BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGHARGAI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA Konsep / Teori Hasil Belajar Dalam konteks pengajaran, penilaian dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan intruksional yang di raih siswa. Ada beberapa ide pokok yang terkandung dalam batasan nilai tersebut. Pertama penilaian dikatakan sebagai suatu rangkaian proses, mengandung arti bahwa penilaian terdiri atas suatu rangkaian kegiatan yang di rencanakan dari mulai menentukan tujuan, mengembangkan instrument, mengumpulkan data,sampai pada pengambilan keputusan. Kedua, dikatakan bahwa kegiatan penilaian itu dilaksanakan secara sistematis, ini berarti bahwa kegiatan penilaian dilaksanaka berdasarkan aturan-aturan dan prinsip-prinsip tertentu yang seyogyanya diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian. Ketiga, penentuan tingkat, mengindikasikan bahwa dalam penilaian selalu ada kegiatan pengambilan keputusan, bahkan ini merupakan kegiatan pokok. Keempat penilaian merupakan kegiatan penentuan tingkat pencapaian tujuan instruksional, ini berarti bahwa kegiatan penilaian akan selau di kaiotkan dengan tujuan pengajaran yang telah di rumuskan. Penggunaan istilah penilaian sering diikuti istilah pengukuran (measuremeant), kedua istilah ini memang memiliki hubungan yang erat, tetapi tidak berarti identik. Kegiatan penilaian sering kali melibatkan pengukuran dan biasanya diikuti dengan judgement untuk pengambilan keputusan (penilaian). Untuk lebih memahami kaitan antara pengukuran dan penilaian, secara skematik divisualisasikan pada gambar berikut : Penggunaan istilah penilaian, selain berkaitan dengan pengukuran, juga ada kaitan dengan istilah pengujian, assessment, testing. Pengujian, berdasarkan arti secara harpiah, menurut kamus umum bahasa Indonesia, adalah perbuatan (hal atau cara) menguji.Assessment, adalah sinonim dengan measurement (pengukuran) bahwa semua tes yang dilakukan , merupakan suatu pengukuran dan tes adalah serangkai pertyanyaan yang harus di jawab (benar) oleh testi,dan data hasil tes di kumpulkan sebagai informasi objektif yang akan di tafsirkan. Berikut akan di berikan gambaran mengenai hubungan/keterkaitan antara istilah testing, measurement dan evaluation. Dalam gambar (skema) 2 – 1 tampak bahwa kegiatan pengukuran merupakan salah satu teknik yang di tempuh dalam proses penilaian.. Kegiatan penilaian tidak selamanya harus di laksanakan melalui pengukuran, dalam arti dan teknik-teknik lain (observasi, wawancara, angket) yang dapat digunakan dalam penilaian. Hasil pengukuran adalah berupa gambaran tentang tingkat keberhasilan belajar siswa penilaian baru terjadi kal;au hasil pengukuran itu sudah di bandingkan / ditimbang dengan criteria atau norma tertentu yang telah ditetapkan. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Daslam gambar 2 - 2 tampak bahwa evaluasi/penilaian merupakan suatru proses yang melibatkan pengukuran, dan pengukuran dilakukan melalui testing dan bahwa pengukuran melengkapi untuk dapat terjadinya evaluasi/penilaian. Pengukuran tidak merupakan keputusan dan bahkan penilaian. Pengukuran atau measuremeant, berwujud kuantifikasi (theact of qualification), yang memperkirakan tingkat akurasi (keakuratan) untuk berbagai penggunaan, yang merujuk kepada tingkatan pengukuran (levels of measurement), yang secara umum disebut skala (scales). Terhadap empat sekala dalam pengukuran, yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio. Skala nominal dari pengukuran adalah skal yang paling sedikit kesempurnaanya, mengklasipikasikan objek atau kejadian melalui nomor/ bilangan, misalnya : nomor punggung pemain basket atau bola. Skal;a ordinal dari pengukuran adalah skala untuk urutan atau ranking misalnya rangking siswa dalam sebuah kelas berdasarkan skor tes, berurutan dari yang tertingi sampai dengan yang terendah. Skala interval dari pengukuran adalah skal untuk mengurutkan baik melalui penambahan atau pengurangan skor. SKALA PENGUKURAn ini terdiri dari proporsi nominal atau ordinal dan juga dari karakteristik yang sama diantara skor (equal interval of equal unit measurement ), misalnya penggunaan pada thermometer dan kalender. Dan zero point pada skala interval tidak berarti , tidak bermakna apa-apa, tetapi mempunyai makna, seperti 0*C bukan berarti tidak ada temperature. Skala ratio dari pengukuran adalah tipe skala pengukuran yang lebih sempurna dibandingkan dengan tiga skala terdahulu, dan zero point pada skala ratio mengidikasikan ketiadan dari apa yang di ukur. Dari skala ratio merupakan pengkategorian,pengurutan penetapan unit-unit yang sama dan ada proses perbandingan (comparison) Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a.Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di berikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran Pendidikan IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu social lainnya, namun dalam pengkajiannya tidak memisahkan secara ketat antara masing-masing mata pelajaran. Nasution Suhada, 2008 : 8 ) mengatakan IPS Adalah Suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan social yang bahannya diambil dari berbagai ilmu social seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi. Jadi Pendidikan IPS merupakan ilmu yang mengkajhi seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social dan disusun secara sistematis komprehensif dan terpadu dalam proses pembela pembelajaran serta relevan dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat. . Djahiri (sapriya, 2009 : 7) mengatakan IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcabang ilmu social dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Hal senada dikatakan oleh Somantri (Sapriya : 7) Pendidikan IPS adalah Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu social, idiologi, Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah terkait yang diorganisasikan dan sajikan secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan persekolahan. Penyederhanaan disini dimaksudkan untuk menunjukan tingkat kesukaran ilmu-ilmu ssosial yang biasa dipelajari di perguruan tinggi bahannya harus sesuai dengan tingkat kecerdasan dan minat peserta didik serta memadukan bahan dari cabang ilmu-ilmu social yang mudah dicerna. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS merupakan suatu perwujudan dari pendekatan interdisipliner (interdisciplinary apperoach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, geografi, sejarah, antropologi, ekonomi, ilmu politik, dan psikologi. Pembelajaran pendidikan IPS yang telah dilaksanakn sampai saat ini baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan kepada aspfk teoritis keilmuannya, melainkan lebih ditekankan pada segi praktis mempelajari menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing. Pembelajaran pendidikan IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya.Bagaimana cara manusia menggunakan usaha untuk memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kabutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu . b Pembalajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberikan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. IPS sebagai bidang pendidikan, tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial, melainkan lebih jauh dari pada itu berupaya membina dan mengembangkan mereka menjadi SDM Indonesia yang berketerampilan sosian dan intelektual sehingga sebagai warga Negara yang memiliki perhatian serta kepedulian sosial yang bertanggu ngjawab merealisasikan tujuan nasional. Pembelajaran pendidikan IPS di sekolah dasar perlu disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembalajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat yang terus berkembang, menjadi landasan bagi pengembangan IPS sebagai bidang pendidikan sesuai dengan tuntutan perubahan serta kemajuan kehidupan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran pendidikan IPS perlu dirancang untuk membangun dan mereflesikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang senantiass berubah dan berkembang secara terus menerus. Pada hakikatnya pembelajaran meruakan suatu proses dimana guru dan siswa bersama-sama menciptakan lingkungan yang baik sehingga tercipta kegiatan mengjar yang berdaya guna. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar didasarkan pada rencana Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil bergantung pada rencana pembelajaran yang disusun guru. Perencanaan yang baik tidak hanya dirancang untuk diaplikasikan dalam bentuk aksi mengajar guru, tetapi harus dirancang agar tercipta suasana interaksi yang lebih baik antara guru dan siswa. Untuk itu diperlukan metode dan model pembelajaran yang mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai dengan situasi kelas yang dihasilkan dari kerjasama guru dan siswa. Pengertian pembalajaran dikemukakan oleh Mohammad Surya (Sukirman, 2006:6) sebagai berikut pembelajaran adalah Suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Inti dari pengertian tersebut bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan setiap individu dalam berinteraksi dengan lingkungan (sumber pembelajaran). Sehubungan dengan itu, maka guru dalam mengelola proses kegiatan belajar memngajar (KBM) di kelas hendaknya mengacu kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegitan siswa dalam mempelajari bahan yang akan disampaikan oleh guru, serta cara guru menjelaskan materi kepada siswa.Dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM), seorang guru harus pandai-pandai memotivasi siswanya untuk terbuka, kreatif, responsive, interaktif, dan evaluatif. Sebab kegiatan belajar mengajar itu sangat erat hubungannya dengan strategi pembelajaran. Jadi strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dijadikan salah satu alternative strategi belajar mengajar dalam proses pendidikan IPS. c. Tujuan Pendidikan IPS Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Adapun tujuan utama dari pendidikan IPS Permendiknas (2006:575) ialah : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, Inkuiri memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadara terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global. Jadi tujuan utama dari Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Hal senada dikemukakan Djahiri (Sapriya, 2009:13) lima tujuan pokok pembalajaran IPS adalah. 1) Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersipat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. 2) Membina siswa agar mampu mengembangkan dan mempraktekan keaneka ragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagai mana di harapkan ilmu-ilmu sosial. 3) Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai, dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan cultural maupun individual. 4) Membina siswa kearah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5) Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai wearga Negara. Berdasarkan uraian di atas tujuan IPS adalah untuk memperkaya dan mengembankan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkannya dalam masyarakat demokratis, mereka menjadikan negarannya sebagai tempat hidup yang baik. Namun bila dilihat dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS diatas. Secara umum pencapaian tujuan dari lulusan pendidikan sekolah dasar (SD) mengenai pembelajaran pendidikan IPS belumlah optimal. Kelemahannya di latarbelakangi oleh banyak hal, terutama proses pendidikan dan pembelajarannya. Dalam proses Pendidikan IPS di SD, pembelajarannya masih berpusat pada guru (teacher centered) Jadi ketika proses pembelajaran berlangsung guru menyampaikaan materri terpaku pada buku, hanya menggunaka metode ceramah, tidak menggunakan media dan pembelajaran berpusaat pada guru. Dan siswa hanya menyimak penjelasan dari guru dan kurang aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran membosankan akibatnya siswa kurang memahaami materi yang dijelaskan oleh guru. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat di tentukan oleh kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. d.Manfaat Pendidikan IPS Manfaat yang di dapat setelah mempelajari Pendidikan IPS (Pustaka,2005) antara lain berikut ini. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Pengalaman langsung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar 2) Kemampuam mengidentipikasi, menganalisis, dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. 3) Kemampuan berkomunikasi dengan semua earga masyarakat. 4) Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai anggota masyarakat. Manfaat diatas akan tercapai dan didapatkan apabila dalam pembelajaran tidak terpusat pada guru dan melibatkan siswa secara aktif.Sebaliknya manfaat tersebut tidak akan tercapai dan didapatkan apabila pembelajarannya hanya b erpusat pada guru yang tidak melibatkan siswa. Oleh karena itu, agar siswa dapat merasakan manfaat dari pembalkajaran pendidikan IPS maka perlu dikembangkan strategi pembalajaran pendidikan IPS yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan memnyenangkan. Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa(student centered) selama proses pembalajaran agar mutu pendidikan IPS lebih memadai dengan menerapkan salah satu strategi pembelajaran yang akan peneliti kembangkan dalam pembelajaran pendidikan IPS, yaitu stategi pembelajaran Inkuiri pada pokok bahasan keragaman budaya Indonesia. e. Ruang Lingkup Pendidikan IPS 1) Ruang lingkup ilmu sosial adalah manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Ruang lingkup pembelajaran IPS di sekolahdasar dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau oleh geografi dan sejarah karena manusia dalam konteks sosial itu sedemikian luasnya. Terutama gejala masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan. Ruang lingkup pendidikan IPS (Permendiknas, 2006:575) meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1) Manusia, tempat dan lingkunga 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan 3) System sosial dan budaya Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan Adapun yang menjadi ruang lingkup maa pelajaran IPS dapat dilhat pada tabel aspek dan sub asprk ilmu-ilmu sosial di bawah ini Tabal 2.1 Tabel Aspek dan Sub Aspek Ilmu-ilmu Sosial ASPEK 1. Musia tempat dan lingkungan 2. Wakt keberlanjutan dan perubahan 3. System sosial dan budaya 4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan SUB ASPEK System informasi geografi Interaksi gejala fisik dan sosial Tuktur internal suatu tempat/wilayah Interaksi keruangan Persepsi lingkungan dan kewajiban Dasar-dasar ilmu sejarah Fakta peristiwa dan proses Individu keluarga dan masyarakat Sosiolagi sebagai ilmu dan metode Interaksi sosial Pranata sosial Struktur sosial Perubahan sosial budaya Berekonomi Ketergantungan Spesialisasi dan pembagian kerja Perkoperasian Kewirausahaan Pengelolaan keuangan perusahaan Dari aspek-aspek tersebut dapat dilihat cirri khas dari pendidikan. Pendidikan IPS merupakan himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial yang besumber dari kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat yang berhubungan langsung dengan masalah pertumbuhab dan pengembangan Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu masyarakat, sebagaimana dikemukakan oleh Djahiri (Sapriya, 2009:8) IPS memiliki karakteristik sebagai berikut. 1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu). 2) Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif. 3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui prose belajar Inkuiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis. 4) Program pembelajaran disusun dengan meningkakan/menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nysta di masyarakat. 5) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah). 6) IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi. 7) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya. 8) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya. 9) Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip , karakterstik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi cirri IPS itu sendiri. Adapun pendekatan-pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran pendidikan IPS baik dalam mengembangkan program maupun metode pembelajarannya menurut Sapriya (2009 : 8-9) adalah sebagai berikut. 1) Siswa sentries, dimana factor siswa diutamakan. 2) Kemasyarakatan sentries (Community Oriental), dimana masalah kehidupan nyata (riil) dan kemasyarakatan yang dijadikan sumber dan bahan serta tempat pembelajaran. 3) Ekosistem, dimana factor lingkungan baik mfisik maupun budayanya selalu dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran IPS. 4) Bersifat meluas (komprehensif-Broadfield, multidimensional) dengan pola yang terpadu (integrated) dan bersifat korelated (bertautan dan berkesinambungan). 5) Menggunakan teknik dan Inkuiri dan menunjukan student active learning (siswa belajar dengan aktif). 6) Tujuan (Oriented), maksudnya program dan pelaksanaan pembelajaran berrfokus pada tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah ditentukan sebagai pengarah program dan sasaran. 7) Integrated (terdapat) menelaah suatu permasalahan sosal dari berbagai konsep dan sudut pandang ilmu-ilmusosial dan lainnya. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8) Efesien dan efektif-efektif dari segi tenaga/biaya dan efektif dai segi waktu dengan hasil yang maksimal. Dari karakteristik dan pendektan-pendekatan di atas dapat kita dapat membedakan antara pembelajaran IPS dengan pembelajaran-pembelajaran lainnya. Kkunci utama dalam pembelajaran IPS adalah bagaimana membina kecerdasan sosal siswa ysng mampu berpikir kritis, analitis, kreatif,inovatif, berwatak dan berkepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara memandang, menganalisis serta menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya. Oleh karena itu para guru IPS dituntut untuk mampu merangsang dan merencanakan penbelajaran IPS sedemikian rupa dengan memperhatikan prinsip dan karakteristik IPS itu sendiri sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. Hal senada juga dikemukakan Subroto (2010, Pembelajaran IPS di SD.(Brogoll). Tersedia.http:/wapodots.blogspot.com/2010/01/publikasidisertai.html, 04 Maret 2010) terdapat sepuluh pendekatan pembelajaran Pendidikan IPS yang bias menjadi landasan sikap dan persepsi tersebut, sebagai berikut: 1) Pendekatan lingkungan, 2) Pendekatan konsep, 3) Pendekatan Inkuiri, 4) Pendekatan keterampilan proses, 5)Pendekatan pemecahan masalah, 6) Pendekatan induktifdeduktif, 7)Pendekatan nilai, 8) Pendekatan komunikatf, 9)Pendekatan kesejarahan , 10) Pendekatan tematik. Pendekatan lingkungan diawali dari lingkungan siswa yang paling dekat yaitu keluarga. Pendekatan konsep menekankan bahwa pemahaman konsep sangat mempengaruhi perilaku siswa. Pendekatan Inkuiri diawali dengan suatu pertanyaan atau permasalahan yang mengajak siswa untuk ikut berpikir dalam memecahkan masalah . Pendekatan keterampilan proses bias dimulai dari Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu mencari informasi sampai nanti bias menginformasikannya. Pemecahan masalah akan mengenalkan siswa pada masalah-masalah dalam kehidupan di masyarakat. Pendekatan induktif-deduktif menjadi saling menunjang untuk menanamkan konsep pada siswa.Pendekatan nilai dikembangkan untuk menumbuhkan sikap dan toleransi siswa dalam berprilaku di masyarakat, menumbuhkan kepekaan dan rasa tanggung jawab sosial didasari oleh pengetahuan dan keterampilan sosial. Pendekatan komunikatif memperhatikan tingkat kemetangan kognitif siswa dan sekuensial materi atau istilah bahasa yang digunakan guru adalah bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Pendekatan kesejarahan mengungkapkan peristiwa masa lalu yang bias dijadikan contoh (baik maupun tudak baik) bagi siswa sehingga siswa bias mengambil makna dan hikmahnya dari peristiwa masa lalu tersebut. Dan pendekatan tematik dikembangkan untuk memberikan wawasan siswa yang komprehensif terhadap tema yang ditampilkan. Pendekatan-pendekatan tersebut bias dipilih dan diterapkan guru dengan pengemasan rencana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAIKEM). Hal ini sesuai dengan PP 19/2005:Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 yang mengisaratkan bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, insfiratif, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sehubungan dengan itu, maka guru dalam mengelola proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas hendaknya mengacu kapada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan siswa dalam mempelajari bahan yang akan disampaikan oleh guru, serta cara guru menyampaikan materi kepada siswa. Dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM), seorang guru harus pandai- Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu pandai memotivasi siswanya untuk terbuka, kreatif, responsive, interaktif, dan evaluative. Sebab kegiatan belajar mengajar itu sangat erat hubungannya dengan strategi pembelajaran. Dalam konteks tersebut, bahwa strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dijadikan salah satu alternative, selain metode ceramah yang hamper dijadikan sebagai satu-satunya metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. 2. Teori –teori Belajar Pendidikan IPS a. Teori Belajar menurut Thorndike (Koneksionisme) Dalam pembelajaran pendidikan IPS sering kali respon yang diberikan siswa ketka pembelajaran berlangsung adalah biasa saja. Hal itu terjadi diakibatkan tidak adanya timbale balik dai siswa ketika guru sedang menyampaikan materi. Edward LeeThorndke adalah seorang ahli filsafat yang memandang perilaku sebagai suatu respons terhadap stumulus-stimulus dalam lingkungan. Thorndike sangat mementingkan connection. Menurut Edward Lee Thorndike bahwa belajar merupakan “Proses pembentukan hubungan yang erat antara stimulus (S) dengan respon (R) semakin erat hubungan antara hubungan S-R maka proses balajar telah berlangsung dengan baik”. Belajar merupakan teori yang diutamakan latihanlatihan. Teori ini juga akan mencoba berbagai cara dan usaha untuk mendapatkan respon yang benar. Berpegangan pada teori tersebut Thorndike (Gintings, 2008 :18-21) mengemukakan tiga hokum dasar tentang perilaku belajar. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Hukum Kesiapan (The Law Of Readinnese) Hukum ini menjelaskan tentang adanya hubungan antara kesiapan (readiness) seseorang dalam merespon, menerima atawu menolak, terhadap stimulant yang diberikan. 2) Hukum Latihan (The Law Of Exercise) Hukum ini menjelaskan bahwa hubungan antara perilaku (S) dan tindakan (R) akan menjadi lebih kuat jika hubungan tersebut dilakukan berulang-ulang, sebaiknya hubungan tersebut akan melemah jika jarang dilakukan. 3) Hukum Akibat (The Law Of Effect) Hukum ini menyatakan bahwa hubungan antar stimulus dan respon yang diharapkan akan bertambah kuat dan akan selalu muncul jika memberikan akibat yang menyenanngkan pada diri seseorang, sebaliknya hubungan tersebut akan melemah dan jarang muncul jika memberikan akibat yang tidak menyenangkan kepada diri orang tersebut. Hukum-hukum dari Thorndike ini sangat berpengaruh terhadap pembelajaran pendidikan IPS. Adapun kesimpulan dari teori Thorndike adalah saat pembelajaran berlangsung siswa harus diberi stimulant terlebih dahulu agar siswa memiliki kesiapan belajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan efesien. Dalam konteks belajar dan pembelajaran diperlukan juga latihan (exercise) dan pengulangan (drill) dalam menggunakan materi yang sedang dipelajari untuk memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran juga sangat penting adanya hadiah (reward) dan sanksi (punishment) untuk memotivasi anak. Apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh siswa ketika pembelajaran berlangsung adalah hasil dari pekerjaan yang dikerjakan dan dilakukan sebelumnya. Jadi, ketika guru menggunakan strategi yang baru atau asing bagi siswa seperti strategi Inkuiri, maka guru harus menjelaskan terlebih dahulu bagaimana cara malakukan kegiatan menggunakan strategi yang akan di lakukannya agar siswa mengerti dengan apa yang di pelajari sehingga terjadi reaksi berupa interaksi dan untuk kedepannya siswa tidak asing lagi dengan strategi Inkuiri. b. Teory Vygotsky (Kontruktivis) Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dalam proses pembelajaran adanya interaksi guru dengan siswa dan siswa sangat diperlukan. Ketika siswa menerjakan pekerjaan di sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinsn akan berjalan lambat. Untuk memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebnih terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbucara dan bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya kemudian mencocokkan dan mendalami kemudian menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulasi). Vygotsky (Latifudin, http://valmband .multipply.com.journal/item/11, 09 Maret 2010) mengemukakan bahwa Disamping guru, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak. Berlawanan dengan pembelajaran lewat penemuan individu (individual discovery learning), kerja kelompok secara kooperatif (cooperative group work) tampaknya mempercepat perkembangan anak. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya (peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran. Jadi dapat disimpulkan dalam pendidikan dominasi guru diubah menjadi pemusatan pada siswa (student centered). Peranan guru adalah membantu siswa mengembangkan pengertian baru. Dalam membangun pengetahuan pada siswa, khususnya siswa sekolah dasar, guru terlebih dahulu memahami inti dari setiap pengetahuan yang akan di bangun pada siswa. Karena pengetahuan didapat dari interaksi terhadap liingkungan sekitar. Membangun pengetahuan pada siswa sekolah Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dasar haruslah berdasarkan kepada bermain dan permainan. Dengan melalui kegiatan bermain siswa dapat mengembangkan bebagai aspek yang diperlukan untuk masa depan. Vygotsky memandang permainan identik dengan kaca pembesar yang data menelaah kemampuan baru dari anak yang bersifat potensial sebelum diaktualisasikan dalam situasi lain, khususnya dengan kondisi normal seperti disekolah. Pandangan Vygotsky mengenai permainan bersifat menyeluruh, dalam pengertian selain untuk perkembangan kognitif, permainan juga mempunyai peranan pemtimg bagi perkembangan sosial dan emosi anak. Dengan demikian melalui permainan, anak dapat memiliki perhatian, daya ingat, dan kerjasama yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Ditinjau dari teori belajarnya, Vygotsky (Latifudin,http:/valmband.multiply.com.journal/item/11, 09 Maret 2010) memberikan salah satu tugas kepada siswa dimana dalam pembelajaran ‘siswa harus belajar bersosalisasi dengan siswa sekelompok, mau berbagi ilmu yang diketahui kepada siswa lain, mau bertanya jika belum mengerti, serta belajar bekerjasama tanpa terus berharap pada kemampuan orang lain atau sebaliknya’. Peneliti merasa teori ini sangat membantu sekali dengan apa yang dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Dalam stratgi ini, siswa harus berperan aktif dan bekerja sama dalam mengidentifikasi jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat. Siswa tidak bekerja secara individu tapi berusaha untuk memecahkanmasalah yang A.Konsep Hasil Belajar BAB II Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu KAJIAN TEORETIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGHARGAI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI A. Konsep/Teori hasil Belajar Pengertian Belajar Proses belajar tidak terlepas dari proses pembelajaran serta pertumbuhan dan perkembangan. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, supaya siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut Peaget (dalam syaiful sagala, 2008:24) berpendapat bahwa : “proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak ada dua yaitu assimilation ialah dalam proses ini menyesuaikan atau mencocockan informasi baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu dan accommodation ialah anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik.” Perkembangan kognitif tersebut sebagai hasil perkembangan salig melengkapi antara asi;milasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yang telah diketahuinya Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa belajar merupakan suatu proses. Suatu proses tentu ada yang diproses (masukan atau input) dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Dalam proses belajar mengajar disekolah yang dimaksud masukan atau inputnya adalah siswa yang memiliki karakter tertentu, sedangkan instrumental inputnya ialah factor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasi, serta outputnya ialah keluaran atau hasil yang dicapai oleh siswa. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari lingkungan belajar siswa, hal dimaksudkan untuk mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dari kehidupan mereka sehari-hariu. Hal tersebut sesuai dengan pendekatan kontruktivisme yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tibs-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambi dan diingat. Tetapi manusia harus mengkontruksi pemgetahuan itu dan member makna melalui pengalaman nyata. 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Secara global,factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam. a. Faktor internal (factor dari dalam siswa ), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. a. Faktor internal siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sediri meliputi dua aspek yakni: 1) aspek fisiolagis (yang bersifat jasmaniah) dan 2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). 1) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus agar tetap bugar,siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olag raga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola makanminum dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negative dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri. 2. Aspek Fsikologis Banyak factor yang termasuk aaspek fsikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya di pandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: 1) tingkat kecerdasan/inteligensi siswa; 2) sikap siswa; 3)bakat siswa; 4) minat siswa; dan 5) motivasi siswa. b. Faktor Eksternal siswa 1) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para stap administrasi, dam teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. 2) Lingkungan Non- Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar,keadaan cuaca dan waktu belajar. Faktor-faktor tersebut dianggap dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan sebelumnya dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa atau dimanipulasi sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991). Di bagian lain secara fundamental Dollar and Miler (Loree, 1970) menegaskan bahwa keefektivan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal. Yaitu: 1) Adanya motivasi (drives), siswa haus menghendaki sesuatu (The Learner must want some thing); 2) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue),siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something); 3) Adanya usaha (response), Siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something); 4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner mst get something). Menurut Loree 91970) dengan mengembalikannya kepada tiga komponen utama dari proses belajar-mengajar (yang harus diperhatikan oleh setiap guru yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi PBM ), ialah komponenkomponen: S(timilus)-O(rganismic)-R(espons). B.Konsep Strategi pembelajaran Inkuiri 1.Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Menurut J.R.David. Strategi pembelajaran ialah sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Dick and Carey. Strategi pembelajaran ialah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Ditinjau dari penyajian dan pengolahannya strategi pembelajaran dapat di bedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang di lakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian di cari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi atau bahan pelajaran yang di pelajari di muilai dari hal- hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi induktif, dipelajari dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian sedara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar, Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. 2. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering di sebut juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir keunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Ras ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir kedunia.Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan dan indra-indra lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang di miliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala di dasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan. Ada beberapa hal yang menjadi cirri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri . Kedua seluruh aktivitas yang di lakukan siswa diarahkan untuk mencari dan dan menemukan jawabannya sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (selp belief). Dengan demikian strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktifitas pembelajaran biasannya dilakukan melalui proses Tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga,tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran Inkuiri sswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajara, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bias menguasai materi pelajaran. Seperti yang dapat disimak dari proses pembalajaran, tujuan uama pembelajaran melalui strategi Inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran Inkuiri akan efektif manakala: Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ® Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi Inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingka adalah proses belajar. ® Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian. ® Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesatu. ® Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi Inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir. ® Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bias dikendalikan oleh guru. ® Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. 3. Prinsip-Prinsip penggunaan SPI SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation,physicalxperience, social experience, dan equilibration. Maturation atau kematangan adalah prose perubahan pisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan urat saraf. Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir (intelektual) anak. Otak bias dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Menurut Sigelman dan Shaffer (1995), otak terdiri dari 100 milyar sel saraf (Neuron) dan setiap sel saraf itu rata-rata memiliki sekitar 3000 keneksi (hubungan) dengan sel-sel saraf lainnya. Neuron terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel bodi yang berfungsi sebagai penyalur aktifitas dari sel saraf yang satu ke sel saraf lainnya Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Physical experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi atau tindakan fisik yang dilakuakan individu memungkinkan dapat dilakukan pada akhirnya akan bisa di transfer menjadi gagasan-gagasan atau ide-ide. Oleh karena itu, proses belajar yang murni tak akan terjadi tanpa adanya pengalaman-pengalaman. Bagi Piaget aksi atau tindakan adlah komponen dasar pengalaman. Social experience adalah aktifitas dalam berhubungan dngan orang lain. Melalui pengalaman sosial, anak bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain tetapi juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturannya sendiri. Ada dua aspek pengalaman osial yang dapat membantu perkembangan intelektual, pertama, pengalaman sosial akn dapat mengembangkan kemampuan berbahasa ini diperoleh melalui percakapan, diskusi, dan argumantasi dari orang lain. Aktifitas-aktifitas semacam itu pada gilirannya dapat memunculkan pengalaman-pengalaman mental yang memungkinkan atau memaks otak individu untuk bekerja., kedua melalui pengalaman sosial anak akan mengurangi egocentric-nya sedikit demi sedikit akan muncul kesadaran bahwaada orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya pengalaman semacam itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan konsep mental seperti misalnya kerendahan hati,toleransi,kejujuran etika,moral, dan lain sebagainya. Eqiulibration adalah proses penyasuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya. Ada kalanya anak dituntut untuk memperbarui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai. Atas dasar penjelasan di atas, maka dalam penggunaan SPI terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini. 1. Berorientasi pad Pengembangan Intelektual Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu criteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan. 2. Prinsip Interaksi Prose pembelajaran pada dasarya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur inteaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepatmengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung antarsiswa yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya pemahaman siswa tentang subtansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang; atau guru justru menanggalkan peran sebagai pengatur interaksi itu sendiri. 3. Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan SPI adlah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), ykni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan; baik otak reftil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatsn dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsure-unsur yang dapat memengaruhi emosi, yaitu unsure estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan. 5. Prinsip Keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada sswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. 4. Langkah Pelaksanaan SPI Secara umum proses pemnelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Orientasi 2. Merumuskan masalah 3. Mengajukan hipotesis 4. Mengumpulkan data 5. Menguji hipotesis Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6. Merumuskan kesimpulan Setiap langkah dalam proses pembelajarannya di jelaskan di bawah ini. 1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar sswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, pada langkah orentasi dalam SPI, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan SPI sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancer. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahaan orientasi ini adalah: ® Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajaryang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. ® Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri secara tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. ® Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. 2. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka- Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalahdalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya: ® Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topic yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topic yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa. ® Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. ® Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan diharapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah. 3. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suati permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis)pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungknan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan tu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis. 4. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivita menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam straategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam mengembangkan intelektual. Proses pengumpilan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak appresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala ketidakbergairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai Janis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir. 5. Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gognya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak focus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan. 5. Keunggulan dan Kelemahan SPI 1. Keunggulan SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. c. SPI merupakan strategi yang di anggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam berpikir. 2. Kelemahan Di samping memiliki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan, di antaranya: a. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. b. Strategi ini sulit dlam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan dalam belajar. c. Kadang-kadang dalam menginflementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannyadengan waktu yang ditentukan. d. Selama criteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. Aan Amrulloh, 2012 Penggunaan Strtegi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pokok Bahasan Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu