Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) planologi kehutanan
merupakan bagian penting terhadap pencapaian keberhasilan pembangunan
bidang kehutanan dan berhasilnya pembangunan kehutanan dapat menjadi
indikator keberhasilan pembangunan nasional. Oleh karena itu bekal bagi
para calon pejabat, khususnya pada level eselon III yang bekerja pada
bidang penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan dipandang penting
dan sangat strategis.
Pemberian bekal melalui diklat ”Manajemen Teknis Kehutanan Tingkat III
Planologi (MTK III-PLANO)” tersebut akan menjadikan platform yang sama,
paling tidak akan dapat menyamakan persepsi yang diarahkan agar benarbenar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, trampil, kreatif, disiplin
dan profesional. Sehingga diklat MTK III-PLANO akan menghasilkan SDM
yang siap menjalankan tugas dan fungsinya, serta memiliki kemantapan
semangat korsa yang kuat, dan mampu memanfaatkan, mengembangkan
dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu
pelaksanaan pembangunan keplanologian kehutanan.
Uraian di atas pada dasarnya sesuai dengan makna di dalam PP Nomor 100
Tahun 2000, bahwa jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS
dalam rangka memimpin suatu organisasi negara. Selanjutnya, seperti halnya
dengan PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan PNS, antara lain disebutkan ”Diklat Teknis dilaksanakan untuk
mencapai
persyaratan
pelaksanaan tugas PNS”.
Kompetensi
Teknis
yang
diperlukan
untuk
Hal inilah yang di dalam Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor : P.76/Menhut-II/2006 tentang Pola Karir PNS Dephut dan
-1-
Nomor : P.2/Menhut-II/2009 tentang Pola Diklat PNS Dephut dibahas lebih
mendalam, diantaranya dijelaskan “untuk diangkat dalam jabatan, khususnya
jabatan Struktural (Eselon IV sampai dengan Eselon II), diutamakan telah
lulus Diklat Teknis yang ditetapkan oleh masing-masing Eselon I sesuai
bidang jabatan”.
Sehubungan dengan hal tersebut penyelenggaraan diklat MTK III-PLANO
harus benar-benar ditangani secara sungguh-sungguh dan profesional.
Terlaksananya diklat yang sebaik-baiknya, berdasarkan
Kurikulum diklat
pada Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : SK.154/Dik-2/2008
tanggal 1 Desember 2008, memerlukan sarana-prasarana yang memadai,
fasilitator/Widyaiswara yang profesional, dan panitia pelaksana yang
kompeten.
Untuk
itu
Pusat
Diklat
Kehutanan
memandang
penting
mempersiapkannya dengan menetapkan Pedoman Penyelenggaraan diklat
MTK-III PLANO.
B. Tujuan Penyusunan Pedoman
Tujuan penyusunan Pedoman Penyelenggaraan diklat MTK-III PLANO ini
kiranya menjadi acuan utama bagi pelaksana diklat, fasilitator/Widyaiswara,
dan para pihak terkait dalam mendukung suksesnya penyelenggaraan diklat
yang baik dan berkualitas berdarkan Kurikulum diklat sebagaimana
Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan Nomor : SK.154/Dik-2/2008
tanggal 1 Desember 2008.
C. Tujuan Diklat
1. Umum :
Tujuan diklat MTK III-PLANO adalah untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan, dan dasar-dasar perilaku manajemen teknis di bidang
penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan bagi para calon pejabat
yang dipersiapkan untuk menduduki posisi jabatan Eselon III lingkup
planologi kehutanan.
-2-
2. Khusus :
Di dalam hal kompetensi yang akan dicapai, mulai dari pemahaman
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dan harus dimiliki adalah :
a) Mengefektifkan jejaring komunitas pembelajar dengan semangat dan
motivasi (etos kerja) bekerjasama.
b) Memahami makna hidup dan kehidupan manusia sebagai nilai dasar
pelaksanaan tugas.
c) Menjelaskan arah pembangunan prioritas Kehutanan dan fokus-fokus
pembangunan bidang Planologi Kehutanan.
d) Mampu memanfaatkan Standar operating procedure Sistim Informasi
Kehutanan, Jaringan Data Spasial Nasional, Simpul, Unit kliring,
metadata dan pertukaran data.
e) Menjelaskan e-government dan pentingnya teknologi informasi
f) Menjelaskan
peraturan
perundang-undangan
terkait
tata
ruang
wilayah, keagrariaan, tata guna hutan dan kawasan hutan.
g) Menerapkan pemecahan kasus konflik batas dan kawasan hutan di
berbagai lokasi.
h) Melaksanakan penyiapan kebijakan, standarisasi, pembimbingan dan
evaluasi perencanaan kawasan hutan
makro, penataan ruang dan
dinamika ruang wilayah hutan, serta konsep dan urgensi PDRB Hijau
i) Melaksanakan penyajian NSDH
dan analisa potensi (valuasi)
sumberdaya hutan.
j) Melakukan evaluasi dan pengembangan teknik inventarisasi hutan dan
sosial budaya masyarakat.
k) Melakukan
proses
pengukuhan
(penunjukan
sampai
dengan
penetapan) kawasan hutan, dan Orientasi serta rekonstruksi
l) Menelaah perubahan fungsi, peruntukan, kajian Pelepasan, tukar
menukar, dan relokasi kawasan hutan
m) Menjelaskan
Tata
Ruang
Wilayah
Kabupaten/Kota
-3-
Nasional,
Propinsi
dan
n) Menjelaskan Tata Guna Hutan, Tanah,
dan Perairan, serta
pembentukan dan analisa unit pengelolaan hutan
o) Menggunakan GPS Handheld, Navigasi, Mapping dan Geodetic terkait
program komputer dengan berbagai software
p) Menganalisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil analisis
SIG beserta perkembangannya
q) Menerapkan teknik analisis Penginderaan jauh, Teknologi Satelit dan
citra satelit beserta perkembangannya
-4-
Bab II
STRUKTUR KURIKULUM, MATA DIKLAT DAN
RINGKASAN MATERI
Penyelenggaraan
Diklat
MTK
III-PLANO
tujuannya
adalah
memberikan
pengetahuan, ketrampilan, dan dasar-dasar perilaku manajemen teknis di bidang
penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan bagi para calon pejabat yang
dipersiapkan untuk menduduki posisi jabatan Eselon III lingkup planologi
kehutanan.
Diklat dilaksanakan selama 352 jam pelajaran (JPL) @ 45 menit atau setara
dengan 50 hari efektif, terdiri dari 188 Jpl teori dan 164 Jpl praktik. Di samping
itu di dalamnya termasuk 6 kali ceramah umum (Stadium General) dan
Karyawisata selama 2 hari.
Pemberian teori dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, sedangkan
untuk
kegiatan praktik (baik classroom-excersice, studi kasus, maupun laboratorium /
studio / lapangan) dilakukan di Pusat Diklat Kehutanan serta di tempat-tempat
lain yang memenuhi persyaratan, antara lain :
a. Hutan Pendidikan Gunung Walat-Sukabumi
b. Balai/Balai Besar TN Gunung Gede-Pangrango/Gunung Halimun-Salak
c. Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu
d. Perum Perhutani/ Unit Pengelolaan Hutan Model
e. Kantor Pemerintah (Lingkup Planologi Kehutanan, BAKOSURTANAL,
LAPAN, Jawatan HIDROGRAFI AL) dan/atau Perguruan Tinggi (IPB dan/atau
ITB).
Selanjutnya, topik-topik Stadium General merupakan hal penting (aktual dan
faktual) yang dinilai dapat menajamkan pencapaian tujuan diklat, diperkirakan
-5-
tersedia waktu 2 hari atau sebanyak ± 6 topik @ selama 2 jam (120 menit), topiktopik dimaksud dapat meliputi atau dipilih dari tema-tema berikut :
a) PNBP Kehutanan,
b) Global-warming,
c) Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN)
d) Penegasan dan pemetaan Batas Perairan,
e) Pengetahuan tentang Batas Antar Negara,
f) PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Hijau,
g) Manfaat Citra Satelit dalam Perencanaan
h) Pengetahuan tentang Carbon Trade/CDM/REDD, dan
i) Topik terkait Manajemen Hutan Lestari (melalui Pembentukan KPH).
Dalam upaya lebih meningkatkan ketajaman beberapa aplikasi yang terdapat
pada berbagai instansi terkait dengan pencapaian tujuan diklat MTK-III PLANO,
maka akan dilaksanakan Karyawisata ke Fakultas Teknik Geodesi dan
Geomatika-ITB di Bandung, dan ke BAKOSURTANAL-Cibinong serta LAPAN
(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)-Jakarta.
A. Struktur Kurikulum Diklat
Sesuai dengan kompetensi yang diperlukan, maka struktur kurikulum Diklat
MTK III-PLANO terdiri atas 2 (dua) kelompok yaitu pembelajaran teori
sebanyak 188 jam pelajaran (53 %) dan praktik sebanyak 164 jam pelajaran
(47 %).
Prinsip pembelajaran pada diklat MTK III-PLANO adalah pembelajaran
andragogi.
Pembelajaran teori di arahkan pada pemahaman dan
kemampuan peserta serta hal-hal yang berkenaan dengan kebijakan, dan
pelaksanaannya diperkaya dengan diskusi, studi kasus (classroom-exercise)
terhadap hal-hal penting (actual and factual) yang dinilai sangat dibutuhkan
oleh peserta diklat guna lebih menajamkan pencapaian tujuan diklat.
-6-
Untuk
memberi
kesempatan
peserta
diklat
agar
selalu
mengikuti
perkembangan dan inovasi yang tiada henti sebagai penyiap prakondisi
pengelolaan hutan, maka
dalam membangun komitmen dan guna lebih
mempersiapkan diri peserta diklat, maka topik-topik Stadium General dipilih
hal penting yang aktual dan faktual, diperkirakan tersedia waktu 2 hari atau
sebanyak ± 6 topik @ selama 2 jam (120 menit). Selain itu, untuk lebih
memperkaya beberapa aplikasi yang terdapat pada berbagai instansi terkait,
maka akan dilaksanakan Karyawisata ke Fakultas Teknik Geodesi dan
Geomatika-ITB di Bandung, dan ke BAKOSURTANAL-Cibinong serta LAPAN
(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)-Jakarta.
B. Mata Diklat
Sesuai dengan struktur kurikulum Diklat MTK III-PLANO di atas, maka dapat
diuraikan mata-mata diklatnya adalah sebagai daftar pada Tabel 1 di bawah.
Tabel : 1. Daftar Mata Diklat dan Topik-bahasan MTK III – PLANO
No.
Nama Mata Pelajaran
Jumlah
JPL
1
2
3
I.
TEORI
Bina Suasana Pelatihan
Kecerdasan Spiritual
Kebijakan Pembangunan Kehutanan
Manajemen Sistim Informasi Kehutanan
Peraturan dan Perundang-undangan Kehutanan
Manajemen Konflik
Perencanaan Makro Kawasan Hutan
Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan
Inventarisasi Hutan
Pemantapan Kawasan Hutan
Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi /
Peruntukan Kawasan Hutan Hutan
12. Dinamika Tata Ruang Wilayah Hutan
13. Aplikasi SIG
14. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra
J u m l a h J a m T e o r i (JPL)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
-7-
6
8
8
12
8
16
12
10
20
20
24
10
24
10
188
No.
Nama Mata Pelajaran
Jumlah
JPL
1
2
3
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PRAKTIK
Manajemen Konflik
Perencanaan Makro Kawasan Hutan
Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan
Inventarisasi Hutan
Pemantapan Kawasan Hutan
Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi /
Peruntukan Kawasan Hutan Hutan
Aplikasi SIG
Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra
Pelaporan, Action-plan dan Seminar
J u m l a h J a m P r a k t i k (JPL)
Jumlah Total (JPL)
16
16
16
20
20
20
20
16
20
164
352
C. Ringkasan Materi
1. Pembelajaran Teori :
a. Bina suasana pelatihan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta mampu :
- Saling mengenal, komunikasi, berjejaring dengan baik, lancar dan
membangun komunitas pembelajar yang mantap.
- Memiliki senangat dan motivasi (etos kerja) untuk berlatih dan
bekerjasama
- Memiliki pemahaman baik terhadap suasana lingkungan kampus.
b. Kecerdasan Spiritual
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta diharapkan mampu:
-
Merefleksi diri
-
Menjelaskan pengertian IQ, EQ, dan SQ
-
Memahami arti manusia dimensional
-
Menjelaskan mengenai situasi bermakna yang dapat mengubah jalan
hidup manusia
-
Menjelaskan tingkatan kecerdasan spiritual – religius
-
Menjelaskan 9 nilai dasar pelaksanaan tugas Rimbawan
-8-
c. Kebijakan Pembangunan Kehutanan
Setelah selesai mengikuti mata pelajaran ini peserta dapat :
-
Mengetahui tentang arah pembangunan Kehutanan
-
Memahami kebijakan prioritas, pemantapan kawasan hutan dan fokus
pembangunan bidang Planologi Kehutanan
d. Manajemen Sistim Informasi Kehutanan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Mengetahui Desain infrastruktur Sistim Informasi Kehutanan
-
Memahami Standar operating procedure Sistim Informasi Kehutanan
dan pengelolaan jaringan
-
Memahami Jaringan Data Spasial Nasional, Simpul, Unit kliring,
metadata dan pertukaran data.
-
Mengetahui model-model data dan statistika kehutanan
-
Menjelaskan e-government dan pentingnya teknologi informasi
e. Peraturan dan Perundang-undangan Kehutanan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
Menjelaskan peraturan dan perundang-undangan yang terkait tata ruang
wilayah, keagrariaan, tata guna hutan dan mantapnya kawasan hutan,
serta kerjasama antar lembaga
f. Manajemen Konflik
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Faham kasus konflik batas dan kawasan hutan di berbagai lokasi
-
Sosiologi Pedesaan terkait prakondisi, pengelolaan hutan
-
Memahami Adat dan Kebudayaan berbagai suku di Indonesia
-
Faham masyarakat & pembangunan
-
Memahami tentang Problem Solving
g. Perencanaan Makro Kawasan Hutan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-9-
-
Faham tentang penyiapan kebijakan, standarisasi, pembimbingan dan
evaluasi perencanaan kawasan hutan
-
Memahami perencanaan makro kawasan hutan, penataan ruang dan
dinamika ruang wilayah hutan
-
Memahami tentang data dan informasi statistik kehutanan dan jejaring
komunikasi data dan informasi kehutanan, serta konsep, metodologi &
urgensi PDRB Hijau
h. Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Mengetahui sajian NSDH dan analisanya
-
Memahami sajian Global Forest Assessment
-
Menjelaskan analisa potensi sumberdaya hutan
i. Inventarisasi Hutan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Memahami
pentingnya
Inventarisasi
hutan
dan
sosial
budaya
masyarakat;
-
Melakukan pengembangan teknik inventarisasi hutan dan sosial
budaya dan statistika terapan;
-
Menganalisa dan evaluasi hasil kegiatan inventarisasi hutan
-
Mengembangan kriteria dan standar, norma , prosedur Inventarisasi
hutan dan sosial budaya
-
Melaksanakan Bimbingan teknis inventarisasi hutan dan sosial budaya
j. Pemantapan Kawasan Hutan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Memahami proses pengukuhan (penunjukan sampai dengan
penetapan), BATB dan Enclave
-
Menjelaskan Penataan dan Pemetaan Kawasan Hutan
-
Menjelaskan penetapan fungsi dan pembagian fungsi Hutan
- 10 -
-
Mengetahui tata cara pemecahan masalah / konflik kawasan
-
Menjelaskan Orientasi dan rekonstruksi batas
k. Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi / Peruntukan
Kawasan Hutan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Menjelaskan perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan
-
Menjelaskan kajian Pelepasan, tukar menukar, dan relokasi kawasan
hutan
-
Memahami tata penilaian rencana perubahan peruntukan kawasan
-
Menjelaskan analisa penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan
-
Memahami data base penggunaan dan pemanfaatan kawasan
-
Menganalisa penyiapan areal penggunaan dan pemanfaatan kawasan
hutan dan data serta peta
-
Menelaah areal untuk kebijakan penggunaan dan pemanfaatan
l. Dinamika Tata Ruang Wilayah Hutan
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
- Menjelaskan Tata Ruang Wilayah Nasional, Propinsi dan
Kabupaten/Kota
- Menjelaskan Tata Guna Hutan, Tanah, dan Perairan
- Menjelaskan pembentukan unit pengelolaan hutan
- Memahami laporan hasil analisa pembentukan unit pengelolaan hutan
m. Aplikasi SIG
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Menjelaskan tentang Informasi Spasial dan perkembangan pemetaan
dijital serta dinamikanya
-
Menjelaskan Penggunaan GPS Handheld, Navigasi, Mapping dan
Geodetic
- 11 -
-
Mengetahui Aplikasi program komputer dari GPS dengan berbagai
software
-
Memahami Pedoman SIG
-
Mengetahui Analisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil
analisis SIG
-
Mengetahui Perkembangan SIG
n. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra
Setelah selesai mengikuti pelajaran ini peserta dapat :
-
Menjelaskan tentang Penginderaan jauh, Teknologi Satelit dan citra
satelit
-
Mengetahui Penilaian / analisis penginderaan jauh
-
Mengetahui perkembangan sistem inderaja
2. Pembelajaran Praktik
a. Manajemen Konflik
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
Melakukan Problem Solving kehutanan (terkait pemantapan kawasan
hutan) dengan prinsip win-win
b. Perencanaan Makro Kawasan Hutan
Setelah selesai mengikuti praktik ini peserta dapat :
-
Menyiapkan kebijakan, standarisasi, bimbingan dan evaluasi
perencanaan kawasan hutan
-
Membuat perencanaan makro kawasan hutan, dan penataan ruang
wilayah hutan
-
Memanfatkan data dan informasi statistik kehutanan dan jejaring
komunikasi data dan informasi kehutanan,
-
Membuat perencanaan berbasis PDRB Hijau
- 12 -
c. Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
Membuat sajian NSDH dan analisanya
d. Inventarisasi Hutan
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
-
Melaksanakan Inventarisasi hutan dan sosial budaya
-
Mengembangkan teknik inventarisasi hutan dan sosial budaya
-
Menganalisa dan evaluasi hasil kegiatan inventarisasi hutan
-
Melakukan Bimbingan teknis inventarisasi hutan dan sosial budaya
e. Pemantapan Kawasan Hurtan
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
-
Melakukan pengukuhan (penunjukan sampai dengan penetapan),
-
Pembuatan dan rapat Tata Batas
-
Melaksanakan Orientasi dan rekonstruksi batas
f. Penatagunaan, Penggunaan dan Perubahan Fungsi / Peruntukan
Kawasan Hutan
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
-
Melakukan kajian Pelepasan, tukar menukar, dan relokasi kawasan
hutan
-
Menilai rencana perubahan peruntukan kawasan
-
Menganalisa penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan
-
Menganalisa penyiapan areal penggunaan dan pemanfaatan kawasan
dan data serta peta
-
Menelaah areal untuk kebijakan penggunaan dan pemanfaatan
g. Aplikasi SIG
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
-
Menganalisa Informasi Spasial
- 13 -
-
Melakukan Analisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil
analisis SIG
-
Melakukan Perpetaan secara dijital
-
Menggunakan GPS dan aplikasi program komputer dari GPS dengan
berbagai software
h. Penginderaan Jauh, dan Interpretasi Citra
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
-
Melaksanakan uji coba penafsiran Penginderaan jauh, dan citra satelit
-
Menilai analisis penginderaan jauh
i. Penyusunan Rencana Tindak (Action Plan) dan Seminar
Setelah melaksanakan pelajaran praktik ini maka peserta dapat:
-
Membuat / menyusun rencana tindak yang akan dilaksanakan di tempat
kerja
-
Melaksanakan seminar dan presentasi serta diskusi
-
Melakukan perbaikan laporan
- 14 -
Bab III
PESERTA DAN TENAGA KEDIKLATAN
A. Persyaratan Peserta
1. Latar Belakang Peserta
PNS yang sedang menduduki jabatan strukrulal Eselon IV potensial
dan/atau yang telah menduduki Eselon III yang menangani bidang
penyiapan prakondisi pengelolaan kawasan hutan baik di pusat, di
daerah, maupun di Unit-unit Pelaksana Teknis, dan/atau pada dinas-dinas
yang mengurusi perencanaan kehutanan di Provinsi, Kabupaten/Kota,
serta pejabat fungsional setara dan terpilih.
2. Aspek Fisik, Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Lain-lain
a)
Berbadan sehat baik jasmani dan rohani;
b)
Mempunyai prestasi yang baik dalam pelaksanaan tugas;
c)
Mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas dan
organisasi;
d)
Pangkat minimal Penata (Golongan/ruang = III/c);
e)
Pendidikan minimal S1/D-IV atau yang dinilai dapat disetarakan
dengan itu;
f)
Bidang tugasnya erat dengan penyiapan prakondisi pengelolaan
kawasan hutan baik di pusat, di daerah, maupun di Unit-unit
Pelaksana Teknis, dan/atau pada dinas-dinas yang mengurusi
perencanaan kehutanan di Provinsi, Kabupaten/Kota, serta pejabat
fungsional setara dan terpilih
g)
Diutamakan telah pernah mengikuti Diklat Manajemen Teknis
Kehutanan Tingkat IV Planologi (MTK IV-PLANO).
h)
Keikutsertaan tenaga di atas dalam mengikuti Diklat MTK III-PLANO
merupakan persyaratan teknis sebagaimana dalam Peraturan
- 15 -
Menteri Kehutanan Nomor : P.2/Menhut-II/2009 tentang Pola Diklat
PNS Dephut.
i)
Mendapat Surat penugasan dari Pimpinan Instansi asal peserta.
j)
Belum pernah mengikuti diklat sejenis.
B. Jumlah Peserta
Jumlah peserta Diklat MTK III-PLANO dipandang tepat dan baik adalah 20
orang peserta setiap kelasnya. Hal ini sesuai dengan pendekatan partisipasi
andragogi dan mempertimbangkan dukungan peralatan dan bahan, serta
rentang kendali fasilitator dalam pembimbingan dan pengawasan praktik baik
di kelas, laboratorium, studio maupun di lapangan.
C. Persyaratan Tenaga Kediklatan / Widyaiswara
1. Tenaga Kediklatan, dan Pengelola Program Diklat
ƒ Widyaiswara; dan
ƒ Tenaga Kediklatan Lainnya.
Sebelum menguraikan asal, persyaratan, kompetensi dan penugasan,
perlu ditekankan di sini bahwa tugas dan fungsi “Penanggung jawab
pengelola program Diklat” (Peraturan Ketua LAN No.1 Tahun 2006
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka
Kreditnya) pada penyelenggaraan diklat adalah Widyaiswara. Yang
dimaksud penanggung jawab pengelola program Diklat adalah koordinator
yang bertanggung jawab atas terlaksananya suatu Diklat (tujuan pada
kurikulum diklat) secara efektif dan efisien agar sesuai dengan tujuan dan
sasaran Diklat yang telah ditetapkan.
a. Asal Tenaga Pengajar :
-
Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan
-
Pejabat struktural Departemen Kehutanan
-
Perguruan Tinggi.
- 16 -
-
BAKOSURTANAL, LAPAN, Perhubungan Laut, Jawatan HidroOceanografi TNI-AL, Instansi/lembaga lain yang relevan (LSM,
Vendor peralatan Survey, dll.), dan lainnya yang dibutuhkan.
b. Persyaratan Pengajar :
- menguasai materi yang diajarkan baik teori maupun praktik.
- memiliki pengalaman yang cukup di bidang yang diajarkan.
- memiliki pengalaman dan tanggung jawab mengkoordinasikan
praktik.
- menguasai dan mampu menerapkan metodologi pembelajaran
orang dewasa/metoda pembelajaran partisipatif.
- mampu menilai hasil belajar peserta.
c. Persyaratan Penceramah, adalah seorang ahli/pakar pada bidangnya
(substansi materi yang diceramahkan).
2. Persyaratan Tenaga Kediklatan
a. Berpendidikan minimal S1 atau yang setara;
b. Bepengalaman mengajar/menguasai materi yang diajarkan;
c. Sudah mengikuti Training of Trainers (ToT) berkaitan dengan
Diklat/materi yang akan diajarkan;
3. Kompetensi
a. Menguasai materi yang akan diajarkan;
b. Terampil mengajar secara efektif dan efisien;
c. Mampu menggunakan metode dengan media yang relevan dengan
tujuan umum dan tujuan khusus sesuai dengan mata diklat.
4. Penugasan
Widyaiswara/Tenaga Kediklatan Lainnya yang bertugas dalam Diklat MTK
III PLANO yang diselenggarakan oleh lembaga Diklat pemerintah yang
terakreditasi harus mendapat surat tugas mengajar dari pejabat yang
berwenang dan diwajibkan untuk :
- 17 -
a. Melaporkan perkembangan proses belajar mengajar pada waktu-waktu
tertentu dan pada setiap akhir penugasan;
b. Memberi masukan baik diminta atau tidak diminta kepada
penyelenggara program berkaitan dengan hal-hal yang perlu
mendapat perhatian untuk perbaikan pada program Diklat berikutnya.
- 18 -
Bab IV
METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT
A. Metode
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai program Diklat MTK III-PLANO,
maka metode Diklat yang paling sesuai dengan proses belajar mengajar
adalah andragogi. Dalam hal ini peserta Diklat lebih dipacu untuk
berpartisipasi aktif dengan saling asuh di antara peserta. Dalam persiapan
pendekatan andragogi perlu dipahami hal-hal sebagai berikut :
Pertama, para peserta sebagai orang dewasa ingin diperlakukan sebagai
orang dewasa;
Kedua, peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar, sehingga memberi
kesempatan kepada para peserta untuk mengembangkan pikiran dan
pengalamannya
serta
menunjukkan
kemampuan
menganalisis
masalah;
Ketiga, pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber
kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan pendekatan tersebut di atas maka metode dominan/yang
banyak digunakan dalam proses pembelajaran Diklat MTK III-PLANO adalah
sebagai berikut :
1. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab, diskusi kasus
lapangan, dan latihan (classroom exersice) dengan komposisi teoretik dan
praktical yang berimbang.
2. Pendalaman materi, peserta Diklat diberi latihan berkelompok untuk saling
bekerjasama
dan
berkomunikasi
secara
aktif
dalam
berfikir,
mengidentifikasi membahas dan memecahkan masalah yang menjadi
topik atau tema pembahasan.
3. Studi Banding/Benchmarking;
4. Proses belajar menggunakan metode Team Teaching.
- 19 -
5. Stadium General (ceramah-ceramah umum) terhadap tema-tema spesifik,
aktual, faktual, dan menjadi issue regional-international..
B. Sarana / Prasarana Diklat
1. Sarana
Sarana Diklat yang dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat MTK IIIPLANO antara lain adalah :
1. Papan Tulis/White Board;
2. Flip Chart;
3. Overhead projector;
4. Sound System;
5. Modul;
6. Multimedia, komputer dan LCD;
7. Software-software GIS;
8. GPS Hand-held, navigasi, dan Geodetic;
9. Peralatan serta bahan survei kehutanan (inventory and mapping).
2. Prasarana
Prasarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Diklat MOT antara
lain adalah :
1. Ruang kelas;
2. Ruang diskusi;
3. Ruang kantor;
4. Ruang kebugaran/ESQ-room;
5. Asrama bagi peserta;
6. Perpustakaan;
7. Laboratorium/studio GIS;
8. Ruang makan;
8. Fasilitas olahraga;
9. Unit kesehatan;
10. Tempat ibadah.
- 20 -
Bab V
PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Diklat MTK III-PLANO dapat dilaksanakan oleh :
1.
Pusat Diklat Kehutanan, dan jika dipandang memadai dapat pula
dikembangkan sampai dengan ke Balai-Balai Diklat Kehutanan yang
dinilai mampu sebagaimana peraturan-perundangan yang ada, seperti
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 dan Keputusan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor 194/XIII/10/06/2001 tentang
Pedoman Akreditasi dan Sertifikasi Lembaga Diklat Pegawai Negeri
Sipil.
2.
Kerjasama penyelenggaraan dengan instansi pemerintah lainnya, dalam
hal ini dikoordinasikan, didampingi dan bekerjasama dengan Pusat
Diklat Kehutanan.
B. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Diklat MTK III-PLANO diberikan selama 352 jam
pelajaran @ 45 menit/jam pelajaran, hal ini setara dengan 50 hari efektif,
yang secara rinci terdiri dari 188 Jpl teori dan 164 Jpl praktik. Yang mesti
diperhatikan juga adalah, adanya penambahan penguatan substansi diklat
dengan 6 kali ceramah umum serta Karyawisata selama 2 hari (two days
trip). Penambahan ceramah umum dan karyawisata diatur penjadualannya
dengan baik, karena sekaligus diharapkan dapat bermanfaat sebagai variasi
agenda yang lebih memotivasi dan lebih menyemangati pelaksanaan diklat.
- 21 -
Bab VI
EVALUASI
Evaluasi terhadap program Diklat MTK III-PLANO dilakukan melalui penilaian
terhadap peserta, kinerja penyelenggara, Widyaiswara/fasilitator dan penilaian
pasca Diklat.
A. Evaluasi Peserta
Evaluasi peserta dilakukan melalui tes uraian (essai) dengan berbasiskan
kasus-kasus, dalam hal ini untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan
serta kesanggupan peserta diklat, khususnya/terutama dalam substansisubstansi pada 10 (sepuluh) mata diklat; a. Manajemen Sistim Informasi
Kehutanan, b. Manajemen Konflik, c. Perencanaan Makro Kawasan Hutan, d.
Neraca dan Valuasi Sumberdaya Hutan, e. Inventarisasi Hutan, f.
Pemantapan
Kawasan
Hutan,
g.
Penatagunaan,
Penggunaan
dan
Perubahan Fungsi / Peruntukan Kawasan Hutan Hutan, h. Dinamika Tata
Ruang Wilayah Hutan, i. Aplikasi SIG, dan j. Penginderaan Jauh dan
Interpretasi Citra. Hal ini sebagaimana tujuan pencapaian kompetensi pada
Bab I, yaitu hal-hal menyangkut kemampuan/kompetensi sebagai berikut :
1)
Mampu memanfaatkan Standar operating prosedure Sistim Informasi
Kehutanan, Jaringan Data Spasial Nasional, Simpul, Unit kliring,
metadata dan pertukaran data;.
2)
Mampu menjelaskan e-government dan pentingnya teknologi informasi
di kehutanan;
3)
Dapat menerapkan pemecahan kasus konflik batas dan kawasan
hutan di berbagai lokasi di Indonesia;
4)
Dapat
melaksanakan
penyiapan
kebijakan,
standarisasi,
pembimbingan dan evaluasi perencanaan kawasan hutan
makro,
penataan ruang dan dinamika ruang wilayah hutan, serta konsep dan
urgensi PDRB Hijau
- 22 -
5)
Mampu melaksanakan penyajian NSDH dan analisa potensi (valuasi)
sumberdaya hutan.
6)
Dapat melakukan evaluasi dan pengembangan teknik inventarisasi
sumberdaya hutan dan sosial budaya masyarakat di sekitar hutan;.
7)
Dapat melakukan proses pengukuhan (penunjukan sampai dengan
penetapan) kawasan hutan, dan Orientasi batas dalam rangka
rekonstruksi batas kawasan hutan;
8)
Mampu menelaah perubahan fungsi, peruntukan, kajian terhadap
pelepasan, tukar menukar, dan relokasi kawasan hutan;
9)
Dapat menjelaskan dinamika Tata Ruang Wilayah Nasional, Propinsi
dan Kabupaten/Kota;
10) Dapat menjelaskan Tata Guna Hutan, Tanah,
dan kawasan
konservasi Perairan, serta pembentukan dan analisa unit pengelolaan
hutan;
11) Dapat menggunakan GPS Handheld, Navigasi, Mapping dan Geodetic
terkait program komputer dengan berbagai software;
12) Dapat menganalisa Data dan Informasi Spasial serta koreksi hasil
analisis SIG beserta perkembangannya;
13) Mampu menerapkan teknik analisis Penginderaan jauh, Teknologi
Satelit dan citra satelit beserta perkembangannya.
Perhitungan evaluasi terhadap kemampuan, sikap dan kedisiplinan peserta
melalui pengolahan dan perhitungan yang akhirnya akan diperoleh Jumlah Nilai
Mutu (JNM) masing-masing peserta sehingga dapat diketahui lulus tidaknya
beserta peringkatnya.
Ada 3 komponen kegiatan, yaitu :
a. Komponen Akademis, terdiri dari :
- Pelajaran Teori
- Pelajaran Praktik
- 23 -
b. Komponen Partisipasi, yang terdiri :
- Kerjasama
- Kepemimpinan dan tanggung-jawab
- Disiplin
- Prakarsa
c. Komponen Presensi
Nilai presensi diperoleh dari kehadiran peserta dalam kegiatan kurikuler dan
ekstra kurikuler. Pada dasarnya setiap peserta minimal harus menghadiri 90
% program kegiatan yang telah disusun.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 3 (tiga) komponen di atas selanjutnya
dilakukan perhitungan dan pengolahan kelulusan peserta diklat.
Kelulusan
peserta ditentukan berdasarkan perolehan JNM yang merupakan gabungan dari
nilai komponen presensi dan akademis dengan perbandingan sebagaimana
pada Tabel : 2 dan 3 di bawah.
Tabel : 2. Komponen dan bobot evaluasi prestasi belajar dan kelulusan peserta
diklat.
Nomor
Komponen
Bobot (%)
1
Akademis
60
2
Partisipasi
35
3
Presensi
5
100
Jumlah
Tabel : 3. Penilai dan bobot penilaian komponen partisipasi peserta diklat.
Nomor
Penilai
Bobot (%)
1
Antar Peserta Diklat
40
2
Pengajar
30
3
Panitia Pelaksana Diklat
30
100
Jumlah
- 24 -
Sedangkan kriteria kelulusan ditentukan berdasarkan JNM adalah yang
diperoleh sebagaimana pada Tabel : 4 di bawah.
Tabel : 4. Kriteria / Predikat kelulusan peserta diklat.
Jumlah Nilai Mutu (JNM)
Kriteria/Predikat
≥ 89
Sangat memuaskan
78.00 – 88.99
Memuaskan
67.00 – 77.99
Baik
60.00 – 66.99
Cukup
< 60.00
Tidak lulus*
* Keterangan :
bagi yang tidak lulus, hanya diberikan surat keterangan
mengikuti diklat atau tidak dapat diberikan sertifikat kelulusan
(STTPP = Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan).
B. Evaluasi Widyaiswara
Aspek yang dinilai dari Widyaiswara/fasilitator adalah sebagai berikut :
1) Pencapaian Tujuan Pembelajaran;
2) Sistematika Penyajian;
3) Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program Diklat;
4) Ketepatan waktu dan kehadiran;
5) Penggunaan metode dan sarana Diklat;
6) Sikap dan perilaku;
7) Cara menjawab pertanyaan dari peserta;
8) Penggunaan bahasa;
9) Pemberian motivasi kepada peserta;
10) Penguasaan materi;
11) Kerapihan berpakaian;
12) Kerjasama antar Widyaiswara (khususnya dalam team-teaching).
Penilaian terhadap Widyaiswara/fasilitator dilakukan oleh peserta dan
penyelenggara. Hasilnya diolah dan disampaikan oleh penyelenggara kepada
setiap Widyaiswara/fasilitator sebagai masukan bagi yang bersangkutan
- 25 -
untuk peningkatan kualitas masing-masing Widyaiswara/fasilitator pada
waktu berikutnya dan/atau pada masa Diklat yang akan datang.
C. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Aspek yang dinilai terhadap kinerja Penyelenggara antara lain sebagai
berikut :
1. Efektivitas penyelenggaraan;
2. Kesiapan dan ketersediaan sarana Diklat;
3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana;
4. Kebersihan kelas, laboratorium, asrama, ruang makan, dan toilet;
5. Ketersediaan dan kelengkapan bahan Diklat;
6. Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan, dan ibadah;
7. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara;
8. Administrasi Diklat yang meliputi :
a) Sejauh mana penatausahaan Diklat telah dilaksanakan dengan baik;
b) Tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan Diklat dalam file
yang baik serta mudah ditemukan waktu dibutuhkan.
Penilaian
terhadap
kinerja
Penyelenggara
dilakukan
oleh
Widyaiswara/fasilitator dan peserta. Hasil penilaian diolah dan disimpulkan
oleh Penyelenggara sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program
Diklat yang sedang berjalan dan yang akan datang, serta sebagai bahan
yang dapat menguatkan penilaian institusi/lembaga Diklat.
D. Evaluasi Pasca Diklat
1. Setelah penyelenggaraan Diklat berakhir dilakukan evaluasi pasca Diklat
khususnya terhadap aspek-aspek :
a) Kemampuan dan pendayagunaan alumni;
b) Sejauhmana para alumni mampe menerapkan pengetahuan dan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dalam
tugas yang dibebankannya;
- 26 -
c) Sejauhmana para alumni didayagunakan potensinya.
2. Evaluasi tersebut di atas dilakukan paling cepat 6 bulan setelah peserta
selesai mengikuti diklat dan kembali bekerja di tempat tugasnya, dan
pelaksana evaluasi pasca diklat adalah oleh penyelenggara Diklat
(Widyaiswara/fasilitator) bekerja sama dengan unit yang bertanggung
jawab di bidang kepegawaian.
3. Hasil evaluasi tersebut di atas disampaikan oleh penyelenggara kepada :
a) Pimpinan instansi peserta;
b) Instansi Pembina;
c) Instansi Pengendali.
d) Instansi Pembina Diklat melakukan evaluasi secara periodik, dan
menyeluruh terhadap efektivitas program dan penyelenggaraan Diklat.
- 27 -
Bab VII
SERTIFIKASI
Kepada peserta Diklat yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik
dinyatakan lulus, diberikan sertifikat (STTPP = Surat Tanda Tamat Pendidikan
dan Pelatihan) yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Diklat Kehutanan. Sertifikat
dengan kode registrasi ditandatangani oleh Kepala Pusat Diklat Kehutanan.
Lembaga Penyelenggara Diklat/penanggung jawab program menyampaikan
daftar dan para peserta kepada Pusat Diklat Kehutanan selambat-lambatnya hari
ke-lima setelah pembukaan diklat.
- 28 -
Bab VIII
PENUTUP
1. Pedoman ini merupakan panduan bagi Penyelenggara Diklat MTK III PLANO yang dalam hal ini ádalah Pusat Diklat Kehutanan, dan/atau BalaiBalai Diklat Kehutanan untuk menyelenggarakan Diklat.
2. Pedoman sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di atas, apabila
dipandang perlu akan diadakan penyempurnaan secara berkala.
3. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam pedoman ini akan diatur lebih lanjut
dalam Keputusan tersendiri.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Bogor
Desember 2009
KEPALA PUSAT,
Ir. Helmi Basalamah, MM.
NIP : 19611119 198802 1 001
- 29 -
Download