9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Lembaga

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1. Lembaga Keuangan Bank
Pengertian bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998
tentang perbankkan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Sedangkan pengertian bank yang dikutip dalam Kuncoro dan Suhardjono
(2002:68) bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat
dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan tiga fungsi utama
bank dalam pembangunan ekonomi yaitu :
a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan.
b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk
kredit.
c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
peredaran uang.
Jenis-jenis Perbankkan di Indonesia ditinjau dari berbagai segi lain
(Kasmir, 2008:16) adalah sebagai berikut :
9
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
10
1. Dilihat dari segi fungsinya:
Menurut UU RI No.10 Tahun 1998, jenis perbankkan berdasarkan
fungsinya terdiri dari :
a) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankkan yang
ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya, dapat dilakukan diseluruh
wilayah Indonesiabahkan ke luar negeri (cabang).
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam
kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
Artinya, jasa-jasa perbankkan yang di tawarkan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum.
2. Dilihat dari segi kepemilikannyadibagi menjadi lima, yaitu:
a) Bank Milik Pemerintah
Merupakan bank yang akta pendirian maupun modal bank ini
sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan
bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b) Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional.Hal ini dapat diketahui dari akta pendiriannya didirikan oleh
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
11
swasta sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk
keuntungan swasta pula.
c) Bank Milik Koperasi
Merupakan bank yangkepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
d) Bank Milik Asing
Merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar
negeri) di Indonesia.Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
e) Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah pihak, yaitu
dalam negeri danluar negeri.Komposisi kepemilikan saham secara mayoritas
dipegang oleh warga negara Indonesia.
3. Dilihat dari segi statusnya:
a) Bank Devisa, yaitu merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke
luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan.
b) Bank Non Devisa, yaitu merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga:
a) Bank berdasarkan prisip konvensional.
b) Bank berdasarkan prinsip syariah.
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
12
2.1.2. Bank Umum
Seperti yang sudah diketahui bahwa Bank Umum dalam melaksanakan
kegiatannya dilakukan secara konvensional dan atau secara prinsip Syariah.
Dilaksanakan secara konvensional karena menggunakan instrumen bunga yang
akan diberikan kepada para pengguna jasa bank dan jika berdasarkan pada prinsip
SyariahPada butir 13 Pasal 1 UU Nomor 10 Tahun 1998 ini, dijelaskan bahwa
“Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank
dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip
sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa
iqtina).
Bentuk badan hukum bank Umum yang sesuai dengan pasal 21 ayat 1
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, adalah :
a. Perseroan Terbatas (PT)
b. Koperasi
c. Perseroan Daerah (PD)
Pada Pasal 6 UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankkan, disebutkan
secara rinci mengenai usaha bank Umum. Dan setelah dilakukan perubahan sesuai
dengan UU Nomor 10 Tahun 1998, maka usaha bank Umum meliputi:
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
13
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang
masaberlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat dimaksud.
2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
5) Obligasi.
6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.
7) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1
(satu) tahun.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah
f. Menempatkan dana bank, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain,baik dengan menggunakan surat,sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
14
g. Menerima
pembayaran
dari
tagihan
atas
surat
berharga
dan
melakukanperhitungan dengan atau antar pihak ketiga
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal
debitor tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan
yang di beli tersebut wajib dicairkan secepatnya
l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat
m. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia
n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2.1.3. Laporan Keuangan
Kasmir (2008:7) berpendapat bahwa laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu.Sedangkan menurut Fahmi (2011:2) laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
15
lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan
perusahaan tersebut.
Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan
berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar
pertimbangan mengenai prediksi masa depan bank apakah dapat bertahan atau
tidak (Munawir, 2002:292).
Di bawah ini terdapat tujuan dari laporan keuangan yang dikemukakan
oleh Hanafi (2004:79) yaitu :
a.
Menyajikan informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
b.
Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk
memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian (yang berarti resiko)
penerimaan kas yang berkaitan.
c.
Memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu pihak eksternal
untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas masuk
bersih perusahaan.
d.
Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan dan
klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi utang dan modal saham.
e.
Memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu
untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya mengenai prestasi
perusahaan pada masa-masa mendatang atau dengan kata lain memberikan
informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya.
f.
Memberikan informasi mengenai aliran kas perusahaan, bagaimana
perusahaan menerima kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman,
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
16
mengenai transaksi permodalan termasuk dividen yang dibayarkan dan
mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas perusahaan.
2.1.4. Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut James C Van Horne yang terdapat dalam
Kasmir (2008:104) mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya.Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil keuangan ini akan terlihat kondisi
kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Harahap (2007:297) rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya
yangmempunyai
hubungan
yang
relevan
dan
signifikan
(berarti).Sedangkan menurut Fahmi (2011:269) rasio keuangan adalah sebuah
formula yang dipakai sebagai alat pengujian, karena formula maka bisa saja hasil
yang diperoleh belum tentu benar-benar sesuai untuk dijadikan alat prediksi.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan, kemajuan-kemajuan
serta potensi dimasa mendatang, faktor utama yang pada umumnya mendapatkan
perhatian oleh para analisis adalah (1) likuiditas, yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi
dalam jangka pendek atau saat jatuh tempo, (2) solvabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka
panjang,
apabila
perusahaan
tersebut
dilikuidasi,(3)rentabilitas
(profitability), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
17
laba dalam periode tertentu, serta yang ke (4) yang tidak kalah pentingnya adalah
stabilitas dan perkembangan usaha, dan fokus-fokus analisis lainnya (Munawir,
2002:56-57).
2.1.5. Rasio Keuangan Perbankkan
Menurut Kasmir (2008:40) untuk menilai kinerja suatu bank biasanya
menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan
untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL,
berikut ini aspek yang dinilai dalam analisis CAMEL yaitu:
1. Aspek Permodalan (Capital)
Penilaian didasarkan pada permodalan yang dimiliki oleh bank yang
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Salah satu
penilaian adalah dengan metode Capital Adequacy Ratio(CAR) yaitu dengan cara
membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
2. Aspek Kualitas Aset (Assets)
Penilaian didasarkan pada jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank, dan
harus sesuai dengan peraturan Bank Indonesiayaitu :
a. Membandingkan rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif
yang diklasifikasikan.
3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen aktiva,
manajemen umum,manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas.Manajemen
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
18
bank dinilai atas dasar 100 aspek saja yang berkaitan dengan permodalan,
likuiditas, kualitas asset, dan rentabilitas.Akan tetapi pengukuran tersebut sulit
dilakukan karena terkait dengan unsure kerahasiaan bank, maka aspek manajemen
diproksikan dengan Net Profit Margin yaitu digunakan untuk mengukur
kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan Net Income dari
kegiatan operasi pokok bagi bank yang bersangkutan (Muljono, 2004).
4. Aspek Rentabilitas (Earning)
Penilaian didasarkan kepada kemampuan bank dalam meningkatkan
keuntungan dalam suatu periode. Penilaian ini meliputi juga hal-hal seperti:
a. Rasio laba terhadap total asset (Return on Assets)
b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
5. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Penilaian terhadap aspek likuiditas bank meliputi :
a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar.
b. Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank, seperti tabungan,
giro, deposito, dan lain-lain.
6. Aspek Sensitivitas (Sensitivity)
Aspek ini diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan Mei 2004.
Seperti diketahui bahwa dalam melepaskan kreditnya perbankkan harus
memperhatikan dua unsur, yaitu tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan
haruslah mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi sehingga pada akhirnya
kesehatan bank juga terjamin.
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
19
Sedangkan penilaian tingkat kesehatan bank sesuai rasio CAMEL dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1.
Penilaian Capital/Modal
Menurut (Harmono, 2009) dalam menilai capitalsuatu bank dapat
digunakan Capital AdequacyRatio (CAR) dengan rumus:
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus
memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%.Fungsi penilaian capital adalah sebagai
berikut :
a.
Ukuran kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak
dapat dihindarkan.
b.
Alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank atau kekayaan yang di miliki
oleh para pemegang saham.
c.
Untuk memungkinkan manajemen bank bekerja dengan efisien sesuai dengan
yang di kehendaki pemilik modal.
2.
Penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP).
Besarnya nilai Bad Debt Ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus
(Harmono, 2009) :
Aktiva produktif yang diklasifikasikan dapat diperhitungkan menurut
ketentuan Bank Indonesia (Amalia, 2012) sebagai berikut :
a. 0% dari kredit yang lancar
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
20
b. 25% dari kredit yang dalam perhatian khusus
c. 50% dari kredit yang kurang lancar
d. 75% dari kredit yang diragukan
e. 100% dari kredit macet
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dalam surat keputusan Direksi
Bank Indonesia No. 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, setiap bank
umum wajib membentuk cadangan khusus yang ditujukan guna menampung
kemungkinan kerugian yang terjadi akibat penurunan kualitas aktiva produktif
(Harmono, 2009). Rumus yang digunakan (Dendawijaya, 2005) :
3.
Penilaian Manajemen
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia no 6/23/DPNP 31 Mei 2004,
penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap beberapa komponen, antara lain: manajemen umum, penerapan sistem
manajemen resiko, dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta
komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya .Akan tetapi pengisian
tersebut sulit dilakukan karena akan terkait dengan unsur kerahasiaan bank.
Sehingga aspek manajemen diproksikan dengan net profit margin dengan
pertimbangan rasio ini menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumbersumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien, sehingga nilai rasio
yang diperoleh langsung dikalikan dengan nilai bobot CAMEL sebesar 25%
(Riyadi, 2006). Kemudian Net profit margin yang dirumuskan sebagai berikut
(Widiharto, 2008):
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
21
4.
Penilaian Rentabilitas (Earnings)
a.
Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada.
Atau untuk mengukur keuntungan bersih setelah pajak dalam menilai seberapa
besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan (Rosvita,
2010). Besarnya nilai ROA dapat dihitung dengan rumus ini (Harmono, 2009) :
b.
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO adalah rasio biaya operasional (operations expenses) terhadap
pendapatan operasional (operations income).Rasio ini dihitung dari jumlah biaya
umum dan administrasi dan biaya gaji dan tunjangan terhadap jumlah dari
pendapatan/beban bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, termasuk
laba/rugi selisih kurs (Indrianto, 2007). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung
dengan rumus berikut (Harmono, 2009):
5.
Penilaian Likuiditas
a.
Loan to Deposit Ratio
Besarnya nilai loan to deposit ratio dapat dihitung dengan rumus berikut
(Widiarto, 2008):
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
22
Jumlah kredit yang diberikan dalam rumus di atas adalah kredit yang
diberikan bank yang sudah direalisir/ditarik/dicairkan.Dana pihak ketiga meliputi
simpanan masyarakat berupa giro, tabungan, dan berbagai jenis deposito,
sedangkan KLBI adalah volume pemberian pinjaman (kredit) yang diberikan
Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan.
b.
Rasio Nett Call Money terhadap Current assets
Nett call money merupakan selisih absolute antara volume transaksi call
money yang diberikan oleh suatu bank umum kepada bank lain dengan volume
transaksi call money yang diterima oleh bank tersebut dari bank lain. Current
assetsbank terdiri atas kas, giro di Bank Indonesia, serta piutang jangka pendek
lainnya yang dapat segera dicairkan bila diperlukan (alat-alat likuid).
Rumusnyaadalah sebagai berikut (Indrianto, 2007):
2.1.6
Kebangkrutan
Pengelolaan kesulitan keuangan jangka pendek (tidak mampu membayar
kewajiban keuangan pada saat jatuh temponya) yang tidak tepat akan
menimbulkan permasalahan yang lebih besar yaitu menjadi tidak solvable (jumlah
utang lebih besar daripada jumlah aktiva) dan akhirnya mengalami kebangkrutan
(Munawir, 2002:291).
Perusahaan yang mengalami kebangkrutan biasanya diawali dengan
financial distress (kesulitan uang) terlebih dahulu, dimana perusahaan mengalami
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
23
kesulitan likuiditas dan lebih parah lagi bila perusahaan tidak mampu
menjalankan operasi dengan baik dan ini yang kemudian menyebabkan
perusahaan bangkrut (Hariyanto, 1998). Sebuah perusahaan dikategorikan gagal
keuangan jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada
waktu jatuh tempo, meskipun aktiva total melebihi kewajibannya (Weston dan
Brigham,1993).
Martinet.al(1995:376) dalam Adnan dan Kurniasih (2000) menyebutkan
bahwa kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu:
a. Kegagalan Ekonomi ( Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan
kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutup biayanya
sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang
dari arus kas perusahaan kecil dari kewajiban.Kegagalan terjadi bila arus kas
sebenarnya
dari
perusahaan
tersebut
jatuh
dibawah
arus
kas
yang
diharapkan.Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas
biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan.
b. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan
antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua
bentuk, yaitu:
1. Insolvensi Teknis
Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total hutang
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
24
atauterjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi
dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar yang
telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan.
Insolvensi juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran
kembali pokok pada tanggal tertentu.
2. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan
Kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih
negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
2.1.7 Manfaat Rasio Keuangan Dalam Mengindikasikan Kebangkrutan
Berbagai macam penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat
analisis
keuangan
yang
menggunakan
rasio-rasio
keuangan
untuk
mengindikasikan kebangkrutan dalam suatu perusahaan. Digunakannya analisis
rasio keuangan dalam melihat suatu perusahaan akan memberikan gambaran
tentang keadaan perusahaan dan dapat dijadikan sebagai alat prediksi bagi
perusahaan tersebut dimasa yang akan datang (Fahmi, 2011:110).
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu
N
o
1
.
Nama Peneliti Judul
Penelitian
Titik Aryati Rasio
dan Henikus Keuangan
Manao (2002) sebagai
Prediktor Bank
Bermasalah di
Indonesia
Variabel
CAR,
RORA,
NPM,
ROA,
BOPO,
LQ1, dan
LQ2
Metode
Analisis
Analisis
univariate
dan
multivariate
diskriminan
Hasil
Variableyangsi
gnifikanα= 5%
untuk data
lima tahun
sebelumgagal
adalah CAR,
RORA, ROA,
LQ1, dan LQ2
sedangkan
variabel NPM
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
25
dan BOPO
tidak
signifikan.
Sedangkanunt
uk data
satutahun
sebelumgagalt
ernyata
variabel yang
signifikan
adalah BOPO,
LQ1, LQ2,
ROA, dan
RORA
2.
Tarmizi
Achmad dan
Willyanto
Kartiko
Kusuno
2(2003)
3.
Suharman
(2007)
Analisis RasioRasioKeuanga
n
Sebagai
Prediktor
Dalam
Memprediksi
Potensi
Kebangkrutan
Perbankan di
Indonesia
CAR,
Logistic
RORA,
regression
COM,
ROA, dan
LDR
Rasiokeuanga
nyang terdapat
dalam laporan
keuangan yang
berpengaruh
signifikan
terhadap
kebangkrutana
dalah rasiorasio yang
berhubungan
denganpermod
alan,rentabilita
s, dan
likuiditas yang
diproksikan
dengan CAR,
ROA, dan
LDR.
Analisis Risiko Rasio
Discriminan Model prediksi
Keuangan
keuangan :
t analysis
satu tahun
Untuk
Liquidity
mendatang
Memprediksi
risk, credit
lebih akurat.
Tingkat
risk,
Variabel yang
Kegagalan
solvency
membentuk
Usaha Bank
risk, interest
model
rate risk,
diskriminan
efficiency
linier satu
risk
tahun sebelum
risiko
kegagalan
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
26
4.
5.
usaha bank
adalah
liquidity ratio,
NPL, capital
ratio, interest
cost ratio
(ICR), dan net
interest
margin (NIM)
Sri
Haryati Studi Tentang Financial
Multiple
Dari 27
(2006)
Model Prediksi ratios:
discriminan analisis
Tingkat
capital
t analysis
variabel,
Kesehatan
performanc
hanya 16
Bank Umum
e,quality of
variabel yang
Swasta
asset,
berpengaruh
Nasional
profitability
signifikan
Indonesia
, liquidity,
sebagai
sensitivity
pembeda
toward
tingkat
market risk
kesehatan
dan bank
bank.
size.
Komponen
permodalan:
FACR,
APYDM,
CPR, dan EM;
komponen
kualitas aktiva:
NPL, APB,
APYD,
PROPORSI,
dan LDPK;
komponen
profitabilitas:
ROA, ROE,
NIM, BOPO,
OIR, DSR,
dan PLOPER
Yudhi
Model Prediksi CAR,
Uji
bahwa Lk2,
Herliansyah,
Kebangkrutan RORA,
univariate
LnAss, dan
Moch
Bank Go
NPM,
dan
uji BMPK secara
Syafrudin,
Public Dan
ROA,
multivariate statistik
dan M. Didik Bank Non Go
BOPO,
signifikan
Ardiyanto
Public di
Lk1, Lk2,
dalam prediksi
(2002)
Indonesia
LnAss,
kebangkrutan
KRLC,
bank go public
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
27
BMPK
di Indonesia,
sedangkan
CAR dan Lk2
secara statistic
signifikan
dalam prediksi
kebangkrutan
bank non go
public di
Indonesia
Sumber : dari skripsi Argo Asworo (2010)
2.2 Kerangka Pikiran
Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen
keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk
mendeteksi atau mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui analisis
kondisi arus kas atau kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial
maupun kinerja organisasi secara keseluruhan (Harmono, 2009). Hasil analisis
laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta
kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai prediksi
masa depan bank apakah dapat bertahan atau tidak (Munawir, 2002).
Berdasarkan konsep teori diatas dapat diketahui bahwa rasio keuangan
terbukti memiliki kegunaan untuk memprediksi kebangkrutan suatu bank.Seperti
yang telah di buktikan oleh para peniliti sebelumnya.
Etty M. Nasser dan Titik Aryati (2000) melakukan penelitian yang
berjudul “Model Analisis CAMEL Untuk Memprediksi Financial Distress Pada
Sektor Perbankan Yang Go Public”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah CAR1, CAR2, ETA, RORA, ALR, NPM, OPM, ROA, ROE, BOPO,
PBTA, EATAR, dan LDR. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
28
univariat analisis dan multivariate diskriminan analisis. Hasil Pengujian
menunjukkan bahwa variabel yang signifikan α = 5% untuk data empat tahun
sebelum bangkrut adalah EATAR dan OPM. Variabel yang lain ternyata tidak
signifikan.
Luciana dan Winny (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankkan
Perioda 2000-2002” dengan sampel penelitian yang terdiri dari 16 bank sehat, 2
bank yang mengalami kebangkrutan, dan 6 bank yang mengalami kondisi
kesulitan keuangan. Dalam penelitian ini digunakan kondisi bermasalah suatu
bank sebagai variabel dependen sedangkan variabel independennya menggunakan
rasio keuangan CAMEL (CAR, ATTM, APB, NPL, PPAPAP, PPAP, ROA, ROE,
NIM, BOPO, dan LDR).Penelitian ini menggunakan model analisis regresi
logistik dan penentuan sampel digunakan metode purposive sampling. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah rasio CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM,
dan BOPO secara statistik berbeda untuk kondisi bank bangkrut dan mengalami
kesulitan keuangan dengan bank yang tidak bangkrut dan tidak mengalami
kondisi kesulitan keuangan. Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa hanya
rasio keuangan CAR dan BOPO yang secara statistik signifikan untuk
memprediksi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan pada sektor
perbankkan.
Dengan demikian, dapat dibuat suatu kerangka pemikiran dari rasio
keuangan yang akan digunakan untuk memprediksi kebangkrutan Bank Umum
sebagai berikut:
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
29
CAR
BDR
PPPAP
NPM
Kebangkrutan
Bank
CAMEL
ROA
BOPO
LDR
NCM
2.2 Hipotesis
H1:
Capital Adequacy Ratio (CAR) mampu memprediksikebangkrutan pada
Bank Umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia.
H2:
Rasio Bad Debt Ratio (BDR) mampu memprediksikebangkrutan pada
Bank Umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia.
H3:
Rasio PemenuhanPenyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPPAP)
mampu memprediksikebangkrutan pada Bank Umum yang telah go public
di Bursa Efek Indonesia.
H4:
Rasio Net Profit Margin (NPM) mampu memprediksikebangkrutan pada
Bank Umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia.
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
30
H5:
Rasio Return On Asset (ROA) mampu memprediksi kebangkrutan pada
Bank Umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia.
H6:
Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) mampu
memprediksi kebangkrutan pada Bank Umum yang telah go public di
Bursa Efek Indonesia.
H7:
Loan to Deposit Ratio (LDR) mampu memprediksi kebangkrutan pada
Bank Umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia.
H8:
Nett Call Money (NCM) mampu memprediksi kebangkrutan pada Bank
Umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia.
Analisa rasio Camel..., Iis Isma Aprita, Ekonomi UMP, 2014
Download