perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian tentang pengaruh pajak terhadap pertumbuhan ekonomi
telah banyak diteliti di berbagai negara. Setidaknya ada dua kelompok yang
berbeda pendapat mengenai pengaruh dari penerimaan pajak terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pendapat pertama menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif dari penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi,
antara lain hasil penelitian dari Helen dan Theopilus (2013) di Nigeria,
Takumah (2014) di Ghana dan Ardani dkk (2010) di Indonesia. Pendapat
kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dari penerimaan pajak
terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini diungkapkan antara lain dari hasil
penelitian oleh Gale, Krupkin dan Rueben (2015) di Amerika Serikat, Yi
dan Suyono (2014) di Cina, Poulson dan Kaplan (2008) di Amerika Serikat
dan Adu (2013) di Indonesia. Berdasarkan adanya perbedaan hasil
penelitian diatas, studi ini ingin menganalisa tentang pengaruh dari
penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Faktor lain yang
juga memiliki pengaruh yang cukup penting
terhadap pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah inflasi, pengangguran
dan pendidikan. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hasil yang
berbeda dari pengaruh ketiganya terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah salah satu isu utama yang
diteliti dalam makroekonomi. Beberapa pendapat muncul mengenai
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang
dilakukan Shahid (2014) di Nigeria, Umaru dkk (2013) di Nigeria dan Adu
(2013) di Indonesia menyatakan bahwa inflasi membawa pengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Barro (2013) dalam penelitian di 100
negara dan Wibisono (2001) di Indonesia menyatakan bahwa inflasi
memberi pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Faria dkk
(2001) dalam penelitiannya di Brazil dengan menggunakan Error
Correction Model (ECM) mendapatkan hasil bahwa dalam jangka pendek
inflasi memberi pengaruh negatif sedangkan dalam jangka panjang inflasi
memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beberapa penelitian lain menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
signifikan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang
menyimpulkan hasil demikian diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Asari dkk (2011) di Malaysia, yang dengan menggunakan
ECM mendapatkan hasil bahwa baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang tidak ada pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Mosikari
(2013)
pada
penelitiannya
tahun
1980-2011,
menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari tingkat
pengangguran
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
Jonaidi
(2012)
menyimpulkan bahwa pengangguran memberikan pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi (faktor ekonomi) sedangkan lama
pendidikan sebagai faktor sosial memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Menurut Harrison dan Huntington (2000), analisis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
faktor sosial membantu memahami perilaku manusia terhadap konsumsi,
tabungan, investasi, harapan dan perilaku ekonomi, yang akhirnya
berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi. Penelitan yang dilakukan
Odit (2010) terhadap pengaruh pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi
memberikan kesimpulan bahwa modal manusia memainkan peran penting
dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Lonni dkk (2012) dalam
penelitiannya juga mendapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan memberi
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian Khattak
dan Khan (2012) di Pakistan dan Pengkas (2014) di Yunani menyatakan
bahwa pendidikan dasar tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Studi dan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya dianggap penting karena pertumbuhan ekonomi
merupakan proses pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang,
sehingga
menjadi
pembangunan
indikator
ekonomi
suatu
penting
untuk
negara,
menilai
karenanya
perekonomian suatu negara, pertumbuhan ekonomi
keberhasilan
dalam
konteks
menjadi salah satu
target utama yang ingin dicapai dalam proses pembangunan.
Salah
satu
instrumen
yang
digunakan
pemerintah
untuk
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan fiskal yaitu
kebijakan ekonomi makro untuk mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi
melalui kendali belanja pemerintah dan perpajakan. Pajak adalah faktor
yang sangat penting karena merupakan sumber penerimaan negara yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
utama dalam menopang pembiayaan pembangunan, selain penerimaan nonpajak seperti migas dan non migas. Sumber APBN lebih kurang 75%
diantaranya diperoleh dari pajak, jadi pajak merupakan penerimaan
pemerintah yang paling signifikan untuk menopang APBN. Pajak memiliki
dampak dua arah pada pertumbuhan ekonomi suatu negara layaknya pedang
bermata dua. Penerimaan pajak yang tinggi dapat memacu sebuah negara
untuk meningkatkan belanja-belanja pemerintah, sehingga dapat memacu
perekonomian hingga berujung pada terciptanya kenaikan tingkat
pertumbuhan ekonomi.
Soemitro, Rochmat (1998) mengatakan bahwa pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang langsung
dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi lain dikemukakan oleh Brotodiharjo, R.Santoso (1993) bahwa
pajak adalah kewajiban untuk menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada
negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman, sesuai
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah, serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung tetapi
untuk memelihara kesejahteraan umum.
Peran pajak sebagai sumber pendapatan negara sangat penting, hal
ini dapat terlihat dari peningkatan penerimaan pemerintah dari sektor
perpajakan dari tahun ke tahun seperti tampak pada Tabel 1.1 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Tabel 1.1.
Tahun
Realisasi Penerimaan Negara (Milyar rupiah) Tahun
2007-2012
Sumber Penerimaan
Penerimaan
Pajak
Penerimaan
bukan Pajak
Total
Persentase
Penerimaan Pajak
terhadap APBN
2007
490.988
215.120
706.108
69.53 %
2008
658.701
320.604
979.305
67,26 %
2009
619.922
227.174
847.096
73,18 %
2010
723.307
268.942
992.249
72,86 %
2011
878.685
286.568
1.165.253
75,41 %
2012
1.019.333
272.720
1.292.053
78,89%
Sumber : Kementerian Keuangan
Optimalisasi
penerimaan
pajak
diperlukan
seiring
dengan
meningkatnya kebutuhan dana belanja rutin dan belanja modal pemerintah.
Pajak bagi pemerintah tidak hanya merupakan sumber pendapatan, tetapi
juga merupakan salah satu alat kebijakan untuk mengatur jalannya
perekonomian. Tugas dan fungsi penerimaan pajak dijalankan oleh
Direktorat Jenderal Pajak di bawah Kementrian Keuangan Republik
Indonesia untuk pajak pusat dan Pemerintah Daerah untuk Pajak Daerah,
Retribusi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) khusus sektor pedesaan dan
perkotaan. Jenis-jenis pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak
meliputi (1) pajak penghasilan (PPh), (2) pajak pertambahan nilai (PPN)
dan penjualan barang mewah (PPnBM), (3)pajak bumi dan bangunan (PBB)
khusus sektor pertambangan dan perkebunan dan (4) pajak Bea Materai.
Inflasi dan pengangguran adalah indikator yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk menganalisa stabilitas perekonomian suatu negara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
Perubahan dalam indikator ini akan berdampak terhadap
dinamika
pertumbuhan ekonomi. Perekonomian yang berada dalam kondisi baik bagi
suatu wilayah umumnya diwakili dengan tingkat inflasi yang relatif rendah
dan terkendali serta tingkat pengangguran yang rendah. Hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dengan tenaga kerja secara lebih rinci dapat dilihat
melalui beberapa indikator/ukuran, antara lain dapat dilihat melalui: MPL
(Marginal Productivity for Labor), elastisitas tenaga kerja, dan ILOR
(Incremental Labor Output Ratio). MPL merupakan tambahan produksi
yang diakibatkan penambahan satu tenaga kerja yang digunakan (Sukirno,
2013). ILOR adalah besarnya tambahan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menaikkan satu unit output baik secara fisik maupun nilai, sedangkan
elastisitas tenaga kerja merupakan persentase penambahan tenaga kerja
untuk setiap satu persen pertumbuhan output.
Indikator penting lainnya dalam pertumbuhan ekonomi adalah
tingkat pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu modal dasar manusia
yang harus dipenuhi untuk mencapai pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan. Sektor pendidikan memainkan peran utama
membentuk kemampuan sebuah negara
untuk
menyerap
untuk
teknologi
modern dan mengembangkan kapasitas produksi serta pembangunan yang
berkelanjutan (Todaro, 2006).
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penelitian ini akan
difokuskan pada analisis pengaruh penerimaan pajak terhadap pertumbuhan
ekonomi, selain itu juga akan diteliti pengaruh dari inflasi, pengangguran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
dan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
periode penelitian selama 30 tahun dari tahun 1984
Indonesia dengan
2013.
B. Rumusan Masalah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dikaji dengan mengamati
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Beberapa
faktor
yang
nampaknya
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia diantaranya adalah faktor penerimaan
pajak, tingkat inflasi, jumlah pengangguran dan pendidikan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pertanyaan yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh penerimaan pajak terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia?
2.
Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia?
3.
Bagaimana pengaruh jumlah pengangguran terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia?
4.
Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis pengaruh penerimaan pajak terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
2.
Menganalisis pengaruh tingkat inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia
3.
Menganalisis pengaruh jumlah pengangguran terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia
4.
Menganalisis pengaruh pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1.
Bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan di jajaran
Pemerintah Indonesia dalam menetapkan kebijakan pembangunan
ekonomi sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2.
Bahan informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan tentang faktor
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia
3.
Bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang melakukan studi
terkait.
4.
Bagi penulis dapat menjadi tambahan ilmu tentang perekonomian di
Indonesia.
commit to user
Download