BAB 3 KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS 3.1 Pemasaran Jasa Jasa dapat diartikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler & Keller, 2012). Walaupun demikian, produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya adalah produk jasa murni (child care, konsultasi psikologi, dan lain-lain), ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai persyaratan utama, misal pesawat dalam jasa penerbangan. Pemasaran jasa tidak dapat diidentifikasikan dengan jelas gambaran produknya. Jasa baru terlihat bila dikaitkan dengan suatu hubungan langsung (interpersonal), misalnya antara produsen dengan konsumen. Peristiwa memberi dan menerima yang dilakukan kedua pihak ini lebih menekankan atau diukur pada kepuasan. Bisnis jasa sangat kompleks, karena banyak elemen yang mempengaruhinya, seperti system internal organisasi, lingkungan fisik, kontak personal, iklan, tagihan dan pembayaran, komentar dari mulut ke mulut, dan sebagainya. Oleh karena itu Gronroos dalam Kotler (2007), menyatakan bahwa dalam konsep pemasaran jasa melibatkan beberapa unsur dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran yakni tidak hanya dari sisi pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran interaktif. Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan dalam rangka melatih dan memotivasi para karyawannya agar dapat melayani http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 para pelanggan dengan baik. Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dan karyawan. Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempersiapkan, menetapkan harga, melakukan distribusi dan mempromosikan jasa kepada para pelanggan. Pemasaran jasa bersifat sensitif dalam menghayati kebutuhan konsumennya, karena itu tenaga pemasaran jasa harus selalu dekat dan terus menerus memperhatikan konsumennya, untuk dapat memperkenalkan dan mempromosikan jasa tersebut. Hal ini terutama disebabkan para konsumen/pelanggannya berubah, karena dapat dipengaruhi perasaan, keinginan serta perkembangan yang terdapat di lingkungannya (Tjiptono, 2014) Kegiatan pemasaran jasa harus dapat mendekatkan konsumen, pelanggan, mengkaji peluang-peluang pasar, menetapkan posisi jasa segmen pasar dan pasar sasaran atas dasar kebutuhan jasa tersebut serta merumuskan bauran pemasaran (marketing mix), yang meliputi mutu dan deversifikasi jasa, harga atau tarif dari kegiatan promosi dan strategi penyampaian jasa tersebut. Dalam konteks yang lebih luas pemasaran adalah suatu upaya mengantar perusahaan mencapai tujuan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Untuk melakukan pemasaran, maka manajer pemasaran sebagai salah satu fungsi perusahaan harus mengenali seluk beluk kebutuhan manusia dengan memberikan kepuasan bagi tamu. Kotler (2007) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan produk yang lain. Produk jasa memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan barang (produk fisik), ciri-ciri produk jasa sebagai berikut (Kotler, 2007): a. Intangibility (tidak berwujud) Jasa tidak berwujud, tidak dapat dipilih, dicicipi, dirasakan dan didengar sebelum dibeli. b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Jasa tidak dapat dipisahkan dan pemberi jasa itu, baik pemberi jasa itu adalah orang maupun mesin. Jasa tidak dapat dijejerkan dalam rak-rak penjualan dan dibeli konsumen kapan saja dibutuhkan. c. Variability (bervariasi) Jasa sangat beraneka ragam karena tergantung siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana disediakan. Seringkali pemberi jasa menyadri akan keanekarupaan yang besar ini dan membericarakan dengan yang lain sebelum memilih satu penyediaan jasa. d. Persihability (tidak tahan lama) Jasa tidak dapat tahan lama karenanya tidak dapat disimpan untuk penjualan atau penggunaan dikemudian hari. Sifat jasa yang tidak tahan lama ini bukanlah masalah kalau permintaan tetap/teratur karena jasa-jasa sebelumnya dapat dengan mudah disusun terlebih dahulu. Kalau permintaan fluktuasi, perusahaan jasa akan dihadapkan pada berbagai masalah yang sulit. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 3.2 Perilaku Konsumen Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam perilakunya maka produsen harus benar-benar tanggap untuk melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginannya. Menurut Solomon (2002); “Consumer behavior is the study of the proceses involved when individuals or groups select, purchase use or dispose of products,services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires”. Jadi pada dasarnya pengusaha mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan memuaskan konsumen melalui produk yang ditawarkan. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. Menurut Swasta dan Handoko (2000); Faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain :1) motivasi dan 2) persepsi. Pemahaman perilaku konsumen merupakan aspek krusial yang menunjang keberhasilan pemasaran jasa. Secara garis besar, perilaku konsumen mencakup aktivitas mental dan fisik berkenaan dengan proses mendapatkan, mengkonsumsi dan menghentikan pemakaian produk, jasa, ide dan/ atau pengalaman tertentu (Priest, Carter, & Statt ,2013). Analisis perilaku konsumen jasa dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan utama, yakni pra-pembelian, konsumsi, dan evaluasi. Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahap pra-pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian/konsumsi, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan. Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.(Schiffman & Kanuk, 2000) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis. Gambar 3.1 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Sumber : Kotler (2007) Menurut Kotler (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktorfaktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen. Pada penelitian ini yang memepengaruhi keputusan nasabah dalam pengambilan KPR adalah motivasi dan persepi nasabah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 3.2.1 Motivasi Motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan (Trehan, pada Durmaz 2014). Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Menurut Durmaz (2014) menyebutkan bahwa motivasi adalah kebutuhan internal yang mendorong perilaku mengarah kepada memuaskan keinginan atau harapan. Yang ditunjang dengan 5 tingkatan motivasi yakni, (1) Kebutuhan Fisiologis, (2) Kebutuhan Keamanan, (3) Kebutuhan Sosial, (4) Kebutuhan esteem, dan (5) Kebutuhan aktualisasasi diri (Maslow dalam Durmaz, 2014) Ada pula suatu teori yang disebut “Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya (Victor H. Vroom, 1965 dalam Durmaz, 2014) Teori yang dikemukakan oleh Victor Vroom ini mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu a) Harapan (Expentancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku.Harapan merupakan propabilitas yang memiliki nilai berkisar nol yang berati tidak ada kemungkinan hingga satu yang berarti kepastian b) Nilai (Valence) adalah akibat dari prilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu c) Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengn hasil tingkat ke dua.Vroom mengemukakan bahwa pertautan dapat mempunyai nilai yang berkisar antara –1 yang menunjukan persepsi bahwa tercapinya tingkat ke dua adalah pasti tanpa hasis tingkat pertama dan tidak mungkin timbul dengan tercapainya hasil tingkat pertama dan positip satu +1 yang menunjukan bahwa hasil tingkat pertama perlu dan sudah cukup untuk menimbulkan hasil tingkat ke dua. Dari teori tersebut yang peneliti rasa sesuai dengan penelitian saat ini adalah dimensi Harapan, Nilai, dan Pertautan. Hal ini dikarenakan motivasi nasabah dalam memutuskan pengambilan KPR di bank syariah meliputi harapan akan produk yang diinginkan sesuai nilai dan ekspektasi yang dimiliki, serta http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 hubungan atau pertautanya satu sama lain yang bertujuan memuaskan kebutuhan nasabah. 3.2.2 Persepsi Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Perception is process by which an individuals selects organizers, and interprets stimuli into the a meaningfull and coherent picture of the world”. Kurang lebihnya bahwa persepsi merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan rangsangan- rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya. Sedangkan Kotler dan Amstrong (1996) mengemukakan dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi konsumen terhadap produk. Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui hal–hal apa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk kita. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama. Dalam merespon stimul, nasabah/pelanggan tanpa sadar mengevaluasi kebutuhan, nilai, dan harapan. Kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam memilih, mengorganisirdan mengartikan stimuli yang mereka terim (Connolly, 2010). Mengacu pada pendapat Assael (2001) dalam Connolly (2011), dimensi persepsi dibagi menjadi tujuh, yaitu: 1. Kinerja Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik operasional adalah kecepatan, akselerasi, sistem dan kenyamanan. Pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja tersebut karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain. 2. Pelayanan Mencerminkan kemampuan toko dalam memberikan pelayanan kepada konsumen terkait dengan produk yang dipasarkan. Semakin baik pelayanan yang diberikan toko kepada konsumen, semakin baik pula penilaian konsumen terhadap image toko itu. 3. Ketahanan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Mencerminkan daya tahan produk tersebut, apakah produk tersebut tahan lama atau tidak. Konsumen akan merasa nyaman dalam membeli suatu produk apabila produk tersebut telah benar-benar teruji dan tahan lama. 4. Keandalan Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya. Jika konsumen melakukan pembelian suatu produk, kemudian melakukan pembelian berulang terhadap produk tersebut dan merasakan kepuasan yang sama atas kinerja produk itu, maka produk itu dikatakan mempunyai keandalan. 5. Karakteristik produk Fitur-fitur yang terdapat pada suatu produk yang dapat membedakannya dari produk pesaingnya, dan fitur tersebut bisa menjadi nilai lebih di mata konsumen. 6. Kesesuaian dengan spesifikasi Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. Konsumen akan merasa dibohongi apabila produk yang mereka gunakan tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas yang ditawarkan perusahaan, sehingga akan memberikan penilaian yang buruk badi produk tersebut. 7. Hasil Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan “hasil akhir” produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting yang dapat menarik perhatian konsumen. 3.3 Bauran Pemasaran Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc Carthy yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, dan Place), dalam perkembangannya, sejumlah penelitian menunjukan bahwa penerapan 4P terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa. Jasa membutuhkan beberapa unsur tambahan dalam bauran pemasaran yaitu People, Physical Evidence, dan Presentation and Process (Fandy Tjiptono, 2014). Sittichai & Chongwu (2014) mengatakan bahwa bauran pemasaran merupakan alat yang digunakan atau diaplikasikan oleh suatu organisasi untuk mendapatakan objek pasar dalam grup target tertentu. Bauran pemasaran adalah sebagai motivasi yang mempengaruhi keputusan konsumen/pelanggan untuk menggunakan suat produk ataupun jasa. Bauran pemasaran jasa terdiri dari beberapa faktor: (1) Produk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai penjual yang menawarkan produk ke pelanggan dan pelanggan menerima keuntungan dari produk tersebut. Manajemen harus menambah pelayanan yang dapat memuasakan nasabah dan menjaga sikap kompetitif melawan kompetitor. (2) Tempat atau lokasi yang tepat mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam delivery pelayanan yang optimal. (3) Harga harus dijelaskan secara jelaskan kepada pelanggan, sehingga dapat dipahami setiap level perbedaanya oleh pelanggan. (4) Promosi sebagai alat komunikasi yang dapat memberikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 informasi/ motivasi untuk memiliki sikap dan perilaku pelanggan terhadap produk yang ditawarkan, ini adalah kunci hubungan marketing yang baik. Produk tanpa komunikasi yang baik dan tepat akan gagal. Keuntungan dalam komunikasi marketing yang baik adalah fokus terhadap pelanggan tentang bagaimana mereka menerima manfaat dari produk kita. (5) People are employer. Karyawan harus kompeten dan memiliki sikap yang yang baik dalam merespon pelanggan, memiliki kemampuan problem solving, kreatif dan mampu membangun komunikasi organisasi antara karyawan dan pelanggan. (6) Proses menunjuk pada regulasi dan SOP untuk memastikan akurasi dan kecepatan pelayanan. (7)Physical Evidence, dan Presentation menawarkan keseluruhan kualitas pelayanan dalam hal komunikasi yang santun, pelayanan yang tanggap, dan keuntungan lainnya yang berhak didapatkan oleh pelanggan secara efektif dan efisien. Menurut Manoj (2013) bahwa bauran pemasaran untuk jasa tidaklah cukup dengan 4P, dibutuhan 3P lagi untuk membedakan pemasaran jasa dan pemasaran produk. Hal ini dikarenakan tiap elemen harus sesuai antar elemen satu sama lain guna melakukakan pelayanan dan menghasilkan nilai bagi konsumen, sebagai alat untuk untuk mencapai goal pemasaran. Di sisi lain Yasanallah & Vahid (2012) mengatakan bahwa dengan menggunakan bauran pemasaran dapat membahntu memenuhi kebutuhan konsumen dan memperluas pangsa pasar serta meningkatkan penjualan. Elemenelemen bauran pemasarannya adalah, (1) Produk merupakan komponen penting dalam melakukan pelayanan dalam meningkatkan nilai untuk pelanggan, seperti http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 suplai produk dengan brand yg credible atau packaging yang menarik sebagai tambahan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan, (2) Harga atau biaya yang dapat diterima oleh konsumen, (3) Tempat, dimana konsumen harus disediakan pelayanan yang memuaskan dan memudahkan, misal dengan media elektronik. (4) Promosi, bermanfaat untuk meningkatkan penjualan, (5) Personnel, yakni satu-satunya komponen yang meneyediakan layanan kepada secara langsung, maka pentingnya pelatihan karyawan dan pengetahuan akan pemasaran serta bagaimana memperlakukan pelanggan secara tepat, (6) Prosedur dalam manajemen memastikan tersedianya dan ketepatan kulaitas suatu pelayanan. (7) Physical Asset mengacu pada lingkungan dan fasilitas yang dibutuhkan perusahaan dalam menyediakan pelayanan terbaik untuk konsumen/pelanggan. Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bauran pemasaran adalah suatu strategi marketing yang menekankan bagaimana cara menjual produk seefektif mungkin berdasarkan data-data yang diperoleh dan dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar. Bauran pemasaran adalah suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan perusahaan, misalnya laba, penghasilan, harta yang ditanam, omzet penjualan, dan pangsa pasar yang ingin diraih. Dalam bauran pemasaran perusahaan jasa khususnya, ada unsur-unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran, yaitu 7P: product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk (product), penawaran berwujud perusahaan kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Alat bauran lain yang juga penting adalah harga (price), yaitu jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu. Keputusan- keputusan seperti pemberlakuan harga eceran, potongan harga, dan periode pembayaran terdapat didalamnya. Tempat/lokasi (place), alat bauran lainnya, termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Kegiatan identifikasi, perekrutan, dan menghubungkan berbagai penyedia fasilitas pemasaran untuk menyediakan produk dan pelayanannya secara efisien kepada pasar sasaran merupakan beberapa aktifitas yang biasa dilakukan pada sisi ini. Promosi (promotion) meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran, termasuk di dalamnya adalah kegiatan seperti periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, serta pemasaran langsung dan online. Manusia (people), menyangkut seluruh aspek yang berkaitan dengan orang-orang yang berkecimpung di dalam perusahaan. Yang biasa menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan pada sisi ini diantaranya adalah sikap karyawan, pelatihan karyawan, penampilan, dan lain-lain. Proses (process), bagaimana pelayanan dapat diterima dengan sebaik mungkin oleh pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah standarisasi pengawasan kualitas, jaminan kualitas, sistem antrian, waktu tunggu pelanggan, dan lain-lain. Dan yang terakhir adalah bukti fisik (physical evidence), yaitu segala bentuk fisik perusahaan yang dapat menarik minat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 pelanggan.Yang termasuk di dalamnya adalah bangunan, dekorasi, alat transportasi, dan lain-lain. Semua unsur 7P, baik product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence, semua digunakan dalam pemasaran baik produk maupun jasa. Karena dalam pemasaran, ketujuh hal tersebut sangat mempengaruhi laku atau tidaknya produk maupun jasa yang akan kita jual ke konsumen. Tetapi untuk pemasaran jasa lebih cocok dengan 7P dibandingkan dengan 4P karena elemen yang berhubungan satu sama lain dianggap kurang jika hanya dengan 4P saja. 3.4 Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dimana konsumen dihadapkan pada suatu masalah yang akan dipecahkan. Menurut Amirullah (2002), keputusan konsumen adalah “Proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satau atau lebih aternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu”. Kotler (2007) mengatakan ada lima proses dalam pengambilan keputusan. Gambar 3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber : Kotler (2007) Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ada lima tahapan yaitu: 1) pengenalan masalah, 2) pencarian informasi, 3) evaluasi alternatif, 4) keputusan pembelian, 5) perilaku pasca pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 Pada penelitian ini lebih menitik beratkan pada keputusan pengambilan kredit pemilikan rumah di Bank Syariah, penjelasan dari tahap-tahap pengambilan keputusan pengambilan kredit ini adalah dimulai saat konsumen / nasabah menyadari perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Tahap kedua, konsumen akan mulai timbul minatnya dalam mencari informasi lebih banyak. Ada beberapa tingkat pencarian informasi yakni sumber pribadi :keluarga, teman, tetanggadan sumber komersil: iklan, pameran sumber umum: media massa, pengalaman. Tahap ketiga, kebanyakan model dari evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yakni konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat dalam perangkat pilihan. Pada tahap keputusan pembelian terdapat dua faktor yang mempengaruhi tujuan dan keputusan konsumen dalam membeli / mengambil KPR. Dua faktor tersebut adalah sikap orang lain dan factor situsi yang tidak diduga/tidak terantisipasi. Gambar 3.3 Tahap-Tahap Evaluasi dan Keputusan Pembelian Sumber : Kotler (2007) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 Setelah itu, saat konsumen sudah membeli atau memutuskan mengambil KPR, seorang konsumen/nasabah akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk. Jika konsumen mendetksi suati kecacatan, beberapa pembeli tidak menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya berifat netral dan beberapa mungkin melihat kecacatan tersebut sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi tingkah laku konsumen berikutnya. Bisa berupa re-purchase produk atau meninggalkan produk. Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama, yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Faktorfaktor tersebut akan mendorong konsumen dalam bertindak untuk mendayagunakan serta mempersepsikan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dalam melakukan keputusan pengambilan KPR. Menurut Kendall pada Lyonski & Durvasula (2013) konsep inti keputusan pembelian dari konsumen adalah orientasi mental dalam menciptakan konsumen untuk membuat pilihan. Sedangkan Aghdaie et all (2014) mengatakan bahwa konsumen mengahadapi faktor lingkungan yang berbeda pada setiap tahapan proses keputusan pembelian yang telah dijelaskan sebelumnya dari 5 tahapan proses pengambilan keputusan (Kotler, 2007). Faktor-faktor tersebut adalah (1) Goal, skema, & proses informasi (2) Daya ingat (3) Keterlibatan (4) Sikap (5) Pengaruh (6) Atmosfir dan (7) Atribusi dan pilihan konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 Keputusan membeli konsumen dapat diartikan sebagai proses psikologis yang dialami konsumen dalam menentukan pilihan produk barang atau jasa yang akan dibelinya. Produk atau jasa tersebut dipilih dari sejumlah alternatif produk atau jasa sejenis. Produk atau jasa sejenis tersebut dipilih dari sejumlah alternatif produk atau jasa sejenis. Contohnya keputusan membeli konsumen adalah saat seorang konsumen/nasabah memilih KPR di bank syariah dibanding bank konvensional, atau memilih Bank Syariah Mandiri dibanding bank syariah lainnya. 3.5 Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah motivasi, persepsi, bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa tesis dan jurnal-jurnal melalui internet. Berdasarkan hasilhasil penelitian yang telah dilakukan menyiratkan bahwa sebagian besar menyatakan bahwa variabel-variabel tersebut berhubungan satu sama lain. Variabel –variabel tersebut mempunyai beberapa dimensi atau berbagai unsur/komponen. Secara khusus, peneliti melakukan inventarisasi terhadap dimensi ataukomponen-komponen yang terdapat dalam variabel yang diteliti. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 Dimeni serta indikator dalam keemppat variabel tersebut, sekaligus akan menjadi acuan dalam membuat instrumen yang diturunkan kedalam butir-butir pernyataan untuk disebarkan kepada responden. Selanjutnya membuat skematis hasil penelitian tersebut dalam sebuah tabel yang disusun berdasarkan tahun penelitian dari yang terdahulu hingga yang terkini. Untuk memudahkan pemahaman terhadap bagian ini, dapat dilihat pada lampiran 2 tesis ini pada halaman 116. Dari beberapa contoh hasil penelitian terlampir (pada halaman lampiran), maka dapat digambarkan beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan tesis ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam membahas pokok permasalahan, yaitu variabel perilaku nasabah, bauran pemasaran, dan keputusan pembelian. Sedangkan perbedaannya adalah variabel yang peneliti angkat adalah Motivasi (X1), Persepsi (X2), Bauran Pemasaran (X3), dan Keputusan Pembelian (Y). Penelitian ini pun dilakukan di Bank Syariah Mandiri berbeda dengan peneliti terdahulu yang penelitiannya dilakukan ditempat yang berbeda. Pada Variabel Motivasi beberapa penelitian mengatakan bahwa motivasi sebagai karakterisitik dan perilaku konsumen mempengaruhi minat dan keputusan pemebelian suatu produk. Begitu juga dengan persepsi, dimana persepsi dibangun dialam bawah sadar seseorang untuk mengevaluasi hingga memlikih produk dalam memutuskan pembelian atau tidak. Kemudian pada variabel Bauran pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan juga punya peranan kuat dalam mendorong konsumen mengambil keputusan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 pembelian. Hal ini dikarenakan dimensi-dimensi pada bauran pemasaran jasa bersentuhan langsung dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Dari penjabaran diatas dapat diduga bahwa ketiga variabel tersebut punya pengaruh terhadap keputusan pembelian pelanggan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Penelitian ini diharapakan dapat menghasilkan gambaran tentang hubungan antar variabel tersebut dan mengukur pengaruh antar variabelnya. 3.6 Rerangka Pemikiran Fenomena yang terjadi di Bank Syariah Mandiri CFBC Tangerang yakni rendahnya keputusan pembelian belakangan ini, disinyalir disebabkan oleh motivasi nasabah, persepsi nasabah, bauran pemasaran yang BSM lakukan. Menunjuk pada penelitian terdahulu (terlampir pada halaman lampiran), menurut Aghdie, et all (2014) bahwa konsumen mengahadapi faktor lingkungan yang berbeda pada setiap tahapan proses keputusan pembelian yang telah dijelaskan sebelumnya dari 5 tahapan proses pengambilan keputusan, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian. Sedangkan menurut Lynski dan Drvasula (2014), konsep inti keputusan pembelian dari konsumen adalah orientasi mental dalam menciptakan konsumen untuk membuat pilihan, sehingga dimensi yang digunakan (1) Perfectionism, (2) Brand Consciousnes, (3) Novelty Consciousness, (4) Hedonistic Shopping, (5) Price, (6) Impulsiveness, (7) Habitual. Dari pernyataan dari penelitian terdahulu tersebut mengenai konsep keputusan pembelian, peneliti mengacu pada Agdaie (2014) dengan kelima dimensi tersebut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 yakni : (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian. Konsep motivasi menurut Durmaz (2014) menyebutkan bahwa motivasi adalah kebutuhan internal yang mendorong perilaku mengarah kepada memuaskan keinginan atau harapan. Yang ditunjang dengan 5 tingkatan motivasi yakni, (1) Kebutuhan Fisiologis, (2) Kebutuhan Keamanan, (3) Kebutuhan Sosial, (4) Kebutuhan esteem, dan (5) Kebutuhan aktualisasasi diri (Maslow). Serta Durmaz pun berpendapat bahwa selain teori maslow, teori dari Victor Vroom (1964) pun dapat sebagai salah satu pilihan dalam menentukan dimensi dalam konsep Motivasi, bahwa motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Dari teori tersebut dimensi yang digunakan dalam konsep motivasi adalah (1) Harapan, (2) Nilai, dan (3) Pertautan. Penelitian terdahulu tersebut membantu peneliti menentukan dimensi yang sesuai dengan penelitian kali ini yakni Harapan, Nilai, dan Pertautan. Hal ini dikarenakan motivasi nasabah dalam memutuskan pengambilan KPR di bank syariah meliputi harapan akan produk yang diinginkan sesuai nilai dan ekspektasi yang dimiliki, serta hubungan atau pertautanya satu sama lain yang bertujuan memuaskan kebutuhan nasabah. Pada variabel persepsi, konsep yang diusung adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 55 membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama. Dalam merespon stimul, nasabah/pelanggan tanpa sadar mengevaluasi dimensi-dimensi : (1) kebutuhan, (2)nilai, dan (3) harapan. Kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam memilih, mengorganisirdan mengartikan stimuli yang mereka terima (Connolly, 2010). Sedangkan mengacu pada pendapat Assael (2001: 256), dimensi persepsi dibagi menjadi tujuh, yakni (1) Kinerja, (2) Pelayanan, (3) Ketahanan, (4) Keandalan, (5)Karakteristik Produk, (6) Kesesuaian dengan spesifikasi, dan (7) Hasil. Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil 4 dimensi yang sesuai dengan kasus penelitian saat ini yaitu, kinerja, pelayanan, karakteristik produk, dan kesusuaian dengan spesifikasi dalam penentuan nasabah dalam pengambilan kreditnya. Dalam bauran pemasaran perusahaan jasa khususnya, ada unsur-unsur atau elemen yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran, yaitu 7P: product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence. Sittichai & Chongwu (2014) mengatakan bahwa bauran pemasaran merupakan alat yang digunakan atau diaplikasikan oleh suatu organisasi untuk mendapatakan objek pasar dalam grup target tertentu. Bauran pemasaran adalah sebagai motivasi yang mempengaruhi keputusan konsumen/pelanggan untuk menggunakan suat produk ataupun jasa dimensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) produk, (2) harga, (3) promosi, (4) people, (5) physical evidence, (6) presentasi, dan (7) proses. Di sisi lain Yasanallah & Vahid (2012) mengatakan bahwa dengan menggunakan bauran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 pemasaran dapat membantu memenuhi kebutuhan konsumen dan memperluas pangsa pasar serta meningkatkan penjualan, dengan dimensi (1) Product, (2) Price (3) Promotion, (4) Place, (5) Personnel, (6) Physical asset, dan (7) Procedure. Kedua penelitian ini menggunakan ketujuh dimensi dalam dimensi bauran pemasaran yang sesuai dengan penelitian ini. Oleh sebab itu kedua hasil penelitian terdahulu ini menjadi acuan pustaka pada penelitian ini, yaitu (1) Produk, (2) Harga, (3) Tempat, (4) Promosi, (5) SDM, (6) Prosedur Layanan, dan (7) Physical Evidence. Unsur yang berkesinambung atas penjabaran variabel-variabel diatas adalah, dalam hipotesis atau dugaan sementara yang peneliti buat sebelumnya bahwa dimensi yang digunakan agar mendaptakan hasil yang signifikan dari variabel pertama, motivasi nasabah mempengaruhi keputusan pembelian adalah Harapan, Nilai, dan Pertautan. Lalu variabel kedua, persepsi nasabah mempengaruhi keputusan pembelian, agar hipotesis sebelumnya memiliki hasil yang signifikan atau tidak bias maka menggunakan dimensi kinerja, pelayanan, karakteristik produk, dan kesusuaian dengan spesifikasi dalam penentuan nasabah dalam pengambilan kreditnya. Untuk variabel ketiga, bauran pemasaran menggunakan dimensi sebagai berikut: 1) Produk, (2) Harga, (3) Tempat, (4) Promosi, (5) SDM, (6) Prosedur Layanan, dan (7) Physical Evidence untuk dapat mendapatkan hasil terbaik dari hipotesis sebelumnya. Hal ini peneliti simpulkan karena proses keputusan pembelian atau keputusan pengambilan kredit dipengaruhi oleh dimensi : (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian, dimana http://digilib.mercubuana.ac.id/ 57 motivasi nasabah dan persepsi nasabah serta bauran pemasaran disinyalir mempengaruhi proses nasabah dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut berada dalam dimensi pengenalan, pecarian informasi, evaluasi, hingga pembelian dan pembelian kembali. Dari hasil pemikiran di atas dapat dibentuk model penelitian sebagai berikut : MOTIVASI (X1) KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT DI BANK SYARIAH (Y) PROMOSI (X2) BAURAN PEMASARAN (X3) Gambar 3.4 Model Penelitian Sumber : Peneliti (2015) Gambar diatas menjelaskan bahwa terdapat 3 variabel independent dan 1 variabel dependent, variabel independentmya terdiri dari motivasi, persepsi, dan bauran pemasaran yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependentnya yaitu keputusan pengambilan kredit di bank syariah. Model ini dibuat bertujuan agar variable-variabel yang diteliti jelas dirinci. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 58 3.7 Hipotesis Berdasarkan hasil dari model penelitian di atas, sehingga dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Tabel 3.1 Hipotesis Hipotesis Dasar Ho = Motivasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah 1 H1 = Motivasi berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah Ho = Persepsi tidak berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah 2 H1 = Persepsi berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah Ho = Bauran Pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah 3 H1 = Bauran Pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah Ho = Motivasi, Persepsi, dan Bauran Pemasaran secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah 4 H1 = = Motivasi, Persepsi, dan Bauran Pemasaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR di Bank Syariah Sumber : Peneliti (2015) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Skala Uji Uji t Uji t Uji t Uji t