9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Sepanjang kehidupan manusia ditandai oleh suatu kegiatan yang terus
menerus, yakni komunikasi. Hal ini disebabkan karena sifat manusia yang pada
dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan informasi dengan manusia
lainnya untuk mencapai dan memenuhi kebutuhannya. Disinilah komunikasi
sangat berperan penting dalam kegiatan tersebut.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam satu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk
melakukan umpan balik. 4
Komunikasi merupakan unsur paling penting dan menjadi
dasar bagi
segala aktivitas kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain, begiitu juga halnya bagi suatu lembaga atau
organisasi.
Dengan kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Definisi Hovland menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi
4
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Professional books, Jakarta, 1997. Hal 23
9
10
bukan saja penyampaian informasi melainkan juga pembentukan pendapat umum
(public opinion) dan sikap public (public attitude).5
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi
dari seseorang atau kelompok yang lain terutama melalui simbol-simbol. Dalam
pengertian umum, kita melihat komunikasi jika sebuah sistem, sebuah sumber,
mempengaruhi
yang
lain
dengan
mempengaruhi
yang
lain
dengan
memanipulasikan simbol-simbol alternatif, yang dapat disebarkan melalui saluran
yang menghubungkan keduanya.
Dari beberapa definisi mengenai proses dan pengertian komunikasi diatas,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian dan pengiriman pesan dari sumber kepada penerima dengan
menggunakan saluran atau media.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu dari
sudut media komunikasi dapat dibagi kedalam dua bentuk yakni : komunikasi
primer dan komunikasi sekunder.
a. Komunikasi Primer (Komunikasi Langsung)
Komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
5
Onong Ujana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung:
2003. Hal 10
11
adalah bahasa, isyarat, gambar, dan warna. Bahwa bahasa yang paling
banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya
berbahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada
orang lain, apakah berbentuk ide, informasi atau opini.
b. Komunikasi Sekunder
Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang
komunikator
menggunakan
media
kedua
dalam
melancarkan
komunikasinya kerena komunikan sebagai sarannya berada ditempat yang
relative jauh atau jumlahnya banyak, surat, telepon, teleks, surat kabar,
majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi. 6
Pengertian komunikasi mempunyai enam karakteristik pokok sebagai berikut:
1.
Komunikasi adalah sebagai proses
2.
Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.
3.
Komunikasi menurut adanya pertisipasi dan kerjasama dari para pelaku
yang terlibat
6
4.
Komunikasi bersifat simbolis
5.
Komunikasi bersifat transaksional
Onong Ujana Effendy, Ibid. Hal 11-16
12
6. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang.7
Proses komunikasi melibatkan tujuh elemen itu adalah : sumber, pesan,
saluran, penerima, akibat/hasil, umpan balik dan gangguan (Lingkungan).
Menurut Dennis McQuail (1987), komunikasi organisasi mencakup
kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi.
Bedanya dengan komunikasi kelompok, bahwa bersifat komunikasi organisasi
lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan
kegiatan komunikasinya.8
2.2 Komunikasi Massa
2.2.1
Pengertian Komunikasi Massa
Dalam ilmu komunikasi dikenal beberapa bentuk komunikasi antara lain,
komunikasi intra pribadi (komunikasi dalam diri seseorang), komunikasi antar
pribadi (komunikasi antar dua orang pribadi), komunikasi dalam kelompok
(komunikasi satu orang dengan beberapa orang), komunikasi antar kelompok
(komunikasi antar satu kelompok satu dengan kelompok lain), komunikasi
organisasi (komunikasi antar satu bagian dengan bagian lain dalam sebuah
organisasi), dan komunikasi massa (komuniasi dengan banyak orang dengan
menggunakan alat media massa).
Komunikasi massa adalah sebagian dari bentuk-bentuk komunikasi yang
dikenal dengan ilmu komunikasi, salah satu ciri yang membedakan komunikasi
7
Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk, Pengantar komunikasi, Ilmu Pusat Penertiban Universitas terbuka:
2003. Hal 57.
8
Ibid.
13
massa dengan komunikasi lainnya yaitu penggunaan media sebagai alat
penyampai pesannya dan juga sebagai alat berkomunikasinya. 9
Komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi yang
berlangsung pada peringkat masyarakat luas, gambaran umum menyangkut
segenap unsur penting komunikasi massa telah diperoleh dari penggambaran yang
diberikan oleh media massa.
Batasan yang diberikan oleh para ahli komunikasi bahwa intinya
komunikasi massa adalah salah satu bentuk komunikasi yang menggunakan media
massa sebagai alat berkomunikasinya. Dalam ilmu komunikasi media massa
adalah sarana atau alat berkomunikasi dalam komunikasi massa 10, sehingga media
dilihat sebagai alat untuk menyebarkan pesan kepada sejumlah orang yang
tersebar di banyak tempat dan pesan pesan-pesan yang bersifat umum tersebut
disampaikan secara serentak.
2.2.2
Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa adalah :11
1. Komunikator Terlembaga
Komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak
dalam organisasi yang kompleks.
9
Hary Wiryawan, Dasar-Dasar Hukum Media, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta: 2007. Hal 43.
Ibid. Hal 42
11
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa
Rekatama Media: 2007. Hal 3.
10
14
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan untuk semua orang dan tidak di tujukan untuk sekelompok orang
tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.
Komunikasi massa bersifat anonim berarti, komunikator tidak mengenal
komunikan. Sedangkan komunikasi massa bersifat hetrogen berarti,
komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang
dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai
keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang
jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada
dalam keadaan terpisah.
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai
dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000 : 99). Dimensi ini
menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu pada apa yang dikatakan,
sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana hubungan para
peserta komunikasi itu.
15
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Pada proses komunikasi massa, komunikator dan komunikan tidak dapat
melakukan kontak langsung karena pesan disampaikan melalui media
massa. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikanpun aktif
menerima pesan, namun di antara keduanya tidak dapat melakukan dialog.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio
siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada
media tv dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
8. Upan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung
(indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa
tidak dapat dengan segera
mengetahui bagaimana reaksi khalayak
terhadap pesan yang di sampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima
lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback
lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca itu menggambarkan feedback
komunikasi massa bersifat indirect, sedangkan waktu yang dibutuhkan
menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu
menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda
(delayed).
16
2.2.3
Tujuan Dan Fungsi Komunikasi massa
Tujuan Komunikasi massa adalah menyampaikan informasi yang sama
pada saat yang bersamaan dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak
secara cepat dengan menggunakan bantuan media massa.
Banyak ahli yang mengungkapkan mengenai fungsi komunikasi massa
dengan versinya masing-masing. Laswell menyebutkan fungsi komunikasi massa
bagi masyarakat yaitu, fungsi pengawasan lingkungan, fungsi komunikasi korelasi
atau hubungan berbagai bagian dalam masyarakat menanggapi lingkungannya,
dan fungsi transmisi atau pewarisan-pewarisan sosial dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, sementara itu, Charles R. Wright menambahkan satu lagi
fungsi yaitu fungsi entertaiment.12
De Vito (1997) mengungkapkan bahwa, popolaritas dan pengaruh yang
merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka
menjalankan beragam fungsi pokok. Enam diantara fungsi yang paling penting
yang dibahasnya adalah:13
1) Fungsi Menghibur (Entertaiment), bahwa media mendisain programprogram mereka untuk menghibur khalayak. Saat ini perkembangan
televisi dengan persaingan yang sangat ketat telah menempatkan tayangan
hiburan mendominasi jam-jam tanyangan mereka. Beberapa program
hibunran antara lain adalah sinetron, film, gosip, games, dan sebagainya.
12
Heri Budianto, Tayangan Televisi, Antara Kebutuhan dan Kebuntuan Logika, Media KOM
Jurnal Ilmiah, Universitas Mercu Buana, Jakarta: 2008. Hal 21.
13
Ibid. Hal 22.
17
2) Fungsi Meyakinkan (Persuade), ini adalah fungsi terpenting, persuasi
datang dalam banyak bentuk, misalnya :
a) Mengukuhkan sikap, kepercayaan dan nilai seseorang. Menurut De
Vito sangatlah sulit mengubah sikap seseorang dari sikap tertentu
ke sikap yang lain. Media massa dengan sumber daya kekuatan
yang ada mampu mengukuhkan, membuat kepercayaan, sikap,
nilai dan opini yang kita buat. Misalnya kaum demokrat akan
mendengarkan pesan-pesan yang sesuai dengan keyakinan mereka
dan akan membuat keyakinan mereka lebih kuat.
b) Mengubah sikap, nilai dan kepercayaan seseorang. Dengan
kekuatan media akan mengubah sementara orang yang tidak
memihak dalam suatu masalah tertentu. Misalnya saja orang yang
berada ditengah-tengah dan terjepit di antara orang-orang Republik
dan Demokrat akan tersesat kesalah satu pihak akibat pengaruh
pesan-pesan media massa.
c) Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari sudut
pandang
pengiklan,
menggerakkan
fungsi
terpenting
dari
media
adalah
(actifacting) para konsumen untuk melakukan
tindakan. Media berusaha mengajak para pemirsa atau pembaca
untuk membeli roti merk tertentu.
d) Menawarkan
etika
atau
sistem
nilai
tertentu.
Dengan
mengungkapkan secara terbuka adanya penyimpangan tertentu dari
suatu norma yang berlaku (skandal yang dilakukan oleh seorang
18
pemimpin), media merangsang masyarakat untuk mengubah
situasi. Mereka menyajikan etika kolektif kepada pemirsa atau
pembaca sebagai contoh, tanpa di publikasikan skandal Watergate,
tidaklah mungkin muncul tuntutan masyarakat yang akhirnya
menjatuhkan pemerintahan Richard Nixon.
3) Fungsi Informasi, sebagian besar komunikasi yang kita peroleh bukan dari
sekolah, melainkan dari media massa. Kita belajar musik, politik, film,
sosiologi dan sebagainya dari media.
4) Fungsi Membius (Norcotizing), fungsi ini paling menarik dan paling
banyak di lupakan orang. Ini berarti bahwa apabila media menyajikan
informasi tentang suatu hal tertentu, penerima percaya bahwa tindakan
tertentu telah di ambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius
ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh
narkotika. Lazarsfeld dan Merton (1951), mengungkapkan “mereka
membaca banyak pokok masalah dan bahkan mungkin mendiskusikan
alternatif-alternatif tindakan tetepi ini lebih merupakan proses intelektual
yang tidak mengaktifkan tindakan sosial. Warga masyarakat yang
berkepentingan dan mengetahui informasi ini dapat memberi selamat
kepada dirinya sendiri atas informasi yang diperolehnya dan lupa
menyadari bahwa ia tidak dilibatkan dalam keputusan dan tindakan. Ia
mengelirukan antara pengetahuan persoalan dan melakukan sesuatu atas
persoalan”.
19
5) Fungsi menciptakan rasa keberasamaan, merupakan fungsi dimana kita
akan terbawa dalam suasana kebersamaan terhadap kelompok tertentu.
Bayangkan seorang pemirsa televisi yang sedang sendiri menyaksikan
tayangan televisi. Tayangan tersebut membuat orang tersebut seolah
merupakan bagian dari kelompok lain dari tayangan trelevisi tersebut.
Fungsi pengawasan, ada dua hal yang dapat dilakukan media, berkaitan dengan
fungsi pengawasan. Dominic dalam Sutaryo, mengungkapkan ada dua fungsi
pengawasan yaitu :
a) Pengawasan peringatan (warning of beware surveillance), pengawasan
jenis ini terjadi apabila media menyampaikan informasi kepada kita
mengenai ancaman, misalnya akan ada tsunami, gempa bumi dan
sebagainya.
b) Pengawasan intrumental (surveillance), fungsi ini berkaitan informasi
yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.misalnya media menyampaikan
harga bahan-bahan pokok dan sebagainya.
2.2.4
Elemen Komunikasi Massa
Dalam
operasionalnya,
proses
proses
komunikasi
massa
memerlukan berbagai komponen (elemen) penunjang. Berikut adalah
komponen – komponen proses komunikasi massa : 14
14
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2007
20
1.
Komunikator terlembaga
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Bahwa
komunikasi massa itu melibatkan lembaga (organisasi profesional) dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Komunikator disini
meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan
proses penyiarannya. Jadi komunikator disini merupakan gabungan dari berbagai
individu dalam sebuah lembaga media massa . media massa harus memiliki daya
saing, hal ini berkaitan dengan peran komunikator dan teknologi pendukung
hingga mampu mencapai kepuasan khayak. Daya saing ditumbuhkan dari
kebijakan yang dikeluarkan komunikator.
2. Pesan
Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri dalam
pengelolaan isinya. Isi media setidaknya bisa dibagi dalam enam kategori, yaitu :
(1) berita dan informasi, (2) analisis dan iterpretasi, (3) pendidikan dan sosialisasi,
(4) hubungan masyarakat dan persuasi, (5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan
(6) hiburan. Isi media ditunjukkan untuk orang banyak bukan kepada sekelompok
orang tertentu. Oleh karenanya, isi pesan komunikasi massa bersifat umum.
3. Khalayak ( audience)
Khalayak di dalam komunikasi massa bersifat anonim atau heterogen.
Anonim maksudnya khalayak tidak mengenal anatara satu dengan yang lainnya,
karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Sedangkan
heterogen, bahwa khalayak di dalam komunikasi massa terdiri dari berbagai
21
lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor
usia, jenis kelamin, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Umpan Balik
Dalam komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi secara tidak
langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi
massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkin mereka mengadakan reaksi
langsung satu sama lain. Misalnya, bisa ditunjukkan dalam letter to the editor /
surat pembaca / pembaca menulis. Dalam rublik ini biasanya sering kita lihat
koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media cetak. Tidak
terkecuali kritikan yang ditunjukan pada media yang bersangkutan. Umpan balik
merupakan bahan yang direfleksikan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan.
Fungsinya berwenang meningkatkan jumlah dan pentingnya sebuah pesan.
5. Gangguan
Terbagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Gangguan Saluran, didalam media gangguan berupa suatu hal
seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang
dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak
jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, baterai yang
sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang.
b. Gangguan Semantik, artinya gangguan yang berhubungan dengan
bahasa. Gangguan sematik lebih rumit, kompleks, dan sering kali
muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik adalah gangguan
22
dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau
penerima pesan itu sendiri.
6. Gatekeeper
Gatekeeper dimaksud disini sebagai penapis informasi, palang pintu, atau
penjaga gawang. Berfungsi sebagai pemberi izin bagi tersebarnya sebuah berita.
John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu
saluran komunikasi (massa). Jika diperluas lagi maknanya, yang disebut sebagai
gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat
kabar, majalah, televisi, radio, film, internet, video tape, compact disk, dan buku.
Dengan demikian, mereka yang disebut sebagai gatekeeper antara lain reporter,
editor berita, editor film atau orang lain dalam media massa yang ikut menentukan
arus informasi yang disebarkan.
7. Pengatur
Yang dimaksud dengan pengatur dalam media massa adalah mereka yang
secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa.
Pengatur ini tidak berasal dari dalam media, tetapi diluar media. Meskipun
mereka berada diluar media massa, kelompok tersebut bisa ikut menentukan
kebijakan redaksional.
8. Filter
Filter merupakan kerangka pikir dimana audiens sebagai penerima pesan.
Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audiens bisa melihat dunia. Filter
terbagi menjadi tiga jenis : filter psikologis, filter fisik, filter budaya. Semua filter
23
tersebut akan mempengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan
respon yang dihasilkan.
2.2.5
Isi Pesan Komunikasi Massa
Kekuatan pesan pada media cetak terletak pada tulisan dan gambarnya,
kekuatan pesan pada media massa radio terletak pada suara, sedangkan isi pesan
media televisi terletak pada gambar, tulisan dan suara. pada pesan komunikasi
massa isi pesan bersifat umum Mary B. Cassata dan Molefi K. Assante
membandingkan tiga cara (mode) komunikasi antara komunikasi antar pribadi,
komunikasi media, dan komunikasi massa15. Pesan (Message) terdiri dari dua
aspek, yakni isi pesan (Content of message) dan lambang (Symbol) untuk
mengekspresikannya, Lambang utama pada media radio adalah bahasa lisan, pada
surat kabar adalah bahasa tulisan akan tetapi ada juga gambar, dan pada media
film dan televisi lambang utama adalah gambar16.
Sedangkan proses terjadinya komunikasi massa mengacu pada teori yang
dikemukakan DeFleur yang merupakan perluasan dari model Shannon dan
Weaver, model Schramm, dan model Westley dan MacLean dimana proses
komunikasi massa berawal dari Source (sumber), lalu dikirim ke Transmitter
(pemancar), pesan yang dikirim oleh Transmitter melalui Channel (saluran),
kemudian diterima Receiver (penerima), dengan Destination (sasaran) yang telah
15
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005,
hal 76
16
Onong Uchajana Effendy, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2003, hal 312
24
ditentukan dan akhirnya akan menimbulkan FeedBack (umpan balik) dari
komunikan (orang yang menerima pesan) 17.
2.2.6
Efek Komunikasi Massa
Schramm dalam bukunya How Communication Works, sebagaimana
dikutip Jean M. Civikly (1974) menggolongkan efek komunikasi massa kedalam
efek yang bersifat khusus dan efek-efek yang bersifat umum18.
1. Efek umum
Efek umum menyangkut efek dasar yang diramalkan dapat terjadi
akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa.
2. Efek Khusus
Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang
diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass
audience pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan
media massa.
Pembahasan lebih lanjut mengenai teori komunikasi massa ini ditujukan
juga pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui teori ini. Secara singkat
kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut19:
17
Op.cit Deddy Mulyana. Hal 153
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta: 2004. Hal 89
19
Sasa Djuarsa Sendjaja, Dkk, Teori Komunikasi, Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta: 2004
Hal 5.27.
18
25
a. Kognitif:
Efek kognitif adalah efek yang berkaitan dengan pengetahuan seseorang
sebagai akibat yang ditimbulkan oleh media massa. Dalam kondisi ini maka akan
muncul kecenderungan untuk mendefinisikan hal-hal yang baru, penyesuain
sikap, menegaskan kembali nilai-nilai yang berlaku atau mempromosikan nilainilai baru yang kesemuanya itu menstimulasi pertukaran informasi20. Komunikasi
massa tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung
mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan21.
b. Afektif:
Menurut Joseph Klapper ada lima prinsip umum dalam pembentukan atau
perubahan sikap yaitu:22
1. Pengaruh komunikasi massa diantarai predisposisi personal selektif dan
keanggotaan kelompok (Factor Person).
2. Faktor-faktor tadi komunikasi massa berfungsi untuk memperkokoh
sikap dan pendapat yang ada, selain itu juga berfungsi sebagai media
pengubah.
3. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil
pada intensitas sikap lebih umum akan terjadi “konversi” dari satu sisi ke
sisi yang lain.
20
Ibid. Hal 202.
Ahmad Fauzi, Siti Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta: 2005
Hal 9.21.
22
Ibid. Hal 9.22.
21
26
4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap dan bidangbidang pada pendapat orang lemah.
5. Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang
masalah-masalah
yang
baru
bila
tidak
ada
predisposisi
yang
memperteguh.
Charles K. Atkin menyatakan bahwa media massa dapat mempengaruhi
orientasi afektif, tetapi dampaknya tidak sebesar pada orientasi kognitif23.
c. Behavioral:
Efek behavioral mengacu pada perilaku khalayak, pada tindakan dan
gerakan yang tampak pada kehidupan sehari-hari meliputi pola tindakan, kegiatan
atau kebiasaan berperilaku.24
2.3 Media Massa
2.3.1 Pengertian Media Massa
Media massa adalah suatu alat yang digunakan didalam proses komunikasi
massa. Terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik
(radio, televisi dan internet). Yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). 25
Media massa yang dimaksud adalah televisi yang menjadi alat agar sebuah proses
23
Ibid. Hal 9.22.
Ibid. Hal 9.23.
25
Morissan, Jurnalistik Tv Mutahir, Ramadani Prakasa, Jakarta: 2003. Hal 5.
24
27
komunikasi massa dapat berjalan dengan lancar. Televisi melalui tayangannya,
dalam hal ini dapat menyampaikan pesan-pesan kepada massanya khususnya
audiens.
2.3.2 Karakteristik Media Massa
Media massa memiliki karakteristik tersendiri, yaitu :26
a. Melembaga, artinya dalam media massa pihak yang mengelola
media melibatkan banyak individu. Mulai dari pengumpulan,
pengelolaan, sampai pada penyajian informasi.
b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkikan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.
Umpan balik dari penerima (khalayak) lazimnya tertunda.
c. Jangkauan luas, artinya media massa memiliki kemampuan untuk
menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan dari segi
waktu, juga bergerak secara luas dan silmultan dimana dalam
waktu bersamaan informasi yang disebarkan dapat diterima oleh
banyak individu.
d. Massa tak terbatas, artinya pesan yang disampaikan dapat diserap
siapa saja tanpa membedakan faktor demografi seperti jenis
kelamin, usia, sukubangsa, bahkan tingkat pendidikan.
e. Dalam menyampaikan pesan, memerlukan peralatan teknis dan
mekanis.
26
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Gravindo Persada, Jakarta: 2003. Hal
134-135.
28
2.3.3 Fungsi Media Massa
Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa. Menurut
Pareno ada empat fungsi media massa, yaitu fungsi penyalur informasi, fungsi
mendidik, fungsi menghibur, dan fungsi mempengaruhi. Keempat fungsi tersebut
melekat dalam media massa secara utuh, dalam arti harus dilaksanakan secara
bersama-sama dan tidak boleh mengutamakan satu atau dua fungsi tapi
mengabaikan fungsi lain. Dengan kata lain, fungsi media massa adalah four in one
fungction.27
Dijelaskan lebih jauh oleh Wright (dalam Baran& Davis, 2003) bahwa
media massa dipilih menjadi empat fungsi yang dikenal dengan The Classic Four
Functins of The Media, yaitu :
1. Surveillance of the environment (pengawasan)
Media massa disini memiliki fungsi pengontrol lingkungan masyarakat
atau disebut dengan penyediaan informasi tentang lingkungan.
2. Correlation of the parts of society (penghubung)
Media massa menjadi penghubung bagi antar masyarakat dengan
lingkungan sekitar. Media mempunyai fungsi untuk menyalurkan
informasi dari satu tempat ketempat lain, dari satu individu keindividu
lain.
27
Pareno, S. A, Media Massa AntaraRealitas dan Mimpi, Papyrus, Surabaya: 2005. Hal 51.
29
3. Transmission of the social heritage
Media massa memiliki kemampuan mengkomunikasikan nilai-nilai, norma,
dan gaya hidup dari satu generasi lain. Serta adanya sosialisasi dan
pendidikan.
4. Entertainment
Media massa memiliki fungsi untuk menghibur masyarakatnya.
2.4
Televisi sebagai Media Massa
2.4.1
Pengertian Televisi sebagai Media Massa
Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa
karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. 28
Kelebihan televisi sebagai media massa adalah dapat menyampaikan pesannya
secara audio visual, artinya televisi dapat dilihat dan didengar sehingga
memudahkan masyarakat dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan
televisi.
Televisi mampu menyita perhatian tanpa mengenal usia, pekerjaan dan
pendidikan, hal ini karena televisi memiliki sejumlah kelebihan terutama
kemampuannya dalam menyatukan antara fungsi audio dan visual, ditambah
dengan kemampuannya dalam memainkan warna. Penonton leluasa menentukan
saluran mana yang mereka senangi.
28
Riswandi, Dasar dasar-penyiaran, Graha Ilmu. Jakarta : 2009. Hal 2.
30
Selain itu, Tv juga mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga penonton
yang tinggal di daerah-daerah terpencil dapat menikmati siaran Tv. Pendek kata
Tv membawa bioskop ke dalam rumah tangga, mendekatkan dunia yang jauh
kedepan mata tanpa perlu membuang waktu dan uang untuk mengunjungi tempat
tersebut.29
2.4.2
Karakteristik Televisi
Sebagai media massa, tentu televisi memiliki karakteristik. Berikut ini
adalah beberapa karakteristik televisi :30
a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan dapat didengar ( audio ) dan dilihat ( visual ).
Karena sifat audio visual ini, selain kata-kata televisi juga menampilkan
informasi- informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto,
gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa.
b. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses ini, pertama; visualisasi,
yaitu menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan menjadi
gambar-gambar. Kedua; penggambaran, yakni kegiatan merangkai
gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu.
29
30
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: 1998. Hal 35.
Op.cit. Hal 5.
31
c. Pengoperasian / cara kerja yang kompleks
Dibandingkan dengan media radio, pengoperasian televisi lebih
kompleks karena lebih banyak melibatkan orang.
2.5 Program Religi
Pengertian Religi menurut Endang Saifuddin Ashari berarti bentuk-bentuk
yang mempunyai ciri-ciri khas dari kepercayaan dan aktivitas manusia yang biasa
dikenal sebagai kepercayaan dari aktivitas religion, yaitu dalam bentuk ibadah,
kepercayaan terhadap Tuhan, penerimaan atas wahyu yang supranatural dan
penerimaan, keselamatan. 31
Sedangkan program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun
penyiaran yang memenuhi kebutuhan audiensnya, dengan demikian program
memiliki pengertian yang sangat luas.32
Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan program atau tayangan religi adalah gambar hidup yang
didalamnya menceritakan tentang kehidupan manusia sebagai umat yang
beragama, bagaimana cara bertutur kata, berperilaku baik hubungannya terhadap
Tuhan dan hubungan sesama manusia, maupun hubungan lingkungan sekitar.
31
H. Endang Saifuddin Anshara. Agama dan Kebudayaan, Surabaya: PT. Bina Ilmu: 1982. Hal
11.
32
Morissan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, Jakarta : Ramdina Prakarsa
2005. Hal 202.
32
2.6 Persepsi
2.6.1 Pengertian Persepsi
Ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang baru dikenalnya,
biasanya orang mempunyai opini. Opini ini muncul karena orang tersebut
mempunyai persepsi, akar opini ini bersumber tak lain dari persepsi. Persepsi
ditentukan oleh faktor-faktor seperti : 33
1. Latar belakang budaya
2. Pengalaman masa lalu
3. Nilai-nilai yang dianut
4. Berita-berita yang berkembang
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa
persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu : seleksi, organisasi, dan interpretasi.
Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan
organisasi melekat pada interpretasi,
yang
dapat didefinisikan sebagai
“meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi
suatu keseluruhan yang bermakna. Persepsi mencakup penginderaan (sensasi)
melalui alat-alat panca indra (mata,telinga, hidung,kulit, dan lidah), Atensi dan
Interpretasi. Sensasi menunjuk pada pesan yang dikirim ke otak melalui alat-alat
panca indera manusia. Panca indra adalah reseptor yang berfungsi sebagai
penghubung antara otak manusia dengan lingkungan sekitar. Persepsi adalah inti
33
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, PT Pustaka
Utama Grafiti, Jakarta: 2008. Hal 23-24.
33
komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik
dengan penyandian balik.34
Ada beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli
1. Robert A. Baron dan Paul B. Paulus dalam Deddy Mulyana
mengatakan, bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan kita
memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan
kita, dan proses tersebut mempengaruhi prilaku kita.35
2. Brian Fellows dalam Deddy Mulyana mengatakan, bahwa persepsi
adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan
menganalisis informasi.36
3. Joseph A. DeVito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi
sadar akan banyaknya stimuli yang mempengaruhi indra kita. 37
Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi ini merupakan cara pandang
seseorang terhadap sesuatu atau informasi. Bisa saja dalam situasi yang sama,
seseorang akan memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain, hal ini bisa
terjadi karena setiap orang akan melihat sesuatu hal melalui panca indranya.
Namun
setiap
orang
akan
berbeda
dalam
mengikuti,
mengatur,
dan
menginterpretasikan informasi yang masuk.
34
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2005.
(Long.cit Hal 168-169)
35
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 2000.
Hal 167
36
Ibid Hal 168.
37
Ibid Hal168.
34
Dalam uraian mengenai persepsi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Persepsi-persepsi dibangun oleh keempat faktor tersebut, mengenai latar belakang
budaya menyatakan bahwa suatu budaya perusahaan sudah menjadi bagian dari
identitas perusahaan karena disetiap perusahaan atau institusi pasti memiliki
perbedaan budayanya. Suatu perusahaan harus menciptakan budaya yang baik
sehingga publik mendapat nilai-nilai baik pula. persepsi itu lahir dari adanya
pengalaman dimasa lalu yang dipertajam oleh nilai-nilai budaya, nilai-nilai yang
dianut, serta berita-berita yang berkembang. Komponen ini sepertinya
memberikan suatu rekaman dibenak seseorang dan siap diputar kelak dikemudian
hari bila dihadapkan oleh stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokan
dengan rekaman yang ada untuk memberikan suatu interpretasi.
2.6.2 Proses Persepsi
Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan
melihat, mendengar, membau, merasakan dan menyentuh, yakni proses-proses
yang sudah semestinya ada. Namun informasi yang datang dari organ-organ indra,
perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat
dimengerti; dan proses ini dinamakan persepsi.
Meskipun banyak stimulus berbeda-beda yang sampai kepada kita tentang
masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah terbatas pada saat-saat
tertentu. apa yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga
pada proses kognitif yang merefleksikan minat, tujuan, dan harapan seseorang
pada saat itu. Pemusatan persepsi ini disebut “perhatian”.
35
Jalaluddin Rakhmat menggambarkan proses terjadinya persepsi dengan
skema model.38
Stimulus
Atensi
Interpretasi
Kognitif
1. Perhatian (Attention)
Bila kita lihat, yang menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
persepsi adalah perhatian (Attention). Menurut Kenneth E. Anderson seperti yang
dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat dalam buku psikologi komunikasi mengatakan
bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli
menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lain melemah. 39 Dengan
kata lain perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat
indra kita, dan mengesampingkan masukan-masukan alat indra lainnya.
Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsanganrangsangan yang sampai kepada kita, sehingga tidak kita terima secara kacau.
Perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua golongan
besar yaitu, faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor-faktor yang
terdapat pada objek yang diamati itu sendiri, yaitu intensitas atau ukuran, kontras,
pengulangan, dan gerakan. Sedangkan faktor dalam adalah faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri individu yaitu motif, kesediaan dan harapan.40
38
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung : 1994. Hal 51.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung :
2001. Hal 52.
40
Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia Bandung Cetakan I, Bandung: 2003. Hal 448-449.
39
36
Manusia akan lebih memperhatikan hal-hal yang menarik dari pada yang
tidak menarik. Apa saja yang menjadi perhatian kita, dapat lolos dari perhatian
orang lain. Kita hanya ingin melihat apa yang kita lihat, dan mendengar apa yang
ingin kita dengar. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting,
menonjolkan atau melibatkan diri kita.
2. Penafsiran (Interpretasi)
Persepsi juga sering disebut dengan tindakan memberi makna melalui
indra-indra kita untuk menafsirkan suatu informasi dalam bentuk yang lebih
berarti. Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap
pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya,
dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang
dipersepsikan.
Setiap makna yang timbul akan berbeda-beda dengan individu lainnya
dalam menafsirkan informasi. Hal ini karena setiap individu mengorganisasikan
rangasangan yang diterimannya sesuai dengan kenyataan yang ada didirinya. Oleh
karena itu, ragam penafsiran akan muncul pada setiap individu walaupun
stimulinya sama.
3. Pengetahuan (Kognitif)
Persepi adalah sumber pengetahuan tentang dunia, kita ingin mengenali
dunia dan lingkungan yang mengelilingnya. “pengetahuan adalah kekuasaan”
menurut Udai Pareek (1996). Tanpa pengetahuan, kita tidak dapat bertindak
secara efektif. Persepsi adalah sumber utama untuk pengetahuan itu. Persepsi
37
adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji,
dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data. 41
Setelah tahap atensi dan interpretasi, akan muncul suatu respon yang
disebut kognitif atau kognisi. Dimana merupakan suatu keyakinan diri dari
individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan muncul apabila individu telah
mengerti rangsangan tersebut sehingga individu harus diberikan informasiinformasi yang cukup mempengaruhi perkembangan kognisinya.
Terdapat beberapa segi atau proses yang dikemukakan Udai Pareek (1996)
sebagai berikut:42
1. Proses menerima rangsangan
Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra, melihat
sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyetuhnya, sehingga
kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.
2. Proses menyeleksi rangsangan
Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk
memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat
perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan
diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Terdapat dua faktor menentukan
seleksi rangsangan itu, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
41
42
Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia Bandung Cetakan I, 2003: (Op.Cit.Hal 451)
Alex Sobur, Psikologi Umum, Pustaka Setia Bandung Cetakan I, 2003: (Op.Cit.Hal 451-464)
38
Faktor intern yang mempengaruhi seleksi persepsi, dalam menyeleksi
berbagai gejala untuk persepsi, faktor-faktor intern berkaitan dengan diri
sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah kebutuhan psikologis, latar belakang,
pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayan umum, dan penerimaan
diri. Sedangkan Faktor ektern yang dianggap penting pengaruhnnya
persepsi terhadap seleksi rangsangan ialah : intensitas, ukuran, kontras,
gerakan, ulangan, keakraban, sesuatu yang baru.
3. Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutkan diorganisasikan dalam suatu
bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan
yakni:
a. Pengelompokan
Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokan dalam suatu
bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokan rangsangan
itu antara lain : kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip
dijadikan satu kelompok, kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara
satu dan yang lain juga dikelompokan menjadi satu, ada suatu
kecendrungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap
b. Bentuk timbul dan latar
Ini merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik dan
paling
pokok.
Dalam
melihat
rangsangan
atau
gejala,
ada
kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu
39
yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya
berada dilatar belakang.
c. Kemantapan persepsi
Ada
suatu
kecenderungan
perubahan-perubahan
konteks
untuk
tidak
menstabilkan
persepsi,
mempengaruhinya.
dan
Dalam
persepsi dunia tiga dimensional, faktor ketetapan memainkan peranan
yang penting.
4. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu
menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi
persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan
arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.
5. Proses pengecekan
Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses
pengecekan ini mungkin terlalu cepat dan orang mungkin tidak
menyadarinya. Pengecekan ini dapat dilakukan dari waktu kewaktu untuk
menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan oleh data baru.
6. Proses reaksi
Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan dengan
apa yang telah diserap. Hal ini biasannya dilakukan jika seseorang berbuat
sesuatu sehubungan dengan persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak
40
dengan sehubungan dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah
dibentuknya.
Dari uraian diatas dalam beberapa proses yang mempengaruhi persepsi, sangat
berkesinambungan yang dimulai dari proses penerimaan rangsangan hingga
proses reaksi penerima pesan itu dari seluruh proses tersebut akan menciptakan
suatu persepsi seseorang.
2.7 Khalayak
Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur
khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil atau setidaknya suatu proses
komunikasi ditentukan oleh khalayak. Khalayak dalam studi komunikasi bisa
berupa individu, kelompok dan masyarakat. 43
Khalayak kian penting bagi media, karena hal itulah yang diperhatikan
pengiklan. Pengiklan selalu berusaha memastikan uang yang dikeluarkannya tidak
sia-sia. Karenanya mereka selalu berusaha mencari tahu seberapa jauh khalayak
dari suatu koran, majalah, radio dan televisi bisa diandalkan untuk iklan dan tidak
sekedar melihat data jumlah khalayaknya saja. Mereka juga akan mengorek
program apa yang paling digemari, jam berapa khalayak menyimak pesan media,
jenis media apa yang paling cocok untuk produk yang hendak di iklankan dan
sebagainya. 44
43
44
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: 1998. Hal 151.
The Odore Paterson, Media Massa dan Masyarakat Modern, Bandung: 2004. Hal 309.
41
2.7.1 Krakteristik Khalayak
Khalayak memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Khalayak sebagai Penggarap Informasi
Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima
bersifat selektif. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan bentuk
informasi tentu akan melakukan decoding. Isi pesan tidak akan dicerna atau diolah
karena tidak masuk dalam kerangka pengetahuan dan pengalaman hidupnya atau
karena dipandang tidak sesuai dengan keperluan, minat dan keinginannya.
2.
Khalayak Sebagai “Problem Solver”
Khalayak jelas tidak terlepas dari permaslahan kehidupan yang mereka
hadapi. Mereka juga akan selalu berupaya mencari cara pemecahannya. Dengan
demikian informasi atau pesan uang dipandang tidak membantu mereka dalam
memecahkan masalah atau mungkin penambah kesulitan baru, jelas tak akan
dapat perhatian mereka.
3.
Khalayak Sebagai mediator
Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak
sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bisa
melalui barbagai tahap dan barisan.
42
4.
Khalayak yang Mencari Pembela
Seseorang memilih suatu medium tertentu dengan alasan bahwa informasi
yang di peroleh dari medium tersebut mampu mendukung atau memperkuat
keyakinannya.
5.
Khalayak Sebagai Anggota Kelompok
Sebagai makhluk sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai
kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun informal.
6.
Khalayak Sebagai Kelompok
Penyajian informasi/pesan dengan sendirinya akan disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik dari kelompok khalayak sasaran.
7.
Selera Khalayak
Agar penyampaian informasi mencapai sasarannya, terlebih dahulu perlu
diketahui apa dan bagaimana selera dari calon sasaran khalayak yang akan dituju.
Selera khalayak ini biasa berubah-ubah.45
45
Ibid.
43
2.8 Model S-R
Model Stimulus-Respons (S-R) adalah model komunikasi yang paling
dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran
behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respons.
STIMULUS
RESPONS
Model ini menunjukan komunikasi sebagai proses aksi-reaksi yang sangat
sederhana. Bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita, dan kemudian
wanita itu tersipu malu, atau bila saya tersenyum dan kemudian Anda membalas
senyuman saya, itulah pola S-R. Jadi model S-R mengasumsikan bahwa kata-kata
verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakantindakan tertentu yang merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan
cara tertentu. Oleh karena itu Anda dapat menganggap proses ini sebagai
pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat
timbal-balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan
komunikasi (communication act) berikutnya.
Sebagai contoh, ketika seseorang yang anda kagumi atau menarik
perhatian anda tersenyum kepada anda tersenyum kepada nda ketika berpapasan
di jalan, boleh jadi anda akan membalas senyumannya, karena anda merasa
senang. Pada gilirannya, merasa mendapatkan sambutan, orang tadi bertanya
kepada anda, “Mau ke mana?” Lalu anda menjawab “Mau kuliah.” Ia pun
melambaikan tangan pula. Di kampus masih mengenang peristiwa sebelumnya
44
yang menyenangkan, anda juga tersenyum-senyum kepada orang lain dan
mendapatkan tanggapan dari teman anda, “ Kok kamu tampak bahagia sekali,
sih.” Begitulah seterusnya.
Pola S-R ini dapat pula berlangsung negatif, misalnya orang pertama
menatap orang kedua dengan tajam, dan orang kedua balik menatap, menunduk
malu, memalingkan wajah, atau membentak, “ apa lihat-lihat? Nantang, ya?” atau,
orang pertama melotot dan orang kedua ketakutan.
Model S-R mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya
yang berkenaan dengan faktor manusia. Secara implisit ada asumsi alam model SR ini bahwa perilaku (respons) manusia dapat di ramalkan. Ringkasnya,
komunikasi dianggap statis; manusia dianggap berperilaku karena kekuatan dari
luar (stimulus), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya.
Model ini lebih sesuai bila di terapkan pada sistem pengendalian suhu udara alihalih pada perilaku manusia. 46
46
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung: 2008. Hal
143- 145.
Download