ISOLASI DAN SINTESIS 2-FURANALDEHIDA DARI LIMBAH AMPAS TEBU Suryadi Budi Utomo1*), Endang Susilowati1), dan Emi Kurniasih 1) 1 Prodi. Pend. Kimia, PMIPA FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta * Keperluan korespondensi, tel/fax : : 0271-648939, email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengisolasi dan mensintesis 2-furanaldehida dari limbah ampas tebu. Sintesis aldehida aromatis tersebut dilakukan melalui tiga tahap yaitu (1) isolasi pentosan dari ampas tebu dengan ekstraksi kontinyu menggunakan pelarut etanoltoluena, (2) hidrolisis dan dehidrasi pentosan dengan katalis asam sulfat, dan (3) ekstraksi pelarut diikuti dengan distilasi vakum untuk menghasilkan 2-furanaldehida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk aldehida yang dihasilkan berwujud cairan kental yang berwarna coklat dan berbau khas seperti almond. Berdasarkan analisis gugus fungsional dengan spektrometer IR dan uji spesifik dengan reagen anilin-asetat serta karakteristik senyawa yang dihasilkan maka dapat disimpulkan bahwa senyawa yang diisolasi dari ampas tebu dengan metode ekstraksi soklet dan hidrolisis adalah senyawa 2-furanaldehida dengan rendemen 11,48 %. Kata Kunci: Ampas tebu, anilin-asetat, ekstraksi kontinyu, hidrolisis, dan 2-furanaldehida daya guna dan nilai ekonomi yang jauh lebih PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris tinggi. Pada publikasi ini akan dipaparkan yang kaya akan hasil-hasil pertanian, beberapa salah satu diantaranya adalah tebu [1]. dilakukan oleh peneliti mengenai isolasi dan Dalam proses produksi di pabrik gula, sintesis 2-furanaldehida dari limbah ampas ampas tebu dihasilkan sebesar ± 90% dari tebu. Senyawa tersebut memiliki aplikasi setiap tebu yang diproses, gula yang yang cukup luas dalam beberapa industri termanfaatkan hanya 5%, sisanya berupa antara lain sebagai pelarut dalam industri tetes tebu (molase) dan air. Selama ini pengolahan minyak bumi dan pembuatan pemanfaatan ampas tebu yang dihasilkan pelumas pada pembuatan nilon. Selain itu 2- masih furanaldehida terbatas untuk adsorben [2], kompos [3], dan bahan bakar boiler [4]. Mengingat begitu banyaknya jumlah ampas tebu yang dihasilkan, sedangkan senyawa furfuril hasil penelitian juga intermediet alkohol, yang berfungsi untuk telah sebagai pembuatan tetrahidrofuran, industri farmasi, herbisida, dan pewangi [5]. pemanfaatannya masih sangat terbatas, maka perlu difikirkan cara penanganan PROSEDUR PERCOBAAN lebih lanjut agar nantinya ampas tebu Bahan tidak menimbulkan masalah lingkungan Bahan-bahan yang digunakan dan bahkan dapat dimanfaatkan sebagai dalam penelitian ini meliputi etanol, toluena, bahan dasar berbagai produk dengan asam sulfat, natrium klorida, dan anilin dari dengan menggunakan pemanas hot plate E.Merck dengan kualitas analitical grade stirer selama 5 jam. Berlangsungnya reaksi kecuali akuades. Limbah ampas tebu dipantau diperoleh dari Pabrik Gula Tasikmadu kromatografi lapis tipis. Ke dalam larutan Karanganyar Jawa Tengah. yang Peralatan ditambah dengan NaCl sebanyak 8 gram asetat. Semua bahan Peralatan meliputi berasal yang alat gelas digunakan laboratorium, dengan telah menggunakan dihrolisis dan terdehidrasi kemudian diekstraksi menggunakan corong pisah sampai terbentuk 2 lapisan. Fase seperangkat alat refluks, shoklet, dan organik yang mengandung senyawa 2- distilasi, evaporator Buchi, timbangan furanaldehida diambil. elektronik, eksikator, plat KLT, lampu UV Pemurnian 2-furanaldehida 254 nm dan 366 nm (Camac UV-Cabinet Lapisan organik yang mengandung II), pemanas dan pengaduk magnet, 2-furanaldehida didistilasi sederhana dan mantle heater, pH meter (Lutron-208), distilat ditampung pada suhu sekitar 78 dan dan Spektrometer Infra Merah Shimadzu 110 C. Distilat berupa pelarut etanol dan 8201 PC. toluena, sedangkan Cara Penelitian furanaldehida Ekstraksi contoh ampas tebu dengan dimurnikan dengan distilasi vakum dan metode ASTM D 1105-96 distilat ditampung pada suhu sekitar 140 C filtrat merupakan 2- kasar yang selanjutnya o Ampas tebu dikeringkan dengan cara o diangin-anginkan kemudian Karakterisasi 2-furanaldehida yang 2-furanaldehida yang diperoleh dihaluskan atau diblender dan diayak Produk dengan ukuran 100 mesh. Selanjutnya diperoleh diidentifikasi dengan uji warna sebanyak 10 gram ampas tebu halus anilin asetat. 2-furanaldehida murni akan diekstraksi menunjukkan warna merah tua dengan dengan ekstraktor soklet menggunakan pelarut etanol:toluena (1:2) adanya sebanyak 300 ml selama 8 jam. Ekstraksi Karakterisasi struktur 2-furanaldehida lebih dilanjutkan lanjut dengan pelarut etanol penambahan dilakukan anilin analisis asetat. dengan sebanyak 300 ml selama 2 jam. Semua menggunakan spektrometer infra merah pelarut yang telah mengandung pentosan (FT IR, Shimadzu 8201 PC). dikumpulkan untuk digunakan pada proses selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis 2-furanaldehida dari larutan Isolasi dan Sintesis 2-furanaldehida dari pentosan Limbah Ampas Tebu Campuran toluena-etanol mengandung Senyawa 2-furanaldehida pentosan merupakan senyawa yang kurang larut refluks dalam air, tetapi larut dalam alkohol, eter, kemudian ditambah dengan 100 mL dan benzena. Senyawa 2-furanaldehida H2SO4 dapat dimasukkan ke 30%. dehidrasi senyawa yang dalam Proses dilakukan alat hidrolisis melalui dan refluks dibuat pertanian dari yang bahan banyak baku limbah mengandung selulosa, terutama adalah senyawa hidrolisis dapat berlangsung lebih efektif dan senyawa 2-furanaldehida dapat terbentuk pentosan. Limbah ampas tebu (bagasse) lebih banyak daripada dilakukan proses dapat dijadikan alternatif bahan baku hidrolisis langsung terhadap sampel ampas pembuatan tebu. Hal ini dikarenakan apabila hidrolisis karena senyawa di 2-furanaldehida, dalam mengandung bagasse selulosa yaitu masih tebu dilakukan langsung terhadap ampas pentosan tebu, diperkirakan reaksi akan berlangsung kurang efektif. dalam jumlah yang cukup banyak. Proses sintesis furanaldehida dari senyawa sampel Sampel 2yang yang digunakan pada percobaan ini adalah serbuk ampas tebu mengandung pentosan dilakukan dengan yang cara dilakukan dengan jalan diangin-anginkan. menghidrolisis pentosan dengan kering. berlangsung karena suatu terdapat dalam ampas tebu tidak ikut monosakarida (pentosan) direaksikan menguap. Sedangkan tujuan penghalusan dengan larutan asam maka akan terjadi sampel adalah untuk memperluas bidang reaksi permukaan sampel yang akan diekstraksi. dan dehidrasi. Pada Ekstraksi reaksi hidrolisis senyawa pentosan akan agar senyawa tebu Hal hidrolisis bertujuan ampas menggunakan asam kuat. Hal ini dapat apabila ini Pengeringan dilakukan yang dengan diperoleh senyawa pentosan. Kemudian menggunakan metode sokletasi karena dianjutkan dengan reaksi dehidrasi yang sampel akan diekstrak dalam menghasilkan senyawa 2-furanaldehida. percobaan ini berwujud padat sehingga Pada reaksi hidrolisis dan dehidrasi ini proses ekstraksi yang efektif untuk sampel menggunakan katalis asam kuat yaitu padatan adalah ekstraksi kontinu (sokletasi). asam sulfat. Penggunakan yang metode sokletasi dilakukan ini karena pada metode ini ekstraksi dilakukan didasarkan pada sifat senyawa pentosan secara berkelanjutan sehingga pelarut yang yang dapat larut dalam alkohol, benzena, digunakan lebih sedikit dan juga lebih efektif dan eter. Selain itu senyawa pentosan dan dalam 2-furanaldehida bersifat sedikit nonpolar diisolasi. Pelarut yang digunakan dalam sehingga pelarut proses ekstraksi adalah toluena dan etanol. memiliki kepolaran hampir sama (kaidah Alasan pemilihan toluena adalah karena like dissolve like). toluena merupakan turunan dari senyawa dapat pada larut percobaan dalam Proses ekstraksi dilakukan untuk mengisolasi / melarutkan senyawa mengikat mempunyai secara Proses isolasi senyawa pentosan yang juga ekstraksi senyawa keuntungan yang akan benzena. Dan mempunyai toksisitas yang lebih rendah daripada benzena. proses Setelah dilakukan ekstraksi, ekstrak diharapkan (larutan toluena-etanol) yang mengandung senyawa pentosan yang dapat diubah senyawa pentosan dihidrolisis dengan asam menjadi senyawa 2-furanaldehida dapat sulfat menggunakan alat refluks. Pemanas terlarut dalam pelarut, sehingga reaksi yang digunakan pada proses hidrolisis ini pentosan. ekstraksi Dengan terlebih dilakukan dahulu adalah hot plate katalis H2SO4 stirer. 30% Penggunaan didasarkan pada Larutan toluena-etanol yang telah dihidrolisis berwarna coklat tua. Hal ini penelitian sebelumnya bahwa konsentrasi sesuai asam yang dapat menghidrolisis pentosa furanaldehida yang merupakan cairan yang dari ampas tebu yang maksimal adalah berwarna kecoklatan dan berbau khas. Jadi 30%. Hidrolisis ini dilakukan selama ± 4,5 kemungkinan ekstrak yang telah dihidrolisis jam dengan menggunakan katalis H2SO4 tersebut adalah larutan 2-furanaldehida. 30% di dalam alat refluks. Untuk menjaga Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada agar suhu konstan digunakan penangas gambar penelitian. digunakan suhu ± 60-70 C. Suhu ini sifat fisik senyawa 2- Larutan toluena-etanol yang sudah minyak goreng. Pada proses hidrolisis o dengan dihidrolisis tersebut kemungkinan masih didasarkan pada penelitian sebelumnya mengandung oleh yang menyatakan bahwa suhu yang senyawa efektif dilakukan pemisahan senyawa organik yang untuk menghidrolisis o pentosan senyawa anorganik. pengotor Sehingga perlu diisolasi dari refluks juga dimasukkan magnetic stirer senyawa organik yang bertujuan untuk mengaduk ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode pada saat proses hidrolisis. Penggunaan ekstraksi menggunakan corong pisah. Ke magnetic stirer ini bertujuan agar terjadi dalam ekstrak dimasukkan NaCl, kemudian tumbukan senyawa diekstraksi sampai terbentuk 2 lapisan. pentosan dengan katalis asam kuat (asam Lapisan atas berwarna kuning muda dan sulfat) dalam sistem yang efektif dan lapisan homogen sehingga reaksi hidrolisis akan Senyawa 2-furanaldehida lebih mudah larut berlangsung lebih Dengan dalam senyawa toluena-etanol, akan tetapi penggunaan ekstrak toluen- etanol dan NaCl larut dalam air sehingga etanol), maka ukuran molekul pentosan senyawa yang diperoleh (2-furanaldehida) menjadi bidang akan lebih suka larut dalam toluena yang antara molekul pentosan berada pada lapisan atas. Hal ini didasarkan dengan asam sulfat menjadi lebih besar, pada sifat fisik dari toluena yang memiliki sehingga tumbukan yang terjadi semakin masa jenis kurang dari masa jenis air yaitu banyak dan reaksi dapat berlangsung 0,8669 g/mL. berkisar antara 60-70 antara lebih persentuhan kecil C. Dalam alat molekul optimal. (larutan sehingga hidrolisis adalah sebagai berikut: Pentosan menjadi pentosa bawah dari diperoleh Pemisahan pengotornya berwarna Larutan lebih optimal. Reaksi yang terjadi pada proses pengotornya. dan coklat 2-furanaldehida tersebut masih ini teh. yang mengandung pelarut yang digunakan untuk ekstraksi (toluena, etanol dan air), sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk memperoleh senyawa Pentosa menjadi senyawa furfural 2-furanaldehida Pemurnian/pemisahan furanaldehida dengan dari yang senyawa pelarutnya menggunakan murni. distilasi. 2- dilakukan Hal ini karena perbedaan titik didih antara pelarut spektrometer IR (Infra Red) Shimadzu FTIR dengan senyawa 2-furanaldehida cukup 8201 PC. Hasil dari analisis gugus fungsi besar. Distilasi dilakukan sampai suhu ± menggunakan spektrofotometer Infra Red o 150 C. Pada suhu tersebut diperkirakan (IR) dari senyawa yang diisolasi diperoleh semua pelarut sudah menguap dan residu spektum IR yang Gambar 3. tertinggal adalah senyawa 2- yang dapat dilihat pada 2- Pada spektrum IR pada Gambar 3 furanaldehida memiliki titik didih 160 C. tersebut terdapat puncak-puncak penting, Sedangkan distilatnya merupakan pelarut yaitu pada bilangan gelombang 3116,97 yang terdiri dari toluena dan etanol. cm Mekanisme reaksi perubahan pentosan streching C-H aromatis yang diperkuat oleh menjadi 2-furfuralehida dengan katalis serapan pada 1604,77 cm furanaldehida, karena senyawa o yang menunjukkan adanya vibrasi -1 dan 1504,48 -1 asam dapat dilihat pada Gambar 1. Senyawa -1 cm yang menunjukkan serapan dari vibrasi 2-furanaldehida C=C. Serapan pada bilangan gelombang -1 merupakan senyawa yang dapat bereaksi 2924,09 cm positif dengan reagen anilin-asetat. Reaksi aldehida. Serapan antara senyawa 2-furanaldehida dengan gelombang 1712,79 reagen anilin-asetat memberikan warna adanya gugus karbonil aldehida. Tidak merah yang spesifik. Warna merah yang adanya serapan yang tajam pada bilangan terbentuk gelombang 1300 cm pada reaksi antara 2- menunjukkan adanya gugus furanaldehida dengan reagen anilin-asetat adanya gugus tidak akan terbentuk jika gugus aldehid selulosa dan lignin. pada cm -1 OH -1 bilangan menunjukkan menunjukkan tidak yang berasal dari rusak, Karakteristik senyawa yang diisolasi sebagai contoh karena oksidasi asam yaitu berwujud cairan kental yang berwarna piromusat atau reduksi menjadi furfural coklat tua dan berbau khas seperti almond. alkohol. Berdasarkan analisis gugus fungsi dengan pada senyawa Hasil dengan 2-furanaldehida reaksi reagen antara senyawa anilin-asetat memberikan warna menyatakan reaksi tua dengan reagen anilin-asetat dan yang karakteristik senyawa yang dihasilkan maka terhadap dapat disimpulkan bahwa senyawa yang senyawa 2-furanaldehida (Gambar 2). Hal diisolasi dari ampas tebu dengan metode ini berarti senyawa yang telah diisolasi ekstraksi kemungkinan senyawa 2-furanaldehida. adalah merah tersebut spektrometer IR dan hasil reaksi senyawa positif senyawa 2- Kelebihan furanaldehida. Analisis selanjutnya dilakukan untuk mengetahui adanya gugus fungsi soklet dan Isolasi hidrolisis dengan adalah Metode Sokletasi Senyawa 2-furanaldehida yang pada senyawa yang dihasilkan untuk lebih dihasilkan dari 10 gram ampas tebu dengan menguatkan bahwa senyawa tersebut metode sokletasi adalah 1.1476 gram. adalah 2-furanaldehida. Analisis gugus Rendemen senyawa 2-furanaldehida yang fungsi ini dilakukan dengan menggunakan diperoleh adalah sebesar 11,476%. yang Berdasarkan penelitian terdahulu furanaldehida yang diperoleh dari penelitian dilakukan ini adalah 11.476%. Wikandari [6] Mitarlis dan mengenai Retno isolasi 2- furanaldehida dengan metode hidrolisis ampas tebu yang diperoleh kadar 2- UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terimakasih furanaldehida sebesar 11.05%. Hal ini kepada DP2M DKTI yang telah mendanai membuktikan bahwa metode ekstraksi penelitian soklet lebih efektif untuk mengisolasi Berasing senyawa 2-furanaldehida pada ampas 023/SP2H/PL/Dit.Litabmas/IV/2011 Tanggal tebu daripada metode hidrolisis ampas 14 April 2011. ini melalui dengan Penelitian Nomor Hibah Kontrak tebu secara langsung. Hal ini karena senyawa organik (pentosan) yang terdapat dalam ampas tebu telah diikat terlebih dahulu oleh campuran pelarut yaitu toluena-etanol. Karena DAFTAR RUJUKAN [1] Anonim, 2002, Tanaman Obat Indonesia (Tebu), BPPT. ukuran [2] Guntoro, D., Purwono, Sarwono, 2005, molekul pentosan yang akan mengalami Kompos “Bagase” Atasi Kelangkaan hidrolisis lebih kecil, maka kemungkinan Pupuk, terjadinya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, tumbukan efektif antara molekul dengan katalis menjadi semakin besar sehingga reaksi hidrolisis dapat berlangsung lebih efektif Departemen Budi Daya Bogor. [3] Utomo, S.B. dan Susilowati, E., 2007, Jurnal Enviro, 9 (1), 21-27. [4] Sugito, J., 1992, Pembudidayaan Tebu di KESIMPULAN Toluena Lahan Sawah dan Tegalan, cetakan dan etanol dapat pertama, Penebar Swadaya, Jakarta dijadikan sebagai pelarut yang baik untuk [5] Wijanarko, A., Witono, J.A., Wiguna, ekstraksi senyawa pentosan dalam limbah M.S., 2006, Journal of the Indonesian ampas tebu (bagasse). Pentosan hasil Oil and Gas Community, Komunitas isolasi Migas Indonesia. selanjutnya dapat dijadikan senyawa 2-furanaldehida melalui reaksi hidrolisis katalis dan asam LAMPIRAN dehidrasi sulfat. menggunakan Rendemen 2- [6] Mitarlis dan Wikandari, P.R., 2005, Indo. J. Chem., 5 (3), 219-223. + O C H H C OH HO C H H C OH +H OH OH OH C+ C H H C OH HO C H C H C H C OH H HO C H OH H C OH + -H + -H CH2OH CH2OH C OH HO C H H C OH + + +H H CH2OH CH2OH Xilosa OH C +H -H H C + + + OH OH2 C H H C OH + H +H 2 O H C H C OH H -H 2O C H +H 2 O OH C H C H C OH C OH H -H HC C OH C C H C H O OH C H C O OH H CH2OH H H + OHC +H2O CH2 H H C HC OH CH OH HC O H H2C C+ CHO -H + C HC O C H2 + CH CH2OH -H 2O C O HC C CHO + C H2 + O H H2O + + +H H + +H -H CH2OH OHC C O HC C C OH H +H OH CH2OH OHC + C H C+ H H2O+ C HC C CH2OH CH2OH + -H O H O C + H C+ + O -H O C -H 2O CH2OH O +H OH O C CH C H 2-Furfuraldehida Gambar 1 Mekanisme reaksi perubahan pentosan menjadi 2-furanaldehida furanaldehida O CH 3COOH CH H C + H 2N N O O 2-furanaldehida Anilin Kompleks Anilin Furfural Gambar 2 Identifikasi 2-furanaldehida dengan uji warna Gambar 3 Spektrum IR 2-furanaldehida hasil isolasi dan sintesis