BED SIDE TEACHING HIPERTENSI STAGE II DENGANHIPERGLIKEMI PADA DIABETES MELLITUS II NO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun Oleh: Suratmi S.Hadji, S.Ked Diajukan Kepada: dr. Zulrifqy, Sp. PD Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Jogja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2014 Identitas Pasien 1. Nama 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Agama 5. Pendidikan 6. Pekerjaan 7. Status 8. Alamat 9. Tanggal masuk 10. Tanggal pemeriksaan 11. No. RM 12. Bangsal 13. Pembimbing :Tn.S : 63 tahun : Laki-laki : Islam : S1 : Kontraktor lapangan : Menikah : Langensari No.26 A, RT 4A/12 Yogyakarta : 6 mei 2014 : 6 mei jam 09.30 : 632376 : Dahlia Kl III putra :dr. Zulrifqy, Sp. PD Subjektif A. Keluhan Utama: Nyeri kepala B. Keluhan Tambahan: Lemas, pusing,nggliyer,pundak terasa berat, keringat dingin. C. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RS Jogja dengan keluhan nyeri kepala berat, keluhan dirasakan sejak 3 hari ini.Pasien pernah diberi obat nifedipin oleh rekan kerjannya dan diminum tapi keluhan tidak membaik. Karena merasa nyeri kepala tidak berkurang, pasien memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. IHMRS,Keluhan yang dirasakan adalah lemas, pusing nggliyer hingga sulit untuk bangun dan duduk,keringat dingin (+), mual dan muntah tidak ada,makan minum sedikit, BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat hpertensi dan diabetes melitus. Riwayat keluarga, orangtua serta saudara kandung juga menderita hipertensi. D. Anamnesis Sistem 1. Sistem saraf pusat: pusing (+), demam (-) 2. Sistem kardiovaskuler: nyeri dada (-) 3. Sistem respirasi: sesak (-), batuk (-) 4. Sistem gastrointestinal: mual (-), muntah (-), kembung (-), BAB dbn 5. Sistem urogenital: nyeri tekan suprapubik (-), nyeri saat berkemih (-), frekuensi berkemih sering, jumlah banyak, warna seperti air teh 6. Sistem integumentum: warna kulit kuning, ruam (-), bengkak (-) 7. Sistem muskuloskeletal: nyeri otot (-), nyeri sendi (-) E. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat DM (+), riwayat hipertensi (+), riwayat hepatitis (-), riwayat penyakit jantung (-), riwayat penyakit paru (-), riwayat maag (-), alergi (-) F. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat DM (-), riwayat hipertensi (+), riwayat hepatitis (-), riwayat penyakit jantung (-), riwayat penyakit paru (-), riwayat maag (-), alergi (-) G. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Hubungan antara anggota keluarga dan tetangga baik, ekonomi cukup, lingkungan baik Objektif A. Kesan Umum:pasien sadar, posisi berbaring, tidak tampak kesakitan, tampak lemas, dengan GCS E4V5M6, kesan gizi baik B. Vital Sign Tekanan Darah Nadi Respirasi Suhu : 200/130 mmHg : 92x/menit : 20x/menit : 36,2oC C. Antropometri Berat Badan Tinggi Badan BMI Status Gizi : 65 kg : 154 cm : 25,30 : Normal D. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan kepala Bentuk kepala : mesosefal Rambut :berwarna hitam, tidak mudah dicabut 2. Pemeriksaan mata Palpebra Konjungtiva Sklera Pupil : edema -/: anemis -/: ikterik -/: reflek cahaya +/+, isokor 3. Pemeriksaan telinga: tragus pain (-), othorea (-), peradangan (-) 4. Pemeriksaan hidung: napas cuping hidung (-), discharge (-), epitaksis (-) 5. Pemeriksaan mulut: bibir lembab (+), sianosis (-), stomatitis (-), uvula simetris (+), nyeri telan (-), tonsil T0, gigi lengkap 6. Pemeriksaan leher Kelenjar tiroid Kelenjar limfonodi : tidak membesar : tidak membesar JVP Kaku kuduk : tidak meningkat : tidak ditemukan 7. Pemeriksaaan thorak Anterior - Inspeksi:statis: hemithorax dextra = hemithorax sinistra dinamis: simetris, ketinggalangerak ( - ) - Palpasi: vokal fremitus hemithorax dextra = hemithorax sinistra pergerakan dada simetris - Perkusi: hemithoraxkanan = hemithoraxkiri → sonor ( + ) - Auskultasi:suaradasar : vesikuler+/+ suaratambahan : RBK -/- , RBB -/- , wheezing -/ Posterior - Inspeksi:statis: hemithorax dextra = hemithorax sinistra dinamis: simetris, ketinggalan gerak (-) - Palpasi: vokal fremitus hemithorax dextra = hemithorax sinistra pergerakan dada simetris - Perkusi:hemithoraxkanan = hemithoraxkiri → sonor ( + ) - Auskultasi: suaradasar : vesikuler ( + ) suaratambahan : RBK -/- , RBB -/- , wheezing -/- 8. Pemeriksaan jantung Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis kiri, teraba kuat angkat Perkusi: Batas jantung - Kanan atas : SIC II LPS dextra - Kanan bawah : SIC V LPS dextra - Kiri atas : SIC II LPS sinisra - Kiri bawah : SIC V LMC sinistra Auskultasi: S1-2 reguler, bising jantung (-) 9. Pemeriksaan abdomen Inspeksi: asites (-), tanda peradangan (-), ikterik -+) Auskultasi: peristaltik usus (+) normal Perkusi: timpani (+), nyeri ketok costovertebra kiri (-), nyeri ketok costovertebra kanan (-), undulasi (-) Palpasi: supel (+), defans muskular (-), nyeri tekan epigastrik (-), nyeri tekan perut kuadran kanan atas (+), nyeri tekan perut kuadran kiri atas (-), nyeri tekan suprapubik (-), hepatomegali (-), splenomegali (-). 10. Pemeriksaan anogenital Genitalia: Laki-laki Hemorroid (-) 11. Pemeriksaan ekstremitas Pemeriksaan Superior Dextra/Sinistra Hangat +/+, kuat Perfusi akral Pulsasi a. Brachialis Pulsasi a. Dorsalis Pedis Capillary refil time Edema Kekuatan Tonus Klonus Reflek fisiologis Reflek patologis E. Pemeriksaaan Penunjang 1. Darah rutin Parameter Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit MCV MCH MCHC Trombosit Basofil Eosinofil Neutrofil stab Neutrofil segmen Limfosit Monosit 2. Urin rutin Parameter Warna Kekeruhan PH Berat jenis Protein Glukosa Bilirubin Urobilin Darah Nitrit Keton Leukosit Eritrosit Epitel < 2” -/5/5 Normal +/+, N -/- Hasil 15,5 5,12 15.0 44.6 87.5 30.0 35.0 271 0 0 0 92 7 1 Hasil Kuning Keruh 5.5 1.030 ++ +++ + + + (7-8)/LP + (4-5)/LP + (0-1)/LP Nilai Normal 4.6-10.6 4.2-5.4 12.0-18.0 37-47 81-99 27-31 33-37 150-450 0 0-5 0-3 40-74 18-48 0-8 Nilai Normal Kuning Jernih 5.0-8.0 1.005-1.030 + + (0-2)/LP + (0)/LP + (0-2)/LP Inferior Dextra/Sinistra Hangat +/+, kuat < 2” -/5/5 Normal +/+, N -/- Unit 10e3/ul 10e6/ul gr/dl % fl pg gr/dl 10e3/ul % % % % % % Silinder leukosit Silinder granulair Silinder hyalin Silinder epitel Kristal asam urat Kristal Ca oxalat Kristal amorf Trichomonas Jamur Bakteri - - 3. HBsAg: negatif 4. Gula darah Parameter Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Hasil Nilai Normal 70-116 85-140 Unit mg/dl mg/dl Problem Sementara 1. Nyeri kepala(nggliyer) 2. Lemas 3. Keringat dingin 4. Makan minum sedikit 5. Urin berwarna seperti teh 6. Riwayat hipertensi 7. Riwayat DM Problem Permanen 1. Hipertensi stage II 2. Hiperglikemi pada DM II NO Assesment 1. Hipertensi DD waktu: hipertensi primer, hipertensi sekunder DD etiologi: Kecepatan denyut jantung, valume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). IP diagnosis: darah rutin, urin rutin. IP terapi - Non farmakologi: 1) Bed rest 2) Mengurangi aktivitas berlebih 3) Tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok - Farmakologi: Diuretik jenis thiazide dan ACEi/ARB/BB/CCB angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI), angiotensin reseptor bloker (ARB), beta-bloker (BB), kalsium chanel bloker (CCB), dan diuretik jenis tiazide, dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target. 2. Hiperglikemia dengan DM II NO DD: Hipoglikemia,DM dengan Obese IP diagnosis: darah rutin, urin rutin, SGOT SGPT, bilirubin total-directindirect, alkali fosfatase, USG abdomen IP terapi - Non farmakologi: 1) Bed rest 2) Diet DM - Farmakologi: 1) Infus RL 15 tpm 2) Injeksi Ranitidin 2x1 3) Amlodipin 1x10 mg 4) Irbesartan 1x1 5) Metformin 2x1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99 Sub grup : perbatasan 140-149 90-94 Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109 Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110 Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90 Sub grup : perbatasan 140-149 < 90 Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7 Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg) Normal <120 Dan <80 Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89 Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg) Normal <120 Dan <80 Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89 Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99 Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100 Hipertensi sistol ≥ 140 Dan < 90 terisolasi Klasifikasi Dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi Pada Orang Dewasa* Klasifikasi Tekanan Darah TDS* mmHg TDD* mmH g Modifikasi Gaya Hidup Normal < 120 < 80 Anjuran PreHipertensi 120-139 80-89 Ya Hipertensi Stage 1 140-159 90-99 Ya Hipertensi Stage 2 >160 >100 Ya antara hipertensi Hubungan dengan Obat Awal Tanpa Indikasi Dengan Indikasi Tidak Perlu menggunakan obat antihipertensi Gunakan obat yang spesifik dengan indikasi (resiko). ‡ Untuk semua kasus gunakan diuretik jenis thiazide, pertimbangkan ACEi, ARB, BB, CCB, atau kombinasikan Gunakan obat yang spesifik dengan indikasi (resiko).‡ Kemudian tambahkan obat Gunakan kombinasi antihipertensi (diretik, ACEi, 2 obat (biasanya ARB, BB, diuretik jenis CCB) seperti thiazide dan ACEi/ARB/BB/CCB yang dibutuhkan diabetes mellitus sangat kuat karena beberapa kriteria yang sering ada pada pasien hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah, obesitas, dislipidemia dan peningkatan glukosa darah (Saseen and Carter, 2005). Hipertensi kardiovaskular dan adalah suatu komplikasi faktor resiko mikrovaskular yang seperti utama untuk penyakit nefropati dan retinopati (Anonimc, 2006). Prevalensi populasi hipertensi pada diabetes adalah 1,5-3 kali lebih tinggi daripada kelompok pada non diabetes. Diagnosis dan terapi hipertensi sangat penting untuk mencegah penyakit kardiovaskular pada individu dengan diabetes (Anonim, 2002). Pada diabetes tipe 1, adanya hipertensi sering diindikasikan adanya diabetes nefropati. Pada kelompok ini, penurunan tekanan darah dan angiotensin converting enzym menghambat kemunduran pada fungsi ginjal (Thomas, 2003). Pada diabetes tipe 2, hipertensi disajikan sebagai sindrom metabolit (yaitu obesitas, hiperglikemia, dyslipidemia) kardiovaskular(Anonimc,2006). yang disertai oleh tingginya angka penyakit Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripoada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah . ( Elizabeth J. Corwin, 2001 ) Menurut Christine hancock (1999) berpendapat bahwa hiperglikemia adalah terdapatnya glukosa dengan kadar yang tinggi didalam darah (rentang normal kadar glukosa darah adalah 3,0-5,0 mmol/ liter). Hiperglikemi merupakan tanda yang biasanya menunjukan penyakit diabetes mellitus. Etiologi Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting. Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini mereupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing. Patofisiologi Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus (polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis. Dengan menurunnya insulin dalam darah asupan nutrisi akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah yang membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras (arterisklerosis) dan bila plak itu telepas akan menyebabkan terjadinya thrombus. Thrombus ini dapat menutup aliran darah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain (tergantung letak tersumbatnya, missal cerebral dapat menyebabkan stroke, ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal, jantung dapat menyebabkan miocard infark, mata dapat menyebabkan retinopati) bahkan kematian. Menifestasi Klinik Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) : o Polipagi o Polidipsi o Poliuri o Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering o Rasa kesemutan, kram otot o Visus menurun o Penurunan berat badan o Kelemahan tubuh o Luka yang tidak sembuh-sembuh Komplikasi Hiperglikemia Dibagi menjadi 2 kategori yaitu : 1. o o o o o Komplikasi akut Ketoasidosis diabetic Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik Hipoglikemia Asidosis lactate Infeksi berat 2. Komplikasi kronik a) Komplikasi vaskuler Makovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer Mikrovaskuler : retinopati, nefropati b) Komplikasi neuropati Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler. c) Campuran vascular neuropati Ulkus kaki d) Komplikasi pada kulit Pemeriksaan Diagnostik Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma vena). Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral. Yogyakarta, 7 mei 2014 Dr. Zulrifqy, Sp. PD