Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM Erik Setiyono [email protected] Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of financial performance and firm size to the stock return. The dependent variable is the stock return. Meanwhile the independent variables are Firm Size and Financial Performance which have been measured by using Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), and Earning per Share (EPS).The population is property and real estate companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2012-2014 periods. The sample collection technique has been done by using purposive sampling method, so that 32 property and real estate companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) have been selected as samples. The data analysis technique has been done by using multiple linear regressions analysis with SPSS 20. The classic assumptiontest has been carried out before the multiple linear regressions analysis.Based on the result of hypothesis test, it shows that Debt to Equity Ratio (DER) and Earning Per Share (EPS) have positive influence to the Stock Return, meanwhile Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), and Firm Size does not have any positive significant influence to the stock price. Keywords : Financial Ratio, Firm Size, Stock Return. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham. Sedangkan variabel independennya Ukuran Perusahaan dan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS). Populasi dalam penelitian ini perusahaan proprty and realastate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, sehinggah didapatkan total sampel 32 perusahaan proprty and realastate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan SPSS20. Sebelum dilakukan analisis regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS) secara signifikan berpengaruh positif terhadap Return Saham, sedangkan Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan positif terhadap Return Saham. Kata Kunci : Rasio Keuangan, UkuranPerusahaan, Return Saham. Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 2 PENDAHULUAN Pada era globalosasi saat ini pasar modal memiliki peran besar untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, khususnya bagi mereka yang membutuhkan dana jangka panjang untuk membiayai aktivitas operasional perusahaannya. Pemenuhan dana tersebut dapat ditempuh melalui pasar modal, karena pasar modal adalah tempat yang mempertemukan perusahan yang ingin mendapatkan dana dan investor yang ingin menyalurkan dana yang dimiliki dengan investasi. Pasar modal memberikan kesempatan perusahaan untuk bersaing secara sehat dalam rangka menarik minat investor agar menanamkan modal di perusahaannya. Melihat peluang yang terbuka ini perusahaan berlomba-lomba untuk memperdagangkan saham mereka di pasar modal. Hal ini di buktikan dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham kepada para investor. Dengan memperdagangkan sahamnya di pasar modal, maka perusahaan dapat memperoleh dana bagi kelangsungan oprasional perusahaan dan berkesempatan untuk mengembangkan perusahaan. Dan bagi investor, pasar modal merupakan salah satu sarana efektif bagi mereka untuk menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan dari yang diinvestasikan yang disebut dengan return saham. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukan investor. Return merupakan motivasi dan prinsip penting dalam investasi serta, kunci yang memungkinkan investor memutuskan pilihan alternatif investasinya. Return dapat diperoleh dari dua bentuk, yaitu dividen dan capital gain (kenaikan harga jual saham atas harga belinya), sehingga investor akan memilih saham perusahaan mana yang akan memberikan return yang tinggi. Setiap investor berhak atas bagian laba yang dibagikan atau deviden sesuai dengan proporsi kepemilikan. Jika terjadi kenaikan return saham pada suatu perusahaan, maka investor menilai bahwa perusahaan menjalankan usahannya dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya return saham suatu perusahaan seperti kinerja keuangan, resiko, deviden, tinggkat suku bunga, ukuran perusahaan, penawaran, permintaan, laju inflasi, dan kondisi perekonomian. Dalam kondosi perekonomian yang tidak menentu, menjadikan informasi keuangan menjadi hal penting bagi para investor dalam pengambil keputusan. Penggunaan informasi keuangan yang akurat oleh pihak luar (investor, kreditor dan calon kreditor) memiliki peran yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan suatu keuntungan dan melihat kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan juga harus senantiasa menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya agar tetap diminati oleh investor ataupun calon investor. Laporan keuangan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam beroprasi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi termasuk keputusan investasi,karena laporan keuangan menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Selain itu, laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui perubahan dari tahun ke tahun, serta dapat digunakan juga untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi terlebih dahulu investor menilai kinerja perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Investor tentu akan memperhitungkan dan menilai kinerja keuangan yang terdiri dari rasio-rasio keuangan dalam menjatuhkan pilahannya terhadap suatu saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 3 Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva. Tingkat pengembalian (return) saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil, karena tingkat pertubuhan perusahaan besar relatif lebih besar dibanding perusahaan kecil. Oleh karena itu, investor akan lebih berspekulasi untuk memilih perusahaan besar dengan harapan memperoleh keuntungan (return) yang besar pula. Perusahaan yang memiliki total aktiva dalam jumlah yang besar maka perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan karena pada tahap tersebut arus kas telah positif dan dianggap memiliki prospek yang lebih baik dalam jangka relatif lama. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah current ratio, debt to equity ratio, return on assets, earning per share, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap return saham. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah current ratio, debt to equity ratio, return on assets, earning per share, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham. TINJAUAN TEORETIS Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori ini menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan baik. Sinyal yang baik akan direspon dengan baik oleh pihak lain. Menurut Zainudin dan Hartono (1999) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Menurut Sharpe et al. (1997) pengumuman informasi akuntansi memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk bahan komunikasi antara data akuntansi atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data tersebut. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Investor dapat menilai perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan tersebut dapat menjadi landasan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu informasi laporan keuangan sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapainya. Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 4 Menurut (IAI, 2013) penyajian laporan keuangan lengkap terdiri dari komponenkompenen: Laporan Posisi Keuangan, Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal, Catatan Atas Laporan Keuangan, dan Informasi komparatif periode sebelumnya. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Baik dan buruknya suatu perusahaan dapat digambarkan melalui kinerja keuangan suatu perusahaan. Hal ini dapat diketahui dengan menganalisis menggunakan alat-alat analisis keuangan untuk mengetahui baik buruknya kondisi keuangan dan prestasi keuangan sebuah perusahaan dalam waktu tertentu (Wibowo, 2014). Suatu keharusan bagi sebuah perusahaan menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan, agar saham tersebut tetap diminati oleh investor. Kinerja keuangan perusahaan dapat dicerminkan melalui laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan tersebut. Selain itu analisis terhadap informasi laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan oleh investor untuk mengetahui perbandingan antara nilai intrinsic saham perusahaan dengan harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan, dan atas pertimbangan tersebut investor dapat mengambil keputusan apakah membeli ataukah menjual saham perusahaan yang bersangkutan. Fungsi informasi keuangan adalah sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan, bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dan penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan. Informasi keuangan tersebut akan digunakan sebagai tolak ukur dan pedoman bagi investor dalam melakukan transaksi jual-beli saham suatu perusahaan. Analisa rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat pengukur kinerja kuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Rasio keuangan, berisi data tentang posisi perusahaan pada suatu titik operasi perusahaan masa lalu. Rasio-rasio keuangan digunakan untuk menghindari permasalahan dalam membandingkan perusahaan-perusahaan yang berbeda dari sisi ukuran (Ross, 2003). Dalam penelitian ini kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan rasio current ratio, debt to equity ratio, return on assets, dan earning per share. Ukuran Perusahaan Variabel ukuran perusahaan dapat diukur melalui ukuran aktiva, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar. Dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi para krediturnya, perusahaan yang tumbuh besar memiliki kewajiban lebih besar dari pada yang lain. Hal ini dapar dilihat melalui laporan tahunan yang lebih terinci (Subiyantoro, 1997). `Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset, jika semakin besar total aset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki total aset sedikit atau rendah. Perusahaan yang relatif besar kinerjanya akan dilihat oleh publik sehingga perusahaan tersebut akan melaporkan kondisi keuangannya dengan lebih berhatihati, lebih menunjukkan keinformatifan informasi yang terkandung di dalamnya dan lebih transparan. Oleh karena itu, semakin besar ukuran suatu perusahaan memiliki kualitas laba yang lebih tinggi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 5 Return Saham Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukan investor. Return yang maksimal adalah hal yang diinginkan setiap investor dalam investasinya. Return saham dibedakan menjadi dua yaitu realized return (return realisasi) dan expected return (return ekspektasi). Realized return (return realisasi) merupakan return yang sudah terjadi atau sudah terealisasi. Sedangkan expected return (return ekspektasi) adalah return yang diharapkan investor untuk didapatkan dimasa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam periode yang tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Dalam penelitian ini return saham dihitung menggunakan capital gain (loss). Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Model Penelitian Current Ratio (CR) Debt To Equity Ratio (DER) Return On Assets (ROA) Return Saham Earning Per Share (EPS) Ukuran Perusahaan Gambar 1 Model Penelitian Perumusan Hipotesis Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham Semakin tinggi current ratio (likuiditas) suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kinerja perusahaan yang semakin besar dan nilai rasio perusahaan yang semakin lancar dapat memberikan aktivitas yang membaik terhadap operasional perusahaan. Sehingga harga saham perusahaan pun juga akan meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini dirumuskan : H1 = Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Debt to equity ratio menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam membayar utangnya dengan jaminan modal sendiri Kasmir (2008:158). Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 6 Menurut Kole dan Lehn (1991), apabila investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari pada cost of dept, maka akan dapat menghasilkan keuntungan. Penggunaan modal di dalam suatu perusahaan juga akan menujukan sistem pengendalian manajemen perusahaan Mulyadi dan Calvin (2001:6). Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis ke dua dalam penelitian ini dirumuskan : H2 = Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aset yang digunakan untuk operasional perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis ke tiga dalam penelitian ini dirumuskan : H3 = Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham Earning Per Share (EPS) adalah suatu kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya. Besar keberhasilan usaha yang dilakukan dapat dilihat dari semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham. Hal tersebut sesuai dengan teori signalling yang pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dengan besarnya EPS, hal ini juga akan membuat investor tertarik dengan saham perusahaan tersebut. Tingginya nilai EPS maka semakin besar laba yang disediakan untuk para pemegang. Hal ini akan berakibat dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham ikut juga menurun. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis ke empat dalam penelitian ini dirumuskan : H4 = Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva. Tingkat pengembalian (return) saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil, karena tingkat pertumbuhan perusahaan besar relatif lebih besar dibanding perusahaan kecil. Oleh karena itu, investor akan lebih berspekulasi untuk memilih perusahaan besar dengan harapan memperoleh keuntungan (return) yang besar pula. Perusahaan yang memiliki total aktiva dalam jumlah yang besar maka perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan karena pada tahap tersebut arus kas telah positif dan dianggap memiliki prospek yang lebih baik dalam jangka relatif lama. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis ke lima dalam penelitian ini dirumuskan : H5 = Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini dikelompokkan pada penelitian kauntitatif. Penelitian kautitatif adalah penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 7 disamping mengukur kekuatan hubungan. Penelitian ini menguji pengaruh hubungan kinerja perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan property and real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan menggunakan teknik purposive sampling yaitu melalui pengambilan sampel secara khusus berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel penelitian ini adalah : 1) Perusahaan property and real estate yang terdaftar berturut-turut di BEI dari tahun 2012-2014; 2) Perusahaan property and real estate yang menyertakan annual report berturut-turut dari tahun 2012-2014; 3)Perusahaan property and real estate yang memiliki data hubungan variabel keuangan yang diperlukan tersedia; 4) Perusahaan property and real estate yang tidak mengalami kerugian dari tahun 2012-2014. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data disesuaikan dengan sumber datanya yaitu data sekunder. Maka teknik pengumpulan data yang dipilih dari sumber data sekunder yaitu dengan cara mengambil data-data sekunder dimana data-data tersebut telah disediakan oleh BEI (Bursa Efek Indonesia). Variabel dan Difinisi Operasional Variabel Variabel dependen dalam penelitian yaitu return saham. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukan investor. Return yang maksimal adalah hal yang diinginkan setiap investor dalam investasinya. (Pt – Pt-1) Rıt = Pt-1 Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Kinerja keuangan perusahaan dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur menggunakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan yaitu : Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan seluruh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan Hanafi dan Halim (2009:75). Aset Lancar Current Ratio = Liabilitas Lancar Dept To Equity Ratio (DER) ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang Kasmir (2008:158). Total Liabilitas DER = Total Ekuitas Pemegang Saham Return On Asset untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu Hanafi dan Halim (2009:81). Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 8 Laba Tahun Berjalan ROA = Total Aset Earning Per Share (EPS ) digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham Kasmir (2008:207). Rasio ini juga merupakan presentase laba terhadap jumlah saham. Laba Tahun Berjalan Earning per Share = Jumlah saham yang beredar Sedangkan untuk ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Upit = Log TAit Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual di dalam suatu persamaan memiliki distribusi normal. Menurut (Ghozali, 2012: 163) cara untuk mendeteksi apakah residual normal atau tidak yaitu dengan : 1) Calculated from data, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. 2) Uji statistik, yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametik Kolmpgrov-Simirnov (K-S) dengan uji 1-sample. Jika didapatkan angka signifikan jauh diatas 0,05 yang berarti nilai resedual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2012: 105). Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau VIF > 10 (Ghozali, 2012: 106). Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2012: 110). Autokorelasi biasanya terjadi pada deret waktu (time series data) data yang hanya mempunyai satu observasi untuk setiap variabel pada setiap satuan waktu). Artinya autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji autokorelasi juga dapat didefinisikan adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi yang telah diurutkan menurut waktu (seperti dalam runtun waktu/time series) atau ruang (seperti data cross section). Untuk mendeteksi ada dan tidaknya gejala autokorelasi dapat dilihat dari tabel Durbin-Watson dengan batas atas 2 dan batas bawah -2. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 9 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2012: 139). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara variabel dependen dan residualnya dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda (multiple regression) yaitu untuk mengetahui pengaruh perubahan variabel independen terhadap dependen baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah: Y = α0+ β1CR + β2DER + β3ROA + β4EPS + β5UP + e Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) Pengujian ini dilakukan untuk menilai ketepatan model penelitian pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Hasil pengujian kesesuaian model pada aplikasi SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA yang menunjukan apakah variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel dependen atau tidak. Dengan nilai p-value atau level of significant yaitu 5% atau 0,05. Uji Hipotesis Pengujian ini dilakukan untuk menguji adanya pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham, maka dilakukan pengujianhipotesis melalui Uji Hipotesis (Uji t). Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan tingkat sig α=5%, jika hasil yang didapatkan signifikansi t < α = 5% maka variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (adjusted R square) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai adjusted R square berkisar antara 0 sampai dengan 1, bila adjusted R square kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test, yaitu dengan membandingkan nilai asymptotic significance dengan = 0,05 atau 5%. Data berdistribusi normal jika nilai asymp. sig2-tailed > 0,05. Berdasarkan hasil uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,912 yang berarti lebih besar dari taraf signifikansinya ( = 0,05 atau 5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 10 Tabel 1 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 32 0E-7 Mean Normal Parametersa,b Std. Deviation Absolute Most Extreme Differences ,41103804 ,099 ,099 Positive Negative -,077 ,560 ,912 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS Uji Multikolinearitas Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan tolerance dan VIF dapat diketahui bahwa hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Sedangkan hasil perhitungan Variance Infantion Factor (VIF) menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulksn bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi ini. Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B 1 Std. Error (Constant) -,015 CR ,035 ,078 DER ,467 ROA Standardized Coefficients Collinearity Statistics t Sig. Beta ,906 Tolerance VIF -,017 ,987 ,060 ,449 ,657 ,808 1,238 ,184 ,328 2,539 ,017 ,860 1,163 -4,453 2,595 -,243 -1,716 ,098 ,712 1,405 EPS ,002 ,000 ,763 5,019 ,000 ,621 1,611 UP -,001 ,060 -,003 -,021 ,984 ,840 1,190 a. Dependent Variable: RS Sumber : Output SPSS Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson (DW) dapat diketahui bahwa nlai D-W sebesar 2,304 yang berarti angka D-W diatas batas atas yaitu 2 (2,304 > 2), Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 11 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak mengandung gejala autokorelasi. Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1 R R Square ,792a ,627 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate ,556 ,44882 Durbin Watson 2,034 a. Predictors: (Constant), UP, ROA, DER, CR, EPS b. Dependent Variable: RS Sumber : Output SPSS Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil uji hteroskedatisitas dengan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Return Saham berdasarkan masukkan dari variabel independennya. Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Output SPSS Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) Uji di buat untuk menguji signifikansi model yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham. Hasil penelitian menunjukan bahwa F = 0,00 dengan hasil signifikansi 0,05. Sehinggah variabel CR, DER, ROA, EPS, UP berpengaruh terhadap Return Saham. Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 12 Tabel 4 Hasil Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) ANOVAa Model 1 Sum of Squares Df Mean Square Regression 8,822 5 1,764 Residual 5,238 26 ,201 14,060 31 Total F Sig. 8,759 ,000b a. Dependent Variable: RS b. Predictors: (Constant), UP, ROA, DER, CR, EPS Sumber : Output SPSS Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa α > Fsign dengan nilai 0,05 > 0,00. Hal ini berarti hipotesis dalam uji ini variabel bebas (X) : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu Return Saham (Y). Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Hipotesis (Uji t) Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Uji signifikansi parameter individual (uji t) digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil analisis regresi linier berganda dan uji t (uji signifikansi parameter individual) adalah sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B 1 Std. Error (Constant) -,015 CR ,035 ,078 DER ,467 ROA Standardized Coefficients Collinearity Statistics t Sig. Beta ,906 Tolerance VIF -,017 ,987 ,060 ,449 ,657 ,808 1,238 ,184 ,328 2,539 ,017 ,860 1,163 -4,453 2,595 -,243 -1,716 ,098 ,712 1,405 EPS ,002 ,000 ,763 5,019 ,000 ,621 1,611 UP -,001 ,060 -,003 -,021 ,984 ,840 1,190 a. Dependent Variable: RS Sumber : Output SPSS Dari data hasil analisis regresi linier berganda pada tabel di atas, dirumuskan suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : RS = -0,015 + 0,035CR + 0,467DER – 4,453ROA + 0,002EPS – 0,001UP Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 13 Berdasarkan tabel di atas hasil uji signifikansi parameter individual (uji t) menunjukkan bahwa variabel Current Ratio tidak berpengaruh singnifikan terhadap return saham (0,657 > 0,05), variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh singnifikan terhadap return saham (0,017 < 0,05), variabel Return On Asse tidak berpengaruh singnifikan terhadap return saham (0,098 > 0,05), variabel Earning Per Share berpengaruh singnifikan terhadap return saham (0,000 < 0,05), dan variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh singnifikan terhadap return saham (0,984 > 0,05). Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi ini berfungsi untuk mengetahui presentase besarnya pengaruh variabel independen dan variabel dependen. Untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisian determinasi. Hasil uji koefisien determinasi (R2) adalah sebagai berikut : Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model 1 R R Square ,792a ,627 Adjusted R Square ,556 Std. Error of the Estimate ,44882 Durbin Watson 2,034 a. Predictors: (Constant), UP, ROA, DER, CR, EPS b. Dependent Variable: RS Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel diatas diketahui nahwa nilai R Square sebesar 62,7%. Penelitian Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Ukuran Perusahaan berpengaruh sebesar 62,7% dan sisanya sebesar 37,3% di jelaskan oleh variabel yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Pembahasan Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham Variabel Current Ratio (CR) tidak mempunyai pengaruh secara positif yang signifikan terhadap Return saham pada tingkat signifikan (α = 0,05). Hasil penelitian ini dinyatakan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai signifikan Current Ratio (CR) sebesar 0,657 yang menunjukan nilai α lebih kecil dari nilai tsign (0,05 < 0,657), tidak adanya pengaruh signifikan ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya Current Ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap Retun Saham. CR biasanya digunakan sebagai alat ukur keadaan likuiditas suatu perusahaan. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas dan menunjukan awal ketidak mampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Selain itu CR yang rendah akan menyebabkan terjadinya penurunan harga pasar dari harga saham. Kinerja yang bagus pada suatu perusahaan tidak dapat dilihat dengan memiliki current ratio terlalu tinggi. Walaupun Current Ratio (CR) suatu perusahaan relatif besar, artinya perusahaan cukup aman untuk melangsungkan usahanya, namun demikian dengan Current Ratio (CR) yang besar bila tidak digunakan seoptimal mungkin, perusahaan tidak akan mampu memperoleh hasil yang maksimal, khususnya laba perusahaan. Namun CR yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi dari aktiva lancar yang tidak Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 14 menguntungkan apabila terdapat saldo kas yang kelebihan, jumlah piutang dan persediaan terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa investor akan memperoleh return yang lebih rendah jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin rendah. Hal ini juga menunjukan bahwa investor tidak malihat CR yang dimiliki suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan saat investasi. Kemampuan suatu perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tidak menjadi prioritas bagi investor. Investor juga tidak memperhatikan manajemen kas, piutang, dan persediaan perusahaan sebelum mengambil keputusan berinvestasi di pasar modal. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Ulupui (2009) dan Mariati (2009) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh secara positif yang signifikan terhadap Return saham pada tingkat signifikan (α = 0,05). Hasil penelitian ini dinyatakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai signifikan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,017 yang menunjukan nilai α lebih besar dari nilai tsign (0,05 > 0,017), adanya pengaruh signifikan ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Retun Saham. Koefisien regresi memberikan nilai positif yang artinya semakin tinggi debt to equity ratio semakin tinggi pula return saham. Debt to equity ratio menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Apabila penggunaan Financial laverage semakin tinggi maka utang perusahaan juga tinggi. Utang yang tinggi menunjukan resiko yang tinggi. Namun demikian resiko yang tinggi berbanding lurus dengan return yang tinggi. Sehingga peningkatan terhadap nilai debt to equity ratio direaksi secara positif oleh pasar yang berdampak pada meningkatnya harga saham dan return saham. Hasil dari penelitian ini juga menunjukan bahwa perubahan DER suatau perusahaan masih diperhitungkan oleh investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Hal ini konsisten dengan penelitian Ulupui (2009), Sumilir (2002), dan Rachmawati (2004) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh Return On Asset terhadap Return Saham Variabel Return On Asset (ROA) tidak mempunyai pengaruh secara positif yang signifikan terhadap Return saham pada tingkat signifikan (α = 0,05). Hasil penelitian ini dinyatakan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai signifikan Return On Asset (ROA) sebesar 0,098 yang menunjukan nilai α lebih kecil dari nilai tsign (0,05 < 0,098), tidak adanya pengaruh signifikan ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Retun Saham. ROA menunjukkan efektifitas perusahaan memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Namun dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini menunjukan bahwa keefektifitasan penggunaan aset yang dimiliki perusahan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak tidak menjadi suatu acuan bagi investor dalam membuat keputusan suatu investasi. Investor tidak semata-mata menggunakan ROA sebagai ukuran dalam menilai kinerja perusahaan untuk memprediksi return suatu perusahaan. Peningkatan aset suatu perusahaan seharusnya mengakibatkan peningkatan laba bagi perusahaan, nanun dalam penelitian ini pengingkatan suatu aset perusahan tidak memberikan respon positif terhadap laba pada beberapa perusahaan. Tidak adanya respon positif terhadap laba tersebut membuat harga saham bagi perusahaan tersebut menurun sehinggah investor sendiri tidak akan bisa didapatkan return saham. Selain itu laba yang menurun membuat deviden bagi pemegang saham juga menurun. Tidak terdapatnya return saham karena perbedaan harga saham dan penurunan deviden bagi pemegang saham membuat investor tidak tertarik Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 15 untuk menanamkan modal atau membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Ulupui (2009) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham Variabel Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh secara positif yang signifikan terhadap Return saham pada tingkat signifikan (α = 0,05). Hasil penelitian ini dinyatakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai signifikan Earning Per Share (EPS) sebesar 0,000 yang menunjukan nilai α lebih besar dari nilai tsign (0,05 > 0,000), adanya pengaruh signifikan ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Retun Saham. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar rasio ini maka pendapatan perusahaan semakin besar dan menunjukkan tingkat keuntungan yang besar pula. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada harga saham. Peningkatan harga saham membuat return saham yang diperoleh investor juga meningkat. Oleh karena itu perusahaan yang stabil biasanya memperlihatkan stabilitas pertumbuhan Earning Per Share (EPS) setiap triwulannya dan berfluktuatif jika sebaliknya. Investor sangat menyukai EPS karena mencerminkan jumlah rupiah yang akan diperoleh untuk lembar saham. Selain itu, EPS juga disajikan pada laporan keuangan sehingga investor sangat mudah untuk mendapatkan informasinya. Dengan demikian EPS perlu digunakan oleh investor sebagai pertimbangan pemilihan investasi. Hal ini konsisten dengan penelitian Ulupui (2009), Sumilir (2002), dan Rachmawati (2004) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham Variabel Ukuran Perusahaan tidak mempunyai pengaruh secara positif yang signifikan terhadap Return saham pada tingkat signifikan (α = 0,05). Hasil penelitian ini dinyatakan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai signifikan Ukuran Perusahaan sebesar 0,984 yang menunjukan nilai α lebih kecil dari nilai tsign (0,05 < 0,984), tidak adanya pengaruh signifikan ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Retun Saham. Oleh karena itu, investor kurang memperhitungkan ukuran perusahaan dalam memutuskan pembelian saham. Karena pertumbuhan suatu perusahan bukan hanya dilihat dari besar kecilnya ukuran perusahaan. Besarnya suatu aset yang dimiliki oleh perusahaan bila tidak dikelolah dengan baik oleh suatu perusahaan untuk kegiatan oprasi suatu perusahaan, maka tidak akan dapat menghasilkan laba yang besar. Laba yang tidak maksimal akan membuat harga saham menurun. Oleh karena itu besar dan kecilnya suatu aset yang dimiliki oleh perusahaan tidak akan dapat memprediksi besarnya laba yang akan didapat oleh suatu perusahaan dan return yang akan didapat oleh investor. Hal ini menyebabkan ketidak tertarikan investor dalam melihat besar kecilnya aset yang dimiliki perusahaan akan membuat suatu keputusan untuk investasi. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Mariati (2009) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan proprty and realastate yang terdaftar di BEI dari tahun 2012-2014. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh Pengaruh Kinerja Keuangan dan...-Setiyono, Erik 16 berpengaruh terhadap Return Saham, sedangkan Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), dan Ukuran Perusahaan berpengaruh tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran yaitu: 1) Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat menambahkan periode pengamatan menjadi 4 tahun sampai 5 tahun atau lebih, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik dan menggunakan sampel bulanan. 2) Dari nilai koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 62,7%. Hal ini berarti 62,7% variabel return saham dapat dijelaskan oleh variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Ukuran Perusahaan dan sisanya sebesar 37,3% di jelaskan oleh variabel yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Maka penulis menyarankan untuk memperluas variabel lain yang dapat mempengaruhi tinggi randahnya return saham. 3) Bagi investor, disarankan lebih memperlihatkan faktor lain selain Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Ukuran Perusahaan. Karena masih banyak faktor lain seperti kondisi ekonomi, kondisi pasar, kondisi politik suatu negara, dan peraturan suatu pemerintahan. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program SPSS. Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hanafi, M. M. dan A. Halim. 2009. Akuntansi Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan. Selamba Empat. Jakarta. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kole, S. R. dan K. M. Lehn. 1991. Deregulation and the Adaption of Governance Structure: The Case of the US Airline Industry. Journal of Financial Economics. Vol. 52. Mariati, M. H. 2009. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi . Universitas Sumatera Utara. Medan. Mulyadi dan J. Calvin. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Selemba Empat. Jakarta. Rachmawati, U. 2004. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Perubahan Harga Saham (Study Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ). Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Ross, S., A. Randolph, W. Westerfeld, dan N. D. Jordan. 2003. Fundamentals of corporate Finance. Sixth Edition. McGraw-Hill. New York. Sharpe, W. F., G. J. Alexander, dan J. V. Bailey. 1997. Investments. Prentice Hall. New Jersey. Terjemahan Henry, N. A. 1999. Investasi. Prenhallindo. Jakarta. Subiyantoro, E. 1997. Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Karakteristik Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sumilir. 2002. Analisis Pengaruh Kinerja Financial terhadap Return Saham pada Perusahaan Publik di BEJ 1998-2001. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Ulupui, I. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016 ISSN : 2460-0585 17 Wibowo, I. 2014. Dampak Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XVII. Mataram, Lombok. Zainudin dan J. Hartono. 1999. Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2 (1) : 66-90.