Defisiensi zinc

advertisement
DEFISIENSI ZINC SEBAGAI FAKTOR RISIKO DIARE
AKUT MENJADI DIARE MELANJUT
TESIS
Dede Lia Marlia
Diare
Masalah kesehatan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di negara
berkembang.
Data Riskesdas tahun 2007, insidens diare pada anak usia di bawah 5 tahun
adalah 16,7%. Diare masih merupakan penyebab utama kematian pada bayi
31,4% dan usia di bawah 5 tahun 25,2%.
Diare juga menyebabkan malnutrisi semakin meningkat, defisiensi mikronutrien,
meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas penyakit lain terkait diare serta
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Klasifikasi diare: akut, melanjut , persisten.
Data dari WHO mendapatkan angka kematian sebesar 23% sampai 70%
disebabkan oleh diare persisten yang terutama terjadi di negara berkembang.
Pencegahan harus dilakukan dan salah satunya dengan mencegah diare melanjut
yang merupakan faktor risiko untuk terjadinya diare persisten.
Moore, dkk  diare melanjut merupakan faktor risiko terjadinya diare persisten
(RR 6,09).
Mikronutrien
Malnutrisi merupakan faktor risiko utama terjadi diare, diare melanjut maupun
berulangnya episode diare.
Kondisi malnutrisi terkait dengan defisiensi baik makro maupun mikronutrien 
yang terpenting adalah zinc.
Zinc berperan pada berbagai metabolisme tubuh, pada fungsi katalitik maupun
aksi regulasi lebih dari 300 enzim, sintesis protein dan transkripsi protein,
meregulasi ekspresi gen, termasuk di antara sel-sel yang paling sering terjadi
turnover adalah sel epitel saluran cerna dan sel dalam sistem imun.
Defisiensi zinc umum dijumpai di negara berkembang., dengan prevalens
tertinggi di Asia tenggara dan selatan (34%-73%).
Walker  defisiensi zinc menyebabkan 4,4% kematian pada balita dengan 14,4%
diakibatkan oleh diare.
Bitarakwate, dkk  prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare persisten
mencapai 47,9%.
Faktor risiko defisiensi zink: asupan yang rendah kandungan zincnya, kebutuhan
yang meningkat, maupun ekskresi yang berlebihan, misalnya pada diare.
Diare
dan
Zinc
Efek zinc terhadap diare berhubungan dengan perannya dalam transpor
air dan elektrolit, permeabilitas intestinal, fungsi enzim pada enterosit,
pengaruhnya pada perbaikan jaringan, atau pengaruh lokal dalam sistem
imun menekan overgrowth bacterial dan clearance patogen lebih dini.
Keadaan diare persisten akan menyebabkan absorbsi zat-zat nutrien
berkurang diiringi peningkatan ekskresinya dalam feses  balans zinc
yang negatif.
Dari studi-studi
yang ada, belum ada data tentang kadar zinc pada
Suatu studi longitudinal pada anak normal dan anak malnutrisi
diare akut
maupun
menunjukkan
bahwa
kadar zincmelanjut
yang rendahdan
pada anak asimtomatik
dihubungkan
dengan insidens
tingkat
keparahan
diare yang lebih
defisiensi
zinc sebagai
faktordan
risiko
diare
melanjut.
tinggi.
Telaah sistematik oleh Zinc Investigator Collaborative Group pada anak
dengan diare persisten menunjukkan suplementasi zinc akan
menurunkan probabilitas berlanjutnya diare hingga 24% (IK95% 9-37%)
dan menurunkan angka kegagalan terapi dan kematian hingga 42%
(IK95% 10-63%).
Identifikasi Masalah
Belum adanya data mengenai prevalens defisiensi zinc pada
anak dengan diare akut dan diare melanjut di Indonesia.
2. Belum adanya data mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan defisiensi zinc pada anak dengan diare
akut di Indonesia
3. Belum adanya data apakah defisiensi zinc sebagai faktor
risiko diare melanjut.
1.
Pertanyaan Penelitian
1.
Bagaimanakah prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare
akut dan diare melanjut?
2.
Berapa rerata kadar zinc pada anak dengan diare akut dan diare
melanjut?
3.
Apakah faktor-faktor yang berkaitan dengan defisiensi zinc pada
anak dengan diare akut?
4.
Berapakah rerata lama diare akut pada anak?
5.
Berapakah prevalens diare melanjut pada anak?
6.
Apakah defisiensi zinc merupakan faktor risiko terjadinya diare
akut menjadi diare melanjut?
7.
Adakah faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut?
8.
Adakah faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
• Mengetahui defisiensi zinc serum sebagai faktor risiko terjadinya diare akut menjadi
diare melanjut.
Tujuan khusus
1.
Mengetahui prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare akut dan diare
melanjut.
2.
Mengetahui rerata kadar zinc pada anak dengan diare akut dan diare melanjut
3.
Mengetahui faktor yang berkaitan dengan defisiensi zinc pada anak dengan diare
akut.
4.
Mengetahui rerata lama diare akut pada anak.
5.
Mengetahui prevalens diare melanjut pada anak.
6.
Mengetahui defisiensi zinc serum sebagai faktor risiko terjadinya diare akut
menjadi diare melanjut.
7.
Mengetahui faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut
8.
Mengetetahui faktor risiko lain diare akut menjadi diare melanjut
Hipotesis penelitian
1.
Defisiensi zinc berkaitan dengan status sosial ekonomi dan
fisik
2.
Defisiensi zinc merupakan faktor risiko terjadinya diare
melanjut
3.
Faktor sosial ekonomi dan fisik merupakan faktor risiko diare
akut menjadi diare melanjut
Manfaat Penelitian
Manfaat ilmiah
• Penelitian ini akan menghasilkan data dasar mengenai profil kadar zinc pada
anak dengan diare akut, faktor-faktor yang berkaitan dengan defisiensi zinc
pada anak dengan diare akut. dan defisiensi zinc serum sebagai faktor risiko
terjadinya diare akut menjadi diare melanjut.
Manfaat praktis
• Untuk kepentingan praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai beban penyakit, faktor risiko defisiensi zinc dan peran
kadar zinc pada anak dengan diare. Hal ini dapat menjadi salah-satu dasar
pengambilan keputusan tata laksana yang tepat pada anak dengan diare.
Manfaat pengabdian masyarakat
• Untuk kepentingan pengabdian masyarakat, hasil penelitian diharapkan
dapat menjadi data dasar dan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.
Definisi Diare
i.
ii.
Hilangnya cairan dan elektrolit secara berlebihan dalam feses, lebih
spesifik bila feses lebih dari 10 gram/kg/hari pada bayi dan anak.
Peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali perhari dan
atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair.
• Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
• Disentri ditujukan bila diare yang disertai darah dan lendir.
• Istilah diare persisten dipergunakan oleh WHO untuk mendefinisikan
episode diare dengan awitan akut dan berlangsung lebih dari 14 hari.
• Working Group Report of the Second World Congress of Pediatric
Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition mendefinisikan diare persisten
sebagai buang air besar lebih atau sama dengan tiga kali perhari dan
berlangsung lebih dari dua minggu pada anak yang menyebabkan gagal
tumbuh atau terjadi penurunan berat badan.
• Diare kronik memiliki beberapa kategori, diantaranya adalah diare melanjut
yakni diare yang berlangsung lebih dari 7 hari.
Epidemiologi Diare
• Menurut WHO dan UNICEF terdapat 2,5 milyar anak di bawah
•
•
•
•
•
usia 5 tahun yang mengalami diare dan 1,9 juta anak usia di
bawah 5 tahun mengalami diare setiap tahunnya.
India Selatan  prevalens diare akut adalah 22,5% pada anak
usia di bawah 5 tahun.
Di Indonesia, Riskesdas tahun 2007 prevalens diare akut
sebesar 16,7% pada anak usia di bawah 5 tahun.
Diare persisten dari WHO 3% hingga 20%
Triatmojo pada tahun 1992 dari 136 anak di bawah lima tahun
dengan diare melanjut dan diare persisten, 61,2% dari data
tersebut adalah diare persisten.
RSCM prevalens diare persisten pada pasien non-HIV antara
Januari 2009 hingga Desember 2010 sebesar 19%.
Etiologi Diare
• Sebagian besar penyebab diare akut adalah infeksi saluran
cerna: virus, bakteri maupun parasit.
• Rotavirus merupakan penyebab pada sekitar 35%-40% kasus
terutama di negara maju, pun di negara berkembang.
• Etiologi diare persisten berbeda-beda.
negara maju  infeksi bukan merupakan etiologi terbanyak dari diare
persisten ini.
negara berkembang  infeksi merupakan etiologi tersering. Patogen
usus spesifik merupakan penyebab diare akut, disentri dan diare
persisten.
Faktor Risiko Diare
• Moore, dkk  diare melanjut memiliki risiko 6 kali untuk
menjadi diare persisten dan bayi dengan riwayat diare melanjut
sebelum usia 1 tahun akan berisiko mengalami diare persisten
saat usia anak.
Patofisiologi Diare:
Diare akibat infeksi
Malnutrisi
Defisiensi imun
Malnutrisi mikronutrien
(zinc dan vitamin A)
Pengobatan diare
suboptimal atau
terlambat
Re-infeksi
Rekurensi
Diare melanjut
Diare persisten &
enteropati
Patofisiologi Diare:
sekretorik, osmotik atau gabungan keduanya
Sekretorik
Osmotik
• Sekresi>absorbsi
• Mekanisme: (i) sekresi elektrolit usus karena
proses fosforilasi dalam enterosit dan (ii)
peningkatan permeabilitas paraselular.
• Disebabkan langsung oleh patogen atau melalui
enterotoksin.
• bila terdapat zat-zat nutrisi yang tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi secara adekuat 
perubahan gradien osmotik  perpindahan air
dari mukosa ke lumen usus.
• Penyebab tersering: malabsorbsi karbohidrat
akibat defisiensi sekunder ekspresi disakaridase
oleh enterosit karena inflamasi usus halus.
• Malabsorbsi peptida dan lemak jarang terjadi
Absorpsi zinc
Defisiensi Zinc
Anak yang sedang bertumbuh memiliki
kebutuhan zinc yang lebih tinggi.
Keadaan diare, perdarahan dan proses
hemolisis akan menyebabkan peningkatan
ekskresi endogen zinc.
Keadaan diare persisten sendiri juga akan
menyebabkan absorbsi zat-zat nutrien
berkurang diiringi peningkatan
ekskresinya dalam feses.
Suatu studi longitudinal pada anak normal dan anak malnutrisi menunjukkan
bahwa kadar zinc yang rendah pada anak asimtomatik dihubungkan dengan
insidens dan tingkat keparahan diare yang lebih tinggi. Selain perannya dalam
mencegah diare, zinc juga berperan terapeutik.
Kadar zinc serum µg/dL (µmol/L)
Usia
< 10 tahun
>10 tahun
Anak
Wanita
Tidak hamil
Puasa
Sewaktu
Tidak ada 70 (10,7)
data
65 (9,9)
66 (10,1)
Pagi
57 (8,7)
59 (9)
Lelaki
Hamil
Trimester
pertama: 56
(8,6)
Trimester
kedua dan
ketiga: 50 (7,6)
74 (11,3)
70 (10,7)
61 (9,3)
Peran Zinc
Kofaktor >300 enzim
Sintesis protein
Integritas sistem
imun
Transkripsi protein
(untuk ekspresi gen):
epitel saluran cerna
dan sistem imun
Zat limfoproliferatif
dan anti-oksidan
Status zinc individu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, di
antaranya pengaruh diet, absorbsi makanan, fungsi fisiologis
individu, termasuk ekskresi endogen dari tubuh.
Zinc pada Diare
• Mekanisme zinc sendiri dalam terapi diare belum sepenuhnya
diketahui.
• Beberapa mekanisme yang diajukan meliputi:
• peran zinc dalam inhibisi second meszincer (cAMP, cGMP, ion kalsium)-
•
•
•
•
•
induced Cl secretion,
meningkatkan absorbsi natrium,
memperbaiki permeabilitas intestinal,
fungsi enzim pada enterosit,
meningkatkan regenerasi epitel usus dan respons imun lokal dengan
membatasi bacterial overgrowth,
meningkatkan klirens patogen.
Zinc pada Diare
• Anak dengan diare akut dan persisten seringkali memiliki kadar
zinc serum yang rendah saat datang, dan hal ini dihubungkan
dengan durasi diare.
• Penelitian Bitarakwate, dkk  rerata kadar zinc serum pada
anak dengan diare persisten adalah 5,83 mol/L (dengan
kelompok kontrol 8,99 mol/L), dengan prevalens defisiensi zinc
pada anak dengan diare persisten mencapai 47,9%.
• Walaupun demikian, sulit untuk membedakan apakah kadar
zinc yang rendah tersebut menyebabkan anak menjadi rentan
terhadap infeksi atau akibat peningkatan ekskresi zinc dan
redistribusi zinc selama fase akut yang menyebabkan kadar zinc
menurun tajam dalam fase akut infeksi.
. Mekanisme zinc sebagai antidiare
Suplementasi Zinc
Uji klinis
• Terdapat reduksi 20% terhadap durasi
episode diare akut, mengurangi output feses
dan reduksi risiko terjadinya diare melanjut
(>7 hari) hingga 43–47%, tanpa tergantung
status gizi dan ada/tidaknya patogen dalam
tinja.
WHO
• Zinc berperan dalam menurunkan risiko terjadinya
diare persisten dan mengurangi kemungkinan
kegagalan terapi pada anak dengan diare
persisten.
• WHO telah merekomendasikan penggunaan
suplementasi zinc oral (10-20 mg/hari) pada anak
dengan diare akut dan persisten.
Manfaat Zinc pada Diare
Zinc Investigator
Collaborative Group
• Suplementasi zinc
menurunkan
probabilitas
berlanjutnya diare
hingga 24% (IK95%
9-37%) dan
menurunkan angka
kegagalan terapi
dan kematian
hingga 42% (IK95%
10-63%) pada diare
persisten.
Lukacik, dkk
Patel, dkk
• Suplementasi zinc
pada diare
persisten akan
menurunkan 12,5%
frekuensi diare,
15,5% durasi diare
dan 18% perbaikan
diare.
• Suplementasi zinc
menurunkan rerata
durasi diare hingga
19,7% namun tidak
memiliki dampak
terhadap frekuensi
diare dan justru
meningkatkan risiko
episode muntah
Adanya respons terhadap zinc yang heterogen ini memerlukan pengkajian
ulang terhadap strategi universal suplementasi zinc dalam tatalaksana
diare di negara berkembang.
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Metode Penelitian
Desain
•Penelitian potong lintang untuk melihat prevalens defisiensi zinc pada diare
akut dan faktor-faktor yang memengaruhinya
•Dilanjutkan penelitian kohort untuk melihat hubungan defisiensi zinc dengan
kejadian diare melanjut.
Tempat dan Waktu Penelitian
•Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA)FKUI/RSCM
Jakarta, RSUD Budhi Asih Jakarta (RSBA), RSUD Bayu Asih Purwakarta dan
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
•Lokasi perekrutan subjek termasuk poliklinik, instalasi gawat darurat & ruang
perawatan.
•Pemeriksaan kadar zinc serum dilakukan di laboratorium Saemeo Tropmed
Regional Centre For Community Nutrition, FKUI-RSCM.
•Waktu penelitian selama bulan Oktober dan November 2013.
Subjek Penelitian
Populasi penelitian
•Populasi target adalah semua anak di Indonesia usia ≤5 tahun dengan diare
akut cair.
•Populasi terjangkau adalah semua anak usia ≤5 tahun dengan diare akut cair
yang berobat ke Departemen IKAFKUI/RSCM Jakarta, RSUD Budhi Asih
Jakarta, RSUD Bayu Asih Purwakarta dan RSUD Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi selama penelitian berlangsung.
•Subjek penelitian adalah semua anak pada populasi terjangkau yang
memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi.
Subjek Penelitian
Kriteria inklusi
• Pasien anak usia 1 bulan – 60 bulan yang didiagnosis diare akut cair.
• Diagnosis diare akut kurang dari 7 hari.
• Orangtua bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani
informed consent.
Kriteria eksklusi
•
•
•
•
•
Gizi buruk
Diare berdarah
Infeksi HIV
Penyakit penyerta: pneumonia, morbili, sindrom nefrotik, kelainan hati
Keganasan
Besar Sampel: potong lintang
• n= (Z)2pq
d2
Keterangan:
Z=1,96
p= prevalens defisiensi zinc pada diare akut (0,7)
d= selisih rerata dua kelompok yang bermakna (0,1)
maka n= (1,96)2x0,7x0,3
(0,1)2
n = 80
• Jumlah subjek 96 ditambah dengan drop out 10% menjadi 88.
Besar Sampel: kohort
• n1=n2=
P1= proporsi diare melanjut pada pasien dengan kadar zinc
normal (0,52)
P2= proporsi diare melanjut pada pasien defisiensi zinc (0,48)
P= ½(P1+P2) = 0,4
maka n1=n2= 24
Subjek Penelitian
Metode perekrutan subjek
• Subjek diambil secara konsekutif dari pasien-pasien diare akut cair yang
berobat ke Departemen IKAFKUI/RSCM Jakarta, RSUD Budhi Asih Jakarta,
RSUD Bayu Asih Purwakarta dan RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi,
sampai jumlah subjek terpenuhi.
Variabel Penelitian
Variabel bebas
• usia (numerik)
• jenis kelamin (nominal)
• status gizi (nominal atau ordinal)
• status sosial ekonomi (ordinal)
• tingkat pendidikan orangtua (ordinal)
• kadar zinc (nominal)
Variabel tergantung
• kadar zinc (nominal)
• diare melanjut (nominal)
Prosedur Penelitian
• Seluruh pasien yang memenuhi kriteria inklusi & eksklusi, dimintakan
persetuju an dari orangtua untuk mengikuti penelitian.
• Data dasar sebagai berikut: usia, lama diare, frekuensi diare, BB, TB,
terapi yang telah didapat, dll
• Dilakukan pengambilan sampel darah sebanyak 3 mL untuk
mengukur kadar zinc. Sampel dilakukan sentrifuse di laboratorium
perinatalogi RSCM, laboratorium di Purwakarta dan laboratorium di
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi  dibawa ke Laboratorium
Saemeo Tropmed Regional Centre For Community Nutrition FKUIRSCM. Pemeriksaan kadar zinc dilakukan dengan menggunakan
metode fotometrik (kimia).
• Pemantauan terhadap lama diare saat hari ke-8 sakit dilakukan
melalui telepon tentang kondisi diare, apakah sudah sembuh atau
masih berlangsung (berdasarkan chat Bistrol)
Definisi Operasional
• Diare: peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali
•
•
•
•
•
•
perhari dan atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair.
Diare akut: diare yang berlangsung/sembuh dalam waktu kurang dari
14 hari.
Diare melanjut: diare yang berlangsung lebih dari 7 hari.
Diare berdarah: diare disertai darah secara makroskopik.
Diare berulang: jika mengalami episode diare ≥2 kali per 6 bulan,
terhitung 6 bulan terakhir saat subjek diikutsertakan dalam
penelitian.
Riwayat terapi zinc: jika mendapat terapi zinc minimal satu hari atau
lebih dalam diare saat ini.
Riwayat antibiotik: jika mendapat terapi antibiotik baik oral maupun
parenteral untuk morbiditas saat ini atau terdapat riwayat mendapat
antibiotik dalam 2 bulan terakhir.
..definisi operasional
• Usia: Usia subjek yang dinyatakan dalam tahun berdasarkan tanggal
•
•
•
•
•
•
lahir.
Status gizi: menggunakan kurva pertumbuhan WHO 2008
Status ekonomi dinilai berdasarkan tingkat pendapatan per kapita,
menurut klasifikasi yang ditetapkan Bank Dunia tahun 2010.
Tingkat pendidikan ibu: tingkat pendidikan yang pernah ditempuh
secara formal oleh ibu, ditetapkan berdasarkan ijazah tertinggi yang
dimiliki.
Gizi buruk: hasil penilaian klinis dan antropometris menurut kurva
WHO berada di bawah garis skor Z -3.
Infeksi HIV: pasien yang sudah terdiagnosis HIV atau dalam evaluasi
ke arah infeksi HIV.
Keganasan: pasien dengan diagnosis keganasan apapun atau dalam
evaluasi ke arah keganasan.
..definisi operasional
• Penyakit penyerta: pasien diare yang juga menderita penyakit
tersebut (pneumonia, campak, sindrom nefrotik, kelainan hati seperti
sirosis hepatis, hepatitis)
• Defisiensi zinc: didefinisikan bila kadar serum zinc <9,9 µmol/L.
• Bristol stool chart : gambar konsistensi feses, digunakan untuk
memudahkan penentuan konsistensi tinja.
• Kriteria sembuh dari diare: bila konsistensi tinja sesuai dengan
nomor 5 pada Bristol stool chart.
Alur Penelitian
Subjek usia 1bulan-60 bulan
dengan diagnosis diare akut
kurang 7 hari
Informed consent
Pengambilan data dan pemeriksaan fisis
Rehidrasi bila pasien masuk kategori
dehidrasi
Pengambilan sampel kadar zinc serum
setelah terehidrasi
Observasi untuk terjadinya diare melanjut
Pengolahan dan analisis data
Pengolahan data
• Data akan disajikan secara deskriptif dalam bentuk tekstular, tabular, dan
grafik menggunakan program SPSS versi 17.0.
• Uji perbandingan dua proporsi dan uji perbandingan proporsi >2 variabel
akan digunakan untuk membandingkan proporsi defisiensi zinc pada tiaptiap variabel bebas.
• Variabel bebas yang memiliki nilai p <0,05 akan diikutsertakan dalam
analisis regresi logistik dengan variabel tergantung kadar zinc (defisiensi
atau tidak).
• Uji perbandingan dua proporsi akan digunakan untuk membandingkan
proporsi diare melanjut pada kelompok dengan/tanpa defisiensi zinc.
Etik penelitian
• Persetujuan etik penelitian akan diperoleh dari Komisi Etik Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sebelum subjek diikutsertakan
dalam penelitian, persetujuan tertulis dimintakan dari orangtua/wali
setelah sebelumnya diberikan penjelasan mengenai tujuan, prosedur,
manfaat, serta risiko penelitian (informed consent).
memenuhi besar sampel. Pada akhirnya, 99 subjek yang diikutkan dalam penelitian dan
dianalisis, selengkapnya dalam gambar 5.1 dan gambar 5.2.
Alur Subjek Penelitian
Subjek dengan kriteria inklusi
Gambar
5.1. Alur Pengambilan Subjek
Pemilihan konvenien
RSCM
RSBA
RSUD Purwakarta
RSUD Sukabumi
n= 6
n= 18
n= 63
n= 19
Mengundurkan diri
n=1
Sampel darah
kurang, lisis
n=3
Sampel darah
kurang, lisis
n=16
Sampel darah
kurang, lisis
n=5
Subjek diambil sampel
darah
Sampel dikumpulkan,
n= 47
lalu dianalisis
n= 5
n= 15
Pengambilan
subjek
n=0
Pengambilan
subjek
n=0
n= 5
n= 15
Pengambilan
subjek
n=13
n= 60
Gambar 5.2. Alur penelitian
Subjek defisiensi zinc
n= 14
dihubungkan dengan
diare melanjut
Pengambilan
subjek
n=5
n= 19
99 subjek
5.2 Karakteristik Subjek
Universitas*Indonesia********31*
Gambar 5.2. Alur penelitian
Karakteristik Subjek
5.2 Karakteristik Subjek
Tabel 5.2 Karakteristik Subjek
Karakteristik
Jumlah (n=99)
%
Jenis kelamin
Lelaki
Perempuan
Kategori usia
1-6 bulan
6-12 bulan
12-36 bulan
36-60 bulan
Pendidikan ibu
Rendah
Menengah
Tinggi
Penghasilan orangtua
Rendah
Menengah ke bawah
Menengah ke atas
Tinggi
Status Gizi
Obesitas
Gizi lebih
Baik
Kurang
Riwayat diare berulang
Ya
Tidak
Lama diare saat pengambilan darah [hari;(median,
rentang)]
< 3 hari
> 3 hari
Riwayat terapi zinc
Ya
Tidak
Riwayat antibiotik
56
56,6
43
43,4
9
39
47
4
9,1
39,4
47,5
4,0
60
34
5
60,6
34,3
5,1
27
68
4
0
27,3
68,7
4,0
0
4
2
63
30
4,0
2,0
63,6
30,3
22
77
3(2-7)
22,2
77,8
52
47
52,5
47,5
50
49
50,5
49,5
Universitas*Indonesia********32*
dengan defisiensi zinc dari keempat pengambilan sampel RSCM, RSBA, R
RSUD Sukabumi berturut-turut 20%, 20%, 21,7% dan 15,8%.
Kadar Zinc
Median kadar zinc diperoleh sebesar
13,055 µmol/L dengan rentang
4,896 – 58,140 µmol/L. Prevalens
defisiensi zinc adalah 20/99 (20,2%).
Distribusi subjek dengan defisiensi
zinc dari keempat pengambilan
sampel RSCM, RSBA, RSUD
Purwakarta, RSUD Sukabumi
berturut-turut 20%, 20%, 21,7% dan
15,8%.
Persentase Defisiensi zinc
Grafik 5.3.1 Sebaran Kadar Zinc
80%*
80%*i
60%*
40%*
Kadar*zinc**
20%*
20%*
0%*
Defise nsi*
Normal*
Univers
*
Defise nsi*
Normal*
Grafik 5.3.2 Persentase Defisiensi Zinc
Defisiensi Zinc dan Hubungannya dengan Sosial Ekonomi dan
5.4. Defisiensi
Zinc dan Hubungannya dengan Sosial Ekonomi dan Karakteristik Subjek
Karakteristik
Subjek
Tabel 5.4.1 Hubungan Defisiensi Zinc dengan Variabel
Status Zinc
Karakteristik
Defisiensi
%
Normal
%
IK 95%
P
cOR
0,879
1,08
0,404
2,879
0,759a
1,18
0,402
3,481
0,566a
0,75
0,278
2,016
0,291a
1,73
0,622
4,795
1,000b
0,85
0,251
2,856
Bawah
Atas
Kategori Usia
1-12 bulan
10
20,8
38
79,2
12-60 bulan
10
19,6
41
80,4
Rendah
6
22,2
21
77,8
Menengah ke bawah
13
19,1
55
80,9
Menengah ke atas
1
25,0
3
75,0
Rendah
11
18,3
49
81,7
Menengah
8
23,5
26
76,5
Tinggi
1
20,0
4
80,0
Gizi kurang
8
26,7
22
73,3
Gizi baik
10
15,9
53
84,1
Gizi lebih
0
0,0
2
100,0
Obesitas
2
50,0
2
50,0
4
18,2
18
81,8
Penghasilan orangtua
Pendidikan ibu
Status gizi
Riwayat diare berulang
Ya
Tidak
16
20,8
61
79,2
signifikansi dengan Chi-Square. dengan terlebih dahulu menggabungkan sel variabel independen
(rendah, menengah tinggi; gizi kurang, gizi baik-obesitas), bUji signifikansi dengan Fisher; cOR, crude
Odds ratio, nilai p bermakna bila p<0,05.
aUji
riwayat
terapipemberian
zinc dan defisisnsi
zinc tidak terdapat
bermakna,
pada tabel
lama
mediannya
adalah hubungan
2 hari. yang
Setelah
dilakukan
analisis,
pada
5.4.2.
riwayat terapi zinc dan defisisnsi zinc tidak terdapat hubungan yang bermak
Hubungan
Riwayat Terapi Zinc dengan Defisiensi Zinc
Tabel 5.4.2 Hubungan Riwayat Terapi Zinc dengan Defisiensi Zinc
5.4.2.
Defisiensi zinc
Riwayat terapi zinc
Ya
P
Ya
%
Tidak
%
Tabel 5.4.2 Hubungan
Riwayat
Terapi
Zinc dengan Defisiensi Zinc
10
20,0
40
80,0
0,960a
Tidak
10
20,4
39
79,6
signifikansiRiwayat
dengan Fisher,
nilaizinc
p bermakna bila p<0,05 Defisiensi
terapi
aUji
Ya
5.5 Diare Melanjut
Ya
10
%
zinc
Tidak
20,0
P
%
40
80,0
0,960a
Median Tidak
dan rentang lama diare yang mengikuti10
penelitian
6 hari 79,6
(3-14 hari) dengan
20,4ini adalah39
aUji
signifikansi
dengan
Fisher,
nilaiseperti
p bermakna
bila p<0,05
insidens
diare
melanjut sebesar
25/99
(25,3%)
tampak pada
grafik 5.5 di bawah ini.
Lama diare pada subjek dengan diare melanjut mediannya 9 hari dengan rentang 8-14 hari.
5.5 Diare Melanjut
Hasil penelitian kohort selengkapnya dalam gambar 5.5.
Diare Melanjut
Median dan rentang lama diare yang mengikuti penelitian ini adalah 6 hari (3Diare Melanjut
insidens diare melanjut sebesar 25/99 (25,3%) seperti tampak pada grafik 5.
Lama diare pada subjek dengan diare melanjut mediannya 9 hari dengan re
Ya*(25,3%)*
Hasil penelitian kohort selengkapnya dalam gambar
5.5.
Tidak*(74,7%)*
Diare Melanjut
Grafik 5.5 Persentase Diare Melanjut
Hasil Penelitian Kohort
20 defisiensi zinc
99 subjek
79 tidak defisiensi
99 subjek
20 defisiensi zinc
7 diare melanjut
79 tidak defisiensi
13 diare akut
18 diare melanjut
61 diare akut
Gambar 5.5 Hasil penelitian kohort
7 diare melanjut
13 diare akut
18 diare melanjut
61 diare akut
Gambar 5.5Diare
Hasil penelitian
5.6 Defisiensi Zinc terhadap Kejadian
Melanjutkohort
5.6 Defisiensi Zinc terhadap Kejadian Diare Melanjut
Hasil analisis dengan Chi-square, defisiensi zinc tidak merupakan faktor risiko terjadinya diare
melanjut pada
penelitian
ini, RR 1,82 (IKKejadian
95% 0,633-5,260) dengan
p 0,261.
Defisiensi
Zinc
terhadap
Diare
Melanjut
Hasil analisis dengan Chi-square, defisiensi zinc tidak merupakan faktor risiko terjadinya diare
melanjut pada penelitian ini, RR 1,82 (IK 95% 0,633-5,260) dengan p 0,261.
Tabel 5.6 Hubungan Defisiensi Zinc dengan Diare Melanjut
Tabel 5.6 Hubungan Defisiensi Zinc dengan Diare Melanjut
Karakteristik
Karakteristik
YaYa
Diare
Melanjut
Diare Melanjut
%
%
Tidak
Tidak
%
%
p
p cRR
IK 95%
cRR IK 95%
Atas
Bawah Bawah
Atas
KadarKadar
zinc zinc
Defisiensi
Defisiensi
Normal
Normal
77
18
18
35,0
35,0
22,8
22,8
1313 65,065,0 0,261 0,261 1,82
61
61
77,2
0,633
1,82
5,260
0,633
77,2
Uji signifikansi dengan Chi-square; cRR, crude risk ratio, nilai p bermakna bila p<0,05
Uji signifikansi dengan Chi-square; cRR, crude risk ratio, nilai p bermakna bila p<0,05
5.7 Defisiensi Zinc, Riwayat Antibiotik dan Diare Melanjut
5.7 Defisiensi Zinc, Riwayat Antibiotik dan Diare Melanjut
5,260
Table 5.7.2 Regresi logistik diare berulang dan
riwayat antibiotik dengan diare melanjut
Variabel
Riwayat Diare
Berulang
Riwayat
Antibiotik
B
Standar
Error
Wald
df
P
aOR
IK 95%
Bawa
h
Atas
-1,237
0,52
5,747519
1,00
0,017
0,29
0,106
0,798
0,769
0,50
2,339678
1,00
0,126
2,16
0,806
5,774
Uji signifikansi dengan Chi-square; cRR, crude risk ratio, nilai p bermakna bila p<0,05
5.7 Defisiensi Zinc, Riwayat Antibiotik dan Diare Melanjut
Bila riwayat penggunaan antibiotik digabungkan dengan defisiensi zinc, maka pada subjek
yang defisiensi zinc
disertai
riwayat penggunaan
antibiotik Diare
secara bermakna
akan memiliki
Defisiensi
Zinc
terhadap
Kejadian
Melanjut
risiko 2,75 kali untuk menjadi diare melanjut (IK 95% 1,258-6,010).
Tabel 5.7 Hubungan Riwayat Antibiotik, Defisiensi Zinc dengan Diare Melanjut
Kadar zinc
Defisiensi
Normal
Diare Melanjut
Riwayat Antibiotik
Ya %
Tidak
P
%
Tidak
0
0,0
9
100,0
Ya
7
63,6
4
36,4
Tidak
8
20,5
31
79,5
cRR
IK 95%
Bawah
Atas
0,005a
2,75b
1,258 6,010
0,635
0,77
0,269 2,227
Ya
10
25,0
30
75,0
aUji signifikansi dengan Fisher; bcrude risk ratio untuk kejadian “Tidak Diare Melanjut”; cRR, crude risk
ratio, nilai p bermakna bila p<0,05.
Universitas*Indonesia********36*
*
Pembahasan….
• Defisiensi zinc saat ini merupakan salah satu masalah global
• Morbiditas dan mortalitas terkait defisiensi mikronutrien inipun
cukup signifikan.
• Ekskresi zinc yang meningkat saat diare, tentunya akan
meningkatkan risiko menurunnya kadar zinc.
Penelitian ini  studi analitik potong lintang untuk mengetahui
hubungan antara kadar zinc serum dengan tingkat pendidkan ibu,
status ekonomi, usia, status nutrisi dan riwayat diare berulang
• Penelitian dilanjutkan dengan kohort hingga hari ke 8 diare,
untuk mengetahui apakah defisiensi zinc merupakan faktor
risiko diare akut menjadi diare melanjut.
Keterbatasan penelitian
• Tidak adanya data asupan makanan yang mengandung kadar
•
•
•
•
•
•
zinc tinggi maupun mengandung penghambat metablolisme
zinc
Terapi zinc sebelumnya yang tidak dieksklusi
Pemeriksaan hanya kadar zinc serum sedangkan kadar zinc
feses tidak diperiksa  ?  penyebab defisiensi
Teknik pengambilan sampel
Penelitian bukan kohort murni.
Analisis kadar zinc serum dilakukan setelah semua sampel.
Pengamatan tidak berdasarkan kadar zinc serum tetapi semua
subjek diamati untuk terjadinya diare melanjut tanpa
menunggu hasil kadar zinc serum
Karakteristik Subjek Penelitian
Kriteria inklusi usia < 5 tahun
Usia terbanyak diare akut dan defisiensi zinc
Pendidikan > 90% rendah
Pendapatan >> menengah rendah hingga rendah
Pengetahuan seputar zinc ↓
Asupan zinc ↓
Rentan “defisiensi zinc”
Median kadar zinc
13,05 µmol/L
Global : 4%-73%
India : 73,3%
Perbedaan dengan
di India:
Subjek di India 940
Studi ini 99
Riwayat terapi zinc
tidak diekslusi
Di India tidak
disebutkan tentang
riwayat zinc
Defisiensi zinc
Prevalens
defisiensi zinc
20,2%
Defisiensi zinc
Defisiensi zinc
Hubungan Defisiensi Zinc dengan
Karakteristik Subjek
Studi di Turki,
kadar zinc serum
meningkat
bermakna, setelah
terapi 14 hari
Lama terapi zinc
pada studi ini
mediannya 2 hari.
Mungkin tidak
berpengaruh??
Hubungan defisiensi zinc dengan sosial
ekonomi
• Pendidikan ibu yang sebagian besar rendah dan pendapatan
orangtua berada di level menengah rendah hingga rendah tidak
memiliki hubungan dengan terjadinya defisiensi zinc pada studi
ini.
• Studi Thurlow di Thailand mendapatkan hasil yang sama
• Namun IZincG menyebutkan bahwa kondisi sosial ekonomi
yang rendah merupakan kelompok berisiko untuk terjadinya
defisiensi zinc
• Faktor tanah dan sumber air? Seperempat tanah di dunia
memiliki kandungan zinc yang rendah. Indonesia?
Hubungan defisiensi zinc dan usia
Defisiensi zinc
Usia
• Hasil analisis bivariat, pada
• Usia di atas 1 tahun lebih
studi ini tidak ada hubungan
antara defisiensi zinc dengan
usia
• OR 1,08 (IK95% 0,404-2,879)
dengan p 0,879
rentan, karena asupan ASI
mulai menurun
• ASI memiliki kadar zinc
cukup untuk memenuhi
kebutuhan harian tubuh
Hubungan defisiensi zinc dan malnutrisi
• Hubungan defisiensi zinc dan malnutrisi  saling memengaruhi
• Penelitian di Vietnam, 50% anak dengan malnutrisi memiliki
kadar zinc rendah/defisiensi.
• Asupan yang kurang
Kondisi yang sering pada malnutrisi
• Sering infeksi
 rentan defisiensi zinc
• Hipoalbumin
Tidak ada hubungan antara malnutrisi dengan defisiensi zinc
Hubungan defisiensi zinc dan diare berulang
• Diare akan menyebabkan meningkatnya ekskresi zinc feses,
membuat balans negatif dan mengurangi kadar zinc dalam
jaringan
• Riwayat diare berulang pada penelitian ini tidak berhubungan
dengan defisiensi zinc.
pertama sejak awal
subjek memang tidak
defisiensi zinc
kedua kontrol
hemostatic zinc yang
efektif pada subjek
Defisiensi Zinc sebagai Faktor Risiko Diare
Akut menjadi Diare Melanjut
• Lama diare berkisar 3-14 hari dengan median 6 hari.
• Prevalens diare melanjut pada penelitian ini adalah 25,3%.
• Dilakukan uji korelasi dengan chi square  defisiensi zinc tidak
merupakan faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut RR
1,82 (IK95%0,633-5,260) p 0,261
• Analisis lebih lanjut dengan riwayat penggunaan antibiotik
karena memiliki hubungan yang hampir bermakna (p 0,056) 
subjek dengan defisiensi zinc dan memiliki riwayat antibiotik 
RR 2,75 kali terjadi diare melanjut
Simpulan
• Prevalens defisiensi zinc pada anak dengan diare akut pada penelitian ini adalah
20,2%.
• Median kadar zinc serum pada penelitian ini adalah 13,05 µmol/L.
• Tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pendapatan orangtua, usia,
status gizi dan riwayat diare berulang dengan defisiensi zinc.
• Median lama diare adalah 6 hari dengan rentang antara 3-14 hari.
• Prevalens diare melanjut pada penelitian ini adalah 25,3%.
• Median kadar zinc pada subjek defisiensi zinc dan mengalami diare melanjut
9,37 µmol/L.
• Defiseinsi zinc tidak merupakan faktor risiko diare akut menjadi diare melanjut.
• Defisiensi zinc disertai riwayat pemberian antibiotik merupakan faktor risiko
diare akut menjadi diare melanjut.
• Subjek tanpa memiliki riwayat diare berulang hanya akan mengalami risiko diare
melanjut 0,29 kali dibanding dengan memiliki riwayat diare berulang.
Saran
• Evaluasi lebih lanjut tentang prevalens defisiensi zinc pada
populasi.
• Suplementasi zinc perlu diteruskan.
• Pada tata laksana diare akut, tidak disarankan pemberian
antibiotik.
• Diperlukan penelitian lain dengan menyingkirkan faktor bias
dan menyertakan riwayat asupan makanan serta pemeriksaan
kadar zinc tidak hanya pada serum juga pada feses.
Download