paper title for asian waterqual 2003

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK
KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG
Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Bidang Keahlian Manajemen Proyek
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Cokroaminoto 12 A, Surabaya 60264
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada perkiraan yang ada pada
saat rencana pembangunan tersebut dibuat, karena itu masalah dapat timbul apabila ada
ketidaksesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Masalah
keterlambatan yang biasa dihadapi kontraktor di Kotamadya Kupang adalah tender proyek
yang belum tepat waktu sehingga sangat mempengaruhi pengerjaan proyek tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada proyek-proyek Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota
Kupang yang diselesaikan tahun 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan
mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan pada
proyek-proyek Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Kupang dan menganalisa penyebab
terbesar dari faktor dominan keterlambatan proyek. Penelitian dalam tesis ini adalah
penelitian eksploratif dengan melakukan pengumpulan data melalui kuesioner. Metode yang
digunakan adalah dengan cara sensus karena jumlah populasi yang relatif sedikit maka
seluruh populasi dijadikan sampel. Teknik analisa data menggunakan analisa deskriptif serta
teknik analisis faktor pada variabel-variabel yang mempengaruhi keterlambatan proyek. Dari
hasil penelitian ini didapatkan tiga faktor utama yaitu faktor manajerial kontraktor, faktor
uncertainty condition, dan faktor akibat kelemahan pemilik. Dari ketiga faktor tersebut
didapatkan enam variabel yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi di Kotamadya Kupang, yaitu sebagai berikut: (1) kekurangan material, (2)
keterlambatan pengiriman material, (3) kejadian huru-hara, (4) differing site condition, (5)
ketidakmampuan manajer proyek, dan (6) kesulitan keuangan pada pemilik.
Kata kunci: Keterlambatan Proyek, Faktor Dominan, Kotamadya Kupang
PENDAHULUAN
Kota Kupang sebagai Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga
sebagai barometer NTT tumbuh sebagai pusat pemerintahan, perekonomian, pendidikan dan
sektor jasa sehingga menjadi magnet bagi masyarakat dari daerah-daerah wilayah NTT untuk
datang mengadu nasib maupun untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu,
ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang lengkap sangat dibutuhkan karena fungsinya
sebagai ibukota wilayah yang menjadi alasan penduduk untuk bertempat tinggal. Salah satu
sarana dan prasarana adalah pembangunan infrastruktur jalan raya yang memiliki peran yang
sangat penting dalam mendukung aktifitas ekonomi, sosial, budaya dalam memfasilitasi
interaksi dan komunikasi masyarakat di Kota Kupang.
Penyediaan infrastruktur, prasarana dan fasilitas umum di Kota Kupang merupakan
salah satu bentuk pengadaan barang dan jasa yang ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kota Kupang melalui pelelangan umum maupun penunjukan langsung. Namun, dalam
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-5-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
tahapan pelaksanaan proyek di Kota Kupang selalu mendapatkan kendala, baik kendala yang
sudah diperhitungkan maupun yang diluar perencana. Kendala itu menjadi terhambatnya
pekerjaan proyek konstruksi, sehingga pekerjaan tersebut tidak berlangsung sesuai dengan
rencana.
Pembuatan rencana suatu proyek konstruksi selalu mengacu pada perkiraan yang ada
pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat, karena itu masalah dapat timbul apabila ada
ketidaksesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan pelaksanaannya. Sehingga dampak
yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu pelaksanaan proyek yang dapat juga disertai
dengan meningkatnya biaya pelaksanaan proyek tersebut. Keterlambatan tersebut sangat
merugikan pihak-pihak terkait, kontraktor maupun pemilik proyek itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasi faktor-faktor
dominan serta menganalisa penyebab keterlambatan terbesar dari faktor dominan pada
proyek-proyek Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Kupang. Data dalam penelitian ini
didapatkan dari proyek-proyek Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Kupang pada tahun
2009 yang berjumlah 48 proyek jalan.
METODE
Urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis dapat dijadikan pedoman
yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan masalah. Urutan langkah-langkah penelitian ini
digambarkan pada diagram alir berikut.
MULAI
PERUMUSAN MASALAH
TINJAUAN PUSTAKA
PENENTUAN MODEL DAN
VARIABEL PENELITIAN
PENYUSUNAN KUESIONER
PENYEBARAN KUESIONER
ANALISA PENGOLAHAN DATA
Analisa Deskriptif
Analisa Faktor
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
SELESAI
Gambar 1. Metodologi Penelitian
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Pengumpulan Data
Pengumpulan data terkait dengan keterlambatan proyek di Kotamadya Kupang melalui
survei di lapangan, dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan alat
bantu berupa kuesioner untuk mengumpulkan data primer. Responden dari survei ini adalah
orang-orang yang mempunyai posisi penting dalam suatu perusahaan, yaitu direktur dan
manajer proyek.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses
meringkas sejumlah variabel menjadi beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
jumlah variabel awal. Analisa faktor pada penelitian ini mereduksi 39 variabel penyebab
keterlambatan pada proyek konstruksi jalan di Kotamadya kupang untuk dijadikan beberapa
variabel yang lebih ringkas, dan sekumpulan variabel baru tersebut selanjutnya disebut faktor,
dimana faktor yang terbentuk tetap mencerminkan variabel aslinya. Beberapa tahap dalam
analisa faktor, diantaranya uji kecukupan data, menguji kelayakan variabel, dan pembentukan
faktor baru.
Tabel 1. KMO dan Uji Bartlett’s (Uji Kecukupan Data)
Pengujian
Nilai
Ukuran Kecukupan Sampel
KMO
Uji Bartlett’s
Kuadrat
0,618
Khi2707,127
0,000
Signifikansi
Dari hasil pengujian diperoleh nilai KMO sebesar 0,618 dan signifikansi pada uji
Bartlett’s adalah sebesar 0,000. Dengan hasil tersebut menunjukan bahwa sampel yang ada
sudah mencukupi untuk dilakukan analisis faktor.
Pada tahap awal analisis faktor terdapat 3 variabel yang mempunyai nilai MSA kurang
dari 0,5 yaitu variabel X1 (campur tangan pemilik yang tidak perlu), X4 (ketidakmampuan
manajer proyek), dan X14 (ketidakstabilan moneter). Dari ketiga variabel tersebut, variabel
X14 mempunyai nilai MSA terendah yaitu 0,474. Setelah dilakukan pertimbangan analisis,
diputuskan bahwa dalam analisis selanjutnya variabel X14 dibuang. Selanjutnya dilakukan
proses yang sama dan berikutnya diperoleh nilai MSA terendah dibawah 0,5 adalah variabel
X9 (kesalahan dalam kontrak) yaitu sebesar 0,462. Hingga setelah membuang ketiga variabel
tersebut seluruh variabel mempunyai nilai MSA lebih dari 0,5 dan pada tahap akhir diperoleh
variabel-variabel yang layak dimasukan dalam analisis selanjutnya seperti terlihat pada Tabel
2 berikut ini.
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Tabel 2. Hasil Pemilihan Variabel berdasarkan Nilai MSA
Variabel
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X10
X12
X13
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
Nilai MSA
0.667
0.598
0.728
0.639
0.655
0.708
0.594
0.752
0.742
0.624
0.588
0.766
0.752
0.615
0.791
0.783
0.815
0.866
Variabel
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
X38
X39
Nilai MSA
0.774
0.834
0.777
0.644
0.74
0.742
0.69
0.814
0.779
0.735
0.76
0.646
0.736
0.914
0.754
0.803
0.768
0.683
Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah keragaman dari suatu variabel mula-mula
yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Dari Tabel 3 dibawah ini diketahui bahwa variabel
X1 (campur tangan pemerintah yang tidak perlu) mempunyai nilai ekstraksi sebesar 0,749, hal
ini berarti 74,9% keragaman dari variabel X1 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Kemudian untuk variabel X2 (ketidakmampuan pemilik dalam berkoordinasi dengan pihak
terkait) sebesar 78,6% keragaman dari variabel ini dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Semakin besar komunalitas sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya
dengan faktor yang terbentuk, sebaliknya semakin kecil komunalitas sebuah variabel maka
hubungannya dengan faktor yang terbentuk akan semakin lemah.
Tabel 3. Matriks Komunalitas
Variabel
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X10
X12
X13
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
Nilai MSA
0.749
0.786
0.748
0.822
0.689
0.781
0.743
0.719
0.673
0.776
0.776
0.663
0.81
0.692
0.826
0.753
0.745
0.854
Variabel
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
X36
X37
X38
X39
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-5-4
Nilai MSA
0.739
0.814
0.85
0.706
0.713
0.824
0.778
0.832
0.805
0.829
0.733
0.805
0.781
0.776
0.759
0.813
0.659
0.673
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Total keragaman seperti di tampilkan pada Tabel 4 dibawah ini menunjukan jumlah
faktor yang dibentuk melalui hasil analisa faktor, dimana ketentuan yang digunakan adalah
faktor yang memiliki nilai eigen lebih dari 1. Sehingga dari hasil analisis diketahui bahwa
terdapat 3 faktor yang terbentuk sebagai penyebab keterlambatan pada proyek konstruksi jalan
di Kotamadya Kupang.
Setelah diketahui bahwa 3 faktor adalah jumlah yang paling optimal dengan total
keragaman yang dapat dijelaskan oleh ketiga faktor tersebut cukup tinggi yaitu 74,89%, maka
dilakukan pendistribusian variabel asal ke dalam faktor yang terbentuk dengan melihat besar
korelasi yang terbentuk (faktor loading) yang diperoleh.
Tabel 4. Total Keragaman Yang Dapat Dijelaskan
Komponen
1
2
3
Total
13,400
3,418
1,158
Nilai Eigen
% Keragaman % Keragaman Kumulatif
55,832
55,832
14,241
70,072
4,823
74,896
Dari hasil pengelompokan variabel tersebut berdasarkan faktornya adalah sebagai berikut:
1. Faktor 1, terdiri dari variabel X21, X22, X23, X24, X26, X27, X28, X29, X30, X31, X32, X33,
X34, X35, X36, X37, X38 dan X39 dengan keragaman yang dapat dijelaskan sebesar
55,83%. Secara berurutan variabel-variabel tersebut adalah kekurangan tenaga kerja,
perilaku para pengawas, keterlambatan pengiriman material, kekurangan material,
kualitas material, jumlah material yang dikirim tidak tepat, perawatan peralatan yang
kurang, kesalahan penempatan peralatan, peralatan tidak sesuai, keterlambatan
pengiriman peralatan, kesulitan keuangan pada kontraktor, kesalahan estimasi biaya,
metode konstruksi tidak tepat, kurangnya pengalaman kontraktor, site management
yang buruk, kurangnya komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terlibat dalam
proyek dan kurangnya pengawasan terhadap subkontraktor dan supplier. Selanjutnya
18 variabel yang tergabung dalam faktor 1 ini tersebut disebut faktor manajerial
kontraktor.
2. Faktor 2, terdiri dari variabel X10, X12, X16 dan X17, dengan keragaman yang dapat
dijelaskan sebesar 14,24%. Ketiga variabel tersebut adalah keadaan cuaca, huru-hara,
differing site condition dan lack of access. Selanjutnya faktor 2 ini disebut faktor
yang tidak dapat diprediksi sebelumnya (uncertainty condition).
3. Faktor 3, terdiri dari variabel X4 dan X6 dengan keragaman yang dapat dijelaskan
sebesar 4,82%. Kedua variabel yang membentuk faktor 3 ini adalah ketidakmampuan
manajer proyek dan kesulitan keuangan pada pemilik. Selanjutnya faktor 3 ini disebut
sebagai faktor kelemahan pemilik.
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Tabel 5. Pembentukan Faktor
X6
Factor Loading
Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3
.748
X10
.791
X12
.807
X16
.869
X17
.729
X21
.875
X22
.829
X23
X24
X26
.900
.921
.826
X27
.894
X28
.857
X29
.840
X30
.833
X31
.842
X32
.824
X33
.840
X34
.824
X35
.890
X36
.860
X37
.898
X38
.797
X39
X4
.733
.869
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil terkait penelitian ini adalah:
1. Faktor pertama yang berkontribusi paling besar terhadap keterlambatan proyek konstruksi
di Kotamadya Kupang adalah faktor manajerial kontraktor sebesar 55,85%, dimana
variabel yang menonjol dan mempunyai korelasi cukup tinggi dalam membentuk faktor
ini adalah variabel kekurangan material (X24) yang memiliki factor loading sebesar 0,921.
Faktor kedua yaitu keterlambatan akibat dari keadaan yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya (uncertainty condition), dimana 14,24% keterlambatan proyek konstruksi
disebabkan oleh faktor ini. Adapun variabel yang cukup menonjol sebagai pembentuk
utama faktor ini dengan nilai factor loading yang cukup tinggi adalah variabel kejadian
huru-hara (X12) yang memiliki factor loading sebesar 0,807.
Faktor ketiga yang menjadi faktor penyebab keterlambatan adalah faktor kelemahan
pemilik dimana sebesar 4,82% keterlambatan proyek konstruksi disebabkan oleh faktor
ini. Variabel utama yang cukup menonjol membentuk faktor ini adalah ketidakmampuan
manajer proyek (X4) yang mempunyai factor loading sebesar 0,869.
2. Faktor dominan terbesar yang berkontribusi dari faktor manajerial kontraktor adalah:
kekurangan material (X24) dan keterlambatan pengiriman material (X23).
Faktor dominan terbesar yang berkontribusi dari faktor uncertainty condition adalah:
kejadian huru-hara (X12) dan differing site condition (X16).
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Faktor dominan terbesar yang berkontribusi dari faktor kelemahan pemilik adalah:
ketidakmampuan manajer proyek (X4) dan kesulitan keuangan pada pemilik (X6).
Dari hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang disarankan yaitu:
1. Penelitian berikutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah responden sehingga hasil
yang diperoleh lebih mendekati kondisi yang sesungguhnya.
2. Penelitian berikutnya diharapkan melakukan penelitian tidak hanya di satu daerah tetapi
dibeberapa daerah, sehingga bisa diketahui hubungan antar daerah tesebut.
3. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian berikut hendaknya disesuaikan dengan
variabel yang digunakan, jika memungkinkan ditentukan indikator dari masing-masing
variabel tersebut.
4. Penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan survei pendahuluan untuk menentukan
variabel-variabel yang lebih spesifik tentang keterlambatan proyek konstruksi. Dengan
variabel yang lebih spesifik maka diharapkan akan mengurangi variabel yang tereduksi
pada proses analisis.
5. Penelitian selanjutnya disarankan agar mencari korelasi antara penyebab dan besarnya
keterlambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, M. dan Iswati, S. (2002).
Universitas Airlangga.
“Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kuantitatif”.
Assaf, et al. (1995). “Causes of Delay in Large Building Construction Project”.
Austen,
A.D
dan Neale, R.H. (1994).
“Manajemen Proyek
Konstruksi
Pedoman,Proses dan Prosedur’’, PPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Hair, Joseph. F. (2010). “Multivariate
Pearson Education, Inc.
Data
Analysis” Seventh Edition.
New Jersey:
Jervis, B. (1998). “Construction Project Schedulling”. Mc Graw Hill, New York.
Levis dan Atherley. (1996). “Delay Construction”. Langford.
Malhotra, Naresh. K. (1997). “Marketing Research: An Applied Orientation”. Second
Edition. Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.
Obrien, J. (1996). “CPM in Contruction Management”. Cahner Books Internasional,
Boston.
Proboyo, B. (1999). “Keterlambatan Waktu Pelaksanaan
Peringkat Dari Penyebab - Penyebabnya”.
Soeharto, I. (1997). “Manajemen Proyek
Erlangga, Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-5-7
dari
Proyek:
Klasifikasi
Dan
Konseptual sampai Operasional”,
Download