Hukum dan Etika Penyiaran - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa
Manusia sebagai mahluk sosial selalu dan pasti ingin berinteraksi dengan
manusia lainnya, selalu ada rasa keingintahuan terhadap orang lain dan terhadap
dirinya sendiri, sehingga dari rasa ingin tahu inilah manusia perlu berkomunikasi.
Komunikasi secara harfiah diartikan sebagai proses berbagi (share) pesan dari
satu pihak menjadi milik bersama. Komunikasi melalui media massa pada
dasarnya ditujukan ke khalayak yang luas, homogen, anonim, terbesar dan tidak
mengenal batas geografis 3 Harold D. Lasswell menyatakan bahwa ada tiga fungsi
dasar yang menyebabkan manusia perlu berkomunikasi 4 , yaitu :
1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya
2. Adanya upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya.
3. Upaya manusia untuk melakukan transformasi warisan sosialis.
Menurut professor David K. Berlo dari Michigan State University
menyebutkan bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna
untuk mengetahui dan memprediksi sikap prang lain, juga untuk mengetahui
keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat 5 .
Dari pernyataan para pakar ini terlihat bahwa komunikasi tidak bisa di pisahkan
3
S.Djuarsa Sendjaja,dkk, Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi , Universitas Terbuka,
Jakarta, 1998, hal. 34.
4
Hafied Cangara, Pengantar ilmu komunikasi,Cetakan Kelima, Raja Grafindo Persada,Jakarta,
2004, hal.2
5
ibid, hal.3
6
7
dari kehidupan manusia. Demikian sungguh besar pengaruh komunikasi didalam
kehidupan manusia, sehingga didalam perkembangannya komunikasi pun
diklasifikasikan dalam beberapa tipe komunikasi, seperti komunikasi dengan diri
sendiri (interpersonal communication), komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication), komunikasi khalayak (public communication) dan komunikasi
massa (mass communication).
2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
massa yang dimana pengertian dari media massa itu sendiri adalah alat yang
dipergunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat–alat komunikasi mekanis seperti surat
kabar, film, radio dan internet.
Menurut DeFleur dan Denis (1985) menyatakan bahwa komunikasi massa
adalah suatu proses dimana komunikator–komunikator menggunakan media untuk
menyebarkan pesan–pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan
makna–makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan
berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Sedangkan menurut Bitter (1980)
komunikasi massa adalah pesan–pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah orang. Media massa dapat dikelompokkan ke dalam media
massa cetak dan media massa elektronika 6 . Media massa cetak meliputi koran,
majalah, dan buletin. Media massa elektronika mencakup radio, televisi, dan film.
6
A.M. Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi, Yayasan kampus tercinta, IISIP Jakarta, 2002, hal. 42
8
Namun Severin dan Tankard, mengemukakan definisi komunikasi massa
secara lengkap sebagai berikut:
”Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian
ilmu. Sebagai ketrampilan jika komunikasi massa meliputi teknik-teknik
fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi,
mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika wawancara. Sebagai seni
dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis
naskah untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk
iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi suatu kisah
berita. Sebagai ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu
tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan
dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik” 7 .
2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa
Setelah mengetahui definisi komunikasi massa dari para ahli–ahli
komunikasi, sekarang kita membahas mengenai karakteristik dari pada
komunikasi massa itu sendiri. Karakteristik komunikasi massa adalah 8 :
1. Komunikator terlembagakan
Ciri
komunikasi
yang
pertama
adalah
komunikatornya
terlembagakan. Sebagaimana sudah diketahui sesuai definisi yang
dikemukakan di atas, bahwa komunikasi massa itu pasti menggunakan
media massa, baik cetak maupun elektronik. Pesan-pesan lainnya ada
yang dalam bentuk tajuk rencana, features, karikatur, dan berbagai
berita yang dibuat oleh reporter surat kabar.
Jadi ada beberapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa
tersebut dan beberapa macam peralatan yang digunakan serta berapa
banyak biaya yang digunakan. Media televisi sebagai bagian media
7
Werner J.Severin – James W.Tankard, Teori Komunikasi – Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa, Jakarta, Kencana, 2007
8
Ibid
9
komunikasi massa bahkan mempunyai cara kerja yang lebih rumit dan
melibatkan lebih banyak orang serta menggunakan peralatan yang jauh
lebih kompleks dan canggih.
2. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada
khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal
batas geografis dan kultural.
Khalayak yang heterogen artinya bahwa mereka berbeda atau
beraneka ragam dalam hal latar belakang pendidikan, penghasilan, suku
bangsa, agama, dan sebagainya. Khalayak yang anonim artinya bahwa
di antara pembaca koran, pendengar radio, atau pemirsa televisi terpisah
dan tidak saling mengenal satu sama lain. Di antara pembaca surat
kabar, pendengar radio, atau pemirsa televisi saling terpisah satu sama
lain. Khalayak juga tersebar dan tidak mengenal batas usia, tempat
tinggal, kelompok-kelompok sosial, golongan dan sebagainya.
3. Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam arti
perorangan atau pribadi.
Isi pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang
banyak, tidak menyangkut kepentingan orang perorangan atau pribadi.
4. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu
menjangkau khalayak luas.
Karena karakteristik demikian, media massa disebut sebagai
message
multiplier,
artinya
mempunyai
kemampuan
untuk
10
menyampaikan pesan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak
luas.
5. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah.
Umpan balik (feedback) dari khalayak berlangsung secara tertunda
(delayed feedback). Umpan balik khalayak atas isi pesan suatu media
massa dapat berupa tindakan meneruskan atau berhenti membaca koran,
mendengar radio, atau menonton televisi. Sedangkan umpan balik yang
ditujukan kepada media massa antara lain dengan mempermasalahkan
kebenaran dan keakuratan suatu berita, kritik terhadap cara-cara
penyampaian berita, atau dukungan terhadap pesan tertentu. Biasanya
media massa terutama media cetak, menyediakan kolom atau rubrik
khusus untuk surat-surat tanggapan pembaca.
6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana,
terjadwal, dan terorganisasi.
Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi
dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan bukan
semata-mata identitas pribadi, tetapi justru yang ditonjolkan adalah
identitas organisasi dan kelompok.
7. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala.
Artinya pesan-pesan media massa itu disebarkan kepada khalayak
tidak bersifat temporer atau sewaktu-waktu, melainkan secara tetap,
misalnya tiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan, setiap jam, dan
sebagainya.
11
8. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai
aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan,
baik yang bersifat informatif, edukatif, maupun hiburan.
9. Media massa mengutamakan unsur isi daripada hubungan.
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan. Dalam
komunikasi antar pribadi, unsur hubungan memainkan peranan penting.
Misalnya dalam percakapan antara dua orang teman dalam kehidupan
sehari-hari, pesan yang disampaikan atau topik yang dibicarakan tidak
menggunakan standar atau sistematika tertentu yang sudah baku seperti
ada pendahuluan, permasalahan, pembahasan, dan kesimpulan. Di
samping itu, dalam percakapan seperti ini topik yang dibahas dapat
berubah atau berganti-ganti yang satu dengan lainnya bahkan tidak
relevan.
Sebaliknya pada level komunikasi massa, unsur isi memainkan
peranan penting. Misalnya pesan yang akan disampaikan harus disusun
sedemikian rupa berdasarkan sistem dan teori tertentu dan disesuaikan
dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
10. Media massa menimbulkan keserempakan.
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi
lainnya adalah, komunikan/khalayak yang menjadi sasaran pesan yang
heterogen, luas, dan anonim tersebut secara serempak pada waktu yang
bersamaan menerima pesan yang sama pula.
12
11. Kemampuan respon alat indera terbatas.
Ciri komunikasi massa lainnya yang merupakan kelemahannya
adalah
kemampuan
alat
indra
terbatas.
Dibandingkan
dengan
komunikasi antarpribadi di mana seluruh alat indra pelaku komunikasi
(dalam hal ini adalah komunikator dan komunikan) dapat digunakan
secara maksimal.
Dalam hal ini, kedua belah pihak dapat melihat, mendengar,
bahkan mungkin mencium dan merasakan secara langsung. Sebaliknya
dalam konteks komunikasi massa, kemampuan respon alat indra
bergantung pada jenis media massa yang ada atau yang tersedia.
Misalnya pada surat kabar dan majalah atau media cetak pada
umumnya, pembaca hanya dapat melihat. Pada radio, khalayak hanya
dapat mendengar, dan pada media televisi dan film, khalayak
menggunakan alat indra mata dan telinga.
2.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa
Konvergensi media terus berkembang mengikuti kebutuhan para khalayak.
Fungsi komunikasi massa pun ikut berkembang. Menurut Harold Laswell seorang
ahli ilmu politik dalam bukunya“The Communications of Ideas“ disebutkan
bahwa ada beberapa fungsi komunikasi massa, yaitu :
1. Fungsi pengawasan oleh media massa
2.
Fungsi penafsiran oleh media massa
3.
Fungsi untuk meneruskan kebudayaan dan hiburan
13
Sedangkan, menurut Wilbur Schramm dalam bukunya
“Mass Media
and National Development“, menyatakan bahwa ada tiga fungsi dari komunikasi
massa, yaitu : 1. The watchman fuction atau fungsi pengawasan, 2. The policy
fuction atau fungsi kebijakan dan 3. The teaching fuction atau fungsi mengajar.
2.1.4. Media Komunikasi Massa
Didalam menyampaikan pesan kepada khalayak diperlukan suatu media
atau perantara supaya proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik. Maka,
media komunikasi dapat kita artikan alat–alat perantara yang digunakan dalam
usaha manusia menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain. Ketika kita
berbicara mengenai media komunikasi maka kita pun akan berbicara mengenai
kemampuan media tersebut terhadap penguasaan ruang dan waktu dari isi
pernyataan yang disalurkan. Isi pernyataan yang menguasai ruang bila
disampaikan melalui media radio dan televisi, sedangkan isi pernyataan yang
menguasai waktu dan ruang kalau disampaikan melalui media surat kabar,
majalah dan film 9 . Didalam komunikasi massa terdapat beberapa media yang
mendukung, seperti :
1. Televisi
Televisi merupakan salah satu perangkat media yang paling banyak
dipergunakan masyarakat dalam mencari informasi maupun hiburan karena
sifatnya yang langsung menampilkan audio maupun visual dari objek 10 . Televisi
9
A.M. Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi, Yayasan kampus tercinta, IISIP Jakarta, 2002, hal.43
Hafied Cangara, Pengantar ilmu komunikasi,Cetakan Kelima, Raja Grafindo Persada,Jakarta,
2004, hal.123
10
14
juga mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga penonton yang tinggal di
daerah–daerah terpencil pun dapat menikmati siaran televisi.
2. Radio
Salah
satu
kelebihan
yang
dimiliki
oleh
media
radio
adalah
kemampuannya menyampaikan berita yang cepat dan mudah dibawa kemanamana. Keberadaan televisi pun tidak mampu menghilangkan keberadaan radio, itu
disebabkan karena radio mampu menyapa para pendengarnya secara pribadi.
Media radio bersifat imajinatif dan bersifat pribadi dapat menyapa setiap
pendengar secara individu. Pendengar membawa radio mereka di mobil, di rumah
dan di tempat tidur. Bila dihubungkan dengan imajinasi radio memperlihatkan
kekuatannya yang besar sebagai media. Radio menuntut partisipasi aktif
pendengarnya dalam membangun suatu pengalaman tentang pandangan, daya
penciuman, dan sensasi yang dihasilkan oleh media suara murni. Disebabkan
suara yang buta maka pendengarnya mencoba untuk menvisualisasikan apa yang
didengarnya dan mencoba menciptakan si pemilik suara dalam bayangan mereka
sendiri, karena radio memiliki fasilitas yang menakjubkan dalam menciptakan
ilustrasi dalam pikiran pendengarnya. Hal ini dapat dilakukan apabila kata-kata
yang digunakan dapat menggambarkan suatu suasana secara visual, penyebaran
berita dan daya penggunaan kata-kata juga dapat menimbulkan suasana
emosional.
3. Film
Film dalam pengertian sempit merupakan penyajian gambar lewat layar
lebar. Sebuah film terbentuk dari sekian banyak gambaran, yang dimana tiap
15
gambaran membutuhkan penempatan kamera pada posisi yang paling baik bagi
pandangan mata penonton, bagi tata set dan action pada suatu perjalanan tertentu
dalam perjalanan cerita. 11 Dengan kemampuan visual yang didukung oleh audio
yang khas film menjadi sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai
media pendidikan dan penyuluhan 12 .
Ada beberapa faktor yang memperkuat pengaruh film terhadap khalayak :
a. Suasana di dalam gedung yang bersifat lebih pribadi mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi penonton selain karena layar yang
lebar.
b. Sifat dari film yang seolah–olah menampilkan suatu kenyataan.
4. Media cetak atau surat kabar
Salah satu kelebihan dari surat kabar adalah kemampuannya memberikan
informasi yang lebih lengkap. Bisa dibawa kemana–mana. Terdokumentasi
sehingga mudah diperoleh kembali jika diperlukan 13 . Ciri–ciri dari surat kabar
adalah : 1. Publitas (publicity), 2. Periodisitas (periodicity), 3. Universalitas
(universality), 4. Aktualitas (actuality), 5. Kontinuitas (contuinity).
Sedangkan fungsi dari pada surat kabar itu sendiri adalah untuk : 1. Fungsi
menyiarkan informasi, 2. Fungsi mendidik. 3. Fungsi menghibur dan 4. Fungsi
mempengaruhi. Konten dari surat kabar itu bisa dibedakan atas dua macam, yakni
surat kabar yang bersifat umum dan surat kabar yang bersifat khusus. Surat kabar
dikatakan bersifat umum karena isi dari pada surat kabar tersebut terdiri atas
11
Joseph V. Mascelli, A.S.C, Angle, Kontiniti, Komposisi, Editing, Close up dan Komposisi dalam
Sinematografi, Yayasan Citra, Jakarta 1986, hal.4
12
Locit, h 95
13
Opcit, hal.127
16
berbagai macam informasi yang ditujukan untuk masyarakat umum, sedangkan
surat kabar yang bersifat khusus memiliki ciri tertentu dan memiliki audiens yang
tertentu pula.
2.1.5. Efek Komunikasi Massa
Dalam kaitannya dengan komunikasi massa, tidak secara langsung
menimbulkan perilaku tertentu. Komunikasi massa, khususnya media massa,
cenderung mempengaruhi cara untuk mengorganisasikan citra tentang lingkungan,
dan citra inilah yang mempengaruhi cara berperilaku.
Demikian pula dengan komunikasi massa. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, citra terbentuk berdasarkan informasi yang di terima. Media massa
bekerja untuk menyampaikan informasi. Buat khalayak, informasi itu dapat
membentuk, mempertahankan atau meredefinisikan citra.
Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita.
Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau
tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media massa datang untuk
menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial politik. Televisi menjadi
jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat
indera kita.
Realitas yang disampaikan media adalah realitas yang sudah diseleksi
yang disebut realitas tangan kedua (second hand reality). Televisi memilih tokohtokoh tertentu untuk ditampilkan dan menyampingkan tokoh-tokoh yang lain.
Begitu juga surat kabar, melalui proses yang disebut “gatekeeping” menepis
17
berbagai berita dan memuat berita tentang “darah dan dada” (blood and breast)
daripada tentang teladan dan kesuksesan.
Karena khalayak tidak dapat dan tidak sempat mengecek apa yang
disampaikan oleh media massa, maka khalayak cenderung memperoleh informasi
itu semata-mata berdasarkan apa yang dilaporkan oleh media massa.
Pada akhirnya, dalam membentuk sebuah citra tentang lingkungan sosial
didasari realitas kedua yang ditampilkan oleh media massa. Hal ini terjadi karena
televisi sering menyajikan adegan kekerasan, penonton televisi cenderung
memandang dunia lebih keras, lebih tidak aman, dan lebih mengerikan.
Menurut para ahli, penelitian yang berkenaan dengan persepsi penonton
televisi terhadap realitas sosial menemukan bahwa penonton televisi kelas berat
cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat jahat, merasa bahwa
berjalan sendirian berbahaya, dan lebih berpikir bahwa orang hanya memikirkan
dirinya sendiri. Jadi jelas bahwa citranya tentang dunia dipengaruhi oleh apa yang
dilihatnya dalam televisi.
Berkaitan erat dengan penonjolan yang dilakukan oleh media massa,
Lazarsfeld dan Merton menjelaskan fungsi media dalam memberikan status.
Karena namanya, gambarannya, atau kegiatannya dimuat oleh media, maka orang,
organisasi, atau lembaga mendadak mendapat reputasi yang tinggi. Dalam hal ini
dikenal istilah ”names makes news”.
Sebaliknya dalam kaitannya dengan citra yang ada sekarang adalah ’news
makes name”. Artinya orang yang tak terkenal mendadak melejit namanya, karena
ia diungkapkan secara besar-besaran dalam media massa. Bahkan orang yang
18
terkenal, perlahan-lahan akan dilupakan oleh orang, karena tidak pernah lagi
diliput oleh media.
Selain media berperan dalam membentuk citra, media massa juga berperan
dalam mempertahankan citra yang sudah dimiliki oleh khalayaknya.
Menurut Klapper, media bukan saja mempertahankan citra khalayak,
media lebih cenderung menyokong status quo ketimbang perubahan. Roberts
menganggap kecenderungan timbul karena 3 hal sebagai berikut :
1.
Reporter dan editor memandang dan menafsirkan dunia sesuai dengan
citranya tentang realitas seperti kepercayaan, nilai, dan norma. Karena
citra itu disesuaikan dengan norma yang ada, maka ia cenderung untuk
melihat atau mengabaikan alternatif lain untuk mempersepsi dunia.
2. Wartawan selalu memberikan respon pada tekanan halus yang
merupakan kebijaksanaan pemimpin media.
3. Media massa sendiri cenderung menghindari hal-hal yang bersifat
kontroversial, karena khawatir hal-hal tersebut akan menurunkan
jumlah khalayaknya.
Audience share dikhawatirkan direbut oleh media saingan. Dengan begitu,
yang paling aman ialah menampilkan dunia sedapat mungkin seperti yang
diharapkan oleh kebanyakan khalayak.
Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat
modern orang memproleh informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat
yang sama, mereka sulit mengecek kebenaran yang disajikan media.
19
2.2. Televisi Sebagai Media Massa
Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan
masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di
negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana
hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya.
Ellen Wartella dan Byron Reeves, memandang televisi sebagai sesuatu
yang unik, keunikan itu bukan saja dari isi pesan yang ada didalam televisi yang
sangat menghibur pemirsanya dan amat menyenangkan hati audiensnya tetapi
juga dari segi visualisasi pergerakan kamera, teknik mengedit dan juga bahasanya.
” The forms of television that are unique on content. The forms of
television include visual feature (spatuial frequency, picture complexity,
anonation), camera movement (pans dan zooms), editing tehnique (cut and
packing) and feature of the radio and language (loudness, sound/silence, sentence
complexity ). (Bentuk dari televisi yang unik pada isinya. Bentuk-bentuk dari
televisi termasuk fitur-fitur visual (seperti frekuensi yg lebar, kompleksitas
gambar,anonasi), pergerakan kamera (pan dan zoom), teknik editing (pemotongan
dan pengemasan) dan fitur radio dan bahasa (tingkat kekerasan, adanya suara atau
keheningan, dan kompleksitas kalimat). 14
Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja
namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak
terkecuali remaja dan anak-anak. Sebuah survei yang dilakukan terhadap anakanak di Amerika Serikat menemukan bahwa setengah dari anak-anak tersebut
memiliki televisi sendiri di kamar mereka. Ini mengakibatkan sebagian besar hari
mereka dihabiskan di kamar dengan menonton acara televisi. Sifat dari televisi
yang mampu mengatasi ruang dan waktu mampu menyita perhatian khalayak
tanpa mengenal usia, pekerjaan dan pendidikan.
14
Ellen Wartella, Byron Reeves ; Handbook of Communication and Science; New Burrypark;
London; 1989; hal.632
20
2.2.1. Pengertian Televisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah sebuah alat
penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision
(tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh. Dalam Oxford
Learner’s Dictionary menyebutkan, Television is system of sending and receiving
pictures and sounds over a distance by radio waves (televisi adalah sistem
pengiriman dan penerimaan visual dan audio dalam suatu jarak tertentu melalui
gelombang radio). Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi sebagai
media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh.
2.2.2. Karakteristik Media Televisi
Neil Postman dalam bukunya “The Disappearance of Childhood “
menyebutkan bahwa ada tiga karakteristik televisi :
1. Pesan yang disampaikan melalui televisi dapat sampai kepada
pemirsanya tanpa memerlukan bimbingan atau petujuk.
2. Pesan tersebut sampai tanpa memerlukan pemikiran
3. Televisi tidak memberikan pemisahan bagi para pemirsanya, yang
artinya siapa saja dapat menyaksikan siaran televisi.
Menurut Elizabeth-Noelle Neuman yang ditulis Rakhmat Jalaluddin,
“sebagai media komunikasi massa, televisi memiliki empat ciri pokok yaitu (1)
bersifat langsung, artinya harus melewati media teknis, (2) bersifat satu arah,
artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi, (3) bersifat terbuka,
artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim, dan (4)
mempunyai publik yang secara geografis tersebar” 15 .
15
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,Remaja Rosdakarya,Bandung, 1998, hal.189
21
“Seorang praktisi pertelevisian, menambahkan satu lagi sehingga
semuanya menjadi lima ciri: (5) bersifat selintas” 16 .
Hal tersebut diperkuat kembali oleh AS. Haris Sumadiria, bahwa ”karakter
televisi memiliki lima ciri pokok, yaitu 17 :
1. Bersifat Tidak Langsung
Televisi adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling
canggih dilihat dari sisi teknologi yang digunakan, dan paling mahal
dilihat dari segi investasi yang ditanamkan. Televisi sangat bergantung
pada kekuatan peralatan elektronik yang sangat rumit. Inilah yang
disebut media teknis. Sifat padat teknologi dan padat modal inilah yang
menyebabkan televisi sangat kompromistik dengan kepentingan
kepentingan pemilik modal serta nilai-nilai komersial arus kapitalisme
global. Salah satu eksesnya, bahasa televisi tidak jarang tampil vulgar.
Sarat dengan dimensi kekerasan dan sadisme, atau bahkan terjebak
dalam eksploitasi seks secara vulgar. Kecaman demi kecaman pun terus
mengalir dari publik yang peduli masa depan bangsa. Untuk sebagian
kecil, kecaman demi kecaman itu membuahkan hasil. Terbukti dengan
adanya beberapa upaya dari pihak pengelola televisi untuk memperkecil
dampak negatif tayangan acara-acara yang dinilai merisaukan dan
meresahkan masyarakat. Tetapi untuk sebagian besar, tak ada titik temu
yang memuaskan. Akhirnya masing-masing jalan sendiri-sendiri.
16
17
JB Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Bandung, 1986, hal. 3
AS. Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2006, hal.128
22
2. Bersifat satu arah
Siaran televisi bersifat satu arah. Pemirsa hanya bisa menerima
berbagai program acara yang sudah dipersiapkan oleh pihak pengelola
televisi. Pemirsa tidak bisa menyela, melakukan interupsi saat itu agar
suatu acara disiarkan atau tidak disiarkan. Memang benar, dalam acara
siaran langsung (live broadcast, live event) kita bisa menelpon atau
berinteraksi. Tetapi itu pun tetap tidak bisa optimal. Hanya satu-dua
penelpon saja yang bisa diterima dan diudarakan secara langsung saat
itu. Secara prinsip, umpan balik (feedback) pemirsa televisi tetap bersifat
tertunda (delayed).
Menurut teori komunikasi massa, kita sebagai khalayak televisi
bersifat aktif dan selektif. Jadi meskipun siaran televisi bersifat satu arah,
tidak berarti kita pun menjadi pasif. Kita aktif mencari acara yang kita
inginkan. Kita selektif untuk tidak menonton semua acara yang
ditayangkan. Kita melakukannya sesuka hati, setiap saat, karena faktor
kemudahan adanya alat pengendali saluran (remote control).
3. Bersifat terbuka
Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai
tempat yang dapat dijangkau oleh daya pancar siarannya. Artinya, ketika
siaran televisi mengudara, tidak ada lagi apa yang disebut pembatas letak
geografis, usia biologis, dan bahkan tingkatan akademis khalayak. Siapa
pun dapat mengakses siaran televisi. Di sini khalayak televisi bersifat
anonim dan heterogen. Anonim berarti khalayak tidak saling mengenal
23
satu sama lain. Heterogen berarti khalayak terdiri atas berbagai latar
belakang usia, jenis kelamin, suku, bahasa, agama, budaya, dan perilaku
sosialnya.
4. Publik tersebar
Khalayak televisi tidak berada di suatu wilayah, tetapi tersebar di
berbagai wilayah dalam lingkup lokal, regional, nasional, dan bahkan
internasional. Kini, di Indonesia tumbuh subur stasiun televisi lokal yang
siarannya hanya menjangkau suatu kota, atau paling luas beberapa kota
dalam radius puluhan km saja dari pusat kota yang menjadi fokus waktu
siarannya.
Dalam
perspektif
komersial,
publik
tersebar
sangat
menguntungkan bagi para pemasang iklan.
5. Bersifat selintas
Pesan-pesan televisi hanya dapat dilihat dan didengar secara
sepintas. Siarannya tidak dapat dilihat dan didengar ulang oleh pemirsa.
Sifatnya hanya dilihat sepintas ini, sangat memengaruhi cara-cara
penyampaian pesan. Bahasa pesan televisi bersifat audio visual, didengar
sekaligus dilihat. Kita bahkan bisa mengatakan, televisi adalah suara
yang bergambar atau gambar yang bersuara. Bahasa jenis inilah, yang
menimbulkan dampak luar biasa kepada khalayak pemirsa meskipun
disampaikan secara selintas.
24
2.2.3. Fungsi Televisi
Pada dasarnya fungsi televisi adalah ditengah-tengah masyarakat itu
memiliki fungsi; memberikan informasi, mendidik, dan menghibur. Tidak bisa
dipungkiri bahwa manusia adalah mahluk yang membutuhkan hiburan.
Untuk itu stasiun televisi mendesain program-program mereka untuk
menghibur, serta menyampaikan informasi seperti berita, olahraga, nasional
maupun internasional.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan hiburan untuk mendapatkan
perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga dapat menjual programnya
kepada pengiklan. Media juga banyak menghasilkan perubahan, sebagai contoh
perubahan terhadap prilaku membeli kertas tisu mungkin sangat di pengaruhi oleh
media, jadi fungsi terpenting dari setiap media adalah menggerakan-mengerakan
(activating) konsumen untuk mengambil tindakan dan media berusaha mengajak
pemirsa membeli produk merek tertentu.
Media juga sangat vital dalam hal menyebarkan informasi dan opini di
tengah masyarakat. Jika televisi berada ditangan orang-orang yang baik maka
semua acara yang ditayangkan akan menjadi baik.
Di tinjau dari sudut pandang kepuasan individual, fungsi lain dari media
massa dalam hal ini televisi yaitu menyangkut tentang kepuasaan individu
terhadap tayangan yang disajikan oleh media massa.
Mc Quail menyebutkan fungsi media massa atau komunikasi massa untuk
kepentingan pribadi sebagai berikut :
25
1. Informasi
Diantaranya terdiri dari:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
b.Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat
dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d. Belajar atau pendidikan diri sendiri
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Indentitas Pribadi
Diantaranya terdiri dari:
a. Menentukan penunjangan nilai-nilai pribadi
b. Menemukan model prilaku
c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Integrasi dan Interaksi Sosial
Diantaranya terdiri dari:
a. Memperoleh pengetahuan tentang diri orang lain atau empati sosial
b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
c. Menemukan bahan percakapan dalam interaksi sosial
d. Memperoleh teman selain dari manusia
e. Membantu menjalankan peran sosial
26
f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanakkeluarga, teman dan masyarakat
4. Hiburan
Diantaranya terdiri:
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b. Bersantai
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Mengisi waktu
e. Penyaluran emosi
f. Membangkitkan gairah seks
2.2.4. Efek Televisi
Memahami media massa tidak akan terlepas dari televisi, karena objek
kajian terbesar adalah pada peran dan pengaruh yang dimainkan, salah satunya
televisi. Di bawah ini akan diuraikan efek yang mendasar dari televisi :
1.Televisi merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan
industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri sendiri yang
memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi
tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak,
institusi media di atur oleh masyarakat.
27
2.Televisi merupakan sumber kekuatan- alat kontrol, manajemen, inovasi
dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai penganti kekuatan
atau sumber daya lainnya.
3.Televisi merupakan forum atau agen yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang
bertaraf nasional maupun internasional.
4.Televisi seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan,
bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol
tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup
dan norma-norma.
5.Televisi telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi
masyarakat dan kelompok secara kolektif. Televisi menyuguhkan nilainilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.3. Program Televisi
Semakin ramainya dunia televisi di Indonesia mengakibatkan para
pengelola stasiun penyiaran harus berfikir lebih keras dan keras lagi untuk
menyapa audiens mereka supaya tetap menonton stasiun yang mereka kelola.
Salah satu trik dalam mempertahankan audiens mereka adalah dengan
menghadirkan program – program yang menarik dan disukai oleh masyarakat.
28
2.3.1. Pengertian Program Televisi
Program televisi pada dasarnya diproduksi untuk konsumsi
pemirsa
televisi. Menurut Naratama “program acara televisi adalah sebuah perencanaan
dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan
desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan
dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut” 18 . Jadi program televisi
dihadirkan berdasarkan ide kreatifitas para kru untuk mencapai target dan tujuan
yang ingin dicapai oleh para pengelola media televisi.
Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yaitu cerita dan
non cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan
kelompok non fiksi.
Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi (FTV)
dan film cerita pendek. Kelompok non fiksi menggarap aneka program
pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan
program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talk show, dan
liputan/berita.
2.3.2. Karakteristik Program Televisi
Program–program acara yang dihadirkan oleh setiap stasiun televisi
memiliki ciri dan kekhasan masing–masing, namun secara garis besar
karakteristik program televisi adalah : (1) Timeless dan Imajinatif (Drama), (2)
18
Naratama Rukmanda, Menjadi Sutradara Televisi, Grasindo, Jakarta, 2004
29
Timeless dan Faktual (Non Drama), (3) Faktual dan Aktual (Berita) Format
Program. Ada tiga bagian dalam format program :
1. Format Fiksi (Drama), sebuah format acara televisi yang diproduksi dan
diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah–kisah drama atau
fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang.
2. Format Non Fiksi (Non Drama), sebuah format acara televisi yang
diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari
realitas kehidupan sehari–hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan
tanpa harus menjadi dunia khayalan.
3. Format Berita (News), sebuah format acara televisi yang diproduksi
berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang
berlangsung pada kehidupan masyrakat sehari–hari.
2.3.3. Jenis-Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja
bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi, selama program itu menarik
dan disukai audiens, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum,
dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki
kreativitas untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya yaitu : (1) Program informasi (news) dan, (2) program
hiburan (entertainment).
30
Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita
keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera
disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta,
gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar,
yaitu : musik, drama permainan (game show) dan pertunjukan.
Menurut Vane-Gross (1994) menentukan “jenis program berarti
menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang
dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu
menarik audiensnya. Menurut Vane-Gross ”the programmers must select the
appael through which the audience will be reched (programmer harus memilih
daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audiens)” 19 .
Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula
pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau
fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita,
dokumenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain
program drama atau komedi.
2.4. Program Berita Televisi
Program berita menjadi salah satu program yang menjadi unggulan di
setiap stasiun televisi di Indonesia dan sangat tidak mungkin sebuah stasiun
televisi tidak memiliki program yang berisi berita. Program berita adalah suatu
program yang dihadirkan oleh stasiun televisi yang berisikan informasi-informasi
19
Edwin T Vane, Lynne S Gross; Programming for TV, Radio and Cable, Focal Press, Boston,
London, 1994.
31
yang memiliki nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan kecepatan dan
ketepatan waktu serta memiliki nilai berita yang bersifat independen.
2.4.1. Pengertian Program Berita Televisi
Program informasi, sesuai dengan namanya, memberikan banyak
informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal.
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.
Freda Morris dalam buku “Broadcast Journalism Techniques of Radio and
TV News” mengatakan bahwa program berita adalah sesuatu yang baru, penting
yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Sedangkan menurut
Eric C. Hepwood (1996) program berita adalah laporan pertama dari kejadian
yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum.
Sementara menurut pakar komunikasi lainnya, JB Wahyudi mengatakan
bahwa berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai
penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara
luas melalui media massa periodik 20 .
2.4.2. Karakteristik Program Berita Televisi
Program berita merupakan program yang sangat sensitif karena jika dalam
penyiaran ditemukan kesalahan dalam penyampaian berita, maka objek yang
berhubungan dengan berita yang disiarkan pasti akan mengalamai tekanan
20
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi, PT.Indeks, Jakarta 2007, hal.3
32
psikologis yang sangat besar, oleh karena itu dalam program berita televisi ada
beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan :
a. Aktual, berita tersebut adalah berita baru atau berita yang masih hangat.
Karena jika berita tersebut sudah terjadi beberapa hari atau sampai
beberapa minggu, nilai dari sebuah berita itu menjadi tidak menarik
lagi.
b. Menarik, sesuatu berita itu disebut menarik jika berkaitan dengan
peristiwa besar (magnitude) yang mampu membuat orang iba, marah,
kagum. Berita mengenai peristiwa-peristiwa yang unik juga bisa
menarik perhatian orang walau belum tentu ada kegunaannya bagi
pemirsa.
c. Berguna, sebuah berita dikatakan atau tidaknya tergantung dari manfaat
yang diperoleh oleh pemirsa setelah menonton sebuah berita. Semakin
besar manfaat yang diperoleh pemirsa setelah menyaksikan sebuha
berita maka semakin besar kegunaan berita tersebut baginya.
d. Kedekatan (Proximity), hubungan kedekatan sebuah berita dengan
pemirsa dapat diukur dengan jarak lokasi peristiwa dengan tempat
tinggal pemirsa, hubungan profesi, hobi dan kaitan langsung dengan
peristiwa.
2.4.3. Jenis-Jenis Program Berita Televisi
Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita
keras (hard news) dan berita lunak (soft news).
33
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Dalam
hal ini berita keras dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita, yaitu :
1. Straight News
Berarti berita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu berita yang
singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan infromasi terpenting
saja yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how)
terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
2. Feature
Suatu program berita yang menampilkan berita-berita ringan. Dengan
demikian feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian
‘menarik’ disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, yang
menimbulkan kekaguman.
3. Infotainment
Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai
kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (selebritas) dan
karena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan,
seperti pemain film, sinetron atau penyanyi.
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth), namun tidak bersifat harus
segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangan pada satu program
34
tersendiri diluar program berita. Program yang masuk kedalam kategori berita
lunak ini adalah :
1. Magazine
Adalah program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam, atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan
durasi yang lebih panjang.
2. Current Affair
Adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu
berita penting yang muncul sebelumnya, namun dibuat secara lengkap
dan mendalam.
Salah satu hasil dari current affair adalah bentuk editorial. Namun di
Indonesia belakangan ini berkembang editorial
cartoon
yang
menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan dan estetika.
Editorial cartoon merupakan kartun yang membawa pesan kritik sosial,
yakni versi lain dari editorial atau tajuk rencana dalam versi gambar
humor.
Sebagai kartun opini, setidaknya empat hal teknis harus melekat.
Pertama, harus informatif dan komunikatif. Kedua, harus situasional
dengan pengungkapan yang hangat. Ketiga, cukup memuat kandungan
humor. Keempat, harus mempunyai gambaran yang baik. Bila kurang
salah satu, maka bobotnya akan berkurang.
35
3. Dokumenter
Adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan
pendidikan, namun disajikan dengan menarik.
4. Talk show
Adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk
membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa
acara (host).
2.5. Definisi Kartun
Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu
gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan
suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi,
atau kejadian-kejadian tertentu.
Kartun biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan
dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail, dengan
menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti
secara cepat. Kartun mempunyai sisi menarik yang memiliki keunggulan lebih
dibandingkan dengan media komunikasi yang lain.
Menurut tujuannya kartun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kartun yang
semata-mata sebagai hiburan, dan kartun yang bertujuan menyampaikan pesan
kepada para penikmatnya, baik pesan politik, sosial, ataupun pendidikan.
Kartun yang ada di sebuah media cetak atau lainnya merupakan salah satu
bentuk kartun yang memiliki karakteristik sebagai media yang tidak hanya
36
menghibur, tetapi juga cerdas dan aktual.
Hal ini juga menegaskan bahwa kartun bukanlah penyampai berita, tetapi
media menyampaikan tanggapan atas berita yang sedang ramai dibicarakan
masyarakat.
2.5.1. Jenis Kartun
Berdasarkan jenis dan tujuannya, kartun dibedakan kedalam empat
kategori yaitu :
1. Gag cartoon atau kartun murni, merupakan gambar kartun yang
dimaksudkan hanya sekadar sebagai gambar lucu atau olok-olok tanpa
bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual. Kartun
murni biasanya tampil menghiasi halaman-halaman khusus humor
yang terdapat di surat kabar atau terbitan lainnya.
2. Kartun editorial, merupakan kolom gambar sindiran di surat kabar yang
mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat.
Sebagai editorial visual, kartun tersebut mencerminkan kebijakan dan
garis politik media yang memuatnya, sekaligus mencerminkan pula
budaya komunikasi masyarakat pada masanya. Dewa Putu Wijana
dalam disertasinya yang mengulas masalah aspek pragmatik dalam
kartun, menyatakan bahwa kartun editorial merupakan visualisasi tajuk
rencana surat kabar atau majalah yang membincangkan masalah politik
atau peristiwa aktual. Oleh karena sifatnya inilah, kartun editorial
sering disebut dengan kartun politik. Contoh kartun editoial yang
37
terkenal di Indonesia adalah Oom Pasikom di harian Kompas dan
Keong di harian Sinar Harapan.
3. Komik, merupakan perpaduan antara seni gambar dan seni sastra.
Komik terbentuk dari rangkaian gambar yang keseluruhannya
merupakan rentetan satu cerita yang pada tiap gambar terdapat balon
ucapan sebagai narasi cerita dengan tokoh/karakter yang mudah
dikenal.
4. Karikatur, merupakan perkembangan kartun politik, yaitu gambar lucu
yang menyimpang dan bersifat satir atau menyindir, baik terhadap
orang atau tindakannya. Ciri khas karikatur adalah deformasi atau
distorsi wajah dan bentuk fisik, dan biasanya manusia adalah yang
dijadikan sasaran agresi. Perbedaan kartun dan karikatur terletak pada
hal ini, yaitu tokoh yang digambarkan antara kartun dan karikatur
berbeda. Dengan demikian akan terwujud gambar yang lucu tetapi juga
terkandung pesan yang penting, sehingga pesan yang hendak
disampaikan dalam kartun kepada masyarakat mudah untuk diterima.
2.5.2. Pengertian Kartun Editorial
Kartun Editorial merupakan sebuah gambar sindiran di surat kabar yang
mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat. Sebagai
editorial visual, kartun tersebut mencerminkan kebijakan dan garis politik media
yang memuatnya, sekaligus mencerminkan pula budaya komunikasi masyarakat
pada masanya.
38
Dewa Putu Wijana mengulas masalah aspek pragmatik dalam kartun,
menyatakan bahwa “kartun editorial merupakan visualisasi tajuk rencana surat
kabar atau majalah yang membincangkan masalah politik atau peristiwa aktual.
Oleh karena sifatnya inilah, kartun editorial sering disebut dengan kartun
politik”. 21
Pada kartun editorial semua berita dan ikon berita hingga isu tentang topik
telah dipaparkan dalam berita media, baik surat kabar maupun radio. Kartun
editorial menanggapi isu yang sedang dibahas di media, memampatkan dan
menawarkan opini pada pembaca yang saat itu telah dibekali data tentang isu
tersebut. Karena itu kartun editoril selalu kontekstual dengan situasi saat mana
dan di mana karya tersebut diciptakan.
Menurut Tsabit, “kartun editorial memiliki kompleksitas fungsi sebagai
media komunikasi yang efektif, dimana wacana yang ditampilkan berupa kritikan
dan informasi aktual yang bersifat jenaka dan berkisar pada masalah kebijakankebijakan
pemerintah,
peristiwa-peristiwa
penting,
tokoh
masyarakat,
ketimpangan kondisi masyarakat”. 22
Dalam kartun editorial juga termuat pesan yang aktual, menghibur, dan
cerdas. Sehingga kartun itu, memiliki fungsi sebagai pendidikan karena bekerja
dalam tiga tahap, yaitu tahap penarikan perhatian melalui gambar-gambar yang
lucu, kemudian tahap pemberian informasi karena kartun itu berfungsi sebagai
berita, dan yang ke tiga tahap pembangunan kesadaran melalui kritik-kritik yang
disampaikan.
21
I Dewa Putu Wijana, Kartun, Studi tentangPermainan Bahasa, Penerbit Ombak, Yogyakarta,
2004,
22
http://lib.fsrd.itb.ac.id/priyantosunarto
39
Ada empat hal yang penting dalam kartun editorial, yaitu:
1. Harus informatif dan komunikatif
2. Harus situasional dengan pengungkapan yang hangat
3. Cukup memuat kandungan humor
4. Harus mempunyai gambar yang baik.
Sebagai media kritik politik, kartun editorial menggunakan metafora
untuk menajamkan maksud gambar. Melalui metafora visual tiap pihak yang
bertikai membangun citra negatif pada lawannya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ungkapan metafora kartun
editorial sangat berelasi dengan situasi kebudayaan setempat, bekerja melalui
bahasa dan sistem simbol yang sedang berlaku dalam mengungkap aspirasi
maupun sikap emotif kelompok yang diwakilinya.
Dasar penciptaan kartun editorial adalah pengungkapan aspirasi kelompok
dalam sebuah situasi sosial tertentu. Situasi sosial tidak homogen, tapi terdiri dari
berbagai kelompok kepentingan yang secara dinamis berinteraksi mepertahankan
kepentingan masing-masing, sambil menjaga keutuhan sistem sosialnya. Interaksi
dapat berjalan baik bila dijaga melalui kesepakatan nilai-nilai bersama, yaitu nilai
budaya. Dalam lingkup demikian karya kartun mengemban tugas sosial kelompok
tertentu dengan berpedoman pada sistem nilai budaya yang menaunginya.
40
Gambar 2.1. Skema Proses Metafora 23
2.6. Analisis Semiotika
Dari sebuah proses komunikasi hal yang paling mendasar adalah konsep
arti yang dimiliki. Salah satu cara untuk mengungkapkan makna tersebut dapat
dengan menggunakan perspektif yang dikenal dengan nama semiotik.
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda
tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga komunikatif. Keberadaannya
mampu menggantikan sesuatu yang lain, dapat dipikirkan, atau dibayangkan.
Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa, kemudian
berkembang pula dalam bidang desain dan seni. “Istilah semiotik berasal dari
bahasa Yunani, semeion yang berati ”tanda” atau seme, yang berarti ”penafsiran
tanda”. Semiotika berakar pada studi klasik dan skolastik atau seni logika,
retorika, dan peotika. ”Tanda” pada massa itu masih bermakna sesuatu hal yang
menunjuk pada adanya hal lain.” 24
23
24
Augustin Sibarani, Karikatur dan Politik, Institut Studi Arus Informasi, Jakarta, 2001
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika,
dan Analisis Framing, Rosdakarya, Bandung, 2006, h. 95
41
Semiotika, suatu ilmi atau metode analisi untuk mengkaji tanda. Tandatanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia
ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak
mempelajari bagaimana manusia (humanity) memaknai hal-hal (things).
”Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek
tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda” 25 .
Semiotik ada bermacam-macam, salah satunya adalah semiotik media,
yaitu semiotik yang khusus menelaah makna dan pesan yang dipakai dalam
menyampaikan suatu informasi.
2.6.1. Pengertian Makna dan Pesan
Ada tiga hal yang dicobajelaskan oleh para filsuf dan linguis sehubungan
dengan usaha menjelaskan istilah makna. “Ketiga hal itu yakni: (1) menjelaskan
makna kata secara alamiah, (2) mendeskripsikan kalimat secara alamiah, (3)
menjelaskan makna dalam proses komunikasi” 26 .
Bahasa pesan televisi bersifat audio visual, didengar dan sekaligus dilihat.
Kita bahkan bisa mengatakan, televisi adalah suara yang bergambar atau gambar
yang bersuara. Bahasa jenis inilah, yang menimbulkan dampak luar biasa kepada
khalayak pemirsa meskipun disampaikan secara selintas.
25
26
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Magelang: Yayasan Indonesiatera, 2001, hal.53.
Ruth M Kempson, Semiotic Theory, London : Cambridge University Press, 1977.
42
Bahasa jenis ini lazim disebut sebagai aspek dramatik televisi yang tidak
dipunyai media radio dan surat kabar. “Aspek dramatik televisi menggabungkan
tiga kekuatan sekaligus: kekuatan gambar, suara, dan kata. Inilah yang disebut
efek bersamaan dan efek simultan televisi” 27 .
2.6.2. Karakteristik dan Jenis Makna dan Pesan
Ada beberapa pandangan yang menjelaskan ihwal teori atau konsep makna.
Wendell Johnsosn menawarkan sejumlah implikasi :
1. Makna ada dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata
melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuk mendekati
makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini tidak secara
sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksud.
2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis. Banyak dari kata-kata yang kita
gunakan 200 atau 300 tahun lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini terus
berubah, dan ini khususnya terjadi pada dimensi emosional dari makna.
3. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi
mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia
mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.
4. Peyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat
dengan gagasan bahwa makna membutuhkan acuan adalah masalah
komunikasi yang timbul akibat penyingkatan berlebihan tanpa
mengaitkan dengan acuan yang konkret dan dapat diamati.
27
AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Bandung, Simbiosa
Rekatama Media, 2005, hal.5-6
43
5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata
dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu,
kebanyakan kata mempunyai banyak makna.
6. Makna dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari
suatu kejadian (event) bersifat multiaspek dan sangat kompleks, tetapi
hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat
diperjelas.
2.6.3 . Makna dan Pesan Dalam Media
Studi media media massa mencakup pencarian pesan dan makna-makna
dalam materinya, karena semiotika komunikasi adalah proses komunikasi, dan
intinya adalah makna.
Dengan kata lain, mempelajari makna—dari mana asalnya, seperti apa,
seberapa jauh tujuannya, bagaimana memasuki materi media, dan bagaimana ia
berkaitan dengan pemikiran kita.
Dalam konteks media massa, kajian semiotika ini, juga kebanyakan,
adalah mengusut ideologi yang melatari pemberitaan, seperti bagaimana
perlakuan (pembahasan) media terhadap suatu masalah. Walaupun disadari bahwa
di balik semua fungsi media massa yang tampak sudah komunikatif, namun
sesungguhnya terdapat fungsi internal yang disadari maupun tidak telah “serba
menentukan” pemikiran, persepsi, opini, dan bahkan perilaku orang.
Hal ini terjadi, tatkala media dipandang tidak terbatas pasa sesuatu yang
konkret-visual (kasat mata), melainkan juga sesuatu yang “tampak” dan hadir
44
pada batin. Inilah yang sering disebut-sebut Horowitz dalam “Theory of
Imagination”-nya.
Menurut Horowitz, pada dasarnya studi media massa mencakup pencarian
pesan dan makna-makna dalam materinya, karena sesungguhnya semiotika
komunikasi, sepertinya basis studi komunikasi, adalah proses komunikasi, dan
intinya adalah makna. Dengan kata lain, mempelajari media adalah mempelajari
makna—dari mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya, bagaimanakah
ia memasuki materi media, dan bagaimana ia berkaitan dengan pemikiran kita
sendiri. Maka itu, metode penelitian dalam komunikasi semestinya mampu
mengungkapkan makna yang terkandung dalam materi pesan komunikasi. 28
28
Alex Sobur, Analisis Teks Media, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006
Download