jelaslah terlihat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi laba rugi usaha adalah biaya operasional. 42 Menurut Jopie Jusuf (2004:35) menjelaskan bahwa : “Bila bank dapat menekan biaya operasional, maka bank akan dapat meningkatkan laba bersih. Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan menurunnya laba bersih”. Biaya operasional dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi pokok perusahaan untuk proses penciptaan pendapatan yang pada hakekatnya mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu tahun, setiap perusahaan mempunyai unsur-unsur biaya operasional yang berbeda, hal ini sesuai dengan kebutuhan operasi masing-masing perusahaan. Laba usaha mengeluarkan semua biaya yang benar-benar terjadi pada periode sebelumnya tetapi belum hingga akhir periode berjalan di dalam perhitungan laba bersih. 2.6 Hubungan Biaya Operasional Terhadap Perolehan Laba Operasional Hubungan biaya operasional terhadap laba, menurut Munawir (2004:87) menyatakan bahwa: “Untuk dapat mencapai laba yang besar manajemen dapat melakukan berbagai langkah salah satunya menekan biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga dan volume penjualan yang ada.” Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perolehan laba yang sesuai dengan harapan maka perusahaan harus dapat menekan biayabiaya yang timbul dari kegiatan-kegiatan perusahaan baik dalam kegiatan operasional perusahaan. Dengan biaya-biaya yang dapat ditekan maka laba akab diperoleh dengan besar sesuai dengan harapan perusahaan. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu perusahaan yang menjual suatu produk dalam bentuk barang atau jasa haruslah memperhatikan harga pasar yang ada. Untuk mendapatkan keuntungan maka dengan harga pasar yang ada harus dapat menutupi biaya operasional perusahaan tersebut. Dengan menekan biaya operasional nya maka perusahaan akan 43 mendapatkan keuntungan yang besar sedangkan apabila biaya yang dikeluarkan tinggi sehingga tidak dapat menutupi biaya-biaya tersebut perusahaan akan merugi. Sedangkan Faisal (2004:37) menyatakan bahwa: “Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mencapai laba secara maksimal, dengan demikian pencapaian laba secara maksimal dijadikan salah satu ukuran keberhasilan kinerja keungan perusahaan.” Untuk mencapai tujuan tersebut manajer keuangan dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Meningkatkan volume pendapatan sebesar mungkin. b. Manekan biaya operasional serendah mungkin dengan asumsi tingkat pendapatan bersifat tetap. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan laba yang semaksimal mungkin. Perusahaan yang memilki laba maksimal dinilai berhasil menjalankan usahanya. Untuk mencapai laba yang mekasimal maka perusahaan harus meningkatkan volume pendapatan, harus dapat menekan biaya-biaya operasional perusahaan dengan memiliki asumsi tingkat pendapatan bersifat tetap. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan sebagian besar perusahaan akan mendapatkan laba atau keuntungan salin unsur-unsur pendapatan yang tinggi, serta apabila biaya-biaya perusahaan juga rendah. 2.7 Laporan Rugi Laba Kegiatan-kegiatan operasi perusahaan harus dianalisis dengan membandingkan dengan biaya standar yang telah ditentukan, serta setiap personil harus memberikan pertanggung jawabannya untuk tiap jenis pekerjaan yang mengeluarkan biaya tiap jenis pekerjaan yang mengeluarkan biaya. Untuk dapat mengambarkan mengenai potensi (kemampuan) perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja), laporan laba rigimempunyai dua unsur, yaitu penghasilan dan beban. 44 Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas, selain yang berasal dari kontribusi pemilik perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan mejadi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda. Keuntungan yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekonomis yang tidak menyangkut pembagian kepda pemilik) perusahaan selama periode tertentu dapat disubklasifikasikan menjadi beban dan kerugian. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan, aktiva tetap). Kerugian, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi. Berikut pengertian laporan laba rugi menurut para ahli : Menurut Prastowo dan Juliaty (2002:21) mengenai laporan laba rugi yaitu : “Pada laporan laba rugi seringkali penghasilan dan beban disajikan dengan aktivitas perusahaan. Berdasarkan sifat aktivitas ini, penghasilan dan beban dapat disajikan menjadi penghasilan dan merupakan usaha/aktivitas utama; penghasilan dan beban diluar usaha (dari aktivitas yang rutin tetapi bukan merupakan usaha/altivitas utama perusahaan); dan pos-pos luar biasa (yang memenuhi kriteria tidak rutin dan tidak normal).” Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu pada laopran laba rugi segala aktivitas operasional perusahaan dapat terlihat dalam penghasilan perusahaan dan beban yang ada dalam perusahaan. Selain penghasilan dan beban selama usaha berlangsung ada pula hasil dari beban diluar kegiatan usaha yang rutin terjadi ataupun tidak rutin terjadi, disajikan dlam laporan laba rugi. 45 Sedangkan laporan laba rugi menurut Hanafi dan Halim (2003:56) yaitu: “Laporan laba rugi meringkas hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu. Laporan ini sering di pandang sebagai laporan akuntansi yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mancakup aktivitas rutin atau operasional, di samping aktivitas-aktivitas yang bersifat tidak rutin dan jarang muncul. Disamping itu perusahaan mungkin memutuskan untuk menghentikan dari bisnis tertentu, melakukan perubahan metode akuntansi, melaporkan item-item luar biasa. Aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca laporan keuangan memperoleh informasi yang relevan.” Dari pendapat di atas cukup jelas bahwa laporan rugi laba digunakan untuk orang banyak yang mebutuhkan laporan tersebut untuk membaca hasil informasi yang tersaji. Laporan laba rugi adalah ringkasan dari kegiatan operasi pokok perusahaan serta operasi baik yang rutin dan tidak rutin yang menjadi sampingan perusahaan tersebut yang dituangkan dalam bentuk laporan penghasilan dan beban uang ada dalam satu periode tertentu. Dari laporan laba rugi tersebut dapat menjadi patokan untuk perencanaan usaha untuk tahun yang akan datang.