45 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1 Pengertian Disiplin Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin baik kinerja yang dapat dicapai.Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.Kedisiplinan merupakan faktor yang utama yang diperlukan sebagai alat peringatan terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Sehingga seorang pegawai dikatakan memiliki disiplin yang baik jika pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya Disiplin merupakan bagian dari fungsi operasional MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan atau instansi mencapai hasil yang optimal. Berikut adalah pengertian-pengertian disiplin kerja menurut para ahli diantaranyayaitu : Sutrisno (2011:86)bahwa : “Disiplin kerja adalah kesadaran dan kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.” Rivai (2011:825)bahwa : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 “Disiplin kerja adalah suatu alat yang dipergunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesedian seorang dalam memenuhi segala peraturan perusahaan.” Singodimenjo dalam Sitrisno (2011:86)bahwa : “Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.” Berdasarkan beberapa pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap kesadaran, kerelaan dan kesediaan seseorang dalam mematuhi dan menaati peraturan serta norma-norma social yang berlaku di lingkungan sekitar. 3.1.1 Faktor Disiplin Kerja Menurut Sutrisno (2011:89) faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah : 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi : Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikannya bagi perusahaan 2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya sendiri ucapan, perbuata, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan : Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang pastiuntuk dapat dijadikan pegangan bersama. 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan : Bila ada seseorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan pelanggaran yang dibuatnya. 5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan : Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan : Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. 7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang nendukung tegaknya disiplin http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 Disiplin menunjukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Siagian (2011) bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana yaitu 1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan. 2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan 3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya. 4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan. 5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan 3.1.2 Bentuk Disiplin Kerja Tindakan pendisiplinan kepada pegawai haruslah sama pemberlakuaanya. Disini tindakan disiplin berlaku bagi semua, tidak memilih, memilah dan memihak kepada siapapun yang melanggar akan dikenakan sanksi pendisiplinan yang sama termasuk bagi manajer atau pimpinan, karena pimpinan harus memberi contoh terhadap para bawahannya. Menurut Mangkunegara (2011:129) mengemukakan bahwa bentuk disiplin kerja yaitu : 1. Disiplin preventif http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 Merupakan suatu upaya untuk menggerakan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. 2. Disiplin korektif Merupakan suatu upaya untuk menggerakan pegawai dalam suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. 3. Disiplin progresif Merupakan kegiatan yang memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang Adapun indikator menurut Singodimendjo dalam Sutrisno (2011:94) adalah sebagai berikut : 1. Taat terhadap aturan waktu Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang, dan jam istirahat yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan. 2. Taat terhadap peraturan perusahaan Peraturan dasar tentang cara berpakaian, dan bertingkah laku dalam pekerjaan. 3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan Ditunjukan dengan cara-cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas dan tanggung jawab serta cara berhubungan dengan unit kerja lain. 4. Taat terhadap peraturan lainnya diperusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 Aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan.. 3.1.3 Hambatan Disiplin Kerja Menurut Saydam (2000:286), Hambatan pendisiplinan karyawan akan terlihat dalam suasana kerja berikut ini : 1. Tingginya angka kemangkiran (absensi) karyawan. 2. Sering terlambatnya karyawan masuk kantor atau pulang lebih cepat darijam yang sudah ditentukan. 3. Menurunnya semangat dan gairah kerja. 4. Berkembangnya rasa tidak puas dan saling melempar tanggung jawab. 5. Penyelesaian pekerjaan yang lambat, karena karyawan lebih sering mengobrol dari pada bekerja. 6. Tidak terlaksananya supervisi dan WASKAT (pengawasan yang melekat dari atasan) yang baik 7. Sering terjadinya konflik antar karyawan dan pimpinan perusahaan. 3.1.4 Langkah-Langkah Untuk Peningkatan Disiplin Kerja Menurut Gouzali (2010 : 288), penegakan disiplin kerja tidak bisa diserahkan kepada pegawai secara langsung. Perusahaan mempunyai langkahlangkah dalam meningkatkan kerja para pegawainya diantaranya : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 1. Menciptakan peraturan peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh para pegawai 2. Menciptakan dan memberi sanksi-sanksi bagi para pelanggar disiplin 3. Melakukan pembinaan disiplin melalui pelatihan-pelatihan kedisiplinan terus menerus 4. Penerapan disiplin kerja sangat diperlukan dalam suatu instansi karena dengan adanya disiplin kerja maka instansi akan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan 3.1.5 Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja Dimensi dan indicator menurut Singodimenjo dalam Sutrisno ( 2011:94) adalah: Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Kerja Dimensi 1. Taat terhadap aturan waktu 2. Taat terhadap peraturan perusahaan 3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan Indikator a. Tingkat ketepatan jam masuk kerja b. Tingkat ketepatan jam istirahat c. Tingkat ketepatan jam pulang kerja a. Tingkat ketaatan cara berpakaian b. Tingkat ketaatan untuk bersikap sopan c. Tingkat kepatuhan dalam melaksanakan tugas a. Tingkat ketaatan dalam bertingkah laku b. Tingkat ketaatan tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan c. Tingkat kesesuaian untuk lakukan pekerjaan sesuai jabatan Sumber :Diolah Penulis (2015) 3.2 Motivasi Kerja Pentingnya karena motivasi merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia.Supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang memuaskan, motivasi semakin penting karena atasan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 membagikan pekerjaan kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan teritegrasi kepada tujuan yang diinginkan.Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk berperilaku dengan cara tertentu untuk mencapai tujuannya.Berikut adalah pengertian-pengertian motivasi menurut para ahli diantaranya yaitu Menurut beberapa ahli ilmuwan pengertian motivasi dijelaskan, seperti menurut McClelland (dalam Mangkunegara 2011:94) bahwa :“Motivasi merupakan Kondisi jiwa yang mendorong seseorang dalam mencapai prestasinya secara maksimal.” Sedangkan menurut Rivai (2011:837)bahwa : “Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.” Selanjutnya menurut Malayu S.P Hasibuan (2006:143)bahwa : “Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.” Dengan pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri setiap orang yang memiliki keinginan untuk melakukan hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat untuk mencapai tujuan. 3.2.1 Prinsip-prinsip Dalam Motivasi Terdapat beberapa prinsip-prinsip dalam memotivasi kerja karyawan menurut Mangkunegara (2009:61) diantaranya yaitu : 1. Prinsip partisipasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpatisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin. 2. Prinsip komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya 3. Prinsip mengakui andil bawahan Pemimpin mengakui bahwa bahawan (pegawai) mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya. 4. Prinsip pendelegasian wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. 5. Prinsip memberi perhatian Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin 3.2.2 Teori Motivasi Pimpinan perusahaan adalah sosok yang sangat berpengaruh pada peningkatan motivasi pegawai. Teori motivasi harus dipahami oleh pimpinan, sehingga mampu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 mengidentifikasi apa yang memotivasi pegawai bekerja, hubungan perilaku kerja dengan motivasi dan mengapa pegawai berprestasi tinggi. Sebelum menjelaskan beberapa teori motivasi, dapat diketahui bahwa teori motivasi dapat dikategorikan dalam 3 kelompok yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2009:63), 3 kelompok tersebut adalah: 1. Teori motivasi dengan pendekatan isi (content theory). Teori ini lebih menekankan pada faktor apa yang membuat pegawai melakukan suatu tindakan/kegiatan. 2. Teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory) Teori ini tidak hanya menekankan pada faktor yang membuat pegawai melakukan suatu tindakan, akan tetapi teori ini juga lebih menekankan pada proses bagaimana pegawai termotivasi. 3. Teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcemet theory). Teori ini lebih menekankan pada faktor yang dapat meningkatkan suatu tindakan dilakukan atau yang dapat mengurangi suatu tindakan dilakukan atau yang dapat mengurangi suatu tindakan Setelah kita mengetahui 3 kelompok yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2009:63) tersebut yang berhubungan dengan teori motivasi, maka penulis menjelaskan bahwa terdapat beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ilmuwan yang menekuni kegiatan pengembangan teori motivasi tersebut.Adapun teori motivasi yang dimaksud yaitu seperti Teori Abraham Maslow dalam Mangkunegara (2009:63), Teori Dua Faktor Herzberg dalam Mangkunegara (2009:67) dan Teori Motivasi Berprestasi McClelland. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 55 Dalam penelitian ini penulis memakai salah satu teori motivasi yang ada yaitu Teori Motivasi Berprestasi McClelland. Seorang ilmuwan dengan nama lengkapnya David Clarence McClelland (1917-1998) yang mendapat gelar doktor dalam psikologi di Yale pada 1941 dan menjadi profesor di Universitas Wesleyan. McClelland dikenal untuk karyanya pada pencapaian motivasi.David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalambuku ”The Achieving Society” yaitu : 1. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH) 2. Motivasi untuk berkuasa (n-pow) 3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil) David McClelland (Robbins, 2001 : 173) dalam teorinya Mc.Clelland’s Achievment Motivation Theory atau teori motivasi prestasi McClelland juga digunakan untuk mendukung hipotesa yang akan dikemukakan dalam penelitian ini. Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi. Model motivasi ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf maupun manajer.Demikian juga ditemukan dalam penelitian ini di PT.Bank DKI Cabang Permata Hijau yang akan dijelaskan lebih detil di bab selanjutnya yaitu di bab 4 dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 bab 5, sehingga penulis ingin memakai teori motivasi McClelland. Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa beberapa karyawan sebenarnya memiliki karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut yaitu : a. Kebutuhan akan prestasi (n-ACH) Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. b. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 57 kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi. c. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Karakteristik dan sikap motivasi prestasi Mcclelland sebagai berikut : a). Pencapaian adalah lebih penting daripada materi. b). Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan. c). Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual). Adapun dimensi dan indikator motivasi pada tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Motivasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 58 Dimensi Indikator 1.Kebutuhan untuk berprestasi a. Tingkat dorongan untuk melebihi target kerja yang dicapai b.Tingkat dorongan untuk tingkatkan kualitas kerja c.Tingkat dorongan untuk bertanggungjawab terhadap pekerjaan d.Tingkat dorongan untuk ambil resiko dalam pekerjaann a.Tingkat dorongan untuk berinteraksi 2.Kebutuhan untuk berafiliasi dengan atasan dan rekan kerja Tabel 3.2 Lanjutan Dimensi Indikator b.Tingkat dorongan untuk berinteraksi dengan instansi lain c.Tingkat dorongan untuk jalin persahabatan dengan atasan dan rekan kerja 3.Kebutuhan untuk kekuasaan a. Tingkat dorongan untuk jadi pemimpin b.Tingkat dorongan untuk jadi lebih terdepan c.Tingkat dorongan untuk jadi karyawan teladan Sumber :Diolah Penulis (2015) 3.3 Kinerja Karyawan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 59 Kinerja bisa mempengaruhi berlangsungnyakegiatan suatu organisasi perusahaan, semakin baik kinerja yang ditunjukan oleh para pegawai akan sangat membantu dalam perkembangan organisasi atau perusahaan tersebut.Berikut pengertian-pengertian motivasi menurut para ahli diantaranya yaitu : Hasibuan (2006 :94) bahwa : “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu.” Mangkunegara (2009:9)bahwa : “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” Sedarmayanti (2004:174) bahwa : “Kinerja merupakan memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu nazar, hasil para pekerja, proses organisasi, terbukti secara konkrit, menyempurnakan tanggung jawab, dapat diukur, dapat dibandingkan dengan standar yang sudah ditentukan.” Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh kemampuan dari individu atau kelompok yang dilakukan berdasarkan kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu dengan maksimal. 3.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja http://digilib.mercubuana.ac.id/ 60 Kemampuan dan motivasi adalah faktor yang mempengaruhi kinerja. Pendapat yang diutarakan oleh Davis dalam Mangkunegara (2011:67-68) , faktor yang mempengaruhi kinerja dirumuskan sebagai berikut: Human Performance = Ability vs Motivation Motivation = Attitude x Situation Ability = Knowledge x skill Mangkunegara (2011:67-68) faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor (motivasi) yang mengemukakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap seseorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal yang siap secara psikofik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi). 3.3.2 Tujuan dan Sasaran Kinerja Untuk memperbaikidan meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatankinerja SDM organisasi, dalam penilaian kinerja tidakhanya semata-mata menilai hasil fisik tetapi pelaksanaanpekerjan secara keseluruhan yang menyangkut berbagaibidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungankerja atau hal –hal khusus sesuai dengan bidang dan tugasnya semua layak untuk dinilai.Tujuan penilaian kinerja karyawan menurutRivai (2011:552), pada dasarnya meliputi: 1. Meningkatkan etos kerja 2. Meningkatkan motivasi kerja. 3. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 61 4. Untuk mendorong pertanggungjawaban dari karyawan. 5. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikangaji istimewa dan insentif uang. 6. Untuk pembeda antar karyawan yang satu denganyang lainnya. 7. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasiatau transfer, rotasi perusahaan, kenaikan jabatan, pelatihan 8. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dalam rangka memperbaiki kinerja. 9. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik. 10. Untuk mendorong pertanggung jawaban dari karyawan. 11. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier selanjutnya. 12. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun hadiah. 13. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja mereka. 14. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pekerjaan. 3.3.3 Jenis Penilaian Kinerja Jenis penilaian kinerja menurut Rivai (2011 : 562 ) adalah sebagai berikut: 1. Penilaian hanya oleh atasan a. Cepat dan langsung http://digilib.mercubuana.ac.id/ 62 b. Dapat mengarah ke distrorsi karena pertimbangan-pertimbangan pribadi. 2. Penilaian oleh kelompok lini : atasan dan atasannyalagi bersama sama membahas kinerja dari bawahannyayang dinilai a. Objektivitasnya lebih akurat dibandingkan kalau hanya oleh atasan sendiri b. Individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian. c. Penilaian oleh kelompok staf : atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah dengannya, atasan langsung yang membuat kepusan akhir. d. Penilaian gabungan yang masuk akal dan wajar. 3. Penilaian melalui keputusan komite : sama seperti pada pola sebelumnya kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil keputusan akhir, hasilnya didasarkan pada pilihan mayoritas. a. Memperluas pertimbangan yang ekstrim. b. Memperlemah integritas manajer yang bertanggung jawab. 4. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan : sama seperti pada kelompok staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau departemen SDM yang bertindak sebagai peninjau yang independen. a. Membawa suatu pikiran yang tetap kedalam satu penilaian lintas sector yang besar. b. Penilaian oleh bawahan dan sejawat c. Mungkin terlau subjektif http://digilib.mercubuana.ac.id/ 63 d. Mungkin digunakan sebagai tambahan pada metode penilaian yang lain 3.3.4 Langkah Peningkatan Kinerja Menurut Mangkunegara (2009:22), Dalam rangka peningkatan kinerja paling tidak terdapat dua langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : 1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja, dapat dilakukan dengan cara : a. Mengidentifikasi masalah melalui data dan informasi yang dikumpulkan terus menerus mengenai fungsi bisnis. b. Mengidentifikasi masalah melalui karyawan c. Memperhatikan masalah yang ada 2. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan, untuk memperbaiki keadaan ini diperlukan berbagai informasi antara lain : a. Mengidentifikasi masalah setepat mungkin. b. Menentukan tingkat keseriusan dengan mempertimbangkan harga yang harus dibayar apabila tidak ada kegiatan dan harga yang hars dibayar bila ada campur tangan dan penghematan yang diperoleh apabila ada penutupan kekurangan kerja. c. Mengidentifkasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan karyawan itu sendiri. d. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi kekurangan tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 64 e. Melakukan rencana tindakan tersebut f. Melakukan evakuasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum g. Mulai dari awal bila perlu 3.3.5 Indikator Kinerja Menurut Mangkunegara (2009:67), kinerja karyawan dapat dinilai dari : 1. Kualitas kerja Menunjukan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. 2. Kuantitas kerja Menunjukan banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan 3. Tanggung jawab Menunjukkan seberapa besar karyawan dalam menerima dan melaksanakan pekerjaannya, mempertanggung jawabkan hasil kerja serta sarana dan prasarana yang digunakan dan perilaku kerjanya setiap hari. 4. Kerja sama Kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dengan karyawan yang lain secara vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. 5. Inisiatif Adanya inisiatif dari dalam diri anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan serta mengatasi masalah dalam pekerjaan tanpa menunggu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 65 perintah dari atasan atau menunjukan tanggung jawab dalam pekerjaan yang sudah kewajiban seorang pegawai. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 3.4 PenelitianTerdahulu Penelitian&Judul Penelitian Tabel 3.3 PenelitianTerdahulu Variabel yang diteliti Metode Penelitian HasilPenelitian I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari (2011), Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.PLN (Persero) Distribusi Bali Motivasi Disiplin Kerja Komunikasi Kinerja Karyawan Metode Survei, Analisis Regresi Motivasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan Maslan Banni(2012), Pengaruh Disiplin dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai PT.PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur Area Samarinda Disiplin Motivasi Kinerja Pegawai Metode Survei Secara simultan, disiplin dengan analisis regresi dan motivasi sangat kuat terhadap kinerja pegawai pada PT PLN (Persero) Wilayah Kaltim Gaya Kepemimpinan Motivasi Disiplin Kerja Kompensasi Kinerja Pegawai MetodeSurvei analisis regresi liner berganda Tidak terdapa tpengaruh baik secara parsial maupun simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.Kinerja pegawainya tidak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan,motivasi disiplin kerja dan juga Kompensasi VeronikaSelviati (2012), Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja dan Kompensasi terhadap kinerja pegawai Bidang Pendapatan, Bidang Anggaran dan Perbendaharaan DPPKAD Kota Tanjung Pinang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 Penelitian&Judul Penelitian Tabel 3.3Lanjutan Variabel yang diteliti Metode Penelitian Hasil Penelitian Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan artinya apabila motivasi meningkat maka kinerja karyawan meningkat Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi dan kinerja karyawan, artinya apabila motivasi meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat dan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, artinya apabila disiplin kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat Terdapat pengaruh motivasi dengan kinerja karyawan Nicko Permana Putra (2011), Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Indonesia Power Semarang Kepemimpinan Motivasi Lingkungan Kerja Disiplin Kerja Kinerja Karyawan Metode Survei analisis regresi Ristya ApritaWidaryani (2012), Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi,Lingkungan Kerja dan Disiplin KerjaTerhadap Kinerja Karyawan pada PT.PLN (Persero) P3B JB Region Jawa Tengah DIY Kepemimpinan Motivasi Lingkungan Kerja Disiplin Kerja Kinerja Karyawan Metode Survei analisis regresi Dr.Hamad S.Alduaiji, International Journal of Business and Social Science Volume 4 No.10 A Study of Work Motivation among Kuwaiti Employees Motivasi Metode survei http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 Penelitian&Judul Penelitian Mark Alexander (2000), Industrial Relation Centre Queen’s Univ Vol.2 no.3, 2000 Employee Performance and Discipline Muhammad Rizwan,(2014), Tabel 3.3Lanjutan Variabel yang diteliti Metode Penelitian Kinerja Metode survey Disiplin Analisis regresi International Journal of Business and Social Science Motivasi KinerjaKaryawan Metode survei Volume 1 No.2 (2014) A Comparative Analysis of the Factors Effecting the Employee Motivation and Employee Performance In Pakistan http://digilib.mercubuana.ac.id/ HasilPenelitian Pengembangan pendekatan baru diagnose dan mengatasi masalah kinerja dan disiplin. terhadap hubungan positif kinerja dengan masalah disiplin.Manaje men dan tenaga kerja telah menunjukkan keinginan merubah dan bekerja sama dalam mengembangkan keselamatan kerja, latihan kerja, kelangsungan hidup usaha. Terdapat hubungan signi fikan antara pemberda yaan kinerja.Sumber vital dalam personal SDM nasional dan international dengan mengumpulkan in formasi bagaimana perbe daan faktor yang mempe ngaruhi motivasi dan kinerja. 48 Penelitian&Judul Penelitian Gabriel Rusu Silvia Vasilcai(2013), Journal of Applied Psychology Vol.2 no.1 (2013) Human Resources Motivation : An Organizational Performance Perspective Tabel 3.3 Lanjutan Variabel yang diteliti Motivasi Kinerja Josephine W.Gitome, PdD (2013) Disiplin International Journal of Education Kinerja Volume 1 No.8 Correlation between students’ discipline And Performance in Kenya Certificate of Secondary Education Mohammed A.Hokroh (2014) Motivasi International Journal of Human Resources Studies Volume 4, No.1 Touch on Employees Motivation Metode HasilPenelitian Penelitian Metode survei Kriteria kinerja adalah untuk mengembangkan kerangka penelitian terpa du mengenai faktor yang mendorong pekerjaan karyawan di perusahaan industry untuk mengem bangkan kegiatan kerja dan seluruh kinerja peru sahaan. Hasil ini menjadi dasar penelitian kuantita tif yang menganalisa hubungan antara motivasi karyawan dan pengemba ngan kinerja. Metode survei Adanya pengaruh disiplin pada pelajar, sekolah pada kinerja akademik Metode survei http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dengan teori motivasi mendukung tiap pengaruh positif padaorganisasi, karyawan yang punya motivasi tinggi sangat 49 Penelitian&Judul Penelitian Tabel 3.3Lanjutan Variabel yang diteliti Metode Penelitian Hashim Zameer (2014) Motivasi International Journal of Academic Kinerja Research In Accounting,Finance and Management Sciences Volume 4 No.1 The Impact of the Motivation on the Employee’s Performance in Beverage Industry of Pakistan Chukwma Edwin Maduka, Motivasi Dr.ObiefunaOkafar, International Journal of Managerial Studies and Research (IJMSR) Volume 2 No.7 Effect of motivation on employee Productivity : a study of manufacturing Companies in Nnewi Quratul-AinManzoor (2012), Motivasi Business Management and Strategy Efektivitas Volume 3 No.1 Impact of Employee Motivation on Organizational Effectivenees Analisis Regresisi Hasil Penelitian dibutuhkan untuk tujuan perusahaannya Hubungan antara motiva dan kinerja karyawan adalah signifikan Metode surveyi Produktivitas meningkat bila motivasi tinggi Metodesurvei Terdapat hubungan antara motivasi karyawan dengan efektivitas organisasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 Tabel 3.3Lanjutan Variabel yang diteliti Penelitian&Judul Penelitian VkaejiofoRexUzonna (2013) Journal of Economics and Motivasi Kinerja International Finance Volume 5(5) Metode Penelitian Analisis Regresi Impact of motivation an employee’sPerformance A case study of creditwest Bank Cyprus Awosusi Omojola, Amowomi Ph.D (2011) Jegede,Amen Osamede M.Sc, International Journal of Pharma& Bio Sciences Volume 2 Motivation and Job Performance Among nurses in the Ekiti State Environment of Nigeria Motivasi Kinerja HasilPenelitian Terdapat pengaruh motivasi karyawan terhadap kinerja karyawan, motivasi financial dan non financial Metode Survey Tidak ada perbeda an signifikan antara pemberian motivasi insentif dan kinerja perawat,tidak ada pengaruh yang signifi kan antara masalah kinerja perawat Fauzilah Salleh, Zahorah D., Motivasi International Journal of Humanities Kinerja kerja And Social Science Volume 1 No.4 The Effect of motivation onJob performance of state Government Employee in Malaysia Metode survei analisis regresi Motivasi karyawan berhubungan signifikan dengan kinerja pekerjaan Sadia Rashid, Uzma Rashid (2012) American International Journal of Social Science Volume 1 No.2, 2012 Metode survei Adanya perbedaan antara sector pribadi dan umum terdapat Motivasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 Penelitian&Judul Penelitian Work motivation difference between public and private sector Dr.VictorObuleEbuara (2012), Public Policy and Administration Research Volume 2 No.3, 2012 Influence of staff discipline and attitude to work on job satisfaction lecturers in Tertiary institutions in crossRiverstate Dr.MuhTayyib Alan (2011) International Journal of Business and Social Science Volume 2 No.1 Factors Affecting Teachers Motivation Tabel 3.3 Lanjutan Variabel yang diteliti Metode Penelitian Disiplin Sikapkerja Analisis regresi Motivasi MetodeSurvei Sumber :DiolahPenulis (2015) http://digilib.mercubuana.ac.id/ HasilPenelitian motivasi yang kurang dalam keuangan,work workjob,support lingkungan sosial Sikap pengajar dikelas tidak berhubungan signifi kan dengan pekerjaan Bahwa terdapat pengaruh motivasi terhadap gaji pengajar 52 3.4 Kerangka Pemikiran 3.5.1 Pengaruh Disiplin dengan Kinerja Karyawan Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin kerja pegawai, semakin baik kinerja yang dapat dicapai.Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.Kedisiplinan merupakan faktor yang utama yang diperlukan sebagai alat peringatan terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Sehingga seorang pegawai dikatakan memiliki disiplin yang baik jika pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi. Sanksi pelanggaran kerja adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi Mangkunegara (2011:67-68) faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor (motivasi) yang mengemukakan bahwa motivasi terbentuk dari sikap seseorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal yang siap secara psikofik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi).Kemampuan kinerja dapat tercapai bila ditegakan disiplin http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 kerja.Dengan demikian dapat membentuk sikap mental yang mendorong diri karyawan berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal yang siap secara psikofik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi). 3.5.2 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kerja Karyawan mempunyai produktifitas kerja yang ditentukan dalam tiga kebutuhan yang ada yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi. Seorang individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Setiap karyawan dalam melaksanakan kewajiban atau tugas merasa bahwa hasil kerja mereka tidak terlepas dari penilaian atasan baik secara langsung maupun tidak langsung, penilaian kinerja digunakan untuk mengetahui kinerja seorang pegawai.Karyawan dapat meningkatkan kinerja bila perusahaan menerapkan kebijakan motivasi kerja yang dapat mendorong peningkatan kinerja.Oleh karena itu, peningkatkan kinerja karyawan dapat meningkat apabila karyawan memperoleh motivasi baik dalam bentuk finansial maupun non finansial. 3.5.3 Pengaruh disiplin dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Metode penilaian kinerja karyawan bisa dibedakan menjadi metode penilaian yang berorientasi masa lalu dan masa depan. Mengevaluasi kinerja dimasa lalu, karyawan dapat memperoleh umpan balik dari usaha-usaha mereka. Umpan balik ini http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 selanjutnya akan mengarah kepada perbaikan prestasi.Disiplin dan motivasi kerja merupakan variabel pokok untuk mendorong kinerja yang beroreintasi masa lalu dan depan. Keterkaitan kedisplinan dengan kinerja karyawan sebagaimana dikemukakan oleh Mangkuprawira (2007) mengemukakan bahwa kedisplinan karyawan adalah sifa seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu. Semakin tinggi disiplin semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian keterkaitan antar variabel diatas serta dukungan penelitian terdahulu, maka digambarkan alur kerangka berfikir pada gambar 3.1 dibawah ini : Disiplin 1. Taat pada aturan waktu 2. Taat pada aturan perusahaan 3. Taat pada aturan perilaku dalam perusahaan 4. Taat terhadap peraturan H1 Kinerja 1. 2. 3. 4. 5. lainnya Motivasi Kerja 1. Kebutuhan untuk prestasi 2. Kebutuhan untuk memperoleh pergaulan 3. Kebutuhan untuk menguasai sesuatu H2 H3 Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Sumber : Diolah Penulis (2015) 3.5 Hipotesis http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kualitas kerja Kuantitas kerja Tanggung jawab Kerja sama Inisiatif 55 Berdasarkan uraian rumusan masalah, telaah pustaka, dan kerangka pemikiran yang ada maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Terdapatpengaruhantara disiplin terhadap kinerja kerja karyawan PT Bank DKI Cabang Permata Hijau. H2 : Terdapat pengaruhantara motivasi kerja terhadap kinerja kerja karyawan PT Bank DKI Cabang Permata Hijau.. H3: Terdapat pengaruh antara disiplin dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja kerja karyawan PT Bank DKI Cabang Permata Hijau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 http://digilib.mercubuana.ac.id/