31 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Disain Penelitian Penilitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh Word of Mouth (WOM) dan events pemasaran terhadap sifat motivasi pembeli pusat perbalanjaan Grage dan dampak terhadap ketertarikan ritel. Menurut Umar (2003, p40) desain penilitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu riset yang bersifat paparan yang ditujukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang dinyatakan dalam riset. Menurut Umar (2005, p131) time horizon penilitian ini adalah cross sectinal, yaitu data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja. Menurut data penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya, dengan demikian mudah digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p209). Tabel 3.1 Desain penelitian Tujuan Jenis Metode Unit analisis Time Horizon T-1 Deskriptif-Asosiatif Individu-pengunjung Cross-sectional T-2 Deskriptif-Asosiatif Individu-pengunjung Cross-sectional 32 T-3 T-4 T-1 = Deskriptif-Asosiatif Individu-pengunjung Cross-sectional Deskriptif-Asosiatif Individu-pengunjung Cross-sectinal Menganalisis pengaruh Word of mouth (rekomendasi) terhadap sifat motivasi pembeli pusat perbelanjaan Grage. T-2 = Menganalisis pengaruh events pemasaran terhadap sifat motivasi pembeli pusat perbelanjaan Grage. T-3 = Menganalisis dampak sifat motivasi pembeli terhadap ketertarikan ritel. T-4 = Menganalisa pengaruh Word of mouth dan events pemasaran, mana yang paling mempengaruhi dan dampak nya terhadap ketertarikan ritel. 3.2 Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang di teliti. Ridwan dan Kuncoro (2007, p182) memberikan penelitian tentang defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaiman cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain defenisi operasional adalah semacam petunjunk pelaksanaan bagaiman cara mengukur sebuah variabel. Berikut tabel mengenai operasional variabel dari penelitian ini : 33 Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Varuabel Events (X2) Konsep Variabel Indikator meliputi tindakan- tindakan pemasaran yang Skala • Lokasi Ordinal Likert • Kompetisi Ordinal Likert • Hiburan Ordinal Likert • who Ordinal Likert dapat mempengaruhi permintaan Ukuran terhadap produk, di antara nya mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan,merancang promosi khusus,menentukan pilihan saluran distribusi, dan sebagainya. Word of mouth (X1) usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan , mempromosikan, merekomendasikan,dan menjual suatu produk / jasa / merek kepada 34 pelanggan lain Sifat motivasi pembeli (Y) Setiap konsumen dan pengunjung • how Ordinal Likert • What Ordinal Likert • Result Ordinal Likert • Bergensi Ordinal Likert • Mudah di capai Ordinal Likert • Pilihan Ordinal Likert ordinal Likert mempunyai dua sifat motivasi pembeli yang saling tumpang dirinya,emasional banyak tindi dalam barang • Harga menarik • Aksessibilitas Ordinal Likert • Keuntungan Ordinal Likert dan rasional Ketertarikan Ritel (Z) Masalah-masalah yang membuat suatu lokasi memiliki daya secara spesifik tarik secara sebagai pusatnya lokasi 35 3.3 Jenis Dan Sumber Data Penelitian Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis dan Sumber Data Tujuan Penelitian Data Jenis Data Sumber Data T-1 Pengaruh word of Mouth Kuantitatif Data (rekomendasi) sifat motivasi terhadap primer dari kuesioner pembeli pusat perbelanjaan Grage T-2 event Pengaruh pemasaran sifat motivasi Kuantitatif terhadap Data primer dari kuesioner pembeli pusat perbelanjaan Grage T-3 Dampak sifat pembeli motivasi Kuantitatif Data primer terhadap kuesioner pengaruh Data dari ketertarikan ritel T-4 menganalisi word of Mouth dan event pemasaran, mana yang lebih pengaruh terhadap ketertarikan ritel primer kuesioner dari 36 3.4 Teknik Pengumpulan Data Menurut Umar (2003,p92), Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesionser. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data yang menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respons terhadap pertanyaan tersebut Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data Tujuan Data Teknik Pengumpulan Data T-1 Word of Mouth (rekomendasi) Kuesioner Sifat motivasi pembeli Grage Kuesioner Events pemasaran Kuesioner Sifat motivasi pembeli Kuesioner sifat motivasi pembeli Kuesioner ketertarikan ritel Kuesioner Word of Mouth (rekomendasi) Kuesioner Events pemasaran Kuesioner Sifat motivasi pembeli Kuesioner Ketertarikan ritel Kuesioner T-2 T-3 T-4 37 3.5 Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan probality random sampling, yaitu setiap individu dalam suatu populasi memiliki peluang yang sama untuk di ambil sebagai sampel cukup kuat. Teknik yang digunakan adalah simpel random sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi secara acak, tanpa memperhatikan strata yang ada. 3.6 Teknik pengolahan sampel Sugiyono, ( 2007, p55) populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk didipelajari dan ditarik kesimpulannya.Populasi penelitian ini adalah di Pusat perpelanjaan Grage,semua penyewa ritel yang berada di Pusat perpelanjaan Grage adalah populasi.sampel adalah sebagian dari populasi yang di ambil dari sumber daya dapat mewakili seluruh populasi (ridwuan & Engkos ,2008,p17). Berikut asumsi yang digunakan dalam penelitian : N = jumlah sampel N = populasi D = tingkat presisi Diketahui tingkat kepercayaan sebesar 95%,tingkat presisi 10% maka n= N n.d 2 Berdasarkan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel : Ritel yang tersewa = 202 gerai (N) 38 n= 202 (202 )(. 0,1) 2 +1 = 202 = 66,88 = 67 responden (Total tdari keseluruhan ritel) 3,02 Jadi banyak sampel yang di ambil pada setiap bagian ritel : 1. Utama 2. Paviliun 3. Jembatan Bisnis = 78 x100 = 38,61 = 39% 202 = 39 x67 = 26,13 = 26responden 100 = 47 x100 = 23,26 = 23% 202 = 23 x67 = 15,4 = 15responden 100 = 77 x100 = 38,11 = 38% 202 = 38 x67 = 25,46 = 26responden 100 Jumlah responden yang diambil sebagai sampel sebanyak 67 Responden. 3.7 Metode Analisis Table 3.5 Metode analisis Berdasarkan Tujuan Penelitihan Tujuan Alat analisis T-1 Path analysis dan korelasi pearson T-2 Path analysis dan korelasi pearson 39 T-3 Path analysis dan korelasi pearson T-4 Path analysis dan korelasi pearson Sumber : hasil pengolahan data, 2010 Keterangan : T-1 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Events terhadap sifat motivasi pembeli di pusat perbelanjaan Grage. T-2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Word of Mouth (WOM) terhadap sifat motivasi pembeli di pusat perbelanjaan Grage. T-3 untuk mengantahui seberapa besar pengaruh sifat motivasi pembeli di pusat perbelanjaan Grage terhadap ketertarikan ritel. T-4 Untuk mengatahui mana yang paling besar pengaruh antara events dan Word of Mouth (WOM) terhadap ketertarikan ritel di pusat perbelanjaan Grage. Riduwan dan kuncoro (2007; p22) mengemukakan kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian ialah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat di ketahui tentang makna dari data yang berhasil di kumpulkan. Dengan demikian hasil penelitian pun akan segera di ketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data di dalam penelitian ini di lakukan melalui bantuan computer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17.0 for windows. 40 3.7.1 Uji validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Ridwan (2008: p109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga kolerasi antara bagianbagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkolarasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor. Untuk menghitung validitas alat ukur yang digunakan rumus : r hitung = n( { n.∑ X i ∑ X Y ) − ( ∑ X )(. ∑ Y ) − ( ∑ X ) }{ . n.∑ Y − ( ∑ Y ) } i i 2 i i 2 2 i i 2 1 Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus : r hitung = r n−2 1− r2 Dimana: T = Nilai t hitung r = koefesien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden distribusi (Tabel t) untuk α =0,20 dan derajad kebebasan (dk = n-2) 41 kaidah keputusan : jika t hitung > t table berarti valid sebaliknya t hitung < t table berarti tidak valid Jika instrument itu valid ,maka dilihat kreteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) Sebagai berikut : Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah 3.7.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan.Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran,rumus yag digunakan adalah alpha. Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode alpha sebagai berikut : Langkah 1 : Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus : si = ∑X 2 t ( ∑ Xt2 ) − N N 42 Dimana : s i = varians skor tiap-tiap item ∑X 2 = jumlah kuadrat item X i i ( ∑ X i )2 = jumlah item N X i di kuadratkan =jumlah responden Langkah 2 : kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus : ∑S = S1 + S 2 + S 3 .....................S n i Dimana : ∑S i = jumlah varians semua item ∑S i = S1 + S 2 + S 3 .....................n = varians item ke 1,2,3……n Langkah 3 : Menghitung varians total dengan rumus : ∑ Xt − 2 si = ( ∑ Xt2 ) N N Dimana : = varians total St ∑X 2 t = jumlah kuadrat X total N = jumlah responden ( ∑ X i )2 = jumlah X total dikuadratkan 43 Langkah 4 : Masukan nilai alpha dengan rumus ⎛ K ⎞⎛⎜ ∑ S t r11 = ⎜ ⎟1 ⎝ K − 1 ⎠⎜⎝ S t ⎞ ⎟ ⎟ ⎠ Dimana : = nilai reabilitas r11 ∑S i = jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total K = jumlah item Kemudian diuji dengan uji reliablitas instrument dilakukan dengan rumus korelasi person product moment dengan teknik belah dua awal-ahkir yaitu : rb = n( { n.∑ X 2 ∑ XY ) − ( ∑ X )(. ∑ Y ) − ( ∑ X ) }{ . n.∑ Y − ( ∑ Y ) } 2 2 2 Untuk mengetahui koefesien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi(table r) untuk α = 0,20 dengan derajad kebebasan (dk = n-2).kemudian membuat keputusan membandingkan Jika r11 dengan rtable .Adapun kaidah keputusan : r11 > rtable berarti reliable dan r11 < rtable berarti tidak raliabel. 44 3.7.3 Uji Korelasi Pearson Berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007; p61) untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1 dan X2 terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisi korelasi yang di gunakan adalah Pearson Product Moment. Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (1<r<+1) apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negative sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = +1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan di tampilkan pada tabel intepretasi nilai r sebagai berikut : Tabel 3.6 Intepretasi koefisien korelasi nilai r Interversal koefisien Tingkat hubungan 0,80 – 1,00 Sangat kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007:62) Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu melakukan uji signifikan dari hubungan variabel x terhadap Y. Uji signifikansi adalah sebagai berikut : Hipotesis : Ho : variabel x tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y 45 Hi : Variabel x memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y Dasar pengambilan keputusan Sig > α Ho diterima dan Ha ditolak Sig > α Ho ditolak dan Ha diterima Keterangan α (Alpha) = tingkat presisi, batas ketidak akuratan (1-tingkat kepercayaan) Korelasi adalah suatu hubungan, koefisien korelasi adalah indeks arah dan besaran suatu hubungan atau relasi, koefisien korelasi Product Moment (r) dapat di hitung dengan rumus yang ekuivalen. Ada beberapa manfaat dalam mempelajari korelasi yahni : penentuan adanya hubungan serta besarnya hubungan antara variabel dapat diketahui, sebab koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat menjelaskan besar kecilnya hubungan dengan mengetahui adanya hubungan, maka prediksi terhadap variabel lainnya dapat dilakukan dengan bantuan garis regresi. Korelasi pada dasarnya hanya menunjukan tentang adanya hubungan antara dua variabel atau lebih serta besarnya hubungan tersebut, ini berarti bahwa korelasi tidak menunjukan hubungan sebab akibat. Apabila dipahami sebagai hubungan sebab akibat, hal ini bukan karena diketahuinya koefisien korelasi melainkan karena rujukan teori atau logika yang memaknai hasil perhitungan, oleh karena itu analisa korelasional mensyaratkan acuan teori yang mendukung adanya hubungan sebab akibat dalam variabel-variabel yang di analisa hubungannya. Koefisien korelasi dari suatu perhitungan berkisar antara +1 dan -1, koefisien korelasi yang bertanda (+) menunjukan arah korelasi yang positif, sedangkan yang bertanda 46 (-) menunjukan arah hubungan yang negative. Sementara itu bila koefisien korelasi bernilai 0, berarti tidak ada hubungan antara satu dengan variabel lainnya. Hubungan tersebut di gambarkan sebagai berikut : Y Korelasi positif Y Korelasi negatif X Y X Tidak berkorelasi X Gambar 3.1 Hubungan Korelasi 1. Menguji dengan analisis regresi berganda Rumus : Ŷ = a + b1 X 1 + b2 X 2 2. Menguji dengan Analisis Jalur (path analysis) Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukan oleh jalur koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hbungan kausal antar variable dan X1 X 2 terhadap Y. Dalam pengeloahan data,metode yang digunakan adalah jalur (path analisis) dengan menggunakan SPSS versi 17. Menurut jalur(path analisis) adalah teknik untuk mengestimasi 47 pengaruh variable independent kepada variable dependen dari kumpulan korelasi yang diobservasikan,memberikan pola hbungan sebab-akibat diantara variable.Menurt Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro (2008,p2) path analisis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variable bebas(eksogen) terhadap variable terkait(endogen) 3.7.4 Path Analisis Path analysis yang di kutip oleh Riduwan dan Kuncoro (2008,p1) bahwa “a technique for estimating the effect’s a set of independent variable has on a dependent variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal asymmetric relation among the variables.” Sedang kan tujuan utama path analysis adalah a method of measuring the direct influence along each spate path in such a system and thus of finding the degree to which variation of a given effect is determined by each particular cause. The method depend on the combination of knowledge of the degree of correlation among the variables in the system with such knowledge as may possessed of the causal relations. “Sebuah teknik untuk memperkirakan pengaruh kumpulan variable bebas dalam variable terkait dari sebuah kumpulan hubungan yang teramati,memberikan kumpulan hipotesis hubungan kausal asimetrik antar variable.” Sedangkan tujuan utama path analysis adalah Sebuah metode pengukuran langsung antara setiap jalur yang terpisah seperti metode mengukur pengaruh langsung diantara setiap jalur yang terpisah seperti sebuah system dan untuk menemukan besaran kepada variasi mana yang diberikan pengaruh yang menentukan setiap hubungan kausal. Metode yang mengandalkan kombinasi tingkat korelasi hubungan pengeyahuan yang mungkin memiliki hubungan kausal. Jadi model path analysis dugunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variable bebas (oksogen) terhadap variable terkait (endogen). 48 Taknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur hubungan kausal antara variable X 1 , X 2 dan X 3 tarhadap Y serta dampaknya kepada Z. Analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kuncoro(2007,p115) mengatakan bahwa dalam penelitihan social tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variable sebagai terjemahan statistic dari hubungan antara variable alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variable. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008 ; p2) manfaat lain model path analysis adalah untuk : 1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang di teliti. 2. Prediksi nilai variable terkait (Y) berdasarkan nilai variable bebas (X) dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif. 3. Faktor determinan yaitu penentuan variable bebas (X) terhadap variable terikat(Y). 4. Pengujian model,menggunakan theory trimming,baik untuk uji retiabilitas (uji kejegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru. 3.7.4.1 Asumsi-asumsi model path analysis Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad KUncoro (2007 ; p2) asumsi yang mendasari path analysis sebagai berikut: 1. Pada model path analysis, hubungan antar variable adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal. 49 2. Hanya system aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 3. Variable terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada detiap anggota populasi untik dipilih menjadi anggota sampel. 5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrument pengukuran valid dan reliable)artinya variable yang diteliti data diobservasikan secara langsung. Model analisi jalur ini menggunakan model serta persamaan structural sebagai berikut : ε 1 ε2 X1 ρ zx1 ρ yx1 Y rX1X2 ρ zyع ρ yx2 X2 ρ zx2 Gambar 3.2 Model analisi jalur Persamaan struktural untuk diagram jalur adalah : Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1 Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2 Z 50 Keterangan : Ρ = Koefisien regresi yang distandarkan atau koefisien jalur ε = Pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel Berdasarkan Kuncoro (2007 : p116) pada dasarnya koefisien regresi yang di standarkan merupakan koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh, bukan memprediksi variabel independent terhadap variabel dependent. Berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007), perhituangan menggunakan analisi jalur ,pengaruh kausal antar variabel dapat di bedakan menjadi 3, yakni : 1. Direct Causal Effects (pengaruh kausal langsung = PKL) adalah pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi tanpa melalui variabel lain. 2. Indirect Causal Effect (pengaruh kausal tidak langsung = PKTL) adalah pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi melalui variabel lain yang terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang diteliti. 3. Total Causal Effects (pengaruh kausal total = PKT) adalah jumlah dari pengaruh kausal langsung (PKL) dan pengaruh kausal tidak langsung (PKTL) ,jadi PKT = PKL + PKTL. Model yang dianalysis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang akan di kaji atau di banging berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variable yang diteliti. 51 3.7.4.2 Langkah-langkah menguji path analysis Berdasarkan pandapat Riduwan dan Kuncoro (2007 ; p116-118) ada bebrapa langkah pengujian path analysis sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan structural Struktur : Y = ρ yx1 X 1 + ρ yx 2 X 2 + ρ y ε 1 2. Menghitung koefisien jalur yang di dasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap,tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang di ajukan. Hipotesis: Naik turun variable endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variable eksogen ( X 1danX 2 ) b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.Hitung koefesien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan : Persamaan regresi ganda : Y = a + b1 X 1 + b1 X 2 + ε 1 Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang di standartkan yaitu koefisien regresi yang di hitung dari basis data yang telah diset dalam rangka baku atau Z-score (data yang di set dengan nilai rata-rata=0 dan standar deviasi =1). koefisien jalur yang di standartkan (standardize path coefficient)ini di gunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh(bukan memprediksi) variable bebas (endogen) terhadap variable lain yang diberlakukan sebagai variable terikat (endogen). koefisien path ditujuhkan oleh output yang dinamakan coefficient atau dikenal engan Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsure hubungan antara variable eksogen denan variable endogen,maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefesien korelasi r sederhana. 52 3. Menghitung koefisien jalur secra simultan (keseluruhan) Uji secara keseluruhan hipotesis statistica di rumuskan sebagai berikut Ha : ρyx1 = ρyx2 = ……. = ρyxk ≠ 0 Ho : ρyx1 = ρyx2 = ……. = ρyxk = 0 a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan tabel F F = ((n – k – 1) R yxk 2 ) / (k (1 – R yxk 2) Keterangan : n = Jumlah sampel K = Jumlah variabel eksogen R2 yxk = Rsquare Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolaj Ho dan Ha diterima artinya signifikan dan F hitung ≤ F tabel, terima Ho dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Dengan taraf signifikan (α) = 0,20 Carilah nilai F tabel menggunakan tabel F dengan menggunakan rumus : F tabel = F {(1-α) (dk = k), (dk = n - k – 1)} atau F {(1-α) (v1 = k), (v2 = n-k-1)} Cara mencari F tabel : nilai (dk=k) atau V1 disebut sebagai nilai pembilang, nilai (dk=n-k-1) atau V2 disebut sebagai nilai penyebut. b. Kaidah pengujian signifikansi : program SPSS - Jika nilai probabilitas 0,20 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,20 ≤ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 53 - Jika nilai probabilitas 0,20 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,20 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 4. Menghitung koefesien jalur secara individual Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistic berikut : Ha : ρyx1 > 0 Ho : pyx1 = 0 Secara individual uji statistic yang digunakan adala uji t yang di hitung dengan rumus (Kuncoro,2007; p122) Tk = ρk /sek dimana (dk = n – k – 1 ) Keterangan : Statistic SeρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal di transformasi ke interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisi jalur bendingkan antara nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut. Jika nilai probabilitas 0,20 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,20 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jka nilai probabilitas 0,20 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,20 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 5. Meringkas dan Menyimpulkan Setalah didapat hasil penghitungan maka di buatlah ringkasan dari hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan yang berguna untuk pengambilan keputusan penelitian. 54 3.7.4.3 Analisis Jalur Model Trimming Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu struktur model analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan sebagaimana di kutip oleh Riduwan dan Kuncoro, (2007). Jadi, model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan, peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan. Cara menggunakan model trimming yaitu menghitung ulang koefisien jalur tanpa menyertakan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Secara structural langkah-langkah pengujian Path analysis model trimming sebagai berikut : 1. Merumuskan persamaan struktural 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi : a. Gambarkan diagram jalur lengkap b. Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub-struktur yang dirumuskan 3. Menghitung koefisien jalur secara simultan 4. Menghitung secara individu 5. Menguji kesesuaian antara modal koefisien jalus (koefisien Q) 6. Merangkum ke dalam tabel 7. Memaknai dan menyimpulkan Dalam langkah 5 di sebutkan bahwa diperlukan uji kesesuaian (koefesien Q), yaitu dikmaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit ) dengan data atau tidak. Riduwan dan Kuncoro (2007) mengatakan bahwa dalam analisis jalur untuk suatu model yang diusulkan dikatakan fit dengan data apabila matrix korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan matrux korelasi estimasi (reproduced correlation matrix ). 55 Riduwan dan Kuncoro (2007), memberikan petunjuk menguji kesesuaian model analisis jalur dapat digunakan Uji statistik kesesuaian model koefisien Q dengan rumus : Q= 1 − Rm2 1− M Dimana : Q = koefisien Q Rm2 = 1 – (1 – R12) . (1 – R22) …… (1 - Rρ2) M = Rm2 setelah di lakukan trimming Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna atau sesuai, sedangkan apabila jika Q < 1, untuk menentukan fit tidaknya model maka statistic koefisien Q perlu diuji dengan statistic W dengan rumus : Whitung = - (N – d) InQ Keterangan N = Menunjukan ukuran sampel D = Banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree of freedom / derajat bebas Rm2 = Koefisien determinasi multiple yang di usulkan. M = Menunjukan koefisien determinan multiple ( R m2 ) setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dihilangkan. 56 Jika Whitung > X2 ( df ; a ), berarti matriks korelasi sampel berbeda dengan matriks korelasi etimasi. Sedangkan jika Whitung < X 2 (df ; a), berarti korelasi sampel tidak berbeda atau sama dengan matriks korelasi estimasi. 3.8 Rancangan Uji Hipotesis Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 80%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidak akuratan sebesar ( α ) = 20% = 0,20 Dasar pengambilan keputusan Sig > 0,20 Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak signifikan Sig < 0,20 Ho ditolak, Ha diterima artinya signifikan. Keterangan : X1 : variabel Word of mouth (WOM) X2 : Variabel Events Y : Variabel Sifat motivasi pembeli Z : Variabel ketertarikan ritel 57 1. Tujuan – 1 (T – 1) Tujuan – 1 (T – 1) ini berdasarkan substruktur sebagai berikut : Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1 X1 ε1 ρyx1 Y ρyx2 X2 Gambar 3.3 : Substruktur 1 analisi jalur a. Uji korelasi Events (X1) dengan sifat motivasi pembeli (Y) hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut : Ho : ρyx1 = 0 Ha : ρyx1 > 0 Ho : variabel Word of Mounth (X1) tidak berhubungan secara signifikan dengan sifat motivasi pembeli (Y) Ha : variabel Word of Mounth (X1) berhubungan secara signifikan dengan sifat motivasi pembeli (Y) 58 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus : ρ x1 t x1 = se px1 Keterangan : statistik Se ρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval. b. Uji korelasi variabel rekomendasi atau Events (X2) dengan sifat motivasi pembeli pusat perbelanjaan (Y) hipotesis penelitian akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut : Ho : Variabel Events (X2) tidak berhubungan secara signifikan dengan sifat motivasi pembeli pusat perbelanjaan (Y) Ha : Variabel Events (X2) berhubungan signifikan dengan sifat motivasi pembeli pusat perbelanjaan (Y). Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang di hitung dengan rumus : t x2 = ρ x2 se px 2 Keterangan : Statistik SeρX2 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval. 59 c. Pengujian secara keseluruhan. Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ho : ρyx1 = ρyx2 ≠ 0 Ha : ρyx1 = ρyx2 = 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat : Ho : Variabel rekomendasi atau Word Of Mouth (x1) dan Events (X2) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel sifat motivasi pembeli pusat perbelanjaan (Y). Ha : Variabel rekomendasi atau Word Of Mouth (x1) dan Events (X2) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel sifat motivasi pembeli pusat perbelanjaan (Y). 60 2. Tujuan – 2 (T-2) Tujuan – 2 (T-2) ini berdasarkan substruktur sebagai berikut : Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2 ε 1 ε2 X1 ρ zx1 ρ yx1 Y rX1X2 ρ zyع Z ρ yx2 X2 ρ zx2 Gambar 3.4 Subtruktur 2 Analisis Jalur a. Uji korelasi variabel Word Of Mouth (X1) dengan variabel Ketertarikan Ritel (Z) H0 : variabel Word Of Mouth (X1) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel ketertarikan ritel (Z) Ha : Variabel Word Of Mouth (X1) berhubungan secara signifikan dengan variabel Ketertarikan Ritel (Z) Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus : 61 t x1 = ρ x1 se px1 Keterangan : statistika Seρx1 diperoleh dan hasil komputasi pada SPSS untuk di analisis regrasi setelah data ordinal ditransformasi ke interval. b. Uji korelasi variabel Events (X2) dengan variabel ketertarikan ritel (Z) Ho : variabel Events (X2) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel ketertarikan ritel (Z). Ha : Variabel Events (X2) berhubungan secara signifikan dengan variabel ketertarikan ritel (Z) Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus : t x2 = ρ x2 se px 2 Keterangan : Statistik Seρx2 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk dianalisis regresi setelah data ordinal ditrnsformasi ke interval. c. Uji korelasi variabel sifat motivasi pembeli (Y) dengan ketertarikan ritel (Z) Ho : Variabel sifat motivasi pembeli (Y) tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel ketertarikan ritel (Z). Ha : Variabel sifat motivasi pembeli (Y) berhubungan secara signifikan dengan variabel ketertarikan ritel (Z). 62 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus : ty = ρy se y Keterangan : Statistik Seρx1 diperoleh dari hasil komputasi SPSS untuk dianalisis regresi setelah data ordinal di transformasi ke interval. d. Pengujian keseluruhan. Hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut : Ho : ρzy = ρzx2 = ρzx1 ≠ 0 Ha : ρzy = ρzx2 = ρzx1 = 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat Ho : Variabel rekomendasi atau Word Of Mouth (X1), Events (X2) dan sifat motivasi pembeli (Y) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel ketertarikan ritel (Z). Ha : Variabel rekomendasi atau Word Of mouth (X1), Events (X2) dan sifat motivasi pembeli (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap ketertarikan ritel (Z). Persamaan structural diagram jalur adalah : Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1 Z = ρzx X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2 63 3.9 Rancangan Implikasi Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti apakah Word Of Mouth dan Events berpengaruh langsung terhadap sifat motivasi pembeli dan dampak terhadap Ketertarikan Ritel di Pusat Perbelanjaan Grage Cirebon. Dan selanjutnya akan di implementasi kan kedalam manajemen Pusat Perbelanjaan Grage Cirebon. Dari empat variable yang diteliti dapat di ketahui variabel mana yang lebih mempengaruhi ketertarikan ritel di Pusat Perbelanjaan Grage Cirebon. Sehingga nantinya variabel tersebut harus ditingkatkan dan dipertahankan agar dapat meningkatkan ketertarika ritel di Pusat Perbelanjaan Grage Cirebon.