BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

advertisement
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
BAB IV
TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT
4.1
TINJAUAN UMUM
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek
memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
pengerjaannya. Pengadaan bahan bangunan dan alat kerja disesuaikan
dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung. Penempatan material
yang tepat dan efisien perlu diperhatikan untuk mempercepat dan
mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik
dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.
Penyedia (supplier) bahan bangunan sebaiknya mudah ditempuh dari
lokasi proyek sehingga akan menghemat waktu dan biaya pengangkutan.
Selain itu ketersediaan bahan bangunan (stocking material) harus selalu
dikontrol untuk menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
terlambatnya pengadaan bahan bangunan. Penempatan material harus
disesuaikan dengan sifat bahan sehingga resiko kerusakan bahan bangunan
sebelum digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang
peka terhadap kondisi lingkungan seperti semen dan baja tulangan.
Alat kerja berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu
proyek. Alat kerja membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
sulit untuk dikerjakan dengan tenaga manusia. Penggunaan alat kerja dapat
mempercepat waktu pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan
meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan
pemeliharaan alat kerja harus diperhatikan agar kerusakan alat kerja dapat
dihindari.
IV -1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.2
PERALATAN KERJA
Berbagai macam peralatan kerja yang dipakai dalam proyek
pembangunan menara parkson antara lain:
4.2.1 Hidraulic Static Pile driven
Hidraulic Static pile driver ini merupakan alat pancang sheet pile
dengan menggunakan metode tekan untuk memasukkan pile tersebut di
dalam tanah, dipilihnya alat ini dikarenakan samping kanan kiri proyek
sudah berdiri banyak bangunan warga, jika menggunakan alat hammer
maka dikhawatirkan getaran dari proses pemanacangan akan merusak
rumah tinggal sekitar, sedangkan penggunaan sheet pile tersebut sendiri
adalah untuk menahan tanah pada area galian agar tidak terjadi
kelongsoran selama proses pekerjaan basement berlangsung.
Hidraulic Static pile driver ini bekerja dengan kekuatan listrik atau
supply listrik dari generator set. Dimana generator set tersebut 1 paket
dengan hydraulic static pile driver, dimana sewaktu alat bermanuver
generator set juga ikut dipindahkan oleh crane dari alat ini sendiri.
Gambar 4.2.1 Hidraulic static pile driver
Spesifikasi Alat :
Type
: Hidraulic static pile
Kapasitas
: 180 ton
Jumlah Alat
: 1 Alat
Secara garis besar pemancangan dengan hydraulic static pile driver
ini untuk operasinya menggunakan system jepit kemudian menekan tiang
tersebut.
IV -2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
Struktur alat terdiri dari :

Pressing hydraulic cylinder.

Clamping box

Clamping hydraulic cylinder
Metode pelaksanaan HSDP sebagai berikut:
a) Koordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan-urutan
kerja/prioritas
kerja
dengan
mempertimbangkan
urutan
penyelesaian pekerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar
tercapainya produktivitas kerja yang baik.
b) Tentukan & tetapkan penggunaan tanda-tanda yang disepakati
yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran & pematokan
(uitzet) agar tidak terjadi kerancauan dalam membedakan titik-titik
dengan titik as bangunan atau titik-titik bantu lainnya,
c) Untuk menghindari terjadinya pergeseran as tiangmakan gunakan
titit bantu (reference point) selama proses penekanan tiang ke
dalam tanah.
d) Check verticality tiang pancang setiap kedalamn 50 cm s/d 2.00 m
e) Proses awal dari pemancangan tiang dengan system tekan,
posisikan HSPD unit pada koordinat yang telah ditentukan, check
keadaan HSPD unit dalam keadaan rata dengan bantuan nivo yang
terdapat dalam ruang operator dibantu dengan alat waterpass yang
diletakkan pada posisi chassis panjang.
f) Selanjutnya setelah kondisi HSPD unit tepat pada posisinya tiang
pancang dimasukkan ke dalam alat penjepit (Clamping box)
kemudian diposisikan tiang pancang tepat pada koordinat yang
telat ditentukan. Control tiang pancang arah tegak dengan
menggunakan bantuan waterpass. Setelah semuanya terpenuhi
lakukan penjepitan tiang dengan tekanan maksimum ± 20 Mpa
dibaca pada manometer C.
IV -3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
g) Kemudian lakukan penekanan tiang dengan menggunakan 2
cylinder
jack,
selanjutnya
dilakukan
penekanan
dengan
menggunakan 4 cylinder jack. Sampai mencapai daya dukung yang
diinginkan. Dalam penekanan tiang tersebut harus dicatat piling
record tekanan yang timbul vs kedalaman tiang tertanam.
h) Apabila dalam proses pemancangan tiang ternyata tiang sudah
tidak dapat ditekan lagi sehingga mengakibatkan terdapat sisa di
atas permukaan tanah maka tiang tersebut harus dipotong rata
tanah untuk memberikan jalan bagi HSPD unit untuk berpindah ke
titik berikutnya.
4.2.2 Exavator
Excavator adalah alat berat yang biasa digunakan dalam industri
konstruksi, pertanian atau perhutanan. Mempunyai belalai yang terdiri dari
dua tungkai; yang terdekat dengan body disebut boom dan yang
mempunyai bucket (ember keruk) disebut dipper. Ruang pengemudi
disebut House - terletak diatas roda (trackshoe), dan bisa berputar arah 360
derajat.
Excavators ada yang mempunyai roda dari ban biasa digunakan
untuk jalanan padat dan rata disebut "Wheel Excavators" dan ada yang
mempunyai roda dari rantai besi yang akan memudahkan nya untuk
berjalan di jalanan yang tidak padat atau mendaki. Excavators beroda
rantai besi ini disebut juga "Crawler Excavators"
Tungkai dari excavators dioperasikan dengan sistem engsel
(winches) yang ditarik oleh mesin hydraulic dengan menggunakan kawat
baja.Excavators memiliki fungsi utama untuk menggali dan memuat tanah
galian tersebut ke dalam truck atau lokasi penumpukan. Dalam industri
perhutanan Excavators digunakan untuk mengangkut kayu (logs). Selain
itu Excavators juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan (sloping).
Perlu operator berkeahlian tinggi untuk dapat membuat sloping ini. Dalam
penggunaan di proyek konstruksi peran dari excavator sangatlah penting,
IV -4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
dikarenakan dalam menentukan kondisi tanah saat maneuver alat HSPD
juga dibantu menggunakan excavator tersebut.
Gambar 4.2.2 Exavator
Spesifikasi Alat :
Type
: Crawler Excavators
Kapasitas
: -
Jumlah Alat
: 1 Alat
4.2.3 Concrete Mixer Truck
Concrete mixer truck adalah suatu kendaraan truk khusus yang
dilengkapi dengan concrete mixer yang fungsinya mengaduk/mencampur
campuran beton ready mix, sama dengan alat molen.
Concrete mixer truck digunakan untuk mengangkut adukan beton
ready mix dari tempat pencampuran beton ke lokasi proyek. Selama
pengangkutan, mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per
menit agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Prinsip kerja
concrete mixer truck ini secara sederhana adalah sebagai berikut.
Dalam drum terdapat bilah-bilah baja, ketika dalam perjalanan
menuju lokasi proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan
putaran jarum jam sehingga adukan mengarah ke dalam. Perputaran di
dalam bertujuan agar tidak terjadi pergeseran ataupun pemisahan agregat
sehingga adukan tetap homogen. Dengan demikian, mutu beton akan
selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana.
IV -5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
Ketika sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah
putaran drum dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran
diperbesar sehingga adukan beton keluar. Proses pengiriman beton ready
mix diatur dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan
suhu, karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Pada proyek ini pengadaan concrete
mixer truck menjadi tanggung jawab penyedia ready mix.
Gambar 4.2.3 Concrete Mixer Truck
Spesifikasi Alat :
Type
: Concrete mixer
Kapasitas
: 5 m³
Jumlah Alat
: -
4.2.4 Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan
beton pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan
tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat
beton keropos. Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan
mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk dapat menggetarkan
beton di tempat yang agak jauh.
Alat ini digunakan sebagai pemadat pada saat pengecoran yang
sedang berlangsung. Hal ini untuk menghindari adanya gelembunggelembung udara yang terjadi pada saat pengecoran yang dapat
menyebabkan pengeroposan pada beton sehingga mengurangi kekuatan
IV -6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
struktur beton itu sendiri. Terutama untuk volume pengecoran yang besar,
alat ini sangat penting saat pengecoran.
Gambar 4.2.4 Concrete Vibrator
Spesifikasi Alat :
Type
: Concrete Vibrator
Kapasitas
: Ø 2,5”
Jumlah Alat
: 2 Electric Concrete Vibrator
4.2.5 Generator Set
Generator set adalah suatu mesin (motor) diesel yang berfungsi
sebagai penggerak motor listrik (dinamo) sehingga dapat menghasilkan
tenaga listrik. Energi listrik yang berasal dari generator set ini digunakan
untuk power supply yang melayani berbagai keperluan seperti: kebutuhan
listrik alat concrete vibrator, travo las listrik, bar bender, bar cutter,
penerangan proyek, kebutuhan listrik kantor, dan sebagainya.
Gambar 4.2.5 Generator Set
Spesifikasi Alat :
Type
: Nissan Diesel
Kapasitas
: 400 & 20 KVA
Jumlah Alat
: 2 Generator Set.
IV -7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.2.6 Container
Container memiliki fungsi sebagai site office dan sebagai gudang
penyimpanan alat dan material, dikarenakan terbatasnya lahan maka tidak
membuat bedeng untuk penyimpanan material maupun site office.
Gambar 4.2.6 Container
Spesifikasi Alat :
Type
: Stell container
Kapasitas
: 20 feet
Jumlah Alat
: 3 buah (1 site office 2 gudang)
4.2.7 Lampu penerangan (HPIT)
Lampu penerangan berfungsi sebagai penerangan area kerja dan
area site. Lampu tersebut
Gambar 4.2.7 alat penerangan (HPIT)
Spesifikasi Alat :
Type
: Hi-zen (220V/50Hz)
kapasitas
: 450 watt (Phillips)
Jumlah Alat
: -
IV -8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.2.8 Alat pompa solar
Digunakan sebagai alat memompa solar dari stock drigen. Dalam
proses pengambilan solar supaya lebih mudah.
Gambar 4.2.8 alat pompa solar
Spesifikasi Alat :
Type
: -
Kapasitas
: -
Jumlah Alat
: 1 buah
4.2.9 Alat bor dewatering
Dalam pekerjaan basement pekerjaan dewatering sangat diperlukan
yaitu untuk mengeluarkan air pada area galian basement, dengan hal itu
diharapkan pekerjaan basement dapat berjalan dengan baik.
Gambar 4.2.9 Alat bor dewatering
Spesifikasi Alat :
Type
: Kanno
Kapasitas
: 100 M
Jumlah Alat
: 1 unit
IV -9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.2.10 Waterpass/ Auto Level
Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi. Alat ini
digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan agar tidak melebihi
tinggi rencana dan mengecek ketebalan lantai / pondasi saat pengecoran,
sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu juga dapat
digunakan untuk pembuatan tanda/marking pada kolom/dinding. Untuk
keperluan pekerjaan struktur diperlukan keakuratan dibawah 1 mm pada
jarak tidak melebihi 30 meter. Dalam penggunaannya, waterpass didirikan
pada tripod (kaki tiga).
Gambar 4.2.10 Waterpass
Spesifikasi Alat :
Type
: Topcon
Kapasitas
: 300 m
Jumlah Alat
: 1 Alat Auto Level , Tripod dan Bak Ukur .
4.2.11 Total Station
Total station adalah alat pengukur sudut yang sudah dilengkapi
dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengan system elektrolis aau
dengan kata lain total station adalah theodolite yang sudah dilengkapi
dengan EDM (electric distance meter). Kalau sebelummnya alat pengukur
sudut terpiash dengan alat pengukur jarak, untuk total station ini sudah
terintegrasi menjadi satu kesatuan.
IV -10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
Dalam alat ini terdapat 4 buah perlengkapan yaitu antara lain
sebagai berikut.

Pesawat total station

Tripod (tempat dudukan total station)

Rambu ukur (tempat dudukan lensa pemantul)]

Lensa pemantul
Gambar 4.2.11 Perangkat peralatan total station
Spesifikasi Alat :
Type
: Kolida
Kapasitas
: 300 m
Jumlah Alat
: 1 set (4 buah)
IV -11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.2.12 Alat Las Listrik
Las listrik digunakan untuk mengikat/menyambung besi atau baja.
Las listrik digunakan untuk memasang sepatu kolom, pembuatan profil
penyiku dan pembuatan cor stop (batas pengecoran). Pada bagian bawah
travo las ini terdapat roda untuk mempermudah dalam mobilisasi di
lapangan.
Gambar 4.2.12 Travo Las Listrik
Spesifikasi Alat :
Type
: BX1-500-2 AC ARC Welder
Kapasitas
: -
Jumlah Alat
: 1 Alat Travo Las
4.2.13 Luffing Crane
Luffing crane sangat cocok dipakai untuk pelayanan bangunan
tingkat tinggi (high rise building) untuk melayani daerah yang terlalu
padat. Pada proyek ini Luffing crane menjadi sentral atau alat yang paling
utama karena dalam proyek gedung bertingkat tinggi transportasi vertikal
maupun horisontal yang memegang peranan penting dan menentukan
terutama soal kecepatan kerja. Luffing crane digunakan untuk mengangkut
pembuangan tanah galian lantai basement maupun mempermudah dalam
mengangkut alat dan bahan material bangunan selama proses pekerjaan
berlangsung. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh
berfungsinya luffing crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk
kelancaran jalannya pembangunan proyek.
IV -12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
Prinsip kerja Luffing crane berdasarkan kekuatan mesin (genset),
keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya
dapat berputar 360 derajat. Luffing crane tidak menjangkau tempat yang
terlalu jauh, dikarenakan pada boom / jib pada luffing crane tersebut
cenderung miring, hal tersebut dimaksud kan agar pengorerasian tower
crane tidak menggangu aktivitas bagi bangunan sekitar. Luffing crane
harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat menjangkau seluruh
wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length) yang
sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang
tower crane. Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun.
Jenis tower crane yang dipakai pada Proyek Pembangunan Menara
Parkson adalah static base crane, yaitu tower crane berdiri secara tetap
pada pondasi, dan untuk menambah kekakuannya dapat diangkurkan ke
struktur gedung yang telah selesai dibangun.
Gambar 4.2.13 Luffing Crane
Spesifikasi Alat :
Type
: Static Base Crane
Kapasitas
: Jib Length 50 m, Beban Maks. 1,3ton
Jumlah Alat
: 1 Alat Tower Crane untuk melayani 1 Tower
Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal
harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang
dilayani.
IV -13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
Tower crane mempunyai bagian-bagian seperti:
a. Jib, merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar
secara horisontal sebesar 360 ° atau sering disebut lengan luffing crane
yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek
dengan bantuan kabel baja (sling).
b. Counter weight, berupa beton pemberat yang terdapat pada bagian
belakang tower crane yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan
pada tower crane.
c. Mast section, adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi
dari tower crane, dimana pemasangan tiap-tiap mast section dibantu
dengan alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut ke arah
vertikal.
d. Joint pin, adalah bagian dari tower crane yang merupakan tempat
operator mengoperasikan tower crane.
e. Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame). Setelah
ketinggian tower crane melampaui batas free standing yang diijinkan
oleh pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk pengaman (tie
beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom).
4.2.14 Peralatan Tambahan
Disamping peralatan-peralatan utama seperti yang telah disebutkan
diatas, tentunya masih terdapat banyak peralatan tambahan lainnya yang
digunakan sebagai alat penunjang dalam pelaksanaan proyek. Peralatan
penunjang itu antara lain adalah gergaji besi listrik, lampu helogen
(digunakan untuk memberikan penerangan pada pekerjaan yang
dilaksanakan pada malam hari), cangkul, linggis, hammer, gergaji tangan,
gerobak sorong, ember, gerinda, sekop, meteran, palu, dan peratan
tambahan lainnya.
IV -14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.3
BAHAN BANGUNAN
Bahan/material yang digunakan dalam pelaksanaan proyek,
persyaratan mutunya harus sesuai dengan dokumen kontrak. Bahan yang
digunakan memenuhi persyaratan dan peraturan yang ditetapkan, antara
lain:
a.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971)
b.
Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan Indonesia
(PUBI 1982)
c.
Peraturan Muatan/ Pembebanan Indonesia (PMI 1981)
d.
Peraturan Semen Portland Indonesia (NI-08)
e.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1983)
f.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
g.
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 1977)
Selain itu material tersebut juga mudah diperoleh sehingga
menghemat waktu dan biaya serta menjaga kelancaran pekerjaan.
Pengiriman bahan disesuaikan dengan keperluan dan jadual pelaksanaan
proyek, sehingga bahan tidak disimpan terlalu lama dan memakan tempat
yang nantinya dapat merusak kualitas dari bahan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan
bahan bangunan adalah:
a.
Pemilihan kualitas bahan bangunan yang baik.
b.
Penyimpanan material yang baik sesuai dengan sifat dan kepekaan
material terhadap kondisi lingkungan.
c.
Jumlah material yang disediakan sesuai dengan kebutuhan.
d.
Biaya untuk pembelian bahan bangunan diusahakan seminimal
mungkin tanpa mengurangi kualitas bahan bangunan.
e.
Bahan bangunan sebisa mungkin berasal dari daerah sekitar lokasi
proyek sehingga mudah untuk transportasinya.
f.
Stocking material (penumpukan material) yang baik sehingga urutan
pemakaian material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan
material.
g.
Pemakaian bahan bangunan harus sesuai dengan kebutuhan proyek.
IV -15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
Material konstruksi yang dipakai dalam Proyek Pembangunan
Menara Parkson antara lain:
4.3.1 Sheet pile
Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak
sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat
saling mengkait satu sama lain. Masing-masing balok, kecuali dirancang
kuat
menahan
beban-beban
yang
akan
bekerja
pada
waktu
pengangkatannya.
Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk konstruksi berat
yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen setelah
konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang dihasilkan selama
konstruksi.
Penampang
tiang-tiang
yang
dipakai
dalam
proyek
pembangunan menara parkson ini adalah 300x500 mm
Pada sheet pile terdapat kawat hook, fungsi dari kawat tersebut
adalah untuk memedahkan pengangkatan sheet pile sewaktu akan
dipancang maupun sewaktu bongkar & muat dalam proses mobilisasi
sheet pile.
Gambar 4.3.1 Sheet pile
4.3.2 Semen Portland
Semen merupakan bahan pengikat yang berfungsi untuk mengikat
agregat halus dan agregat kasar dengan air dalam suatu adukan, seperti
adukan beton atau plesteran. Pada proyek ini, kontraktor membuat berita
acara untuk persetujuan pemakaian tipe atau merk semen yang digunakan
IV -16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
dan tidak boleh merubah tipe atau merk tanpa alasan yang kuat dan khusus
serta persetujuan dari pihak konsultan Menajemen Konstruksi (MK).
Untuk keperluan pembuatan campuran beton, semen harus
memenuhi syarat-syarat sesuai dengan standar Normalisasi Indonesia
(NI)-8 sebagai berikut.
a. Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang
dari 1 jam (60 menit).
b. Pengikatan awal semen normal 60 – 120 menit.
c. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat
organis yang dapat mempengaruhi proses pengikatan awal.
d. Suhu ruangan 23° C.
Hal-hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
penggunaan
dan
penyimpanan semen antara lain:
a. Semua semen yang akan dipakai harus dalam satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk
semen untuk suatu konstruksi / struktur yang sama), dalam keadaan
baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.
b. Semen harus terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang
merusak.
c. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
d. Semen diletakkan di atas papan kayu dengan ketinggian 30 cm dari
lantai gudang untuk menghindari kelembaban.
e. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat
salah penyimpanan, dianggap rusak, sudah mulai membatu, dapat
ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi.
f. Semen ditumpuk tanpa menyinggung dinding gudang dengan jarak
bebas 30 cm.
g. Tiap tumpukan tidak boleh lebih dari 10 kantong / melampaui 2 m
untuk menghindari mengerasnya semen di bagian bawah karena
tekanan.
IV -17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
h. Gudang harus terlindung dari cuaca, memiliki ventilasi dan cukup
lapang untuk memuat semen dalam jumlah cukup besar.
Gambar 4.3.2. Semen Portland
4.3.3 Agregat
Agregat merupakan salah satu bahan material beton. Dalam
pengambilan agregat pihak kontraktor memberikan bukti mengenai mutu
dan tetap terjaminnya mutu tersebut kepada konsultan.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi
2 (dua) macam, yaitu :
a. Agregat halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasil oleh alat-alat pemecah batu. Adapun syarat-syarat dari agregat
halus yang digunakan menurut PBI 1971, antara lain :
1) Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya
tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan
2) Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagianbagian yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar
lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk
bahan pembuat beton.
3) Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang
dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat
yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila
IV -18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari
tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat
yangs sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian
dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.
Gambar 4.3.3.a Pasir (Agregat Halus)
b) Agregat kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu dengan besar butir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam
penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang
artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari
dan hujan.
2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi
maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.
3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti
zat –zat yang reaktif terhadap alkali.
4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila
jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus
dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya
kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang
dipakai.
IV -19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.3.4 Batu pecah
Batu pecah merupakan salah satu material dalam pembuatan
dinding turap maupun dinding penahan tanah, keberadaan batu pada
Proyek Pembangunan Menara Parkson ini sebagai Dinding turap area
pekerjaan pile, struktur batu yang bagus ialah mempunyai permukaan yang
tidak rata antara satu dengan yang lainnya hal tersebut dimaksudkan agar
waktu pemasangan batu tersebut dapat mudah mengunci antara 1 batu
dengan yang lainnya maupun dengan agregatnya itu sendiri.
Gambar 4.3.4 Batu pecah
4.3.5 Air Kerja
Air merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat penting
dalam pekerjaan suatu proyek. Selain sebagai bahan campuran untuk
membuat beton dan plesteran, air dipakai untuk mencuci bahan bangunan
seperti pasir dan kerikil dan juga untuk perawatan beton setelah
pengecoran.
Air yang digunakan dalam campuran pasangan/campuran beton
harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 antara
lain, air yang tidak mengandung unsur minyak, asam alkali, garamgaraman, bahan-bahan organis, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
atau menurunkan mutu pekerjaan (merusak beton dan atau baja tulangan).
Dalam proyek ini air kerja berasal dari pengeboran sumur di lokasi proyek.
IV -20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.3.6 Baja Tulangan
Baja tulangan yang dipakai pada Pembangunan menara parkson ini
adalah :
a. Baja tulangan polos ( BJTP ) dengan mutu baja fy 240 Mpa (U 24)
untuk tulangan Ø < 13 mm.
b. Baja tulangan ulir ( BJTD ) dengan mutu baja fy 400 MPa (U 40)
untuk tulangan D ≥ 10 mm.
Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat:
a. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
b. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan
PBI 1971 (NI.2 - 1971).
c. Mempunyai penampang yang sama rata.
d. Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
e. Penyimpanan baja tulangan terlindungi dari air, cuaca dan tidak boleh
berhubungan langsung dengan tanah.
Karena penyimpanan baja tulangan dilakukan di tempat terbuka,
maka pengadaan baja tulangan disesuaikan dengan pelaksanaan pekerjaan
supaya waktu penyimpanan tidak terlalu lama. Di bawah tumpukan baja
tulangan diberi bantalan dari balok kayu agar tidak berhubungan langsung
dengan tanah selain itu juga ditutupi agar tidak terkena air hujan sehingga
mengurangi terjadinya korosi pada baja tulangan. Baja tulangan yang
digunakan dalam proyek ini adalah baja produksi PT. Krakatau Steel.
Pengujian mutu baja tulangan yang akan dipakai, sesuai dengan
petunjuk Konsultan MK. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian
Konsultan MK. Jumlah tes baja tulangan dengan interval setiap 100 ton =
1 buah tes baja tulangan. Percobaan mutu baja tulangan juga akan
dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Konsultan MK.
IV -21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
Gambar 4.3.6 Baja Tulangan dengan Berbagai Ukuran di
Proyek
4.3.7
Beton Ready Mix
Bangunan gedung ini volumenya besar, maka tidak efisien
terhadap waktu, biaya, dan tenaga kerja jika pengecorannya dilakukan
secara manual serta untuk menjaga kualitas campuran (jaminan
keseragaman mutu beton). Untuk itu digunakan sistem campuran beton
siap pakai (beton ready mix). Beton ready mix adalah beton siap pakai
yang dibuat dan diolah sesuai mutu pesanan untuk keperluan pengecoran.
Beton yang dipakai adalah sesuai dengan spesifikasi kekuatan karakteristik
(mutu beton) dari PBI 1971 tentang spesifikasi kuat beton. Beton ready
mix yang digunakan berasal dari PT.Adhimix.
Gambar 4.3.7
Beton Ready Mix untuk Pengecoran
4.3.8 Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar
dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang
digunakan adalah berdiameter 1 mm dan dalam penggunaanya digunakan
tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikatkan baja tulangan. Agar
IV -22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat bendrat yang
digunakan harus dengan kualitas yang baik dan tidak mudah putus.
4.3.9 Paku
Paku yang digunakan dalam proyek sangat beragam ukuran dan
kegunaannya. Proyek ini menggunakan 4 jenis ukuran paku, yaitu 2", 3",
4", dan 5". Masing-masing digunakan untuk dimensi kayu yang berbedabeda.
Gambar 4.3.9
Paku
4.3.10 Kayu dan triplek
a. Kayu
Kayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada bekisting.
Penguat/pengaku ini digunakan untuk mencegah lendutan papan
triplek dalam proses pekerjaan pengecoran.
Gambar 4.3.10 Kayu & triplek
IV -23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat-alat
4.3.11 Kawat Las
Kawat las digunakan dalam pengelasan menggunakan electric/
pengelasan listrik. Kawat las tersebut mempunyai mutu yang berbeda-beda
tergantung pada seri dan tipenya. Keperluan pengelasan pada proyek ini
terdapat dalam pekerjaan pemasangann anchor Luffing crane maupun
pemasangan sepatuan kolom, dan masih banyak lagi penggunaan las yang
ada dalam proyek
Gambar 4.3.11 Kawat Las
IV -24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download