I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puyuh merupakan spesies dari genus Cortunix yang tersebar di seluruh daratan kecuali Amerika. Puyuh sangat mirip dengan ayam dan kalkun dari segi genetik, yaitu 38 pasang kromosom dimana nilai gizi telur dan daging puyuh tidak kalah dengan unggas lainnya sehingga mulai diminati setelah dilakukan penelitian. (Listyowati dan Roospitasari, 2005). Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek, dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bahasa JawaIndonesia). Bahasa inggrisnya disebut "Quail", merupakan bangsa burung yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870, dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia. (Huda, 2008). Ikan laut, utamanya ikan lemuru, ikan tuna dan ikan hiu merupakan sumber asam lemak omega-3 yang banyak dijumpai. Minyak ikan lemuru merupakan hasil samping industri pengalengan ikan lemuru yang cukup melimpah dan pemanfaatannya belum optimal dan berpotensi sebagai sumber asam lemak omega-3 (Estiasih, 1996). Minyak ikan lemuru merupakan hasil sampingan pembuatan tepung ikan dan pengalengan ikan lemuru. Minyak ikan merupakan sumber energi juga cukup mengandung asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh ternak. Minyak ikan lemuru dapat digunakan sebagai sumber asam lemak yang tinggi kandungan energi metabolis dan minyak ikan lemuru bila disuplementasi akan meningkatkan nilai nutrien dalam ransum sehingga akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh. L-karnitin adalah sebuah molekul seperti vitamin yang mempunyai beberapa peranan penting dalam tubuh. Fungsi utamanya adalah menunjang tubuh untuk memecah lemak dalam tubuh, untuk membakar lemak sebagai sumber energi sebelum disimpan di dalam tubuh, dan mencegah pembentukan lemak dan juga meningkatkan energi. L-karnitin merupakan asam alpha- 1 2 hydroxy yang utamanya terletak di jaringan otot. L-karnitin pemain kunci bagi transportasi asam lemak menuju ke mitokondria. Mitokondria adalah gudang utama yang menghasilkan energi di dalam sel tubuh yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi selayaknya. Suplementasi L-karnitin juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol daging, dapat meningkatkan digestibilitas nutrien, memperbaiki konversi ransum dan dapat menurunkan kandungan lemak karkas (Owen et al, 1996). A. Rumusan Masalah Minyak ikan lemuru merupakan hasil limbah pengalengan ikan yang masih memiliki kandungan omega 3 dengan penambahan l-karnitin dalam ransum diharapkan dapat membantu metabolisme tubuh ternak sehingga untuk mengetahui sampai berapa besar pengaruh penggunaan minyak ikan lemuru dan L-karnitin di dalam ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan mortalitas puyuh (Coturnix coturnix japonica) periode pertumbuhan. Pada perlakuan berapa persen (%) minyak lemuru dan berapa ppm LKarnitin dalam ransum yang menghasilkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas puyuh (Coturnix coturnix japonica) periode pertumbuhan yang paling tinggi. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru dan L-karnitin dalam ransum terhadap performa burung puyuh. 3 HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah suplementasi minyak ikan lemuru dan L-karnitin dalam ransum berpengaruh terhadap performa burung puyuh. 3