BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang selalu dilakukan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Karena melalui komunikasi seseorang dapat menyampaikan isi pernyataan kepada orang lain, mempengaruhi dan mengubah sikap orang lain, mengambil keputusan dan memiliki dampak yang lain terhadap orang yang menerima informasi tersebut. Komunikasi memungkinkan suatu ide atau informasi tersebar, disetujui atau ditolak oleh orang lain. Kegiatan komunikasi juga memungkinkan manusia sebagai makhluk sosial saling berinteraksi dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain. Memperhatikan penjelasan di atas, maka tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan kunci penting dalam mewujudkan tercapainya kesamaan pendapat dan tujuan yang sama diantara manusia yang satu dengan yang lainnya, serta menjadi kunci utama demi terwujudnya kemajuan dan keberhasilan suatu organisasi. Untuk lebih jelas mengenai apa yang dimaksud dengan komunikasi maka penulis memberikan beberapa definisi dari para ahli sebagai acuan pemahaman. Dipandang dari arti yang lebih luas komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide. 1 Selain itu komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to 1 Sean MacBride, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Onong Uchjana Effendi, 2007, hal. 27 1 modify the behavior of other individuals). Syarat utama seseorang akan mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain adalah apabila komunikasinya memang efektif. 2 Komunikasi memiliki fungsi isi yang melibatkan pertukaran informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. Oleh karena itu komunikasi juga sangat penting dalam sebuah organisasi. Organisasi memiliki karakteristik yang dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan, dan terstruktur. Adanya perubahan lingkungan, iklim dan moral organisasi, serta meningkatnya persaingan dalam organisasi menyebabkan perlunya komunikasi yang efektif dalam organisasi. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan. 3 Tujuan dari komunikasi organisasi ini adalah agar struktur organisasi dapat berjalan dengan baik, dan masalah yang timbul dalam organisasi pun dapat diatasi. Karena itu dalam suatu organisasi, komunikasi yang baik dan efektif harus tercipta. Tanpa adanya komunikasi yang baik dan efektif, maka seluruh kegiatan dan aktivitas dapat hancur. Sebaliknya, bila dalam organisasi terjalin komunikasi yang baik dan efektif maka organisasi pun dapat berjalan dengan lancar dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Carl I Hovland, op.cit hal. 10 R. Wayne Pace and Don F Faules, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 31 2 3 Bagi sebuah organisasi atau perusahaan, baik perusahaan lokal atau asing, swasta atau milik pemerintah, yang berbasis profit atau non profit, serta dalam skala besar, menengah maupun kecil memerlukan lembaga hubungan masyarakat (humas), yang memiliki peranan penting sebagai jembatan komunikasi antara level top manajemen dengan seluruh karyawan yang berada di dalamnya serta bagi publik atau masyarakat luas. Humas didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasikan kebijakan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik. 4 Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, humas harus dapat menjadi sumber informasi bagi seluruh karyawan sebagai publik internal perusahaan itu sendiri. Yang dimaksud dengan karyawan di sini adalah semua pekerja, baik pekerja halus yang berpakaian bersih di ruangan kantor yang serba bersih, maupun pekerja kasar seperti sopir atau pesuruh. Banyak perusahaan atau organisasi yang lebih memperhatikan komunikasi dengan publik luar (external stakeholders), dan hanya sedikit perusahan atau organisasi yang menaruh perhatian besar pada publik internal. Banyak perusahaan atau organisasi yang tidak memahami bahwa internal komunikasi dibutuhkan dalam mengimplementasikan visi, misi dan tujuan serta budaya perusahaan kepada seluruh karyawannya. Jika komunikasi internal berjalan secara efektif, maka akan sangat membantu proses atau tahapan manajemen krisis. Baik dalam penentuan strategi penanggulangan krisis maupun dalam tahap paska krisis. Scott M. Cutlip, Public Relations Suatu Pendekatan Praktis, Kiat Menjadi Komunikator dalam Berhubungan dengan Publik dan Masyarakat, Ardianto Elvinaro, Pustaka Bani Quraisy, Bandung 2004, hal. 20 4 Komunikasi internal bertujuan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh manajemen dan manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh karyawan. Dengan saling memahami kebutuhan masing-masing pihak, manajemen dan karyawan, maka masing-masing pihak akan saling menghargai. Hubungan internal yang positif dan terbangun dengan baik sangat dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing pihak menciptakan suasana kerja yang kondusif melalui komunikasi yang baik. Komunikasi ini mempunyai pengaruh untuk mendorong kinerja karyawan karena organisasi memberikan kebebasan dalam mengambil resiko pekerjaan, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup serta mengikutsertakan mereka dalam mengambil suatu keputusan penting. Dengan komunikasi internal yang efektif dapat menentukan kelangsungan hidup dan kesehatan setiap perusahaan, karena dapat menciptakan hubungan baik dan rasa percaya antara karyawan dari tingkat paling rendah sampai ke pimpinan puncak. Komunikasi di lingkungan kerja sangat berpengaruh pada karyawan di tingkat bawah, maka hubungan dengan karyawan harus terbina dengan baik sehingga karyawan siap memberikan kinerja terbaik mereka pada perusahaan. Selain itu peran serta, partisipasi dan kontribusi karyawan dengan kualitas yang baik akan membuat sebuah organisasi atau perusahaan berkembang dengan cepat dan memberikan dampak yang positif. Untuk menciptakan karyawan yang berkualitas, suatu organisasi atau perusahaan harus memenuhi kebutuhan dasar karyawan yakni memperoleh informasi akurat mengenai keterbukaan manajemen atau pimpinannya karena dengan informasi akan banyak diperoleh penjelasan dan pemahaman mengenai berbagai hal yang menjadi pertanyaan menyangkut kejelasan mengenai pembagian tugas dan fungsi pekerjaan, visi dan misi perusahaan sampai kebijakan yang berlaku. 5 Untuk itulah sangat penting adanya media komunikasi dalam mendukung peran humas dalam sebuah perusahaan. Dengan komunikasi yang terbangun dengan baik, perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dan lebih terbuka atau transparan kepada publik, dengan tindakan tersebut publik bisa mengetahui tentang kondisi atau keadaan perusahaan. Bagi humas, komunikasi merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sebagai wakil organisasi, kepala humas harus menciptakan dan selanjutnya membina komunikasi dua arah, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal di satu pihak ia menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada para karyawan; di lain pihak ia menampung segala keluhan, tanggapan, keinginan para karyawan, kemudian menyampaikan kepada pimpinan organisasi untuk memecahkan segala permasalahannya. Ia bertindak sebagai mediator. Sebagai mediator pada suatu ketika ia mungkin membela para karyawan, pada saat lain ia berada di pihak pimpinan organisasi. Kesemuanya demi kelancaran jalannya organisasi dan tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 6 Agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik, maka lembaga humas 5 Handoko, Hani. Management, BPFE, Jogjakarta : 1994. Hal. 235 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2007, hal. 136 6 memerlukan media humas sebagai alat pendukung untuk terciptanya komunikasi atau pesan yang efektif dari level top manajemen kepada karyawannya serta sebaliknya. Pengertian media humas dalam ilmu komunikasi adalah sarana penghubung yang dipergunakan oleh seorang humas (mewakili organisasi) dengan publiknya, yaitu publik internal maupun publik eksternal untuk membantu pencapaian tujuan. 7 Media humas terdiri dari dua bentuk, yaitu media eksternal dan media internal. Media eksternal adalah media massa cetak atau elektronik yang sasarannya untuk publik di luar perusahaan. Sedangkan media internal lebih khusus untuk publik internal perusahaan. Media internal memiliki pengertian media atau sarana baca yang diperuntukkan bagi khalayak yang menjadi bagian dari organisasi yang mengeluarkan media tersebut. Fungsi dari media internal adalah memberikan informasi kepada karyawan mengenai kebijaksanaan dan kegiatan perusahaan, menstimulasi peningkatan produksi dengan memperkenalkan penampilan individual yang baik dan menekankan kebutuhan akan hasil yang lebih baik oleh karyawan,serta membantu meningkatkan semangat kerja dan loyalitas. 8 Media internal dalam sebuah perusahaan dapat berbagai macam jenis bentuknya tergantung dari kapabilitas karyawan perusahaan itu sendiri. Pemilihan model komunikasi dalam media internal sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi, jumlah dan strata personel. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik, PT Grasindo, Jakarta 2005, hal. 118 8 H. Frazier Moore, Humas (Membangun Citra Dengan Komunikasi) PT Remaja Rosdakarya,Bandung, , 2004, hal : 283 7 Umumnya bentuk media internal dalam organisasi dapat berupa: jurnal internal, papan pengumuman, kaset video dan CCTV (Close Circuit Television), stasiun radio sendiri, jaringan telepon internal, kotak saran, majalah, siaran umum dan sebagainya. 9. Isi dari media Internal biasanya berbagai macam, diantaranya mempunyai nilai informasi mengenai kinerja perusahaan dalam 1 (satu) bulan, informasi mengenai kebijakan-kebijakan baru perusahaan, informasi mengenai fitur-fitur terbaru yang telah dikembangkan oleh divisi tertentu dan informasi mengenai produk-produk terbaru dari perusahaan yang telah launching ke pasar. Mengingat persepsi sangat erat kaitannya dengan penilaian seseorang terhadap suatu hal, setiap perusahaan semestinya memiliki kesadaran untuk memantau persepsi publik atas dirinya. Jika persepsi karyawan kurang memuaskan, data tersebut bisa menjadi acuan untuk memperbaiki strategi perusahaan untuk mendapatkan image positif dari karyawan. Karena citra yang dimiliki oleh suatu perusahaan berawal dari persepsi yang terekap di benak publiknya, terutama publik internal. Persepsi merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya kemudian diinterpretasikan sehingga memperoleh makna. 10 Untuk mengetahui keefektifan komunikasi internal, pihak manajemen harus melakukan identifikasi persepsi para karyawannya. Kegiatan ini bertujuan untuk mencapai kesamaan makna atau persepsi bersama. Ini yang disebut kolaborasi sebagai salah satu ukuran dari kualitas dan kinerja organisasi yang 9 M.Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Jakarta,Bumi Aksara, 2001,hal 219 Sendjaja, S. Djuarsa. Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta : 2002. Hal. 2.13 10 tidak lepas dari komunikasi karena merupakan suatu informasi yang memungkinkan mekanisme komunikasi ini terjadi, sehingga terciptanya kultur dan semangat teamwork yang diperlukan untuk mendukung dan memelihara kualitas organisasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan atau mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. 11 Begitu juga di dalam lembaga keuangan, dalam meningkatkan kualitas untuk berkompetitif secara sehat, perusahaan harus menjaga keefektifan komunikasi terutama komunikasi internal karena karyawan merupakan unsur penting dalam kesuksesan suatu perusahaan. Komunikasi internal yang efektif diperlukan untuk menghubungkan rantai-rantai menajemen yang menggerakan organisasi. Dalam arti bagaimana para pimpinan menggunakan komunikasi secara optimal untuk mencapai tujuan bersama, untuk itu komunikasi perlu diletakkan dalam tahapan manajemen organisasi dari perencanaan sampai pengendalian serta memiliki sebuah sistem komunikasi yang efektif dan mampu mentransmisikan setiap pesan ke setiap bagian organisasi. Komunikasi internal ini dapat memberikan dukungan terhadap misi perusahaan, memperbaiki moral dan memberikan informasi tentang perubahan di dalam perusahaan 11 Prof. Deddy Mulyana, M.A, Ph.D, Ilmu Komunikasi suatu Pengantar, 2007, hal 180 Seperti PT. Bank Commonwealth (PTBC) sebagai anak perusahaan Commonwealth Bank Australia (CBA) mewarisi kekayaan pengalaman serta ketajaman analisa pasar di Indonesia dengan visi perusahaan : "Menjadi penyedia layanan keuangan terbaik di Indonesia melalui customer service excellence". 12 Dalam mewujudkan visi tersebut, PTBC menerapkan strategi perusahaan dengan memberikan rangkaian layanan terbaik secara konsisten dalam memenuhi kebutuhan keuangan nasabah secara terintegrasi. Langkah lain yang juga telah dilakukan untuk menjadi sebuah lembaga keuangan yang memberikan jasa perbankan terbaik yaitu dengan cara pengembangan sumber daya manusia yang professional, melakukan efisiensi yang terarah dan pengelolaan sumber dana serta mengembangkan sistem Information Technology (IT) yang sejalan dengan strategi dan fokus bisnis pada pengembangan layanan perbankan ritel yang lengkap. Alasan penulis memilih PTBC sebagai objek kajian penelitian adalah berdasarkan pengamatan penulis, PTBC adalah bank dengan layanan nasabah terbaik di antara seluruh bank asing yang ada di Indonesia selama lima tahun berturut-turut (berdasarkan riset badan independen Synovate) dan sebagai anak perusahaan Commonwealth Bank of Australia (CBA) adalah salah satu penyedia jasa keuangan terpadu terbesar di Australia yang sudah cukup matang dan sukses di tengah maraknya persaingan dunia bisnis dalam memberikan pelayanan dan keunggulan yang terbaik bagi konsumen, sebagai salah satu publik eksternalnya. Namun, bagaimana kondisi publik internal PTBC yang juga sangat perlu untuk 12 http://www.commbank.co.id diberikan pengertian, pembelajaran dan pemahan yang baik atas apa yang dikerjakan oleh perusahaan. Sebagai salah satu bank asing cukup besar yang ada di Indonesia, PTBC juga memiliki sebuah media komunikasi internal berbentuk E-newsletter, berjudul “A Message from Tony Costa”. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian “Persepsi Karyawan Terhadap Media Komunikasi Internal E-newsletter di PT. Bank Commonwealth”, selain karena uraian tersebut di atas, E-newsletter adalah media internal yang tidak dicetak dalam bentuk eksemplar tapi hanya dikirimkan melalui email kepada tiap karyawan serta menjadi sarana komunikasi juga pemenuhan kebutuhan akan informasi bagi seluruh karyawan PTBC, baik di kantor pusat maupun di kantor-kantor cabang yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. E-newsletter juga menjadi sarana bagi seluruh karyawan PTBC dalam menyalurkan aspirasi, saran ataupun ide demi kemajuan perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak serta kapabilitas organisasi yang tinggi, diperlukan suatu divisi khusus yang menangani media internal ini. Pada umumnya divisi yang mengurus media internal ini dilakukan oleh Public Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas), namun di PTBC, departemen Marketing Communications lah yang mengelola E-newsletter tersebut, sebagai pengambilan alih dari fungsi Employee Relations yang seyogyanya dilakukan oleh PR/Humas dan bekerjasama dengan Human Relations (HR). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan suatu riset untuk melihat bagaimana pengembangan persepsi karyawan terhadap media komunikasi internal, yaitu E-newsletter di PT. Bank Commonwealth agar dapat mengevaluasi kegiatan komunikasi yang telah berjalan. Untuk lebih mempersempit objek penelitian, maka penulis hanya memfokuskan pada kurun waktu 6 bulan terakhir yaitu Desember 2010-Juni 2011. Jika perusahaan tidak memenuhi kebutuhan informasi karyawan, maka akan terjadi miss communications yang dapat menimbulkan persepsi negatif. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin dan berkala untuk mengetahui perkembangan persepsi karyawan terhadap perusahaan. Dengan begitu, perusahaan memiliki data yang konkret mengenai pencapaian kinerjanya selama kurun waktu tertentu. Hal ini juga diperlukan peran aktif dari semua pihak baik pimpinan maupun bawahan dalam menciptakan suatu bentuk komunikasi internal yang efektif dan harmonis dalam organisasi, sehingga dapat memberikan kenyamanan bekerja dan berinteraksi dalam lingkungan pekerjaan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka pokok masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana persepsi karyawan terhadap media komunikasi internal (Enewsletter) di PT. Bank Commonwealth?” 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap media komunikasi internal (E-newsletter) di PT. Bank Commonwealth. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini merupakan suatu kajian di bidang kehumasan yang diharapkan dapat melengkapi literatur tentang studi komunikasi organisasi, terutama dalam mengelola media internal bagi kebutuhan informasi karyawan dan dapat menjadi bahan acuan bagi seorang humas dalam menciptakan komunikasi internal yang lebih baik. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan: 1. Dapat dijadikan alat ukur bagi humas PT. Bank Commonwealth untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap media komunikasi internal Enewsletter. 2. Dapat menjadi sarana evaluasi bagi PT. Bank Commonwealth untuk lebih mengembangkan media komunikasi internal perusahaan yang mereka miliki, khususnya E-newsletter sebagai media komunikasi internal karyawan dalam memenuhi kebutuhan informasi.