BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang berprestasi adalah investasi sumber daya manusia yang berharga bagi keluarga, nusa dan bangsa. Untuk mewujudkan impian akan anak yang berprestasi, selain diperlukan pendidikan yang baik dan berkualitas, juga harus memperhatikan kebutuhan gizi anak. Hal itu untuk menunjang proses tumbuh kembang anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Taman kanak-kanak (TK) merupakan awal dari pengenalan anak dengan suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar keluarga. Salah satu aspek yang dibina pada anak TK adalah penjagaan kesehatan melalui makanan yang sehat. Di TK, anak juga diajarkan tata cara makan yang benar di samping perilaku memilih makanan yang berguna bagi dirinya (Santoso, 2004) karena kebiasaan konsumsi sejak masa kanak-kanak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya (Hermina, 2000). Di sisi lain, pesatnya pembangunan berjalan seiring dengan pesatnya perkembangan jajanan anak sebagai bentuk penganekaragaman makanan guna memenuhi kebutuhan. Aspek negatif makanan jajanan yaitu apabila dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kelebihan asupan energi (obesitas). Banyak penelitian menjelaskan mengenai berbagai aspek yang mempengaruhi kesehatan anak, terkait dengan obesitas dan gizi kurang. Salah satunya adalah disebabkan atas belum tepatnya pola makan yang dibiasakan oleh orang tua kepada anaknya, seperti halnya asupan sayuran yang belum memadai untuk anak. Saat ini banyak anak yang tidak menyukai mengkonsumsi sayuran, selain dari bentuk yang menyerupai daun, warna yang kurang menarik dipengaruhi pula oleh stigma rasa sayuran yang tidak enak dan tidak sesuai dengan selera. Sehingga alasan klasik dari anak tersebut menyebabkan asupan sayuran pada anak masih sangat rendah (Dewi, F, 2001). Selain itu, masalah kesulitan makan pada anak dianggap sebagai hal yang biasa terjadi terutama pada anak sekolah. Adanya jajanan sekolah yang didukung oleh orang tua yang selalu menuruti keinginan jajan anak merupakan salah satu penyebab anak tidak menyukai masakan rumah dan makanan sehat seperti sayur (Soenardi, 2011). TK Bina Anak Sholeh (BIAS) Yogyakarta merupakan salah satu TK yang menyediakan fasilitas snack dan makan siang untuk muridnya dan telah bekerjasama dengan sebuah katering, sehingga TK BIAS memiliki siklus menu makan dan snack sendiri. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di TK BIAS Yogyakarta, diketahui bahwa setengah dari keseluruhan anak cenderung tidak menghabiskan makan siang yang tersedia. Melalui wawancara dengan seorang guru, diketahui bahwa sisa makanan yang tidak habis tersebut berupa nasi, sayuran dan buah. Anak cenderung lebih menghabiskan dan menyukai lauk. Sebagian dari anak juga sering membawa makanan tambahan dari rumah berupa lauk seperti nugget, sosis dan jajanan pasar. Sebuah hasil penelitian oleh Widyaningtyas (2013), menunjukan adanya persepsi yang lebih memuaskan terhadap penyajian makanan ala bento dari pada penyajian dengan standar rumah sakit. Nilai daya terima pada pasien dengan penyajian ala bento juga lebih tinggi (89,55%) dari pada daya terima dengan penyajian standar rumah sakit (73,17%). Asupan gizi yang kurang di rumah sakit dikarenakan kurang baiknya daya terima dan persepsi pasien (Widyaningtyas, 2013). Penampilan dalam makanan rumah sakit antara lain, warna, bentuk, besar porsi, dan penyajian (Widyaningtyas, 2013). Modifikasi penyajian makanan dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan daya terima seseorang (Moehyi, 1999). Selain dipengaruhi oleh bahan makanan yang tersedia, bentuk, ukuran, aroma dan cita rasa makanan yang menjadi dasar bagi seorang anak memilih makanannya. Anak-anak lebih tertarik dengan makanan berukuran kecil serta bentuk yang variatif (Djin, GL, 2009). Pemberian bento yang merupakan variasi bentuk makanan dapat mengurangi kecenderungan anak untuk jajan, memudahkan pula bagi orang tua untuk mengkontrol asupan anak, sebagai pencegahan terhadap penyakit, serta mengajarkan anak untuk lebih menghargai makanan rumah. Bento dibuat dalam kotak makanan yang praktis untuk dibawa sebagai bekal. Bento cocok untuk bekal anak sekolah karena lengkap kandungan gizinya sesuai usia anak (Muaris, 2009). Adanya fasilitas makan siang, sedikit banyak dapat mempengaruhi status gizi pada anak, dimana makan siang memiliki kontribusi sebesar 2/5 dari total konsumsi makan dalam sehari dengan asumsi makan siang lebih besar dari makan pagi (1/5) dan sama dengan makan malam (2/5) (Prasetyowati, 2003). Atas dasar tersebut penelitian mengenai pengaruh penyajian makanan ala bento terhadap daya terima anak prasekolah di TK BIAS Yogyakarta ini penulis anggap penting dan layak untuk dilakukan. B. Rumusan Masalah 1. Adakah hubungan antara penyajian ala sekolah dan penyajian ala bento dengan persepsi anak di TK BIAS Yogyakarta? 2. Adakah perbedaan antara penyajian ala sekolah dan penyajian ala bento terhadap daya terima anak di TK BIAS Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara penyajian ala sekolah dan penyajian ala bento dengan persepsi anak di TK BIAS Yogyakarta. 2. Mengetahui perbedaan antara penyajian ala sekolah dan penyajian ala bento terhadap daya terima anak di TK BIAS Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, diharapan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengalaman dalam penyelenggaraan makanan sehat, khususnya untuk anak. 2. Bagi instansi terkait, diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi penyajian makanan sehat dan menarik bagi anak dapat menghabiskan makan siangnya di sekolah sehingga mampu mengikuti proses belajarmengajar secara optimal. 3. Bagi masyarakat, diharapkan mampu memberi tambahan pengetahuan umum terkait pentingnya makanan sehat dan daya terima anak terhadap makanan yang disajikan. 4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan mampu memberikan ide-ide bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai bentuk dan jenis makanan sehat untuk anak. E. Keaslian Penelitian Penelitian pengaruh penyajian makanan ala bento terhadap daya terima anak prasekolah di TK BIAS Yogyakarta belum pernah dilakukan. Penelitian serupa yang pernah dilakukan di antaranya: 1. Widyaningtyas (2013), pengaruh penyajian ala bento dengan persepsi dan daya terima pasien di bangsal anak RSUP Dr. Sardjito. Tujuan penelitian: untuk mengetahui persepsi pasien terhadap penyajian standar rumah sakit dan penyajian ala bento serta untuk mengetahui pengaruh penyajian ala bento terhadap daya terima pasien. Metode penelitian: eksperimental dengan rancangan quasi eksperimental Persamaan: penelitian ini mengenai persepsi dan daya terima terhadap penyajian ala bento dan merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan quasi eksperimental. Perbedaan: subjek dari penelitian yang akan dilakukan adalah anak prasekolah yang terdaftar sebagai murid TK di TK BIAS Yogyakarta. 2. Prastuti (2005), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat penerimaan makanan pada anak-anak prasekolah di full day school TKIT Salman Al-Farisi Yogyakarta. Tujuan penelitian: untuk mengetahui tingkat penerimaan terhadap makanan yang diberikan yayasan, serta mengetahui apakah ada hubungan antara kebiasaan makan dengan tingkat penerimaan makanan, antara keragaman makanan dengan tingkat penerimaan makanan dan antara pengaruh teman sebaya dengan tingkat penerimaaan makanan pada anak-anak di full day school TKIT Salman Al- Farisi Yogyakarta. Metode penelitian: survey dengan rancangan analitik cross sectional. Persamaan: penelitian yang akan dilakukan juga menilai penerimaan makanan pada anak-anak prasekolah Perbedaan: Penelitian yang akan dilakukan tidak meneliti faktor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan makanan namun penyajian makanan ala bento. 3. Indriastuti (2013), pengaruh penyajian ala bento terhadap asupan gizi pasien di bangsal anak RSUP Dr. Sardjito. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh penyajian ala bento terhadap asupan gizi pasien anak di ruang rawat inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode penelitian: penelitian ini merupakan penelitian quasi menggunakan metode quasi eksperimental. Persamaan: selain sama-sama eksperimental, penelitian ini juga menyajikan makanan ala bento. Perbedaan: subjek pada penelitian yang akan dilakukan adalah anak prasekolah di TK BIAS Yogyakarta