Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 1 PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SOUVENIR PADA CV. CAKCUK DI SURABAYA Yusuf Aulia Firmansyah [email protected] Marsudi Lestariningsih Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to know whether the product quality, design and price have influence either simultaneously or partially to the souvenir purchase decision at CV. CakCukSurabaya, as well as to know which of the three variables of product quality, design and price, have dominant influence to the souvenir purchase decision at CV. CakCuk Surabaya.R square (R 2 ) is 0.537 meaning that the contribution of independent variable which are product quality, design and price are simultaneous to the souvenir purchase decision at CV. CakCuk Surabaya by 53.7% while the remaining of 46.3% influences by other factors.Meanwhile, the t test result shows that independent variable of design and price have influence to the purchase decision with the significant value smaller than α = 0.05, Thus the independent variable of product quality has no influence to the purchase decision due to the fact that the significant value is bigger than α = 0.05.The coefficient result of partial determination (r2) shows that the design variable has dominant influence, because it has the biggest partial determination coefficient. Keywords: Product Quality, Design, Price, and Purchase Decision. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari kualitas produk, desain, dan harga secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian souvenir pada CV. CakCuk di Surabaya, serta untuk mengetahui variabel dominan terhadap keputusan pembelian souvenir pada CV. CakCuk di Surabaya.R square (R2 ) sebesar 0,537 yang berarti bahwa kontribusi dari variabel bebas kualitas produk, desain, dan harga secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian souvenir pada CV. CakCuk di Surabaya sebesar 53,7% sedangkan sisanya 46,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji t secara parsial menunjukkan bahwa desain dan harga mempengaruhi keputusan pembelian dengan nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05, sedangkan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena nilai signifikan lebih besar dari α = 0,05. Hasil koefisien determinasi parsial (r 2 ) menunjukkan bahwa desain mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Kata kunci : kualitas produk, desain, harga dan keputusan pembelian PENDAHULUAN Di indonesia kita mengenal berbagai macam souvenir yang terdapat di setiap kota. Salah satunya yang menjadi trend saat ini yaitu produk kaos, kita pasti mengenal kaos jogger dari Bali dan dagadu dari Yogyakarta. Kedua brand kaos tersebut sudah terkenal sebagai souvenir dari wilayah masing-masing. Surabaya telah memiliki brand souvenir yaitu CakCuk. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 2 Saat ini perkembangan persaingan di pasar pada usaha souvenir terutama pada CakCuk yang dikhususkan sebagai pusat souvenir di Surabaya semakin ketat terhadap pesaing yang lain, karena CakCuk dapat dijadikan souvenir alternative bagi orang-orang yang berkunjung ke kota Surabaya. Hal ini disebabkan karena pengaruh trend yang terjadi di masyarakat dan semakin banyak pilihan yang tersedia di pasar. Semakin kompleksnya pasar pada usaha souvenir membuat pengusaha perlu memahami konsumen, terutama dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya. Para pelanggan akan mencari produk yang berkualitas baik sehingga perusahaan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Salah satu dari konsep manajemen pemasaran terpenting adalah produk. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh strategi marketing mix. Perusahaan yang bisa dikatakan berhasil ialah perusahaan yang dapat menciptakan nilai dengan menawarkan sesuatu yang baru, lebih baik, lebih menarik dan bahkan lebih murah. Banyaknya jumlah barang yang beredar di pasar konsumen menunjukkan tingkat kebutuhan dan permintaan konsumen yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan, sehingga peranan manajer pemasaran yang bertanggung jawab dalam hal ini akan menentukan strategi-strategi pemasaran yang akan diterapkan. Agar produknya dapat diterima dan diminati oleh pasar konsumen. Produk CakCuk merupakan souvenir kaos dari Surabaya dengan desain unik yang berisi pesan moral, sindiran dan kritik sosial terhadap kondisi yang ada di Surabaya pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Desain kaos ini di buat dengan gaya bertutur yang menggelitik, unik, dan asyik. Mengundang orang tersenyum (minimal) dan (maksimal) saat melihatnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang bauran pemasaran yang terdiri dari kualitas produk, desain, dan harga pada souvenir CakCuk mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk Cakcuk, dengan judul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SOUVENIR PADA CV. CAKCUK DI SURABAYA.” Batasan masalah bauran pemasaran yang diteliti dalam penelitian adalah:(1) Apakah variabel kualitas produk, desain, dan harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk CakCuk di Surabaya ?(2)Apakah variabel kualitas produk, desain, dan harga secara parsialberpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk CakCuk di Surabaya ?(3) Variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk CakCuk di Surabaya ? Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah bauran pemasaran yang meliputi kualitas produk, desain, dan harga berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk CakCuk. TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pemasaran Menurut Kotler (2008:5) pemasaran adalah satu proses dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan apa yang diinginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk-produk dan nilai dengan individu dengan kelompok lain. Bauran Pemasaran Menurut Sumarwan (2011:18) bauran pemasaran atau marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasarannya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 3 Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai masing-masing unsur dari definisi yang dikemukakan oleh Kotler (dalam Arif, 2010:14), antara lain sebagai berikut: (1). Product ( Produk), (2). Price (Harga), (3). Promotion (Promosi), (4). Place (Tempat) Definisi Kualitas Produk Menurut Ahyari (2010:333) mendefinisikan kualitas adalah “secara umum mutu atau kualitas adalah sebagai jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimana didiskripsikan dalam produk yang bersangkutan sehingga dengan demikian termasuk didalam kualitas ini adalah daya tahan dari produk, kenyamanan pemakai, daya guna dan lain sebagainya” . Dimensi Kualitas Produk Dimensi kualitas produk menurut Keller (2010:239), adalah sebagai berikut: 1) Performance (kinerja) Performance mempunyai pengertian yaitu seberapa baik suatu produk melakukan apa yang memang harus dilakukannya dan sejauh mana produk atau jasa digunakan dengan benar serta kemampuan untuk menangani masalah dengan baik yang diberikan kepada konsumen. 2) Esthetic (keindahan) Esthetic mempunyai pengertian adalah nilai keindahan atau daya tarik suatu produk, dan bagaimana daya tarik produk tersebut bisa menarik konsumen. Bahwa kualita s produk tidak tergantung dari kemampuan fungsional yang sering harus diperbaiki. 3) Suitability (kesesuaian) Suitability mempunyai pengertian adalah kesesuaian produk dalam standar yang baik pada kebutuhan yang ada pada masing-masing konsumen dari selera konsumen sampai kepuasan konsumen. 4) Features (ciri-ciri) Features mempunyai pengertian adalah ciri-ciri yang khas pada produk untuk meningkatkan fungsi dasar produk yang akan memudahkan konsumen selalu ingat produk tersebut. Produk yang diinginkan konsumen dan dimensi kualitas yang mereka harapkan adalah ketika semua unsur pengembangan produk diterapkan secara maksimal. Tim inti product development (bagian marketing atau pemasaran, desain, dan teknik) harus duduk bersama dan memikirkan semua aspek kualitas yang hendak dikembangkan. Definisi Desain Produk Menurut Stanton (2008:86) Desain produk merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Perusahaan juga makin menyadari pentingnya nilai pemasaran dari desain produk, terutama desain penampilannya. Dua faktor yang menyangkut desain produk adalah warna dan kualitas produk. Pemilihan warna yang tepat merupakan keuntungan tersendiri bagi pemasaran suatu produk. Ketepatan manajemen dalam memilih warna apa yang sesuai serta kapan harus mengganti warna produk. Hal ini dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi perusahaan apabila perusahaan dapat menggunakan warna secara maksimal. Telah lama diakui bahwa pendayagunaan warna yang tepat dapat meningkatkan penjualan suatu produk. Begitu pula halnya dengan memasya rakatkan secara tepat citra kualitas produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Para eksekutif pemasaran harus mampu membuat keputusan-keputusan tentang kualitas produknya. Parameter Desain Menurut Keller (2010:238) terdapat 7 parameter desain produk yaitu: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 4 1. Ciri-ciri Ciri-ciri adalah karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk. Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan yang terdiferensiasi. Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam penambahan ciri-ciri baru ke produknya. satu dari faktor kunci keberhasilan perusahaan jepang adalah karena mereka secara terus menerus meningkatkan ciri-ciri tertentu pada produk seperti arloji,mobil,kalkulator,dll. Pengenalan ciri-ciri baru dinilai merupakan satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam persaingan. 2. Kinerja Kinerja mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat beroperasi. Pembeli produk-produk mahal biasanya membandingkan kinerja (kenampakan/prestasi) dari merek-merek yang berbeda. Para pembeli biasanya rela membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik sepanjang lebihnya harga tidak melebihi nilai yang dirasakan. 3. Mutu Kesesuaian Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah tingkat dimana desain produk dan karekteristik operasinya mendekati standar sasaran. Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Hal ini disebut konformansi karena spesifikasinya. 4. Tahan Lama (Durability) Daya tahan merupakan ukuran waktu operasi yang diharapkan dari suatu produk tertentu. Sebagai contoh, Volvo mengiklankan mobilnya sebagai mobil yang mempunyai waktu pakai tertinggi untuk menjustifikasi harganya yang lebih tinggi. Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih tahan lama. 5. Tahan Uji (Reliabilitas) Reliabilitas adalah ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan berfungsi salah atau rusak dalam suatu periode waktu tertentu. Pembeli rela membayar lebih untuk produk-produk dengan reputasi reliabilatas yang lebih tinggi. Mereka ingin menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk reparasi. 6. Kemudahan Perbaikan (Repairability) Kemudahan perbaikan adalah suatu ukuran kemudahan perbaikan suatu produk yag mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan–kerusakan. Kemudahan perbaikan ideal akan ada jika pemakai dapat memperbaiki produk tersebut dengan biaya murah atau tanpa biaya dan tanpa memakan waktu terlalu lama. 7. Model (Style) Model menggambarkan seberapa jauh suatu produk tampak dan berkenan bagi konsumen. Model memberi keunggulan ciri kekhususan produk yang sulit untuk ditiru. Sebagai contoh, banyak pembeli mobil yang membayar lebih untuk mobil jaguar karena penampilannya yang luar biasa walaupun jaguar sendiri tidak begitu baik dari segi ketahanan uji (reliability). Desain produk adalah totalitas keistemewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, desain akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Semua hal-hal yang telah disebutkan merupakan parameter-parameter desain. Definisi Harga Suatu perusahaan atau organisasi baik mengutamakan laba maupun tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang dihasilkan. Dimana sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan mengenai penetapan harga yang ingin dicapai. Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli (Tjiptono 2010 : 147) yaitui: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 5 1. Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli yuntuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. 2. Peranan informasi harga, yaitu fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas,. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan. Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008:121) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagaian konsumen bahkan mengidentifikasi harga dengan nilai. Tujuan Penetapan Harga Produsen dalam menetapkan tingkat harga dari setiap barang dan jasa yang dihasilkan memiliki sejumlah tujuan dan sasaran. Menurut Angipora (2007:271) menyatakan bahwa tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut : a. Mendapatkan Laba Maksimum b. Mendapatkan Pengembalian Investasi c. Mencegah atau Mengurangi Persaingan d. Mempertahankan atau Memperbaiki Market Share Tujuan penetapan harga ini diharapkan mampu mempertahankan atau memperbaiki market share yang dimiliki perusahaan dalam jajaran persaingan industri saat ini. Pemilihan dan penetapan tujuan harga ini dengan harapan bahwa tingkat penjualan atas produkproduk yang dihasilkan akan meningkat bila dibandingkan dengan perusahaan lain secara tidak langsung akan memperbaiki markey share yang dimiliki perusahaan dalam jajaran industri yang sama. Definisi Perilaku Konsumen Menurut Mangkunegara (2010:3) perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa secara ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Swasta (2010:9) Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu yang secara langsung terlibat didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut. Sinamora (2010:6) perilaku konsumen adalah proses sikap atau tingkah laku yang dilaksanakan seseorang atau konsumen di dalam merencanakan dan mengambil keputusan terhadap penggunaan suatu produk baik barang atau jasa. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Manfaat Perilaku Konsumen Sutisna (2008:5), mengemukakan manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut: 1. Membantu para manajer dalam pengambilan keputusan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 6 2. Memberikan pengeahuan kepada para peneliti pemasaran dengan dasar pengetahuan analisis konsumen 3. Membantu legislator dan regulator dalam menciptakan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa 4. Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian yang lebih baik Jenis-jenis Perilaku Konsumen Menurut Kotler (2011:221), terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antara merek, diuraikan sebagai berikut: 1. Perilaku pembelian yang rumit (Complex Buying Behaviour) 2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan (Dissonance Reducing Buying Behaviour) 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan (Habitual Buying Behaviour) 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi (Variety Seeking Buying Behaviour) Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2011:179) menggambarkan proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap suatu merek (brand) sperti ditunjukkan pada gambar 1. Pengenalan Kebutuhan 1. 2. 3. 4. 5. Pencarian Informasi Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Peilaku Pasca Pembelian Gambar 1 Model Keputusan Pembelian Rerangka Konseptual Penelitian ini ditekankan pada analisis bauran pemasaran yang meliputi kualitas produk, desain, dan harga terhadap keputusan pembelian dalam membeli souvenir CakCukdi surabaya. Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut ini disajikan gambar kerangka konseptual penelitian berikut ini : Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 7 Kualitas Produk Keputusan Pembelian Desain Harga Keterangan : : Secara Simultan : Secara Parsial Gambar 2 Rerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Dari perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dibahas melihat hasil penelitian terdahulu dan pendapat–pendapat yang telah dikemukakan, maka: (1) Diduga Kualitas produk, desain, dan harga secara simulan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian souvenir CakCuk di Surabaya. (2) Diduga Kualitas produk, desain, dan harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian souvenir Cakcuk di Surabaya. (3)Diduga Desain mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian souvenir CakCuk di Surabaya. Metode Penelitian Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi Penelitian. Data yang dianalisa dalam penelitian ini adalah data yang didapat melalui penyebaran kuisioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dari populasi dalam penelitian. Dengan demikian jenis penelitian yang saya lakukan adalah survey. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kerlinger (dalam sugiyono 2001:7) yang mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubunganhubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2008:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yng tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:125). Teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu accidental sampling yang menurut Sugiyono (2008:126) adalah teknik pengambilan sample berdasarkan kebetulan. Yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data dalam arti konsumen yang akan menjadi responden yang kebetulan pernah berkunjung dan telah melakukan pembelian produk souvenir CakCuk di Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 8 Ukuran Sample Adapun ukuran sampel dengan menggunakan sampel minimal dari Malhotra (2002) yang menyatakan bahwa sampel minimal adalah (5 x indikator variabel) + 10%. Dari hasil perkalian tersebut dihasilkan jumlah sampel adalah (5 x 12) + 10% = 66. Dalam penelitian ini untuk mencegah distorsi, maka penulis menambahkan Sample menjadi 70 responden. Definisi Operasional Varibel Variabel yang digunakan ada dua macam yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent variabel). Kualitas Produk Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat. Indikatornya antara lain: (1) Mengukur kualitas bahan yang digunakan, (2) Kualitas pada sablon, (3) Produk tidak muda rusak dan memiliki umur ekonomis yang lama. Desain Desain adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi secara penampilan suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Indikatornya antara lain: (1) Kombinasi warna, (2) Nilai seni yang berupa tulisan, (3) Bentuk gambarnya, (4) Model terbaru pada desain. Harga Harga adalah nilai tukar suatu produk yang dikaitkan dengan uang (rupiah). Harga yang dimaksud adalah persepsi konsumen terhadap harga jual yang ditetapkan oleh produsen atau harga subyektif konsumen. Indikatornya antara lain: (1) Keterjangkauan harga, (2) Daya saing harga, (3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, (4) Potongan harga. Keputusan pembelian Keputusan membeli merupakansuatu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasa-jasa. Indikatornya antara lain: (1). Pengenalan masalah, (2). Pencrian informasi. Teknik Analisis Data Uji validitas Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan kuisioner, oleh karena itu kuisioner yang disusun harus valid. Artinya kuisioner yang disusun harus mengukur apa yang akan diukur menurut Ghozali (2010:45) bahwa untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu utnuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji validitas data bertujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner dan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya. Uji reliabilitas Menurut Ghozali (2010:41), menyatakan bahwa Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 9 Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliable jika masing – masing pertanyaan dijawab sacara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing – masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap semua indikator ini acak, maka dapat dikatakan tidak reliable. Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan one shot atau pengukuran satu kali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach Alpha > 0,60. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen menurut Ghozali (2010:91). Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS. Multikorelasi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikorelasi adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji ini diidentifikasiakan dengan analisis grafik, pada grafik normal plot tersebut titik-titiknya harus menyebar dengan garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah memiliki ditribusi data normal menurut Ghozali (2010:113). Uji ini dihitung dengan menggunakan program SPSS. Uji Heteroskedistisitas Untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linear Berganda merupakan suatu prosedur statistik dalam menganalisis pengaruh antara variabel bebas (K_pro1, Desain2, Harga3,) terhadap variabel terikat (Kep. Pem) dengan formulasi sebagai berikut: Kep. Pem = a + b1 K. Pro1 + b2 Des2 + b3 Hrg3 + e Dimana: Kep. Pem = Keputusan Pembelian a = Konstanta K. Pro1 = Produk (variabel bebas) Des2 = Desain (variabel bebas) Hrg3 = Harga (variabel bebas) b1=b2=b3 = Koefisien regresi dari variabel bebas Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) e 10 = Standart error Uji F (Uji Simultan) Menurut Mulyono(2007:263) pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independent mempunyai pengaruh hubungan signifikan yang sama terhadap variabel dependent. Pengujiannya yang dilakukan menggunakan uji distribusi Ftable dengan nilai Fhitung. Pengujian terhadap pengaruh variabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependent dilakukan mengenai pengujian berhadap besarnya perubahan nilai semua variabel independent dengan rumus uji koefisien simultan. Koefisien Determinasi Berganda (R2) Uji ini digunakan untuk mengukur tingkat korelasi atau pengaruh antara variabel bebas bebas (K. Pro1 , Des2 , Hrg3,) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (Kep. Pembelian). Dalam analisis regresi tiga variabel, tingkat keeratan hubungan ditunjukkan oleh koefisien korelasi majemuk R yang mengukur keeratan hubungan antara variabel terikat (Kep. Pembelian) dengan semua variabel bebas (K. Pro1, Des2 , Hrg3) secara bersama-sama. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk membuktikan apakah Bauran Pemasaran yang meliputi Kualitas produk, desain, dan harga, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian souvenir CakCuk di Surabaya. Dengan tingkat signifikan ( α ) nya adalah sebesar 5%. Koefisien Determinasi Parsial (r2 ) Analisis koefisien determinasi parsial adalah untuk mengetahui besarnya prosentase variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan oleh koefisien determinasi parsial ( r2 ) yang berarti variabel mana yang berpengarh dominan (Sugiyono, 2008:260). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk valid. Uji validitas merupakan pengujian seberapa cermat dan tepat kuisioner harus dapat melakukan fungsi ukur dengan kata lain suatu kuisioner dapat dikatakan valid ( sah ) jika pertanyaan dalam kuisioner mampu untuk mengungkap suatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut, Dengan menggunakan hasil output SPSS 14.0 for windows, adapun hasil uji validitas untuk masing-masing variabel adalah: a. Kualitas produk Hasil uji validitas untuk variabel kualitas produk adalah: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 11 Tabel 1 Hasil Uji Validitas Kualitas Produk Correlations Kualitas Bahan x1.1 Kualitas Bahan Kualitas Sablon 1 .187 .703** .019 .121 .000 70 70 70 70 Kualitas Sablon .280* 1 -.067 .579** Sig. (2-tailed) .019 .584 .000 N N x1.3 70 70 70 70 Produk yang awet .187 -.067 1 .656** Sig. (2-tailed) .121 .584 70 70 70 70 .703** .579** .656** 1 .000 .000 .000 70 70 70 N Total Total .280* Sig. (2-tailed) x1.2 Produk yang awet Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .000 70 *. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Tabel Output SPSS 14.0 Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa pertanyaan untuk indikator kualitas produk mempunyai nilai signifikansi dibawah 0,05 (5%) hal ini berarti semua pertanyaan untuk variabel ini adalah valid. b. Desain Tabel 2 Hasil Uji Validitas Desain Correlations Nilai seni yang berupa tulisan Kombinasi Warna x2.1 Kombinasi warna 1 Model terbaru pada desain Total .023 .094 .115 .523** .849 .441 .344 .000 70 70 70 70 70 Nilai seni yang berupa tulisan .023 1 .136 .168 .557** Sig. (2-tailed) .849 .263 .166 .000 Sig. (2-tailed) N x2.2 Bentuk Gambar N 70 70 70 70 70 Bentuk Gambar .094 .136 1 .045 .542** Sig. (2-tailed) .441 .263 .712 .000 70 70 70 70 70 Model terbaru pada desain .115 .168 .045 1 .643** Sig. (2-tailed) .344 .166 .712 70 70 70 70 70 Total Pearson Correlation .523** .557** .542** .643** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 x2.3 N x2.4 N N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). .000 70 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 12 Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa pertanyaan untuk indikator desain produk mempunyai nilai sigifikansi dibawah 0,05 (5%) hal ini berarti semua pertanyaan untuk variabel desain adalah valid. c. Harga Hasil uji validitas untuk variabel harga adalah: Tabel 3 Hasil Uji Validitas Harga Correlations Keterjangkauan Harga x3.1 Keterjangkauan Harga Daya saing harga 1 Sig. (2-tailed) N x3.2 Daya saing harga Sig. (2-tailed) N x3.3 Total -.012 .169 .152 .584** .921 .162 .208 .000 70 70 70 70 70 -.012 1 .108 .120 .519** .373 .322 .000 70 70 70 1 .366** .600** .002 .000 .921 70 70 .169 .108 Sig. (2-tailed) .162 .373 70 70 70 70 70 1 .693** Potongan harga .152 .120 .366** Sig. (2-tailed) .208 .322 .002 70 70 70 70 70 .584** .519** .600** .693** 1 .000 .000 .000 .000 70 70 70 70 N Total Potongan Harga Kesesuaian harga N x3.4 Kesesuaian harga Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .000 70 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) Sumber : Hasil Tabel Output SPSS 14.0 Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa pertanyaan untuk indikator harga mempunyai nilai signifikansi dibawah 0,05 (5%) hal ini berarti semua pertanyaan untuk variabel harga adalah valid. d. Keputusan Pembelian Hasil uji validitas untuk variabel keputusan pembelian adalah: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 13 Tabel 4 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Correlations Pengenalan masalah y1.1 Pengenalan Masalah Pencarian Informasi 1 .278* .743** .020 .000 70 70 70 Pencarian Informasi .278* 1 .850** Sig. (2-tailed) .020 Sig. (2-tailed) N y1.2 N y1 Total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N .000 70 70 70 .743** .850** 1 .000 .000 70 70 70 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Tabel Output SPSS 14.0 Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa pertanyaan untuk indikator keputusan pembelian mempunyai nilai signifikansi dibawah 0,05 (5%) hal ini berarti semua pertanyaan variabel keputusan pembelian adalah valid Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu untuk menguji bahwa variabel dikatakan rileable jika nilai cronbach alpha >0.6. Dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.625, berarti lebih besar dari 0.6, artinya semua pertanyaan yang diajukan kepada responden reliable. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya antar variabel bebas. Model Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Tabel. 5 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Variance Influence Factor Keterangan ( VIF ) Kualitas Produk 1,154 Bebas Multikolinieritas Desain 1,412 Bebas Multikolinieritas Harga 1,243 Bebas Multikolinieritas Sumber : Hasil tabel output SPSS 14.0 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 14 Berdasarkan pada tabel, di atas dapat diketahui bahwa nilai Variance Influebce Factor (VIF) pada seluruh variabel lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan ketetuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Uji Normalitas Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji dari varibel – varibel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov smirnov maupun pendekatan grafik. Berdasarkan uji normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS 14.0 diperoleh hasil. Tabel 6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N Normal Parameters(a,b) 70 Mean ,0000000 Std. Deviation Absolute Most Extreme Differences ,97801929 ,114 Positive Negative ,073 -,114 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal b Calculated from data. Sumber : Hasil tabel output SPSS 14.0 ,954 ,323 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya nilai asymp sig ( 2 -tailed ) sebesar 0.323 > 0,05, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk penelitian. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedatisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dari hasil SPSS untuk pengujian uji ini dapat dilihat pada gambar berikut ini : Scatterplot Dependent Variable: Kep_pembelian Kep_pembelian 10.00 8.00 6.00 -2 -1 0 Regression Standardized Residual Sumber : Hasil output SPSS 14.0 Gambar 3 Uji Heterokedatisitas 1 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 15 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu Kualitas Produk, Desain dan Harga terhadap keputusan pembelian secara linier. Tabel 7 Perhitungan Regresi Linier Berganda Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error t Sig. Beta 8,714 1,719 5,068 ,000 Kualiatas Produk ,017 ,113 -,018 -,150 ,881 Desain ,256 ,084 ,408 3,054 ,003 Harga ,271 ,091 -372 2,975 ,004 a Dependent Variable: Kep_pembelian Sumber: Hasil tabel output SPSS 14.0 Dari tabel dapat dituliskan persamaan regresi linier bergandanya adalah : Kep. Pemb = 8,714 + 0,017 K. Produk + 0,256 des + 0,271 hrg Uji F (Uji Simultan) Untuk membuktikan kebenaran analisis secara simultan, dilakukan dengan menggunakan uji F yang menyatakan ada tidaknya pengaruh secara signifikan dari variabel yang terdiri dari : kualitas produk, desain, dan harga secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian, dengan tingkat sig 0,05 (5%) dan df (70-3-1=66). Dari hasil pengujian SPSS 14 untuk uji F dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Korelasi Berganda Secara Simultan F ANOVA(b) Sum of Squares Model 1 Df Mean Square Regression Residual 20,669 102,317 3 66 Total 122,986 69 6,890 1,550 F Sig. 4,444 ,007(a) a Predictors: (Constant), Kualitas produk, desain, harga b Dependent Variable: Kep_pembelian Sumber : Hasil tabel output SPSS 14.0 Dari hasil output perhitungan SPSS 14 diperoleh dari nilai F hitung sebesar 4,444 dengan tingkat signifikan sebesar 0,007 < (α) 0,05 , sehingga secara simultan kualitas produk, desain, dan harga secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian souvenir CakCuk Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 16 Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas yang terdiri dari : Kualitas Produk, Desain dan Harga. terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian pada CV. CakCuk di surabaya. Hasil perhitungan koefisien determinasi dengan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 9 Hasil Perhitungan koefisien determ inasi berganda (R 2 ) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square , 733(a) , 537 1 a Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Desain, Harga Sumber : Hasil tabel output SPSS 14.0 Std. Error of the Estimate , 519 , 65284 Uji t (Uji Parsial) Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil pengujian uji t dari masing – masing variabel bebas kualitas produk, Desain, dan Harga melalui program SPSS 14 Tabel 10 Hasil Uji Secara Parsial t Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) X1 X2 Standardized Coefficients B 8,714 Std. Error 1,719 ,017 ,113 ,256 ,271 ,084 ,091 X3 Beta T 5,068 Sig. ,000 -,018 -,150 ,881 ,408 ,372 3,054 2,975 ,003 ,004 a Dependent Variable: Y Sumber : Hasil tabel output SPSS 14. Koefisien Determinasi Partial (r 2 ) Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi atau sumbangan antara kualitas produk, desain, dan harga secara parsial terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Adapun hasil perhitungannya adalah : Tabel 11 Hasil Uji Koefisien Determ inasi Parsia l (r 2 ) Variabel Kualitas produk Desain Harga Sumber : Hasil tabel output SPSS 14.0 r2 Prosentase 0,018 1,8% 0,352 0,344 35,2% 34,4% Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 17 Dari hasil tersebut di atas dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian souvenir pada CV. CakCuk adalah desain karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. Simpulan dan Saran Simpulan Simpulan dari penelitian ini adalah : (1) Kualitas produk, desain, dan harga berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian terhadap keputusan pembelian souvenir CakCuk. (2) Hasil Pengujian Parsial diketahui bahwa variabel desain dan harga mempengaruhi keputusan pembelian souvenir, sedangkan untuk variabel kualitas produk secara parsial tidak mempengaruhi keputusan pembelian. (3) Desain mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Saran (1) Bila dilihat dari pengaruh yang paling dominan adalah desain maka sebaiknya manajemen CV. CakCuk terus melakukan inovasi pada desain-desain terbaru pada kaos dan berbagai souvenir lainnya CakCuk untuk menambah daya pembeli di Surabaya maupun disekitarnya. (2) Sebaiknya manajemen CV. CakCuk surabaya juga memperhatikan kualitas produk karena dengan kualitas produk yang baik, maka konsumen juga akan membandingkan dengan produk yang lain. Sehingga konsumen akan lebih banyak lagi yang tertarik pada kualitas produk yang ditawarkan oleh CV. CakCuk Surabaya. DAFTAR PUSTAKA Ahyari, A. 2010. Dasar-dasar Manajemen. Edisi I. Jilid Dua. Penerbit BPFE. UGM. Yogyakarta. Arif, M. 2010. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Cetakan ke-satu. Penerbit Alfabeta. Bandung. Angipora, M. P. 2007.Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ghozali, I. 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dan dengan program SPSS. Edisi Pertama. Penerbit PT, Elek Media Komputindo. Jakarta. Keller, K. L. 2010. Strategic Brand Management:Building, Measuring and Managing Brand Equity. International Edition, Person Education. New Jersey. Kotler, P dan G, Amstrong. 2008. Manajemen Pemasaran.Edisi ketiga belas. Jilid dua. Erlangga. Jakarta. _________________. 2011. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid I. Penerbit PT Indeks Kel. Gramedia. Jakarta. Kotler, P. 2011. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Malhorta, N. K. 2002. Marketing Research: An Applied Orientation. Third Edition Prentice Hall Inc. New Jersey. Mangkunegara, P. A. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-3. PT Remaja Roskadarya. Bandung. Mulyono, S. 2007. Statistika untuk Ekonomi. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sinamora, H. 2010.Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. STIE YKPN. Yogyakarta. Stanton, W. J. 2008. Alih Bahasa Yohannes Lamarto, Fundamental Of Marketing. Erlangga, Jakarta Sumarwan, U. 2011. Perilaku Konsumen dan Penerapannya dalam Pemasaran. Cetakan Satu. Edisi Kedua. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Penerbit Alfabeta. Bandung. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 7 (2014) 18 Sutisna. 2008. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PTRemaja Rosdakarya. Bandung. Swasta, B. 2010. Manajemen Penjualan. Edisi Keempat. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Tjiptono, F. 2010. Manajemen Jasa. Banyumedia. Jakarta.