Aktivitas TSP sebagai Alat untuk Memenangkan Persaingan Bisnis Selasa, 04 Februari 2014 WIB, Oleh: Agung Aktivitas Corporate Social Responsibility atau disebut Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) sangat dibutuhkan untuk memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan menuju peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hal ini bersesuaian dengan definisi TSP sebagai komitmen dunia usaha untuk terus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Oleh karena itu, banyak perusahaan kemudian menerapkan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Bahkan dari tahun 2006 hingga 2008, jumlah perusahaan yang melakukan pengungkapan aktivitas TSP di Bursa Efek Indonesia cenderung meningkat. Tercatat lebih dari 80 persen perusahaan dalam lingkup Fortune 500 menangani isu-isu TSP pada laman mereka. "Sembilanpuluh persen dari perusahaan dalam Fortune 500 mengimplementasikan inisiatif TSP. Beberapa perusahaan memasukkan aktivitas TSP ini sebagai bagian dari strategi bisnis untuk mendapatkan keunggulan bersaing," ucap Mahrinasari MS, S.E., M.Sc, dosen Jurusan Manajemen, Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung saat menjalani ujian terbuka program doktor Bidang Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Selasa (4/2). Meski begitu, menurut Mahrinasari, beberapa penerapan aktivitas TSP dipersepsikan skeptis oleh pihak pemangku kepentingan, khususnya masyarakat dan konsumen. Aktivitas TSP dipersepsikan sekedar memenuhi kewajiban hukum, bersifat kosmetik dan artifisial (polesan belaka). Aktivitas TSP bukan aktivitas yang memberikan manfaat sosial dan hanya sekedar program promosi yang tidak memberdayakan masyarakat menuju hidup berkualitas dan sejahtera. "Aktivitas TSP diimplementasikan lebih mementingkan keinginan subjektif pihak manajemen, mengedepankan kepentingan manfaat ekonomi pihak perusahaan dengan tidak memperhatikan isu kebutuhan pemangku kepentingan," tutur Mahrinasari saat mempertahankan desertasi berjudul "Model Citra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Membangun Ekuitas Merek, di Auditorium BRI, FEB UGM didampingi promotor Prof. dr. Basu Swastha Dh., MBA dan Dr. BM. Purwanto, MBA. Secara empiris, praktik aktivitas TSP di Indonesia, kata Mahrinasari, banyak dilakukan oleh perusahaan berskala besar, terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan kredibilitas perusahaan handal dan dapat dipercaya. Bahwa praktik TSP dilakukan untuk mengantisipasi kredibilitas perusahaan yang lagi menurun, sehingga aktivitas TSP di Indonesia lebih bertujuan sebagai alat untuk menjaga kredibilitas perusahaan tetap handal dan dapat dipercaya. "Kredibilitas perusahaan diharapkan dapat meningkatkan citra TSP positif, bahwa kredibilitas perusahaan berupa trustworthiness dan expertise memiliki efek pada citra TSP. Ini berbalik dengan aktivitas TSP perusahaan di dunia barat yang diimplementasikan tidak memperhatikan kredibilitas perusahaan, bahwa aktivitas TSP yang terpenting bagi mereka sebagai alat strategi bisnis untuk memenangkan persaingan," paparnya. (Humas UGM/Agung) Berita Terkait ● ● ● ● ● 2012, Aktivitas Bintik Matahari Meningkat Media Sosial Dorong Pemilih Muda Gunakan Hak Pilih Bisa Bersaing di Bisnis Global, Indonesia Butuh Nasionalisme Baru Menpora: Pemuda Harus Berani Berbuat Hebat SRI BROCOLI, Alat untuk Penderita Kelumpuhan