BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, penelitian ini mencoba merangkum hasil dari penelitian. Untuk lebih jelas, dapat dijelaskan hasil penelitian ini sebagai berikut. Untuk analisis feasible Discounted Cash Flow (DCF) rumah kos exclusive pada point (2) nilai tanah > nilai PV dari terminal value terdapat 60 persen data yang teruji atau memenuhi kriteria feasible Discounted Cash Flow (DCF). Untuk uji point (2) pada rumah kos reguler bahwa 100 persen data memenuhi kriteria feasible Discounted Cash Flow (DCF). Kriteria discounted cash flow (DCF) yang lain seperti terminal cap.rate > initial cap.rate, discount rate > initial cap.rate dan terminal cap.rate ≈ disc rate rata-rata growth rate of NOI, 100 persen memenuhi kriteria feasible Discounted Cash Flow (DCF) untuk rumah kos exclusive dan reguler. Uji analisis IRR > i mortage + 2 persen untuk investasi bebas resiko pada rumah kos reguler secara analisis 100 persen tidak layak investasi. Uji yang sama untuk rumah kos exclusive 86,7 persen data tidak layak investasi atau 13,3 persen layak investasi. Uji wilcoxon-independent test sebagai uji non-parametrik menggunakan mann whitney dapat disimpulkan kreteria rumah kos reguler dan exclusive secara statistik memiliki perbedaan. Penelitian tersebut dilihat perbedaan Internal Rate of Return (IRR) kelompok rumah kos reguler secara statistik lebih kecil dari pada Internal Rate of Return (IRR) rumah kos exclusive. 4.2 Saran 1. Peneliti memberi masukan bagi pihak pengembang yang ingin melakukan investasi properti di kawansan seputaran Universitas Gadjah Mada harus memperhatikan nilai beli suatu tanah dari properti. Berdasarkan penelitian pada Bab III analisis data dan pembahasan yang berkaitan dengan analisis feasible Discounted Cash Flow (DCF), terdapat 60 persen data yang teruji atau 40 persen tidak memenuhi kriteria feasible Discounted Cash Flow (DCF) untuk nilai tanah > nilai PV dari terminal value. Analisis tersebut menggambarkan bagaimana nilai tanah melebihi nilai PV dari terminal value, karena perilaku investor yang relatif gamble (maksudnya investor terlalu berspekulan). Jika investor mengabaikan pada point ini, pada jangka panjang bisnis properti ini akan mengalami over value. 2. Saran yang diberikan pada pemerintah, sebaik pemerintah melakukan evaluasi regulasi atas kepemilikan lahan untuk individu atau organisasi, jika tidak dilakukan pembatasan akan berdampak pada kepemilikan tanah hanya dapat dimiliki oleh pemodal yang besar. Pemilik modal yang besar ini, mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi demand dan supply tanah. Pengaruhnya terjadi market distortion akibat dari nilai tanah yang terus meningkat oleh psikologis dari nilai tanah yang selalu tinggi. Menimbulkan spekulan baru yang opportunity terhadap ketersediaan tanah (maksudnya orang atau lembaga yang memanfaatkan peluang untuk meningkatkan nilai tanah secara tidak wajar). 3. Berkaitan dengan itu, suatu investasi yang layak untuk dilakukan investasi, peneliti menyarankan bagi pihak perbankan untuk melakukan studi kelayakan investasi yang cermat, karena investasi ini secara analisis Internal Rate of Return (IRR) dari data pengamatan pada rumah kos exclusive yang hanya memiliki kelayakan investasi sebanyak 33,4 persen dari jumlah data rumah kos exclusive dan untuk analisis reguler semua atau 100 persen rumah kos tidak layak investasi. 4. Saran yang dilakukan kepada penelitian selanjutnya dan manfaat untuk referensi pengembangan ilmu. Peneliti berharap penelitian selanjutnya untuk dapat memberikan analisis yang berbeda, peneliti masih mengasumsikan penyertaan modal untuk investasi 100 persen pinjaman bank. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memformulakan pinjaman bank yang layak untuk investasi properti yaitu rumah kos yang ada di seputaran Universitas Gadjah Mada. 4.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, karena data yang diperoleh berdasarkan subjektifitas dari responden yang diwawancara. Subjektifitas ini memiliki kelemahan dari penyajian data, tetapi subjektifitas informasi masih dapat digunakan dalam penelitian ini. Contoh yang dapat diambil unsur subjektifitas data, ketika ingin mengetahui nilai jual properti sebagai dasar pembanding nilai properti, data yang sebaiknya didapat adalah data pasar properti yang terjual (transaksi). Pada kenyataannya tidak semua data pasar didapat, peneliti melakukan pertanyaan yaitu menurut seorang pemilik properti, berapa nilai jual yang diinginkannya.