Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Contrast Injection System (Achmad Raka Doni Bramantyo Tri Bowo Indrato, ST, MT Her Gumiwang Ariswati, ST,MT.) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya Abstrak Contrast Injection System adalah sebuah alat yang digunakan untuk menginjeksikan cairan kontras kepasien saat akan melakukan pemeriksaan angiografi. Fungsi Angiografi merupakan teknik pemeriksaan dengan cara memberikan radiasi sinar X ke pasien secara terus menerus untuk melihat secara langsung letak kelainan atau penyumbatan pembuluh darah yang ada dalam tubuh pasien.Dalam suatu tindakan terkadang dokter dalam suatu proses belum bisa menentukan letak penyumbatan atau kelainan dikarenakan cairan kontras yang di injeksikan awal sudah menyebar dan tidak dapat dilihat dengan jelas lagi. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat sistem injeksi cairan kontras ini yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cairan yang diinjeksikan awal pada pasien, dan dengan alat ini dokter atau operator dapat menambah cairan kontras yang dimasukan ke pasien saat proses sedang berlangsung melalui ruang operator sehingga tidak terkena radiasi. Rancangan alat ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental dengan metode after only design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil tanpa melihat keadaan awal. Berdasarkan pengukuran volume dan waktu sebanyak 5 kali pada 2 setting pemilihan Pada alat ini didapat hasil %Error ratarata 40% pada pemilihan 60ml dan 28% pada pemilihan 40mL cairan yang diinjeksikan. Sedangkan pada pemilihan 60mL didapat error sebesar 2,5% pada setting waktu dan pada pemilihan 40mL didapat error sebesar 0% pada setting waktunya. Dari data diatas alat ini masih butuh perbaikan untuk diakatakan layak pakai. Kata kunci : Injector , Cairan contrast, Angiografi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angiografi adalah pemeriksaan pembuluh darah dengan menggunakan zat kontras yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : Pemeriksaan arteriografi dan Pemeriksaan flebografi – venografi. Marnansjah Daini, (2014). Fungsi Angiografi merupakan teknik pemeriksaan dengan cara memberikan radiasi sinar X ke pasien secara terus menerus untuk melihat secara langsung letak kelainan atau penyumbatan pembuluh darah yang ada dalam tubuh pasien. Sebelum melakukan angiografi pasien terlebih dahulu diberikan cairan kontras yang di injeksikan kedalam tubuh pasien pada bagian yang diduga terdapat penyumbatan. Bahan kontras merupakan senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostik medik. Alat kontras injeksi sistem ini adalah alat yang digunakan untuk menginjeksikan cairan kontras ke tubuh pasien. Dalam melakukan injeksi cairan kontras ke tubuh pasien seorang dokter harus bisa menentukan banyak nya dosis cairan yang akan di injeksikan. Banyak sedikitnya cairan ini sangat menentukan jelas atau tidaknya alur pergerakan darah dalam pembuluh darah. Dalam suatu tindakan angiografi terkadang dokter dalam suatu proses belum bisa menentukan letak penyumbatan atau kelainan dikarenakan cairan kontras yang di injeksikan awal sudah menyebar dan Seminar Tugas Akhir tidak dapat dilihat dengan jelas lagi. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat kontras injeksi sistem yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cairan yang diinjeksikan awal pada pasien, dan dengan alat ini dokter atau operator dapat menambah cairan kontras yang dimasukan ke pasien saat proses sedang berlangsung. Alat ini merupakan alat yang tergolong inovasi terbaru, tidak semua rumah sakit memiliki alat ini. Di kampus Teknik Elektromedik pun juga belum ada mahasiswa yang pernah membuat alat ini. Mengingat peran penting alat ini sebagai penunjang dan meminimalisir terjadinya kesalahan dalam diagnosis dokter. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat alat sistem injeksi cairan kontras pada pemeriksaan Angiografi dilengkapi dengan display level cairan. 1.2 Batasan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 digunakan khusus pada pemeriksaan Angiografi Thoracic Outlet menggunakan 1 syringe khusus injeksi cairan kontras Cairan kontras disimulasikan dengan cairan NaCl. Menggunakan 2 pemilihan setting cairan yaitu flowrate 4 ml/s dengan volume 40 ml dan flowrate 6 ml/s dengan volume 60 ml digunakan khusus pada 1 model syringe dengan volume tetap 1.3 Rumusan Masalah “Dapatkah dibuatnya alat khusus injector cairan kontras pada pemeriksaan angiografi khusus thoracic outlet ?” Mei 2016 1.4 Tujuan Masalah 1.4.1 Tujuan Umum Dibuatnya alat injektor cairan kontras adalah untuk memudahkan operator maupun dokter dalam pemberian cairan kontras ke pasien pada pemeriksaan angiografi. Sehingga mengurangi resiko bahaya radiasi sinar x saat ingin memberikan tambahan cairan kepasien ditengah pemeriksaan. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Membuat rangkaian minimum system Mikrokontroller 1.4.2.2 Membuat software pemroses pada CV AVR 1.4.2.3 Membuat rangkaian display LCD 1.4.2.4 Membuat rangkaian driver motor 1.4.2.5 Membuat rancangan box syringe dan control 1.4.2.6 Membuat mekanisme syringe 1.4.2.7 Melakukan Uji Fungsi Alat 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaaat Teoritis Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik diagnostic radiografi terutama pada teknik angiografi dan pengetahuan tentang cairan kontras. Terlebih untuk memahami teknik pengijeksian cairan kontras pada pemeriksaan angiografi. 1.5.2 Manfaat Praktis Dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu dokter/operator dalam melakukan pemeriksaan angiografi terutama teknik penginjeksian cairan Seminar Tugas Akhir kontras. Dengan alat ini dokter tidak perlu melakukan injeksi cairan kontras secara manual dan juga ketika hendak melakukan penyuntikan kembali cairan kontras dokter / operator tidak perlu memasuki ruang pemeriksaan sehingga tidak terkena radiasi. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode preeksperimental dengan jenis penelitian “after only design”. Pada rancangan ini penulis hanya melihat hasil tanpa mengukur keadaan sebelumnya. Variabel Penelitian Variabel Bebas Sebagai variabel babas adalah jenis cairan yang akan di injeksikan ke tubuh pasien, karena cairan ini tidak tergantung dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel Terikat Sebagai variabel terikat adalah kecepatan motor untukmendorong syringe Variabel Terkendali Sebagai variabel terkendali adalah IC Mikrokontroler ATMega8535. Mei 2016 Diagram Blok Cara kerja blok diagram Power Supply menyuplay tegangan ke seluruh rangkaian. Setting volume untuk memberi perintah pengaturan setting flowrate dan volume awal cairan yang dikeluarkan, start untuk memulai proses injeksi, reset untuk memulai proses dari awal,lalu auto load digunakan untuk memberi perintah agar melakukan pengisian otomatis. Mikrokontroller akan mengolah semua perintah tersebut untuk mengatur nyalanya driver motor dan mengatur putaran motor. Mikrokontroler akan memberikan perintah dan LCD karakter akan menampilkan pemilihan volume cairan yang akan dimasukkan dan kondisi alat. Sensor volume akan mendeteksi level cairan yang ada di dalam syringe dan menampilkan level cairan ke indikator LED bar melalui proses dari mikrokontroller. Tombol bolus digunakan untuk menambahkan atau memberikan cairan tambahan ke pasien saat cairan ditubuh pasien sudah menyebar dan pemeriksaan belum selesai. Seminar Tugas Akhir Diagram Alir Cara Kerja Diagram Alir Saat alat di nyalakan alat melakukan inisialisasi , auto load akan membuat motor bekerja dan menarik syring untuk melakukan pengisian, saat sudah penuh pilih setting flowrate dan volume awal injeksi cairan yaitu 4mL/s dengan volume 40mL atau 6mL/s dengan volume 60 mL. saat syring terisi cairan maka level volume cairan akan mendeteksi jumlah volume cairan dan menampilkan pada LED Bar. Tekan start maka motor akan bekerja menginjeksikan cairan sesuai settingan saat proses angiografi berlangsung tidak memerlukan injeksi tambahan maka proses selesai END. Saat proses belum selesai dan memerlukan injeksi tambahan tekan tombol bolus dan motorakan Mei 2016 berputar menginjeksikan cairan lagi hingga proses selesai (END). Urutan Kegiatan Dalam penelitian dan pembuatan modul ini penulis terlebih dahulu membuat urutan kegiatan yang meliputi dibawah ini : 1. Mempelajari teori tentang alat contrast injection system,dan pemeriksaan angiografi 2. Berkonsultasi kepada dosen - dosen yang bersangkutan mengenai permasalahan yang akan dibuat untuk Tugas Akhir 3. Mengumpulkan referensi dan landasan masalah mengenai alat contras injection system 4. Membuat dan menyusun proposal 5. Mempelajari masalah- masalah tentang mekanika modul, box dan merancang teknis pembuatan modul. 6. Membuat, dan mempelajari rangkaianrangkaian yang dibutuhkan untuk pembuatan modul 7. Mempelajari dan menyiapkan komponen- komponen yang akan digunakan dalam pembuatan setiap rangkaian. 8. Mencetak hasil layoutan dalam PCB serta memasang komponen dalam PCB 9. Melakukan pengujian setiap rangkaian 10. Mempelajari dan membuat Program sesuai dengan diagram alir 11. Uji coba rangkaian keseluruhan 12. Penggabungan Rangkaian menjadi Satu dan menguji program. 13. Menata box sesuai dengan kapasitas rangkaian dan mekanik 14. Penyusunan menjadi satu dalam box modul. 15. Melakukan pengukuran dan uji coba alat Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Hasil pengukuran dan Analisis a. Pengukuran setting 60ml Percobaan Waktu (s) Volume 1 2 3 4 5 Rata-rata 10 10,5 11 10 10 10,25 37 36 35 36 36 36 b. Pengukuran setting 40ml Perco baan Waktu (s) Volume (mL) 1 10 30 2 3 4 5 Ratarata 9,5 10,5 10 10 10 28 29 29 28 28,8 Dari data tabel diatas terdapat perbandingan hasil output cairan yang disuntikkan oleh modul dengan gelas ukur didapat hasil yang kurang presisi dari alat yang disebabkan karena kurang cepatnya perputaran motor maupun perbandingan gear box yang digunakan Analisis Setelah dilakukan pengukuran maka akan dilakukan perhitungan data yang diperoleh sehingga dapat dianalisa menggunakan rumus, antara lain : Rata – rata Dimana : πΜ = rata-rata X1,..,Xn = nilai data n = banyak data (1,2,3,n) Standart Deviasi Standart Deviasi adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standart penyimpangan dari mean Rumus Standart Deviasi adalah : Standart deviasi ο SD = ο Dimana : SD = standart deviasi πΜ = rata-rata X1,..,Xn = nilai data n ….n ) = banyak data (1,2,3 Error (Rata – rata Simpangan) Error (Rata–rata Simpangan) adalah selisih antara mean terhadap masing – masing data. Rata–rata adalah bilangan yang di dapat dari hasil pembagian jumlah nilai data oleh banyaknya data dalam kumpulan tersebut. Rumus Error adalah : πΈππππ % = ππ − πΜ x 100% πΜ π Rumus rata – rata adalah : πΜ ∑ππ = π ο ( X 1 ο X ) 2 ο« ( X 2 ο X ) 2 ο« ...... ο« ( X 5 ο X ) 2 n ο1 Dimana : Xn πΜ = rata-rata data kalibrator = rata-rata data modul Seminar Tugas Akhir Mei 2016 Ua (Ketidakpastian) 2. Standart Deviasi/SD Rumus ketidakpastian (Ua) adalah : ππ΄ = Dimana : ππ· √π Ua = ketidakpastian SD = standart deviasi n = banyaknya data Standart Deviasi Setting 60mL ο ο X =36 Rata-rata setting 40mL ∑ππ πΜ = π ο 30+28+29+29+28 X = 5 ο X =28,8 Rata-rata waktu pad setting 60mL ∑ππ πΜ = π ο 10+10,5+11+10+10 5 X = ο X =10,25 Standart Deviasi setting 40mL SD = ο ο ( X 1 ο X ) 2 ο« ( X 2 ο X ) 2 ο« ...... ο« ( X 5 ο X ) 2 n ο1 = (30-28,8)2+(28-28,8)2+(29-28,8)2+(29-28,8)2+(28-28,8)2 5-1 =0.836 3. Ketidakpastian (Ua) Ketidakpastian setting 60mL ππ· ππ΄ = √π 0,707 Ua = √5 Ua =0,316 Ketidakpastian Setting 40mL ππ· ππ΄ = √π 0,836 Ua = √5 Ua =0,373 4. % Error Pada setting 60mL Xn ο X % Error = x 100% Xn 10+9,5+10,5+10+10 X = ο X =10 ο ο Rata-rata waktu pada setting 40mL ∑ππ πΜ = π 5 ο =(37-36)2+(36-36)2+(35-36)2+(36-36)2+(36+36)2 5-1 =0.707 ο Hasil perhitungan perbandingan pengukuran alat 1. Rata-Rata Rata-rata setting 60mL ∑ππ πΜ = π ο 37+36+35+36+36 X = 5 ο ( X 1 ο X )2 ο« ( X 2 ο X )2 ο« ...... ο« ( X 5 ο X )2 SD = n ο1 = 60−36 60 x 100% = 40% Pada sampel 40mL ο Xn ο X % Error = x 100% Xn Seminar Tugas Akhir Mei 2016 +5v R1 1K J1 40−28.8 CON2 Y1 XTAL U1 J2 8 7 6 5 4 3 2 1 J3 ο PC0/SCL PC1/SDA PC2/TCK PC3/TMS PC4/TDO PC5/TDI PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 XTAL1 XTAL2 40 39 38 37 36 35 34 33 PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 PB0/T0/SCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 5 4 3 2 1 14 15 16 17 18 19 20 21 J8 1 CON8 2 3 4 5 6 7 8 30 32 31 R3 20K DOWNLOADER R10 220 1 2 3 4 5 6 7 8 +5v J5 10−10,25 x 100% 10 22 23 24 25 26 27 28 29 DISPLAY LED BAR AVCC AREF AGND 11 PORT B TO LCD Gambar 5.1 Rangkaian Minimum Sistem = -2,5 % Waktu pada setting 40mL Rangkaian minimum system ο = RESET 8 INPUT SENSOR VOLUME1 7 2 6 3 5 4 4 5 3 6 2 7 1 8 Xn ο X % Error = x 100% Xn J9 10 9 13 12 VCC 22pF Waktu pada setting 60mL % Error = +5v GND C3 = 28% = J7 1 2 22pF x 100% 40 1 2 C2 Reset GND = SW1 C1 100nF Xn ο X x 100% Xn diatas menggunakan IC ATmega 10−10 x 100% 10 sebesar 5VDC dan ground. Input 8535, dengan tegangan kerja push button dan Output sensor = 0% potensio meter dihubungkan pada PORTA pada ic ATmega 8535 untuk PEMBAHASAN diolah. Lalu Untuk mengatur kecepatan dan arah 5.1 Pembahasan Rangkaian dan Software ini berfungsi motor menggunakan PWM internal pada port OC2 5.1.1 Rangkaian Minimum Sistem Rangkaian putaran untuk (PORTD) mengatur jalan nya system, Spesifikasi sebuah dari rangkaian minimum system antara rangkaian lain: dan memasukkan program minimum membutuhkan 1. Tegangan kerja yang dibutuhkan 2,7 - 5,5 VDC dan ground 2. Membutuhkan sambungan MOSI, MISO, SCK, RESET dan GROUND untuk dapat memprogram ATMEGA 8535 downloader kedalam sistem sebuah yang akan dihubungkan dengan port MISO, MOSI, SCK, dan RESET. Dan pada PORTB bit 0 sampai 4 Seminar Tugas Akhir digunakan sebagai output menuju ke indicator LED bar. Listing Progam lcd_gotoxy(0,0); //untuk letak karakter tampilan awal lcd_putsf("CONTRAST INJECTION"); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf("SYSTEM"); //karakter tampilan awal delay_ms(250); while (1) { indikator; TCCR0=0x00; while(PINA.2==0)// ketika tombol enter ditekan { delay_ms(250); lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("Preparation"); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf("Auto Load ?"); delay_ms(250); goto atur_tempat; // masuk sub program atur posisi syringe } } Mei 2016 atur_tempat: while(1) { indikator; //menampilkan indikator cairan delay_ms(100); if(PINA.6==0)//tombol perintah mundur { mundur();} if(PINA.5==0) //tombol perintah maju { maju(); } if(PINA.4==0) //tombol perintah autoload { goto autoload;} else if(PINA.2==0) //enter bila sudah mengatur posisi dan tanpa autoload { delay_ms(100); goto pemilihan; } } Seminar Tugas Akhir Mei 2016 5.1.2 Rangkaian LCD J1 5.1.3 Rangkaian sensor dan indicator level cairan LCD 2x16 D16 PORTB.0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 VCC D17 LED Gnd Vcc Vee PB.0 PB.1 PB.2 PB.4 PB.5 PB.6 PB.7 R3 POT PORTA.1(ADC1) 2 1 R1 10K 1 Vcc 3 2 J5 D18 LED PORTB.2 PORTB.3 1 2 CON2 R2 PORTB.1 0 PORTB.4 D19 LED D20 LED POT 1 Gnd SW1 3 Vcc 2 Gnd J6 CON2 SW KEY -Y M061 LED 1 2 Gambar 5.3 : rangkaian sensor dan display LED Gambar 5.2 : rangkaian LCD Rangkaian LCD ini digunakan untuk mengatur nyala LCD karakter 2x16. Menggunakan catu daya 5V. kaki kaki LCD dihubungkan ke pin pada mikro sesuai dengan konfigurasi kaki LCD. Pada rangkaian ini tegangan pada kaki 3 (VEE) diberi variable resistor untuk mengatur besar tegangan yang masuk sehingga kita dapat mengatur besar kecilnya kontras karakter. Pada kaki 15 juga dipasang variable resistor yang berguna untuk mengatur besar tegangan yang masuk kekaki 15 sehingga dapat mengatur besar intensitas pada lampu background LCD. Rangkaian tersebut untuk membaca input tegangan dari potensiometer yang bergerak sesuai dengan jalan nya / level cairan hasil output dari sensor berupa tegangan akan masuk langsung kaki adc pada mikrokontroller agar diolah dan tentukan keadaan level cairan ketika kondisi 20% PORTB.0 berlogika1 dan led1 nyala , kondisi 40% led 2 nyala, kondisi 60% led 3 nyala, kondisi 80% led 4 nyala, dan kondisi 100% led 5 nyala. 0 Seminar Tugas Akhir Mei 2016 5.1.4 Rangkaian Driver Motor Listing program { // Place your code here a=read_adc(1); delay_ms(300); tegangan=(float)a*4.9/1023; lcd_clear(); ftoa(tegangan,2,temp); lcd_gotoxy(0,0); lcd_puts(temp); itoa(a,temp); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(temp); delay_ms(100); J7 2 2 1 2 1 J6Gnd Q1 IRFz44n 2 12motor Supply Motor 1 3 1k 1k 2 R10 Gnd Motor if (tegangan>1 && tegangan<2) //digunakan di tegangan berapa saat ledbar menyala 2 {PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=0;PORTB.3=0;P ORTB.4=0;} // pada tegangan {PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=0;P ORTB.4=0;} if (tegangan>3 && tegangan <4) // pada tegangan brp sampai brp led barharus menyala 4 {PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=1;P ORTB.4=0;} // pada tegangan {PORTB.0=1;PORTB.1=1;PORTB.2=1;PORTB.3=1;P ORTB.4=1;} } 1 2 Gnd Motor 2 1 1 R9 GND MOTOR J8 2 3 R7 1k C2 1uf 1 ISO3 OPTO ISOLATOR-A 21 pwm {PORTB.0=1;PORTB.1=0;PORTB.2=0;PORTB.3=0;P ORTB.4=0;} if (tegangan>4 && tegangan <5) brapaledbar harus menyala 5 VCC MOTOR DIODE 4 1 J5 if (tegangan>0 && tegangan<1) //digunakan saat ledbar menyala satu atau berada di titik terbawah if (tegangan>2 && tegangan<3) brp ledbar menyala 3 1 2 12v D3 Gambar 5.4 : Rangkaian driver PWM Pin output PWM berasal dari mikrokontroller masuk ke kaki 1 dan 2 pada optoisolator. Kaki 3 opto isolator akan diberikan tegangan 12V untuk motor. Kaki 4 opto isolator akan masuk ke kaki Gate mosfet IRF Z44N untuk mengatur aliran tegangan dari drain ke source sesuai dengan sinyal PWM dari opto. Output dari rangkaian ini akan masuk kerangkaian driver kanan dan kiri untuk menyuplai tegangan motor. Seminar Tugas Akhir Mei 2016 5.1.5 Rangkaian Driver putar kanan dan kiri Listing program void flow_60() VCC MOTOR { GND MOTOR 4 4 5 8 5 8 7 7 3 3 6 C6 D2 10uf DIODE lcd_puts("flow60ml/s 60ml"); 6 1 2 D1 M1 RELAY DPDT RELAY DPDT DIODE PORTD.6=1;//program atur putar maju C1 10uf 1 2 1 1 12v 2 1 2 2 12v lcd_gotoxy(0,1); K2 K1 OCR2=50; //pengatur besar duty cycle /kecepatan motor ISO6 OPTO ISOLATOR-A U2 1 1 R5 10k 2 U1 BD139 BD139 1 R1 2 1k 2 1 1 2 mundur delay_ms(500); R3 220ohm R6 10k } 2 2 2 1k OPTO ISOLATOR-A 3 R2 R4 220ohm 2 J2 ISO5 1 3 21 1 2 maju 1 4 4 J3 1 MOTOR 0 0 Gambar 5.5 : Rangkaian driver putar kanan kiri void flow_40() { Rangkaian driver putar kanan dan kiri disulut dari kaki mikrokontroller PORTD.5 dan PORTD.6 sulutan logika dari mikrokontroller akan masuk ke kaki 1 dan 2 kaki opto isolator ketika ada sulutan kaki 3 opto akan terhubung dengan kaki 4 sehingga tegangan kana mengalir ke basis transistor menjadikannya saturasi dan menghubungkan kaki relay ke ground dan relay menjadi aktif dan menghubungkan motor ke output rangkaian PWM sehingga motor bisa berputar. Begitu pula pada rangkaian sisi sebelah kanan sistim kerjanya sama namun relay nya menghubungkan motor ke kutub yang berbeda dan mengakibatkan motor berputar kea rah sebaliknya lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts("flow40ml/s 40ml"); PORTD.6=1;//program atur putar maju OCR2=150; // pengatur besar duty cycle DAFTAR PUSTAKA/kecepatan motor delay_ms(500); Kee, Joyce LeFever,1997, Handbook of }laboratory and diagnostic tests with nursing implications. 2012,Artikel tentang Definisi dan indikasi Angiografi (http://www.suryahusadha.com/in dex.php?option=com_myblog&sh ow=intro-3.htm|&itemit=94) Seminar Tugas Akhir 2012 , Artikel tentang prinsip kerja motor DC , Elektronika Dasar, (http://elektronikadasar.web.id/teorielektronika/prinsip-kerja-motor-dc/) 2012, Artikel Pengertian dan 3 macam pembuluh darah , Guru pendidikan , (http://www.gurupendidikan.com/pe ngertian-dan-3-macam-pembuluhdarah/) 2013, Artikel Pemilihan media kontras, Siavent, (http://siavent.blogspot.co.id/2010/01 /pemilihan-media-kontraintravascular.html) Department of Radiology, Stanford Cardiovascular CT Scanning and Injection Protocols Stanford University Medical Center ,Stanford, CA Mei 2016