Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) planologi kehutanan merupakan bagian penting terhadap pencapaian keberhasilan pembangunan bidang kehutanan dan berhasilnya pembangunan kehutanan dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan nasional. Oleh karena itu bekal bagi para calon pejabat, khususnya pada level eselon III yang bekerja pada bidang penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan dipandang penting dan sangat strategis. Pemberian bekal melalui diklat ”Manajemen Teknis Kehutanan Tingkat III Planologi (MTK III-PLANO)” tersebut akan menjadikan platform yang sama, paling tidak akan dapat menyamakan persepsi yang diarahkan agar benarbenar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, trampil, kreatif, disiplin dan profesional. Sehingga diklat MTK III-PLANO akan menghasilkan SDM yang siap menjalankan tugas dan fungsinya, serta memiliki kemantapan semangat korsa yang kuat, dan mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan keplanologian kehutanan. Uraian di atas pada dasarnya sesuai dengan makna di dalam PP Nomor 100 Tahun 2000, bahwa jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam rangka memimpin suatu organisasi negara. Selanjutnya, seperti halnya dengan PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS, antara lain disebutkan ”Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan pelaksanaan tugas PNS”. Kompetensi Teknis yang diperlukan untuk Hal inilah yang di dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.76/Menhut-II/2006 tentang Pola Karir PNS Dephut dan -1- Nomor : P.2/Menhut-II/2009 tentang Pola Diklat PNS Dephut dibahas lebih mendalam, diantaranya dijelaskan “untuk diangkat dalam jabatan, khususnya jabatan Struktural (Eselon IV sampai dengan Eselon II), diutamakan telah lulus Diklat Teknis yang ditetapkan oleh masing-masing Eselon I sesuai bidang jabatan”. Sehubungan dengan hal tersebut penyelenggaraan diklat MTK III-PLANO harus benar-benar ditangani secara sungguh-sungguh dan profesional. Terlaksananya diklat yang sebaik-baiknya, berdasarkan Kurikulum diklat pada Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : SK.154/Dik-2/2008 tanggal 1 Desember 2008, memerlukan sarana-prasarana yang memadai, fasilitator/Widyaiswara yang profesional, dan panitia pelaksana yang kompeten. Untuk itu Pusat Diklat Kehutanan memandang penting mempersiapkannya dengan menetapkan Pedoman Penyelenggaraan diklat MTK-III PLANO. B. Tujuan Penyusunan Pedoman Tujuan penyusunan Pedoman Penyelenggaraan diklat MTK-III PLANO ini kiranya menjadi acuan utama bagi pelaksana diklat, fasilitator/Widyaiswara, dan para pihak terkait dalam mendukung suksesnya penyelenggaraan diklat yang baik dan berkualitas berdarkan Kurikulum diklat sebagaimana Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : SK.154/Dik-2/2008 tanggal 1 Desember 2008. C. Tujuan Diklat 1. Umum : Tujuan diklat MTK III-PLANO adalah untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan dasar-dasar perilaku manajemen teknis di bidang penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan bagi para calon pejabat yang dipersiapkan untuk menduduki posisi jabatan Eselon III lingkup planologi kehutanan. -2- 2. Khusus : Di dalam hal kompetensi yang akan dicapai, mulai dari pemahaman berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dan harus dimiliki adalah : a) Mengefektifkan jejaring komunitas pembelajar dengan semangat dan motivasi (etos kerja) bekerjasama. b) Memahami makna hidup dan kehidupan manusia sebagai nilai dasar pelaksanaan tugas. c) Menjelaskan arah pembangunan prioritas Kehutanan dan fokus-fokus pembangunan bidang Planologi Kehutanan. d) Mampu memanfaatkan Standar operating procedure Sistim Informasi Kehutanan, Jaringan Data Spasial Nasional, Simpul, Unit kliring, metadata dan pertukaran data. e) Menjelaskan e-government dan pentingnya teknologi informasi f) Menjelaskan peraturan perundang-undangan terkait tata ruang wilayah, keagrariaan, tata guna hutan dan kawasan hutan. g) Menerapkan pemecahan kasus konflik batas dan kawasan hutan di berbagai lokasi. h) Melaksanakan penyiapan kebijakan, standarisasi, pembimbingan dan evaluasi perencanaan kawasan hutan makro, penataan ruang dan dinamika ruang wilayah hutan, serta konsep dan urgensi PDRB Hijau i) Melaksanakan penyajian NSDH dan analisa potensi (valuasi) sumberdaya hutan. j) Melakukan evaluasi dan pengembangan teknik inventarisasi hutan dan sosial budaya masyarakat. k) Melakukan proses pengukuhan (penunjukan sampai dengan penetapan) kawasan hutan, dan Orientasi serta rekonstruksi l) Menelaah perubahan fungsi, peruntukan, kajian Pelepasan, tukar menukar, dan relokasi kawasan hutan m) Menjelaskan Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota -3- Nasional, Propinsi dan n) Menjelaskan Tata Guna Hutan, Tanah, dan Perairan, serta pembentukan dan analisa unit pengelolaan hutan o) Menggunakan GPS Handheld, Navigasi, Mapping dan Geodetic terkait program komputer dengan berbagai software p) Menganalisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil analisis SIG beserta perkembangannya q) Menerapkan teknik analisis Penginderaan jauh, Teknologi Satelit dan citra satelit beserta perkembangannya -4- Bab II STRUKTUR KURIKULUM, MATA DIKLAT DAN RINGKASAN MATERI Penyelenggaraan Diklat MTK III-PLANO tujuannya adalah memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan dasar-dasar perilaku manajemen teknis di bidang penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan bagi para calon pejabat yang dipersiapkan untuk menduduki posisi jabatan Eselon III lingkup planologi kehutanan. Diklat dilaksanakan selama 352 jam pelajaran (JPL) @ 45 menit atau setara dengan 50 hari efektif, terdiri dari 188 Jpl teori dan 164 Jpl praktik. Di samping itu di dalamnya termasuk 6 kali ceramah umum (Stadium General) dan Karyawisata selama 2 hari. Pemberian teori dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, sedangkan untuk kegiatan praktik (baik classroom-excersice, studi kasus, maupun laboratorium / studio / lapangan) dilakukan di Pusat Diklat Kehutanan serta di tempat-tempat lain yang memenuhi persyaratan, antara lain : a. Hutan Pendidikan Gunung Walat-Sukabumi b. Balai/Balai Besar TN Gunung Gede-Pangrango/Gunung Halimun-Salak c. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu d. Perum Perhutani/ Unit Pengelolaan Hutan Model e. Kantor Pemerintah (Lingkup Planologi Kehutanan, BAKOSURTANAL, LAPAN, Jawatan HIDROGRAFI AL) dan/atau Perguruan Tinggi (IPB dan/atau ITB). Selanjutnya, topik-topik Stadium General merupakan hal penting (aktual dan faktual) yang dinilai dapat menajamkan pencapaian tujuan diklat, diperkirakan -5- tersedia waktu 2 hari atau sebanyak ± 6 topik @ selama 2 jam (120 menit), topiktopik dimaksud dapat meliputi atau dipilih dari tema-tema berikut : a) PNBP Kehutanan, b) Global-warming, c) Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN) d) Penegasan dan pemetaan Batas Perairan, e) Pengetahuan tentang Batas Antar Negara, f) PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Hijau, g) Manfaat Citra Satelit dalam Perencanaan h) Pengetahuan tentang Carbon Trade/CDM/REDD, dan i) Topik terkait Manajemen Hutan Lestari (melalui Pembentukan KPH). Dalam upaya lebih meningkatkan ketajaman beberapa aplikasi yang terdapat pada berbagai instansi terkait dengan pencapaian tujuan diklat MTK-III PLANO, maka akan dilaksanakan Karyawisata ke Fakultas Teknik Geodesi dan Geomatika-ITB di Bandung, dan ke BAKOSURTANAL-Cibinong serta LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)-Jakarta. A. Struktur Kurikulum Diklat Sesuai dengan kompetensi yang diperlukan, maka struktur kurikulum Diklat MTK III-PLANO terdiri atas 2 (dua) kelompok yaitu pembelajaran teori sebanyak 188 jam pelajaran (53 %) dan praktik sebanyak 164 jam pelajaran (47 %). Prinsip pembelajaran pada diklat MTK III-PLANO adalah pembelajaran andragogi. Pembelajaran teori di arahkan pada pemahaman dan kemampuan peserta serta hal-hal yang berkenaan dengan kebijakan, dan pelaksanaannya diperkaya dengan diskusi, studi kasus (classroom-exercise) terhadap hal-hal penting (actual and factual) yang dinilai sangat dibutuhkan oleh peserta diklat guna lebih menajamkan pencapaian tujuan diklat. -6- Untuk memberi kesempatan peserta diklat agar selalu mengikuti perkembangan dan inovasi yang tiada henti sebagai penyiap prakondisi pengelolaan hutan, maka dalam membangun komitmen dan guna lebih mempersiapkan diri peserta diklat, maka topik-topik Stadium General dipilih hal penting yang aktual dan faktual, diperkirakan tersedia waktu 2 hari atau sebanyak ± 6 topik @ selama 2 jam (120 menit). Selain itu, untuk lebih memperkaya beberapa aplikasi yang terdapat pada berbagai instansi terkait, maka akan dilaksanakan Karyawisata ke Fakultas Teknik Geodesi dan Geomatika-ITB di Bandung, dan ke BAKOSURTANAL-Cibinong serta LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)-Jakarta. B. Mata Diklat Sesuai dengan struktur kurikulum Diklat MTK III-PLANO di atas, maka dapat diuraikan mata-mata diklatnya adalah sebagai daftar pada Tabel 1 di bawah. Tabel : 1. Daftar Mata Diklat dan Topik-bahasan MTK III – PLANO No. Nama Mata Pelajaran Jumlah JPL 1 2 3 I. TEORI Bina Suasana Pelatihan Kecerdasan Spiritual Kebijakan Pembangunan Kehutanan Manajemen Sistim Informasi Kehutanan Peraturan dan Perundang-undangan Kehutanan Manajemen Konflik Perencanaan Makro Kawasan Hutan Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan Inventarisasi Hutan Pemantapan Kawasan Hutan Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi / Peruntukan Kawasan Hutan Hutan 12. Dinamika Tata Ruang Wilayah Hutan 13. Aplikasi SIG 14. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra J u m l a h J a m T e o r i (JPL) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. -7- 6 8 8 12 8 16 12 10 20 20 24 10 24 10 188 No. Nama Mata Pelajaran Jumlah JPL 1 2 3 II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. PRAKTIK Manajemen Konflik Perencanaan Makro Kawasan Hutan Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan Inventarisasi Hutan Pemantapan Kawasan Hutan Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi / Peruntukan Kawasan Hutan Hutan Aplikasi SIG Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra Pelaporan, Action-plan dan Seminar J u m l a h J a m P r a k t i k (JPL) Jumlah Total (JPL) 16 16 16 20 20 20 20 16 20 164 352 C. Ringkasan Materi 1. Pembelajaran Teori : a. Bina suasana pelatihan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta mampu : - Saling mengenal, komunikasi, berjejaring dengan baik, lancar dan membangun komunitas pembelajar yang mantap. - Memiliki senangat dan motivasi (etos kerja) untuk berlatih dan bekerjasama - Memiliki pemahaman baik terhadap suasana lingkungan kampus. b. Kecerdasan Spiritual Setelah mengikuti pelajaran ini peserta diharapkan mampu: - Merefleksi diri - Menjelaskan pengertian IQ, EQ, dan SQ - Memahami arti manusia dimensional - Menjelaskan mengenai situasi bermakna yang dapat mengubah jalan hidup manusia - Menjelaskan tingkatan kecerdasan spiritual – religius - Menjelaskan 9 nilai dasar pelaksanaan tugas Rimbawan -8- c. Kebijakan Pembangunan Kehutanan Setelah selesai mengikuti mata pelajaran ini peserta dapat : - Mengetahui tentang arah pembangunan Kehutanan - Memahami kebijakan prioritas, pemantapan kawasan hutan dan fokus pembangunan bidang Planologi Kehutanan d. Manajemen Sistim Informasi Kehutanan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Mengetahui Desain infrastruktur Sistim Informasi Kehutanan - Memahami Standar operating procedure Sistim Informasi Kehutanan dan pengelolaan jaringan - Memahami Jaringan Data Spasial Nasional, Simpul, Unit kliring, metadata dan pertukaran data. - Mengetahui model-model data dan statistika kehutanan - Menjelaskan e-government dan pentingnya teknologi informasi e. Peraturan dan Perundang-undangan Kehutanan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : Menjelaskan peraturan dan perundang-undangan yang terkait tata ruang wilayah, keagrariaan, tata guna hutan dan mantapnya kawasan hutan, serta kerjasama antar lembaga f. Manajemen Konflik Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Faham kasus konflik batas dan kawasan hutan di berbagai lokasi - Sosiologi Pedesaan terkait prakondisi, pengelolaan hutan - Memahami Adat dan Kebudayaan berbagai suku di Indonesia - Faham masyarakat & pembangunan - Memahami tentang Problem Solving g. Perencanaan Makro Kawasan Hutan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : -9- - Faham tentang penyiapan kebijakan, standarisasi, pembimbingan dan evaluasi perencanaan kawasan hutan - Memahami perencanaan makro kawasan hutan, penataan ruang dan dinamika ruang wilayah hutan - Memahami tentang data dan informasi statistik kehutanan dan jejaring komunikasi data dan informasi kehutanan, serta konsep, metodologi & urgensi PDRB Hijau h. Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Mengetahui sajian NSDH dan analisanya - Memahami sajian Global Forest Assessment - Menjelaskan analisa potensi sumberdaya hutan i. Inventarisasi Hutan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Memahami pentingnya Inventarisasi hutan dan sosial budaya masyarakat; - Melakukan pengembangan teknik inventarisasi hutan dan sosial budaya dan statistika terapan; - Menganalisa dan evaluasi hasil kegiatan inventarisasi hutan - Mengembangan kriteria dan standar, norma , prosedur Inventarisasi hutan dan sosial budaya - Melaksanakan Bimbingan teknis inventarisasi hutan dan sosial budaya j. Pemantapan Kawasan Hutan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Memahami proses pengukuhan (penunjukan sampai dengan penetapan), BATB dan Enclave - Menjelaskan Penataan dan Pemetaan Kawasan Hutan - Menjelaskan penetapan fungsi dan pembagian fungsi Hutan - 10 - - Mengetahui tata cara pemecahan masalah / konflik kawasan - Menjelaskan Orientasi dan rekonstruksi batas k. Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi / Peruntukan Kawasan Hutan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Menjelaskan perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan - Menjelaskan kajian Pelepasan, tukar menukar, dan relokasi kawasan hutan - Memahami tata penilaian rencana perubahan peruntukan kawasan - Menjelaskan analisa penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan - Memahami data base penggunaan dan pemanfaatan kawasan - Menganalisa penyiapan areal penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan dan data serta peta - Menelaah areal untuk kebijakan penggunaan dan pemanfaatan l. Dinamika Tata Ruang Wilayah Hutan Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Menjelaskan Tata Ruang Wilayah Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota - Menjelaskan Tata Guna Hutan, Tanah, dan Perairan - Menjelaskan pembentukan unit pengelolaan hutan - Memahami laporan hasil analisa pembentukan unit pengelolaan hutan m. Aplikasi SIG Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Menjelaskan tentang Informasi Spasial dan perkembangan pemetaan dijital serta dinamikanya - Menjelaskan Penggunaan GPS Handheld, Navigasi, Mapping dan Geodetic - 11 - - Mengetahui Aplikasi program komputer dari GPS dengan berbagai software - Memahami Pedoman SIG - Mengetahui Analisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil analisis SIG - Mengetahui Perkembangan SIG n. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat : - Menjelaskan tentang Penginderaan jauh, Teknologi Satelit dan citra satelit - Mengetahui Penilaian / analisis penginderaan jauh - Mengetahui perkembangan sistem inderaja 2. Pembelajaran Praktik a. Manajemen Konflik Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: Melakukan Problem Solving kehutanan (terkait pemantapan kawasan hutan) dengan prinsip win-win b. Perencanaan Makro Kawasan Hutan Setelah selesai mengikuti praktik ini peserta dapat : - Menyiapkan kebijakan, standarisasi, bimbingan dan evaluasi perencanaan kawasan hutan - Membuat perencanaan makro kawasan hutan, dan penataan ruang wilayah hutan - Memanfatkan data dan informasi statistik kehutanan dan jejaring komunikasi data dan informasi kehutanan, - Membuat perencanaan berbasis PDRB Hijau - 12 - c. Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: Membuat sajian NSDH dan analisanya d. Inventarisasi Hutan Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: - Melaksanakan Inventarisasi hutan dan sosial budaya - Mengembangkan teknik inventarisasi hutan dan sosial budaya - Menganalisa dan evaluasi hasil kegiatan inventarisasi hutan - Melakukan Bimbingan teknis inventarisasi hutan dan sosial budaya e. Pemantapan Kawasan Hurtan Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: - Melakukan pengukuhan (penunjukan sampai dengan penetapan), - Pembuatan dan rapat Tata Batas - Melaksanakan Orientasi dan rekonstruksi batas f. Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi / Peruntukan Kawasan Hutan Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: - Melakukan kajian Pelepasan, tukar menukar, dan relokasi kawasan hutan - Menilai rencana perubahan peruntukan kawasan - Menganalisa penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan - Menganalisa penyiapan areal penggunaan dan pemanfaatan kawasan dan data serta peta - Menelaah areal untuk kebijakan penggunaan dan pemanfaatan g. Aplikasi SIG Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: - Menganalisa Informasi Spasial - 13 - - Melakukan Analisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil analisis SIG - Melakukan Perpetaan secara dijital - Menggunakan GPS dan aplikasi program komputer dari GPS dengan berbagai software h. Penginderaan Jauh, dan Interpretasi Citra Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: - Melaksanakan uji coba penafsiran Penginderaan jauh, dan citra satelit - Menilai analisis penginderaan jauh i. Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) dan Seminar Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat: - Membuat / menyusun rencana tindak yang akan dilaksanakan di tempat kerja - Melaksanakan seminar dan presentasi serta diskusi - Melakukan perbaikan laporan - 14 - Bab III PESERTA DAN TENAGA KEDIKLATAN A. Persyaratan Peserta 1. Latar Belakang Peserta PNS yang sedang menduduki jabatan strukrulal Eselon IV potensial dan/atau yang telah menduduki Eselon III yang menangani bidang penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan baik di pusat, di daerah, maupun di Unit-unit Pelaksana Teknis, dan/atau pada dinas-dinas yang mengurusi perencanaan kehutanan di Provinsi, Kabupaten/Kota, serta pejabat fungsional setara dan terpilih. 2. Aspek Fisik, Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Lain-lain a) Berbadan sehat baik jasmani dan rohani; b) Mempunyai prestasi yang baik dalam pelaksanaan tugas; c) Mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas dan organisasi; d) Pangkat minimal Penata (Golongan/ruang = III/c); e) Pendidikan minimal S1/D-IV atau yang dinilai dapat disetarakan dengan itu; f) Bidang tugasnya erat dengan penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan baik di pusat, di daerah, maupun di Unit-unit Pelaksana Teknis, dan/atau pada dinas-dinas yang mengurusi perencanaan kehutanan di Provinsi, Kabupaten/Kota, serta pejabat fungsional setara dan terpilih g) Diutamakan telah pernah mengikuti Diklat Manajemen Teknis Kehutanan Tingkat IV Planologi (MTK IV-PLANO). h) Keikutsertaan tenaga di atas dalam mengikuti Diklat MTK III-PLANO merupakan persyaratan teknis sebagaimana dalam Peraturan - 15 - Menteri Kehutanan Nomor : P.2/Menhut-II/2009 tentang Pola Diklat PNS Dephut. i) Mendapat Surat penugasan dari Pimpinan Instansi asal peserta. j) Belum pernah mengikuti diklat sejenis. B. Jumlah Peserta Jumlah peserta Diklat MTK III-PLANO dipandang tepat dan baik adalah 20 orang peserta setiap kelasnya. Hal ini sesuai dengan pendekatan partisipasi andragogi dan mempertimbangkan dukungan peralatan dan bahan, serta rentang kendali fasilitator dalam pembimbingan dan pengawasan praktik baik di kelas, laboratorium, studio maupun di lapangan. C. Persyaratan Tenaga Kediklatan / Widyaiswara 1. Tenaga Kediklatan, dan Pengelola Program Diklat Widyaiswara; dan Tenaga Kediklatan Lainnya. Sebelum menguraikan asal, persyaratan, kompetensi dan penugasan, perlu ditekankan di sini bahwa tugas dan fungsi “Penanggung jawab pengelola program Diklat” (Peraturan Ketua LAN No.1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya) pada penyelenggaraan diklat adalah Widyaiswara. Yang dimaksud penanggung jawab pengelola program Diklat adalah koordinator yang bertanggung jawab atas terlaksananya suatu Diklat (tujuan pada kurikulum diklat) secara efektif dan efisien agar sesuai dengan tujuan dan sasaran Diklat yang telah ditetapkan. a. Asal Tenaga Pengajar : - Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan - Pejabat struktural Departemen Kehutanan - Perguruan Tinggi. - 16 - - BAKOSURTANAL, LAPAN, Perhubungan Laut, Jawatan HidroOceanografi TNI-AL, Instansi/lembaga lain yang relevan (LSM, Vendor peralatan Survey, dll.), dan lainnya yang dibutuhkan. b. Persyaratan Pengajar : - menguasai materi yang diajarkan baik teori maupun praktik. - memiliki pengalaman yang cukup di bidang yang diajarkan. - memiliki pengalaman dan tanggung jawab mengkoordinasikan praktik. - menguasai dan mampu menerapkan metodologi pembelajaran orang dewasa/metoda pembelajaran partisipatif. - mampu menilai hasil belajar peserta. c. Persyaratan Penceramah, adalah seorang ahli/pakar pada bidangnya (substansi materi yang diceramahkan). 2. Persyaratan Tenaga Kediklatan a. Berpendidikan minimal S1 atau yang setara; b. Bepengalaman mengajar/menguasai materi yang diajarkan; c. Sudah mengikuti Training of Trainers (ToT) berkaitan dengan Diklat/materi yang akan diajarkan; 3. Kompetensi a. Menguasai materi yang akan diajarkan; b. Terampil mengajar secara efektif dan efisien; c. Mampu menggunakan metode dengan media yang relevan dengan tujuan umum dan tujuan khusus sesuai dengan mata diklat. 4. Penugasan Widyaiswara/Tenaga Kediklatan Lainnya yang bertugas dalam Diklat MTK III PLANO yang diselenggarakan oleh lembaga Diklat pemerintah yang terakreditasi harus mendapat surat tugas mengajar dari pejabat yang berwenang dan diwajibkan untuk : - 17 - a. Melaporkan perkembangan proses belajar mengajar pada waktu-waktu tertentu dan pada setiap akhir penugasan; b. Memberi masukan baik diminta atau tidak diminta kepada penyelenggara program berkaitan dengan hal-hal yang perlu mendapat perhatian untuk perbaikan pada program Diklat berikutnya. - 18 - Bab IV METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT A. Metode Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai program Diklat MTK III-PLANO, maka metode Diklat yang paling sesuai dengan proses belajar mengajar adalah andragogi. Dalam hal ini peserta Diklat lebih dipacu untuk berpartisipasi aktif dengan saling asuh di antara peserta. Dalam persiapan pendekatan andragogi perlu dipahami hal-hal sebagai berikut : Pertama, para peserta sebagai orang dewasa ingin diperlakukan sebagai orang dewasa; Kedua, peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar, sehingga memberi kesempatan kepada para peserta untuk mengembangkan pikiran dan pengalamannya serta menunjukkan kemampuan menganalisis masalah; Ketiga, pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pendekatan tersebut di atas maka metode dominan/yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran Diklat MTK III-PLANO adalah sebagai berikut : 1. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab, diskusi kasus lapangan, dan latihan (classroom exersice) dengan komposisi teoretik dan praktical yang berimbang. 2. Pendalaman materi, peserta Diklat diberi latihan berkelompok untuk saling bekerjasama dan berkomunikasi secara aktif dalam berfikir, mengidentifikasi membahas dan memecahkan masalah yang menjadi topik atau tema pembahasan. 3. Studi Banding/Benchmarking; 4. Proses belajar menggunakan metode Team Teaching. - 19 - 5. Stadium General (ceramah-ceramah umum) terhadap tema-tema spesifik, aktual, faktual, dan menjadi issue regional-international.. B. Sarana / Prasarana Diklat 1. Sarana Sarana Diklat yang dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat MTK IIIPLANO antara lain adalah : 1. Papan Tulis/White Board; 2. Flip Chart; 3. Overhead projector; 4. Sound System; 5. Modul; 6. Multimedia, komputer dan LCD; 7. Software-software GIS; 8. GPS Hand-held, navigasi, dan Geodetic; 9. Peralatan serta bahan survei kehutanan (inventory and mapping). 2. Prasarana Prasarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Diklat MOT antara lain adalah : 1. Ruang kelas; 2. Ruang diskusi; 3. Ruang kantor; 4. Ruang kebugaran/ESQ-room; 5. Asrama bagi peserta; 6. Perpustakaan; 7. Laboratorium/studio GIS; 8. Ruang makan; 8. Fasilitas olahraga; 9. Unit kesehatan; 10. Tempat ibadah. - 20 - Bab V PENYELENGGARAAN A. Penyelenggaraan Penyelenggaraan Diklat MTK III-PLANO dapat dilaksanakan oleh : 1. Pusat Diklat Kehutanan, dan jika dipandang memadai dapat pula dikembangkan sampai dengan ke Balai-Balai Diklat Kehutanan yang dinilai mampu sebagaimana peraturan-perundangan yang ada, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 194/XIII/10/06/2001 tentang Pedoman Akreditasi dan Sertifikasi Lembaga Diklat Pegawai Negeri Sipil. 2. Kerjasama penyelenggaraan dengan instansi pemerintah lainnya, dalam hal ini dikoordinasikan, didampingi dan bekerjasama dengan Pusat Diklat Kehutanan. B. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan Diklat MTK III-PLANO diberikan selama 352 jam pelajaran @ 45 menit/jam pelajaran, hal ini setara dengan 50 hari efektif, yang secara rinci terdiri dari 188 Jpl teori dan 164 Jpl praktik. Yang mesti diperhatikan juga adalah, adanya penambahan penguatan substansi diklat dengan 6 kali ceramah umum serta Karyawisata selama 2 hari (two days trip). Penambahan ceramah umum dan karyawisata diatur penjadualannya dengan baik, karena sekaligus diharapkan dapat bermanfaat sebagai variasi agenda yang lebih memotivasi dan lebih menyemangati pelaksanaan diklat. - 21 - Bab VI EVALUASI Evaluasi terhadap program Diklat MTK III-PLANO dilakukan melalui penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara, Widyaiswara/fasilitator dan penilaian pasca Diklat. A. Evaluasi Peserta Evaluasi peserta dilakukan melalui tes uraian (essai) dengan berbasiskan kasus-kasus, dalam hal ini untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan serta kesanggupan peserta diklat, khususnya/terutama dalam substansisubstansi pada 10 (sepuluh) mata diklat; a. Manajemen Sistim Informasi Kehutanan, b. Manajemen Konflik, c. Perencanaan Makro Kawasan Hutan, d. Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan, e. Inventarisasi Hutan, f. Pemantapan Kawasan Hutan, g. Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi / Peruntukan Kawasan Hutan Hutan, h. Dinamika Tata Ruang Wilayah Hutan, i. Aplikasi SIG, dan j. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Hal ini sebagaimana tujuan pencapaian kompetensi pada Bab I, yaitu hal-hal menyangkut kemampuan/kompetensi sebagai berikut : 1) Mampu memanfaatkan Standar operating prosedure Sistim Informasi Kehutanan, Jaringan Data Spasial Nasional, Simpul, Unit kliring, metadata dan pertukaran data;. 2) Mampu menjelaskan e-government dan pentingnya teknologi informasi di kehutanan; 3) Dapat menerapkan pemecahan kasus konflik batas dan kawasan hutan di berbagai lokasi di Indonesia; 4) Dapat melaksanakan penyiapan kebijakan, standarisasi, pembimbingan dan evaluasi perencanaan kawasan hutan makro, penataan ruang dan dinamika ruang wilayah hutan, serta konsep dan urgensi PDRB Hijau - 22 - 5) Mampu melaksanakan penyajian NSDH dan analisa potensi (valuasi) sumberdaya hutan. 6) Dapat melakukan evaluasi dan pengembangan teknik inventarisasi sumberdaya hutan dan sosial budaya masyarakat di sekitar hutan;. 7) Dapat melakukan proses pengukuhan (penunjukan sampai dengan penetapan) kawasan hutan, dan Orientasi batas dalam rangka rekonstruksi batas kawasan hutan; 8) Mampu menelaah perubahan fungsi, peruntukan, kajian terhadap pelepasan, tukar menukar, dan relokasi kawasan hutan; 9) Dapat menjelaskan dinamika Tata Ruang Wilayah Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota; 10) Dapat menjelaskan Tata Guna Hutan, Tanah, dan kawasan konservasi Perairan, serta pembentukan dan analisa unit pengelolaan hutan; 11) Dapat menggunakan GPS Handheld, Navigasi, Mapping dan Geodetic terkait program komputer dengan berbagai software; 12) Dapat menganalisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil analisis SIG beserta perkembangannya; 13) Mampu menerapkan teknik analisis Penginderaan jauh, Teknologi Satelit dan citra satelit beserta perkembangannya. Perhitungan evaluasi terhadap kemampuan, sikap dan kedisiplinan peserta melalui pengolahan dan perhitungan yang akhirnya akan diperoleh Jumlah Nilai Mutu (JNM) masing-masing peserta sehingga dapat diketahui lulus tidaknya beserta peringkatnya. Ada 3 komponen kegiatan, yaitu : a. Komponen Akademis, terdiri dari : - Pelajaran Teori - Pelajaran Praktik - 23 - b. Komponen Partisipasi, yang terdiri : - Kerjasama - Kepemimpinan dan tanggung-jawab - Disiplin - Prakarsa c. Komponen Presensi Nilai presensi diperoleh dari kehadiran peserta dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler. Pada dasarnya setiap peserta minimal harus menghadiri 90 % program kegiatan yang telah disusun. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 3 (tiga) komponen di atas selanjutnya dilakukan perhitungan dan pengolahan kelulusan peserta diklat. Kelulusan peserta ditentukan berdasarkan perolehan JNM yang merupakan gabungan dari nilai komponen presensi dan akademis dengan perbandingan sebagaimana pada Tabel : 2 dan 3 di bawah. Tabel : 2. Komponen dan bobot evaluasi prestasi belajar dan kelulusan peserta diklat. Nomor Komponen Bobot (%) 1 Akademis 60 2 Partisipasi 35 3 Presensi 5 100 Jumlah Tabel : 3. Penilai dan bobot penilaian komponen partisipasi peserta diklat. Nomor Penilai Bobot (%) 1 Antar Peserta Diklat 40 2 Pengajar 30 3 Panitia Pelaksana Diklat 30 100 Jumlah - 24 - Sedangkan kriteria kelulusan ditentukan berdasarkan JNM adalah yang diperoleh sebagaimana pada Tabel : 4 di bawah. Tabel : 4. Kriteria / Predikat kelulusan peserta diklat. Jumlah Nilai Mutu (JNM) Kriteria/Predikat ≥ 89 Sangat memuaskan 78.00 – 88.99 Memuaskan 67.00 – 77.99 Baik 60.00 – 66.99 Cukup < 60.00 Tidak lulus* * Keterangan : bagi yang tidak lulus, hanya diberikan surat keterangan mengikuti diklat atau tidak dapat diberikan sertifikat kelulusan (STTPP = Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan). B. Evaluasi Widyaiswara Aspek yang dinilai dari Widyaiswara/fasilitator adalah sebagai berikut : 1) Pencapaian Tujuan Pembelajaran; 2) Sistematika Penyajian; 3) Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program Diklat; 4) Ketepatan waktu dan kehadiran; 5) Penggunaan metode dan sarana Diklat; 6) Sikap dan perilaku; 7) Cara menjawab pertanyaan dari peserta; 8) Penggunaan bahasa; 9) Pemberian motivasi kepada peserta; 10) Penguasaan materi; 11) Kerapihan berpakaian; 12) Kerjasama antar Widyaiswara (khususnya dalam team-teaching). Penilaian terhadap Widyaiswara/fasilitator dilakukan oleh peserta dan penyelenggara. Hasilnya diolah dan disampaikan oleh penyelenggara kepada setiap Widyaiswara/fasilitator sebagai masukan bagi yang bersangkutan - 25 - untuk peningkatan kualitas masing-masing Widyaiswara/fasilitator pada waktu berikutnya dan/atau pada masa Diklat yang akan datang. C. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Aspek yang dinilai terhadap kinerja Penyelenggara antara lain sebagai berikut : 1. Efektivitas penyelenggaraan; 2. Kesiapan dan ketersediaan sarana Diklat; 3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana; 4. Kebersihan kelas, laboratorium, asrama, ruang makan, dan toilet; 5. Ketersediaan dan kelengkapan bahan Diklat; 6. Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan, dan ibadah; 7. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara; 8. Administrasi Diklat yang meliputi : a) Sejauh mana penatausahaan Diklat telah dilaksanakan dengan baik; b) Tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan Diklat dalam file yang baik serta mudah ditemukan waktu dibutuhkan. Penilaian terhadap kinerja Penyelenggara dilakukan oleh Widyaiswara/fasilitator dan peserta. Hasil penilaian diolah dan disimpulkan oleh Penyelenggara sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program Diklat yang sedang berjalan dan yang akan datang, serta sebagai bahan yang dapat menguatkan penilaian institusi/lembaga Diklat. D. Evaluasi Pasca Diklat 1. Setelah penyelenggaraan Diklat berakhir dilakukan evaluasi pasca Diklat khususnya terhadap aspek-aspek : a) Kemampuan dan pendayagunaan alumni; b) Sejauhmana para alumni mampe menerapkan pengetahuan dan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dalam tugas yang dibebankannya; - 26 - c) Sejauhmana para alumni didayagunakan potensinya. 2. Evaluasi tersebut di atas dilakukan paling cepat 6 bulan setelah peserta selesai mengikuti diklat dan kembali bekerja di tempat tugasnya, dan pelaksana evaluasi pasca diklat adalah oleh penyelenggara Diklat (Widyaiswara/fasilitator) bekerja sama dengan unit yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian. 3. Hasil evaluasi tersebut di atas disampaikan oleh penyelenggara kepada : a) Pimpinan instansi peserta; b) Instansi Pembina; c) Instansi Pengendali. d) Instansi Pembina Diklat melakukan evaluasi secara periodik, dan menyeluruh terhadap efektivitas program dan penyelenggaraan Diklat. - 27 - Bab VII SERTIFIKASI Kepada peserta Diklat yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik dinyatakan lulus, diberikan sertifikat (STTPP = Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan) yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Diklat Kehutanan. Sertifikat dengan kode registrasi ditandatangani oleh Kepala Pusat Diklat Kehutanan. Lembaga Penyelenggara Diklat/penanggung jawab program menyampaikan daftar dan para peserta kepada Pusat Diklat Kehutanan selambat-lambatnya hari ke-lima setelah pembukaan diklat. - 28 - Bab VIII PENUTUP 1. Pedoman ini merupakan panduan bagi Penyelenggara Diklat MTK III PLANO yang dalam hal ini ádalah Pusat Diklat Kehutanan, dan/atau BalaiBalai Diklat Kehutanan untuk menyelenggarakan Diklat. 2. Pedoman sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, apabila dipandang perlu akan diadakan penyempurnaan secara berkala. 3. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan tersendiri. Ditetapkan di : Pada tanggal : Bogor Desember 2009 KEPALA PUSAT, Ir. Helmi Basalamah, MM. NIP : 19611119 198802 1 001 - 29 -