BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Public Relations Public Relations sebagai sebuah fungsi manajemen, yang berarti bahwa manajemen disemua organisasi harus memerhatikan PR. Definisi ini juga mengidentifikasikan pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan public sebagai basis moral dan etis dari profesi PR. Pada saat yang sama,definisi ini mengemukakan kriteria untuk menentukan apa itu PR dan apa yang bukan PR. Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. 5 James Grunig, Profesor komunikasi massa dan public relations di University of Maryland, telah menyusun satu tipologi dari kemungkinan sasaran sebuah kampanye informasi. Tujuan itu adalah sebagai berikut: 1. Penyampaian pesan. Praktisi Public Relations memberikan materi kepada media massa dan menyebarkan pesan pesan lain melalui media yang 5 Scoot M.Cutlip. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana 2006. Hal : 6 12 13 terkendali seperti terbitan berkala dan brosur. Khalayak sasaran diberi pesan dalam berbagai bentuk. 2. Penyebaran pesan secara akurat. Khalayak yang dituju menerima pesan itu dan mengingat semua atau sebagian dari pesan. 3. Penerimaan pesan. Berdasarkan segi realitasnya, khalayak tidak hanya mengingat pesan tetapi menerimanya sebagai sesuatu yang valid. 4. Perubahan sikap. Khalayak tidak hanya mempercayai pesan tetapi membuat satu komitmen verbal dan mental untuk mengubah perilaku sebagai hasil dari pesan. 5. Perubahan dalam perilaku luar. Khalayak bersangkutan benar benar mengubah perilaku mereka saat ini atau mulai menampakan perilaku baru.6 Grunig mengatakan bahwa pakar public relations biasanya mengarah pada dua tujuan pertama-penyampaian pesan dan penyebaran secara akurat. Ketiga tujuan terakhir-penerimaan pesan, perubahan sikap dan perubahan dalam perilaku luar-sulit dicapai kecuai khalaya sudah sangat berminat dan memiliki kecenderungan untuk menerima pesan sejak awal mula. Kedua tujuan pertama juga jauh lebih mudah untuk di evaluasi dari pada perubahan perilaku. Manajemen dan public relations adalah dua bidang ilmu yang berkembang secara terpisah. Akan tetapi, seperti yang kita saksikan perkembangan nya pada akhir 6 Dennis L.Wilcok, Philip H Ault , & Warren K Agee. Public Relations Strategi dan Taktik, Jakarta : Karisma Publishing Group 2011, Hal 261 14 abad ke 20 ini, menajemen akhirnya berhasil meningkatkan peranannya pada hamper setiap bidang kehidupan. Seperti pada hubungan antara manajemen dan bidang bidang lain nya, manajemen juga telah menyatu dengan public relations. Artinya , manajemen telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi penerapan konsepsi public relations dalam kehidupan manusia.7 Manajemen , dalam konteks strategi mempunyai peran untuk membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam lingkungan usaha, perubahan-perubahan lingkunga tentu akan mempengaruhi prestasi perusahaan dalam meraih keuntungan atau memberi konstribusi dari pihak-pihak yang terkait . Public Relations mempunyai peranan yang penting dalam upaya mengefektifitaskan organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang dengan lembaga-lembaga strategis. 2.1.1 Strategic Management Istilah strategic managemen sering di sebut pula rencana strategis atau rencana jangka panjang perusahaaan. Dalam suatu rencana strategis perushaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan di ambil dalam kurun waktu terntentu kedepan . Rencana jangka panjang inilah yang menjadi pegangan bagi praktisi public relatios untuk menyusus berbagai rencana teknis , dan langkah komunikasi yang akan di ambil sehari-hari. Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan public relations 7 Rhenald Kasali, Manajemen Public relatios konsep dan aplikasinya di Indonesia. Jakarta : pustaka utama graffiti 2005, hal 32. 15 harus menyatu dengan visi atau misi organisasinya, yakni alas an organisasi atau perusahaan untuk tetap hidup. Dari sinilah seorang praktisi Public Relations dapat menetapkan objectivitasnya dan bekerja berdasarkan objective tersebut. Manajemen, dalam konteks strategi mempunyai peran untuk membantu perusahaaan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam lingkungan usaha. Perubahan-perubahan lingkungan tentu akan mempengaruhi prestasi perusahaan dalam meraih keuntungan atau memberi kontribusi dari pihak pihak yang terkait. Public relations mempunyai peranan yang penting dalam upaya mengektifitaskan organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang dengan lembaga-lembaga strategis. Strategi dalam manajemen event pun sangat penting untuk kesuksesan suatu event karena di dalam suatu event setiap penyelengara mempunyai strategi-strategi manajemen event yang berbeda, yang mana strategi itu akan menentukan jalan nya event yang ada. Sama seperti bagian divisi lain didalam perusahaan, untuk memberi konstribusi kepada rencana jangka panjang iyu, praktisi public relations dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menyampaikan fakta atau opini , baik yang beredar didala maupun diluar perusahaan . bahan-bahan itu dapat di peroleh dari klipping media massa dalam kurun waktu tertentu, dengan melakukan penelitian terhadap naskah 16 pidato pimpinan, bahan yang dipublikasikan perusahaan, serta melakukan wawancaa terntu denga pihak yang berkepentingan atau di anggap penting. b. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan memperlajari perubahabperubahan yang terjadi secara historis. Perubahan ini umumnya disertai dengan perubahan sikap terhadao publiknya dan sebaliknya. c. Melakukan Analisi SWOT . SWOT adalah kependekan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses ( Kelemahan) , Opportunities ( Peluang) dan Threats (ancaman). Meski tidak perlu menganalisis hal hal yang berada diluar jangkauan nya, seorang praktisi public relations perlu melakukan analusu yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimiliki. Misalnya menyangkut masa depan industry yang di tekuninya, citra yang dimiliki perusahaan , kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki perusahaan.8 2.2 Jurnalis Yang Memihak Kebenaran Ketika wartawan harus mengatakan yang sebenarnya , namun orang yang bingung tentang apa " kebenaran " yang dimaksudkan. Ketika ditanya apa nilai-nilai yang mereka anggap penting , 100 persen wartawan yang diwawancarai untuk survei oleh Pusat Pew Research untuk Rakyat dan Pers dan Komite Peduli Jurnalis menjawab " mendapatkan fakta yang benar “ 8 Rhenald Kasali, Manajemen Public relations konsep dan aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti 2005, hal 34 17 Jadi, apa kewajiban jurnalis untuk arti kebenaran ? Upaya biasa untuk menjawab pertanyaan ini, di seminar atau dalam saluran filosofis, berakhir berantakan. Salah satu alasannya adalah bahwa percakapan tersebut biasanya tidak didasarkan pada dunia nyata. Diskusi filosofis dari apakah "kebenaran" benar-benar ada pendiri dalam semantik. Alasan lain adalah bahwa wartawan sendiri belum pernah sangat jelas tentang apa yang mereka maksud dengan kebenaran. Jurnalisme oleh alam reaktif dan praktis daripada filosofis dan introspektif. Literatur serius oleh wartawan memikirkan isu-isu tersebut tidak kaya, dan apa yang sedikit ada, sebagian besar wartawan belum membaca. Teori jurnalistik yang tersisa untuk akademi, dan banyak orang berita secara historis mendevaluasi pendidikan jurnalisme, dengan alasan bahwa satusatunya tempat untuk belajar adalah melalui osmosis pada pekerjaan. Seperti yang akan kita lihat, "kebenaran jurnalistik" lebih dari ketepatan belaka. Ini adalah proses memilah yang terjadi antara cerita awal dan interaksi antara masyarakat, tokoh pembuat berita dan jurnalis. Ini prinsip pertama jurnalisme - mengejar disintersted nya kebenaran - pada akhirnya apa yang membuat jurnalisme terpisah dari semua bentuk komunikasi lainnya. Untuk memahami memilah proses ini, penting untuk diingat bahwa jurnalisme ada dalam konteks sosial. Karena kebutuhan, warga negara dan masyarakat tergantung ke rekening yang akurat dan dapat diandalkan dari peristiwa. Mereka mengembangkan produsen dan proses untuk sampai pada apa yang disebut 18 "kebenaran fungsional." Polisi melacak dan penangkapan tersangka berdasarkan fakta. Hakim terus uji coba. Juri membuat putusan bersalah atau tidak bersalah. Industri diatur, pajak dikumpulkan, undang-undang yang dibuat. Kami mengajarkan aturan anak-anak kita, sejarah, fisika, dan biologi. Untuk memahami kebenaran jurnalistik sebagai sebuah proses - atau sebagai perjalanan berlanjut menuju pemahaman - yang diawali dengan cerita pertama dan membangun dari waktu ke waktu. Kebenaran di sini, dengan kata lain, adalah fenomena yang rumit dan kadangkadang bertentangan, tetapi dipandang sebagai suatu proses dari waktu ke waktu, jurnalisme bisa mendapatkan hal itu. Ia mencoba untuk mendapatkan kebenaran dalam dunia bingung dengan terlebih dahulu pengupasan informasi dari setiap informasi yang salah terpasang, disinformasi, atau mempromosikan diri bias dan kemudian membiarkan masyarakat bereaksi, dengan proses penyortiran untuk terjadi. Mencari kebenaran menjadi percakapan. Definisi ini lebih dekat dengan pemahaman intuitif wartawan 'dari apa yang mereka lakukan daripada metafora yang mentah cermin dan refleksi yang biasa dibagikan. Untuk kebenaran yang menang , wartawan harus membuat jelas kepada siapa mereka memiliki loyalitas pertama mereka. 9 9 Bill Kovach & Tom Rosenstiel. The Elements of Journalism. New York. Three Revers Press. 2007 hal 36-41 19 2.3. Event 2.3.1 Pengertian Event Event adalah suatu bentuk peristiwa dan bukan kejadian, karena secara sengaja diadakan atau diselenggarakan untuk suatu tujuan tertentu. Erat hubungannya dengan kegiatan manusia sebagai makhluk sosial serta interaksi sosial dalam komunikasi transaksi. Fokus event adalah untuk menginformasikan dan memotivasi kekuatan penjualan perusahaan dan akhirnya meningkatkan penjualan produk terbaru dari jalur bisnisnya.10 Event memang diciptakan untuk mendapatkan uang. Namun ada beberapa event yang dirancang untuk impas biaya saja. Tidak sedikit pula event yang diposisikan “merugi dulu”, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari sumber lainnya. Misalnya peningkatan jumlah anggota atau perhatian masyarakat. 11 Acara yang memang sudah dipersiapakan sejak dini, tentu berbeda dengan acara yang persiapannya mendadak. Agar acara yang dibuat dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka waktu persiapan juga sangat menentukan. Lama tidaknya waktu persiapan juga ditentukan oleh besar kecilnya sebuah acara. Melalui konsep yang baik tentunya turut memperlancar dan mensukseskan suatu acara. Ada beberapa 10 William O’Toole dan Phyllis Mikolaitis, 2006, Corporate Event Management Sukses Menjalankan Event Perusahaan Dengan Pendekatan Manajemen Proyek, PPM Sekolah Tinggi Manajemen, Jakarta, Hal : 89 11 Lok.cit, Hal 4 20 cara yang dapat dilakukan dalam pembuatan konsep suatu acara. Dalam membuat konsep dibagi menjadi tiga bagian :12 1. Konsep baku, dimana konsep ini sudah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga tinggal melaksanakannya saja. 2. Konsep baru, semua konsep acara dirancang sendiri kemudian dipresentasikan kepada klien. 3. Kombinasi, sharing dengan pihak perusahaan yang bersangkutan bagaimana kita mengadakan event tersebut. Sejak lahirnya korporasi modern, maka sejumlah organisasi telah bergantung pada sejumlah event untuk menggerakkan penjualan, melatih, memotivasi, dan mendidik.13 Secara umum, sebenarnya event merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan harapan mereka tertarik kemudian membelinya. Karena efektif pameran itulah maka banyak perusahaan yang secara periodik menyelenggarakan pameran dalam rangka mempromosikan jasa / produknya. 2.3.2 Fungsi Event Event memiliki pengaruh besar karena keterlibatan customer didalamnya. Menurut Sumardy dan Yoris Sebastian, pengamat marketing, dalam dua tahun terkahir, event atau brand activation memiliki peranan yang cukup besar dalam 12 13 Lok.cit, Hal.4 Op.cit, Hal 23 21 kegiatan komunikasi pemasaran.14 Padahal, sebelumnya event dianggap sebagai pelengkap kegiatan komunikasi lainnya karena perusahaan masih banyak mengandalkan kegiatan ATL atau pemasangan iklan pada media massa. Menurut website pengusaha Indonesia15 terdapat beberapa fungsi dari event marketing yang digunakan perusahaan, yaitu : a. b. c. d. e. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek Untuk menarik pelanggan pesaing (brand switching) Menunjukkan kelebihan dibandingkan kompetitor Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan 2.3.3 Jenis-Jenis Event Dalam buku Kiat dan Strategi Kampanye16, maka event (acara / peristiwa) yang dikenal dengan aktivitas kehumasan, secara garis besarnya adalah sebagai berikut:17 1) Calendar of event Calendar event, yaitu acara rutin (regular event) yang dilaksanakan pada hari, bulan, tahun tertentu secara periodik dan berulang-ulang (rutin) diselenggarakan sepanjang tahun kalender. 2) Momentum event Yaitu acara yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada momen-momen tertentu diluar acara rutin tersebut, misalnya acara 100 tahun (satu abad) 14 Sumardi, Yoris Sebastian, Rest in Peace Advertising. 2010 www.pengusaha-indonesia.com 16 Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Rajawali Pers, Jakarta 1997 17 Rosandy Ruslan, 2006, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal : 216 15 22 memperingati bung karno menyambut millenium ke-3 dan sebagainya, yang dianggap sebagai momen oleh pihak lembaga atau MPR untuk mengadakan suatu acara istimewa yang perlu diperingatkan dan dipublikasikan. 3) Special event Peristiwa khusus tersebut secara garis besarnya terdapat tiga jenis kegiatan dalam MPR, yaitu : 1. Acara suatu peresmian 2. Acara Peringatan tertentu 3. Acara commersial (new product launching), atau non commercial (Social Community Relations). 2.3.4. Tahapan Event Pelaksanaan event secara ideal akan melalui tahapan implementasi di mulai dari pra-event, event, dan pasca event : a) Pra- Event Pra pelaksanaan event yang meliputi kegiatan pengidentifikasian kebutuhan atas ajang khusus tersebut. Identifikasi ini secara minimum akan menjawab beberapa hal yang penting meliputi : 1) Why : yaitu merupakan jawaban mengapa kegiatan ajang khusus tersebut harus atau layak dilaksanakan 23 2) Who : yaitu merupakan jawaban atas siapa yang kita inginkan untuk hadir sebagai audiens dari kegiatan tersebut 3) Where : merupakan pemenuhan jawaban atas parameter logistic dan peluangpeluang kreatif yang ada 4) What : menentukan tentang bentuk dan isi (content) dari kegiatan. 5) How : merupakan jawaban atas beberapa sumberdaya yang akan digunakan baik yang telah tersedia (untuk dialokasikan) maupun yang belum tersedia (untuk dipersiapkan) b) Pelaksanaan kegiatan ajang khusus selayaknya mempertimbangkan filosofi “ pengalaman ” yang telah disebutkan diatas. Beberapa hal yang patut dicermati untuk hal ini adalah sebagai berikut : 1) Mencermati kegiatan mulai dari kedatangan audiens ( mempersiapkan first impression) 2) Mempersiapkan materi-materi pendukung kegiatan (terutama sekali bila kegiatan diadakan untuk mendukung kegiatan pemasaran) 3) Persiapan transportasi dan penyambutan audiens 4) Atmosfer event, termasuk didalamnya hal-hal yang berkenaan dengan dekorasi kegiatan 5) Pencermatan atas makanan dan minuman yang dipersiapkan pada saat event berlangsung 6) Pencermatan atas hiburan yang disediakan untuk acara ajang khusus tersebut 7) Souvenir, terutama yang langsung berkaitan dengan special event 24 8) Mencermati dan mempersiapkan sarana kepulangan audiens seperti kemudian penjemputan penyediaan sarana transportasi ( sebagai tahap akhir pembentukan “ persepsi dan pengalaman ”). c) Pasca Event Pasca event merupakan kegiatan secara ideal dilakukan pada tiap-tiap tahapan penyelenggaraan kegiatan. Evaluasi adalah kegiatan yang berkesinambungan seiring dengan proses kegiatan ajang tersebut. Hal ini harus diperhatikan secara seksama guna memperbaiki tiap tahapan yang selanjutnya. Sekalipun demikian, pada tataran praktis tiap-tiap sub tahapan kegiatan ini berjalan secara simultan, sehingga persiapan yang memadai dapat dianggap sebagai kunci dari kesuksesan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.18 2.3.5 Karakteristik Event Karakteristik-karakteristik event ialah sebagai berikut : 1) Uniqeness (keunikan) Satu hal utama dalam dari sebuah event adalah keunikannya, seperti :19 a. Tema b. Lokasi atau tempat penyelenggaraan c. Pemilihan dekorasi yang berbeda 18 19 Julia Rutherford Siver, Profesional Coordination, New Jersey : John Wiley & Son, Inc, Hal : 2 IP Enterainment, 2005, Basic Event Organizer, Jakarta, Hal : 2 25 d. Penonton atau audiens yang hadir, hal-hal lain yang di perlukan dalam sebuah event yang unik. 2) Perishability of event Karakteristik ini melihat sebesar apa keberadaan pelaksanaan event ini diketahui oleh masyarakat melalui publisitasmelalui publisitas. Hal ini dapat dipersiapkan sebelum event atau sesudah event melalui sebuah evaluasi. 3) Intangibility & Tangible Intangibility berarti kemampuan untuk bisa di sentuh, tidak hanya di rasakan saja, misalnya hadiah atau souvenir. Biasanya yang didapat dari dari sebuah event ini adalah suasana yang menyenangkan, semua itu disebut tangible. 4) Ritual and ceremony Kebiasaan-kebiasaan yang terjadi disaat event berlangsung dan kebiasaan terjadi berulang-ulang, seperti : Event pagelaran musik, pada saat event berlangsung, penyampaian komunikasi melalui hiburan musik sehingga audiens merasa senang dan mengekspresikan dengan berbagai cara-cara mereka 5) Ambience and service Hal-hal yang mensupport kegiatan event. Ambience biasa berarti peralatan atau perlengkapan yang membantu kesuksesan sebuah event, seperti : a. Sound system b. Lighting atau lampu atau pencahayaan c. Stage atau panggung d. Spanduk , banner dan umbul-umbul, DLL. 26 6) Personal Contact and Interaction Hubungan yang dibangun antara orang perorang dalam event, bila antar peserta event atau antara penyelenggara dengan peserta event. 7) Labour – Intensiveness Lebih memfokuskan pada penyelenggara event. Bagaimana kerjasama crew dalam memsukseskan acara. Misalnya bekerjasama untuk menciptakan rasa aman & memberikan fasilitas yang baik. Seperti pemberian oksigen, air, kesehatan, toilet, dan lain-lain. 8) Fixed Time Scale Karekteristik ini mengutamakan waktu, ketepatan, keteraturan, pelaksanaan turut menentukan penilaian kualitas sebuah event. 2.3.6 Manajemen Event Manajemen event biasanya berada dalam dalam 2 departemen, yaitu Pemasaran dan PR. Pada departemen pemasaran manajemen event menjadi bagian dari departemen promosi penjualan. Sedangkan di departemen PR manajer event berada di departemen hubungan eksternal. Manajement event adalah bagian dari ilmu manajemen yang menciptakan dan mengembangkan sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mengumpulkan orang-orang disatu tempat, melakukan serangkaian aktivitas yang teratur untuk memperoleh suatu informasi atau menyaksikan suatu kejadian. Sebagian orang menyebut manajemen 27 event sebagian dari manajemen proyek. Namun terlepas dari hal itu, dengan melihat kegiatannya yang melibatkan banyak orang dan dilihat dari sisi perusahaan, maka event termasuk dalam kelompok kegiatan departemen pemasaran, jadi tidak salah bila dikatakan bahwa manajemen event termasuk dalam kajian komunikasi pemasaran seperti halnya periklanan dan promosi. Manajemen event perlu dipelajari karena kegiatannya dipengaruhi oleh kualitas komunikasi, yaitu strategi visual dan pesan, komunikasi antar individu seleksi dan penempatan media, publisitas dan promosi, serta beberapa kegiatan lainnya. 20 Ketika event berubah dari sebuah konsep menjadi rencana pelaksanaan maka prioritas dari manajemen event perusahaan akan berubah dan focus perhatian manajemen akan beralih. Untuk membantu mengontrol semua sistem yang berkembang, maka konsep siklus hidup proyek event diperkenalkan. Perencanaan memuat bagian yang signifikan dari manajemen proyek event perusahaam. Ini merupakan proses penyesuaiasn dari semua komponen yang ada. Proses ini termasuk memperkirakan setiap masalah dan solusinya. Namun, karena manajer event tidak dapat memprediksi semua permasalahn yang mungkin terjasi, maka lebih realistis untuk menganggap perencanaan event perusahaan sebagai sebuah metode untuk mengurangi jumlah permasalahan. Dalam hal ini, tujuan perencanaan event adalah untuk merencanakan semua tugas yang akan dilakukan sehingga perubahanperubahan dan permasalaha yang tidak terduga dapat dihadapi dengan sebuah cara 20 John E. Kennedy Manajemen Event. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Graedia. Hal 1 28 yang terfokus. Meskipun banyak aspek dari event perusahaan dapat diorganisir, namun ketidakstabilan dari persiapan evet dapat menjadi faktor terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan. Prinsip dasar manajemen event adalah bahwa perubahan akan tejasi ketika event tersebut diorganisir. Jumlah staff akan bertambah menjelang pelaksanaan event. Faktor-faktor yang menciptakan kebutuhan terhadap pendekatan yang sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan terhadap manajemen event yang actual mencakup peningkatan ukuran, jumlah, dan kepentingan ekonomis dari berbagai event; persyaratan untuk akuntanbilitas keseluruhan terhadap stakeholder, kerumitan event dan resiko-resiko yang ada; kaidah dan peraturan yang mempengaruhi event lintas batas. Proses manajemen event juga mencakup gabungan dokumentasi yang akan memfasilitiasi komunikasi dengan semua pihak yang terlibat dalam event, termasuk laporan-laporan kemajuan dan justifikasi kepada stakeholder. 21 Keberhasilan sebuah event ditentukan oleh sikomunikaor yang mempublikasikan sebuah event tersebut agar masyarakat mengetahuinya. Seorang manajer event harus menguasai teknik komunikasi tertentu dan secara efektif seperti “what is communications” and “how to communicate”, kemudian “I know my people” and “ “you know your audience”, seperti sudah singgung dimuka, pada hakikatnya tujuan event adalah bagaimana mengubah ipoini public da perilaku lainnya sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang ditetapkan. 21 William O’Toole dan Phyllis Mikolaitis. Corporate event Management. Jakarta: PPM. Hal 21 29 2.4 Citra 2.4.1 Pengertian Citra Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan, terciptanya suatu citra perusahaan (corporate image) yang baik dimata khalayak atau publiknya akan banyak menguntungkan. Misalnya, akan menularkan citra yang serupa kepada semua produk barang dan jasa yang dihasilkan termasuk para pekerjanya (employee relations), sehingga akan menjadi suatu kebanggan tersendiri dan akan menimbulkan sense of belonging terhadap company tempat mereka bekerja.22 Pengertian citra itu sendiri bersifat abstrak atau intangible tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian baik semacam tanpa respek dan rasa hormat dari public sekelilingnya terhadap perusahaan dilihat sebagai sebuah badan usaha serta personelnya yang baik, dipercaya, professional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik. Menurut Kasali citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan.23 Bill Canton menyatakan bahwa citra adalah : “image: the impression, the feeling, the conception which the public has of company; a concioussly created impression of an object, person or organization” 22 Rusady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1999). Hal 50 23 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations. (Jakarta, PT Pustaka Utama Grafiti, 1994). Hal 28 30 Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan; kesan yang hanya dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, seseorang atau organisasi.24 2.4.2 Jenis-Jenis Citra Jenis-jenis citra menurut Frank Jefkins antara lain:25 1. Citra Bayangan (The Mirror Image) Citra bayangan ini biasanya melekat pada oramg dalam atau anggota organisasi, citra bayangan ini sering kali tidak tepat karena hanya berupa ilusi dan disebabkan oleh tidak memadainya informasi, pengetahuan dan pemahaman khalayak tentang organisasi. 2. Citra Kini (The Current Image) Citra ini merupakan kebalikan dari citra bayangan, citra kini adalah citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi 3. Citra Harapan (The Wish Image) Citra ini yang imgim dicapai oleh pihak manajemen terhadap organisasi atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya. 4. Citra Serbaneka (The Multiple Image) Citra ini merupakan pelengkap dari citra organisasi karena seseorang public relations akan menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas organisasi seperti brand’s name, seragam (uniform), sosok gedung dan lainnya. 5. Citra Penampilan (Performance Image) 24 Soleh Sumirat & Elvinaro Ardiyanto, Dasar-Dasar Public Relations. (Jakarta, Remaja Rosadakarya, 2002). Hal 111 25 Ibid, Hal 117 31 Citra penampilan ini lebih ditunjukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (performance image) para personelnya pada organisasi yang bersangkutan. 6. Citra Perusahaan (Corporate Image) Corporate image atau citra perusahaan (ada pula yang menyebut sebagai citra lembaga) adalah citra yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, hingga berkaitan dengan tanggung jawab social. Suatu perusahaan memiliki citra yang negative atau positif melalui kesan yang benar berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Pada saat itulah terbentuk apa yang dinamakan citra perusahaan.26 Kumpulan citra perusahaan di benak public akan membentuk suatu reputasi perusahaan itu sendiri. 2.5 Surat Kabar 2.5.1 Pengertian Surat Kabar Ada beberapa definisi tentang surat kabar diantaranya adalah : “first the newspaper is made up of diverse content. Newspaper contain international,national and local news. In addition, they future editorials, letters to editor, movie listing, 26 Frank Jefkins dan Daniel Yadin, Edisi Kelima, Public Relations. (Jakarta, Erlangga, 1998). Hal 23 32 horoscope, comics,sport, film review, recipes, adviece colums, classifield ads, and host of other material. Their range of content is extensive”27 Inti dari definisi tersebut berusaha menjelaskan bahwa isi dari surat kabar memuat berita tentang internasional,nasional dan lokal. Dan di dalamnya juga terdapat tulisan editorial,surat pembaca, referensi film, ramalan bintang , kartun,olahraga ,klasifikasi dan berita berita lain nya. Definisi kedua menjabarkan arti surat kabar sebagai berikut : “bahwa surat kabar khususnya cetak dan online lebih mengutamakan isi diantaranya adalah berita terkini yang umum,berita keuangan,olahraga dan hiburan. Membuat judul halaman depan mudah di baca dan dimengerti oleh pembaca. 28 Berbicara tentang surat kabar, ungkap agee (et.al) orang akan tertuju kepada Sunday times yang terbit di NY, dengan oplah nasional setiap minggunya. Koran Koran dengan sirkulasi nasional ini di kenal surat kabar metropolitan.selain yang terbit di new york, terdapat pula di Washington DC, Chicago, Los Angels.29 27 Joseph R.Dominick. the dinamics mass commnunication: media in a digital age tenth edition. The mcgraw-hill Companies. New york. 2009. Hal 93 28 Ibid hal 93 29 Elvinaro Ardianto dan lukiati komala Edirnaya, komunikasi masssa. PT Remaja Rosdakarya , Bandung. 2004. Hal 97 33 2.5.2 Fungsi Surat Kabar Menurut agee pula, secara komtemporer surat kabar memiliki 3 fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi urama adalah (1) To Inform (Menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas,Negara, dan dunia) , (2) to comment( mengomentari berita yang di sampaikan dan mengembangkannya ke dalam focus berita), (3) to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan dan media. Sedangkan fungsi sekunder media adalah : (1) Untuk proyek-proyek kampanye yang bersifat kemasyarakatan,yang diperlukan sekali untuk membantu pada kondisi-kondisi tertentu . (2) memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita cerita khusus. (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak. 30 2.5.3 Tipe Surat Kabar Ada berbagai jenis surat kabar. Kategori yang umum tentang harian dan mingguan. Beberapa tipe surat kabar sebagai berikut:31 1. 2. 3. 4. 5. 30 National Daily Newspapers Large Metropolitan Dailies Suburban and Small-Town Dailies Weeklies and Semiweeklies The Etnic Press Ibid , hal 98 Stanley J. Baran . Introducing to mass communication: media literacy and culture fourth edition. The mcgraw-hill companies, inc. new york, 2007, hal 91-96 31 34 6. The Alternative and dissident Press 7. Commuter Papers Surat kabar terbit setiap hari selama seminggu, kemudian di sebut dengan print dailies , ada beberapa tipe yang tidak jauh berbeda dengan tipe surat kabar yang lain yaitu: 32 1. National Newspaper 2. Large Metropolitan Dailies 3. Medium – sized dailies 32 Joseph R. Dominick . Op.Cit hal 94-95