bab iii penggunaan soft lens (lensa kontak)

advertisement
49
BAB III
PENGGUNAAN SOFT LENS (LENSA KONTAK)
A. Definisi Soft Lens (Lensa Kontak)
Soft lens (lensa kontak) adalah sejenis plastik yang tipis yang berkurva
direka untuk dipakai di atas permukaan kornea. Soft lens (lensa kontak) adalah
salah satu cara yang efektik untuk mengoreksi gangguan refraksi selain
kacamata apabila digunakan dengan cara yang betul dan pengawasan yang rapi
juga dengan konsultasi kepada ahli mata. Selain untuk mengkoreksi gangguan
refraksi soft lens (lensa kontak) juga digunakan sebagai terapi dan kosmetik.63
Pemakaian alat bantu kacamata agar penglihatan mata lebih jelas seringkali
mengganggu pemakainya. Apalagi bagi mereka yang memiliki aktivitas padat di
luar ruangan. Selain melelahkan memakai kacamata juga seringkali membuat
tidak nyaman. Tidak heran bila kehadiran soft lens (lensa kontak) bisa menjadi
alternatif untuk mengurangi ketidaknyamanan itu. Apalagi, saat ini banyak
ditawarkan berbagai macam soft lens (lensa kontak) dengan tampilan warna
yang bermacam-macam, seperti warna biru, ungu, hijau, coklat dan lain
sebagainya sehingga bisa disesuaikan dengan warna busana. Gambarnya pun
bermacam-macam tidak kalah menarik dengan warnanya.
63
En.Wkipedia.org/wiki/contact_lens. acceseed 01 Oktober 2011.
48
50
Pencetus pertama lensa kontak adalah Leonardo da Vinci dengan
menggambarkan dan mensketsakan lensa kontak pada tahun 1508, tapi sekitar
lebih dari tiga ratus tahun kemudian lensa kontak benar-benar dibuat dan
dipergunakan untuk mata. 64 Pada awalnya, lensa kontak dibuat dari bahan yang
rigid/kaku, yang muncul sebelum adanya soft lens (lensa kontak), maka lensa
kontak tersebut sering disebut dengan hard contact lens. Kaca adalah material
yang dipakai sebagai bahan hard contact lens. Yang diperkenalkan, sekitar tahun
1887 oleh ahli dokter mata dari jerman yang bernama Adolf Gaston Eugen Fick
sebagai penggagas lensa kontak yang pertama. Dengan membuat dari blown
glass. Baru pada sekitar tahun 1936 seorang ahli mata yang bernama William
Feinbloom, mulai memperkenalkan plastik sebagai bahan pembuatan soft lens
(lensa kontak). Namun hanya bagian pinggir soft lens (lensa kontak) yang
menggunakan plastik, sedangkan pada bagian zona optiknya (tengah) masih
menggunakan kaca. Pengaplikasian bahan plastik untuk seluruh bagian lensa
kontak baru dimulai pada tahun 1946. Plastik jenis PMMA (polymethyl
methacrylate) adalah yang paling sering dipakai.
Eksperimen pembuatan soft lens (lensa kontak) baru dilakukan pada akhir
tahun 1950 dengan menggunakan hydroxyethyl methacrylate (HEMA), yaitu
sejenis bahan polymer yang dapat mengandung air, yang dibuat oleh Dr.
64
Prilia Tri Suryani, Lensa Kontak, dalam Modul Pembelajaran Fak. Kedokteran Mata,
(Surabaya: Universitas Airlangga, 2011), 21-22.
51
Drahoslav Lim. Bahan ini terus dikembangkan dan masih digunakan sebagai
bahan soft lens (lensa kontak) hingga masa sekarang ini.65
Soft lens sebenarnya adalah bagian dari macam-macam lensa kontak. Tetapi
soft lens juga sering disebut dengan lensa kontak. Bentuk lensa kontak juga
bermacam-macam,
tergantung
pada
gangguan
penglihatan
yang
ingin
diperbaiki.66 Beberapa bentuk lensa kontak antara lain adalah:
a. Lensa kontak sferis: berbentuk bundar, digunakan untuk penderita miopia
(rabun dekat) atau hiperopia (rabun jauh).
b. Lensa kontak bifokal: lensa kontak yang digunakan untuk melihat dekat
sekaligus untuk melihat (mirip dengan cara kerja kacamata bifokal). Lensa
ini biasanya digunakan untuk memperbaiki presbiopia, yaitu gangguan
penglihatan akibat usia tua.
c. Lensa ortokeratologi: yaitu lensa yang didisain untuk memperbaiki bentuk
kornea. Digunakan hanya di malam hari. Saat ini lensa ortokeratologi
didesain khusus, di mana lensanya menekan kornea agar agak datar
sehingga minusnya bisa terkoreksi.67
65
En.Wikipedia.org/wiki/contact_lens. acceseed 01 Oktober 2011.
dr. M. Toto Rahardjo, Wawancara, BKMM CEHC, Surabaya, 3 Januari 2012
67
Ibrahim, W.Y., Boase, D.L., Cree, I.A., How could contact lense wearers be at risk of
Acanthamoeba infection, 64.
66
52
B. Macam-Macam Soft Lens (Lensa Kontak)
Macam-macam lensa kontak adalah:
1) Hard Contact lens atau Lensa Kontak Keras.
2) Soft Contact Lens atau Lensa Kontak Lunak.
3) Rigid Gas Permeable atau lensa RGP.
Lensa kontak keras adalah jenis lensa yang pertama dikeluarkan pada tahun
1960-an. Ianya diperbuat daripada sejenis plastik yaitu polymethyl methacrylate
(PMMA) di mana sangat tahan lama namun tidak membenarkan oksigen dari
udara mancapai kornea secara terus. Lensa ini kurang nyaman dipakai dan sudah
jarang digunakan.68
Lensa kontak lunak atau yang dikenal dengan soft lens adalah jenis lensa
yang pembuatannya baru dilakukan pada akhir–akhir tahun 1950 dengan
menggunakan poly hydroxyethyl methacrylate (pHEMA), yaitu sejenis bahan
polymer yang dapat mengandung air. Air tersebut membuatkan lensa ini lembut
dan fleksibel, serta memungkinkan oksigen terus mencapai kornea. Lensa ini
dibuat oleh Dr. Drahoslav Lim. Bahan ini terus dikembangkan dan masih
digunakan sebagai bahan soft lens hingga masa sekarang ini.69
68
En.Wikipedia.org/wiki/contact_lens. acceseed 01 Oktober 2011.
dr. Prilia Tri Suryani Sp.M, Lensa Kontak, dalam Modul Pembelajaran Fak. Kedokteran
Mata Univ. Airlangga, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2011), 21-22.
69
53
Contoh soft lens.
Lensa kontak RGP lebih aman dan nyaman berbanding lensa kontak keras
dan lunak. Ia terbuat dari plastik yang dikombinasikan dengan bahan lain,
seperti silikon. Lensa kontak RGP bersifat mudah dilalui oksigen sehingga
kornea dapat berfungsi dengan baik. Pada lensa kontak RGP, oksigen bukan
hanya didapat pada saat mata berkedip, tapi juga dari udara bebas yang dapat
melalui lensa untuk mencapai kornea. Hal ini menyebabkan lensa kontak RGP
lebih nyaman dipakai pada waktu yang lama.70
Contoh dari lensa RGP
Dari segi pemakaiannya soft lens (lensa kontak) dibagi menjadi:
a) Daily wear soft lens
70
Kepala Divisi Refraksi dan Lensa Kontak Departemen Mata FKUI-RSCM, ”Pemakaian
Lensa Kontak Dengan Resikonya,” dalam http://optikonline.info/2011/07/11
54
Daily wear soft lens adalah pemakaian soft lens (lensa kontak) pada siang
hari dan tidak bisa dipakai untuk tidur. Terbuat dari plastik yang lembut
dan fleksibel, yang mempermudah masuknya oksigen ke mata.71
Keuntungan: waktu beradaptasi sangat pendek, lebih nyaman dan tidak
mudah terlepas seperti RGP, tersedia dalam berbagai warna dan bifokal,
baik untuk yang selalu menjaga penampilan.
Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, penglihatan
tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, lensanya mudah berminyak
dan harus diganti, dan memerlukan perawatan yang intensif.
b) Overnight wear atau extended wear
Overnight wear atau extended wear adalah soft lens (lensa kontak) yang
bisa digunakan pada malam hari, tersedia dalam jenis soft lens dan RGP.
Keuntungan: bisa dipakai selama tujuh hari tanpa dilepas.72
Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, risiko
komplikasi meningkat, memerlukan pemeriksaan kesehatan mata yang
rutin, dan pelayanan yang profesional.
Dari segi penggantiannya (replacement) soft lens (lensa kontak) dibagi
beberapa jenis, sesuai rekomendasi dari pabrikannya, antara lain :
71
ScienceDaily, Reports Characterize Fungal Eye Infections Among Soft Contact Lens
Wearers, 2006 Available from: http://www.sciencedaily.com/releases/2006/06/060613082800.htm
(Accessed 28 December 2011)
72
ScienceDaily, Reports Characterize Fungal Eye Infections Among Soft Contact Lens
Wearers, 2006 Available from: http://www.sciencedaily.com/releases/2006/06/060613082800.htm
(Accessed 28 December 2011)
55
a) Disposable yakni soft lens yang bisa dibuang sekali pakai.
b) Frequent Replacement yakni soft lens yang harus diganti setiap 3-6 bulan
sekali.
c) Permanen yakni soft lens yang dapat dipakai selama setahun atau lebih.
Jenis lensa ini yang banyak di produksi di Indonesia dan banyak diminati
oleh penggunanya. Padahal di Jepang dan USA lensa ini tidak diproduksi
karena resikonya tinggi seperti masuknya bakteri pada soft lens (lensa
kontak).73
C. Fungsi Soft Lens (Lensa Kontak)
Berdasarkan fungsinya, soft lens (lensa kontak) dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu vision use untuk alat bantu penglihatan dan cosmetic use yang
ditujukan untuk mempercantik diri”. Vision use dipakai bagi pengguna soft lens
(lensa kontak) yang memang benar-benar mempunyai gangguan refraksi pada
mata. Kebanyakan yang memakainya adalah mereka-mereka yang mempunyai
mata minus. Dokter mata memang menyarankan menggunakan soft lens (lensa
kontak) bagi orang yang mempunyai mata minus yang berbeda antara mata yang
sebelah kiri dan sebelah kanan. Misalnya, mata yang sebelah kiri minus satu dan
yang kanan minus tujuh. Dalam hal seperti ini kacamata tidak bisa membantu
karena pastinya kaca yang digunakan dimata sebelah kiri sangat tebal dan
73
Prillia Tri Suryani, Lensa Kontak, Dalam Modul Pembelajaran Fak. Kedokteran Mata,
(Surabaya: Universitas Airlangga,2011), 2.
56
sebelah kanan tipis, ini membuat orang yang mengalami gangguan mata seperti
itu akan merasakan penglihatan yang tidak nyaman dan bisa memberikan efek
pusing pada saat menggunakannya. Terkadang juga mengakibatkan penglihatan
akan semakin kabur.74
Sedangkan cosmetic use yang ditujukan untuk mempercantik diri adalah soft
lens (lensa kontak) yang mempunyai bermacam-macam warna seperti coklat,
biru, hijau, ungu dan sebagainya.75 Selain itu juga mempunyai bermacammacam gambar yang lucu dan unik-unik. Biasanya orang menggunakan soft lens
(lensa kontak) karena tertarik dengan warna dan gambarnya. Misalnya, jika
ingin menggunakan baju warna biru maka juga memakai soft lens (lensa kontak)
yang berwarna biru sehingga lebih kelihatan modis dan tampil cantik.
Contoh pemakaian lensa kontak tipe cosmetic use.
Cosmetic use di desain untuk merubah penampilan mata. Lensa ini juga bisa
mengkoreksi penglihatan. Tetapi sering terjadi resiko penglihatan kabur dan
terjadi gangguan pada mata. Ini dikarenakan hasil dari warna dan desainnya.
74
75
dr. M. Toto Rahardjo, Wawancara, BKMM CEHC, Surabaya, 3 Januari 2012
dr. Diany Yogiantoro, Wawancara, SEC, Surabaya, 9 November 2011
57
USA Food and Drug Administration mengatakan bahwa, cosmetic use juga
disebut dengan decorative contact lense (lensa kontak hias) yang tidak
memperbaiki mata dengan baik.76
D. Dampak-Dampak Yang Berkaitan Dengan Penggunaan Soft Lens (Lensa
Kontak)
Semakin hari, jumlah pengguna soft lens (lensa kontak) semakin banyak
peminatnya. Salah satu alasan untuk memakainya yaitu untuk tampil lebih
menarik dan memberikan kesan yang berbeda pada penampilan juga
memberikan kenyamanan saat beraktivitas dibandingkan dengan memakai
kacamata. Selain itu harganya juga semakin terjangkau dengan berbagai pilihan
warna-warninya yang membuat soft lens (lensa kontak) semakin banyak
pemakainya.
Sebelum membahas tentang dampaknya penulis akan menjelaskan dahulu
tentang manfaat soft lens (lensa kontak) yakni:
a) Sangat nyaman dipakai.
b) Lapang pandang yang lebih luas.
c) Secara cosmetic use lebih baik dibandingkan dengan memakai kacamata.
d) Dapat digunakan sebagai Therapieutic Contact Lens.77
76
A Guide to Theatrical Contact Lenses, eyecontactguide.com Accessed 28 December 2011
Agung Pambudi Setyowibowo, Fitting Lensa Kontak Lunak, dalam Modul Pembelajaran
Fak. Kedokteran Mata, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2011), 2.
77
58
Namun di balik keindahan soft lens (lensa kontak), ternyata juga memiliki
sisi negatifnya. Apalagi bagi yang menggunakan secara terus-menerus, tanpa
memperhatikan unsur kesehatan. Masalah yang ditimbulkan dengan pemakaian
soft lens (lensa kontak) tergantung pada beberapa faktor, seperti bahan lensa,
kebersihan lensa, jenis cairan pencuci lensa, tingkat kerelaan pengguna lensa
pada pemakaian lensa dan rutin pencuciannya, pemakaian lensa yang berlamaan,
tidur tanpa melepaskan lensa, dan kebersihan tempat penyimpanan lensa. dan
karena hal tersebut di atas bisa menyebabkan beberapa resiko, antara lain:
1. Mata Kering
Mata bisa menjadi kering akibat terlalu lama menggunakan soft lens
(lensa kontak). Hal itu dikarenakan kurangnya pasokan oksigen ke mata,
sehingga mata menjadi kering dan terasa sakit.78 Gejala mata yang
kekurangan oksigen akan timbul jika soft lens (lensa kontak) digunakan
lebih dari delapan jam. Tapi gejalanya baru akan terasa ketika kondisinya
sudah pada tahap yang parah.79
Kekurangan oksigen bisa disebabkan oleh bahan pembuatan soft lens
(lensa kontak) itu sendiri serta perilaku dari si pemakai, salah satunya
adalah menggunakan soft lens (lensa kontak) saat tidur terutama tidur di
malam hari. Saat kelopak mata tertutup, maka asupan oksigen ke kornea
78
dr. Diany Yogiantoro, Wawancara, Surabaya, 9 November 2011
Kepala Divisi Refraksi dan Lensa Kontak Departemen Mata FKUI-RSCM, ”Pemakaian
Lensa Kontak Dengan Resikonya,” dalam http://optikonline.info/2011/07/11
79
59
akan berkurang. Kornea mata juga memerlukan asupan makanan yakni dari
masuknya oksigen ke mata. Jadi apabila menggunakan soft lens (lensa
kontak) asupan oksigen tidak bisa masuk ke kornea dengan baik.80
Penggunaan soft lens (lensa kontak) biasanya terjadi reaksi alergi yang
disebabkan oleh bahan atau komponen cairan perawatannya atau soft lens
(lensa kontak) yang mengakibatkan kekurangan oksigen karena daya hantar
oksigen pada soft lens (lensa kontak) masih kurang. Ini bisa menyebabkan
hypoxia yaitu mata jadi kurang terpapar oksigen dan kalau hal ini
berlangsung lama bisa menyebabkan daya tahan kornea menjadi
berkurang.81
2. Iritasi
Udara tropis cenderung berdebu memicu iritasi pada mata yang
memakai soft lens (lensa kontak). Udara dari luar bisa saja masuk ke dalam
mata, sehingga mata akan bekerja keras untuk mengeluarkannya. Padahal,
adanya soft lens (lensa kontak) bisa membuat kornea mata terluka.
Akhirnya terjadilah iritasi yang menimbulkan rasa sakit pada mata.82
Dalam menggunakan soft
lens (lensa kontak) membutuhkan
perawatan yang ekstra. Bagi orang yang berkendara yang suka berkendara
sepeda motor tidak disarankan memakai soft lens (lensa kontak) meskipun
80
dr. M. Toto Rahardjo, Wawancara, BKMM CEHC, Surabaya, 3 Januari 2012
dr. M. Toto Rahardjo, Wawancara, BKMM CEHC, Surabaya, 3 Januari 2012
82
dr. Diany Yogiantoro, Wawancara, Surabaya, 9 November 2011
81
60
sudah memakai helm ataupun kacamata tidak menutup kemungkinan akan
terkena debu dan berakibat pada iritasi mata. Meskipun hanya iritasi tetapi
dampak kecil itu akan menjadi besar apabila terulang terus-menerus.83
3.
Radang kornea
Memakai soft lens terlalu sering juga bisa mengakibatkan radang
pada kornea mata yang mengakibatkan mata merah. Mata memerah akibat
pembuluh darah melebar. Kondisi semakin parah jika pembuluh darah
tersebut masuk ke dalam kornea. Jika sampai ke pusat penglihatan maka
nantinya akan ada bayangan seperti serat-serat saat melihat sesuatu.
Menurut Dr. H. Dwight Cavanagh, seorang profesor ahli mata dari
Southwestern Medical Center, Amerika Serikat dalam tulisannya “Eye and
Contact Lens” pada 2003, mengungkapkan sebanyak 2.500 pengguna lensa
kontak mengalami “corneal ulcers”. Hal itu terjadi pada pengguna yang
menggunakan lensa kontak setiap hari. Corneal ulcer yaitu kondisi dimana
terdapat luka terbuka pada kornea. Hal ini sering disebabkan oleh infeksi
dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat penggunaan lensa
kontak yang kurang hati-hati. Gejala yang timbul biasanya produksi air
mata yang meningkat, sensitif terhadap cahaya, pandangan menjadi kabur,
83
dr. M. Toto Raharjo, Wawancara, BKMM CEHC
61
gatal dan nyeri. Jika gejala tersebut dibiarkan dan tidak dilakukan
perawatan intensif bisa memicu terjadinya kebutaan.84
4.
Acanthamoeba keratitis
Kurangnya menjaga higienitas soft lens (lensa kontak) dapat
mengakibatkan
pengguna
mengalami
acanthamoeba
keratitis.
Ini
merupakan komplikasi pemakaian soft lens (lensa kontak) yang jarang
sekali terjadi. Namun, kasus ini dapat menjadi sangat serius karena bisa
menimbulkan gangguan pada penglihatan, bahkan dapat bertambah parah
hingga
seseorang
kehilangan
pandangannya
dan
akhirnya
buta.
Acanthamoeba keratitis biasanya berhubungan dengan penggunaan soft lens
(lensa kontak), termasuk lensa silicon hidrogel dan pemakaian lensa kontak
yang
kaku
sepanjang
malam
untuk
memperbaiki
orthokeratologi.
Acanthamoeba keratitis sering terjadi karena pemakai tidak menyimpan
atau mensterilkan lensa kontak dengan benar sehingga mengakibatkan
terjadinya infeksi pada mata. 85 Selain dari faktor subjek pengguna, ada pula
aktifitas yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya penyakit ini yaitu
memakai lensa kontak saat berenang atau mandi di pancuran/shower tanpa
melepas lensa kontak.
84
H. Dwight Cavanagh of University of Texas Southwestern Medical Center, Eye and Contact
Lens, 2003, avaible from Danger Of Cosmetic Contact Lens.com (28 December 2012)
85
Ibrahim, W.Y., Boase, D.L., Cree, I.A., How could contact lense wearers be at risk of
Acanthamoeba infection, Vol 2, (J Optom, 2009), 61.
62
Tanda-tanda atau gejala penyakit ini yaitu mata merah, nyeri mata
setelah melepas soft lens (lensa kontak) dan bertahan dalam jangka waktu
tertentu, keluar air mata terus menerus, sensitif terhadap cahaya/fotofobia,
pandangan kabur, dan perasaan adanya sesuatu pada mata.86
E. Alasan Menggunakan Soft Lens (Lensa Kontak)
Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kecantikan yang sempurna baik
untuk menunjang karir maupun untuk kehidupan sosialnya, mereka mengatakan
menggunakan soft lens (lensa kontak) karena lebih nyaman dipakai, lebih bebas
dalam beraktifitas, karena tidak perlu melepas dan memasang kacamata dan bisa
tampil lebih percaya diri, menambah gaya dan warna-warna soft lens (lensa
kontak) yang cantik bisa membuat mata terlihat lebih indah.
Hasil pengamatan di lapangan empat pengguna soft lens (lensa kontak)
pernah memakai dan membeli di counter Maru yang terdapat di mall Royal
Plaza Surabaya. Harga seluruh soft lens (lensa kontak) yang dijual ditempat itu
Rp. 80.000 per pasang. Mulai dari yang minus hingga yang normal semua
harganya sama. Jika ada calon pembeli, penjualnya hanya menanyakan matanya
minus atau normal. Apabila pembelinya minus, hanya ditanyakan minusnya
berapa tanpa mengukur lagi minusnya bertambah atau berkurang dan tidak
mengukur kelengkungan matanya juga tidak memberitahukan keterangan secara
86
Ibrahim, W.Y., Boase, D.L., Cree, I.A., How could contact lense wearers be at risk of
Acanthamoeba infection, 62.
63
detail tentang bagaimana cara memilih, memakai dan merawat soft lens (lensa
kontak) yang tepat dan benar. Meskipun kelengkungan mata orang asia itu
secara umum rata-rata sama yakni lebih kecil dari orang Eropa dan Amerika.
Tetapi pengukuran kelengkungan kornea itu sangat penting untuk memilih soft
lens (lensa kontak) yang tepat.
Empat remaja yang membeli di counter Maru di mall Royal Plaza Surabaya,
mereka sudah pernah mengalami iritasi karena pemakaian soft lens (lensa
kontak). Pertama pemakaian soft lens (lensa kontak) mata mereka terasa kering
dan perih, hingga akhirnya harus ditetesi obat tetes mata agar mata kembali
normal. Itu memang hal yang wajar pada pertama kali pemakaian soft lens
(lensa kontak), biasanya itu terus terjadi hingga tiga minggu pemakaian
pertama. Tetapi meskipun sudah biasa menggunakan soft lens (lensa kontak)
setiap hari. Pengguna tetap masih sering merasakan mata perih dan pedih.
Bukan hanya masih merasakan mata perih dan pedih terkadang mata memerah
yang menimbulkan rasa sakit pada mata. Itu terjadi terus-menerus hingga
akhirnya menyebabkan iritasi, yang mana terkadang pandangan mata terasa
kabur.87 Meskipun begitu mereka tetap memakai soft lens (lensa kontak) karena
menurutnya, jika tidak memakai soft lens (lensa kontak) mereka tidak percaya
diri dan tidak terlihat menarik. Alasan mereka masih menggunkannya adalah
87
Arine, dan Nita, Wawancara, Royal Plaza Surabaya, 15 Desember 2011, dan Lala,
Wawancara, 23 Desember 2011
64
karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka terlihat cantik dan
menarik.88
Ada satu responden yang pernah merasakan dampak penggunaan soft lens
(lensa kontak). Dampak yang dia rasakan adalah matanya berair terus-menerus
akibat kurang tepat dalam melepas soft lens (lensa kontak) yang digunakan.
Setelah diperiksakan ternyata dia mengalami radang kornea cukup serius
meskipun belum benar-benar parah. Itu terjadi karena korneanya tergores soft
lens (lensa kontak) saat melepasnya. Setelah diperiksakan ke dokter mata
ternyata ada robekan sedikit dari soft lens (lensa kontak) yang tertinggal di
kornea karena melepasnya kurang hati-hati hingga akhirnya
menyebabkan
korneanya terluka. 89
Dua responden yang membeli di optik Balai Kesehatan Mata Masyarakat
(BKMM) (CEHC) Community Eye Health Centre Surabaya. Mereka karena
terpikat dengan trend soft lens (lensa kontak) yang lagi marak akhir-akhir ini,
akhirnya
mereka
memutuskan
memutuskan
memakai
soft
untuk
memakainya.90
lens (lensa
kontak),
Sebelum
mereka
sebelumnya
mereka
berkonsultasi dahulu ke dokter mata yang ada di BKMM CEHC tersebut. Untuk
menentukan mana soft lens (lensa kontak) yang cocok untuk kontur mata
mereka. Seteleh di check oleh dokter mereka langsung ke RO (Refraksionis
88
Lala, Wawancara, Royal Plaza Surabaya, 23 Desember 2011
Mita, Wawancara, Royal Plaza Surabaya, 25 Desember 2011
90
Gama dan Nia, Wawancara, BKMM CEHC Surabaya, 5 Januari 2012
89
65
Optisien) untuk memesan soft lens (lensa kontak) seperti yang dianjurkan oleh
dokter.
Jika soft lens (kontak lensa) yang dipakainya tadi memang bermasalah maka
RO menyarankan untuk menggantinya dengan soft lens (lensa kontak) yang
lebih pas dengan matanya dan melakukan pemeriksaan kembali. Karena bagi
yang matanya minus terkadang lama-lama minusnya bertambah. Layaknya
kacamata, jika minusnya bertambah maka akan ganti lensanya. Soft lens (lensa
kontak) pun juga begitu apabila terjadi perubahan penglihatan pada mata, maka
soft lens (lensa kontak) harus diganti. RO biasanya menyuruh berkonsultasi
dengan dokter mata jika memang terjadi perubahan penglihatan pada mata. Itu
dilakukan untuk menghindari dampak dalam penggunaan soft lens (lensa
kontak).
Kewenangan RO terbatas pada pemeriksaan ukuran kacamata dan dispening
soft lens (lensa kontak) berdasarkan resep dari dokter mata. Sedangkan
kompetensi untuk pemeriksaan menyingkirkan kontra indikasi pemakaian soft
lens (lensa kontak) tidak dimiliki oleh RO. Jadi apabila ada pengguna soft lens
(lensa kontak) yang membeli di optik BKMM CEHC mengalami dampak yang
tidak diinginkan dari penggunaan soft lens (lensa kontak) maka RO
merekomendasikan untuk segera ke dokter mata untuk melakukan pemeriksaan
yang lebih lanjut.
Download