Contrast Injection System

advertisement
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Contrast Injection System
(Achmad Raka Doni Bramantyo Tri Bowo Indrato, ST, MT Her Gumiwang Ariswati,
ST,MT.)
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya
Abstrak
Contrast Injection System adalah sebuah alat yang digunakan untuk menginjeksikan cairan kontras
kepasien saat akan melakukan pemeriksaan angiografi. Fungsi Angiografi merupakan teknik
pemeriksaan dengan cara memberikan radiasi sinar X ke pasien secara terus menerus untuk melihat
secara langsung letak kelainan atau penyumbatan pembuluh darah yang ada dalam tubuh
pasien.Dalam suatu tindakan terkadang dokter dalam suatu proses belum bisa menentukan letak
penyumbatan atau kelainan dikarenakan cairan kontras yang di injeksikan awal sudah menyebar dan
tidak dapat dilihat dengan jelas lagi. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat sistem injeksi
cairan kontras ini yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cairan yang diinjeksikan awal pada
pasien, dan dengan alat ini dokter atau operator dapat menambah cairan kontras yang dimasukan ke
pasien saat proses sedang berlangsung melalui ruang operator sehingga tidak terkena radiasi.
Rancangan alat ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental dengan metode after only design.
Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil tanpa melihat keadaan awal. Berdasarkan pengukuran
volume dan waktu sebanyak 5 kali pada 2 setting pemilihan Pada alat ini didapat hasil %Error ratarata 40% pada pemilihan 60ml dan 28% pada pemilihan 40mL cairan yang diinjeksikan. Sedangkan
pada pemilihan 60mL didapat error sebesar 2,5% pada setting waktu dan pada pemilihan 40mL didapat
error sebesar 0% pada setting waktunya. Dari data diatas alat ini masih butuh perbaikan untuk
diakatakan layak pakai.
Kata kunci : Injector , Cairan contrast, Angiografi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Angiografi adalah pemeriksaan
pembuluh darah dengan menggunakan
zat kontras yang dibagi menjadi 2
kelompok
yaitu
:
Pemeriksaan
arteriografi dan Pemeriksaan flebografi –
venografi. Marnansjah Daini, (2014).
Fungsi Angiografi merupakan teknik
pemeriksaan dengan cara memberikan
radiasi sinar X ke pasien secara terus
menerus untuk melihat secara langsung
letak kelainan atau penyumbatan
pembuluh darah yang ada dalam tubuh
pasien. Sebelum melakukan angiografi
pasien terlebih dahulu diberikan cairan
kontras yang di injeksikan kedalam tubuh
pasien pada bagian yang diduga terdapat
penyumbatan. Bahan kontras merupakan
senyawa
yang
digunakan
untuk
meningkatkan visualisasi (visibility)
struktur-struktur internal pada sebuah
pencitraan diagnostik medik. Alat kontras
injeksi sistem ini adalah alat yang
digunakan untuk menginjeksikan cairan
kontras ke tubuh pasien.
Dalam melakukan injeksi cairan
kontras ke tubuh pasien seorang dokter
harus bisa menentukan banyak nya dosis
cairan yang akan di injeksikan. Banyak
sedikitnya cairan ini sangat menentukan
jelas atau tidaknya alur pergerakan darah
dalam pembuluh darah. Dalam suatu
tindakan angiografi terkadang dokter
dalam suatu proses belum bisa
menentukan letak penyumbatan atau
kelainan dikarenakan cairan kontras yang
di injeksikan awal sudah menyebar dan
Seminar Tugas Akhir
tidak dapat dilihat dengan jelas lagi. Oleh
karena itu, penulis bermaksud membuat
alat kontras injeksi sistem yang berfungsi
untuk mengatur banyaknya cairan yang
diinjeksikan awal pada pasien, dan
dengan alat ini dokter atau operator dapat
menambah
cairan
kontras
yang
dimasukan ke pasien saat proses sedang
berlangsung.
Alat ini merupakan alat yang
tergolong inovasi terbaru, tidak semua
rumah sakit memiliki alat ini. Di kampus
Teknik Elektromedik pun juga belum ada
mahasiswa yang pernah membuat alat ini.
Mengingat peran penting alat ini sebagai
penunjang dan meminimalisir terjadinya
kesalahan dalam diagnosis dokter.
Oleh
karena
itu,
penulis
bermaksud membuat alat sistem injeksi
cairan kontras pada pemeriksaan
Angiografi dilengkapi dengan display
level cairan.
1.2 Batasan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
digunakan
khusus
pada
pemeriksaan
Angiografi
Thoracic Outlet
menggunakan 1 syringe khusus
injeksi cairan kontras
Cairan kontras disimulasikan
dengan cairan NaCl.
Menggunakan 2 pemilihan
setting cairan yaitu flowrate 4
ml/s dengan volume 40 ml dan
flowrate 6 ml/s dengan volume
60 ml
digunakan khusus pada 1 model
syringe dengan volume tetap
1.3 Rumusan Masalah
“Dapatkah dibuatnya alat khusus
injector cairan kontras pada
pemeriksaan angiografi khusus
thoracic outlet ?”
Mei 2016
1.4 Tujuan Masalah
1.4.1 Tujuan Umum
Dibuatnya alat injektor
cairan kontras adalah untuk
memudahkan operator maupun
dokter dalam pemberian cairan
kontras
ke
pasien
pada
pemeriksaan angiografi. Sehingga
mengurangi resiko bahaya radiasi
sinar x saat ingin memberikan
tambahan cairan kepasien ditengah
pemeriksaan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Membuat
rangkaian
minimum
system
Mikrokontroller
1.4.2.2 Membuat
software
pemroses pada CV AVR
1.4.2.3 Membuat
rangkaian
display LCD
1.4.2.4 Membuat
rangkaian
driver motor
1.4.2.5 Membuat rancangan box
syringe dan control
1.4.2.6 Membuat
mekanisme
syringe
1.4.2.7 Melakukan Uji Fungsi
Alat
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang teknik
diagnostic radiografi terutama
pada teknik angiografi dan
pengetahuan
tentang
cairan
kontras.
Terlebih
untuk
memahami teknik pengijeksian
cairan kontras pada pemeriksaan
angiografi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya alat ini
diharapkan
dapat
membantu
dokter/operator dalam melakukan
pemeriksaan angiografi terutama
teknik
penginjeksian
cairan
Seminar Tugas Akhir
kontras. Dengan alat ini dokter
tidak perlu melakukan injeksi
cairan kontras secara manual dan
juga ketika hendak melakukan
penyuntikan
kembali
cairan
kontras dokter / operator tidak
perlu
memasuki
ruang
pemeriksaan
sehingga
tidak
terkena radiasi.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian dan pembuatan
modul ini menggunakan metode preeksperimental dengan jenis penelitian “after
only design”. Pada rancangan ini penulis
hanya melihat hasil tanpa mengukur keadaan
sebelumnya.
Variabel Penelitian
Variabel Bebas
Sebagai variabel babas adalah jenis
cairan yang akan di injeksikan ke tubuh
pasien, karena cairan ini tidak tergantung dan
tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel Terikat
Sebagai variabel terikat adalah
kecepatan motor untukmendorong syringe
Variabel Terkendali
Sebagai variabel terkendali adalah IC
Mikrokontroler ATMega8535.
Mei 2016
Diagram Blok
Cara kerja blok diagram
Power Supply menyuplay tegangan ke
seluruh rangkaian. Setting volume untuk
memberi perintah pengaturan setting
flowrate dan volume awal cairan yang
dikeluarkan, start untuk memulai proses
injeksi, reset untuk memulai proses dari
awal,lalu auto load digunakan untuk
memberi perintah agar melakukan pengisian
otomatis. Mikrokontroller akan mengolah
semua perintah tersebut untuk mengatur
nyalanya driver motor dan mengatur putaran
motor. Mikrokontroler akan memberikan
perintah
dan
LCD
karakter
akan
menampilkan pemilihan volume cairan yang
akan dimasukkan dan kondisi alat. Sensor
volume akan mendeteksi level cairan yang
ada di dalam syringe dan menampilkan level
cairan ke indikator LED bar melalui proses
dari
mikrokontroller.
Tombol
bolus
digunakan untuk menambahkan atau
memberikan cairan tambahan ke pasien saat
cairan ditubuh pasien sudah menyebar dan
pemeriksaan belum selesai.
Seminar Tugas Akhir
Diagram Alir
Cara Kerja Diagram Alir
Saat alat di nyalakan alat melakukan
inisialisasi , auto load akan membuat motor
bekerja dan menarik syring untuk melakukan
pengisian, saat sudah penuh pilih setting
flowrate dan volume awal injeksi cairan yaitu
4mL/s dengan volume 40mL atau 6mL/s
dengan volume 60 mL. saat syring terisi
cairan maka level volume cairan akan
mendeteksi jumlah volume cairan dan
menampilkan pada LED Bar. Tekan start
maka motor akan bekerja menginjeksikan
cairan sesuai settingan saat proses angiografi
berlangsung tidak memerlukan injeksi
tambahan maka proses selesai END. Saat
proses belum selesai dan memerlukan injeksi
tambahan tekan tombol bolus dan motorakan
Mei 2016
berputar menginjeksikan cairan lagi hingga
proses selesai (END).
Urutan Kegiatan
Dalam penelitian dan pembuatan
modul ini penulis terlebih dahulu membuat
urutan kegiatan yang meliputi dibawah ini :
1. Mempelajari teori tentang alat contrast
injection system,dan pemeriksaan
angiografi
2. Berkonsultasi kepada dosen - dosen
yang
bersangkutan
mengenai
permasalahan yang akan dibuat untuk
Tugas Akhir
3. Mengumpulkan referensi dan landasan
masalah mengenai alat contras injection
system
4. Membuat dan menyusun proposal
5. Mempelajari masalah- masalah tentang
mekanika modul, box dan merancang
teknis pembuatan modul.
6. Membuat, dan mempelajari rangkaianrangkaian yang dibutuhkan untuk
pembuatan modul
7. Mempelajari
dan
menyiapkan
komponen- komponen yang akan
digunakan dalam pembuatan setiap
rangkaian.
8. Mencetak hasil layoutan dalam PCB
serta memasang komponen dalam PCB
9. Melakukan pengujian setiap rangkaian
10. Mempelajari dan membuat Program
sesuai dengan diagram alir
11. Uji coba rangkaian keseluruhan
12. Penggabungan Rangkaian menjadi Satu
dan menguji program.
13. Menata box sesuai dengan kapasitas
rangkaian dan mekanik
14. Penyusunan menjadi satu dalam box
modul.
15. Melakukan pengukuran dan uji coba
alat
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Hasil pengukuran dan Analisis
a. Pengukuran setting 60ml
Percobaan
Waktu (s)
Volume
1
2
3
4
5
Rata-rata
10
10,5
11
10
10
10,25
37
36
35
36
36
36
b. Pengukuran setting 40ml
Perco
baan
Waktu (s)
Volume
(mL)
1
10
30
2
3
4
5
Ratarata
9,5
10,5
10
10
10
28
29
29
28
28,8
Dari data tabel diatas terdapat
perbandingan hasil output cairan yang
disuntikkan oleh modul dengan gelas ukur
didapat hasil yang kurang presisi dari alat
yang disebabkan karena kurang cepatnya
perputaran motor maupun perbandingan
gear box yang digunakan
Analisis
Setelah dilakukan pengukuran maka
akan dilakukan perhitungan data yang diperoleh
sehingga dapat dianalisa menggunakan rumus,
antara lain :
Rata – rata
Dimana : 𝑋̅
= rata-rata
X1,..,Xn
= nilai data
n
= banyak data (1,2,3,n)
Standart Deviasi
Standart Deviasi adalah suatu nilai yang
menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok
data atau ukuran standart penyimpangan dari
mean
Rumus Standart Deviasi adalah :
Standart deviasi
ο€­
SD =
ο€­
Dimana : SD
= standart deviasi
𝑋̅
= rata-rata
X1,..,Xn
= nilai data
n
….n )
= banyak data (1,2,3
Error (Rata – rata Simpangan)
Error (Rata–rata Simpangan) adalah
selisih antara mean terhadap masing – masing
data.
Rata–rata adalah bilangan yang di dapat
dari hasil pembagian jumlah nilai data oleh
banyaknya data dalam kumpulan tersebut.
Rumus Error adalah :
πΈπ‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ % =
𝑋𝑛 − 𝑋̅
x 100%
𝑋̅𝑛
Rumus rata – rata adalah :
𝑋̅
∑𝑋𝑛
=
𝑛
ο€­
( X 1 ο€­ X ) 2  ( X 2 ο€­ X ) 2  ......  ( X 5 ο€­ X ) 2
n ο€­1
Dimana : Xn
𝑋̅
= rata-rata data kalibrator
= rata-rata data modul
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
Ua (Ketidakpastian)
2. Standart Deviasi/SD
Rumus ketidakpastian (Ua)
adalah :
π‘ˆπ΄ =
Dimana :
𝑆𝐷
√𝑛
Ua
= ketidakpastian
SD
= standart deviasi
n
= banyaknya data
Standart Deviasi Setting 60mL
ο€­
ο€­
X =36
Rata-rata setting 40mL
∑𝑋𝑛
𝑋̅ =
𝑛
ο€­
30+28+29+29+28
X =
5
ο€­
X =28,8
Rata-rata waktu pad setting 60mL
∑𝑋𝑛
𝑋̅ =
𝑛
ο€­
10+10,5+11+10+10
5
X =
ο€­
X =10,25
Standart Deviasi setting 40mL
SD
=
ο€­
ο€­
( X 1 ο€­ X ) 2  ( X 2 ο€­ X ) 2  ......  ( X 5 ο€­ X ) 2
n ο€­1
= (30-28,8)2+(28-28,8)2+(29-28,8)2+(29-28,8)2+(28-28,8)2
5-1
=0.836
3. Ketidakpastian (Ua)
Ketidakpastian setting 60mL
𝑆𝐷
π‘ˆπ΄ =
√𝑛
0,707
Ua =
√5
Ua =0,316
Ketidakpastian Setting 40mL
𝑆𝐷
π‘ˆπ΄ =
√𝑛
0,836
Ua =
√5
Ua =0,373
4. % Error
Pada setting 60mL
Xn ο€­ X
% Error =
x 100%
Xn
10+9,5+10,5+10+10
X =
ο€­
X =10
ο€­
ο€­
Rata-rata waktu pada setting 40mL
∑𝑋𝑛
𝑋̅ =
𝑛
5
ο€­
=(37-36)2+(36-36)2+(35-36)2+(36-36)2+(36+36)2
5-1
=0.707
ο€­
Hasil perhitungan perbandingan pengukuran
alat
1. Rata-Rata
Rata-rata setting 60mL
∑𝑋𝑛
𝑋̅ =
𝑛
ο€­
37+36+35+36+36
X =
5
ο€­
( X 1 ο€­ X )2  ( X 2 ο€­ X )2  ......  ( X 5 ο€­ X )2
SD =
n ο€­1
=
60−36
60
x 100%
= 40%
Pada sampel 40mL
ο€­
Xn ο€­ X
% Error =
x 100%
Xn
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
+5v
R1
1K
J1
40−28.8
CON2
Y1
XTAL
U1
J2
8
7
6
5
4
3
2
1
J3
ο€­
PC0/SCL
PC1/SDA
PC2/TCK
PC3/TMS
PC4/TDO
PC5/TDI
PC6/TOSC1
PC7/TOSC2
XTAL1
XTAL2
40
39
38
37
36
35
34
33
PA0/ADC0
PA1/ADC1
PA2/ADC2
PA3/ADC3
PA4/ADC4
PA5/ADC5
PA6/ADC6
PA7/ADC7
PB0/T0/SCK
PB1/T1
PB2/AIN0/INT2
PB3/AIN1/OC0
PB4/SS
PB5/MOSI
PB6/MISO
PB7/SCK
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/OC1B
PD5/OC1A
PD6/ICP1
PD7/OC2
5
4
3
2
1
14
15
16
17
18
19
20
21
J8
1
CON8 2
3
4
5
6
7
8
30
32
31
R3
20K
DOWNLOADER
R10
220
1
2
3
4
5
6
7
8
+5v
J5
10−10,25
x 100%
10
22
23
24
25
26
27
28
29
DISPLAY LED BAR
AVCC
AREF
AGND
11
PORT B TO LCD
Gambar 5.1 Rangkaian Minimum
Sistem
= -2,5 %
Waktu pada setting 40mL
Rangkaian minimum system
ο€­
=
RESET
8 INPUT SENSOR VOLUME1
7
2
6
3
5
4
4
5
3
6
2
7
1
8
Xn ο€­ X
% Error =
x 100%
Xn
J9
10
9
13
12
VCC
22pF
Waktu pada setting 60mL
% Error =
+5v
GND
C3
= 28%
=
J7
1
2
22pF
x 100%
40
1
2
C2
Reset
GND
=
SW1
C1
100nF
Xn ο€­ X
x 100%
Xn
diatas menggunakan IC ATmega
10−10
x 100%
10
sebesar 5VDC dan ground. Input
8535, dengan tegangan kerja
push button dan Output sensor
= 0%
potensio meter dihubungkan pada
PORTA pada ic ATmega 8535
untuk
PEMBAHASAN
diolah.
Lalu
Untuk
mengatur kecepatan dan arah
5.1 Pembahasan Rangkaian dan Software
ini
berfungsi
motor
menggunakan
PWM internal pada port OC2
5.1.1 Rangkaian Minimum Sistem
Rangkaian
putaran
untuk
(PORTD)
mengatur jalan nya system, Spesifikasi
sebuah
dari rangkaian minimum system antara
rangkaian
lain:
dan
memasukkan
program
minimum
membutuhkan
1. Tegangan kerja yang dibutuhkan
2,7 - 5,5 VDC dan ground
2. Membutuhkan
sambungan
MOSI, MISO, SCK, RESET dan
GROUND
untuk
dapat
memprogram ATMEGA 8535
downloader
kedalam
sistem
sebuah
yang
akan
dihubungkan dengan port MISO,
MOSI, SCK, dan RESET. Dan
pada PORTB bit 0 sampai 4
Seminar Tugas Akhir
digunakan sebagai output menuju
ke indicator LED bar.
Listing Progam
lcd_gotoxy(0,0); //untuk letak karakter
tampilan awal
lcd_putsf("CONTRAST INJECTION");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("SYSTEM"); //karakter tampilan
awal
delay_ms(250);
while (1)
{
indikator;
TCCR0=0x00;
while(PINA.2==0)// ketika tombol enter
ditekan
{
delay_ms(250);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Preparation");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Auto Load ?");
delay_ms(250);
goto atur_tempat; // masuk sub program
atur posisi syringe
}
}
Mei 2016
atur_tempat:
while(1)
{
indikator; //menampilkan indikator
cairan
delay_ms(100);
if(PINA.6==0)//tombol perintah
mundur
{ mundur();}
if(PINA.5==0) //tombol perintah
maju
{ maju(); }
if(PINA.4==0) //tombol perintah
autoload
{ goto autoload;}
else if(PINA.2==0) //enter bila
sudah mengatur posisi dan tanpa
autoload
{
delay_ms(100);
goto pemilihan;
}
}
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
5.1.2 Rangkaian LCD
J1
5.1.3 Rangkaian sensor dan indicator level
cairan
LCD 2x16
D16
PORTB.0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
VCC
D17
LED
Gnd
Vcc
Vee
PB.0
PB.1
PB.2
PB.4
PB.5
PB.6
PB.7
R3
POT
PORTA.1(ADC1)
2
1
R1
10K
1
Vcc
3
2
J5
D18
LED
PORTB.2
PORTB.3
1
2
CON2
R2
PORTB.1
0
PORTB.4
D19
LED
D20
LED
POT
1
Gnd
SW1
3
Vcc
2
Gnd
J6
CON2
SW KEY -Y M061
LED
1
2
Gambar 5.3 : rangkaian
sensor dan display LED
Gambar 5.2 : rangkaian LCD
Rangkaian
LCD
ini
digunakan untuk mengatur nyala
LCD karakter 2x16. Menggunakan
catu daya 5V. kaki kaki LCD
dihubungkan ke pin pada mikro
sesuai dengan konfigurasi kaki LCD.
Pada rangkaian ini tegangan pada
kaki 3 (VEE) diberi variable resistor
untuk mengatur besar tegangan yang
masuk sehingga kita dapat mengatur
besar kecilnya kontras karakter. Pada
kaki 15 juga dipasang variable
resistor yang berguna untuk mengatur
besar tegangan yang masuk kekaki 15
sehingga dapat mengatur besar
intensitas pada lampu background
LCD.
Rangkaian tersebut untuk
membaca input tegangan dari
potensiometer yang bergerak
sesuai dengan jalan nya / level
cairan hasil output dari sensor
berupa tegangan akan masuk
langsung
kaki
adc
pada
mikrokontroller agar diolah dan
tentukan keadaan level cairan
ketika kondisi 20% PORTB.0
berlogika1 dan led1 nyala , kondisi
40% led 2 nyala, kondisi 60% led
3 nyala, kondisi 80% led 4 nyala,
dan kondisi 100% led 5 nyala.
0
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
5.1.4
Rangkaian Driver Motor
Listing program
{
// Place your code here
a=read_adc(1);
delay_ms(300);
tegangan=(float)a*4.9/1023;
lcd_clear();
ftoa(tegangan,2,temp);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(temp);
itoa(a,temp);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(temp);
delay_ms(100);
J7
2
2
1
2
1
J6Gnd
Q1
IRFz44n
2
12motor
Supply Motor
1
3
1k
1k
2
R10
Gnd Motor
if (tegangan>1 && tegangan<2)
//digunakan di
tegangan berapa saat ledbar menyala 2
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=0;PORTB.3=0;P
ORTB.4=0;}
// pada tegangan
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=0;P
ORTB.4=0;}
if (tegangan>3 && tegangan <4) // pada tegangan
brp sampai brp led barharus menyala 4
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=1;P
ORTB.4=0;}
// pada tegangan
{PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=1;P
ORTB.4=1;}
}
1
2
Gnd Motor
2
1
1
R9
GND MOTOR
J8
2
3
R7
1k
C2
1uf
1
ISO3
OPTO ISOLATOR-A
21
pwm
{PORTB.0=1;PORTB.1=0;PORTB.2=0;PORTB.3=0;P
ORTB.4=0;}
if (tegangan>4 && tegangan <5)
brapaledbar harus menyala 5
VCC MOTOR
DIODE
4
1
J5
if (tegangan>0 && tegangan<1)
//digunakan saat
ledbar menyala satu atau berada di titik terbawah
if (tegangan>2 && tegangan<3)
brp ledbar menyala 3
1
2
12v
D3
Gambar 5.4 : Rangkaian driver PWM
Pin output PWM berasal dari
mikrokontroller masuk ke kaki 1 dan 2
pada optoisolator. Kaki 3 opto isolator
akan diberikan tegangan 12V untuk
motor. Kaki 4 opto isolator akan masuk ke
kaki Gate mosfet IRF Z44N untuk
mengatur aliran tegangan dari drain ke
source sesuai dengan sinyal PWM dari
opto. Output dari rangkaian ini akan
masuk kerangkaian driver kanan dan kiri
untuk menyuplai tegangan motor.
Seminar Tugas Akhir
Mei 2016
5.1.5 Rangkaian Driver putar kanan dan
kiri
Listing program
void flow_60()
VCC MOTOR
{
GND MOTOR
4
4
5
8
5
8
7
7
3
3
6
C6
D2
10uf
DIODE
lcd_puts("flow60ml/s 60ml");
6
1
2
D1
M1
RELAY DPDT
RELAY DPDT
DIODE
PORTD.6=1;//program atur putar maju
C1
10uf
1
2
1
1
12v
2
1
2
2
12v
lcd_gotoxy(0,1);
K2
K1
OCR2=50; //pengatur besar duty cycle
/kecepatan motor
ISO6
OPTO ISOLATOR-A
U2
1
1
R5
10k
2
U1
BD139
BD139
1
R1
2
1k
2
1
1
2
mundur
delay_ms(500);
R3
220ohm
R6
10k
}
2
2
2
1k
OPTO ISOLATOR-A
3
R2
R4
220ohm
2
J2
ISO5
1
3
21
1
2
maju
1
4
4
J3
1
MOTOR
0
0
Gambar 5.5 : Rangkaian driver putar kanan kiri
void flow_40()
{
Rangkaian driver putar kanan dan
kiri disulut dari kaki mikrokontroller
PORTD.5 dan PORTD.6 sulutan logika dari
mikrokontroller akan masuk ke kaki 1 dan 2
kaki opto isolator ketika ada sulutan kaki 3
opto akan terhubung dengan kaki 4 sehingga
tegangan kana mengalir ke basis transistor
menjadikannya saturasi dan menghubungkan
kaki relay ke ground dan relay menjadi aktif
dan menghubungkan motor ke output
rangkaian PWM sehingga motor bisa
berputar. Begitu pula pada rangkaian sisi
sebelah kanan sistim kerjanya sama namun
relay nya menghubungkan motor ke kutub
yang berbeda dan mengakibatkan motor
berputar kea rah sebaliknya
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("flow40ml/s 40ml");
PORTD.6=1;//program atur putar maju
OCR2=150; // pengatur besar duty cycle
DAFTAR PUSTAKA/kecepatan motor
delay_ms(500);
Kee, Joyce
LeFever,1997,
Handbook of
}laboratory and diagnostic tests
with nursing implications.
2012,Artikel tentang Definisi dan indikasi
Angiografi
(http://www.suryahusadha.com/in
dex.php?option=com_myblog&sh
ow=intro-3.htm|&itemit=94)
Seminar Tugas Akhir
2012 , Artikel tentang prinsip kerja motor DC
,
Elektronika
Dasar,
(http://elektronikadasar.web.id/teorielektronika/prinsip-kerja-motor-dc/)
2012, Artikel Pengertian dan 3 macam
pembuluh darah , Guru pendidikan ,
(http://www.gurupendidikan.com/pe
ngertian-dan-3-macam-pembuluhdarah/)
2013, Artikel Pemilihan media kontras,
Siavent,
(http://siavent.blogspot.co.id/2010/01
/pemilihan-media-kontraintravascular.html)
Department of Radiology, Stanford
Cardiovascular CT Scanning and
Injection Protocols Stanford
University Medical Center ,Stanford,
CA
Mei 2016
Download