1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Minyak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Minyak goreng merupakan salah satu komoditas dari sembilan bahan
pokok yang penting bagi masyarakat Indonesia dilihat dari kebutuhannya yang
meningkat setiap tahun. Peningkatan konsumsi minyak goreng juga diikuti
dengan peningkatan harga sehingga prosedur pemanasan berulang banyak
dijumpai di masyarakat untuk mengekang pengeluaran memasak.1 Berdasarkan
beberapa penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, ditemukan beberapa
parameter kualitas yang buruk pada sampel minyak goreng pemanasan
berulang, yang di masyarakat dikenal sebagai minyak jelantah.2,3 Namun, efek
berbahaya dari minyak goreng pemanasan berulang tidak disadari oleh
masyarakat.
Minyak hasil olahan kelapa sawit sebenarnya tidak berbahaya bagi
kesehatan tetapi praktek pemanasan berulang mengoksidasi dan menguraikan
molekul-molekul di dalamnya sehingga menyebabkan akumulasi komponenkomponen yang berbahaya.3–5 Asam lemak tak jenuh yang terkandung dalam
minyak goreng akan dipecah menjadi asam lemak jenuh. Semakin sering
minyak dipanaskan akan menyebabkan kenaikan kadar asam lemak trans (trans
fatty acid/TFA) dan asam lemak jenuh serta timbulnya Senyawa Oksigen
Reaktif (SOR) yang berbahaya bagi tubuh.5,6
Tren perubahan gaya hidup masa kini yang condong ke arah barat, penuh
dengan mobilitas tinggi, dan sedentary lifestyle, mempengaruhi timbulnya
1
2
penyakit yang berhubungan dengan pola hidup. Pola hidup ini, dari segi pola
makan, mendorong masyarakat mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi
kaloridanasam lemak trans.7 Tahun 2005, US Dietary Guidelines Advisory
Committee merekomendasikan konsumsi TFA setiap individu harus di bawah
1% dari total asupan energi.8 Regulasi ini diterapkan pada produksi makanan
kemasan namun usaha jasa pengolahan makanan belum menerapkan regulasi
ini.9 Konsumsi TFA dan asam lemak jenuh, terutama rantai panjang,
berpengaruh terhadap kenaikan kadar trigliserida (TG) dan penurunan kadar
High
Density
Lipoprotein
(HDL)
yang
dapat
meningkatkan
risiko
aterosklerosis dan penyakit berbahaya lainnya, seperti sindroma metabolik dan
penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab kematian nomor satu di
dunia menurut The 10 leading causes of death by broad income group,
keluaran WHO. Lebih dari 80% kematian akibat PJK terjadi di negara
tertinggal dan berkembang pada prevalensi hampir sama antara pria dan
wanita.10 Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP)
menyatakan faktor risiko utama yang dapat dikendalikan pada PJK adalah
kadar Low Density Lipoprotein (LDL), TG, dan HDL.11 Pada dekade terakhir
ini, HDL banyak diteliti sebagai target terapi potensial terhadap penyakit
kardiovaskuler.12 Kadar TG tinggi memacu terjadinya trombosis arteri koroner
sehingga meningkatkan risiko aterosklerosis pada PJK. Hipertrigliseridemia
baru-baru juga menjadi komponen pada sindroma metabolik di Indonesia.13
Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa diet kaya antioksidan
3
berkaitan dengan penurunan risiko penyakit berkaitan dengan gaya hidup.
Salah satu jenis antioksidan alami dari bahan makanan pokok adalah ubi jalar
ungu (ubi ungu). Ubi ungu mengandung vitamin C, vitamin A, betakaroten,
dan antosianin yang memiliki efek antioksidan. Ubi ungu juga memiliki
kandungan antioksidan yang lebih tinggi dari kultivar ubi jalar lainnya.14,15
Selama ini belum pernah dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh ubi ungu terhadap kadar TG dan HDL pada wistar yang diberi
minyak goreng pemanasan berulang, mengingat preferensi konsumen terhadap
makanan gorengan di Indonesia yang termasuk tinggi, sementara ada
kekhawatiran tentang adanya pengaruh metabolik dari TG dan HDL.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami tertarik untuk meneliti efek ubi ungu
terhadap kadar TG dan HDL serum.
1.2 Permasalahan penelitian
Apakah terdapat perbedaan kadar TG dan HDL serum terhadap
pemberian ubi ungu pada tikus wistar yang diberi minyak goreng pemanasan
berulang?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Secara umum, penelitian ini akan membuktikan efek ubi ungu
terhadap kadar TG dan HDL serum pada tikus wistar yang diberi
minyak goreng pemanasan berulang.
4
1.3.2 Tujuan khusus
1. Membandingkan kadar TG serum antara kelompok kontrol negatif
(K1) dan kelompok kontrol positif yang diberi minyak goreng
pemanasan berulang selama 28 hari (K2)
2. Membandingkan kadar TG serum antara kelompok K1 dan
kelompok kontrol positif yang diberi ubi ungu ad libitum selama 28
hari (K3)
3. Membandingkan kadar TG serum antara kelompok K3 dan
kelompok perlakuan yang diberi minyak goreng pemanasan
berulang dan ubi ungu ad libitum selama 28 hari (P)
4. Membandingkan kadar HDL serum antara kelompok kontrol
negatif (K1) dan kelompok kontrol positif yang diberi minyak
goreng pemanasan berulang selama 28 hari (K2)
5. Membandingkan kadar HDL serum antara kelompok K1 dan
kelompok kontrol positif yang diberi ubi ungu ad libitum selama 28
hari (K3)
6. Membandingkan kadar HDL serum antara kelompok K3 dan
kelompok perlakuan yang diberi minyak goreng pemanasan
berulang dan ubi ungu ad libitum selama 28 hari (P)
1.4 Manfaat penelitian
1. Media menuangkan dan membuktikan gagasan berdasarkan teori yang
didapat di perguruan tinggi.
5
2. Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran kepada masyarakat
tentang potensi ubi ungu sebagai agen hipotrigliseridemia dan peningkat
kadar HDL.
3. Memberikan sumbangan pemikiran yang kreatif, aplikatif, ilmiah dan
bermanfaat bagi ilmu kedokteran dan menambah khazanah koleksi tanaman
obat agen hipotrigliseridemia dan peningkat kadar HDL
4. Sebagai landasan teori untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Keaslian penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No.
Penulis
Metode Penelitian
1.
Dorfman et al, Study of  Post
diet-induced changes in
test
Hasil
control
group Kadar kolesterol total, TG, dan
HDL-C
design
secara signifikan lebih
lipoprotein metabolism  Sampel penelitian Golden- tinggi pada diet kolesterol 0.5
in
two
strains
of
16
 Pemberian 10 g/100 g diet kelompok 0,1 g/100 g.
Golden-Syrian
2.
atau 1 g/100 g dibandingkan
Syrian hamsters
hamsters, The Journal of
tinggi lemak jenuh dan 0.1,
nutrition 2003 133 (12):
0.5 atau 1 g/100 g diet
4183-8
kolesterol selama 10 minggu
Jawi IM, Ketut Budiasa.  Pre and post test control Ekstrak air umbi ubi jalar ungu
Ekstrak Air Umbi Ubi
dapat meningkatkan antioksidan,
group design
Jalar Ungu Menurunkan  Sampel penelitian kelinci
mencegah
kenaikan
kadar
Total Kolesterol serta  Pemberian ekstrak air umbi malondialdehid, menurunkan TG,
Meningkatkan
Antioksidan
3.
Total
Plasma
ubi jalar ungu 3cc/ekor/hari LDL, dan menaikan HDL secara
selama 90 hari pada kelinci bermakna, serta aman untuk hati
Kelinci. Jurnal Veteriner
yang
No2. Juli 2011;12:120-5
kolesterol
Yu
Qin,
Anthocyanin
et
diberi
diet
tinggi pada kelinci dengan makanan
tinggi kolesterol.17
al,  Pre and post test control Suplementasi
antosianin
pada
group design, randomized pasien dislipidemia memiliki efek
6
supplementation
control trial, double blind
penurunan kadar kolesterol LDL
improves serum LDL  Subjek penelitian 120 orang dan peningkatan HDL. Efek ini
and HDL concentrations
associated
with
the
(umur 40-65 tahun) dengan sebagian
penghambatan CETP.
dislipidemia
inhibition of cholesteryl  Pemberian
oleh
18
ekstrak
ester transfer protein in
antosianin 160 mg dua kali
dyslipidemic
sehari selama 12 minggu.
subjects.
dimediasi
The American journal of
clinical nutrition, 2009,
90(3): 485-92
4.
Kwon
et
al,
Obesity
Anti-  Pre and post test control Pemberian
and
Anthocyanins.
of
Medicinal
Soybean  Pemberian
Journal
Food,
bobot
bantalan
ekstrak epididimis
lemak
dan
di
perirenal,
antosianin dari kedelai hitam mengurangi kadar TG serum,
(Glycine max L.) pada tikus kolesterol, meningkatkan HDL,
September 2007, 10(3):
yang
552-556.
lemak.
diberi
diet
19
tinggi dan efek antiobesitas.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat dari
subjek penelitian, sediaan ubi ungu, dan durasi penelitian. Penelitian sebelumnya
menggunakan Golden-Syrian hamsters, kelinci betina, tikus, dan manusia sebagai
subjek penelitian, pemberian ubi ungu dalam bentuk ekstrak, serta durasi
penelitian 90 hari dan 12 minggu. Pada penelitian ini, digunakan tikus wistar
jantan sebagai sampel penelitian, pemberian ubi ungu secara ad libitum, serta
durasi penelitian selama 35 hari.
antosianin
dapat menurunkan berat badan,
group design
Hypolipidemic Effects of  Sampel penelitian tikus
Black
ekstrak
Download